ProdukHukum BankIndonesia

RINGKASAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BANK INDONESIA
Peraturan

Berlaku
Ringkasan
I.

: Surat Edaran No.10/44/DPM Tanggal 10 Desember 2008 tentang Tata
Cara Transaksi Repurchase Agreement (Repo) Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) dengan Bank Indonesia
: Tanggal 10 Desember 2008 31 Maret 2008
:

DEFINISI
Repo SBSN adalah transaksi penjualan SBSN oleh Bank kepada Bank Indonesia
dengan janji pembelian kembali sesuai dengan harga dan jangka waktu yang
disepakati dalam rangka Standing Facilities Syariah.

II.

KARAKTERISTIK REPO SBSN

1. menggunakan akad al bai’ (jual beli) yang disertai dengan al wa’ad (janji) oleh
Bank kepada Bank Indonesia dalam dokumen terpisah untuk membeli kembali
SBSN dalam jangka waktu dan harga tertentu yang disepakati.
2. berjangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kalender.
3. Terhadap penggunaan Repo SBSN dikenakan biaya repo SBSN dengan rate
sebesar BI-Rate + marjin 50 (lima puluh) bps.

III.

PIHAK YANG DAPAT MENGAJUKAN REPO SBSN
Bank (BUS/UUS) dapat mengajukan Repo SBSN kepada Bank Indonesia untuk
kepentingan diri sendiri apabila :
• Bank tersebut tidak dalam masa pengenaan sanksi penghentian sementara untuk
mengikuti kegiatan OMS.
• Bank telah menandatangani Janji (wa’ad) Untuk Membeli Kembali SBSN Dalam
Rangka Repo SBSN dan menyampaikan dokumen pendukung yang
dipersyaratkan kepada Bank Indonesia.

IV.


PERSYARATAN BAGI SBSN YANG DIREPOKAN
1. merupakan jenis dan seri yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dapat direpokan;
2. tercatat dalam Rekening Perdagangan di BI-SSSS; dan
3. memiliki sisa jangka waktu paling singkat 10 (sepuluh) hari kerja yang dihitung 1
(satu) hari setelah Repo SBSN jatuh tempo.

V.

PENGAJUAN REPO SBSN
1. Sarana Pengajuan :
• melalui BI-SSSS; atau

-1-

• secara tertulis melalui surat yang didahului dengan pemberitahuan melalui
Reuters Monitoring Dealing System (RMDS), faksimili dan/atau telepon
dengan mencantumkan antara lain jenis, seri, dan nominal SBSN yang
direpokan.
2. Window Time :
• pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB pada setiap hari kerja dalam

hal pengajuan dilakukan melalui BI-SSSS; atau
• pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB pada setiap hari kerja dalam
hal pengajuan dilakukan melalui surat.
3. Tata Cara Pengajuan :
mengikuti ketentuan yang mengatur mengenai BI-SSSS.
VI.

SETELMEN REPO SBSN
1. Sarana :
• melalui BI-SSSS; atau
• melalui BI-SSSS Terminal (ST)
2. Mekanisme :
penyelesaian transaksi per transaksi (gross to gross) dan delivery versus payment
3. Tahapan :
a. Setelmen Penjualan SBSN (first leg).
dilakukan setelah window time Repo SBSN tutup, dengan perhitungan sebagai
berikut :

dimana perhitungan accrued imbalan SBSN didasarkan pada jumlah hari yang
sebenarnya (actual per actual).

b. Setelmen pembelian kembali SBSN (second leg).
dilakukan secara otomatis pada saat BI-SSSS dibuka pada tanggal Repo SBSN
jatuh tempo dengan perhitungan sebagai berikut :

Keterangan:

t = jumlah hari kalender Repo SBSN

Dalam hal selama periode Repo SBSN terdapat pembayaran imbalan SBSN
maka akan mengurangi nilai setelmen second leg.

-2-

4. Tindak lanjut atas kegagalan setelmen
a. Setelmen first leg : setelmen first leg Repo SBSN dinyatakan batal
b. Setelmen second leg :
• Membatalkan setelmen second leg;
• mendebet Rekening Giro Bank sebesar imbalan Repo SBSN yang harus
dibayar; dan
• memperlakukan jenis dan seri SBSN yang gagal dibeli kembali oleh Bank

sebagai transaksi jual putus (outright selling) secara otomatis melalui BISSSS.
VII.

SANKSI
1. Sebab dikenakannya sanksi : terjadi pembatalan setelmen Repo SBSN baik
setelmen first leg maupun setelmen second leg
2. Bentuk Sanksi :
a. teguran tertulis; dan
b. kewajiban membayar sebesar 10/00 (satu per seribu) dari nilai nominal Repo
SBSN yang dinyatakan batal atau paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar Rupiah); dan
c. penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan OMS selama 5 (lima) hari
kerja berturut-turut dalam hal Bank dikenakan teguran tertulis untuk ketiga
kalinya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan karena pembatalan transaksi
kegiatan OMS dengan Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Saat Pengenaan Sanksi :
Baik sanksi teguran tertulis maupun sanksi kewajiban membayar dilakukan pada 1
(satu) hari kerja setelah terjadinya pembatalan setelmen Repo SBSN.

VIII.


PENUTUP
Ketentuan dalam Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 10 Desember 2008.

DPM

-3-