ART Herlina Ratu Kenya Tugas Pemuridan abstract

iwjAsoarjA.
y/JASXJTJA

JURNAL STUDIAGAMA DAN
JURNAL STUDI AGAMA DAN

Program Studi Sosiologi

Program Studi Sosiologi
Agama
Fakultas Teologi
UKSW
UKSW

MASYARAKAT
MASYARAKAT

Building Trust and Social Solidarity in the Public Sphere
in the Perspective of Indonesia
Izak Lattu


Hubungan Antar Agama dalam Kebhinekaan Indonesia
(Studi Kasus Terhadap Hubungan Warga Jemaat GPIB Tamansari Pospel
Kalimangli dengan Warga Muslim di Dusun Kalimangli)
Jeneman Pieter, John A. Titaley
Ketidakadilan Ekonomi di Bumi Pancasila
Melkisedek Sni 'ut
Tugas Pemuridan Dalam Relasi Lintas Iman di Sumba
Her Una Ratu Kenya
Herlina
Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja
Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
Selestyani, Ebenhaizer I Nuban Timo
Gereja dalam Konteks Relasi Negara dan Masyarakat (Sebuah Upaya
Memahami Reposisi Peran Politis Gereja)
Ronald Helweldery
He!weldery
Globalisasi dan Kearifan Lokal (Menyikapi Globalisasi, Refleksi terhadap
komunitas Pattuvam Panchayat
Pane hay at di India)
Retnowati

Retnowati

Vol. 2 No.2, Oktober 2014

ISSN
1829-5436
ISSN 1829-5436

TYASJCITX Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Christian religious institution. The nature of the word "go" and "baptism" in Matthew 28:

Susunan Redaksi

19 is not a command but a participatory appeal. The decision to become disciples of

Waskita:
Jurnalout
Studi
Agama personal
dan Masyarakat

Christ and accept
baptism sprouts
of someone's
encounter with the quality
of life of Christ as lived out by the believers. This requires an imminent change in one

,

s

orientation of discipleship, which commences with the effort to establish a more

Penanggung Jawab

welcoming and embracing understanding of ecclesiology. In the case of GKS, the choise

Dekan Fakultas Teologi UKSW

appropriate should be the uma bungguru ecclesiology.
A


.

Pendahuluan

Ketua Dewan Editor:

Saya mengawali tulisan ini dengan analogi yang dipakai oleh Dr. Yewangoe
Izak Lattu

ketika beliau mengajar mata kuliah Teologi Agama-Agama pada strata satu waktu
itu. Menurut Yewangoe, untuk memahami bahwa pengajaran dan kebenaran
Editor Pelaksana:

mengenai Allah tidak dapat ditampung sepenuhnya dalam agama Kristen saja.
Ebenhaizer 1 Nuban Timo

Beliau mengatakan tempatkanlah sebuah gelas di halaman ketika sedang turun
hujan. Setelah hujan berhenti, ambillah gelas itu dan ajukanlah pertanyaan apakah
Dewan Editor


air hujan yang tertampung di dalam gelas adalah seluruh air hujan ataukah hanya
John A. Titaley

sebagian kecil dari air hujan? Analogi
ini mengandung kebenaran yang mesti
Retnowati
David Samiyono
mendorong kita untuk terus mengupayakan
kehidupan bersama walaupun agama
Rama Tulus Pilakoannu

menangkap kebenaran dan realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan yang
berbeda-beda itulah yang kemudian menjadi kandungan dari kitab suci masingmasing agama. Jika demikian, Mitra
agamaBestari
harus dengan terbuka mengakui bahwa
Fachrizal
Halim
(University
of Saskatchewan,

Kanada)
kebenaran mutlak
yang
diyakininya
merupakan
"pengalaman
subyektif personal"
Kevin Fogg (Oxford University, Inggris)

yang tidak boleh dipakai untuk menghakimi kebenaran yang diyakini yang lainnya.1
Muhammad Ali (The University of California, Riverside, Amerika Serikat)

TakA1dapat
disangkali
bahwa
kepelbagaian
seringkali
menjadi Arab
masalah
karena

Sumanto
Qurtuby
(King Fahd
University
of Petroleum
& Mineral,
Saudi)
Sylvia Tiwon
(The mengklaim
University of
California,
Amerika
masing-masing
pihak
diri
sebagai Berkeley,
yang paling
benar,Serikat)
mayoritas dan


klaim-kalim lainnya sehingga melahirkan pola hidup yang eksklusif. Kepelbagaian
yang dimaksudkan adalah
bukan saja secara eksternal dimana kekristenan
Staf Administrasi/Distribusi
Setia
berhadapan dengan agama-agamaAdi
lain
tetapi juga secara internal kekristenan

diperhadapkan dengan berbagai model penafsiran Alkitab yang dimutlakkan
sehingga seolah-olah hanya ada
satu pemahaman
yang benar.2 Pemahaman yang
Lay-out
/ Setting
Adi Setia

1 YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", dalam Teologi Dalam Silang
Budaya, ed Kees de Jong, dkk, (Yogyakarta: TPK dan Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, 2015),
h 238.

.

2 Wesley Ariarajah, Alkitab dan Orang-orang Berkepercayaan Lain, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),
h xviii.
.

80

TYASJCITX Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Christian religious institution. Pengantar
The nature of theRedaksi
word "go" and "baptism" in Matthew 28:
19 is not a command but a participatory appeal. The decision to become disciples of

Christ and accept baptism sprouts out of someone's personal encounter with the quality

Gereja
adalah satu kenyataan sosial di antara berbagai realita sosial lainnya.
of life of Christ as lived out by the believers. This requires an imminent change in one s
,


Sebagai orientation
realita dimaksud
gerejawhich
bukan
hanya merupakan
bagian
integral
dari sistem
of discipleship,
commences
with the effort
to establish
a more
and embracing
understanding
of ecclesiology.
the case ofatau
GKS, paguyuban
the choise

sosial. lawelcoming
juga memiliki
kesempatan
yang sama
dengan In
organisasi
sosial
appropriate should be the uma bungguru ecclesiology.

lainnya untuk memaknai peran aktif dalam pembentukan opini publik, bahkan juga
Pendahuluan
A
dalam
proses pengambilan
.

keputusan yang berdampak luas bag! kesejahteraan dan

kesetaraanSaya
semua
warga masyarakat.
Secaraanalogi
khusus,
sebagai
bagian
dariYewangoe
struktur
mengawali
tulisan ini dengan
yang
dipakai
oleh Dr.
masyarakat
perkotaan,
gereja
dekat Agama-Agama
dengan pusat-pusat
kekuasaan
dan
ketika beliau
mengajar
mata berada
kuliah Teologi
pada strata
satu waktu
aktivitas-aktivitas
terkaituntuk
dengan
penyelenggaraan
pembangunan
itu. Menurut politik
Yewangoe,
memahami
bahwa pemerintahan,
pengajaran dan
kebenaran
dan mengenai
pelayanan Allah
masyarakat.
itu berarti
gerejasepenuhnya
mempunyai dalam
akses agama
untuk turut
terlibat
tidak dapat
ditampung
Kristen
saja.
dalam
ranah
publik dan tempatkanlah
dapat mempengaruhi
serta sedang
pengambilan
Beliau
mengatakan
sebuah proses
gelas dipembahasan
halaman ketika
turun
keputusan-keputusan
terkait
arah dan
kebijakan
hujan. Setelah hujan
berhenti,
ambillah
gelaspemerintahan.
itu dan ajukanlah pertanyaan apakah

air Namun
hujan yang
tertampung
di dalampublik
gelas adalah
air hujan
ataukah
hanya
diskursus
dan praksis
politik seluruh
ini hanya
menjadi
topik-topik
sebagian
kecil gereja.
dari air ini
hujan?
Analogi ini
mengandung
kebenaran
yang mesti
pinggiran
dalam
berdampak
pada
ketidakjelasan
pemosisian
dan
mendorong
kita untuk
mengupayakan
kehidupan
agama
pemfungsian
politik
gerejaterus
dalam
konteks dinamika
relasibersama
negara walaupun
dan masyarakat.
menangkap
kebenaran
dan realitas
Allah
secara memasuki
berbeda-beda.
Tangkapan
yang
Tulisan
ini berusaha
menunjukkan
bahwa
panggilan
ruang
publik politik,
itulah dinamik
yang kemudian
menjadi
dari
kitabpenting
suci masingyangberbeda-beda
tercipta dari relasi
antara negara
dankandungan
masyarakat,
sangat
untuk
masingserius
agama.
demikian, agama harus dengan terbuka mengakui bahwa
ditanggapi
olehJika
gereja.
kebenaran mutlak yang diyakininya merupakan "pengalaman subyektif personal"
Tulisan-tulisan yang tersaji dalam edisi Waskita kali ini yang diramu di bawah

yang tidak boleh dipakai untuk menghakimi kebenaran yang diyakini yang lainnya.1
tema: Pancasila dan Civil Society mengajak pembaca untuk melihat bagaimana peluang-

Tak dapat disangkali bahwa kepelbagaian seringkali menjadi masalah karena
peluang terbuka tadi seharusnya dimanfaatkan oleh gereja. izak Lattu membuka

masing-masing pihak mengklaim diri sebagai yang paling benar, mayoritas dan
wacana dengan mengajukan sebuah tesis yang menarik bahwa civil society menciptakan

klaim-kalim lainnya sehingga melahirkan pola hidup yang eksklusif. Kepelbagaian
peluang bahwa lembaga-lembaga dalam masyarakat untuk ambil bagian dalam

yang dimaksudkan adalah bukan saja secara eksternal dimana kekristenan
pembentukan opini publik sekaligus mencermati struktur-struktur politik. Artikel yang

berhadapan dengan agama-agama lain tetapi juga secara internal kekristenan
dia persiapkan memfokuskan perhatian pada keterlibatan warga masyarakat dalam

diperhadapkan dengan berbagai model penafsiran Alkitab yang dimutlakkan
menjembatani kesenjangan-kesenjangan relasi antara unit-unit sosial yang berbeda-

sehingga seolah-olah hanya ada satu pemahaman yang benar.2 Pemahaman yang
beda. Bertolak dari perspektif interdisiplin penulis mengkritisi pengembangan teori
civil society dalam konteks keilmuan. Di bagian penutup, penulis melakukan eksplorasi
terhadap dua institusi keagamaan di Indonesia untuk menunjukkan urgensi civil society
1 YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", dalam Teologi Dalam Silang
Budaya,
ed
Kees de
Jong, dkk,
(Yogyakarta:
TPK dan Fakultas
Teologi
Universitas
Duta Wacana,
2015),
dalam pentas
relasi
antar
umat beragama.
Dalam
relasi
antara Kristen
komunitas
agama
yang
h 238.
.

2 Wesley Ariarajah, Alkitab dan Orang-orang Berkepercayaan Lain, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),
h xviii.
.

80

TYASJCITX Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Christian religious
institution.berperan
The nature ofsebagai
the word "go"
and "baptism"
in Matthew
28:
berbeda-beda,
civil society
instrumen
untuk
menjembatani
19 is not a command but a participatory appeal. The decision to become disciples of
perbedaan-perbedaan
itu sekaligus mendorong Indonesia menuju negara yang lebih

Christ and accept baptism sprouts out of someone's personal encounter with the quality

demokratis dan komunitas yang damai dan ramah.

of life of Christ as lived out by the believers. This requires an imminent change in one

,

s

Jeneman
Pieter dan John A. Titaley menunjukkan kepada kita satu contoh dari
orientation of discipleship, which commences with the effort to establish a more
hasil penelitian
dusun
Kalimangli
bahwa
koeksistensi
damai
antara
pemeluk
welcomingdiand
embracing
understanding
of ecclesiology.
In the
case of
GKS, the
choise agama
appropriate
should
be the uma
bungguru
ecclesiology. Agama-agama universal memiliki
Kristen dan
Muslim
bukan
sebuah
kemustahilan.

segudang
referensi
Pendahuluan
A

nilai yang memungkinkan koeksistensi tadi. Adalah tugas semua

.

pemeluk agama,

lembaga keagamaan dan pemerintah untuk mencermati dan
Saya mengawali
tulisan ini dengan analogi yang dipakai oleh Dr. Yewangoe

menumbuhkembangkan nilai-nilai tadi.

ketika beliau mengajar mata kuliah Teologi Agama-Agama pada strata satu waktu
itu.Melkisedek
Menurut Sni'ut
Yewangoe,
untuk memahami
bahwa
pengajaran
dan membedah
kebenaran
memperkaya
diskursus dalam
edisi
kali ini dengan

mengenai
Allah tidak di
dapat
ditampung
dalamkarena
agama roh
Kristen
saja.
persoalan
perekonomian
Indonesia
yangsepenuhnya
semakin rumit
kapitalis.
Beliaukapitalisme
mengatakantentu
tempatkanlah
sebuah
gelas kemajuan
di halaman
ketikakehidupan
sedang turun
Hadirnya
saja memberi
dampak
tingkat
dan
hujan.
Setelah hujan
berhenti,
ambillah
gelas itu
dan ajukanlah
pertanyaan
apakah
income
masyarakat,
tetapi
satu hal
yang kurang
diperhatikan
ialah
makin lemahnya
air hujan
yang tertampung
di dalam
gelas adalah seluruh
air hujanekonomi
ataukahrakyat.
hanya
kedaulatan
ekonomi
bangsa seiring
pemarginalisasian
simpul-simpul
sebagian
hujan? Analogi
ini mengandung
kebenaran
yang
mesti
Sebuah
contohkecil
kasusdari
dariair
Kabupaten
Timor Tengah
Selatan di Propinsi
Nusa
Tenggara
mendorong
kitapijakan
untuk terus
bersama walaupun
Timur
dia jadikan
untukmengupayakan
menolong kitakehidupan
melihat persoalan
itu secaraagama
lebih
menangkap kebenaran dan realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan yang
mendalam.
berbeda-beda itulah yang kemudian menjadi kandungan dari kitab suci masing-

Penulis selanjutnya, Herlina Ratu Kenya menarik perhatian kita pada simbolisme

masing agama. Jika demikian, agama harus dengan terbuka mengakui bahwa

masyarakat suku sumba yang berwujud dalam konsep rumah, uma bungguru. la jadikan

kebenaran mutlak yang diyakininya merupakan "pengalaman subyektif personal"

konsep budaya tadi sebagai pijakan untuk mengembangkan sebuah eklesiologi,

yang tidak boleh dipakai untuk menghakimi kebenaran yang diyakini yang lainnya.1

pemahaman tentang gereja yang menurutnya bersifat lebih ramah dan merangkul.

Tak dapat disangkali bahwa kepelbagaian seringkali menjadi masalah karena

Kalau diskursus tadi kita tempatkan dalam bingkai besar tema edisi Waskita kali ini,

masing-masing pihak mengklaim diri sebagai yang paling benar, mayoritas dan

menjadi jelas juga bahwa uma bungguru merupakan wacana civil society ya.ng tersimpan

klaim-kalim lainnya sehingga melahirkan pola hidup yang eksklusif. Kepelbagaian

dalam khasanah budaya dan kearifan lokal suku-suku dan unit-unit sosial di bumi

yang dimaksudkan adalah bukan saja secara eksternal dimana kekristenan

Nusantara.

berhadapan dengan agama-agama lain tetapi juga secara internal kekristenan
Tulisan yang lahir sebagai hasil kolaborasi antara mahasiswa dan dosen, atas

diperhadapkan dengan berbagai model penafsiran Alkitab yang dimutlakkan

nama Selestyani dan Ebenhaizer 1 Nuban Timo menghadirkan kepada kita satu warna

sehingga seolah-olah hanya ada satu pemahaman yang benar.2 Pemahaman yang

tersendiri dalam kajian tema kali ini. Mereka mengajak gereja-gereja dan juga pembaca
yang budiman untuk melakukan pengakuan dosa terhadap berbagai kelalaian dalam
ikut ambil
bagian membangun kehidupan bersama yang adil, akrab dan ramah. Melalui
1
YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", dalam Teologi Dalam Silang
Budaya,
ed
Kees de Jong,
TPKdosa
dan Fakultas
Universitas
Kristen Duta
Wacana,
2015),
kajian terhadap
isi dkk,
doa (Yogyakarta:
pengakuan
dalamTeologi
liturgi
peribadahan
Gereja
Protestan
h 238.
.

2 Wesley Ariarajah, Alkitab dan Orang-orang Berkepercayaan Lain, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),

iih xviii.
.

80

TYASJCITX Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Christian
nature of the word
"go" pengakuan
and "baptism" dosa
in Matthew
Indonesia
bagianreligious
Barat,institution.
mereka The
menunjukkan
bahwa
yang28:
diucapkan
19 is not a command but a participatory appeal. The decision to become disciples of
gereja dalam
ibadah-ibadah minggunya justru mengandung dosa, mengingat pengakuan

Christ and accept baptism sprouts out of someone's personal encounter with the quality

dosa itu lebih banyak berhubungan dengan dosa-dosa kultus. Dosa-dosa sosial jarang
of life of Christ as lived out by the believers. This requires an imminent change in one

,

s

disinggung
dalam doa-doa
tadi. which commences with the effort to establish a more
orientation
of discipleship,
welcoming and embracing understanding of ecclesiology. In the case of GKS, the choise

Kembali kepada pokok bahasan civil society, Ronald Helweldery melalui artikel
appropriate should be the uma bungguru ecclesiology.

berjudul Gereja dalam Konteks Relasi Negara dan Masyarakat
A

Pendahuluan

Memahami
.

Reposisi

Peran

Politis

Gereja)

menyerukan

kepada

(Sebuah Upaya
gereja

untuk

Saya peluang-peluang
mengawali tulisan
ini dengan
yang dipakai
oleh Dr.
Yewangoe
memanfaatkan
terbuka
dalamanalogi
masyarakat
berkeadaban
[civil
society]
ketika
mengajar
matapublik,
kuliah Teologi
Agama-Agama
pada strata
satu waktu
untuk
ikutbeliau
membentuk
opini
mengawasi
struktur-stuktur
kekuasaan
dan
itu. Menurut
Yewangoe,
untuk keputusan
memahamipolitik
bahwauntuk
pengajaran
dan kebenaran
mempengaruhi
proses
pengambilan
kesejahteraan
bersama.

mengenai
Allah
tidak
dapat
ditampung
sepenuhnya
dalammendeskripsikan
agama Kristen saja.
Dengan
bantuan
teori
sosial
kritis
Jurgen Habermas
penulis
dan
Beliau mengatakan
tempatkanlah
sebuah
gelas
halaman
ketika
sedang
turun
memperkenalkan
karakteristik
ruang publik
dan
civil di
society.
Ruang
publik
politik
dan
hujanruang
berhenti,
ambillahstrategis
gelas itubagi
danpartisipasi
ajukanlah politik
pertanyaan
civil hujan.
societySetelah
merupakan
dan wahana
gerejaapakah
dalam
air hujan yang
tertampung
di dalam
gelas kekuasaan
adalah seluruh
air (negara)
hujan ataukah
keberpihakan
kepada
masyarakat
di hadapan
politik
dalam hanya
relasi
sebagian
dari air
hujan? Analogi ini mengandung kebenaran yang mesti
kolutif
dengan kecil
kekuasaan
ekonomi.
mendorong kita untuk terus mengupayakan kehidupan bersama walaupun agama
Edisi Waskita kali ini ditutup dengan tulisan Retnowati^ yang membahas pokok

menangkap kebenaran dan realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan yang
mengenai Globalisasi dan Kearifan lokal. Menurut penulis, Globalisasi sebagai sebuah

berbeda-beda itulah yang kemudian menjadi kandungan dari kitab suci masingproses sejarah dan sekaligus sebuah proyek ekonomi memberi pengaruh terhadap

masing agama. Jika demikian, agama harus dengan terbuka mengakui bahwa
struktur sosial dan tingkat kesejahteraan manusia. Ada pengaruh yang bersifat positif

kebenaran mutlak yang diyakininya merupakan "pengalaman subyektif personal"
seperti tersedianya informasi yang dapat diakses secara cepat, masif, dan ekonomis

yang tidak boleh dipakai untuk menghakimi kebenaran yang diyakini yang lainnya.1

serta terjalinnya kehidupan manusia oleh jaringan komunikasi dan transaksi global.

Tak dapat disangkali bahwa kepelbagaian seringkali menjadi masalah karena
Namun ada pula pengaruh negatif seperti persaingan sosial, budaya, agama, politik, dan

masing-masing pihak mengklaim diri sebagai yang paling benar, mayoritas dan
bisnis, kerusakan lingkungan alam akibat eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam

klaim-kalim lainnya sehingga melahirkan pola hidup yang eksklusif. Kepelbagaian
yang berlebihan. Menyikapi pengaruh negatif dari globalisasi ia mengajak kita untuk

yang dimaksudkan adalah bukan saja secara eksternal dimana kekristenan
belajar dari komunitas Pattuvam Panchayat di

India yang menurut dia memberi

berhadapan dengan agama-agama lain tetapi juga secara internal kekristenan
inspirasi bagi kita bahwa perlunya belajar dari kearifan komunitas lokal ketika

diperhadapkan dengan berbagai model penafsiran Alkitab yang dimutlakkan
berhadapan dengan gempuran keras globalisasi.

sehingga seolah-olah hanya ada satu pemahaman yang benar.2 Pemahaman yang
Inilah pokok pikiran yang digumuli oleh para penulis dalam Jurnal Waskita kali

ini. Dengan gaya yang khas tetapi juga menantang, para kontributor edisi ini
1 YusakTridarmanto,
menyodorkan
bagi kita"Teologi
citra Interkultural
berpikir Dalam
dan berlogia
secaradalam
baruTeologi
dan Dalam
segarSilang
dalam
Perspektif Kosmis",
Budaya, ed Kees de Jong, dkk, (Yogyakarta: TPK dan Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, 2015),

menyikapi
kehidupan civil society yang boleh dibilang sebagai budaya populer bagi
h 238.
.

2 Wesley Ariarajah, Alkitab dan Orang-orang Berkepercayaan Lain, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),
h xviii.
.

80

iii

TYASJCITX Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Christian
religious
nature of the word
"go"syukur
and "baptism"
in Matthew
masyarakat
masa
kini.institution.
Sambil The
mengucapkan
puji
kepada
Allah 28:
yang ikut
19 is not a command but a participatory appeal. The decision to become disciples of
menyelenggarakan
kegiatan penerbitan kembali Jurnal Waskita, kami mengucapkan

Christ and accept baptism sprouts out of someone's personal encounter with the quality

terima kasih kepada para penulis yang berkenan menyisihkan waktu luang di antara
of life of Christ as lived out by the believers. This requires an imminent change in one

,

s

kesibukan
rutin untuk
mempersiapkan
tulisan-tulisan
yang
dimuat
dalama edisi
orientation
of discipleship,
which commences
with the
effort
to establish
more ini.
Terima
kasih
juga kepada
dewanofredaksi
yang
untuk
welcoming
and embracing
understanding
ecclesiology.
In bekerja
the case ofkeras
GKS, the
choiseedisi ini.
appropriate
shoulddan
be thepencinta
uma bungguru
ecclesiology.
Dorongan
para alumni
jurnal
ini agar segera memperoleh edisi penerbitan

kembali,
juga merupakan
Pendahuluan
A

motivasi bagi terbitnya jurnal ini. Kepada semua pihak yang

.

tidak bisa disebutkan
satu-persatu
kami
juga mengucapkan
terima oleh
kasihDr.
disertai
doa:
Saya mengawali
tulisan ini
dengan
analogi yang dipakai
Yewangoe
"Tuhan
memberkati
jerih dan
juang
kita."Teologi Agama-Agama pada strata satu waktu
ketika
beliau mengajar
mata
kuliah

itu. Menurut Yewangoe, untuk memahami bahwa pengajaran dan kebenaran

mengenai Allah tidak dapat ditampung sepenuhnya dalam agama Kristen saja.
Beliau mengatakan tempatkanlah sebuah gelas di halaman ketika sedang turun
hujan. Setelah hujan berhenti, ambillah gelas itu dan ajukanlah pertanyaan apakah
air hujan yang tertampung di dalam gelas adalah seluruh air hujan ataukah hanya
sebagian kecil dari air hujan? Analogi ini mengandung kebenaran yang mesti
mendorong kita untuk terus mengupayakan kehidupan bersama walaupun agama
menangkap kebenaran dan realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan yang
berbeda-beda itulah yang kemudian menjadi kandungan dari kitab suci masingmasing agama. Jika demikian, agama harus dengan terbuka mengakui bahwa
kebenaran mutlak yang diyakininya merupakan "pengalaman subyektif personal"

yang tidak boleh dipakai untuk menghakimi kebenaran yang diyakini yang lainnya.1
Tak dapat disangkali bahwa kepelbagaian seringkali menjadi masalah karena
masing-masing pihak mengklaim diri sebagai yang paling benar, mayoritas dan
klaim-kalim lainnya sehingga melahirkan pola hidup yang eksklusif. Kepelbagaian
yang dimaksudkan adalah bukan saja secara eksternal dimana kekristenan
berhadapan dengan agama-agama lain tetapi juga secara internal kekristenan
diperhadapkan dengan berbagai model penafsiran Alkitab yang dimutlakkan
sehingga seolah-olah hanya ada satu pemahaman yang benar.2 Pemahaman yang

1 YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", dalam Teologi Dalam Silang
Budaya, ed Kees de Jong, dkk, (Yogyakarta: TPK dan Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, 2015),
h 238.
.

2 Wesley Ariarajah, Alkitab dan Orang-orang Berkepercayaan Lain, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),

iv
h xviii.
.

80

TYASJCITX Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Christian religious institution. The nature of the word "go" and "baptism" in Matthew 28:
ISSN 1829-5436
19 is not a command but a participatory appeal. The decision to become disciples of

'WJASXIJA
Christ and accept baptism sprouts out
of someone's personal encounter with the quality
of life of Christ as lived out by the believers. This requires an imminent change in one

Jurnal Studi Agama dan Masyarakat

,

s

orientation of discipleship, which commences with the effort to establish a more

Vol. 2, No. 2, Oktober 2014

welcoming and embracing understanding of ecclesiology. In the case of GKS, the choise
appropriate should be the uma bungguru ecclesiology.
A

.

Pendahuluan

DAFTAR
ISI
Saya mengawali tulisan ini
dengan analogi
yang dipakai oleh Dr. Yewangoe

ketika beliau mengajar mata kuliah Teologi Agama-Agama pada strata satu waktu
itu. Menurut Yewangoe, untuk memahami bahwa pengajaran dan kebenaran
Pengantar Redaksi

i

mengenai Allah tidak dapat ditampung sepenuhnya dalam agama Kristen saja.

Daftar
Isi mengatakan tempatkanlah sebuah gelas di halaman ketika sedang turun
v
Beliau

hujan.
Setelah
gelasSphere
itu danin ajukanlah
pertanyaan
apakah
Building
Trust
and hujan
Social berhenti,
Solidarityambillah
in the Public
the Perspective
of
Indonesia
air hujan yang tertampung di dalam gelas adalah seluruh air hujan ataukah hanya
Izak Lattu
1

sebagian kecil dari air hujan? Analogi ini mengandung kebenaran yang mesti

Hubungan
Antar kita
Agama
dalam
Kebhinekaan
Indonesia
fStudi bersama
Kasus Terhadap
mendorong
untuk
terus
mengupayakan
kehidupan
walaupun agama
Hubungan Warga Jemaat GP1B Tamansari Pospel Kalimangli dengan Warga Muslim
menangkap
kebenaran dan realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan yang
di Dusun
Kalimangli)
Jeneman
Pieter, Johnitulah
A. Titaley
19
berbeda-beda
yang kemudian menjadi kandungan dari kitab suci masing-

masing agama.
Jikadi demikian,
agama harus dengan terbuka mengakui bahwa
Ketidakadilan
Ekonomi
Bumi Pancasila
Melkisedek
Sni'ut
67
kebenaran
mutlak yang diyakininya merupakan "pengalaman subyektif personal"

yang tidak boleh dipakai untuk menghakimi kebenaran yang diyakini yang lainnya.1

Tugas Pemuridan Dalam Relasi Lintas iman di Sumba
Herlina Ratu
Kenya
79
Tak
dapat disangkali bahwa kepelbagaian seringkali menjadi masalah karena

masing-masing pihak mengklaim diri sebagai yang paling benar, mayoritas dan

Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan
di Indonesia
bagian
Baratsehingga
(GP1B) melahirkan pola hidup yang eksklusif. Kepelbagaian
klaim-kalim
lainnya
SelestyanJ Ebenhaizer 1 Nuban Timo,
93

yang dimaksudkan adalah bukan saja secara eksternal dimana kekristenan

Gereja
dalam Konteks
Relasi
Negara dan Masyarakat
Upaya
Memahami
berhadapan
dengan
agama-agama
lain tetapi (Sebuah
juga secara
internal
kekristenan
Reposisi Peran Politis Gereja)
diperhadapkan
Ronald
Helweldery dengan berbagai model penafsiran Alkitab yang dimutlakkan
123

sehingga seolah-olah hanya ada satu pemahaman yang benar.2 Pemahaman yang
Globalisasi dan Kearifan Lokal (Menyikapi Globalisasi, Refleksi terhadap komunitas
Pattuvam Panchayat di India)
Retnowati
147
1 YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", dalam Teologi Dalam Silang
Budaya, ed Kees de Jong, dkk, (Yogyakarta: TPK dan Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, 2015),
h 238.
.

2 Wesley Ariarajah, Alkitab dan Orang-orang Berkepercayaan Lain, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),
h xviii.
.

80

v

TYASJCITX Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Christian PEMURIDAN
religious institution. DALAM
The nature of
the word "go"
and "baptism"
Matthew
28:
TUGAS
RELASI
LINTAS
IMANin DI
SUMBA
19 is not a command but a participatory appeal. The decision to become disciples of

Christ and accept baptism sproutsHerlina
out of someone's
personal encounter with the quality
Ratu Kenya
of life of Christ as lived out by the believers. This requires an imminent change in one

,

s

Abstak with the effort to establish a more
orientation of discipleship, which commences
welcoming and embracing understanding of ecclesiology. In the case of GKS, the choise

Perjumpaan gereja dengan kenyataan pluralitas agama pada masa sekarang, menuntut

appropriate should be the uma bungguru ecclesiology.

gereja untuk merumuskan paham dan orientasi bam terkait dengan pemaknaan terhadap
A

.

pengutusannya. Hal ini berarti gereja haras berjuang menemukan cara-cara barn dalam
Pendahuluan
memahami Alkitab sebagai sumber tradisi imannya. Metode Hermenutis Kosmis

Saya mengawali tulisan ini dengan analogi yang dipakai oleh Dr. Yewangoe

merapakan salah satu pilihannya dimana semua manusia dipandang sebagai satu keluarga

ketika beliau mengajar mata kuliah Teologi Agama-Agama pada strata satu waktu
yang Allah tempatkan dalam kosmis sebagai ramah bersama. Paham seperti ini dihidupi

itu. oleh
Menurut
Yewangoe,
untuk memahami
bahwaadatpengajaran
dan kebenaran
orang Sumba
yang ditunjukkan
melalui fungsi ramah
sebagai uma bungguru
atari ramah
persekutuan.
mengenai
Allah
tidak dapat ditampung sepenuhnya dalam agama Kristen saja.

Beliau
mengatakan tempatkanlah sebuah gelas di halaman ketika sedang turun
GKS sebagai salah satu gereja di Sumba mendasarkan pengutusannya pada Injil Matins
hujan.
ambillah
itumenggunakan
dan ajukanlah
pertanyaan
28: Setelah
19 yang hujan
dikenal berhenti,
dengan amanat
Agung. gelas
Dengan
metode
hermenutis apakah
kosmis,yang
ditemukan
makna barn
gereja
untukseluruh
menjadikan
sebagai hanya
air hujan
tertampung
di bahwa
dalamtugas
gelas
adalah
air manusia
hujan ataukah
murid Kristus tidak boleh dilakukan dengan cara haras dibaptis dan menjadikan mereka

sebagian kecil dari air hujan? Analogi ini mengandung kebenaran yang mesti
sebagai anggota institusi agama Kristen. Sifat kata "pergi" dan "baptisan" dalam Matins

mendorong kita untuk terus mengupayakan kehidupan bersama walaupun agama
28: 19 bukanlah perintah melainkan partisipan. Keputusan menjadi murid Kristus dan

menangkap
kebenaran
danperjumpaan
realitas pribadi
Allah seseorang
secara berbeda-beda.
Tangkapan
yang
menerima baptisan
lahir dari
dengan kualitas hidup
Kristus
yang dihidupiitulah
oleh orang
percaya.
Hal ini menjadi
mengharaskan
terjadinya perabahan
orientasi
berbeda-beda
yang
kemudian
kandungan
dari kitab
suci masingpemuridan
yangJika
dimulai
dengan upaya
membangun
eklesiologi
yang lebih
ramah bahwa
masing
agama.
demikian,
agama
haruspaham
dengan
terbuka
mengakui
dan merangkul. Bagi GKS pilihannya adalah eklesiologi uma bungguru.

kebenaran mutlak yang diyakininya merupakan "pengalaman subyektif personal"

yang tidak boleh dipakai untuk menghakimi kebenaran yang diyakini yang lainnya.1
Tak dapat disangkali bahwa kepelbagaian
seringkali menjadi masalah karena
Abstract
masing-masing pihak mengklaim diri sebagai yang paling benar, mayoritas dan
The encounter of the church with the present reality of religious plurality, requires the

klaim-kalim lainnya sehingga melahirkan pola hidup yang eksklusif. Kepelbagaian
church to formulate a new concept and orientation related to the signification of its

yangmission.
dimaksudkan
adalah
bukan
secara
dimana
kekristenan
This means that
the church
shouldsaja
strife to
find neweksternal
ways to come
to understand
the Bible asdengan
the traditional
source of its faith.
Cosmic
Hermeneutic
is one
of
berhadapan
agama-agama
lain The
tetapi
juga
secara method
internal
kekristenan
its choices in which
all humans
are regarded
as one
family, which
God has yang
placed in
the
diperhadapkan
dengan
berbagai
model
penafsiran
Alkitab
dimutlakkan
cosmic realm as a communality in a common home. This concept is meaningfully lived

sehingga seolah-olah hanya ada satu pemahaman yang benar.2 Pemahaman yang
out by the Sumbanese people, indicated by means of the function of the traditional ('adat')

house as reflected in the existence of the uma bungguru or 'house of fellowship'.
GKS as the local church in Sumba based its mission on Matthew 28: 19, known as the

1 YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", dalam Teologi Dalam Silang

Commission.
By using the
Hermeneutic
method, aKristen
new Duta
meaning
is 2015),
Budaya, edGreat
Kees de
Jong, dkk, (Yogyakarta:
TPK Cosmic
dan Fakultas
Teologi Universitas
Wacana,
h 238.
.

discerned, namely, that the task of the church to mould the people to be disciples of Christ

2 Wesley Ariarajah, Alkitab dan Orang-orang Berkepercayaan Lain, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),
h xviii.
.

80

should not be done in a way just to baptize and constitute them as members of the

WASXITX
TYASJCITX Jurnal
Jurnal Studi
Studi Agama
Agama dan
dan Masyarakat
Masyarakat
Christian religious institution. The nature of the word "go" and "baptism" in Matthew 28:
19 is not a command but a participatory appeal. The decision to become disciples of

Christ and accept baptism sprouts out of someone's personal encounter with the quality
one'ss
of life of Christ as lived out by the believers. This requires an imminent change in one
,

orientation of discipleship, which commences with the effort to establish a more

welcoming and embracing understanding of ecclesiology. In the case of GKS, the choise
appropriate should be the uma bungguru ecclesiology.
A
A.

.

Pendahuluan
Saya mengawali tulisan ini dengan analog!
analogi yang dipakai oleh Dr. Yewangoe
ketika beliau mengajar mata kuliah Teologi Agama-Agama pada strata satu waktu
itu. Menurut Yewangoe, untuk memahami bahwa pengajaran dan kebenaran
mengenai Allah tidak dapat ditampung sepenuhnya dalam agama Kristen saja.
Beliau mengatakan tempatkanlah sebuah gelas di halaman ketika sedang turun
hujan. Setelah hujan berhenti, ambillah gelas itu dan ajukanlah pertanyaan apakah

air hujan yang tertampung di dalam gelas adalah seluruh air hujan ataukah hanya
sebagian kecil dari air hujan? Analog!
Analogi ini mengandung kebenaran yang mesti
mendorong kita untuk terus mengupayakan kehidupan bersama walaupun agama

menangkap kebenaran dan realitas Allah secara berbeda-beda. Tangkapan yang
berbeda-beda itulah yang kemudian menjadi kandungan dari kitab suci masingmasing agama. Jika demikian, agama harus dengan terbuka mengakui bahwa
kebenaran mutlak yang diyakininya merupakan "pengalaman subyektif personal"
yang tidak boleh dipakai untuk menghakimi kebenaran yang diyakini yang lainnya.1
lainnya.1

Tak dapat disangkali bahwa kepelbagaian seringkali menjadi masalah karena
masing-masing pihak mengklaim diri sebagai yang paling benar, mayoritas dan
klaim-kalim lainnya sehingga melahirkan pola hidup yang eksklusif. Kepelbagaian
yang dimaksudkan adalah bukan saja secara eksternal dimana kekristenan
berhadapan dengan agama-agama lain tetapi juga secara internal kekristenan

diperhadapkan dengan berbagai model penafsiran Alkitab yang dimutlakkan
benar.2 Pemahaman yang
sehingga seolah-olah hanya ada satu pemahaman yang benar.2

11 YusakTridarmanto, "Teologi Interkultural Dalam Perspektif Kosmis", dalam Teologi Dalam Silang

Budaya, ed Kees de Jong, dkk, (Yogyakarta: TPK dan Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, 2015),
h 238.
h.238.
22 Wesley Ariarajah, Alkitab dan Orang-orang Berkepercayaan Lain, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),
h xviii.
h.xviii.
.

.

80
80