DINAS LINGKUNGAN HIDUP
INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI PROVINSI JAMBI
Saat ini banyak kota besar yang kekurangan ruang terbuka hijau atau yang sering disingkat
sebagai RTH. Padahal, RTH ini memiliki beberapa manfaat penting bagi sebuah kota. RTH
merupakan salah satu elemen perkotaan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan dan
aktivitas penduduk, karena pada dasarnya RTH merupakan unsur alamiah yang sangat berperan
dalam mewujudkan kota yang berwawasan lingkungan (Branch, 1995).
Ruang hijau dengan tanaman atau vegetasi hijaunya baik berupa pohon, semak, maupun
rumput di ruang terbuka mempunyai nilai ekologi untuk keseimbangan alam, yaitu dapat
mengurangi dampak negatif akibat kegiatan manusia seperti mengabsorbsi polutan udara,
menurunkan suhu, meresapkan air hujan, menangkal suara, dan sebagainya. Selain itu ruang
terbuka juga mempunyai nilai sosial, budaya, dan psikologis yang dibutuhkan oleh penduduk
kota (Bradly dan Millward dalam Rahmi, 2002).
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, Ruang
Terbuka
Hijau
(RTH)
adalah
area
memanjang/jalur
dan/atau
mengelompok,
yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam serta ditetapkan bahwa RTH minimal harus memiliki
luasan 30 persen dari luas total wilayah kota, dengan proporsi 20 persen sebagai RTH publik dan
10 persen sebagai RTH privat.
Penyediaan RTH diatur pula dalam Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di perkotaan dan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan yang dimaksudkan untuk
menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi:
a. kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;
b. kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;
c. area pengembangan keanekaragaman hayati;
d. area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;
e. tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;
f. tempat pemakaman umum;
g. pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;
h. pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;
i. penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria
pemanfaatannya;
j. area mitigasi/evakuasi bencana; dan
k. ruang penempatan pertandaan ( signage ) sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak
mengganggu fungsi utama RTH tersebut.
BLHD Provinsi Jambi pada tahun 2015, telah melakukan analisis kebutuhan RTH Provinsi
Jambi. Dari hasil perhitungan, didapatkan persentase RTH serta penggunaan ruang untuk
bangunan fisik / Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) untuk kabupaten/kota se-Provinsi Jambi
adalah sebagai berikut.
RTNH
5%
KABUPATEN KERINCI
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH Alami
29%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
66%
Gambar 1 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Kerinci
RTNH
23%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
1%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
29%
KABUPATEN MERANGIN
RTH Alami
47%
Gambar 2 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Merangin
RTNH
33%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH Alami
38%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
29%
KABUPATEN SAROLANGUN
Gambar 3 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Sarolangun
RTNH
25%
RTH Alami
40%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
35%
KABUPATEN BATANG HARI
Gambar 4 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Batang Hari
RTNH
32%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
38%
RTH Alami
30%
KABUPATEN MUARO JAMBI
Gambar 5 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Muaro Jambi
RTH Alami
RTNH
38%
38%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
24%
KABUPATEN TANJUNG
JABUNG TIMUR
Gambar 6 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
RTNH
8%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
KABUPATEN TANJUNG
JABUNG BARAT
RTH Alami
53%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
39%
Gambar 7 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
RTNH
30%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
KABUPATEN TEBO
RTH Alami
44%
Gambar 8 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Tebo
RTNH
27%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi2
41%
RTH Alami
32%
KABUPATEN BUNGO
Gambar 9 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Bungo
RTH Alami
0%
KOTA JAMBI
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi2
12%
RTNH
64%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
24%
Gambar 10 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kota Jambi
RTNH
23%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
1%
KOTA SUNGAI PENUH
Gambar 11 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kota Sungai Penuh
Tabel 1 Persentase Total RTH Kabupaten Kota se-Provinsi Jambi
No
1
Kab/Kota
Luas
Wilayah
RTH
Alami/Kawasan
Hutan
RTH Kawasan
Ekonomi
(Ha)
(Ha)
(Ha)
Kerinci
RTH
Binaan/Kawasan
Rekreasi dan
Ekologis
(Ha)
RTNH
% RTH
(Ha)
222,962.00
96,910.00
-
15,655.00
95.33
335,527
2
Merangin
360,779.91
220,573.00
8,102.50
178,444.59
76.76
234,525.91
182,618.00
-
201,256.09
67.46
3
Sarolangun
767,900
618,400
4
Batang Hari
580,400
232,057.33
205,069.00
13.00
143,260.67
75.32
5
Muaro Jambi
532,600
160,186.00
204,836.00
-
167,578.00
68.54
6
544,500
205,718.00
131,109.00
-
207,673.00
61.86
464,985
245,881.00
182,763.00
-
36,341.00
92.18
8
Tanjung Jabung
Timur
Tanjung Jabung
Barat
Tebo
646,100
283,675.00
171,251.00
12.37
191,161.63
70.41
7
9
Bungo
465,900
148,010.00
193,326.00
23.91
124,540.09
73.27
10
Kota Jambi
20,543
-
2,447.00
5,017.12
13,078.88
36.33
11
Sungai Penuh
39,150
24,503.00
5,462.00
270.10
8,914.90
77.23
5,016,005
2,118,298.15
1,596,364.00
13,439.00
1,287,903.85
74.32
Jumlah
Sumber : Hasil perhitungan, 2015
Kebutuhan RTH Berdasarkan Luas Wilayah
Uundang-undang Penataan Ruang mensyaratkan proporsi RTH minimal adalah 30 persen dengan
bagian RTH Publik sebesar 20 persen dan RTH Privat sebesar 10 persen. RTH Publik adalah
RTH yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.
Tabel 2 Luas Ideal RTH Kabupaten Kota se-Provinsi Jambi
No
Kab/Kota
Luas
Wilayah
(Ha)
Kerinci
335,527
1
Merangin
767,900
2
Sarolangun
618,400
3
Batang Hari
580,400
4
Muaro Jambi
532,600
5
Tanjung Jabung Timur
544,500
6
Tanjung Jabung Barat
464,985
7
Tebo
646,100
8
Bungo
465,900
9
20,543
10 Kota Jambi
39,150
11 Sungai Penuh
5,016,005
Jumlah
Sumber : Hasil analisis, 2015
Luas Ideal RTH
(Ha)
Total
100,658.10
230,370.00
185,520.00
174,120.00
159,780.00
163,350.00
139,495.50
193,830.00
139,770.00
6,162.90
11,745.00
Publik
67,105.40
153,580.00
123,680.00
116,080.00
106,520.00
108,900.00
92,997.00
129,220.00
93,180.00
4,108.60
7,830.00
Privat
33,552.70
76,790.00
61,840.00
58,040.00
53,260.00
54,450.00
46,498.50
64,610.00
46,590.00
2,054.30
3,915.00
Tetapi karena sebagian besar kabupaten/kota se-Provinsi Jambi belum memiliki data eksisting
RTH binaan (publik maupun privat) yang akurat dan terinci sampai pada level pemerintahan
terendah sehingga data RTH yang bisa disajikan adalah seperti tabel 3 berikut.
Tabel 3 Luas RTH Eksisting Kabupaten Kota se-Provinsi Jambi
No
Kab/Kota
Luas
Wilayah
(Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kerinci
Merangin
Sarolangun
Batang Hari
Muaro Jambi
Tanjung Jabung Timur
Tanjung Jabung Barat
Tebo
Bungo
Kota Jambi
Sungai Penuh
Jumlah
335,527.00
767,900.00
618,400.00
580,400.00
532,600.00
544,500.00
464,985.00
646,100.00
465,900.00
20,543.00
39,150.00
5,016,005.00
Sumber : Hasil perhitungan, 2015
Luas RTH Eksisting
Alami
222,962.00
360,779.91
234,525.91
232,057.33
160,186.00
205,718.00
245,881.00
283,675.00
148,010.00
24,503.00
2,118,298.15
Binaan
(Publik)
8,102.50
13.00
12.37
23.91
5,017.12
270.10
13,439.00
%
Total
Alami
Binaan
222,962.00
368,882.41
234,525.91
232,070.33
160,186.00
205,718.00
245,881.00
283,687.37
148,033.91
5,017.12
24,773.10
2,131,737.15
66.4513
46.9827
37.9246
39.9823
30.0762
37.7811
52.8793
43.9057
31.7686
0.0000
62.5875
42.2308
0.0000
1.0552
0.0000
0.0022
0.0000
0.0000
0.0000
0.0019
0.0051
24.4225
0.6899
0.2679
Sungai Penuh
Kota Jambi
Bungo
Tebo
Tanjung Jabung Barat
Luas Eksisting RTH
Kab/Kota
Tanjung Jabung Timur
Muaro Jambi
Luas Wilayah Kab/Kota
Batang Hari
Sarolangun
Merangin
Kerinci
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
Grafik 1 Perbandingan Luas Wilayah dengan Luas Eksisting RTH Masing-masing
Kab/Kota Se-Provinsi Jambi
Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
Untuk menentukan luas RTH dilakukan dengan mengalikan antara jumlah penduduk dengan
standar luas RTH perpenduduk sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan pemanfaatan RTH di Kawasan
Perkotaan yaitu 20 m2/penduduk. Tabel 4 berikut akan menampilkan kebutuhan RTH
berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi.
Tabel 4 Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk Kabupaten Kota se-Provinsi
Jambi
No
Kab/Kota
Luas RTH
Eksisiting
Jumlah
Penduduk
Total Kebutuhan
RTH
(Ha)
(jiwa)
(Ha)
Surplus
RTH
%
Surplus
1
Kerinci
222,962.00
326,272
652.54
22,309.46
66.26
2
Merangin
368,882.41
358,530
717.06
368,165.35
47.94
3
Sarolangun
234,525.91
267,549
535.10
233,990.81
37.84
4
Batang Hari
232,070.33
258,016
516.03
231,554.30
39.90
5
Muaro Jambi
160,186.00
376,619
753.24
159,432.76
29.93
6
Tanjung Jabung Timur
205,718.00
212,218
424.44
205,293.56
37.70
7
Tanjung Jabung Barat
245,881.00
301,469
602.94
245,278.06
52.75
8
Tebo
283,687.37
321,641
643.28
283,044.09
43.81
148,033.91
329,934
659.87
147,374.04
31.63
5,017.12
569,331
1,138.66
3,878.46
18.88
24,773.10
84,965
169.93
24,603.17
62.84
9
Bungo
10
Kota Jambi
11
Sungai Penuh
Sumber : Hasil analisis, 2015
Terlihat dari tabel diatas, jika total kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk dibandingkan
dengan luas RTH eksisting kabupaten/kota maka didapatkan surplus RTH pada masing-masing
kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dengan presentase yang cukup besar karena jumlah penduduk
yang masih sedikit pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
Kebutuhan RTH Berdasarkan Kebutuhan Oksigen
Luasan kebutuhan hutan kota berdasarkan kebutuhan oksigen, dapat juga dilakukan dengan
metode Gerakis dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008. Dari hasil
perhitungan, total kebutuhan RTH berdasarkan konsumsi oksigen penduduk, ternak dan
kendaraan dibandingkan dengan luas RTH eksisting kabupaten/kota maka didapatkan surplus
RTH pada masing-masing kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dengan presentase yang cukup
besar karena jumlah konsumsi oksigen penduduk, ternak dan kendaraan yang masih relatif
sedikit pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Adapun hasil perhitungan total
kebutuhan RTH berdasarkan konsumsi oksigen penduduk, ternak dan kendaraan akan
ditampilkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 5 Kebutuhan RTH Berdasarkan Kebutuhan Oksigen Penduduk, Ternak, dan
Kendaraan Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi
Total Kebutuhan
RTH
Konsumsi Oksigen (gram/hari)
No
Kab/Kota
%
Surplus
Penduduk
Ternak
Kendaraan
1
Kerinci
281,899,008
6,251,730
306,053,657
586.87
222,375.13
99.74
2
Merangin
309,769,920
98,144,170
216,808,773
617.01
368,265.40
99.83
3
Sarolangun
231,162,336
11,916,710
205,076,298
442.62
234,083.29
99.81
4
Batang Hari
222,925,824
12,273,570
946,209,278
1,166.82
230,903.51
99.50
5
Muaro Jambi
325,398,816
14,138,140
698,136,607
1,024.86
159,161.14
99.36
6
Tanjung Jabung Timur
183,356,352
35,245,590
347,663,333
559.27
205,158.73
99.73
7
Tanjung Jabung Barat
260,469,216
10,180,700
192,734,595
457.66
245,423.34
99.81
8
Tebo
277,897,824
11,101,540
215,462,920
498.23
283,189.14
99.82
9
Bungo
285,062,976
600,285,290
574,032,248
1,441.36
146,592.55
99.03
10
Kota Jambi
491,901,984
95,697,650
693,663,619
1,265.45
3,751.67
74,78
11
Sungai Penuh
73,409,760
-
170,713,558
241.11
24,531.99
99,03
2,943,254,016
895,235,090
4,566,554,887
Jumlah Kebutuhan
Oksigen
(Ha)
Surplus
RTH
8,301.28
Analisis Manfaat RTH pada Perbaikan Kualitas Lingkungan
Berdasarkan perhitungan kemampuan memproduksi oksigen serta menyerap karbondioksida,
maka RTH di Provinsi Jambi memiliki kemampuan sebagai berikut :
Tabel 6 Manfaat RTH Kabupaten Kota se-Provinsi Jambi
No
Luas RTH Eksisiting
Produksi O2
(Ha)
222,962.00
(kg/hari)
133,777,200
(kg/hari)
200,665,800
Kab/Kota
Penerima CO2
1
Kerinci
2
Merangin
368,882.41
221,329,446
331,994,169
3
Sarolangun
234,525.91
140,715,546
211,073,319
4
Batang Hari
232,070.33
139,242,198
208,863,297
5
Muaro Jambi
160,186.00
96,111,600
144,167,400
6
Tanjung Jabung Timur
205,718.00
123,430,800
185,146,200
7
Tanjung Jabung Barat
245,881.00
147,528,600
221,292,900
8
Tebo
283,687.37
170,212,422
255,318,633
9
Bungo
148,033.91
88,820,346
133,230,519
10
Kota Jambi
5,017.12
3,010,272
4,515,408
11
Sungai Penuh
24,773.10
14,863,860
22,295,790
2,131,737
Sumber : Hasil perhitungan, 2015
1,279,042,290
1,918,563,435
Gambaran Pengelolaan RTH di Provinsi Jambi
1. Dalam rencana pembangunan dan
pengembangan RTH yang fungsional suatu wilayah
perkotaan, ada 4 (empat) hal utama yang harus diperhatikan yaitu :
1) Luas RTH minimum yang diperlukan dalam suatu wilayah perkotaan ditentukan secara
komposit oleh tiga komponen berikut ini, yaitu:
a.
Kapasitas atau daya dukung alami wilayah
b.
Kebutuhan per kapita (kenyamanan, kesehatan, dan bentuk pelayanan lainnya)
c.
Arah dan tujuan pembangunan kota
2) Lokasi lahan kota yang potensial dan tersedia untuk RTH
3) Sruktur dan pola RTH yang akan dikembangkan (bentuk, konfigurasi, dan distribusi)
4) Seleksi tanaman sesuai kepentingan dan tujuan pembangunan kota.
2. Sebagian besar kabupaten/kota se-Provinsi Jambi belum memiliki data eksisting RTH binaan
(publik maupun privat) yang akurat dan terinci sampai pada level pemerintahan terendah
namun masing-masing kabupaten/kota se-Provinsi Jambi memiliki kawasan hutan yang cukup
luas dengan persentase yang besar.
3. Luas RTH eksisting kabupaten/kota jika dibandingkan dengan ;
a. total kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk,
b. total kebutuhan RTH berdasarkan konsumsi oksigen penduduk, ternak dan kendaraan,
maka didapatkan surplus RTH pada masing-masing kabupaten/kota se-Provinsi Jambi
dengan presentase yang cukup besar karena jumlah penduduk ternak dan kendaraan yang
masih sedikit pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
4. Manfaat RTH pada perbaikan kualitas lingkungan di Provinsi Jambi adalah sebagai produsen
oksigen sebanyak 1,279,042,290 kg/hari dan penerima karbondioksia sebanyak 1,918,563,435
kg/hari.
5. Lemahnya kelembagaan pengelolaan RTH
Belum optimalnya penegakan aturan main pengelolaan RTH
Belum jelasnya bentuk kelembagaan pengelola RTH
Belum terdapatnya tata kerja pengelolaan RTH yang jelas
6. Lemahnya peran stake holders
Lemahnya persepsi masyarakat
Lemahnya pengertian masyarakat dan pemerintah
7. Keterbatasan lahan kota untuk peruntukan RTH
Belum optimalnya pemanfaatan lahan terbuka yang ada di kota untuk RTH fungsional
DI PROVINSI JAMBI
Saat ini banyak kota besar yang kekurangan ruang terbuka hijau atau yang sering disingkat
sebagai RTH. Padahal, RTH ini memiliki beberapa manfaat penting bagi sebuah kota. RTH
merupakan salah satu elemen perkotaan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan dan
aktivitas penduduk, karena pada dasarnya RTH merupakan unsur alamiah yang sangat berperan
dalam mewujudkan kota yang berwawasan lingkungan (Branch, 1995).
Ruang hijau dengan tanaman atau vegetasi hijaunya baik berupa pohon, semak, maupun
rumput di ruang terbuka mempunyai nilai ekologi untuk keseimbangan alam, yaitu dapat
mengurangi dampak negatif akibat kegiatan manusia seperti mengabsorbsi polutan udara,
menurunkan suhu, meresapkan air hujan, menangkal suara, dan sebagainya. Selain itu ruang
terbuka juga mempunyai nilai sosial, budaya, dan psikologis yang dibutuhkan oleh penduduk
kota (Bradly dan Millward dalam Rahmi, 2002).
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, Ruang
Terbuka
Hijau
(RTH)
adalah
area
memanjang/jalur
dan/atau
mengelompok,
yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam serta ditetapkan bahwa RTH minimal harus memiliki
luasan 30 persen dari luas total wilayah kota, dengan proporsi 20 persen sebagai RTH publik dan
10 persen sebagai RTH privat.
Penyediaan RTH diatur pula dalam Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di perkotaan dan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan yang dimaksudkan untuk
menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi:
a. kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;
b. kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;
c. area pengembangan keanekaragaman hayati;
d. area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;
e. tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;
f. tempat pemakaman umum;
g. pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;
h. pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;
i. penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria
pemanfaatannya;
j. area mitigasi/evakuasi bencana; dan
k. ruang penempatan pertandaan ( signage ) sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak
mengganggu fungsi utama RTH tersebut.
BLHD Provinsi Jambi pada tahun 2015, telah melakukan analisis kebutuhan RTH Provinsi
Jambi. Dari hasil perhitungan, didapatkan persentase RTH serta penggunaan ruang untuk
bangunan fisik / Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) untuk kabupaten/kota se-Provinsi Jambi
adalah sebagai berikut.
RTNH
5%
KABUPATEN KERINCI
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH Alami
29%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
66%
Gambar 1 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Kerinci
RTNH
23%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
1%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
29%
KABUPATEN MERANGIN
RTH Alami
47%
Gambar 2 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Merangin
RTNH
33%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH Alami
38%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
29%
KABUPATEN SAROLANGUN
Gambar 3 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Sarolangun
RTNH
25%
RTH Alami
40%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
35%
KABUPATEN BATANG HARI
Gambar 4 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Batang Hari
RTNH
32%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
38%
RTH Alami
30%
KABUPATEN MUARO JAMBI
Gambar 5 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Muaro Jambi
RTH Alami
RTNH
38%
38%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
24%
KABUPATEN TANJUNG
JABUNG TIMUR
Gambar 6 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
RTNH
8%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
KABUPATEN TANJUNG
JABUNG BARAT
RTH Alami
53%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
39%
Gambar 7 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
RTNH
30%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi
KABUPATEN TEBO
RTH Alami
44%
Gambar 8 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Tebo
RTNH
27%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
0%
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi2
41%
RTH Alami
32%
KABUPATEN BUNGO
Gambar 9 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kabupaten Bungo
RTH Alami
0%
KOTA JAMBI
RTH yang memiliki
fungsi ekonomi2
12%
RTNH
64%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
24%
Gambar 10 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kota Jambi
RTNH
23%
RTH yang memiliki
fungsi rekreasi dan
ekologis
1%
KOTA SUNGAI PENUH
Gambar 11 Persentase RTH Masing-masing Kawasan di Kota Sungai Penuh
Tabel 1 Persentase Total RTH Kabupaten Kota se-Provinsi Jambi
No
1
Kab/Kota
Luas
Wilayah
RTH
Alami/Kawasan
Hutan
RTH Kawasan
Ekonomi
(Ha)
(Ha)
(Ha)
Kerinci
RTH
Binaan/Kawasan
Rekreasi dan
Ekologis
(Ha)
RTNH
% RTH
(Ha)
222,962.00
96,910.00
-
15,655.00
95.33
335,527
2
Merangin
360,779.91
220,573.00
8,102.50
178,444.59
76.76
234,525.91
182,618.00
-
201,256.09
67.46
3
Sarolangun
767,900
618,400
4
Batang Hari
580,400
232,057.33
205,069.00
13.00
143,260.67
75.32
5
Muaro Jambi
532,600
160,186.00
204,836.00
-
167,578.00
68.54
6
544,500
205,718.00
131,109.00
-
207,673.00
61.86
464,985
245,881.00
182,763.00
-
36,341.00
92.18
8
Tanjung Jabung
Timur
Tanjung Jabung
Barat
Tebo
646,100
283,675.00
171,251.00
12.37
191,161.63
70.41
7
9
Bungo
465,900
148,010.00
193,326.00
23.91
124,540.09
73.27
10
Kota Jambi
20,543
-
2,447.00
5,017.12
13,078.88
36.33
11
Sungai Penuh
39,150
24,503.00
5,462.00
270.10
8,914.90
77.23
5,016,005
2,118,298.15
1,596,364.00
13,439.00
1,287,903.85
74.32
Jumlah
Sumber : Hasil perhitungan, 2015
Kebutuhan RTH Berdasarkan Luas Wilayah
Uundang-undang Penataan Ruang mensyaratkan proporsi RTH minimal adalah 30 persen dengan
bagian RTH Publik sebesar 20 persen dan RTH Privat sebesar 10 persen. RTH Publik adalah
RTH yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.
Tabel 2 Luas Ideal RTH Kabupaten Kota se-Provinsi Jambi
No
Kab/Kota
Luas
Wilayah
(Ha)
Kerinci
335,527
1
Merangin
767,900
2
Sarolangun
618,400
3
Batang Hari
580,400
4
Muaro Jambi
532,600
5
Tanjung Jabung Timur
544,500
6
Tanjung Jabung Barat
464,985
7
Tebo
646,100
8
Bungo
465,900
9
20,543
10 Kota Jambi
39,150
11 Sungai Penuh
5,016,005
Jumlah
Sumber : Hasil analisis, 2015
Luas Ideal RTH
(Ha)
Total
100,658.10
230,370.00
185,520.00
174,120.00
159,780.00
163,350.00
139,495.50
193,830.00
139,770.00
6,162.90
11,745.00
Publik
67,105.40
153,580.00
123,680.00
116,080.00
106,520.00
108,900.00
92,997.00
129,220.00
93,180.00
4,108.60
7,830.00
Privat
33,552.70
76,790.00
61,840.00
58,040.00
53,260.00
54,450.00
46,498.50
64,610.00
46,590.00
2,054.30
3,915.00
Tetapi karena sebagian besar kabupaten/kota se-Provinsi Jambi belum memiliki data eksisting
RTH binaan (publik maupun privat) yang akurat dan terinci sampai pada level pemerintahan
terendah sehingga data RTH yang bisa disajikan adalah seperti tabel 3 berikut.
Tabel 3 Luas RTH Eksisting Kabupaten Kota se-Provinsi Jambi
No
Kab/Kota
Luas
Wilayah
(Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kerinci
Merangin
Sarolangun
Batang Hari
Muaro Jambi
Tanjung Jabung Timur
Tanjung Jabung Barat
Tebo
Bungo
Kota Jambi
Sungai Penuh
Jumlah
335,527.00
767,900.00
618,400.00
580,400.00
532,600.00
544,500.00
464,985.00
646,100.00
465,900.00
20,543.00
39,150.00
5,016,005.00
Sumber : Hasil perhitungan, 2015
Luas RTH Eksisting
Alami
222,962.00
360,779.91
234,525.91
232,057.33
160,186.00
205,718.00
245,881.00
283,675.00
148,010.00
24,503.00
2,118,298.15
Binaan
(Publik)
8,102.50
13.00
12.37
23.91
5,017.12
270.10
13,439.00
%
Total
Alami
Binaan
222,962.00
368,882.41
234,525.91
232,070.33
160,186.00
205,718.00
245,881.00
283,687.37
148,033.91
5,017.12
24,773.10
2,131,737.15
66.4513
46.9827
37.9246
39.9823
30.0762
37.7811
52.8793
43.9057
31.7686
0.0000
62.5875
42.2308
0.0000
1.0552
0.0000
0.0022
0.0000
0.0000
0.0000
0.0019
0.0051
24.4225
0.6899
0.2679
Sungai Penuh
Kota Jambi
Bungo
Tebo
Tanjung Jabung Barat
Luas Eksisting RTH
Kab/Kota
Tanjung Jabung Timur
Muaro Jambi
Luas Wilayah Kab/Kota
Batang Hari
Sarolangun
Merangin
Kerinci
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
Grafik 1 Perbandingan Luas Wilayah dengan Luas Eksisting RTH Masing-masing
Kab/Kota Se-Provinsi Jambi
Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
Untuk menentukan luas RTH dilakukan dengan mengalikan antara jumlah penduduk dengan
standar luas RTH perpenduduk sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan pemanfaatan RTH di Kawasan
Perkotaan yaitu 20 m2/penduduk. Tabel 4 berikut akan menampilkan kebutuhan RTH
berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi.
Tabel 4 Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk Kabupaten Kota se-Provinsi
Jambi
No
Kab/Kota
Luas RTH
Eksisiting
Jumlah
Penduduk
Total Kebutuhan
RTH
(Ha)
(jiwa)
(Ha)
Surplus
RTH
%
Surplus
1
Kerinci
222,962.00
326,272
652.54
22,309.46
66.26
2
Merangin
368,882.41
358,530
717.06
368,165.35
47.94
3
Sarolangun
234,525.91
267,549
535.10
233,990.81
37.84
4
Batang Hari
232,070.33
258,016
516.03
231,554.30
39.90
5
Muaro Jambi
160,186.00
376,619
753.24
159,432.76
29.93
6
Tanjung Jabung Timur
205,718.00
212,218
424.44
205,293.56
37.70
7
Tanjung Jabung Barat
245,881.00
301,469
602.94
245,278.06
52.75
8
Tebo
283,687.37
321,641
643.28
283,044.09
43.81
148,033.91
329,934
659.87
147,374.04
31.63
5,017.12
569,331
1,138.66
3,878.46
18.88
24,773.10
84,965
169.93
24,603.17
62.84
9
Bungo
10
Kota Jambi
11
Sungai Penuh
Sumber : Hasil analisis, 2015
Terlihat dari tabel diatas, jika total kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk dibandingkan
dengan luas RTH eksisting kabupaten/kota maka didapatkan surplus RTH pada masing-masing
kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dengan presentase yang cukup besar karena jumlah penduduk
yang masih sedikit pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
Kebutuhan RTH Berdasarkan Kebutuhan Oksigen
Luasan kebutuhan hutan kota berdasarkan kebutuhan oksigen, dapat juga dilakukan dengan
metode Gerakis dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008. Dari hasil
perhitungan, total kebutuhan RTH berdasarkan konsumsi oksigen penduduk, ternak dan
kendaraan dibandingkan dengan luas RTH eksisting kabupaten/kota maka didapatkan surplus
RTH pada masing-masing kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dengan presentase yang cukup
besar karena jumlah konsumsi oksigen penduduk, ternak dan kendaraan yang masih relatif
sedikit pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Adapun hasil perhitungan total
kebutuhan RTH berdasarkan konsumsi oksigen penduduk, ternak dan kendaraan akan
ditampilkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 5 Kebutuhan RTH Berdasarkan Kebutuhan Oksigen Penduduk, Ternak, dan
Kendaraan Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi
Total Kebutuhan
RTH
Konsumsi Oksigen (gram/hari)
No
Kab/Kota
%
Surplus
Penduduk
Ternak
Kendaraan
1
Kerinci
281,899,008
6,251,730
306,053,657
586.87
222,375.13
99.74
2
Merangin
309,769,920
98,144,170
216,808,773
617.01
368,265.40
99.83
3
Sarolangun
231,162,336
11,916,710
205,076,298
442.62
234,083.29
99.81
4
Batang Hari
222,925,824
12,273,570
946,209,278
1,166.82
230,903.51
99.50
5
Muaro Jambi
325,398,816
14,138,140
698,136,607
1,024.86
159,161.14
99.36
6
Tanjung Jabung Timur
183,356,352
35,245,590
347,663,333
559.27
205,158.73
99.73
7
Tanjung Jabung Barat
260,469,216
10,180,700
192,734,595
457.66
245,423.34
99.81
8
Tebo
277,897,824
11,101,540
215,462,920
498.23
283,189.14
99.82
9
Bungo
285,062,976
600,285,290
574,032,248
1,441.36
146,592.55
99.03
10
Kota Jambi
491,901,984
95,697,650
693,663,619
1,265.45
3,751.67
74,78
11
Sungai Penuh
73,409,760
-
170,713,558
241.11
24,531.99
99,03
2,943,254,016
895,235,090
4,566,554,887
Jumlah Kebutuhan
Oksigen
(Ha)
Surplus
RTH
8,301.28
Analisis Manfaat RTH pada Perbaikan Kualitas Lingkungan
Berdasarkan perhitungan kemampuan memproduksi oksigen serta menyerap karbondioksida,
maka RTH di Provinsi Jambi memiliki kemampuan sebagai berikut :
Tabel 6 Manfaat RTH Kabupaten Kota se-Provinsi Jambi
No
Luas RTH Eksisiting
Produksi O2
(Ha)
222,962.00
(kg/hari)
133,777,200
(kg/hari)
200,665,800
Kab/Kota
Penerima CO2
1
Kerinci
2
Merangin
368,882.41
221,329,446
331,994,169
3
Sarolangun
234,525.91
140,715,546
211,073,319
4
Batang Hari
232,070.33
139,242,198
208,863,297
5
Muaro Jambi
160,186.00
96,111,600
144,167,400
6
Tanjung Jabung Timur
205,718.00
123,430,800
185,146,200
7
Tanjung Jabung Barat
245,881.00
147,528,600
221,292,900
8
Tebo
283,687.37
170,212,422
255,318,633
9
Bungo
148,033.91
88,820,346
133,230,519
10
Kota Jambi
5,017.12
3,010,272
4,515,408
11
Sungai Penuh
24,773.10
14,863,860
22,295,790
2,131,737
Sumber : Hasil perhitungan, 2015
1,279,042,290
1,918,563,435
Gambaran Pengelolaan RTH di Provinsi Jambi
1. Dalam rencana pembangunan dan
pengembangan RTH yang fungsional suatu wilayah
perkotaan, ada 4 (empat) hal utama yang harus diperhatikan yaitu :
1) Luas RTH minimum yang diperlukan dalam suatu wilayah perkotaan ditentukan secara
komposit oleh tiga komponen berikut ini, yaitu:
a.
Kapasitas atau daya dukung alami wilayah
b.
Kebutuhan per kapita (kenyamanan, kesehatan, dan bentuk pelayanan lainnya)
c.
Arah dan tujuan pembangunan kota
2) Lokasi lahan kota yang potensial dan tersedia untuk RTH
3) Sruktur dan pola RTH yang akan dikembangkan (bentuk, konfigurasi, dan distribusi)
4) Seleksi tanaman sesuai kepentingan dan tujuan pembangunan kota.
2. Sebagian besar kabupaten/kota se-Provinsi Jambi belum memiliki data eksisting RTH binaan
(publik maupun privat) yang akurat dan terinci sampai pada level pemerintahan terendah
namun masing-masing kabupaten/kota se-Provinsi Jambi memiliki kawasan hutan yang cukup
luas dengan persentase yang besar.
3. Luas RTH eksisting kabupaten/kota jika dibandingkan dengan ;
a. total kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk,
b. total kebutuhan RTH berdasarkan konsumsi oksigen penduduk, ternak dan kendaraan,
maka didapatkan surplus RTH pada masing-masing kabupaten/kota se-Provinsi Jambi
dengan presentase yang cukup besar karena jumlah penduduk ternak dan kendaraan yang
masih sedikit pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
4. Manfaat RTH pada perbaikan kualitas lingkungan di Provinsi Jambi adalah sebagai produsen
oksigen sebanyak 1,279,042,290 kg/hari dan penerima karbondioksia sebanyak 1,918,563,435
kg/hari.
5. Lemahnya kelembagaan pengelolaan RTH
Belum optimalnya penegakan aturan main pengelolaan RTH
Belum jelasnya bentuk kelembagaan pengelola RTH
Belum terdapatnya tata kerja pengelolaan RTH yang jelas
6. Lemahnya peran stake holders
Lemahnya persepsi masyarakat
Lemahnya pengertian masyarakat dan pemerintah
7. Keterbatasan lahan kota untuk peruntukan RTH
Belum optimalnya pemanfaatan lahan terbuka yang ada di kota untuk RTH fungsional