Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Perbandingan Kinerja Class Based Queue (CBQ) dan Hierarchical Fair Service Curve (HFSC) pada FreeBSD T1 672005205 BAB IV

Bab 4
Hasil dan Pembahasan

4.1

Implementasi
Pada tahap implementasi akan dibahas mengenai konfigurasi-

konfigurasi yang dilakukan di router FreeBSD. Untuk konfigurasikonfigurasi yang dilakukan pada server dan client dapat dilihat pada
Lampiran. Konfigurasi-konfigurasi yang dilakukan di router FreeBSD
adalah sebagai berikut.

4.1.1

Konfigurasi Kernel
Konfigurasi awal yang dilakukan pada router FreeBSD yaitu

penambahan beberapa kernel agar FreeBSD support PF dan ALTQ
(Alternate Queue) serta mengaktifkan algoritma antrian yang akan
digunakan. Penambahan dilakukan pada file GENERIC yang terdapat pada
direktori /usr/src/sys/i386/conf seperti dapat dilihat pada Kode Program 4.1.

Kode Program 4.1 Script pada file GENERIC
device pf
device pflog
device pfsync
options MROUTING
options ALTQ
options ALTQ_CBQ
options ALTQ_HFSC

Script GENERIC pada Kode Program 4.1 berfungsi agar sistem
support PF, mengaktifkan multicast routing serta mengaktifkan framework

33

34

ALTQ dan termasuk ALTQ_CBQ dan ALTQ_HFSC yang akan digunakan
untuk pembagian bandwidth.
Selanjutnya file GENERIC pada Kode Program 4.1 akan di-compile
dengan menggunakan perintah config GENERIC setelah itu masuk ke

direktori dimana file GENERIC berada dengan menuliskan perintah cd
../compile/GENERIC, setelah masuk ke direktori tersebut lakukan perintah
make depend setelah itu perintah make dan make install. Kemudian lakukan
reboot agar file GENERIC yang telah di-compile dapat bekerja dalam sistem.

4.1.2

Konfigurasi Routing
Pada file sysctl.conf yang terdapat pada direktori /etc ditambahkan

script untuk mengaktifkan ip forwarding seperti pada Kode Program 4.2.
Kode Program 4.2 Script pada file sysctl.conf
net.inet.ip.forwarding=1

Setelah itu pada file mrouted.conf yang juga terdapat pada direktori
/etc ditambahkan script agar interface dapat melewatkan IP multicast seperti

pada Kode Program 4.3.
Kode Program 4.3 Script pada file mrouted.conf
phyint rl0

phyint rl1

4.1.3

Konfigurasi Interface
Agar PF dan ALTQ dapat berjalan saat boot komputer, dilakukan

konfigurasi pada file rc.conf yang terdapat pada direktori /etc seperti pada
Kode Program 4.4.
Kode Program 4.4 Script pada file rc.conf
gateway_enable=”YES”
mrouted_enable=”YES”
ifconfig_rl0=”inet 192.168.1.5 netmask 255.255.255.0”

35
ifconfig_rl1=”inet 192.168.2.5 netmask 255.255.255.0”
pf_enable=”YES”

router_enable=”YES”
sshd_enable=”YES”


Pada Kode Program 4.4 penambahan script dilakukan pada file
rc.conf untuk menjadikan server sebagai gateway dan mengaktifkan
mrouted. Konfigurasi ifconfig harus dituliskan pada file rc.conf agar interface

yang ada pada router memiliki IP tetap setiap komputer melakukan booting.
rl0 merupakan interface yang terhubung ke jaringan server file, sedangkan
rl1 merupakan interface yang terhubung ke jaringan client. Mengaktifkan PF

dan juga membuat server berfungsi sebagai router dengan menghidupkan
fungsi router . Kemudian juga diaktifkan fungsi ssh.

4.1.4

Konfigurasi CBQ dan HFSC pada PF
Setelah konfigurasi pada file rc.conf selesai, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pada file pf.conf yang juga
terdapat pada direktori /etc. Pada file ini dimasukkan script yang digunakan
untuk manajemen bandwidth. Urutan penulisan script pada file pf.conf harus

benar, adapun urutan penulisan script yang digunakan adalah variable,
ALTQ rules dan passing. Ada dua jenis ALTQ yang diimplementasikan
pada file pf.conf, yaitu CBQ dan HFSC. Script yang menggunakan CBQ
dapat dilihat pada Kode Program 4.5 dan script yang menggunakan HFSC
dapat dilihat pada Kode Program 4.6.
Kode Program 4.5 Script pada file pf.conf Menggunakan CBQ
server_net="192.168.1.0/24"
int_if="rl0"
ext_if="rl1"
ip_server="192.168.1.2"
scrub in all

36

altq on $ext_if bandwidth 5Mb cbq queue {streaming, data}
queue streaming bandwidth 4Mb priority 6 cbq(default)
queue data bandwidth 1Mb priority 4 cbq
block out on $ext_if all
pass out quick on $ext_if to $server_net
pass out quick on $ext_if proto udp from $ip_server to any queue streaming

pass out quick on $ext_if proto tcp from $ip_server to any queue data
pass in quick all allow-opts
pass out quick all allow-opts

Kode Program 4.6 Script pada file pf.conf Menggunakan HFSC
server_net="192.168.1.0/24"
int_if="rl0"
ext_if="rl1"
ip_server="192.168.1.2"
scrub in all
altq on $ext_if bandwidth 5Mb hfsc queue {streaming, data}
queue streaming bandwidth 80% hfsc(realtime 20% upperlimit 100% default)
queue data bandwidth 20% hfsc(linkshare 10% upperlimit 20%)
block out on $ext_if all
pass out quick on $ext_if to $server_net
pass out quick on $ext_if proto udp from $ip_server to any queue streaming
pass out quick on $ext_if proto tcp from $ip_server to any queue data
pass in quick all allow-opts
pass out quick all allow-opts


Terlihat pada Kode Program 4.5 dan Kode Program 4.6 bahwa
interface yang digunakan dibuat inisialisasi. Jaringan server diinisialisasikan

dengan server_net yang memiliki network 192.168.1.0/24. Interface rl0 yang
terhubung ke server file diinisialisasikan dengan int_if, sedangkan interface

37

rl1 yang terhubung ke jaringan client diinisialisasikan dengan ext_if. IP
server diinisialisasikan dengan ip_server .

Baris selanjutnya berisi ALTQ rules. Pada Kode Program 4.5
menggunakan

ALTQ_CBQ

sedangkan

pada


Kode

Program

4.6

menggunakan ALTQ_HFSC. Bandwidth dibagikan secara merata dengan
parent 5Mb kemudian dibagi untuk streaming 4Mb dan untuk data 1Mb.

Kemudian passing untuk protocol dan jenis antrian yang digunakan.
Setelah konfigurasi pada PF selesai, selanjutnya gunakan perintah
pfctl –f /etc/pf.conf untuk menjalankan konfigurasi pada PF. Apabila ada

kesalahan dalam penulisan script maka akan muncul pesan error , sebaliknya
apabila tidak terdapat pesan error berarti PF sudah berjalan.
Kemudian untuk melihat hasil konfigurasi yang dilakukan pada PF,
dapat digunakan perintah pfctl –s all. Output untuk PF yang menggunakan
ALTQ_CBQ dapat dilihat pada Kode Program 4.7 dan yang menggunakan
ALTQ_HFSC dapat dilihat pada Kode Program 4.8.
Kode Program 4.7 Output pfctl –s all untuk ALTQ_CBQ


38
Kode Program 4.8 Output pfctl –s all untuk ALTQ_HFSC

Terlihat pada Kode Program 4.7 dan Kode Program 4.8 bahwa
konfigurasi yang dilakukan pada PF, baik untuk CBQ maupun HFSC sudah
berjalan sesuai dengan aturan yang dibuat. Hal ini juga membuktikan bahwa
CBQ dan HFSC sudah berhasil diimplementasikan pada router FreeBSD.

4.2

Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran untuk perbandingan delay, jitter dan packet loss

pada CBQ dan HFSC dilakukan dalam 4 skenario. Adapun hasil pengukuran
yang dilakukan adalah sebagai berikut.

4.2.1

Hasil Pengukuran dengan Skenario 1 (Kondisi Tanpa Beban)

Hasil

pengukuran

perbandingan

kinerja

menggunakan skenario 1 dapat dilihat pada Gambar 4.1.

CBQ

dan

HFSC

39

Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengukuran dengan Skenario 1


Terlihat pada Gambar 4.1, delay rata-rata CBQ pada PC1 dan PC2
adalah 0.422ms dan 0.446ms, sedangkan delay rata-rata HFSC adalah
0.483ms dan 0.603ms. Jitter rata-rata CBQ pada PC1 dan PC2 adalah
2.098ms dan 1.786ms, sedangkan jitter rata-rata HFSC adalah 1.451ms dan
0.337ms. Pada skenario ini, tidak terdapat packet loss baik pada CBQ
maupun HFSC.

4.2.2 Hasil Pengukuran dengan Skenario 2 (Kondisi PC1/PC2
Streaming)

Hasil

pengukuran

perbandingan

kinerja

CBQ

dan

HFSC

menggunakan skenario 2 dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Terlihat pada Gambar 4.2, delay rata-rata CBQ pada PC1 dan PC2
adalah 4.117ms dan 5.596ms, sedangkan delay rata-rata HFSC adalah
6.861ms dan 7.305ms. Jitter rata-rata CBQ pada PC1 dan PC2 adalah
9.015ms dan 4.398ms, sedangkan jitter rata-rata HFSC adalah 9.652ms dan
5.704ms. Packet loss rata-rata CBQ pada PC1 dan PC2 adalah 0.42% dan
0.53%, sedangkan packet loss rata-rata HFSC adalah 0.11% (PC1/PC2).

40

Gambar 4.2 Grafik Hasil Pengukuran dengan Skenario 2

4.2.3 Hasil Pengukuran dengan Skenario 3 (Kondisi PC1/PC2 Transfer
File)

Hasil

pengukuran

perbandingan

kinerja

CBQ

menggunakan skenario 3 dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Grafik Hasil Pengukuran dengan Skenario 3

dan

HFSC

41

Terlihat pada Gambar 4.3, delay rata-rata CBQ pada PC1 dan PC2
adalah 0.453ms dan 0.336ms, sedangkan delay rata-rata HFSC adalah
0.527ms dan 0.345ms.

4.2.4 Hasil Pengukuran dengan Skenario 4 (PC1 Streaming / PC2
Transfer File)
Hasil

pengukuran

perbandingan

kinerja

CBQ

dan

HFSC

menggunakan skenario 4 dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik Hasil Pengukuran dengan Skenario 4

Terlihat pada Gambar 4.4, delay rata-rata CBQ pada PC1 dan PC2
adalah 3.006ms dan 4.512ms, sedangkan delay rata-rata HFSC adalah
1.983ms dan 2.538ms. Jitter rata-rata CBQ pada PC1 adalah 5.339ms,
sedangkan jitter rata-rata HFSC adalah 8.628ms. Packet loss rata-rata CBQ
pada PC1 adalah 0.60%, sedangkan packet loss rata-rata HFSC adalah
0.11%.

42

Berikut hasil pengukuran delay, jitter , packet loss CBQ dan HFSC
secara keseluruhan.

4.2.5

Hasil Pengukuran untuk Delay
Hasil pengukuran delay CBQ dan HFSC secara keseluruhan dapat

dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Grafik Hasil Pengukuran Delay Secara Keseluruhan

Terlihat pada Gambar 4.5, untuk skenario 1 delay rata-rata CBQ pada
PC1 dan PC2 adalah 0.422ms dan 0.446ms, sedangkan HFSC adalah
0.483ms dan 0.603ms. Untuk skenario 2, delay rata-rata CBQ pada PC1 dan
PC2 adalah 4.117ms dan 5.596ms, sedangkan HFSC adalah 6.861ms dan
7.305ms. Untuk skenario 3, delay rata-rata CBQ pada PC1 dan PC2 adalah
0.453ms dan 0.336ms, sedangkan HFSC adalah 0.527ms dan 0.345ms.
Untuk skenario 4, delay rata-rata CBQ pada PC1 dan PC2 adalah 3.006ms
dan 4.512ms, sedangkan HFSC adalah 1.983ms dan 2.538ms.

43

4.2.6

Hasil Pengukuran untuk Jitter
Hasil pengukuran jitter CBQ dan HFSC secara keseluruhan dapat

dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Grafik Hasil Pengukuran Jitter Secara Keseluruhan

Terlihat pada Gambar 4.6, untuk skenario 1 jitter rata-rata CBQ pada
PC1 dan PC2 adalah 2.098ms dan 1.786ms, sedangkan HFSC adalah
1.451ms dan 0.337ms. Untuk skenario 2, jitter rata-rata CBQ pada PC1 dan
PC2 adalah 9.015ms dan 4.398ms, sedangkan HFSC adalah 9.652ms dan
5.704ms. Untuk skenario 4, jitter rata-rata CBQ pada PC1 adalah 5.339ms,
sedangkan HFSC adalah 8.628ms.

4.2.7

Hasil Pengukuran untuk Packet Loss
Hasil pengukuran packet loss CBQ dan HFSC secara keseluruhan

dapat dilihat pada Gambar 4.7.

44

Gambar 4.7 Grafik Hasil Pengukuran Packet Loss Secara Keseluruhan

Terlihat pada Gambar 4.7, untuk skenario 1 tidak terdapat packet loss
pada CBQ maupun HFSC. Untuk skenario 2, packet loss rata-rata CBQ pada
PC1 dan PC2 adalah 0.42% dan 0.53%, sedangkan HFSC adalah 0.11%
(PC1/PC2). Untuk skenario 4, packet loss rata-rata CBQ pada PC1 adalah
0.60%, sedangkan HFSC adalah 0.11%.

4.3

Pembahasan

4.3.1

Skenario 1 (Kondisi Tanpa Beban)
Kondisi pada skenario 1 adalah hanya menggunakan satu leaf class

untuk CBQ dan HFSC, trafik rendah, panjang paket tetap.
Berdasarkan Gambar hasil pengukuran, untuk delay CBQ lebih
rendah dibandingkan HFSC, untuk jitter CBQ lebih tinggi dibandingkan
HFSC, untuk packet loss tidak ada baik pada CBQ maupun HFSC karena
trafik yang ada tidak melebihi kapasitas bandwidth yang dialokasikan
sehingga tidak ada paket yang dibuang.

45

Pada kondisi tanpa beban, delay rata-rata untuk CBQ dan HFSC
masuk dalam kategori sangat bagus karena nilainya kurang dari 150 ms.
Jitter rata-rata untuk CBQ dan HFSC masuk dalam kategori bagus karena

nilainya berada diantara 0 – 75 ms. Packet loss rata-rata untuk CBQ dan
HFSC masuk dalam kategori sangat bagus karena nilainya sama dengan 0 %.

4.3.2 Skenario 2 (PC1/PC2 Streaming)
Kondisi pada skenario 2 adalah hanya menggunakan satu leaf class
untuk CBQ dan HFSC, trafik tinggi, panjang paket tetap.
Berdasarkan Gambar hasil pengukuran, untuk delay dan jitter CBQ
lebih rendah dibandingkan HFSC, untuk packet loss CBQ lebih tinggi
dibandingkan HFSC.
Pada video streaming, delay menyebabkan tampilan video pada client
lebih lambat dibandingkan pada server. Jitter yang tinggi menyebabkan
gambar video menjadi patah-patah. Sedangkan packet loss yang tinggi
menyebabkan gambar video menjadi kurang jelas.
CBQ bekerja baik pada paket yang panjangnya tetap sehingga delay
dan jitter-nya lebih rendah dibandingkan HFSC. Tetapi banyak paket yang
dibuang karena melampaui kapasitas bandwidth yang ditetapkan sehingga
banyak terjadi packet loss.
Pada kondisi ini, delay rata-rata untuk CBQ dan HFSC masuk dalam
kategori sangat bagus karena nilainya kurang dari 150 ms. Jitter rata-rata
untuk CBQ dan HFSC masuk dalam kategori bagus karena nilainya berada
diantara 0 – 75 ms. Packet loss rata-rata untuk CBQ dan HFSC masuk dalam
kategori bagus karena nilainya berada diantara 0 – 3 %.

46

4.3.3

Skenario 3 (PC1/PC2 Transfer File)
Kondisi pada skenario 3 adalah hanya menggunakan satu leaf class

untuk CBQ dan HFSC, trafik tinggi, panjang paket tetap.
Berdasarkan Gambar hasil pengukuran, untuk delay CBQ lebih
rendah dibandingkan HFSC.
Seperti penjelasan pada skenario 2, CBQ bekerja baik pada paket
yang panjangnya tetap sehingga delay CBQ lebih rendah dibandingkan
HFSC. Sedangkan parameter jitter dan packet loss tidak berpengaruh pada
transfer file yang menggunakan protokol TCP. Untuk packet loss, TCP
menggunakan mekanisme retransmission sehingga bila ada paket yang
hilang maka paket tersebut akan dikirim kembali.
Dari hasil pengamatan, kecepatan transfer data rata-rata untuk CBQ
adalah 70 KB/detik dengan total waktu 5 jam, 50 menit (PC1) dan 50
KB/detik dengan total waktu 8 jam, 3 menit (PC2). Sedangkan kecepatan
transfer data rata-rata untuk HFSC adalah 55 KB/detik dengan total waktu 7
jam, 23 menit (PC1) dan 65 KB/detik dengan total waktu 6 jam, 4 menit
(PC2).
Pada kondisi ini, delay rata-rata untuk CBQ dan HFSC masuk dalam
kategori sangat bagus karena nilainya kurang dari 150 ms.

4.3.4

Skenario 4 (PC1 Streaming / PC2 Transfer File)
Kondisi pada skenario 4 adalah menggunakan dua leaf class untuk

CBQ dan HFSC, trafik tinggi, panjang paket bervariasi.
Berdasarkan Gambar hasil pengukuran, untuk delay dan packet loss
CBQ lebih tinggi dibandingkan HFSC, untuk jitter CBQ lebih rendah
dibandingkan HFSC.

47

Dari hasil pengamatan secara visual, gambar video streaming pada
CBQ terkadang kurang jelas, hal ini terjadi karena packet loss pada CBQ
lebih tinggi dibandingkan HFSC.
Kekurangan utama dari CBQ adalah hanya dapat menyediakan
persentase bandwidth yang benar untuk setiap service class hanya jika semua
paket di dalam antrian memiliki ukuran yang sama, sehingga pada skenario 4
(ukuran paket bervariasi) kinerja CBQ tidak begitu bagus.
Dari hasil pengamatan, kecepatan transfer data rata-rata untuk CBQ
adalah 120 KB/detik dengan total waktu 4 jam, 12 menit (PC2) .Sedangkan
kecepatan transfer data rata-rata untuk HFSC adalah 118 KB/detik dengan
total waktu 4 jam, 18 menit (PC2).
Pada kondisi ini, delay rata-rata untuk CBQ dan HFSC masuk dalam
kategori sangat bagus karena nilainya kurang dari 150 ms. Jitter rata-rata
untuk CBQ dan HFSC masuk dalam kategori bagus karena nilainya berada
diantara 0 – 75 ms. Packet loss rata-rata untuk CBQ dan HFSC masuk dalam
kategori bagus karena nilainya berada diantara 0 – 3 %.

48

Dokumen yang terkait

Implementasi Quality of Service Menggunakan Metode Hierarchical Fair Service Curve pada PfSense RouterOS.

0 13 16

Implementasi Quality of Service Menggunakan Metode Hierarchical Fair Service Curve pada PfSense RouterOS.

0 4 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Perbandingan Kinerja Protokol SIP dan Protokol IAX pada Jaringan VoIP T1 672011081 BAB IV

9 48 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Perbandingan Kinerja Class Based Queue (CBQ) dan Hierarchical Fair Service Curve (HFSC) pada FreeBSD

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Perbandingan Kinerja Class Based Queue (CBQ) dan Hierarchical Fair Service Curve (HFSC) pada FreeBSD T1 672005205 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Perbandingan Kinerja Class Based Queue (CBQ) dan Hierarchical Fair Service Curve (HFSC) pada FreeBSD T1 672005205 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Perbandingan Kinerja Class Based Queue (CBQ) dan Hierarchical Fair Service Curve (HFSC) pada FreeBSD T1 672005205 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Perbandingan Kinerja Class Based Queue (CBQ) dan Hierarchical Fair Service Curve (HFSC) pada FreeBSD

0 0 81

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Quality of Service Jaringan Menggunakan Algoritma Per Connection Queue

0 0 1

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Uji Perbandingan QoS VoIP pada IPv4 dan IPv6 T1 BAB IV

0 0 10