Kontribusi Deliar Noer terhadap penulisan sejarah gerakan islam tradisionalis dan modernis di Indonesia (1900-1942).

KONTRIBUSI DELIAR NOER TERHADAP PENULISAN SEJARAH
GERAKAN ISLAM TRADISIONALIS DAN MODERNIS DI
INDONESIA (1900-1942)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Oleh

Nur Faidatur Rosyidah
NIM: A02213075

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN AMPEL SURABAYA
2017

ABSTRAK


Skripsi ini berjudul Kontribusi Deliar Noer Terhadap Penulisan Sejarah
Gerakan Islam Tradisionalis dan Modernis di Indonesia (1900-1942). Materi yang
diteliti dalam skripsi ini berkaitan dengan (1) Bagaimana riwayat hidup Deliar
Noer?. (2) Bagaimana Deliar Noer merekontruksi sejarah gerakan Islam
tradisionalis dan modernis di Indonesia?. (3) Bagaimana metode penulisan sejarah
yang digunakan oleh Deliar Noer?.
Dalam menjawab permasalahan tersebut penelitian ini menggunakan
metode sejarah, dengan pendekatan historis yang meliputi beberapa tahap yaitu:
(1) Heuristik. (2) Kritik. (3) Interpretasi. (4) Historiografi. Sesuai dengan masalah
tersebut sumber yang digunakan adalah sebuah karya yang ditulis langsung oleh
Deliar Noer. Serta referensi pendukung yang berkitan dengan pembahasan ini.
Dalam peneitian ini penulis menggunakan teori hermeneutika dari Wilhelm
Dilthey yang bertujuan untuk memahami kepribadian tokoh dan sebagai aturan
dalam menginterprestasikan sebuah karya tulis yang dihasilkan tokoh tersebut.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) Deliar Noer adalah seorang
pemikir, dosen, peneliti, dan politikus asal Indonesia. Ia juga orang Indonesia
pertama yang mendapatkan gelar Ph.D. dalam ilmu politik. (2) Dalam salah satu
karya Deliar Noer yang fenomenal yaitu Gerakan Moderen Islam di Indonesia
1900-1942 berpendapat bahwa perkembangan gerakan modern Islam itu terjadi
karena adanya pergantian penguasa di Indonesia dari tangan Belanda ke tangan

Jepang. (3) Dalam penelitiannya Deliar Noer menggunakan metode deskriptif
analistis. Ia juga menggunakan pendekatan historis dan pendekatan sosiologi.
Serta teori yang digunakannya ada beberapa yaitu teori sosial, teori
fungsionalisme dan teori modernisasi.

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRACT

This thesis is entitled Deliar Noer is Contribution to The Writing History
of Traditional and modernist Islamic Movements in Indonesian (1900-1942). The
material examined in this thesis is related to (1) How life history of Deliar Noer?.
(2) How Deliar Noer reconstructs the history of traditionalist and modernist
Islamic movement in Indonesia. (3) How is the method of writing history used by
Deliar Noer?.
To answer these problems the researcher the methods of historical
research, the historical approach, which includes several stages: (1) Heuristics. (2)
Criticism. (3) Interpretation. (4) Historiography. According to the problem the

source used is a work written directly by Deliar Noer and supporting references
related to this problem. In this research, the author user the hermeunetic theory of
Wilhelm Dilthey wich aims to understand the personality of the character and as a
rule in interpreting a paper produced by the character.
This study concludes that: (1) Deliar Noer is a thinker, lecturer,
researchers and politican from Indonesia. He was also the first Indonesian to earn
Ph. D. In political science. (2) In one of his phenomenal work on modern Islamic
movement in Indonesia 1900-1942. Deliar Noer argues that the development of
modern Islamic movement that occur because of the change of rules in Indonesia
from the hands of Dutch into the hands of Japan. (3) In his research, Deliar Noer
user a historical appoarch and a sociological appoarch. As well as the theories
used by Deliar Noer there are several social theories, the theory of functionalism
and the theory of modernization.

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i

PERYATAAN KEASLIAN..................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI........................................... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI.............................................................. iv
PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................ v
MOTTO...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN..................................................................................... vii
ABSTRAK................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR............................................................................... xi
DAFTAR ISI.........................................................................................

xiii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian................................................................... 11
D. Kegunaan Penelitian.............................................................. 11
E. Pendekatan dan Kerangka Teori............................................ 12
F. Penelitian Terdahulu.............................................................. 13
G. Metode Penelitian.................................................................. 14

H. Sistematika Pembahasan........................................................ 16

xiii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II : RIWAYAT HIDUP DELIAR NOER
A. Genealogi Deliar Noer…………………………………… 18
B. Pendidikan Deliar Noer………………………………….. 21
C. Karir Deliar Noer………………………………………… 27
D. Karya-karya Deliar Noer…………………………………. 29
BAB III : REKONSTRUKSI DELIAR NOER MENGENAI GERAKAN
ISLAM TRADISIONALIS DAN MODERNIS DI INDONESIA
A. Munculnya Gerakan Islam Tradisionalis dan Modernis di
Indonesia............................................................................. 32
1. Tokoh-tokoh Gerakan Modern Islam di Indonesia....... 34
2. Lembaga-lembaga dan Organisasi Pembaharu dalam
Bidang Sosial dan Pendidikan...................................... 41
3. Gerakan Politik dan Organisasi-organisasi Islam di
Indonesia....................................................................... 47

B. Gerakan Islam Tradisionalis dan Modernis Menurut
Pandangan Deliar Noer...................................................... 59
BAB IV : METODE PENULISAN SEJARAH YANG DIGUNAKAN
OLEH DELIAR NOER
A. Sumber-sumber yang Digunakan Deliar Noer.................. 66
B. Pendekatan yang Digunakan Deliar Noer......................... 67
C. Teori yang Digunakan Deliar Noer................................... 74

xiv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 80
B. Saran……............................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemerdekan yang pernah diraih oleh Indonesia disebabkan
banyak kaum yang berperan untuk melepaskan diri dari para penjajah.
Tumbuh dan berkembangnya nasionalisme di Indonesia ditandai dengan
munculnya golongan elite dan terpelajar pribumi, gerakan wanita serta
tidak lepas juga dari peranan kaum moderen Islam. Pada masa itu Islam
identik dengan kebangsaan dan orang yang beragama Islam selalu
digolongkan kepada penduduk pribumi.Gerakan Islam modernis muncul
dalam rangka menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dalam
perkembangan baru yang adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Dengan jalan ini, para pemimpin Islam modernis
berharap dapat melepaskan umat Islam dari kemunduran untuk dibawa
kemajuan.
Perkembangan masyarakat, pemikiran dan gerakan kecuali yang
bersifat formal, tidaklah muncul atau berhenti pada satu patokan tahun,
melainkan biasanya mengandung proses awal dan akhir yang menyebar

dalam jarak waktu yang relatif panjang. Salah satu tokoh pemikir
diantara kaum moderen Islam yaitu tidak lain Deliar Noer. Deliar Noer
adalah seorang dosen, pemikir, peneliti, dan politikus asal Indonesia.
Deliar Noer dilahirkan di Medan pada tanggal 9 Februari 1926
bertepatan dengan 27 Rajab 1344 H dan meninggal di Jakarta pada

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

tanggal18 Juni2008 pada umur 82 tahun.1Deliar Noer lahir dari orang tua
yang berasal dari Pakan Kamih, Tilatang Kamang, Agam, Sumatera
Barat. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya, Noer bin
Joesof yang merupakan kepala pegadaian di Medan, Sumatera Utara.
Pada mulanya ia diberi nama Muhammad Zubair. Namun karena sering
sakit-sakitan, namanya diganti menjadi Deliar.2 Deliar Noer merupakan
seorang ilmuwan yang konsisten dan jujur dalam mengemukakan
pandangannya secara ilmiah. Akibatnya ia pernah dilarang mengajar di
Universitas Sumatra Utara karena dituduh sebagai antek Amerika dan
dekat dengan Bung Hatta yang waktu itu sudah berhenti sebagai wakil

presiden dan dianggap berseberangan dengan Presiden Soekarno. Kirakira sepuluh tahun kemudian, setelah menjabat sebagai rektor IKIP
Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta) selama lebih dari 7 tahun
iapun dipecat ketika hendak membacakan pidato pengukuhannya sebagai
guru besar pada Juni 1974.3
Ketika dilarang mengajar di seluruh Indonesia, Deliar menerima
tawaran untuk menjadi peneliti di ANU (Australian National
University), Canberra. Pada tahun berikutnya ia menjadi tenaga pengajar
tamu di Griffith University di Brisbane dan setelah setahun menjadi
pengajar tetap disana. Kemudian bersama ilmuwan muslim di Jakarta ia
membentuk

LIPPM

Pengembangan

(Lembaga

Masyarakat)

Islam


bekerja

untuk
sama

Penelitian
dengan

dan

Griffith

1

Deliar Noer,Aku Bagian Ummat Aku Bagian Bangsa (Jakarta: Mizan, 1996), 1.
Ibid., 12-13.
3
Ibid., 370.


2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

University.Cendikiawan muslim ini bukan hanya seorang ilmuwan. Pada
awal masa Orde Baru dia pernah menjadi staf penasihat Presiden
Suharto. Namun karena berbeda paham dengan staf lain ia akhirnya
mengundurkan diri. Bersama Moh. Hatta ia pernah berusaha mendirikan
Partai Demokrasi Islam Indonesia (PDII), tetapi tidak mendapat
persetujuan dari pemerintah Orde Baru. Setelah berakhirnya Orde Baru
ia mendirikan Partai Umat Islam (PUI) tetapi pada Pemilu 1999
partainya tidak mendapat dukungan yang cukup.4
Beberapa karya Deliar Noer sangat dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Salah satunya yang paling fenomenal yaitu Gerakan Moderen
Islam di Indonesia 1900-1942. Karya ini awalnya merupakan desertasi
Deliar Noer dalam mendapatkan gelar master dan doktor di Cornell
University, Amerika Serikat. Dari karyanya tersebut, Deliar Noer
menjadi orang Indonesia pertama yang memperoleh gelar Ph.D. dalam
ilmu politik.5
Adapun karya-karya beliau yang lainnya yang juga dikenal oleh
masyarakat diantaranya yaitu Aku Bagian Ummat, Aku Bagian Bangsa :
Otobiografi Deliar Noer (1996), ini sebuah karya yang banyak diminati
oleh pembaca untuk mengetahui sejarah kehidupan Deliar Noer.
Adapula Islam &Politik (2003), Membincangkan Tokoh-tokoh Bangsa
(2001), Perubahan, Pembaruan, dan Kesadaran Menghadapi Abad ke21 (1988), Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965 (1987),
4
5

Ibid., 372.
Ibid., 375.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Administrasi Islam di Indonesia (1983), dan lain-lain. Selain karya tulis
yang dihasilkan lewat buku-buku, beliau aktif dalam seminar, diskusi,
ceramah, khutbah, wawancara, menulis kata pengantar dalam sebuah
buku.
Gerakan moderen Islam di Indonesia yang dibicarakan dalam
buku Deliar Noer, tidaklah mulai dengan tahun 1911 dengan berdirinya
Sarekat

Dagang

Islam

atau

tahun

1912

dengan

berdirinya

Muhammadiyah, atau tahun 1906 dengan terbitnya majalah Al-Imam di
Singapura, atau tahun 1911 dengan terbitnya majalah Al-Munir di
Padang, atau tahun 1909 dengan dibangunnya sekolah Jami’at Khair di
Jakarta. Tahun-tahun ini adalah tahun-tahun resmi berdirinya organisasi,
sekolah atau terbitnya majalah yang bersangkutan. Namun pemikiran,
gerakan permulaan, entah berupa ajakan entah anjuran, baik dari
perorangan atau kelompok masyarakat, umumnya lebih dahulu dari
tahun-tahun resmi tadi.
Tahun 1942 adalah tahun pergantian penguasa di Indonesia, dari
tangan Belanda ke tangan Jepang. Tetapi pemikiran, gerakan,
perkembangan umumnya yang bersangkutan dengan gerakan moderen
Islam di negeri kita tidak berhenti dengan pergantian ini. Malah lebih
lagi daripada masa permulaan ia tumbuh, gerakan moderen Islam itu
masih terus berlanjut, bukan saja pada masa Jepang, melainkan juga

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

sesudah kita merdeka malah hingga kini.6Permasalahan yang sangat
penting

dalam

masalah

gerakan

moderenisasi

Islam

dalam

perkembanganya Deliar Noer memandang dari beberapa perbandingan
yang diantaranya mengenai persoalan khilafiah, sifat fragmentasi
kepartaian, kepemimpinan yang bersifat pribadi, perbedaan dan
pertentangan faham, dan hubungan dengan pemerintah.7
Menurut Deliar Noer pertumbuhan gerakan modern Islam
pertama kali dimulai di Minangkabau. Minangkabau lebih dahulu oleh
karena pentingnya daerah ini dalam penyebaran pembaharuan ke daerahdaerah lain juga karena di daerah ini tanda-tanda pertama daripada
pembaharuan itu dapat diamati pada waktu daerah-daerah lain seakanakan masih merasa puas dengan praktek-praktek tradisional mereka.
Persyarikatan Ulama, yang pada umumnya terbatas pada daerah
Majalengka, merupakkan suatu contoh dari gerakan pembaharuan yang
mempunyai

sifat

mengintroduksi

ganda.

Mereka

mengikuti

pembaharuan-pembaharuan

dalam

mazhab

tetapi

bidang-bidang

kegiatan yang bersifat praktis.8 Berawal dari sinilah, maka muncullah
organisasi-organisasi Islam yang mendukung gerakan moderen ini
diantaranya Sarekat Islam, Muhammadiyah, PERMI, Persis, dan
sebagainya.

6

Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, Het Kantoor Voor Inlandsche zaken (Jakarta:
LP3ES, 1985), 79.
7
Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1980), 15.
8
Ibid., 37.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Dengan adanya organisasi-organisasi ini menimbulkan perbedaan
antara golongan muslim modernis dan tradisionalis. Kelompok atau
organisasi

yang

digolongkan

sebagai

kaum

modernis

adalah

Muhammadiyah atau Persatuan Islam (Persis) sementara kaum
tradisionalis adalah Nahdlatul Ulama.Dalam hal ini biasanya kaum
Muslim tradisionalis dipersepsikan sebagai golongan yang berpikiran
sempit dan kolot karena mereka hanya ingin mempertahankan tradisi
atau khazanah pemikiran Islam dari Abad Pertengahan yang sudah usang
dan tidak cocok lagi dengan zaman modern. Mereka hanya ingin
bertaklid kepada mazhab-mazhab yang didirikan oleh para Imam dari
masa lalu. Kaum Muslim tradisionalis juga dipandang secara negatif
karena mereka dianggap telah mencampur begitu saja antara ajaran
Islam dengan sisa-sisa budaya lama di Indonesia yang amat kental
dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha atau bahkan masih berbau
animisme.
Howard Federspiel, mengartikan tradisionalisme di Indonesia
sebagai paham yang mempertahankan nilai-nilai yang telah mapan di
kalangan umat Islam penganut madhab Shafi’i. Kelompok ini di
Indonesia, muncul pada abad ke-20 sebagai perlawanan terhadap
pandangan-pandangan kaum modernis. Sementara tema modernis
menunjukkan pada kelompok yang merasionalkan segala bidang
kehidupan, termasuk Agama, pengetahuan dan teknologi. Kelompok ini
muncul pada abad ke-20, yang menyerukan reformasi bidang Agama

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

dan menjadikan Islam sebagai senjata dalam melawan modernisasi di
tengah-tengah masyarakat muslim.9
Islam tradisional secara religi bersifat kultural, secara intelektual
sederhana, secara kultural bersifat sinkretik, dan secara politis bersifat
oportunis. Meskipun untuk saat ini banyak kaum tradisionalis yang
kontroversial dengan yang konservatif, akan tetapi peran warna
konservatifme sangat kuat sekali di tingkat lokal. Kaum tradisionalis
sering digolongkan ke dalam organisasi sosial keagamaan terbesar
bernama NU, sebuah organisasi keagamaan yang didirikan pada tahun
1926 di Surabaya, oleh beberapa ulama’ pengasuh pesantren, di
antaranya K.H. Hasyim Asy'ari (Tebu Ireng) dan K. Wahab Hasbullah
(Tambak Beras).10Golongan tradisi banyak menghiraukan soal-soal
ibadah belaka. Bagi mereka Islam seakan sama dengan fiqh, dan dalam
hubungan ini mereka mengakui taqlid dan menolak ijtihad. Sikap ini
sering menyebabkan mereka menjadi patuh buta, sebab imam madzhab
fiqh atay kiai dianggap ma'sum, bebas dari kesalahan. Dalam situasi
seperti itu Islam dan tafsiran tentangnya merupakan monopoli kiai
belaka, sehingga fatwa kiai dianggap mutlak, final dan tidak dapat
dipertanyakan lagi.11
Adapula kaum Muslim modernis yaitu biasanya dipersepsikan
sebagai golongan yang ingin memperbarui Islam dari kejumudan dan
mengajak mereka untuk melepaskan diri dari belenggu taklid. Itulah
9

Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional (Jakarta: Grafitipers, 1987), 4.
Ibid., 5.
11
Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, 320-321.
10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

sebabnya mereka menekankan pentingnya ijtihad atau pemikiran
mandiri tanpa terikat kepada mazhab apapun. Mereka juga mengajak
kaum Muslim untuk “kembali kepada Qur’an dan Hadis” sebagai dua
sumber utama dan otentik Islam, alih-alih bertaklid kepada ulama atau
Imam.12 Misi mereka yang lain tentu saja adalah membersihkan atau
“memurnikan” Islam dari praktik-praktik animistik atau yang berbau
Hindu-Buddha.13
Modernitas adalah sebuah sikap yang mempertanyakan problem
masa lampau, bentuk tradisional harus dipertanyakan dan diuji, tidak ada
sikap kembali ke belakang. Ide-ide masa lampau tidak relevan lagi di
masa sekarang. Bagi muslim modernis, Islam memberikan dasar bagi
semua aspek kehidupan manusia di dunia, baik pribadi maupun
masyarakat, dan yang dipandang selalu sesuai dengan semangat
perkembangan. Oleh karena itu, bagi kaum modernis tugas setiap
muslim adalah mengimplementasikan semua aspek ajaran Islam dalam
kehidupan nyata. Dasar pandangan ini dibentuk oleh satu keyakinan
bahwa Islam memiliki watak ajaran yang universal. Universalitas ajaran
Islam ini dilihat dari aspek isi mencakup semua dasar norma bagi semua
aspek kehidupan, baik yang berkaitan dengan persoalan ritual maupun
sosial, dari aspek waktu, Islam berlaku sepanjang masa, dilihat dari
aspek pemeluk, Islam berlaku untuk semua umat manusia tanpa
memandang batasan etnik maupun geografis. Dalam masalah ijtihad
12
13

M. C. Ricklefs. Sejarah Islam Modern (Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 1999), 20.
Ibid., 32.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

kaum modernis menganggap bahwa kesempatan untuk melakukan
interpretasi masih tetap terbuka, sehingga kelompok ini mengajak
kepada seluruh ulama’ yang memiliki kemampuan harus selalu
melakukan interpretasi sepanjang masa.14
Dari perbedaandiatas dapat disimpulkan definisi dari kedua
kelompok tersebut, yaitu pertama Islam modernis adalah sebuah gerakan
pembaharuan pada pemurnian ajaran Islam yang kembali ke Al-Quran
dan Hadits dengan mulai membuka pintu ijtihad serta nilai-nilai yang
berasal dari Barat. Sedangkan Islam tradisionalis adalah golongan Islam
yang berusaha mempertahankan kebudayaan Jawa dalam ajaran agama
Islam.Meski begitu, modernism Islam tidaklah hanya kita katakan
berawal dari Muhammadiyah saja, sebab (Partai Serikat Islam) PSI atau
yang sebelumya bernama Serikat Islam (SI) juga menunjukan hal
demikian layaknya faham modernism dalam aktifitasnya.
Dalam karya Deliar Noer yang berjudul “Gerakan Moderen
Islam di Indonesia 1900-1942”, terlihat bahwa penelitian tersebut
bersifat deskriptif analitis, penelitian tersebut antara lain memuat latar
belakang pemikiran, permasalahan yang ingin dipecahkan, metode dan
pendekatan serta analisis yang digunakan . Dalam penelitiannya ia
menggunakan berbagai macam sumber seperti koran dan majalah, buku,
dokumen, brosur dan pamflet. Dalam koran dan majalah Deliar Noer
kebanyakan menggunakan karya-karya lokal. Sedangkan sumber buku

14

Achmad Jaenuri, Orientasi Ideologi Gerakan Islam Modern (Surabaya: LPAM, 2004), 127.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

yang digunakan kebanyakan interlokal dengan menggunakan bahasa
Inggris dan Belanda.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam karya Deliar Noer
khususnya Sejarah Gerakan Islam di Indonesia ini yaitu menggunakan 2
pendekatan yaitu pendekatan historis dan pendekatan sosial. Dengan
pendekatan hitoris dihasilkan pembahasan menurut urutan peristiwa
secara kronologis dan dapat dibuktikan keberadaanya dalam sejarah dan
dengan pendekatan sosiologis dihasilkan deskripsi yang menjelaskan
berbagai peristiwa yang antara satu bagian dengan bagian lainnya saling
berkaitan. Dengan pendekatan sosial juga mampu mengungkapkan
banyak persoalan dan obyek-obyek baru serta dimensi-dimensi
perubahan sosial dalam kehidupan umat Islam.15
Selanjutnya dalam tulisannya Deliar Noer juga menggunakan
teori sejarah sosial. Hal ini dapat dilihat dari pemaparan Deliar Noer
dalam tulisannya, ia tidak berurusan dengan kasualitas tetapi lebih
banyak dengan kondisi-kondisi dalam berbagai dimensinya. Masyarakat
Islam sangatlah berperan dalam sejarah Islam di Indonesia baik ia
sebagai dasar solidaritas sosial, dasar motivasi dan ideologis, maupun
sebagai unsur pendorong atau pengesahan kultural dan struktural, maka
penulisan sejarah Islam kiranya bisa berdiri sendiri.

15

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 24-25.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang
akan penulis bahas dalam proposal ini ialah:
1. Bagaimana riwayat hidup Deliar Noer?
2. Bagaimana Deliar Noer merekonstruksi sejarahgerakan Islam
tradisionalis dan modernis di Indonesia?
3. Bagaimana metode penulisan sejarah yang digunakan oleh Deliar
Noer?
C. Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian yang dilakukan oleh manusia tentunya
mempunyai maksud dan tujuan yang diharapkan dan ingin dicapai.
Begitu pula dengan penelitian ini, adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui riwayat hidup Deliar Noer
2. Untuk mangetahui rekonstruksi Deliar Noer mengenai sejarah
gerakanIslam tradisionalis dan modernis di Indonesia
3. Untuk mengetahui metode penulisan sejarah yang digunakan oleh
Deliar Noer
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian

yang kita lakukan

ini

mudah-mudahan

dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihakpihak lain yang berkepentingan. Manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini antara lain:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

1. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi tambahan wawasan
khazanah pengetahuan para pembaca tentang rekonstruksi Deliar
Noer mengenai sejarah gerakan Islam tradisionalis dan modernis di
Indonesia. Penelitian ini juga diharapkan bisa dijadikan sebagai
tambahan referensi untuk para peneliti atau orang-orang yang
mempunyai kepentingan serupa.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini lebih menfokuskan tentang pemikiran Deliar Noer
mengenaisejarah gerakan Islam tradisionalis dan modernis di
Indonesia. Peneliti juga meneliti tentang latar belakang pemikiranpemikiran Deliar Noerdan metode penulisan sejarah yang
digunakan oleh Deliar Noer.
E. Pendekatan dan Kerangka Teori
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan historis
dan teori Hermeneutika. Penelitian ini membahas tentang pemikiran
Deliar Noer dan pandangannya tentang gerakan moderen Islam melalui
karya-karyanya.
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan historis yang
merupakan

seperangkat

aturan

atau

prinsip

sistematis

untuk

mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara
kritis dan mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam bentuk
tertulis.

Melalui

pendekatan

historis

ini

diharapkan

mampu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

mengungkapkan karya-karya serta pemikiran Deliar Noer mengenai
sejarah gerakan moderen Islam di Indonesia.
Penelitian ini juga menggunakan teori hermeneutika dari
Wilhelm Dilthey karena dalam teori tersebut mengungkapkan kehidupan
tokoh sejarah yang bertujuan memahami kepribadian tokoh.16Teori ini
sebagai teori aturan dalam menginterprestasikan sebuah karya tulis.
Dengan menggunakan teori hermeneutika maka penulis menerapkan ke
dalam penulisan ini untuk membahas kehidupan Deliar Noer serta
sejarah pendidikan Deliar Noer.

F. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu belum pernah ada yang membahas
tentang Deliar Noer, tetapi ada beberapa penelitian yang berhubungan
dengan pemikiran tokoh, diantaranya yaitu:
1. Marto. “Pemikiran Deliar Noer tentang Islam dan Gerakan Politik
di Indonesia.” 2008. Skripsi ini berisi tentang paradigma politik
Islam di Indonesia dan pandangan Deliar Noer tentang Islam dan
kolonialisme.17
2. Ahmad Munif. “Pemikiran Deliar Noer tentang Politik Islam di
Indonesia.” 1997. Skripsi ini berisi tentang ide-ide dasar Deliar
Noer mengenai intensifikasi dialog antara Islam dan demokrasi

16

Sumaryono, E, Hermeneutika: Sebuah Metode Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1997), 35.
Marto, “Pemikiran Deliar Noer tentang Islam dan Gerakan Politik di Indonesia”, (Skripsi, UIN
Sunan Kalijaga Fakultas Syari’ah, Yogyakarta, 2008), 06.
17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

yang berusaha mencari format ideal terhadap praksis demokrasi di
Indonesia.18
G. Metode Penilitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah.
Metode sejarah adalah sekumpulan prinsip dan aturan yang sistematis,
yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam
usaha mengumpulkan bahan bagi sejarah, menilai secara kritis, dan
menyajikan suatu sintesis dari hasil-hasilnya yang berupa tulisan
sejarah.19 Adapun langkah-langkah dari metode sejarah yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Heuristik atau pengumpulan data. Yang dimaksudkan adalah proses
mencari untuk menemukan sumber-sumber.20Penelitian ini masuk
pada kategori penelitian kepustakaan (library reseacrh), yang
merupakan suatu penelitian menggunakan buku-buku sebagai
sumber datanya. Murni dengan bahan tertulis berkaitan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
Dalam mencari data, penulis berusaha menghimpun baik sumber
primer atau sekunder yang berkaitan dengan pemikiran Deliar Noer
mengenai gerakan Islam Tradisionalis dan Islam Modernis. Sumber
primer yang digunakan dalam penelitian ini diantara lain yaitu:

Ahmad Munif, “Pemikiran Deliar Noer tentang Politik Islam di Indonesia”, (Skripsi, IAIN
Walisongo Fakultas Syari’ah, Semarang, 1997), 11.
19
Aam Abdillah, Pengantar Ilmu Sejarah (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 29.
20
Ibid., 30.
18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

a. Deliar Noer, Aku Bagian Ummat Aku Bagian Bangsa.21
b. Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 19001942.22
c. Deliar Noer, Partai Islam di Pentas nasional.23
Sedangkan sumber sekunder dapat diperoleh melalui beberapa
literatur yang digunakan sebagai sumber pendukung dalam
penulisan ini. Sumber sekunder yang dipakai diantara lainnya
yaitu:
a. Achmad

Jaenuri.Orientasi

Ideologi

Gerakan

Islam

Modern.24
b. M.C. Ricklefs.Sejarah Indonesia Modern.25
c. Aqib Suminto. Politik Islam Hindia Belanda.26
2. Verifikasi atau kritik sumber. Yaitu tahap menguji keabsahan
sumber-sumber yang telah terkumpul dan dievaluasi baik
melalui kritik ekstern maupun intern. Kritik ekstern adalah
kegitan sejarawan untuk melihat apakah sumber yang
didapatkan auntentik atau tidak. Sedangkan kritik intern adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh sejarawan untuk melihat
apakah sumber itu kredibel atau tidak. Kritik intern penulis

21

Noer, Aku Bagian Ummat Aku Bagian Bangsa. Jakarta: Mizan, 1996.
Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES, 1980.
23
Noer, Partai Islam di Pentas Nasional. Jakarta: Grafitipers, 1987.
24
Jaenuri, Orientasi Ideologi Gerakan Islam Modern. Surabaya: LPAM, 2004.
25
Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern.Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 1999.
26
Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda (Jakarta: LP3ES, 1985).
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

dilakukan dengan menganalisis isi sumber dengan cara mencari
bukti-bukti untuk memperkuat sumber atau fakta.27
3. Interpretasi

atau

tahap

penafsiran.

Yakni

memberikan

penafsiran terhadap sumber baik secara analisis dengan
menguraikan dan menyatakan setelah data terkumpul kemudian
dibandingkan lalu disimpulkan untuk ditafsirkan kausalitas dan
kesesuaian dengan masyarakat.
4. Historiografi. Yakni bentuk penulisan, pemaparan atau
pelaporan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai
penelitian sejarah yang menekankan aspek kronologis.28Dari
penulisan sejarah tersebut, akan dapat dinilai penelitian yang
dilakukan oleh seorang sejarawan atau peneliti sesuai dengan
prosedur atau tidak.
H. Sistematika Bahasan
Dalam penyajian proposal ini, penulis menganggap perlu adanya
pembahasan secara singkat. Oleh karena itu, dalam penyusunan proposal
ini penulis membagi dalam lima bab, sebagaimana berikut:
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini membahas tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, pendekatan dan kerangka teori, penelitian terdahulu, metode
penelitian, dan sistematika pembahasan.

27
28

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 43-44.
Ibid., 76.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Bab II Riwayat hidup Deliar Noer, dalam bab ini meliputi
Genealogi Deliar Noer dan pendidikannya. Karir yang telah dicapainya
serta karya-karya yang telah diciptakannya.
Bab III Rekonstruksi Deliar Noer mengenai sejarah gerakan Islam
tradisionalis dan modernis di Indonesia, bab ini berisi tentang awal mula
munculnya gerakan Islam tradisionalis dan modernis di Indonesia dan
cara pandang Deliar Noer mengenai gerakan tersebut.
Bab IV Metode penulisan sejarah yang digunakan oleh Deliar
Noer, bab ini menjelaskan tentang sumber-sumber yang digunakan
dalam karya Deliar Noer, pendekatan dan teori yang digunakan dalam
karya tersebut.
Bab V Penutup, dalam bab ini akan dibahas tentang kesimpulan
pembahasan dari awal hingga akhir dan diakhiri dengan saran, lampiran
dan daftar pustaka.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
RIWAYAT HIDUP DELIAR NOER
A. Genealogi Deliar Noer
Deliar Noer adalah seorang dosen, pemikir, peneliti, dan politikus
asal Indonesia. Deliar Noer dilahirkan di Medan pada tanggal 9 Februari
1926 bertepatan dengan peristiwa agung dalam Islam 27 Rajab 1344 H
sebagai hari Mi’raj nabi Muhammad, di siang hari. Tahun kelahirannya
disebut tahun gempa, akibat gunung merapi di Padang Panjang meletus.
Tahun kelahirannya juga disebut tahun panas bagi pergerakan nasional
karena

orang

radikal

(Islam

dan

Komunis)

mempersiapkan

pemberontakan. Dengan tahun kelahirannya yang bertepatan dengan hari
Mi’raj, ia mulai giat baca buku seputar pergerakan Islam.1
Deliar Noer lahir dari orang tua yang berasal dari Pakan Kamih,
Tilatang Kamang, Agam, Sumatera Barat. Ia adalah anak kedua dari tiga
bersaudara. Kakaknya bernama Djuswar. Ia lahir tahun 1923 (selisih 2,5
th) dan wafat tahun 2005. Kakaknyalah yang memberikan dorongan
kepadanya untuk tetap melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi darinya, kakaknya yang hanya menyelesiakan pendidikan hingga
setingkat SMU sekarang. Tetapi ia lebih memilih STM, agar cepat bekerja
sehingga bisa membantu orang tuanya dalam membiayai pendidikan adik
adiknya. Rosma adalah adik perempuannya. Ia lahir bulan September

1

Deliar Noer, Aku Bagian Ummat, Aku Bagian Bangsa: Otobiografi Deliar Noer (Jakarta: Mizan,
1996), 01.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

1929. Ia sudah pulang kehadirat ilahi rabbi, bagian dari takdir Allah
kepadanya, ia telah meninggal di masa kecilnya.2 Ayahnya, Noer bin
Joesof yang merupakan kepala pegadaian di Medan, Sumatera Utara.
Pada mulanya ia diberi nama Muhammad Zubair. Namun namanya
diganti karena ada beberapa alasan diantaranya yaitu pertama, ia sering
sakit-sakitan karena menyandang nama itu. Paru-parunya tak kuat, sampaisampai pernah beberapa waktu lamanya dadanya terus-menerus diperban.
Oleh sebab itu, banyak yang menganjurkan agar mengganti namanya
menjadi Deliar Noer. Kedua, ia berasal dari kota Deli, maka dari itu ia
diberi nama Deliar dan tambahan Noer di nama belakangnya yaitu dari
nama ayahnya. Ketiga, ketika ia bersekolah di SMA jakarta, ada seorang
guru sejarah menanyakan nama kepada beberapa orang murid, termasuk
namanya. Saat giliran namanya dipanggil, Deliar dipanggil namanya oleh
gurunya. Tetapi waktu itu ia tidak suka dengan nama panggilan itu karena
itu panggilan julukan yang dinisbatkan kepada daerah asal orang tuanya.3
Disaat masih kecil dirumahnya, Deliar dipanggil dengan nama
Buyung. Kadang-kadang kawan-kawan ibunya, terutama di Tebing,
mereka sering memanggilnya dengan nama itu. Tetapi setelah dewasa, ia
dipanggil dengan nama yang sebenarnya. Kecuali oleh orang tua dan
saudara-saudaranya, mereka tetap saja memanggil Buyung, disingkat
menjadi Yung. Di rumah, keluarga Deliar sering menggunakan bahasa

Jumal Ahmad, “Biografi Prof. Dr. Deliar Noer, MA”, dalam http:/www.biografi-deliar-noer.htm
(24 November 2010)
3
Noer, Aku Bagian Ummat, Aku Bagian Bangsa : Otobiografi Deliar Noer, 12-13.

2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Indonesia atau lebih banyak disebut bahasa Melayu. Ibu dan ayahnya
dirumah berbahasa Minang, sedangkan anak-anaknya berbahasa Melayu.4
Diumur 10 tahun, Aktifitas ngajinya di Sayyid Muhammad, guru
asal Pariaman. Deliar sering dihukum dengan rotan, karena kenakalannya.
Sayyid Muhammad dalam mengajar dibantu oleh istrinya, disamping tugas
membuat makanan untuk anak anak yang belajar ngaji dengan
dipersilahkan mengambil, tapi membayar terakhir. Dengan system
pembelian seperti ini membuat Deliar banyak hutang, terpaksa tiap bulan
harus membayar hutang tadi dengan dua rupiah.5
Aktifitas yang tidak pernah ditinggalkan yaitu silaturahim. Deliar
sering berkunjung ke rumah Iyik, hingga iyiknya meninggal dunia tahun
1934/1935. Diantara saudara kandungnya yang paling kenal dengan iyik
adalah Dalier Noer. Kedua saudara Deliar tidak pernak ketemu kecuali
dimasa bayi. Tatkala kematian iyik, malam hari diadakan tahlilan sekalian
sunatannya dengan abangnya.
Pada tahun 1932, Deliar dan keluarga pindah ke Pangkalan Susu,
kota pelabuhan minyak yang dihasilkan Langkat dan Aceh, sekitar 100 km
di barat laut kota Medan. Ayahnya menjadi pemimpin pajak gadai disana
(beheerder). Rumah yang ditempatinya itu adalah rumah dinas, menempel
pada kantor tempat ayahnya bekerja, dijalan Pangkalan Berandan
sekarang.6

4

Ibid., 14.
Ibid., 22.
6
Ibid., 25.
5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Tiap malam kegiatan di rumah dinas ayahnya adalah mengaji,
walaupun keadaan masyarakat kebanyakan kulit putih yang serba bebas.
Aktifitasnya ketika dikamar menjelang senja sehabis sholat maghrib selalu
berbincang dengan ayah, seputar keadaan perpolitikan di Indonesia. Materi
yang diperbincangkan dari berita Koran, yang biasa ayahnya berlangganan
Koran Pedoman Masyarakat terbit tahun 1935. Pimpinan redaksinya
adalah HAMKA (haji Amrullah Karim Abdullah).
Ayahnya Deliar, di tahun 1942 pernah mau ditangkap oleh Jepang,
karena rupa wajahnya seperti orang Belanda. Tapi akhirnya, ayahnya
membuktikan diri dengan memakai peci dan dengan membawa mushaf Al
-Qur’an. Baru kemudian tentara Jepang itu percaya kepadanya, bahwa ia
penduduk pribumi. Ayahnya, bukan simpatisan dengan tokoh pergerakan
nasional Soekarno, terbukti kontradiktif kedudukan ayahnya sebagai
pegawai negeri masa kolonial.
Kemudian ayahnya meninggal tahun 1945 tatkala ia di Jakarta
zaman revolusi, korban keganasan di kota Tebingtinggi oleh Jepang pada
Desember. Suasana di Jakarta mendukung dengan kedewasaannya
terhadap pergerakan kebangsaan yang ketika itu berumur 11-12 tahun.
B. Pendidikan Deliar Noer
Awal mula pendidikan Deliar Noer dimulai dari sekolah desa di
Pangkalan susu, Tebing tinggi, Medan. Saat itu ia duduk dikelas yang
sama dengan kakaknya di kelas 1.

Sebenarnya kakaknya sudah bisa

bersekolah lebih dahulu karena beda umur 2 ½ tahun. Tetapi kakanya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

memang lambat masuk sekolah. Mulanya ia bersekolah seenaknya saja.
Saat belum waktunya jam pulang, ia pulang begitu saja. Tetapi lambat
laun ia terbiasa juga dengan jam sekolah. Boleh dikatakan ia senang
bersekolah ditempat itu. Tetapi dengan itu ayahnya dipindahkan di
Tebingtinggi sehingga ia dan kakaknya tak sempat mnempuh kelas 2 di
sekolah desa. Setelah itu Deliar melanjutkan sekolahnya di HIS Taman
Siswa di Tebingtinggi tahun 1932.7
Setelah lulus di HIS Taman Siswa, Deliar belajar di MULO. Pada
pertengahan 1939 M bersama abang, kakaknya ke Medan untuk
melanjutkan studinya di MULO dengan tempat tinggal mengontrak di
rumah teman ibunya. Setelah kelas 7, ia tetap dalam pendidikan MULO,
tapi kakaknya melanjutkan ke sekolah tehnik menengah di Semarang
(technische school), biar cepat bekerja yang nantinya sebagai harapan
pembiayaan pendidikan adik adiknya. Sebelumnya kedua kakak beradik
itu singgah di Jakarta dan tinggal dirumah pak Alam suddin tokoh murba
pada awal orde baru sebagai wali kota Jakarta timur.8
Salah satu hal yang menjadi kegemarannya adalah memperhatikan
keadaan pergerakan nasional. Salah satu kegiatan adalah dengan
menghadiri sidang Jahja Yakub. Ketika itu, Dalier menjadi anggota
persatuan pemuda Islam dengan penasehat pak MA Dasuki. Namun
dimasa revolusi Yahja Yakub aktif dalam profesi wartawan tapi kemudian
bergabung dengan PKI, pernah juga berjumpa dirumah bung Hatta tahun
7
8

Noer, Aku Bagian Ummat, Aku Bagian Bangsa : Otobiografi Deliar Noer, 20-21.
Ibid., 38.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

1947. Salah satu bentuk sikap kesosialan beliau, yaitu tatkala mendengar
orang Indonesia (mukiman di makkah) kesulitan, akibat Perang Dunia I,
dan mereka memerlukan bantuan. segera mungkin Deliar berinisiatif
menggalang dana dan menitipkan ke panitia.
Pelajaran agamanya didapat dari H Bustami Ibrahim, dalam
seminggu sekali. Seorang partisipan Muhammadiyah asal Minangkabau,
Sumatera Utara. Pelajaran yang diajarkan diantaranya seputar Iman,
ibadah, pemikiran manusia, alam dan Tuhan serta akhlak. Pelajaran yang
masih teringat sampai sekarang adalah pembagian makhluk Allah ada 4 :
bernafsu saja, berakal saja, bernafsu berakal, tidak bernafsu dan tidak
berakal (salah satu pemikiran Al Farabi, yang diketahui Deliar setelah
duduk di Universitas). Kegiatan PPI diantaranya dengan Pemuda
Muhammadiyah, Kepanduan Surya Wartawan. Deliar selalu diajak
berorganisasi oleh Alisati.9
Di waktu pecah perang pasifik Desember 1941, antara Jepang dan
pro Jerman, Italia vs Belanda dan sekutunya. Melihat situasi yang
mencekam, dalam kegiatan belajarnya, ia masih menjalankan aktifitas
belajar. Karena pendidik lama ada yang ikut berperang, akhirnya pengajar
diganti oleh para pastor gereja katolik, para guru kristelijke MULO,
sekolah swasta Kristen. Tanggapan Deliar terhadap mereka, tidak senang
dengan pengajar barunya. Akhirnya, di waktu liburan bulan Desember

Jumal Ahmad, “Biografi Prof. Dr. Deliar Noer, MA”, dalam http:/www.biografi-deliar-noer.htm
(24 November 2010)

9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

itulah Deliar ke Tebing Tinggi.10 Ia balik ke rumah kelahirannya yaitu
Bukit Tinggi, melanjutkan sekolah MULO di Bukit Tinggi dengan
pengajar wanita Belanda semua, tapi akhirnya sekolah itu bubar di bulan
Februari karena kurang professional dalam pengajaran.
Di tahun 1943 Deliar kembali ke Medan melanjutkan sekolahnya
di Tyugakko, sekolah menengah umum tingkat pertama.11 Disamping itu,
Deliar Noer juga mendapatkan pelajaran latihan kemiliteran terutama baris
berbaris dengan pelatih orang Jepang dari Seinen. Deliar Noer sering
membaca buku sejarah Barat, lewat buku pinjaman guru matematikanya
Melanthon Siregar.12 Setelah kelas tiga, Deliar Noer minta pendapat para
pejabat di Medan tentang kelanjutan pendidikannya, diantaranya Amir
Hasan dan dr. Pirngadi. Selama itu, Deliar Noer mendapatkan Kohisei
(beasiswa) dari pemerintahan Jepang yang sebelumnya meminta pendapat
tentang beasiswa tadi apakah boleh atau tidak kepada Bustami dan Amir
Hamzah, guru bahasa Jepang yang termasuk aktif di Jong Islamieten
Bond. Akhirnya Deliar Noer memutuskan ke Jakarta untuk melanjutkan
pendidikannya.13
Perjalanan ke Jakarta memerlukan waktu 1,5 bulan. Lewat pas
jalan yang disetujui oleh pemerintahan Jepang (mendapatkan rekomendasi
surat jalan itu dari paman Badris, karena bosnya orang Jepang).14 Setelah
sampai di Jakarta, pada bulan Maret 1945 tahun ajaran baru dimulai. Di
10

Noer, Aku Bagian Ummat, Aku Bagian Bangsa, 94.
Ibid., 169.
12
Ibid., 172.
13
Ibid., 179.
14
Ibid., 195.
11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Jakarta perjalan banyak dibantu bibi Deliar, setelah itu ia dan kawannya
sampai di SMT di Menteng Raya (Kanisius sekarang), diterima oleh wakil
direktur sekolah itu Tn. Manusama (seorang tokoh Republik Maluku
Selatan). Mereka berasrama di Jl Basuki milik tokoh nasional MH Tamrin
yang bubar tahun 1946.15
Di asrama inilah kemandirian diri tumbuh pada diri Deliar Noer.
Diwaktu Proklamasi 1945 tepatnya bulan Ramadhon, pembicaraan seputar
perjuangan kemerdekaan dan tokoh tokoh nasional semakin memanas.
Deliar Noer sering membicarakan tokoh tokoh nasional seperti Hatta dan
Yamin. Menurutnya, Yamin lebih radikal dari Hatta yang menginginkan
federasi Indonesia, bukan Negara kesatuan. Sewaktu Deliar Noer
diasrama, pada bulan September terpaksa pindah, karena asrama yang
menjadi tempat tinggalnya digrebek oleh serdadu NICA (Netherlands
Indies Civil Administration), adalah sebuah pemerintahan sementara
bentukan Hindia Belanda pelarian pemerintahan di Australia. Disela itu ia
pernah masuk di akademi militer di Yogyakarta tapi tidak diterima.
Setelah aksi militer Belanda 21 Juli 1947 usai, sekolah sekolah RI
umumnya ditutup. Walau demikian untuk pelajaran SMA didapatkan
Deliar dengan system belajar yang diadakan dari rumah ke rumah.
Diwaktu malam hari, Deliar dan teman seasramanya pernah ditangkap
belanda (NICA). Hal ini sebagai bukti bahwa perjuangan yang dihadapi
Deliar tatkala berada di Jakarta adalah perjuangan kemerdekaan Indonesia

15

Ibid., 212.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

dan perjuangan hidup. Inilah yang menjadikan ia pindah ke pegangsaan
barat, mendaftarkan diri sebagai tentara kebangsaan BKR (Badan
Keamanan Rakyat).
Setelah lulus Deliar melanjutkan studinya di Singapura. Deliar
ingin mencari pengalaman baru ke negeri Singapura. Perjalanan ke negeri
Singapura menggunakan kapal Malioboro tidak disiasiakannya, dalam
perjalanan laut itu ia belajar mengemudikan kapal laut hingga bisa.16 Di
Singapura ia bekerja sebagai staf perwakilan RI, ia mulai melanjutkan
studinya, disamping bekerja di Trade Departement bagian perdagangan
perwakilan RI.17 Disinilah keahlian administrasi terasah. Deliar Noer
diserahi dalam tulis menulis surat, laporan, pemikiran dan ketentuan yang
akan dijadikan peraturan dalam rangka hubungan dagang antara daerah
republik yang masih tersisa di Sumatera dan Jawa.18 Setelah perkara itu
dirapatkan bersama, penyusunannya diserahkan kepada Deliar Noer.
Karena study di singapura tidak membuahkan hasil, perjuangan disana
tidak terwujudkan, kemudian ia memutuskan kembali ke Jakarta dan
melanjutkan kuliah disana.19
Di Jakarta Deliar masuk di Akademi Nasional jurusan Sosial
Ekonomi Politik tahun 1950 .20 Ketika menjadi mahasiswa ia aktif di HMI
bahkan pernah menjabat sebagai Ketua Umum. Setelah menyelesaikan
sarjana muda ia melanjutkan ke Cornell University di Amerika Serikat.
16

Ibid., 259.
Ibid., 264.
18
Ibid., 264.
19
Ibid., 291.
20
Ibid., 301.
17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Disana ia menyelesaikan studinya dan untuk mengambil gelar master
(1960) dan doktor (1963). Melalui disertasinya yang berjudul : Gerakan
Islam Modernis di Indonesia 1900-1942, ia menjadi orang Indonesia
pertama yang memperoleh gelar Ph.D. dalam ilmu politik.21
Disela-sela menempuh pendidikannya Deliar Noer memutuskan
untuk menikah pada tanggal 2 April 1961. Deliar melangsungkan
pernikahannya di Amerika Serikat dengan seorang gadis Mandailing,
Zahara Daulay. Dari perkawinannya dengan Zahara, ia dikaruniai dua
putra, yaitu Muhammad Dian dan Muhammad bin Deliar Noer. Namun
putranya yang kedua meninggal sewaktu kecil.22 Menikah bukan
penghalang kuliahnya, disamping kesibukan belajarnya, ia menyempatkan
menulis untuk Indonesia diantaranya di majalah Media (milik HMI
Yogja). Pada September pulang ke tanah air translit dari Eropa.
C. Karir Deliar Noer
Deliar Noer mengawali kariernya sebagai penyiar RRI pada tahun
1947. Pekerjaan ini dilakoninya untuk membiayai pendidikannya. Setelah
itu ia pergi ke Singapura menjadi staf perwakilan Departemen
Perdagangan RI. Ia pernah menjadi wartawan koran "Berita Indonesia"
dan majalah bulanan "Nusantara". Tahun 1950 ia ditunjuk menjadi Ketua
Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Jakarta. Tiga tahun
kemudian ia terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar HMI. 23 Dari

21

Salman Iskandar, 99 Tokoh Muslim Indonesia (Bandung: Mizan, 2009), 62.
Ibid., 64.
23
Noer, Aku Bagian Ummat, Aku Bagian Bangsa, 335.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

organisasi inilah kemudian ia berkenalan dengan tokoh-tokoh nasional
seperti Hamka, Natsir, dan Mohammad Roem.
Tahun 1951 ia bekerja sebagai staf Departemen Luar Negeri.
Sepulang dari Amerika Serikat pada tahun 1963 ia menjadi dosen di
Universitas Sumatera Utara. Deliar Noer merupakan seorang ilmuwan
yang konsisten dan jujur dalam mengemukakan pandangannya secara
ilmiah. Maka dari itu di universitas ini ia hanya mengajar selama dua
tahun sebelum akhirnya diberhentikan oleh Syarif Thayeb, yang menjabat
sebagai Menteri Ilmu Pengetahuan Alam dan Pendidikan. Ia dituduh
subversi dan dianggap sebagai kaki tangan Amerika Serikat. Pada tahun
1967 ia menjabat sebagai rektor IKIP Jakarta (Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Jakarta). Di bulan Juni 1974, ia kembali diberhentikan karena
kritis terhadap tindakan represif pemerintah dalam penanganan Peristiwa
Malari.24
Setelah dilarang mengajar di