MENINGKATKAN KREATIVITAS MAHASISWA ACEH

PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN
MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI

Strategi Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi

MENINGKATKAN KREATIVITAS MAHASISWA ACEH
Ilham Zulfahmi *
*Universitas Almuslim, Dosen Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian, Peserta program magang dosen
Kemenristekdikti 2015

Abstract
Mahasiswa adalah sumberdaya dan potensi setiap perguruan tinggi, mengembangkan potensi
tersebut merupakan bagian dari tujuan pendidikan tingi sebagaimana yang tersebut di dalam UU No
12 tentang Pendidikan Tinggi pasal 5 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan tinggi
adalah mengembangkan potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil,
kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.
Selanjutnya di dalam pasal 13 UU No 12 disebutkan bahwa kewajiban seorang mahasiswa ialah
secara aktif mengembangkan potensinya dengan melakukan pembelajaran, pencarian kebenaran
ilmiah, dan penguasaan, pengembangan, dan pengamalan suatu cabang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi untuk menjadi ilmuwan, intelektual, praktisi, atau profesional yang berbudaya. Hal ini

menegaskan bahwa tugas dan kebaganggan utama seorang mahasiswa ialah bukan mengkritik dan
mengawasi berbagai kebijakan pemerintah, tapi lebih kepada belajar mengembangkan potensi diri
menjadi insan akademik yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa.
Sudah bukan zamannya lagi beralasan rendahnya produktivitas mahasiswa pada perguruaan tinggi
di Aceh disebabkan oleh rendahnya kapasitas kualitas mahasiswa (raw material) pada saat masuk ke
perguruan tinggi (baik pergururuan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta). Perguruan
tinggi bertanggung jawab menjadi motor perubahan mencerdaskan dan mengembangkan setiap
potensi yang dimiliki oleh mahasiswanya. Khususnya perguruan tinggi didalam provinsi Aceh,
kehadirannya haruslah mampu menjadi roda pengerak perubahan peradaban dan pembangunan
Aceh. Salah satu parameter yang dapat dijadikan indikator keberhasilan perguruan tinggi dalam
upaya meningkatkan kualitas mahasiswa adalah dengan melihat jumlah proposal Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang disetujui setiap tahunnya. Dengan disetujuinya proposal PKM
tersebut maka setidaknya kreativitas dan kualitas mahasiswa tersebut sudah mendapat pengakuan
ditingkat nasional.
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Direktorat
Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

Kementerian Ristek Dikti untuk meningkatkan mutu mahasiswa di Perguruan Tinggi. PKM
dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas dan inovasi
berlandaskan penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi. Dalam rangka

mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang cendekiawan, wirausahawan serta berjiwa mandiri dan
arif, mahasiswa diberi peluang untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap, tanggung
jawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan kemandirian melalui kegiatan yang
kreatif dalam bidang ilmu yang ditekuni.

Peranan dosen
Keaktifan dan kemauan mahasiswa untuk menulis proposal PKM tidak bisa dilepaskan dari peranan
dosen. Tugas dosen yang tersurat dalam undang undang No 14 tahun 2005 tentang dosen dan guru
adalah meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan senI. Tugas tersebut
mengisyaratkan kepada dosen untuk mampu mengembangkan kompetensi mahasiswa disamping
meningkatkan kualitas individual dosen.
Akan tetapi sinergisitas yang terjadi selama ini antara dosen dan mahasiswa cenderung masih
rendah, terutama bila ditinjau dari jumlah penelitian dan pengabdian yang diterima dosen
dibandingkan dengan jumlah proposal PKM yang diterima. Jumlah proposal PKM yang lolos untuk
seluruh perguruan tinggi di provinsi Aceh yang hanya 85 proposal masih jauh lebih rendah dengan
jumlah proposal penelitian dosen yang disetujui sebanyak 282 proposal, dan juga lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah proposal pengabdian masyarakat yang lolos sebanyak 89 proposal. Hal
ini cenderung dapat menimbulkan dugaan negatif ditengah masyarakat yang beranggapan bahwa
ketidakselarasan ini disebabkan kurangnya insentif yang diterima dosen dari PKM dibandingkan

dengan Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
Menurut pangkalan data perguruan tinggi, provinsi Aceh memiliki 112 perguruan tinggi dengan
jumlah mahasiswa lebih dari 91.000 dan jumlah dosen lebih dari 6000 orang. Sumber daya yang
begitu besar harusnya mampu dikembangkan lebih baik lagi guna mengangkat martabat dan
mengurangi disparitas kualitas pendidikan antara Aceh dengan provinsi lainnya terutama dalam hal
pengakuan terhadap kualitas mahasiswanya.
Sudah saatnya perguruan tinggi memberikan perhatian lebih guna menanggapi masalah ini.
Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan oleh perguruan tinggi untuk meningkatkan kemanpuan
dan keaktifan mahasiswa dalam menulis proposal adalah: pertama. Inovasi Kurikulum dan
implementasinya. Capaian pembelajaran lulusan hendaknya melalui proses pembelajaran yang
mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta
mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan. Prinsip pembelajaran
seorang dosen hendaknya menggunakan pendekatan yang berpusat pada mahasiswa Student
Centered Learning . Prinsip Pembelajaran ini akan mendorong mahasiswa untuk berfikir
komperhensif dan luas dengan pendekatan ilmiah, sehingga dapat menumbuhkan kreativitas dan
kapasitas untuk menemukan permasalahan dan mencari solusi.
Kedua. Adanya peran aktif dari dosen untuk mensosialisasikan, memotivasi, memberikan ide serta
arahan kepada mahasiswa. Adanya mahasiswa yang tidak mengetahui dan mengikuti PKM tidak
terlepas dari kurangnya sosialisasi yang mereka terima. Oleh karena itu hendaknya seorang dosen
menjadi sosialisator untuk meyampaikan berbagai program yang dapat diikuti oleh mahasiswa.

Dosen dalam perannya sebagai ilmuan hendaknya juga menjadi fasilitator dan kreator dengan
memberikan dan memunculkan ide ide yang dapat merangsang kreativitas dan keaktifan mahasiswa

untuk menulis.
Ketiga. Memberikan pelatihan kepada mahasiswa yang berguna untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam menulis proposal PKM. Sebagian besar perguruan tinggi memang sudah
menjadikan pelatihan tersebut sebagai program tetap tahunannya, akan tetapi seringkali pelatihan
tersebut hanya berupa penyampaian materi. Harusnya setiap pelatihan tersebut mampu
memberikan ouput, minimal kerangka proposal PKM yang siap diteruskan dan dikembangkan oleh
kelompok mahasiswa. Dengan demikian semakin banyak usulan proposal yang diajukan oleh
mahasiswa dari suatu perguruan tinggi maka semakin besar peluang jumlah proposal yang akan
disetujui.
Keempat. Perguruan tinggi memberikan apresiasi kepada mahasiswa berprestasi, salah satunya
kepada mahasiswa yang proposal PKM nya disetujui. Saat ini, pemberian predikat pujian (Cumlaude)
kepada lulusan hanya didasari kepada nilai Indeks Prestasi Komulatif (IPK) dan masa studi.
Akibatnya mahasiswa menjadi kurang aktif mengikuti berbagai program kemahasiswaan. Beberapa
perguruan tinggi di Indonesia mulai mengubah aturan tersebut dengan memberikan kredit poin
kepada prestasi dibidang kemahasiswaan sebagai dasar penentuan lulusan dengan predikat pujian
(Cumlaude). Beberapa perguruan tinggi lainnya mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti sejumlah
kegiatan kemahasiswaan sebagai syarat untuk mengikuti sidang sarjana. Adapula perguruan tinggi

yang memberikan insentif kepada setiap kelompok mahasiswa yang mengajukan proposal PKM.
Kesemua ini dilakukan untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa untuk mengikuti berbagai kegiatan
dan program kemahasiswaan dimana salah satunya adalah PKM
Mahasiswa adalah agen perubahan bangsa, yang patut dikembangkan potensinya sehingga mampu
mencari solusi terhadap permasalahan bangsa. Manusia yang luar biasa adalah manusia yang
mampu merubah manusia biasa menjadi manusia luar biasa. Saatnya lebih banyak mahasiswa yang
berprestasi dan diakui ditingkat nasional dan internasional.