GAMBARAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDEMEN, KECAMATAN SIDEMEN, KABUPATEN KARANGASEM.

GAMBARAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN
KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SIDEMEN, KECAMATAN SIDEMEN
KABUPATEN KARANGASEM
Desak Made Dwi Ambari Ningsih1, Louise Cinthia Hutomo2, Luh Wayan Ayu Rahaswanti2
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana1, Bagian Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana-RSUP Sanglah2

ABSTRAK
Frekuensi karies gigi merupakan indikator untuk menilai keadaan kesehatan gigi sekaligus juga
keberhasilan upaya kesehatan gigi anak. Di Puskesmas Sidemen, penyakit gigi, gusi dan pulpa
menempati urutan keempat dari 10 besar penyakit yang paling sering terjadi. Adanya fakta
bahwa ketersediaan air bersih, sikat gigi dan pasta gigi di daerah Sidemen tidak sulit diperoleh,
menunjukkan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingginya kejadian karies gigi,
misalnya perilaku menyikat gigi dan juga pengetahuan orang tua dan anak terhadap karies gigi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi karies gigi, perilaku menggosok gigi, dan
gambaran perilaku menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi pada siswa usia sekolah dasar
di wilayah Puskesmas Sidemen, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Penelitian ini
merupakan penelitian cross sectional descriptive yang dilakukan pada bulan Juni sampai dengan
Juli 2013. Sampel penelitian yang digunakan adalah 68 orang yang ditentukan secara purposive
random sampling pada siswa usia 7 hingga 12 tahun di SD Negeri 1 Telagatawang. Pada

penelitian ini, didapatkan prevalensi karies gigi pada anak usia sekolah dasar di wilayah kerja
Puskesmas Sidemen masih tinggi (58,8%). Sebanyak 58 orang (85,3%) menerapkan perilaku
menggosok gigi yang salah dan hanya 10 orang (14,7%) yang perilaku menggosok gigi benar.
Secara umum, karies gigi lebih banyak dialami oleh anak-anak dengan perilaku menggosok gigi
yang salah, yaitu sebanyak 63,8% (37 orang) dari total 58 orang yang perilaku menggosok gigi
salah. Sedangkan dari 10 orang yang memiliki perilaku menggosok gigi yang benar ternyata
didapatkan sebagian besar, yaitu 7 orang (70%) tidak karies. Sehingga secara umum dari
penelitian ini dapat ditarik simpulan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan presentase
kejadian karies gigi pada anak dengan perilaku menggosok gigi yang salah dibandingkan yang
benar.
Kata kunci: karies gigi, perilaku menggosok gigi

DESCRIPTIVE STUDY OF BRUSHING TEETH BEHAVIOR ON THE
INCIDENCE OF DENTAL CARIES IN PRIMARY SCHOOL CHILDREN IN
THE REGION OF SIDEMEN PUBLIC HEALTH CENTER, SIDEMEN SUBDISTRICT, KARANGASEM DISTRIC IN JUNE-JULY 2013
ABSTRACT
The frequency of dental caries is an indicator to assess the state of health of the teeth as well as
the success of efforts at increasing dental health in children. At Puskesmas Sidemen, dental
disease, gum disease and the pulp disease is fourth from the top 10 of the most common diseases.
The fact that the availability of clean water, toothbrush, and toothpaste in Sidemen are not

difficult to obtain, showing that other factors contribute to the high incidence of dental caries,
such as tooth brushing behavior and also knowledge of parents and children against dental caries.
This study aimed to determine the prevalence of dental caries, behavior in terms of brushing
teeth, and behavioral description of the incidence of dental caries in primary school-age students
in the area of Puskesmas Sidemen, Sidemen district, Karangasem regency. This research was
using cross sectional descriptive study method, conducted in June and July 2013. The sample
was 68 students which was selected by purposive random sampling ages 7 to 12 years in SD
Negeri 1 Telagatawang. In this study, the prevalence of dental caries in primary school children
in Puskesmas Sidemen is still high (58.8%). A total of 58 people (85.3%) apply the incorrect
behavior of brushing teeth and only 10 (14.7%) have the correct behavior of brushing teeth. In
general, more dental caries experienced by children whose behavior are incorrect, as many as
63.8% (37 people) of the total of 58 people whose incorrect behavior of brushing teeth.
Meanwhile, 7 out of 10 (70%) people who meet the correct behavior of brushing teeth do not
have caries. Based on those result, it can be concluded that there is a tendency of escalation in
incident percentage of dental caries in children with incorrect brushing behavior.
Keywords: dental caries, brushing teeth behavior

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gigi merupakan salah satu bagian dari

tubuh manusia yang memegang peranan
penting dalam membantu proses pencernaan
makanan secara mekanik, yaitu dalam hal
mengunyah. Struktur dan kesehatan gigi
yang baik juga memberikan peran dalam hal
estetika pada wajah.1
Kesehatan gigi dan mulut merupakan
salah satu aspek kesehatan tubuh yang tidak
dapat diabaikan. Namun, yang terjadi adalah
banyaknya masalah dalam hal kesehatan
gigi dan mulut, dimana salah satunya adalah
karies gigi. WHO melaporkan sebanyak 60-

90% anak sekolah dasar di dunia pernah
mengalami karies gigi, dengan yang
terbanyak berada di wilayah Asia dan
America Latin.2 Hal yang sama juga
ditunjukkan oleh laporan CDC tahun 20092010 dimana prevalensi karies gigi pada
anak usia 3-5 tahun sebesar 14,4%, 6-9
tahun sebesar 17%, dan 13-15 tahun sebesar

11,4%.3 Di Indonesia, prevalensi karies gigi
menunjukkan angka yang tinggi, dimana
menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2009, 73% penduduk
Indonesia mengalami karies gigi.1
Karies gigi adalah penyakit jaringan
keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email
dan dentin yang progresif yang disebabkan

oleh metabolisme aktif bakteri.3 Secara
umum terdapat 4 faktor yang berperan,
yaitu bakteri patogen kariogenik (agent),
makanan kariogenik (environment), dan gigi
(host) dan waktu (time). Dari ketiga faktor
tersebut, satu dengan yang lainnya tidak
dapat dipisahkan.4
Sebuah studi yang dilakukan di Sleman
menyatakan kejadian tertinggi karies terjadi
pada kelompok umur 2 sampai 7 tahun.
Beberapa hal yang mempengaruhi adalah

pola konsumsi makanan kariogenik, perilaku
menyikat gigi, pengetahuan tentang karies
gigi, dan kunjungan ke pelayanan kesehatan.
Disini
dinyatakan
bahwa
perilaku
menggosok gigi yang salah juga memiliki
hubungan yang erat terhadap terjadinya
karies gigi.5
Karangasem
sebagai
salah
satu
kabupaten di Provinsi Bali, pada Rikesdas
(Riset Kesehatan Dasar) Provinsi Bali tahun
2010, disebutkan bahwa proporsi menyikat
gigi yang benar terendah terdapat di
Kabupaten Karangasem adalah sebesar
(19,1%). Di Puskesmas Sidemen, kelainan

gigi, jaringan penyangga gigi dan mulut
pada tahun 2012 termasuk dalam urutan
keempat dari 10 besar penyakit yang paling
sering terjadi terutama di wilayah kerja
Puskesmas Sidemen. Usaha-usaha yang
dilakukan dalam mencegah terjadinya karies
gigi seperti Program Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS) telah dilaksanakan oleh
Puskesmas
Sidemen,
Kabupaten
Karangasem,
dimana
memberikan
penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan
mulut dan cara menggosok gigi yang baik
dan
benar
dengan
harapan

dapat
menurunkan kejadian karies gigi terutama
anak sekolah dasar. Namun di lapangan
terjadi kesenjangan dimana dari data Profil
Puskesmas Sidemen tahun 2012, karies gigi
menempati urutan pertama yaitu 76,6% pada
10 penyakit terbesar pada anak sekolah
dasar. Padahal, ketersediaan air bersih, sikat
gigi dan pasta gigi, tidak sulit didapatkan di

wilayah ini. Hal ini menunjukkan adanya
faktor-faktor lain yang mempengaruhi
tingginya kejadian karies gigi di Kecamatan
Sidemen, misalnya pola konsumsi makanan
kariogenik, perilaku menyikat gigi, dan juga
pengetahuan orang tua dan anak terhadap
karies gigi.
Dengan
mempertimbangkan
hal

tersebut maka penelitian yang berjudul
“Gambaran Perilaku Menggosok Gigi
terhadap Kejadian Karies Gigi pada Anak
Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas
Sidemen,
Kabupaten
Karangasem, pada Juni-Juli 2013” penting
untuk dilaksanakan. Tujuan utamanya
adalah untuk mengetahui angka kejadian
karies gigi dan melakukan pencegahan
terhadapnya.
METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan
studi cross sectional deskriptif untuk
mengetahui gambaran perilaku menggosok
gigi terhadap kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah dasar di wilayah kerja

Puskesmas
Sidemen,
Kabupaten
Karangasem, pada Juni-Juli 2013.

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Sidemen, Kecamatan Sidemen,
Kabupaten Karangasem, mulai bulan Juni
sampai dengan bulan Juli 2013.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa sekolah dasar kelas 2 sampai
kelas 6 yang berusia 7 sampai 12 tahun,
yang berlokasi di wilayah kerja Puskesmas
Sidemen, Kecamatan Sidemen, Kabupaten
Karangasem. Wilayah kerja Puskesmas
Sidemen terdiri dari 10 desa yaitu, Desa
Telagatawang,
Sinduwati,

Sidemen,
Sangkan Gunung, Tri Eka Buana, Talibeng,
Lokasari, Kerta Buana, Tangkup dan Wisma
Kerta. Jumlah anak sekolah dasar tahun
ajaran 2012/2013 di seluruh desa ini adalah
sebanyak 3532 siswa. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas 2 sampai
kelas 6 SD Negeri 1 Telagatawang yang
berusia 7 sampai 12 tahun yang dipilih
secara random tanpa memperhatikan
proporsi pada masing-masing kelas.
Definisi Operasional
Karies gigi pada anak adalah penyakit
yang mengenai jaringan keras gigi yang
terlihat, baik kavitas yang berupa titik
ataupun sampai terjadinya lubang ataupun
kavitas terbuka karena proses demineralisasi
dan melarutnya jaringan keras gigi.
Adapun pemeriksaan pada sampel
dilakukan oleh petugas poli gigi Puskesmas

Sidemen
dengan
pengamatan
dan
pemeriksaan langsung dengan menggunakan
sonde, cermin mulut dan senter.
Derajat
karies
gigi
berdasarkan
dalamnya dan jaringan yang terkena dibagi
menjadi 3, yaitu: superfisial, dimana
kerusakan hanya sampai pada kedalaman
email gigi saja dan pasien tidak mengalami
keluhan sama sekali. Medial, karies sudah
mengenai lapisan email dan telah mencapai
lapisan yang lebih dalam, yaitu dentin dan

pasien akan mengalami keluhan ngilu, nyeri
apabila terkena rangsangan panas atau
dingin
dan
akan
berkurang
bila
rangsangannya
dihilangkan.
Profunda,
karies yang mengenai lebih dari setengah
lapisan dentin bahkan dapat menembus
pulpa yang akan menimbulkan nyeri spontan
tanpa rangsangan.
Perilaku menggosok gigi adalah aspek
tingkah laku dari kegiatan menggosok gigi
menurut
Persatuan
Dokter
Gigi
Indonesia(PDGI). Adapun faktor-faktor
yang termasuk di dalamnya adalah:
Frekuensi
menggosok
gigi
adalah
banyaknya jumlah menggosok gigi dalam
sehari dalam kurun waktu 24 jam, cara
menggosok gigi adalah teknik dan gerakan
dalam menggosok gigi, waktu menggosok
gigi adalah kapan gosok gigi dilakukan, baik
dilihat dari waktu kegiatan yang dilakukan
ataupun jam menggosok gigi, dan alat
menggosok gigi adalah berupa sikat gigi,
dimana dilihat dari ketepatan pemilihan
sikat gigi.
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data primer yang didapat dengan
cara: pemeriksaan gigi anak dan wawancara
terstuktur dengan responden. Data yang
diperoleh kemudian diolah dengan analisa
univariate dan bivariate. Data kemudian
disajikan dalam bentuk narasi dan tabel.
Sistem skoring kemudian dipakai untuk
memberikan penilaian dan mengarahkan
pada kesimpulan untuk setiap sub variabel.
Sistem skoring perilaku menggosok gigi
berdasarkan penilaian 11 pertanyaan tentang
sub
variabel.
Hasil
skoring
ini
dikelompokkan
menjadi
perilaku
menggosok gigi benar (memenuhi standar)
ketika skor > 8 dan skor perilaku
menggosok gigi salah (tidak memenuhi
standar) ketika skor < 8.

Alur Penelitian
Wawancara
terstruktur
menggunaka
n kuesioner

Perilaku menggosok gigi pada anak
(frekuensi, cara, waktu, durasi
menggosok gigi, pemilihan sikat gigi )

Karies Gigi
(bagian dan
derajat karies
gigi

Pemeriksaan
gigi anak oleh
perawat gigi
Puskesmas
Sidemen

HASIL PENELITIAN

diatas juga terlihat bahwa jumlah sampel
yang berjenis kelamin perempuan lebih
banyak, yaitu 39 orang dibandingkan lakilaki yang berjumlah 29 orang.
Pada sampel didapatkan letak geografis
yang relatif sama yaitu bermukim di wilayah
pegunungan. Suku bangsa dan kultur sosial
pada sampel juga relatif sama, dimana
sebagian besar sampel adalah orang Bali dan
menganut budaya dan adat istiadat sebagai
orang Bali. Hal tersebut menjadikan dasar
bagi penulis untuk tidak mencantumkan
letak geografis, suku bangsa, dan kultur
sosial sebagai karakteristik sampel.
Tabel 2. Prevalensi karies gigi pada anak
usia sekolah dasar

Tabel 3. Bagian gigi yang mengalami karies
dan derajat karies gigi

Gambaran Umum Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian
ini berjumlah 68 orang. Tidak terdapat
sampel yang drop out.
Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan
Karakteristik Sampel
Tabel 4. Gambaran perilaku menggosok
gigi terhadap kejadian karies gigi

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa sampel
diambil secara stratified dari siswa SD
Negeri 1 Telagatawang yang berumur 7
hingga 12 tahun. Terlihat sampel dengan
jumlah terbanyak adalah yang berumur 12
tahun, yaitu berjumlah 19 orang. Dari tabel

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa
sebagian besar anak masih memiliki
perilaku menggosok gigi yang salah yaitu
sebanyak 58 anak (85,3%). Dari 58 anak
tersebut terdapat 37 anak (63,8%)
mengalami karies. Di sini terlihat
kecenderungan angka karies yang tinggi
pada anak dengan perilaku menggosok gigi

yang salah, sebaliknya angka karies rendah
pada anak dengan perilaku menggosok gigi
yang benar.
Tabel 5. Hasil Crosstabulasi pemilihan sikat
gigi dengan kejadian karies gigi
Tabel 8. Durasi menggosok gigi terhadap
kejadian karies gigi

Tabel 6. Hasil Crosstabulasi frekuensi
menggosok gigi terhadap kejadian karies
gigi
PEMBAHASAN

Tabel 7. Hasil Crosstabulasi waktu
menggosok gigi terhadap kejadian karies
gigi

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa
prevalensi karies gigi pada sampel masih
tinggi, yaitu mencapai 40 orang (58,8%).
Beberapa
penelitian
serupa
juga
menunjukkan hasil tingginya angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah dasar.
Pada penelitian yang dilakukan di Jawa
Barat pada tahun 2011 menyatakan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
dasar mencapai 85%.6
Tabel 3 menunjukkan bahwa bagian
gigi yang paling banyak mengalami karies
pada sampel adalah gigi bagian belakang.
Hal ini dipengaruhi oleh bentuk dan fungsi
gigi belakang, jenis makanan kariogenik
yang dikonsumsi serta perilaku menggosok
gigi yang meliputi cara maupun teknik
menggosok gigi. Bentuk permukaan atas
gigi belakang yang cekung memperbesar
kemungkinan mudahnya sisa-sisa makanan
untuk menempel. Selain itu, fungsi gigi
geraham
yaitu
untuk
mengunyah
menyebabkan makanan lebih banyak kontak
dengan gigi geraham sehingga lebih banyak
sisa-sisa makanan yang menempel. Faktor
cara dan teknik menggosok gigi juga sangat
mempengaruhi bagian gigi mana yang
berisiko terjadi karies. Teknik yang salah

dan tidak meratanya bagian gigi yang disikat
akan mempengaruhi terjadinya karies.
Sebagian besar derajat karies gigi pada
sampel adalah medial, yaitu sebanyak 29
orang (72,5%). Hal ini menunjukkan bahwa
karies gigi yang dialami anak-anak tersebut
sudah cukup menghawatirkan karena
sebagian besar anak-anak mengalami karies
derajat medial akan berpotensi menjadi
profunda bila tidak ditangani dengan tepat
dan cepat.
Ditinjau dari perilaku menggosok gigi,
distribusi angka karies yang tinggi terdapat
pada sampel dengan skor kumulatif perilaku
menggosok gigi yang salah (

Dokumen yang terkait

PENGARUH KETEPATAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO

3 21 30

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KEBERSIHAN MULUT, USIA, DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI TERHADAP TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TUNGGULWULUNG 2 MALANG

0 8 32

Gambaran Tingkat Keparahan Karies Gigi Anak Sekolah Dasar di 10 Kecamatan Kabupaten Jember

0 11 7

HUBUNGAN UKGS DENGAN PREVALENSI KARIES GIGI ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS YOSOWILANGUN KABUPATEN LUMAJANG

0 7 16

HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA Hubungan Konsumsi Karbohidrat Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Suk

0 2 18

PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM.

1 3 51

GAMBARAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA SISWA SD KELAS SATU DENGAN KARIES GIGI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RENDANG KARANGASEM BALI OKTOBER 2014.

0 0 33

KARAKTERISTIK IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM 2013.

0 0 11

GAMBARAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDEMEN, KECAMATAN SIDEMEN, KABUPATEN KARANGASEM.

0 0 9

HUBUNGAN TINDAKAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KEMBARAN KECAMATAN KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 16