Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

(1)

PERSYARATAN DAN

PERSYARATAN DAN

BENTUK TES

BENTUK TES

Oleh

Oleh ::

Am a t

Am a t Ja e du n

Ja e du n

Pascasar j ana


(2)

T E S …….

 Tes adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab, atau pernyataan-pernyataan yang harus dipilih,

di-tanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang diuji untuk waktu tertentu, dengan tujuan untuk mengukur kemampuan tertentu dari orang yang diuji.

 Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki

jawaban benar dan salah, pertanyaan yang membutuh-kan jawaban, pertanyaan yang harus diberimembutuh-kan

tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang.


(3)

Persyaratan Tes :

1. Validit as

 Suat u t es dik at ak an valid (sahih) apabila t es t ersebut secara t epat dapat menguk ur apa yang seharusnya diuk urnya.

 Cont oh:

Unt uk menguk ur t ingk at part isipasi pesert a didik dalam

prosespembelajaran, mak a buk an diuk ur berdasark an nilai at au prest asi yang diperoleh pada saat mengik ut i ujian,

ak an t et api ak an lebih t epat jik a diuk ur berdasark an :

 Tingk at k ehadirannya


(4)

Lanjutan Persyaratan Tes …

Reliabel

berart i dapat dipercaya. Tes dik at ak an

memilik i reliabilit as, apabila t es t ersebut mempunyai sifat dapat dipercaya, dapat memberik an hasil yang t et ap (k onsist en) apabila dit esk an berulang-ulang.

Obyektivit as

Obyek t if berart i t idak adanya unsur-unsur pribadi (subyek t ivit as) yang mempengaruhi. Suat u t es

dik at ak an memilik i obyek t ivit as apabila dalam penggunaannya t idak ada fak t or subyek t if dari

pemak ainya yang dapat mempengaruhinya, t erut ama dalam sk oring.


(5)

Lanjutan Persyaratan Tes …

Praktikabilitas

 Suatu tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi, apabila tes tersebut bersifat praktis atau mudah

digunakan, mudah dlm pemeriksaan dan mudah pula dalam pengadministrasiannya.

Ekonomis

 Yang dimaksud dengan ekonomis adalah bahwa dalam pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya

yang mahal, peralatan yang kompleks dan mahal, tenaga dan waktu yang banyak.


(6)

BENTUK PELAKSANAAN TES :

1. Tes lisan, berbent uk t anya jawab face t o face. Penilai memberik an pert anyaan secara langsung k epada

pesert a t es.

2. Tes Perbuat an, dilak uk an dengan cara menyuruh pesert a didik (pesert a t es) unt uk melak uk an sesuat u pek erjaan yang bersifat fisik (prak t ik ).

3. Tes Tert ulis, dilak uk an secara berk elompok dengan mengambil t empat di suat u ruangan t ert ent u. Dalam ujian t ert ulis dik enal dua bent uk t es, yait u t es essai


(7)

Keunggulan Tes Lisan:

Dapat digunak an unt uk melak uk an penilaian

hasil belajar yang mendalam.

Dapat digunak an unt uk mengevaluasi

k emampuan berpik ir bert araf t inggi.

Dapat digunak an unt uk menguji pemahaman

seseorang t erk ait dengan hasil k aryanya.

Tidak memungk ink an penyont ek k an dan

bahannya cuk up luas.


(8)

Kelemahan Tes Lisan ……

 Jik a pert anyaannya t idak dipersiapk an dgn baik , mak a penguji hanya ak an bert anya pada hal- hal yg diingat nya saja.

 Sangat mungk in t erjadinya k et idak - adilan ant ara pesert a t es, baik yang berk ait an dengan: lama wak t u ujian, t ingk at k esuk aran soal maupun t olok uk ur dlm penilaian.

 Penilaiannya bersifat sangat subyek t if.

 Banyak memak an wak t u dalam pelak sanaannya; dan

 Memungk ink an pesert a t es unt uk bersik ap ABS, at au mengiyak an semua k oment ar penguji dengan mak sud supaya dilulusk an.


(9)

Keunggulan Tes Perbuatan :

 Tes perbuatan dapat digunakan untuk melakukan penilaian sejumlah perilaku atau penampilan yang kompleks dalam situasi riil.

 Tes perbuatan dapat digunakan untuk melakukan penilaian penampilan yang tidak dapat dievaluasi dengan alat-alat evaluasi lainnya.

 Ujian perbuatan dapat digunakan untuk melihat

kesesuaian antara pengetahuan yang bersifat teoritis dan keterampilan di dalam praktik.

 Di dalam ujian perbuatan tidak ada peluang untuk saling menyontek.


(10)

Kelemahan Tes Perbuatan :

 Ujian perbuatan memerlukan waktu yang lebih banyak, karena penilaiannya hanya dapat dilakukan seorang demi seorang (terutama pada penilaian proses).

 Ujian perbuatan pada umumnya memerlukan peralatan, mesin-mesin atau bahan-bahan khusus, sehingga

menjadi lebih mahal daripada ujian tertulis.

 Penilaian dalam ujian perbuatan pada umumnya lebih subyektif, karena akan selalu melibatkan keputusan penilai.

 Seringkali sangat membosankan, karena umumnya bersifat monoton.


(11)

TES TERTULIS …..

1. Soal Tes Bentuk Uraian (Essai),

Ciri k has t es uraian adalah bahwa jawaban soal t idak disediak an oleh orang yang mengk onst ruk si t es, t et api harus dipasok oleh pesert a t es. Pesert a t es bebas

menjawab pert anyaan yang diajuk an.

2. Soal Tes Bentuk Obyektif,

Tes bent uk objek t if adalah perangk at t es yang but ir- but ir soalnya mengandung alt ernat if jawaban yang harus dipilih at au dik erjak an oleh pesert a t es. Alt ernat if jawaban t elah dipasok oleh pengk onst ruk si but ir soal. Pesert a t es hanya memilih jawaban dari alt ernat if jawaban yang t elah


(12)

Soal Tes Bentuk Uraian (Essai)

Tes ini umumnya memerlukan jawaban yang

berbentuk bahasan. Ciri-cirinya selalu diawali

dengan kata-kata ”Bagaimana, Mengapa, Berikan

alasan, Uraikan, Jelaskan, Bandingkan,

Simpulkan, Tunjukkan, Bedakan” dan sebagainya.

Mengingat untuk dapat memberikan jawaban soal

tes bentuk essai ini melibatkan tingkat berpikir

yang tinggi dan kemampuan berpikir abstrak,

maka soal tes ini tentunya belum sesuai untuk

digunakan bagi peserta didik di tingkat dasar,

seperti: kelas 1, 2, atau 3 SD.


(13)

Keunggulan Tes Uraian :

 Jawaban harus disusun sendiri oleh testi (melatih dalam pemilihan kata-kata dan menyusun kalimat)

 Tidak ada kemungkinan menebak;

 Dapat mengukur kemampuan yang kompleks;

 Dapat digunakan untuk mengembangkan penalaran testi;

 Proses penyusunan soalnya relatif mudah; dan


(14)

Kelemahan Tes Uraian:

Jumlah soal sangat terbatas, sehingga cakupan materi (validitas isi) lemah;

Tingkat kebenaran jawaban dan penilaiannya subyektif;

Jawaban testi kadang tidak relevan dengan pertanyaan;

Pemeriksaannya sulit, hanya dapat dilakukan oleh penyusunnya;

Skor umumnya kurang reliabel;

Kualitas jawaban tergantung pada kemampuan dalam memilih kata-kata dan menyusun kalimat; dan

Banyak dijumpai soal-soal tes uraian yang hanya mengungkap pengetahuan yang dangkal.


(15)

Meningkatkan Obyektivitas Tes

Uraian :

Penilaian dilakukan oleh lebih dari satu

orang (validitas antar rater);

Membuat pedoman penilaian;

Memecah langkah perumusan jawaban

(dinilai tiap-tiap langkahnya

penilaian

kemampuan proses);

Koreksi hendaknya dilakukan sekali

selesai (sehingga situasi kejiwaan penilai

dalam kondisi yang sama).


(16)

Tes Obyektif …

Tes bentuk objektif adalah perangkat tes yang

butir-butir soalnya mengandung alternatif

jawaban yang harus dipilih oleh peserta tes.

Alternatif jawaban telah disediakan oleh

penyusun butir soal. Dalam hal ini, peserta tes

hanya tinggal memilih jawaban yang benar atau

paling benar dari alternatif jawaban yang telah

disediakan.

Pada dasarnya, ada empat bentuk tes obyektif,

yaitu : (1) Bentuk Benar-Salah atau B-S; (2)

Bentuk jawaban singkat atau isian singkat; (3)

Bentuk menjodohkan; dan (4) bentuk pilihan

ganda (multiple choice).


(17)

Keunggulan Tes Obyektif:

 Jumlah soal banyak, sehingga dapat mencakup semua isi mata pelajaran (representatif

validitas isi baik);

 Penilaiannya mudah dan obyektif;

 Tidak ada kemungkinan bagi testi untuk

me-ngemukakan hal-hal yang tidak relevan dengan pertanyaan;

 Hasil tes dapat diinformasikan lebih cepat;

 Reliabilitas skor tinggi; dan

 Memungkinkan penyelenggaraan tes bersama pada wilayah yang luas (SPMB, UNAS, UAS, UUB dsb).


(18)

Kelemahan Tes Obyektif :

Tidak melatih testi untuk mengemukakan

ide-idenya secara tertulis;

Kemungkinan menebak besar sekali, dan sulit

dilacak;

Sulit untuk membuat soal yang baik, dan

sering hanya mengukur kemampuan yang

dangkal; dan

Banyak waktu yang tersita untuk membaca


(1)

Keunggulan Tes Uraian :

 Jawaban harus disusun sendiri oleh testi (melatih dalam pemilihan kata-kata dan menyusun kalimat)

 Tidak ada kemungkinan menebak;

 Dapat mengukur kemampuan yang kompleks;

 Dapat digunakan untuk mengembangkan penalaran testi;

 Proses penyusunan soalnya relatif mudah; dan


(2)

Kelemahan Tes Uraian:

Jumlah soal sangat terbatas, sehingga cakupan materi (validitas isi) lemah;

Tingkat kebenaran jawaban dan penilaiannya subyektif;

Jawaban testi kadang tidak relevan dengan pertanyaan;

Pemeriksaannya sulit, hanya dapat dilakukan oleh penyusunnya;

Skor umumnya kurang reliabel;

Kualitas jawaban tergantung pada kemampuan dalam memilih kata-kata dan menyusun kalimat; dan

Banyak dijumpai soal-soal tes uraian yang hanya mengungkap pengetahuan yang dangkal.


(3)

Meningkatkan Obyektivitas Tes

Uraian :

Penilaian dilakukan oleh lebih dari satu

orang (validitas antar rater);

Membuat pedoman penilaian;

Memecah langkah perumusan jawaban

(dinilai tiap-tiap langkahnya

penilaian

kemampuan proses);

Koreksi hendaknya dilakukan sekali

selesai (sehingga situasi kejiwaan penilai

dalam kondisi yang sama).


(4)

Tes Obyektif …

Tes bentuk objektif adalah perangkat tes yang

butir-butir soalnya mengandung alternatif

jawaban yang harus dipilih oleh peserta tes.

Alternatif jawaban telah disediakan oleh

penyusun butir soal. Dalam hal ini, peserta tes

hanya tinggal memilih jawaban yang benar atau

paling benar dari alternatif jawaban yang telah

disediakan.

Pada dasarnya, ada empat bentuk tes obyektif,

yaitu : (1) Bentuk Benar-Salah atau B-S; (2)

Bentuk jawaban singkat atau isian singkat; (3)

Bentuk menjodohkan; dan (4) bentuk pilihan

ganda (multiple choice).


(5)

Keunggulan Tes Obyektif:

 Jumlah soal banyak, sehingga dapat mencakup semua isi mata pelajaran (representatif

validitas isi baik);

 Penilaiannya mudah dan obyektif;

 Tidak ada kemungkinan bagi testi untuk

me-ngemukakan hal-hal yang tidak relevan dengan pertanyaan;

 Hasil tes dapat diinformasikan lebih cepat;

 Reliabilitas skor tinggi; dan

 Memungkinkan penyelenggaraan tes bersama pada wilayah yang luas (SPMB, UNAS, UAS, UUB dsb).


(6)

Kelemahan Tes Obyektif :

Tidak melatih testi untuk mengemukakan

ide-idenya secara tertulis;

Kemungkinan menebak besar sekali, dan sulit

dilacak;

Sulit untuk membuat soal yang baik, dan

sering hanya mengukur kemampuan yang

dangkal; dan

Banyak waktu yang tersita untuk membaca