Awal Perkembangan MIPA

Pengertian Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) adalah gabungan ilmu yang
mempelajari matematika dan ilmu alam (biologi, fisika, kimia, dll). Sedangkan kata
“matematika” sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno (mathema) yang berarti pengkajian,
pembelajaran, ilmu yang ruang lingkupnya menyempit. Dan pengertian matematika itu sendiri
adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Alam yang
dalam bahasa Inggis dikenal dengan istilah “natural science” adalah istilah yang digunakan yang
merujuk pada rumpun ilmu dimana objeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum
yang pasti dan umum. Matematika digunakan diseluruh dunia sebagai alat penting di berbagai
bidang, termasuk ilmu alam.

PERKEMBANGAN MATEMATIKA
1.1 Matematika Prasejarah
Asal mula pemikiran matematika terletak di dalam konsep bilangan, besaran, dan bangun.
Bukti adanya perkembangan sejarah ilmu matematika ditemukan berupa tulang yang berisi 29
torehan berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula baboon. Tulang ini dikenal dengan
nama tulang Lebombo. Terdapat bukti bahwa kaum perempuan biasa menghitung untuk
mengingat siklus haid mereka; 28 sampai 30 goresan pada tulang atau batu, diikuti dengan tanda
yang berbeda. Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika dan Perancis, dari tahun 35.000 SM
dan berumur 20.000 tahun, menunjukkan upaya dini untuk menghitung waktu.
1.2 Matematika Babilonia
Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang dikembangkan oleh

bangsa Mesopotamia (kini Iraq) sejak permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban
helenistik. Dinamai "Matematika Babilonia" karena peran utama kawasan Babilonia sebagai
tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban helenistik Matematika Babilonia berpadu dengan
Matematika Yunani dan Mesir untuk membangkitkan Matematika Yunani. Kemudian di bawah
Kekhalifahan Islam, Mesopotamia, terkhusus Baghdad, sekali lagi menjadi pusat penting
pengkajian Matematika Islam.
Bertentangan dengan langkanya sumber pada Matematika Mesir, pengetahuan
Matematika Babilonia diturunkan dari lebih daripada 400 lempengan tanah liat yang digali sejak
1850-an. Ditulis di dalam tulisan paku, lempengan ditulisi ketika tanah liat masih basah, dan
dibakar di dalam tungku atau dijemur di bawah terik matahari. Beberapa di antaranya adalah
karya rumahan.
Bukti terdini matematika tertulis adalah karya bangsa Sumeria, yang membangun
peradaban kuno di Mesopotamia. Mereka mengembangkan sistem rumit metrologi sejak tahun
3000 SM. Dari kira-kira 2500 SM ke masehi, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada

lempengan tanah liat dan berurusan dengan latihan-latihan geometri dan soal-soal pembagian.
Jejak terdini sistem bilangan Babilonia juga merujuk pada periode ini. Sebagian besar lempengan
tanah liat yang sudah diketahui berasal dari tahun 1800 sampai 1600 SM, dan meliputi topiktopik pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan kubik, dan perhitungan bilangan regular, invers
perkalian, dan bilangan prima kembar. Lempengan itu juga meliputi tabel perkalian dan metode
penyelesaian persamaan linear dan persamaan kuadrat. Lempengan Babilonia 7289 SM

memberikan hampiran bagi √2 yang akurat sampai lima tempat desimal.
Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem bilangan seksagesimal (basis-60).
Dari sinilah diturunkannya penggunaan bilangan 60 detik untuk semenit, 60 menit untuk satu
jam, dan 360 (60 x 6) derajat untuk satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit
pada busur lingkaran yang melambangkan pecahan derajat. Kemajuan orang Babilonia di dalam
matematika didukung oleh fakta bahwa 60 memiliki banyak pembagi. Juga, tidak seperti orang
Mesir, Yunani, dan Romawi, orang Babilonia memiliki sistem nilai-tempat yang sejati, di mana
angka-angka yang dituliskan di lajur lebih kiri menyatakan nilai yang lebih besar, seperti di
dalam sistem desimal. Bagaimanapun, mereka kekurangan kesetaraan koma desimal, dan
sehingga nilai tempat suatu simbol seringkali harus dikira-kira berdasarkan konteksnya.

1.3 Matematika Mesir
Matematika Mesir merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Mesir. Sejak
peradaban helenistik, Yunani menggantikan bahasa Mesir sebagai bahasa tertulis bagi kaum
terpelajar Bangsa Mesir, dan sejak itulah matematika Mesir melebur dengan matematika Yunani
dan Babilonia yang membangkitkan Matematika helenistik. Tulisan matematika Mesir yang
paling panjang adalah Lembaran Rhind (kadang-kadang disebut juga "Lembaran Ahmes"
berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari tahun 1650 SM tetapi mungkin lembaran itu
adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari Kerajaan Tengah yaitu dari tahun 2000-1800
SM.

Lembaran itu adalah manual instruksi bagi pelajar aritmetika dan geometri. Selain
memberikan rumus-rumus luas dan cara-cara perkalian, perbagian, dan pengerjaan pecahan,
lembaran itu juga menjadi bukti bagi pengetahuan matematika lainnya, termasuk bilangan
komposit dan prima; rata-rata aritmetika, geometri, dan harmonik; dan pemahaman sederhana
Saringan Eratosthenes (suatu cara untuk menemukan semua bilangan prima di antara 1 dan suatu
angka n). Saringan ini ditemukan oleh Eratosthenes, seorang ilmuwan Yunani kuno. dan teori
bilangan sempurna (bilangan bulat positif yang merupakan hasil dari jumlah faktor-faktornya
kecuali bilangan itu sendiri, seperti angka 6). Lembaran itu juga berisi cara menyelesaikan
persamaan linear orde satu juga barisan aritmetika dan geometri. Tiga unsur geometri yang
tertulis di dalam lembaran Rhind menyiratkan bahasan paling sederhana mengenai geometri

analitik: (1) pertama, cara memperoleh hampiran yang akurat kurang dari satu persen; (2) kedua,
upaya kuno penguadratan lingkaran; dan (3) ketiga, penggunaan terdini kotangen.
Naskah matematika Mesir penting lainnya adalah lembaran Moskwa, juga dari zaman
Kerajaan Pertengahan, bertarikh kira-kira 1890 SM. Naskah ini berisikan soal kata atau soal
cerita, yang barangkali ditujukan sebagai hiburan. Dan terakhir adalah lembaran Berlin (kirakira 1300 SM [26]) menunjukkan bahwa bangsa Mesir kuno dapat menyelesaikan persamaan
aljabar orde dua
1.3 Matematika Yunani
Matematika Yunani merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani antara
tahun 600 SM sampai 300 M. Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota sepanjang

Mediterania bagian timur, dari Italia hingga ke Afrika Utara, tetapi mereka dibersatukan oleh
budaya dan bahasa yang sama. Matematikawan Yunani pada periode setelah Iskandar Agung
kadang-kadang disebut Matematika Helenistik.
Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales dari Miletus (kira-kira 624 sampai
546 SM) dan Pythagoras dari Samos (kira-kira 582 sampai 507 SM). Thales adalah seorang
saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan
membawanya ke Yunani. Ia memiliki pemikiran bahwa air adalah prinsip dasar dan merupakan
pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya. Dalam geometri, Thales dikenal karena
menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales yang berisi sebagai berikut:
- Sebuah lingkarang terbagi dua sama besar oleh diameternya.
- Sudut bagian dasar segitiga sama kaki adalah sama besar.
- Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka kedua sudut yang saling berlawanan akan
sama.
- Sudut yang terdapat pada lingkaran adalah sudut siku-siku.
- Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan
dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
Sedangkan Pythagoras mendirikan Mazhab Pythagoras, yang mendakwakan bahwa
matematikalah yang menguasai semesta dan semboyannya adalah "semua adalah bilangan".[31]
Mazhab Pythagoraslah yang menggulirkan istilah "matematika", dan merekalah yang
memulakan pengkajian matematika. Pythagoras dihargai sebagai penemu bukti pertama teorema

Pythagoras. namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali
membuktikan pengamatan ini secara matematis.
Eudoxus (kira-kira 408 SM sampai 355 SM) mengembangkan metoda kelelahan, sebuah
rintisan dari Integral modern. Aristoteles (kira-kira 384 SM sampai 322 SM) mulai menulis
hukum logika. Euklides (kira-kira 300 SM) mengemukakan teori bilangan dan geometri yang
merupakan contoh terdini dari format yang masih digunakan oleh matematika saat ini, yaitu
definisi, aksioma, teorema, dan bukti. Dia juga mengkaji kerucut. Bukunya, Elemen, dikenal di
segenap masyarakat terdidik di Barat hingga pertengahan abad ke-20. Selain teorema geometri
yang terkenal, seperti teorem Pythagoras, Elemen menyertakan bukti bahwa akar kuadrat dari

dua adalah irasional dan terdapat tak-hingga banyaknya bilangan prima. Eratosthenes (kira-kira
230 SM) menemukan Saringan Eratosthenes, yakni suatu cara untuk menemukan semua bilangan
prima di antara 1 dan suatu angka n.
1.4 Matematika Cina
Matematika Cina permulaan adalah berlainan bila dibandingkan dengan yang berasal dari
belahan dunia lain, sehingga cukup masuk akal bila dianggap sebagai hasil pengembangan yang
mandiri. Tulisan matematika yang dianggap tertua dari Cina adalah Chou Pei Suan Ching,
berangka tahun antara 1200 SM sampai 100 SM.
Hal yang menjadi catatan khusus dari penggunaan matematika Cina adalah sistem notasi
posisional bilangan desimal, yang disebut pula "bilangan batang" di mana sandi-sandi yang

berbeda digunakan untuk bilangan-bilangan antara 1 dan 10, dan sandi-sandi lainnya sebagai
perpangkatan dari sepuluh. Dengan demikian, bilangan 123 ditulis menggunakan lambang untuk
"1", diikuti oleh lambang untuk "100", kemudian lambang untuk "2" diikuti lambang utnuk "10",
diikuti oleh lambang untuk "3". Cara seperti inilah yang menjadi sistem bilangan yang paling
canggih di dunia pada saat itu, mungkin digunakan beberapa abad sebelum periode masehi dan
tentunya sebelum dikembangkannya sistem bilangan India. Bilangan batang memungkinkan
penyajian bilangan sebesar yang diinginkan dan memungkinkan perhitungan yang dilakukan
pada suan pan, atau (sempoa Cina). Tanggal penemuan suan pan tidaklah pasti, tetapi tulisan
terdini berasal dari tahun 190 M, di dalam Catatan Tambahan tentang Seni Gambar karya Xu
Yue.
Pada tahun 212 SM, Kaisar Qín Shǐ Huáng (Shi Huang-ti) memerintahkan semua buku di
dalam Kekaisaran Qin selain daripada yang resmi diakui pemerintah haruslah dibakar. Dekret ini
tidak dihiraukan secara umum, tetapi akibat dari perintah ini adalah begitu sedikitnya informasi
tentang matematika Cina kuno yang terpelihara yang berasal dari zaman sebelum itu. Setelah
pembakaran buku pada tahun 212 SM, dinasti Han (202 SM–220 M) menghasilkan karya
matematika yang barangkali sebagai perluasan dari karya-karya yang kini sudah hilang. Yang
terpenting dari semua ini adalah Sembilan Bab tentang Seni Matematika, judul lengkap yang
muncul dari tahun 179 M, tetapi wujud sebagai bagian di bawah judul yang berbeda. Ia terdiri
dari 246 soal kata yang melibatkan pertanian, perdagangan, pengerjaan geometri yang
menggambarkan rentang ketinggian dan perbandingan dimensi untuk menara pagoda Cina,

teknik, survey, dan bahan-bahan segitiga siku-siku dan π. Ia juga menggunakan prinsip Cavalieri
tentang volume lebih dari seribu tahun sebelum Cavalieri mengajukannya di Barat. Ia
menciptakan bukti matematika untuk teorema Pythagoras, dan rumus matematika untuk
eliminasi Gauss.
Bahkan setelah matematika Eropa mulai mencapai kecemerlangannya pada masa
Renaisans, matematika Eropa dan Cina adalah tradisi yang saling terpisah, dengan menurunnya
hasil matematika Cina secara signifikan, hingga para misionaris Jesuit seperti Matteo Ricci
membawa gagasan-gagasan matematika kembali dan kemudian di antara dua kebudayaan dari
abad ke-16 sampai abad ke-1.

1.5 Matematika India
Peradaban terdini di wilayah India adalah Peradaban Lembah Indus yang mengemuka di
antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah aliran Sungai Indus. Kota-kota mereka teratur secara
geometris, tetapi dokumen matematika yang masih terawat dari peradaban ini belum ditemukan.
Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi. Shatapatha Brahmana (kirakira abad ke-9 SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang
merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan prima,
aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan;
memberikan metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang diberikan,
menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat; mengembangkan tripel Pythagoras secara aljabar,
dan memberikan pernyataan dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras.

Panini (kira-kira abad ke-5 SM) yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta.
Notasi yang dia gunakan sama dengan notasi matematika modern, dan menggunakan aturanaturan meta, transformasi, dan rekursi. Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad pertama SM) di
dalam risalahnya prosody menggunakan alat yang bersesuaian dengan sistem bilangan biner.
Pembahasannya tentang kombinatorika meter bersesuaian dengan versi dasar dari teorema
binomial. Karya Pingala juga berisi gagasan dasar tentang bilangan Fibonacci (yang disebut
mātrāmeru).
Surya Siddhanta (kira-kira 400M) memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus,
dan balikan sinus, dan meletakkan aturan-aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda
langit, yang bersesuaian dengan posisi mereka sebenarnya di langit. Daur waktu kosmologi
dijelaskan di dalam tulisan itu, yang merupakan salinan dari karya terdahulu, bersesuaian dengan
rata-rata tahun siderik 365,2563627 hari, yang hanya 1,4 detik lebih panjang daripada nilai
modern sebesar 365,25636305 hari. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa
Latin pada Zaman Pertengahan.
Aryabhata, pada tahun 499M, memperkenalkan fungsi versinus, menghasilkan tabel trigonometri
India pertama tentang sinus, mengembangkan teknik-teknik dan algoritma aljabar, infinitesimal,
dan persamaan diferensial, dan memperoleh solusi seluruh bilangan untuk persamaan linear oleh
sebuah metode yang setara dengan metode modern, bersama-sama dengan perhitungan
astronomi yang akurat berdasarkan sistem heliosentris gravitasi. Sebuah terjemahan bahasa Arab
dari karyanya Aryabhatiya tersedia sejak abad ke-8, diikuti oleh terjemahan bahasa Latin pada
abad ke-13. Dia juga memberikan nilai π yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Pada

abad ke-14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus Leibniz untuk pi, dan,
menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π sebagai 3,14159265359

1.6 Matematika Modern
Perkembangan matematika pada abad pertengahan di Eropa seiring dengan lahirnya
Leonardo dari Pisa yang lebih dikenal dengan julukan Fibonacci. Ia adalah seorang
matematikawan yang dikenal sebagai penemu bilangan Fibonacci, yakni Lewat deret Fibonacci
ini dapat diketahui urutan atau alur yang akurat pada alam.

Rasa ingin tahu dan terbentuknya ilmu pengetahuan
Beberapa binatang sudah mempunyai otak, sehingga mempunyai daya pikirr namun
terbatas pada insting (naluri) dan upaya mempertahankan diri serta turunannya. Insting tersebut
terutama ditujukan untuk kelangsungan hidupnya seperti memperoleh makanan, perlindungan
diri dan perkembangbiakan. Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke masa
dan dinyatakan sebagai idle curiousity. Sedangkan manusia di samping mempunyai naluri dan
nurani, manusia juga memiliki nalari. Dengan nalari itu, manusia menggunakan kemampuan
otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan
tersebut maka pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin
tahu manusia tersebut selalu berkembang (curiousity). Dengan nurani, manusia selalu ingin
berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.

Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dengan pertanyaan apa atau
“what” tentang sesuatu, dan dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana atau “how” dan mengapa
atau “why”. Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu
benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak pada usia sekitar dua tahun adalah “apa” nama
benda tersebut, misalkan benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul
pada usia menjelang TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa
lagi, maka pertanyaan yang akan muncul di benaknya adalah “mengapa” pensil dapat digunakan
untuk menulis? Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan,
maka anak tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru dan sekaligus rasa ingin tahunya
terjawabkan.
Adanya kemampuan berpikir pada manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya
rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam
semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Informasi yang dapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya,

ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan ini
akan terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.

1. Awal Perkembangan MIPA Pada Zaman Pra-Sejarah

Pada dasarnya manusia pada jaman purba hanyalah menerima semua peristiwa sebagai
fakta. Menunjukan bahwa manusia purba masih berada pada tingkatan sekedar menerima, baik
dalam sikap maupun dalam pemikiran Pada jaman Batu , manusia menggunakan batu dan tulang
binatang sebagai peralatan.Pada perkembangan selanjutnya , benda-benda yang dipergunakan
mengalami kemajuan dan perbaikan. Berdasarkan percobaan ( trial and error ) yang cukup lama
akhirnya terjadilah perkembangan dan penyempurnaan pembuatan alat-alat yang digunakan,
sehingga manusia menemukan bahan dasar pembuatan alat-alatyang baik dan kuat serta
hasilnyapun lebih baik. Dengan demikian tersusunlah pengetahuan ( know how ) yang
diwariskan ke generasi berikutnya.Perkembangan kebudayaan terjadi lebih cepat setelah manusia
menemukan dan menggunakan api dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang proses
pemanasan dan peleburan merintis jalan pada pembuatan alat dari logam. Perkembangan
pengetahuan terjadi pada jaman batu muda ( Neolithikum ) . pada masa ini terjadi revolusi besar
dalam cara hidup manusia. Manusia mulai mengenal pertanian, mengenal kehidupan menetap,
dan mulai beternak hewan. Pada masa itu juga muncul kemampuan menulis, membaca dan
berhitung sehingga perkembangan pengetahuan menjadi lebih lengkap dan jelas Secara umum
pengetahuan pada jaman purba ditandai dengan adanya lima kemampuan, yaitu :
1. Pengetahuan didasarkan pada pengalaman (empirical knowledge)
2. Pengetahuan berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta, keterangan tentang fakta itu
bersifat mistis, magis dan religius
3. Kemampuan menemukan abjad dan system bilangan alam sudah menampakan perkembangan
pemikiran ke tingkat abstraksi
4. Kemampuan menulis berhitung, menyusun kalender didasarkan atas sintesa terhadap hasil
abstraksi yang dilakukan
5. Kemampuan meramalkan peristiwa fisik atas dasar peristiwa sebelumnya yang pernah terjadi

2. Perkembangan MIPA di Mesir dan Babilonia
Sekitar tahun 3000 SM di daerah Mesopotamia, orang mulai bertani dalam jumlah
besar,menggunakan binatang dan bajak, memiki perahu dan kendaraan beroda sebagai sarana
transportasi. Mereka juga sudah mampu mengolah logam dan membuat barang dari keramik.
Tahun 2500 SM bangsa Sumeria telah mengenal matematika.Demikian pula para ahli Babilonia

dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari tiap 18 tahun tambah 10 atau 11 hari. Tahun 2000
SM dinasti Hammurabi mengembangkan kemajuan kebudayaan. Matematika semakin
berkembang. Banyak sekolah didirikan. Orang Babilonia telah mampu membagi hari dalam jam
serta menyatakan bahwa satu tahun terdiri atas 365 hari Di bidang astronomi para pemuka agama
melakukan pengamatan terhadap angkasa dan memberi nama bintang-bintang dengan Pisces,
Gemini, Scorpio dan lain-lain yang sekarang disebut zodiac. Kemudian melalui pengamatan
tersebut , mereka mencoba meramalkan nasib seseorang dikaitkan dengan hari kelahirannya.
Pengetahuan tentang kedokteran juga telah lama dikenal di Babilonia. Pada tahun 2350 SM telah
ada dokter di Babilonia Selatan. Akan tetapi pada saat itu pengetahuan yang dikembangkan
bercampur dengan anggapan bahwa penyakit itu dibawa oleh roh jahat. Oleh karena itu
pengobatannya pun dilakukan melalui obat dan mantra. Yang diketahui dari buku-buku
kedokteran yang memuat tulisan yang berisi campuran antara resep dan mantra. Dalam bidang
ekonomi orang Babilonia juga telah mengenal perdagangan dalam bentuk barter. Kerajinan
tangan membuat sepatu, menyamak kulit, memotong batu, textil.dll. Kebudayaan Mesir di jaman
Purba lebih maju. Di bidang transportasi orang Mesir sudah berhasil menemukan kereta beroda
dan perahu layer. Juga mengenal timbangan yang memungkinkan mereka mengetahui berat suatu
benda. Pembuatan textile dengan cara menenun telah dilakukan dengan alat tenun. Pada tahun
2500 SM di Mesir telah dibangun Piramid yang sisi-sisinya tepat menghadap Barat, Timur, Utara
dan Selatan. Pembangunan Piramid menunjukan bahwa pengetahuan tehnik bangunan dan
matematika khususnya geometrid an aritmatika telah maju. Orang mesir juga telah menghitung
keliling lingkaran sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama dengan
seperduabelas kuadrat kelilingnya. Dalam bidang kedokteran ditemukan tulisan tentang cara-cara
pengobatan orang sakit . Pada papyrus ebers misalnya, terdapat keterangan tentang denyut nadi
pada beberapa bagian badan, mekanisme pernafasan, daftar penyakit, resep obat untuk penyakit
mata, telinga dan perut dan lain-lain. Pengobatan suatu penyakit selain menggunakan obatobatan yang terdiri dari ramuan tumbuhan dan bahan kimia seperti minyak jarak, soda, garam,
timbale dan garam tembaga, juga menggunakan mantera. Lemak harimau, buaya, ular dan angsa
digunakan sebagai obat penumbuh rambut. Dalam papyrus ini ditulis pula cara-cara
mengawetkan makanan dengan menggunakan garam, cuka dll.Dokter pertama kali dikisahkan
bernama Imhotep dan kemudian dianggap sebagai dewa pengobatan pada tahun 3000 SM
sedangkan gambar-gambar tentang suatu operasi atau pembedahan telah ada pada tahun 2500
SM.Gambar tersebut terdapat sebagai ukiran dalam suatu makam di Mesir. Akan tetapi pada
orang yang menderita penyakit jiwa, pengobatannya tidak melalui dokter, akan tetapi diserahkan
pada ahli mengusir roh jahat Dalam bidang pengolahan logam orang Mesir telah lama mengenal
cara-cara pemurnian emas, pengolahan besi serta bijih logam lainnya. Hal ini dapat diketahui
dengan ditemukannya benda-benda dari logam yang berupa perhiasan atau senjata. Emas, perak
dan tembaga diperkirakan telah ada pada tahun 3000 SM. Perunggu telah dipergunakan orang
pada tahun 2500 SM dan pada waktu itu besi dan timbal telah ditemukan .raksa telah dikenal
orang pada tahun 1500 SM. Timbale terdapat sebagai bijih timbal sulfide di suatu tempat dekat
laut Merah. Tambang emas terletak di sebelah timur sungai Nil di daerah yang disebut Nubia.
Selain logam, orang Mesir juga mengenal cara pembuatan gelas dan keramik. Mereka telah

menggunakan alat yang berupa roda yang berputar pada sumbu tegak untuk memberi bentuk
kepada tanah liat yang digunakan, misalnya bentuk suatu bejana kemudian dibakar dalam sebuah
tungku atau tanur tinggi yang tertutup.
Pembuatan gelas secara besar-besaran baru dilakukan pada tahun 1370 SM dengan menggunakan
netron yang dilebur bersama kwarsa. Senyawa-senyawa tembaga dipakai untuk memberi warna
hijau atau biru pada gelas. Kira-kira pada tahun 4000 SM orang-orang Mesir juga telah mengenal
zat warna indigo yang digunakan untuk memberi warna pada tekstil.

3. Perkembangan MIPA di India Kuno
Pada jaman kuno, pengetahuan yang telah dikenal di daerah lembah sungai Indus ini adalah
astronomi, matematika dan kedokteran. Walaupun tidak dapat menyamai perkembangan
astronomi di Babilonia, namun para pengamat benda-benda angkasa telah mengamati posisi
matahari, bulan dan beberapa bintang. Dari pengamatan itu ditentukan banyaknya waktu dalam
satu tahun dan satu bulan
Trigonometri serta lambang-lambang bilangan juga dikembangkan dengan baik. Berhitung
dengan menggunakan angka nol dan angka satu sampai sembilan berkembang dan digunakan
dalam kehidupan sehari-hari Pengetahuan kedokteran telah dikenal di India beberapa ratus tahun
Sebelum Masehi. Tulisan tentang pengetahuan kedokteran memuat beberapa cara pengobatan
yang bebas dari pengaruh mistik. Menurut teori kedokteran pada jaman kuno, tubuh manusia
terdiri atas lima unsure alami yaitu : tanah, air, api, angina dan ruang kosong. Air, api dan angina
adalah unsur yang aktif. Apabila ketiga unsur tersebut berada dalam keseimbangan dan
keserasian maka orang akan sehat. Kelebihan atau kekurangan salah satu unsure tadi
menyebabkan adanya ketidakseimbangan dan ketidakserasian yang mengakibatkan orang
menjadi sakit. Tumbuh-tumbuhan digunakan untuk keperluan pengobatan. Pengobatan penyakit
dengan cara pembedahan juga telah lama dikenal.
4. Perkembangan MIPA pada zaman Yunani Kuno
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman ini didasari oleh perolehan pola pikir mitosentris,
yakni kepercayaan pada dewa-dewa menjadi pola pikir logosentris yakni penggunaan ilmu dalam
mengungkap rahasia alam semesta. Pola pikir ini dimulai dengan mempertanyakan apa
sebenarnya asal usul alam semesta.Kemudian mulailan bermunculan filusuf dan ilmuwan
terkemuka pada zaman Yunani Kuno, diantaranya:
a. Thales dari Miletus (624-525SM)
Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales
mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia memiliki pemikiran bahwa air
adalah prinsip dasar dan merupakan pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya.

b.

c.

d.

e.

Dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema
Thales yang berisi sebagai berikut:
- Sebuah lingkarang terbagi dua sama besar oleh diameternya.
- Sudut bagian dasar segitiga sama kaki adalah sama besar.
- Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka kedua sudut yang saling berlawanan akan
sama.
- Sudut yang terdapat pada lingkaran adalah sudut siku-siku.
- Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan
dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
Pythagoras (582-496SM)
Pythagoras merupakan matematikawan dan filusuf Yunani yang dikenal dengan teorema
Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku
adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya. Walaupun fakta di dalam teorema
ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan
kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara
matematis. Selain itu, Pythagoras berhasil membuat lembaga pendidikan yang disebut
Pythagoras Society. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang
teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan hubungan antara nada
dengan panjang dawai.
Plato (427 SM-347 SM)
Ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah
Republik (Politeia) di mana ia menguraikan garis besar pandangannya pada keadaan
“ideal”. Selain itu, ia juga menulis ‘Hukum’ dan banyak dialog di mana Socrates adalah
peserta utama. Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai
ide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di
dunia ideal semuanya sangat sempurna.
Aristoteles (384 SM- 322 SM)
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang
Agung. Ia memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu
Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang
mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis.
Sementara itu, di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal
adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang paling
penting adalah masalah logika dan Teologi (Metefisika). Logika Aristoteles adalah suatu
sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih
dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian,
dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan
berpikir induktif (inductive thinking). Logika yang digunakan untuk menjelaskan cara
menarik kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles didasarkan pada susunan pikir
(syllogisme).
Demokreitos

Demokreitos berpandangan bahwa material terdiri dari partikel-partikel kecil, sedemikian
kecilnya sehingga ia tidak dapat dibagi lagi. (Dalam bahasa Yunani “atomos”, dalam
bahasa Latin “atomus”, berarti “tak dapat dibagi”).
Walaupun pandangan atau teori ini bersifat spekulatif, namun ia mampu bertahan sampai
kurang lebih dua ribu tahun lamanya.
f. Archimides (287-212SM)
Archimedes dari Syracuse, tanpa diragukan, merupakan matematikawan terbesar dari
zaman purbakala. Keturunan Yunani, ia menerima pendidikan di Alexandria, pusat
pengajaran dan kebudayaan Yunani. Pada masanya sendiri ia terkenal sebagai pencipta
dan seorang ilmuwan praktis. Ia menciptakan sekrup Archimedes untuk memompa air, ia
menyatakan sifat-sifat katrol dan pengungkit, ia membangun sebuah model mekanis yang
meniru gerakan bulan dan planet-planet, dan -untuk memuaskan raja Syracuse- ia
menemukan cara untuk membuktikan apakah mahkota raja dibuat dari emas asli tanpa
meleburnya (prinsip daya apung Archimedes).
Penemuan-penemuan dan perkakas-perkakas praktis untuk Archimedes hanyalah hiburan
belaka ; tulisan-tulisannya yang terbaik dan pikirannya yang paling tajam dicurahkan ke
bagian dari matematika yang sekarang ikenal dengan kalkulus integral. Dengan memakai
metode dimana ia menjumlahkan sejumlah besar-besaran yang sangat kecil. Sumbangansumbangannya antara lain adalah rumus luas lingkaran, luas dari potongan parabol, luas
elips, volume dan luas permukaan bola, dan volume kerucut serta benda-benda putar lain.
Ia dikatakan telah meminta kepada teman-temannya agar di atas batu nisannya diletakkan
sebuah bola yang berisi tabung berukir, ditulisi dengan hasl bagi volume bola dan tabung
tersebut.
g. Claudius Ptolemaeus
Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagat raya, bintang dan matahari mengelilingi
bumi (geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan
bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang
kemudian oleh bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu
perbintangan.
Pendapat dan pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama
sampai dengan menjelang zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme
diganti dengan heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).
5. Perkembangan MIPA Pada Zaman Pertengahan
Pada zaman pertengahan oleh para ilmuwan sering dinamakan Abad Kegelapan. Hal ini
disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah ada sejak zaman Yunani-Romawi
menjadi terhenti di Eropa. Pada waktu itu agama Kristen berkembang di Eropa.. Kekuasaan
gereja begitu dominan dan sangat menentukan kehidupan di Eropa. Semua kehidupan harus
diatur dengan doktrin gereja atau hukum dan ketentuan Tuhan. Gereja tidak memberikan

kebebasan berpikir. Hal ini telah menyebabkan kemunduran bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Apabila di Eropa mengalami Abad Kegelapan dalam perkembangan ilmu pengetahuan,
tetapi di timur, di dunia Islam mengalami perkembangan. Perkembangan kekuasaan Islam di
timur (di Asia Barat) telah membawa perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam mulai menonjol terutama setelah
terjadi masa penerjemahan yang terjadi pada tahun 750-850 di masa kekhalifahan Abasiyah.
Pada waktu itu para cendekiawan muslim dan cendekiawan Barat melakukan penerjemahan
karya-karya klasik dari Yunani, Romawi Kuno, dan Persia. Setelah dipadu dengan pemahaman
terhadap kandungan Al-Quran telah melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam bidang ilmu
pengetahuan. Para cendekiawan itu juga melakukan penyelidikan. Fase ini mendorong
perkembangan ilmu pengetahuan di masa-masa berikutnya.
Pada zaman Islam itu karya-karya Yunani terutama karya Aristoteles banyak
diterjemahkan oleh ahli-ahli Arab, Yahudi dan Persia. Penterjemahan itu kemudian
disebarluaskan, sehingga menjadi dasar perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi di dunia
Barat dewasa ini. Para ahli Islam menaruh perhatian besar terhadap ilmu kedokteran, ilmu obatobatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, ilmu tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Demikian
pula ilmu pasti berkembang, terutama sekali perhitungan sistem desimal dan dasardasar aljabar.
Tokoh ahli ilmu Islam itu antara lain ialah Al Khawarizmi (825 M), yang menyusun buku
Aljabar, yang menjadi standar hinga dewasa ini. Ia juga menegaskan dan memantapkan
perhitungan desimal, dengan mengganti angka Romawi dengan angka Arab seperti yang dipakai
dewasa ini. Penulisan desimal jauh lebih unggul daripada penulisan angka Romawi. Sebenarnya
Al Khawarizmi mengembangkan perhitungan desimal itu dari para ahli matematika Hindu
seperti Aryabhata (476 M) dan Brahmagupta (628 M). Pada bidang aljabar Al Khawarizmi
menemukan perhitungan akar negative.
Kemudian Omar Khayam (1043-1132), juga seorang ahli sastra (penyair) dan
matematikus. Ia berhasil menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga. Selama zaman Islam
itu, penelitian kimia mulai dirintis, walaupun mula-mula dimaksudkan untuk percobaan
membuat logam emas. Percobaan itu sendiri tidak pernah berhasil, tetapi efek sampingnya
menumbuhkan ilmu kimia atau al Kimia, umpamanya pembuatan salmiak yang berguna bagi
ilmu kedokteran.
Ilmu kedokteran pada zaman Islam memang mengalami kemajuan. Nama-nama seperti
Al Razi (Razes, 850-923 M), dan Ibnu Sina (Avicenna, 980-1037 M), menghiasi dunia
kedokteran. Ibnu Sina menulis kitab kedokteran yang sampai tahun 1650 menjadi buku standar.
Abu Qasim juga menulis ensiklopedi kedokteran dan telah mendalami ilmu bedah. Ibnu Rusd
(Averoes,1126-1198) telah menterjemahkan kitab-kitab Aristoteles. Pada zaman Islam cabangcabang ilmu lainnya seperti astronomi, matematika, dan filsafat juga berkembang. Sebuah peta
yang memuat 70 daerah yang dikenal waktu itu sudah disusun oleh Al Idrisi (1100-1166).
Sebagian bangsa di Asia juga mulai memperlihatkan perkembangan ilmu mereka. Dari
Cina ada salah satu contoh terbaik akan Shen Kuo (1031 M - 1095 M), seorang ilmuwan dan
negarawan yang pertama kali menggambarkan magnet-jarum kompas yang digunakan untuk

navigasi, menemukan konsep utara sejati, perbaikan desain astronomi Gnomon, armillary bola,
penglihatan tabung, dan clepsydra, dan menggambarkan penggunaan drydocks untuk
memperbaiki perahu. Selain itu, Shen Kuo juga menyusun teori pembentukan tanah, atau
geomorfologi. Ada juga Su Song (1020 M - 1101 M) juga seorang astronom yang menciptakan
langit bintang atlas peta, menulis sebuah risalah farmasi dengan subyek terkait botani, zoologi,
mineralogi, dan metalurgi, dan telah mendirikan besar astronomi clocktower di Kaifeng pada
tahun 1088.
6. Zaman Renaissance
Perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern didorong atau diawali dengan
berkembangnya zaman Renaissans. Masa ini merupakan fase lahir dan berkembangnya kembali
budaya Yunani Romawi Kuno. Perkembangan Renaissance tidak terlepas dari fase sebelumnya
yakni, perkembangan ilmu pengetahuan pada masa penerjemahan di masa Islam. Permulaan
zaman renaissance ditandai dengan berkembangnya ilmu hitung dan aljabar yang mewarnai
perdagangan, astronomi dan penelitian.
Tokoh-tokoh ilmuwan yang berpengaruh dimasa ini adalah:
a. Nicolaus Copernicus (1473 M-1543 M), adalah seorang astronom, matematikawan, dan
ekonom yang berkembangsaan Polandia. Ia mengembangkan Teori Heliosentris (Tata
Surya berpusat di matahari).
b. Galileo Galilei (1564 M-1642 M), adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia
yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara
lain adalah penyempurnaan teleskop (dengan 32 x pembesaran) dan berbagai observasi
astronomi. Dia adalah orang pertama yang melukiskan tata surya seperti yang kita kenal
sekarang.
c. Tycho Brahe (1546 M-1601 M), adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal
sebagai astronom/astrolog dan alkimiawan. Tycho adalh astronom pengamat paling
menonjol di zaman pra –teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet
tak tertandingi pada masa itu.
d. Johannes Kepler (1571 M-1630 M), adalah astronom jerman, Matematikawan dan
astrolog. Ia paling di kenal melalui hukum gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan
astronomi. Penjelasannya tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku Supplement To
Witelo, Expounding The Optical Part Of Astronomy. Ia orang pertama yang menjelaskan
cara kerja mata.
e. Fancies Bacon (1561 M-1626 M), adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis Inggris.
Karya-karyanya antar lain membangun dan mempopulerkan motodologi induksi untuk
penelitian ilmiah, sering kali disebut metode Baconian.
f. Andreas Vesalius adalah dokter dan ahli anatomi terkemuka Belgia. Ia dilahirkan di
Brussels, pada 31 Desember 1514, dan menjadi terkenal karena penemuannya atas
struktur tubuh manusia, serta perbaikannya terhadap konsep-konsep anatomi kuno yang
(ternyata) salah.Vesalius belajar di University of Louvain, juga di University of Padua
hingga memperoleh gelar dokter pada tahun 1537. Ia menulis buku revolusioner di

bidang anatomi, berjudul “De Humani Corporis Fabrica” yang terdiri atas tujuh jilid, dan
dalam buku itulah ia menjelaskan struktur tubuh manusia dengan dilengkapi gambargambar yang dibuatnya sendiri.Buku karya Vesalius tersebut dianggap sebagai buku
anatomi terlengkap pada saat itu, yang juga tetap menjadi salah satu rujukan pada masa
kini.
g. William Gilbert
William Gilbert (1544-1603) adalah seorang ilmuwan Inggris dan dokter yang
dikreditkan oleh banyak orang sebagai "ayah dari listrik dan magnet". Ia menerbitkan
buku De Magnete yang ditulis seluruhnya dalam bahasa Latin, volume besar
mempresentasikan hasil penelitian yang luas ke dalam sifat magnet dan listrik. Dengan
menerbitkan De Magnete, Gilbert menghancurkan banyak teori ilmiah populer dan
menjadi orang pertama untuk sepenuhnya menjelaskan kerja kompas magnetik.
7. Zaman Modern
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata
terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan
ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. Zaman ini juga dikenal
sebagai masa rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena munculnya berbagai penemuan
ilmu pengetahuan.
Beberapa ilmuwan di masa ini diantaranya:
a. Issac Newton
Issac newton lahir di Inggris pada tahun 1642. Ia adalah ahli matematika, fisika dan
astronomi. Karya bukunya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan
pada tahun 1687 dianggap sebagai buku paling berpengaruh sepanjang sejarah sains.
Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika klasik. Dalam karyanya ini, Newton
menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains
mengenai alam semesta selama tiga abad. Newton berhasil menunjukkan bahwa gerak
benda di Bumi dan benda-benda luar angkasa lainnya diatur oleh sekumpulan hukumhukum alam yang sama. Ia membuktikannya dengan menunjukkan konsistensi antara
hukum gerak planet Kepler dengan teori gravitasinya. Karyanya ini akhirnya
menyirnakan keraguan para ilmuwan akan heliosentrisme dan memajukan revolusi
ilmiah.Dalam bidang mekanika, Newton mencetuskan adanya prinsip kekekalan
momentum dan momentum sudut. Dalam bidang optika, ia berhasil membangun teleskop
refleksi yang pertama dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan bahwa
sebuah kaca prisma akan membagi cahaya putih menjadi warna-warna lainnya. Ia juga
merumuskan hukum pendinginan dan mempelajari kecepatan suara.Dalam bidang
matematika pula, bersama dengan karya Gottfried Leibniz yang dilakukan secara
terpisah, Newton mengembangkan kalkulus diferensial dan kalkulus integral. Ia juga
berhasil menjabarkan teori binomial, mengembangkan "metode Newton" untuk
melakukan pendekatan terhadap nilai nol suatu fungsi, dan berkontribusi terhadap kajian
deret pangkat.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Rene Descartes
Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern karena pendapatnya yang
revolusioner. Ia juga dikenal sebagai pencipta system koordinat kartesius, yang
mempengaruhi perkembangan kalkulus modern.
Carolus Linnaeus
Ia adalah seorang ilmuwan swedia yang meletakan dasar tatanama biologi. Ia
mengembangkan apa yang sekarang dikenal sebagai klasifikasi ilmiah.
Charles Robert Darwin (1809 M-1882 M)
Ia adalah seorang naturalis yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori
evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common Descent) dengan
mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teorinya yang paling menggemparkan
adalah “Nenenk moyang manusia adalah kera”.
Joseph John Thompson (1856 M-1940 M)
Ia adalah seorang ilmuan dengan penelitiannya yang membuahkan penemuan Elektron.
Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu mengantarkan listrik. Ia menjadi seorang
perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis
atom dan sinar molekul yang berbeda dengan menggunakan sinar positif.
Michael Faraday (1791M-1867M)
Ia adalah ilmuwan inggris yang mendapat julukan Bapak Listrik, karena berkat usahanya,
listrik menjadi teknologi yang banyak gunanya. Faraday adalah penemu Hukum
elektrolisis.
Blaise Pascal
Ia adalah seorang ahli matematika, fisika, dan agama filsuf. Karyanya berupa kontribusi
penting pada pembangunan mekanis kalkulator.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_matematika#cite_note-13
http://imdad-gresik.blogspot.com/2012/05/kelahiran-dan-perkembangan-ilmu.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Carolus_linnaeus
http://id.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Descartes
http://ktspdiindonesia.blogspot.com/2011/09/william-gilbert.html
http://ipaarea.blogspot.com/2010/09/artikel.html
http://atikrodiawati.blogspot.com/2012/06/ilmuan-matematika-kita.html
http://25vs28.blogdetik.com/2010/11/25/perkembangan-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi/
http://maftuhtsaquf.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan.html