REPRODUKSI DAN PERKEMBANGAN AWAL CEPHALOPODA

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:11:35 2017 / +0000 GMT

REPRODUKSI DAN PERKEMBANGAN AWAL CEPHALOPODA
LINK DOWNLOAD [27.77 KB]
Cephalopoda (Cephalopods) merupakan bagian dari Filum Mollusca, Kelas Cephalopoda (=Siphonopoda) (Gambar 1). Beberapa
organisme Cephalopoda adalah nautilus, squids, cuttlefish, dan octopus.
Reproduksi
Seperti pada organisme moluska lainnya, cephalopoda umumnya bereproduksi dengan cara dioecious, dengan gonad tunggal berada
di bagian posterior dari massa viseral (Gambar 2.). Testis cephalopoda akan melepaskan sperma menuju vas deferens yang
bergelung yang akan bergerak secara anterior menuju kantung mani. Di tempat ini beragam kelenjar akan membantu dalam
membungkus sperma ke dalam spermatofor yang akan diletakkan ke dalam reservoir yang besar dinamakan kantung Needham
(Needam's sac). Dalam kantung ini spermatofor dilepaskan ke lubang mantel melalui saluran sperma. Pada betina, oviduk berakhir
dalam satu kelenjar ovidukal pada squids dan dalam dua kelenjar pada octopus. Kelenjar ini mengsekresikan membran pelindung
disekitar setiap telur.
Jaringan sistem saraf pada cephalopoda memfasilitasi evolusi beberapa tingkah laku awal kopulasi yang akan mencapai puncak pada
saat transfer spermatofor dari jantan ke betina. Karena pembukaan pembuluh oviduk betina terletak cukup dalam di dalam bilik
mantel, cephalopoda jantan akan menggunakan salah satu dari tangannya sebagai organ pemasuk (intromittent) untuk mentransfer
spermatofor. Modifikasi morfologi pada tangan tersebut disebut hectocotyly (Gambar 3.). Pada squid dan cuttlefish yang digunakan
adalah tangan ke empat baik bagian kanan maupun kiri; pada octopus yang digunakan adalah tangan kanan ke tiga. Pada Nautilus
empat tangan kecil membentuk organ kerucut (spadix) yang berfungsi dalam transfer sperma. Tangan hectocotylus memiliki

penghisap khusus, berbentuk seperti sendok yang ditekan, atau bilik yang dangkal untuk memegang spermatofor selama proses
transfer baik singkat maupun lama.
Masing-masing spermatofor terdiri dari massa sperma yang panjang, badan semen, berbentuk gelung, organ ejakulasi, dan suatu
penutup. Penutup tersebut akan dibuka saat spermatofor dipindahkan dari kantung Needham pada squid atau pada saat spermatofor
diambil bersamaan dengan pengambilan air laut oleh octopus. Pada saat penutup tersebut dipindahkan, organ ejakulasi akan jatuh,
mengeluarkan sperma melalui penutp tersebut. Massa sperma melekat pada tubuh semen ke wadah mani atau dinding mantel betina,
dimana sperma tersebut mulai hancur dan melepaskan sperma sampai sekitar dua hari.
Ritual awal kopulasi pada cephalopoda hampir selalu melibatkan perubahan yang jelas pada warna, dimana saat sang jantan
mencoba untuk menarik perhatian betina dan menakut-nakuti pejantan lainnya. Squid jantan seringkali meraih sang betina dengan
menggunakan tentakelnya. Akhirnya hectocotylus jantan mengambil spernatofor dan memasukkannya ke bilik matel sang betina,
dekat bukaan oviduk. Perkawinan pada octopus bisa lebih kasar. Pasangan tersebut bisa sampai saling merobek dengan
menggunakan paruhnya, atau bahkan mencekik salah satu pasangannya pada bagian belakang rongga mantel, memotong ventilasi.
Pada banyak octopus (seperti Argonauta dan Philonexis), ujung lengan hectocotylus dapat putus dam tertinggal pada bilik mantel
betina.
Saat telur melewati oviduk, telur tersebut dibungkus suatu membran seperti kapsul yang dihasilkan oleh kelenjar oviduk. Bila telah
berada pada lubang mantel, beragam kelenjar nidamental akan menyediakan lapisan tambahan atau melapisi telur tersebut. Pada
squid Loligo, yang bermigrasi ke perairan dangkal untuk memijah, kelenjar nidamental melapisi telur dengan suatu massa gelatin,
masing-masing mengandung sekitar 100 telur. Sang betina akan memegang telur tersebut dalam tangannya dan membuahinya
dengan sperma yang di masukkan dari wadah mani si betina. Massa telur akan mengeras saat bereaksi dengan air laut dan kemudian
menempel pada substrat. Cephalopoda dewasa mati setelah kawin dan bertelur. Cuttlefish menaruh telurnya dan menempelkannya

pada rumput laut atau substra lain. Banyak cephalopoda pelagik memiliki telur yang mengambang, dan fase mudanya termasuk
dalam zooplankton. Cephalopoda umumnya meletakkan telur seperti kumpulan buah anggur, mengelompok pada area berbatu, dan
banyak spesies yang menjaga selama proses perkembangan embrio dengan melindunginya dan membersihkan telur dengan
membilas massa telur dengan aliran air yang deras. Octopus dan squid cenderung untuk tumbuh lebih cepat dewasa, bereproduksi,
lalu mati. Nautilus umumnya berumur panjang (25-30 tahun), lambat untuk berkembang, dan mampu bereproduksi untuk beberapa
tahun setelah dewasa.
Semua cephalopoda secara normal akan memijah satu kali lalu mati. Pada jenis octopus yaitu Octopus vulgaris di wilayah
Mediteranian memijah pada tahun kedua. Pada saat itu sang betina akan meletakkan telurnya ketika telah mencapai berat 1 kg atau
lebih.
Salah satu tingkah laku reproduksi yang mengherankan dari cephalopoda berasal dari genus Argonauta, yaitu nautilus kertas. Sang
betina menggunakan dua tangan khusus untuk mengeluarkan dan memahat cangkang kalkareous pada tempat dimana telur

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/2 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:11:35 2017 / +0000 GMT

diletakkan. Cangkang yang rumit dari genus ini dibawa oleh sang betina dan digunakan sebagai rumah temporer dan sebagai bilik

memijah untuk embrio. Bila sang pejantan makin kecil, seringkali sang pejantan dapat berbagi habitat pada cangkang dengan sang
betinanya.
Perkembangan
Cephalopoda memproduksi telur-telur yang banyak, memiliki kuning telur, dan bersifat telolechital. Perkembangannya secara
langsung, tidak melalui tahap larva karena masa larva dihabiskan dalam kantung telur. Pembelahan awal adalah meroblastik dan
akhirnya memproduksi tutup sel (discoblastula) pada kutub hewan. Embrio tumbuh pada saat mulut cephalopoda terbuka ke arah
kantung kuning telur dan kuning telur secara langsung dikonsumsi oleh cephalopoda yang sedang berkembang tersebut (Gambar 4).
Setelah menetas, organisme ini bertingkah laku sebagai plankton selama 33-43 hari (Villaneuva et al., 1995)
Daftar Pustaka
Brusca, R. C and G.J. Brusca. 2003. Invertebrates. Sinauer Associates, Inc. Sunderland U.S.A. xix+936 hlm
Wells, M. J. and J. Wells. 1977. Optic glands and the endocrinology of reproduction, hlm 525-540. Dalam: M. Nixon dan J.B.
Messenger, editor. The biology of cephalopods. Symposia of the zoological society of london number 38. The proceedings of a
symposium held at the zoological society of London on 10 and 11 April 1975. Academic Press. London.
Villanueva, R., C. Nozals, and S.V. Boletzky. 1995. The planktonic life of octopuses. Nature 377:107.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/2 |