DINAS LINGKUNGAN HIDUP

INFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON
(BPO) DI PROVINSI JAMBI

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa,
sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Berdasarkan Peraturan
Presiden RI No.71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah
Kaca Nasional disebutkan bahwa terdapat enam jenis gas yang digolongkan
sebagai gas rumah kaca yaitu :
1. Karbondioksida (CO2),
2. Dinitro oksida (N2O),
3. Metana (CH4),
4. Sulfur heksafluorida (SF6),
5. Perfluorokarbon (PFCs),
6. Hidroclorofluorokarbon (HCFCs).
HCFC selain memiliki nilai potensi pemanasan global yang cukup tinggi juga
merupakan Bahan Perusak Ozon (BPO). Untuk itu seluruh negara pihak Protokol
Montreal sepakat untuk menghapuskan konsumsi dan produksi HCFC. HCFC
digunakan untuk bahan pendingin, bahan pengembang busa (blowing agent),
pemadam api dan solvent (pelarut) di Indonesia. Konsumsi HCFC di Indonesia sejak

tahun 2007 terus meningkat hingga tahun 2010. Dengan adanya keputusan
percepatan penghapusan konsumsi HCFC, Indonesia mulai mengantisipasi
pengendalian impor HCFC ke Indonesia dengan menerapkan kuota impor.
Berdasarkan hasil survey tahun 2009, 83% penggunaan HCFC adalah untuk sektor
servis dan sebesar 17% untuk industri manufaktur (KLH, 2014).
Ozon adalah molekul yang tersusun atas 3 atom O yang secara alami
membentuk gas menyerap radiasi ultraviolet pada panjang gelombang tertentu.
Molekul ozon dijumpai pada dua lapisan di atmosfer. Sekitar 90% ozon berada pada
lapisan stratosfer pada ketinggian 10 hingga 50 km diatas permukaan bumi. Ozon

pada ketinggian tersebut terkonsentrasi membentuk lapisan ozon. Sedangkan 10%
ozon lainnya berada pada lapisan atmosfer yang lebih rendah atau yang dikenal
dengan troposfer. Molekul moekul ozon dikedua lapisan tersebut secara kimiawi
sama yaitu mengandung tiga atom oksigen dan memiliki rumus kimia O3. Akan tetapi
ozon pada kedua lapisan yang berlainan tersebut memiliki pengaruh yang sangat
berbeda terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya. Ozon stratosfer mempunyai
peranan penting karena mampu menyerap sebagaian besar radiasi ultraviolet B dari
matahari (UV-B), sehingga hanya sejumlah kecil yang lolos dan sampai permukaan
bumi. Tanpa penyaringan oleh lapisan ozon, maka akan lebih banyak lagi UV-B
yang melewati atmosfer dan mencapai permukaan bumi.


Senyawa kimia perusak ozon yang biasa disebut sebagai bahan perusak
ozon (BPO) adalah bahan bahan kimia yang berpotensi dapat bereaksi dengan
molekul molekul ozon di stratosfer. Senyawa tersebut mengandung berbagai
kombinasi elemen kimia klorin, florin, bromine, karbon, dan hydrogen dari kelompok

halikarbon, secara garis besar BPO dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis
yaitu:
1. CloroFluorocarbons (CFCs)
2. Hydro- CloroFluorocarbons (HCFCs)
3. Halon
4. Hydro- BromoFluorocarbons (HBFCs)
5. Bromochloromethane
6. Methyl Chloroform
7. Carbon Tetrachloride
8. Methyl bromide

BPO terlepas ke atmosfer dari berbagai cara yaitu dari kegiatan industri
manufaktur dan servis peralatan yang mengandung BPO. Potensi terbesar
pelepasan BPO ke udara adalah berasal dari kegiatan service peralatan pendingin,

karena umumnya teknisi melakukan pekerjaan perawatan/perbaikan sistem dengan
tidak menggunakan peralatan memadai yang dapat mengambil kembali BPO dari
dalam sistem, sehingga BPO langsung terbuang ke udara. Begitu BPO terlepas ke
atmosfer dengan sifatnya yang sangat stabil, BPO akan bercampur dengan udara.
Dengan adanya pergerakan udara, proses thermodinamika, serta proses difusi, BPO
akan mencapai lapisan stratosfer. Oleh karena BPO umumnya mempunyai umur
tinggal yang panjang diatmosfer maka sebagian besar BPO akan mencapai
stratosfer.
Potensi suatu jenis bahan kimia untuk merusak ozon dinyatakan dengan
istilah ozone depletion potential (ODP). Masing masing jenis BPO memiliki nilai ODP
yang berbeda, mengacu pada nilai ODP yang berbeda, mengacu pada nilai ODP
CFC 11/CFC 12 yang diberi indeks angka 1. Tabel berikut menampilkan nilai ODP
beberapa jenis BPO.

Tabel 1 Jenis Jenis BPO dan Potensi Kerusakan Ozon

Ozon terbentuk di stratosfer ketika energi matahari mengenai molekul O 2 dan
menyebabkan 2 atom oksigen terpecah, selanjutnya atau oksigen bebas tersebut
bergabung dengan molekul oksigen yang lain dan membentuk ozon (O 3). Ozon
dapat pecah secara alami di atmosfer oleh reaksi kimia dari berbagaui campuran

bahan kimia yang mengandung nitrogen, hidrogen dan klorin yang terdapat dialam
dalam jumlah sangat kecil, walaupun fenomena alam dapat menyebabkan
kehilangan ozon, tetapi klorin dan bromin yang terurai dari senyawa sintetik seperti
misalnya Chlorofluorocarbon atau CFC juga telah dilaporkan sebagai penyebab
terjadinya perusakan ozon. Dengan adanya sinar ultraviolet maka molekul CFC akan
terurai dan membebaskan atom klorin (Cl). Atom klorin yang terbebas kemudian
menyerang ozon melalui proses reaksi sebagai berikut:
Cl + O3 = ClO + O2
ClO + O = Cl + O2
O + O3 = 2O2

Pada reaksi pertama atom klorin memecah ozon membentuk klorin
monoksida (ClO) dan oksigen normal (O2). Pada reaksi kedua, atom Cl diregenerasi
dan bebas untuk memulai siklus tersebut secara berulang-ulang. Atom oksigen yang
hilang pada reaksi yang kedua adalah setara dengan molekul ozon lainnya karena O
dan O2 membentuk ozon (O3). Pemecahan molekul ozon terjadi berantai sehingga
satu atom klorin dapat memecah sampai 10.000 – 100.000 molekul atom.
BLHD Provinsi Jambi pada tahun 2014, telah melakukan identifikasi jenis
dan perhitungan penggunaan BPO di Provinsi Jambi. Dari hasil kegiatan tersebut,
didapatkan persentase penggunaan BPO untuk kabupaten/kota se-Provinsi Jambi

adalah sebagai berikut.

Tabel 2 Jenis dan Penggunaan BPO di Provinsi Jambi
No.

Kabupaten/Kota

1

Merangin

2

Sarolangun

3

Tanjung Jabung Barat

4

5

Tanjung Jabung Timur
Batang Hari

6

Bungo

7
8

Tebo
Kerinci

9

Sungai Penuh

10

11

Muaro Jambi
Kota Jambi

Jenis
BPO
R22
R134a
R410
R600
R22
R134a
R12
R22
R134a
R410
R134a
R12
R22

R134a
R22
R134a
R 410
R 123
R134a
R22
R134a
R600
R22
R134a
R12
R22
-

Jumlah per Jenis
Kg/Tahun
7,833.6
13,708.8
1,305.6

1,305.6
5,875.2
6,038.4
2.0
326.4
65.4
163.2
4,243.2
652.8
163.2
383.8
16,320.0
10,405.2
816.0
29,376.0
163.2
163.2
163.2
4.68
163.2

1632
1305.6
163.2
Jumlah

Jumlah BPO
Kg/Tahun

%

24,153.6

23.51

11,913.6

11.60

557.0


0.54

4,243.2
1,199.8

4.13
1.17

56,917.2

55.40

163.2
331.1

0.16
0.32

3100.8

3.02

163.2
0
102,742.6

0.16
0.00
100.0

Persentase Penggunaan BPO
Provinsi Jambi 2014
R600
1%

R22
30%

R123
29%

R410
2%
R12
2%

R134a
36%

Tabel 3 Presentase Penggunaan per Jenis BPO di Provinsi Jambi
JENIS BPO
R22
R134a
R12
R410
R123
R600
Total

JUMLAH PER JENIS
KG/TAHUN

%
31,008.0
36,803.2
1,960.4
2,284.8
29,376.0
1,305.6
102,738.0

30.18
35.82
1.91
2.22
28.59
1.27
100.00