PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SEKUAT HATIMU”(Studi Semiotik Terhadap Lirik Lagu “Sekuat Hatimu” karya band Last Child).

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SEKUAT HATIMU”
(Studi Semiotik Ter hadap Lir ik Lagu “Sekuat Hatimu”
kar ya band Last Child)

SKRIPSI

Oleh :
NIZWAN AMIN
NPM : 0743010193

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SEKUAT HATIMU”

(Studi Semiotik Ter hadap Lir ik Lagu “Sekuat Hatimu”
kar ya band Last Child)
Disusun Oleh :
NIZWAN AMIN
NPM : 0743010193

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,
Pembimbing

Dra. Diana Amalia, Msi
NIP. 1963 0907 199103 2001

Mengetahui,
DEK AN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SEKUAT HATIMU”
(Studi Semiotik Ter hadap Lir ik Lagu “Sekuat Hatimu”
kar ya band Last Child)
Disusun Oleh :
NIZWAN AMIN
NPM : 0743010193

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji
Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
Pada Tanggal 13 Juni 2012
Menyetujui
Pembimbing Utama :

Tim Penguji :

1. Ketua

Dr a. Diana Amalia, M.Si
NIP. 1963 0907 199103 2001

Ir . H. Didiek Tr enggono, M.Si
NIP. 1958 1225 199001 1001
2. Sekretaris

Dr a. Her lina Suksmawati, M.Si
NIP. 1964 1225 199309 2001
3. Anggota

Dr a. Diana Amalia, M.Si
NIP. 1963 0907 199103 2001
Mengetahui
DEKAN

Dr a. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
NIZWAN AMIN, 0743010193, PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SEKUAT
HATIMU”(Studi Semiotik Terhadap Lirik Lagu “Sekuat Hatimu” karya band Last
Child)

Masa remaja adalah masa dimana terdapat kelabilan dalam pola pikir manusia.
Dan fenomena yang terjadi dewasa ini di masyarakat adalah masih banyak ditemukannya
remaja yang memilih gaya hidup dan lingkungan yang salah tanpe memikirkan dampak
yang ditimbulkan. Dan lagu “Sekuat Hatimu” dari band Last Child diciptakan untuk
mengkritisi fenomena tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang terkandung dalam
lirik lagu “Sekuat Hatimu” yang ada dalam album “Our Biggest Think Ever” yang
diciptakan oleh band Last Child.
Teori yang digunakan adalah semiotica Ferdinand de Saussure. Saussure
mendefinisikan tanda linguistik sebagai entitas dua sisi, yaitu penanda (signifier), yaitu
aspek material dari sebuah tanda, sebagaimana kita menangkap bunyi saat orang
berbicara, dan petanda (signified), merupakan aspek mental dari bahasa. Kerangka

berfikir yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan Frame of Reference (berdasarkan
pengalaman) serta Field of Experience (latar belakang pengalaman).
Metode semiotic dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu sebuah
metode yang lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataan ganda,
menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek penelitian, serta
dapat menyesuaikan posisi peneliti terhadap pengaruh pola nilai yang di interpretasikan.
Dalam hal ini, penekanan analisis lebih mengarah pada lirik lagu Sekuat Hatimu yang
mengandung makna penyesalan akan kesuraman dan kegagalan masa remaja.
Hasil yang diperoleh dari interpretasi lirik lagu Sekuat Hatimu adalah rasa
penyesalan yang dialami anak remaja yang menyia – nyiakan masa mudanya untuk
memilih gaya hidup dan lingkungan yang salah, sedangkan makna keseluruhan dari lirik
lagu ini adalah kisah nyata dari seorang anak yang beranjak dewasa yang mengalami
penyesalan mendalam akan masa mudanya yang dihabiskan dengan hidup di jalanan dan
ingin kembali merasakan kasih sayang dari ibu yang selama ini dia rindukan.

Kata Kunci : Semiotik, lirik lagu, penyesalan, Sekuat Hatimu, Last Child.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karuniaNya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Pemaknaan Lir ik Lagu
Sekuat Hatimu (Studi Semiotik Terhadap Lirik Lagu “Sekuat Hatimu”
kar ya band Last Child” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Diana Amalia, Msi
selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan banyak waktunya untuk
memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Selain itu penulis
juga menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berpa moril, spiritual maupun
materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Mami tercinta yang telah membesarkan penulis dengan kasih sayang
dan doa yang tiada batasnya.

2. Ibu Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, Msi. Sekertaris Program Studi Ilmu
Komunikasi.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih untuk
segala ilmunya.
6. Adekku tercinta, Firman Abdul Aziz, yang selalu bikinin kopi saat
lembur malam hari.
7. Arwinda Rossy Meirianti, atas pinjeman kamus bahasa Indonesia dan
semangatnya.
8. Biggest Thanks to Ryan Alan (Yopie), Andi Pratama, Mochammad
Irmansyah alias mas Pman, Maulana, Agung Bendoel, Joko, Windy,
Nanik, Dedy Mble, Panji Ses dan semua kawan – kawan seperjuangan
di kampus...makasih banget supportnya...ayo kita goyang Giriloka saat
wisuda nanti.
9. Samuel, Sigit dan Galuh Oke yang selalu memberi motivasi dan
menghibur penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Ratih Dwi, Irfan Iskandar, Evan Rheza, dan teman – teman
seperjuangan UPN Televisi.
11. Windrey, Laras, Bagus, Gopal, Kiky Bonek, Ahong, Repo, Fifi,
Danton, Riri, Umi, Avy, Jojo, Icha, Yayas, Karina, Arya, Arista,
Maryssa, Mega, Cayzia, Januarty Punel, Dewi, Intan, Eko Mandala
dan semua adek – adekku UPN Televisi...lanjutkan perjuangan kita.
12. Kawan – kawan seperjuangan di media komunikasi AK UPN Radio,
XPHOSE, Kinne Komunikasi dan Himpunan Mahasiswa Komunikasi
(Himakom).

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13. Kawan – kawan Black Communicator (mas dey dedik, om johan, mas
ook, gallery smartfren) yang telah memberikan semangat dan
dukungannya untuk belajar berwirausaha.
Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan

yang penulis miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, 30 Mei 2012

Penulis

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

i

LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................

ii


KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
ABSTRAKSI ................................................................................................. viii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .........................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah .........................................................

1

1.2


Rumusan Masalah .................................................................

9

1.3

Tujuan Penelitian ..................................................................

9

1.4

Kegunaan Penelitian ............................................................. 10

KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 11
2.1

Landasan Teori ..................................................................... 11
2.1.1 Pengertian Komunikasi .............................................. 11
2.1.2 Komunikasi Verbal .................................................... 13
2.1.3 Musik sebagai Media Komunikasi ............................. 14
2.1.4 Lagu dan Lirik Lagu ................................................... 14
2.1.5 Kritik Sosial .............................................................. 19
2.1.6 Kritik Sosial sebagai Alat Komunikasi Efektif ........... 20
2.1.7 Remaja ...................................................................... 23
2.1.8 Kenakalan Remaja ..................................................... 26
2.1.9 Semiotika Dalam Ilmu Komunikasi ........................... 28
2.1.10 Makna dan Pemaknaan .............................................. 30
2.1.11 Teori – Teori Makna .................................................. 31
2.1.12 Teori Semiotik Saussure ............................................. 33
2.1.13 Signifier dan Signified ............................................... 36
2.1.14 Langue dan Parole ..................................................... 43

2.2

Kerangka Berpikir ................................................................. 44

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 46
3.1 Metode Penelitian .................................................................... 46
3.2 Kerangka Konseptual ............................................................... 48
3.2.1

Unit Analisis ................................................................ 48

3.2.2

Korpus Penelitian ......................................................... 48

3.2.3

Teknik Pengumpulan Data ........................................... 50

3.3 Analisi Data ............................................................................. 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 52
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 52
4.2 Penyajian Data ......................................................................... 57
4.3 Pemaknaan Lirik Lagu “Sekuat Hatimu” Menurut Dikotomi –
Dikotomi Saussure ................................................................... 59
4.4 Analisis Data ............................................................................ 62
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 108
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 108
5.2 Saran

................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Musik merupakan hasil dari budaya manusia diantara banyak budaya

manusia yang lain yang menarik, karena musik memegang peranan yang sangat
banyak di berbagai bidang. Musik menjadi sarana pemenuhan kebutuhan manusia
dalam hasrat mengenai seni dan berkreasi. Jika dilihat dari sudut pandang sosial,
musik hingga menjadi sebuah lagu bisa disebut sebagai cermin tatanan sosial yang
ada dalam masyarakat saat lagu itu diciptakan. Selain itu, musik yang dibuat
menjadi sebuah lagu bisa mempangaruhi pendengarnya dalam melakukan sesuatu.
Hal ini disebabkan karena saat ini musik dalam bentuk lagu disampaikan
melalui beragam media komunikasi elektronik, seperti televisi, radio, maupun
video dan audio streaming internet sehingga bisa dinikmati kapan saja oleh
penikmatnya. Selain itu, musik juga bisa dinikmati secara langsung melalui sarana
pergelaran dan konser musik.
Perkembangan

musik

juga

membawa

misi

yang

besar

dalam

perkembangan masyarakat. Musik jelas memberikan makna hiburan secara cepat
waktu dan juga memberikan penyadaran sosial kepada masyarakat dengan cara
yang mudah. Contohnya, seseorang akan insyaf dengan kebesaran Tuhan sambil
bersenandung dimanapun dia berada. Sebaliknya, seseorang akan dengan mudah
mengetahui kebobrokan pemerintah melalui lagu yang dibawakan seorang
penyanyi atau grup band. Oleh karena itu, pemerintah juga memberikan perhatian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

lebih terhadap dunia musik dengan menetapkan 9 maret sebagai Hari Musik
Nasional. Hal ini dikarenakan betapa pentingnya musik bagi msyarakat. Selain itu,
musik juga menjadi alat bagi pembentukan budi pekerti manusia dan melalui
musik, manusia bisa dibentuk lebih baik.
Musik dapat disebut juga lagu, tanpa syair, hanya terdiri dari serangkaian
nada. Dengan adanya musik maka terciptalah sebuah lagu. Lagu dapat diartikan
sebagai bahasa komunikasi antar manusia. Hal ini dikarenakan bahwa proses
mendengarkan lagu juga merupakan salah satu bentuk komunikasi efektif.
Dalam komunikasi, bahasa merupakan unsur utama dalam komunikasi
karena membangun pesan. Sedangkan dalam semiotik, bahasa merupakan objek
utama dalam kajian. Dan pengertian diatas, bahasa dalam pengertian komunikasi
disebut embangun pesan dan teks. Sedangkan bahasa dalam semiotik
didefinisikan sebagai tanda – tanda atau teks. Pengertian teks dalam pandangan
semiotik sama dengan pesan dalam ilmu komunikasi, yakni “Teks merupakan
seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang pengirim kepada seorang
penerima melalui media tertentu dan dengan kode – kode tertentu”.
Pihak pertama yang menerima tanda – tanda sebagai teks segera mencoba
menafsirkannya berdasarkan kode – kode yang tepat dan telah tersedia.
(Purwasito, 2003: 240)
Bahasa merupakan salah satu simbol yang digunakan manusia untuk
memungkinkannya menyampaikan makna dan suatu kata atau ungkapan atau
kejadian, dan meresponnya tergantung makna yang ditafsirkan. (Kuntjara, 2006:
17)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Dalam studi kebudayaan (culture), bahasa ditempatkan sebagai sebuah
unsur penting selain unsur – unsur lain seperti sistem pengetahuan, mata
pencaharian, adat istiadat, kesenian, sistem peralatan hidup, dan lain – lain.
Bahkan bahasa dapat dikategorika sebagai unsur kebudayaan yang berbentuk non
– material selain nilai, norma dan kepercayaan (belief). Bagaimana kaitan bahasa
dengan kebudayaan? Menurut Sapir-Whorf; bahasa atau peristiwa mempengaruhi
cara seseorang dalam berpikir dan memandang dunia (Liliweri, 2003 : 132)
Sebuah lagu juha merupakan salah satu nilai kebudayaan manusia yang
sifatnya universal dan sudah diakui oleh seluruh bangsa di dunia. Bagi kehidupan
itu sendiri, sesungguhnya sebuah lagu dapat dijadikan sebagai suatu kebutuhan
hidup bagi manusia. Artinya disini, bahwa lagu merupakan nafas kehidupan bagi
semua orang. Sebuah lagu mampu menyatukan berbagai perbedaan yang ada
diantara manusia. Bahkan sebuah lagu mampu menjadi media komunikasi
diantara semua lapisan masyarakat tanpa memperdulikan perbedaan harkat dan
martabat.
Penelitian – penelitian membuktikan bahwa lagu memberikan banyak
manfaat kepada manusia seperti merangsang pikiran, memperbaiki konsentrasi
dan ingatan, meningkatkan aspek kognitif, serta membangun kecerdasan
emosional. Sebuah lagu juga dapat menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri,
yang berarti menyeimbangkan perkembangan aspek intelektual dan emosional
(www.depdiknas.go.id).
Sebuah lagu meupakan suatu hasil karya seni bunyi yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penciptanya melalui melodi, irama, harmoni, ekspresi dan
lirik lagu sebagai satu kesatuan yang bulat. Apabila salah satu unsur lagu tidak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

pada penyesuaian, maka tidak lagi sebagai satu kesatuan utuh dari bangunan lagu
itu sendiri. Jadi manusia juga harus dapat memahami lagu yang diciptakan secara
konseptual dan bukan sekedar bunyi – bunyian dan lirik lagu saja
(www.depdiknas.go.id).
Sebuah lagu merupakan salah satu bagian dari seni, dan juga sebagai
suatu kebutuhan dan kehidupan masyarakat di dunia. Oleh karena itu, sebuah lagu
seharusnya dinilai tidak hanya dari sekedar merupakan bunyi – bunyian maupun
suara – suara saja, namun lebih menekankan kepada sesuatu yang bernilai tinggi
yang dapat memberikan arti lebih.
Lirik lagu mempunyai peranan penting dalam menceritakan isi dari sebuah
lagu. Dari lirik lagu, kita bisa mengetahui, memahami dan mamaknai pesan apa
yang

ingin disampaikan oleh pencipta lagu kepada masyarakat

yang

mendengarkan lagu tersebut. Pncipta lagu biasanya selalu mengungkapkan dan
menekankan tampilan lagu melalui lirik – lirik lagunya. Biasanya mereka
bercerita tentang pengalaman pribadi, kejadian – kejadian dan kenyataan –
kenyataan dan suatu interaksi yang sangat sederhana sampai kepada kompleks dan
apa – apa yang terjadi dalam suatu masyarakat.
Pemaknaan terhadap sebuah lirik lagu harus dilakukan secara menyeluruh.
Apabila dimaknai secara sepenggal – sepenggal saja, maka sebuah lirik lagu bisa
disalah artikan. Alangkah baiknya apabila sebuah lirik lagu dibaca sebuah lirik
lagu dengan mengikuti arus nadanya. Dengan demikian, letak pemenggalan kata
akan lebih jelas. Tanpa mengetahui pemenggalan kata yang tepat, suatu kalimat
akan bermakna sangat tidak jelas bahkan bisa berbeda maknanya. Hal ini juga
didasarkan bahwa sebuah lagu lebih dengan bahasa lisan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Lahir di Jakarta Timur pada tahun 2006, Virgoun (25, vokal & gitar),
Dimas (23, bass & vokal), dan Ari (24, drum) dan kemudian merekrut Yodi (26,
gitar). Mereka membentuk grup band beraliran pop punk dengan nama Last Child.
Di tahun 2007, dengan modal swadaya dari masing – masing personil, Last Child
merilis mini album dengan judul “Grow Up” dengan single “Diary Depresi”. Lalu
tahun 2008 dibawah indie label Fake Records mereka merilis album “Everything
We Are Everything”. Perlahan tapi pasti, album yang melahirkan hits “Pedih”,
“Kembali” dan “Diary Depresi” yang dimaster ulang oleh Jemi Sitanayah, MMus
(Mastering of Music, sound engineering) ini meraih kesuskesan dengan
menembus angka 300,000 download. Sebuah angka yang fenomenal bagi band
indie yang belum terlalu dikenal masyarakat luas.
Dengan kepercayaan penuh akan kerja keras dan ketulusan jiwa, Last
Child terus menginspirasi generasi muda di luar sana dengan satu pesan penting
dimana kerasnya hidup tak selayaknya mematahkan asa untuk berkarya.
Sukses dengan lagu “Diary Depresi”, “Pedih” dan “Percayalah” yang
menjadi hits di radio – radio dan tampil di televisi, Last Child yang berangkat dari
sebuah band indie semakin dikenal luas oleh masyarakat. Hingga saat ini lebih
dari 1.100.000 orang Last Friend, sebutan bagi fans Last Child terus berinteraksi
di fanpage facebook dan akun twitter mereka.
Di tahun 2012, Last Child berpindah ke major label dengan merilis album
“Our Biggest Thing Ever” dibawah label Dr. M Music Factory Indonesia, dan
merangkul finalis Indonesian Idol, Giselle dan membawakan lagu “Seluruh Nafas
Ini”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Selain single “Seluruh Nafas Ini” yang laris di pasaran, di album “Our
Biggest Thing Ever” Last Child juga merilis lagu “Sekuat Hatimu” yang
merupakan lagu jagoan kedua setelah “Seluruh Nafas Ini”. Virgoun, gitaris dan
vokalis dari Last Child menegaskan bahwa lagu “Sekuat Hatimu” merupakan
sambungan cerita dari single “Diary Depresi” yang bercerita tentang pengalaman
seorang anak yang rindu akan kasih sayang orang tua yang berpisah karena
perceraian. (www.twitter.com/LCvirgoun)
Masa – masa remaja yang labil, remaja rentan sekali untuk memilih jalan
dan lingkungan yang salah. Apalagi jika remaja mengalami keadaan keluaga yang
broken home akibat perceraian atau salah satu orang tuanya meninggal dunia.
Rasa masih tidak bisa menerima keadaan, rentan untuk membuat remaja mencari
pelarian kepada lingkungan yang bisa menjerumuskan masa depannya.
Dan fenomena – fenomena yang terjadi dewasa ini di masyarakat adalah
masih ditemukan adanya kasus kenakalan remaja dimana banyak anak di usia
remaja. Fenomena kenakalan remaja seperti membolos, tawuran, pencurian, seks
bebas, narkoba merupakan suatu penyimpangan perilaku yang dilakukan remaja
sehingga mengganggu ketentraman diri sendiri dan orang lain. Banyak faktor
yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja faktor dari mereka sendiri,
keluarga, masyarakat ataupun dari lingkungan sekolah. Keluarga merupakan
faktor pemicu utama karena tidak berfungsinya orang tua sebagai figur teladan
bagi anak.
Menurut Sunarwiyati (1985) membagi kenakalan remaja menjadi tiga
tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos
sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit. (2) kenakalan yang menjurus pada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil atau motor tanpa SIM atau
helm, mengambil barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti
penyalahgunaan narkoba, hubungan seks di luar nikah, pemerkosaan dan lain –
lain.
Masa remaja adalah masa yang dimana seorang sedang mengalami saat
kritis sebab ia akan menginjak ke masa dewasa. Remaja berada dalam masa
peralihan. Dalam masa peralihan itu pula remaja sedang mencari identitasnya.
Dalam proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan
dirinya, remaja membutuhkan pengertian dan bantuan dari orang yang dicintai dan
dekat dengannya terutama orang tua atau keluarganya.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa fungsi keluarga adalah
memberi pengayoman sehingga menjamin rasa aman maka dalam masa kritisnya
remaja sungguh-sungguh membutuhkan realisasi fungsi tersebut. Sebab dalam
masa yang kritis seseorang kehilangan pegangan yang memadai dan pedoman
hidupnya. Masa kritis diwarnai oleh konflik-konflik internal, pemikiran kritis,
perasaan mudah tersinggung, cita-cita dan kemauan yang tinggi tetapi sukar ia
kerjakan sehingga ia frustasi dan sebagainya.
Masalah keluarga, terutama broken home, atau kehilangan anggota
keluarga (ayah atau ibu karena meninggal atau perceraian) bukan menjadi
masalah baru tetapi merupakan masalah yang utama dari akar-akar kehidupan
seorang anak. Keluarga merupakan dunia keakraban dan diikat oleh tali batin,
sehingga menjadi bagian yang vital dari kehidupannya. Penyebab timbulnya anak
yang mengalami broken home diantaranya orang tua yang bercerai. Perceraian
menunjukkan suatu kenyataan dari kehidupan suami istri yang tidak lagi dijiwai
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

oleh rasa kasih sayang dasar-dasar perkawinan yang telah terbina bersama telah
goyah dan tidak mampu menompang keutuhan kehidupan keluarga yang
harmonis. Dengan demikian hubungan suami istri antara suami istri tersebut
makin lama makin renggang, masing-masing atau salah satu membuat jarak
sedemikian rupa sehingga komunikasi terputus sama sekali.
Kenakalan remaja dapat berakar pada kurangnya dialog dalam masa
kanak-kanak dan masa berikutnya, karena orangtua terlalu menyibukkan diri
sedangkan kebutuhan yang lebih mendasar yaitu cinta kasih diabaikan. Akibatnya
anak menjadi terlantar dalam kesendirian dan kebisuannya. Ternyata perhatian
orangtua dengan memberikan kesenangan materiil belum mampu menyentuh
kemanusiaan

anak.

(http://rinaselamanya.com/2012/05/pengertian-kenakalan-

remaja.html)
Lagu “Sekuat Hatimu” ini menginspirasi dan menjadi pengingat banyak
orang terutama mereka yang melakukan kenakalan remaja, melawan orang tua.
Mereka sadar bahwa peran orang tua terutama seorang ibu sangat penting dalam
menuntun perjalanan hidup masa remaja mereka. Pada saat mereka diingatkan dan
diberikan nasehat, tak jarang ada bantahan dan bentakan yang keluar dari mulut
mereka. Rasa egois dan tidak mau tahu baik buruknya suatu tindakan sangat besar
pada masa – masa remaja. Dan penyesalan yang timbul saat mereka beranjak
dewasa. Disaat mereka sadar bahwa tindakan yang mereka lakukan pada masa
remaja tersebut tidak benar.
Dari fenomena diatas, pada penelitian ini penulis menaruh perhatian pada
lirik lagu “Sekuat Hatimu”. Penelitian tentang sistem tanda, salah satunya
pencipta lagu memberi makna lewat lagu tersebut, dan seperti apa dalam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

merefleksikan fenomena ke dalam tanda komunikasi berupa lirik lagu. Untuk
menganalisis tanda komunikasi berupa lirik lagu tersebut, maka penelitian ini
menggunakan analisis dengan pendekatan semiotik Ferdinand de Saussure. Dalam
metode Saussure, dikembangkan sebuah model relasi yang disebut signifier dan
signified, yaitu cara pengkombinasian tanda berdasarkan aturan main tertentu
hingga menghasilkan suatu ungkapan dan interpretasi mengenai lirik lagu “Sekuat
Hatimu”.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
studi semiotik untuk mengetahui makna yang terkandung dalam lirik lagu
“Sekuat Hatimu” karya Last Child yang terdapat dalam album “Our Biggest Thing
Ever”.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana pemaknaan lirik dalam lagu “Sekuat Hatimu” dari grup band Last
Child.

1.3

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimanakah pemaknaan lirik dalam lagu “Sekuat
Hatimu” dari grup band Last Child.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1.4
1.

Kegunaan Penelitian
Kegunaan Teoritis, yaitu untuk menambah literatur penelitian kualitatif
ilmu komunikasi khususnya mengenai analisis dengan metode semiotik.

2.

Kegunaan Praktis, yaitu memberikan manfaat dan masukan bagi khalayak
pendengar lirik lagu, khususnya yang mempunyai hubungan dengan
analisis lirik lagu. Dengan mengetahui makna dan tujuan dari lirik lagu
tersebut diharapkan akan dapat menyamakan persepsi terhadap pesan yang
disampaikan oleh si pencipta lagu lirik lagu terhadap khalayak pendengar
lirik lagu tersebut, paling tidak dapat meminimalisir perbedaan
pemahaman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teor i

2.1.1

Penger tian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman pesan atau berita antara dua

orang atau lebih dengan cara yang tepat secara timbal balik sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami oleh kedua belak pihak. (Djamarah, 2004:2)
Menurut

Effendy (2001:11)

proses

komunikasi

adalah:

“Proses

komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan
oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan)”. Pikiran bisa
berupa gagasan, informasi, opini dan lain lain yang muncul dari benaknya.
Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran,
kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
(http://scribd.com/deefit/3397081-Persepsi-remaja-terhadap-programdakwahtainment)
Komunikasi terjadi antara satu orang dengan yang lainnya, mempuntai
tujuan untuk mengubah, membentuk perilaku,orang menjadi sasaran komunikasi.
Disamping itu komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan,
emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol – simbol, seperti kata –
kata, gambar – gambar, angka – angka dan lain – lain. (Barelson dan Stainer,
1964)

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Musik juga merupakan bagian dari komunikasi, seperti yang dikemukakan
oleh William I. Gorden menyatakan bahwa komunikasi itu mempunyai empat
fungsi. Keempat fungsi tersebut meliputi komunikasi sosial, komunikasi
ekspresif, komunikasi ritual dan komunikasi instrumental. Menurutnya, fungsi
komunikasi tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan
dengan fungsi – fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi yang dominan.
(http//id.wikipedia.org/wiki/Fungsi_komunikasi.php)
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif
yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi
ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain. Namun dapat
dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan
perasaan – perasaan (emosi). Perasaan tersebut dikomunikasikan melalui pesan –
pesan nonverbal. Emosi juga dapat kita salurkan lewat bentuk – bentuk seni
seperti novel, musik, puisi, atau lukisan. Harus diakui musik juga dapat
mengekspresikan perasaan, kesadaran, dan bahkan pandangan hidup manusia
(Mulyana, 2005:21).
Dari uraian diatas dapat diketahui komunikasi memiliki pengertian yang
luas dan beragam walaupun secara singkat komunikasi merupakan suatu proses
pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengelolaan pesan yang terjadi
dalam diri seseorang atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa komunikasilah yang berhubungan
dengan manusia itu, dimana tidak mungkin manusia bisa hidup tanpa komunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.1.2. Komunikasi Verbal
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan
satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk
ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha – usaha yang dilakukan
secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Suatu sistem kode
verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol,
dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol – simbol tersebut, yang
digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran,perasaan
dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata – kata yang mempresentasikan
berbagai aspek realitas individual kita. Konsekuensinya, kata – kata adalah
abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan
totalitas objek atau konsep yang diwakili kata – kata itu (Mulyana, 2007:260261).
Dalam hal ini, lirik lagu adalah media komunikasi verbal yang memiliki
makna pesan di dalamnya, sebuah lirik lagu bila tepat memilihnya bisa memiliki
nilai yang sama dengan ribuan kata atau peristiwa, juga secara individu mampu
memikat perhatian. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu diaransemen dan
diperdengarkan oleh khalayak, lirik lagu mempunyai tanggung jawab yang besar
atas tersebar luasnya keyakinan, kepercayaan, nilai – nilai bahkan sebuah
prasangka tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.1.3. Musik sebagai Media Komunikasi
Musik dan lagu merupakan salah satu budaya manusia yang menarik
diantara budaya – budaya manusia yang lain. Dari sisi psikologis humanistis,
musik atau lagu bisa menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
hasrat seni dan kreasi. Dari sisi sosial, lagu bisa disebut sebagai cermin dari
tatanan sosial yang ada dalam masyarakat saat lagu tersebut diciptakan. Dari sisi
ekonomi, lagu merupakan sebuah komoditi yang sangat menguntungkan.
(Rahmat, 1993:19)
Pada dasarnya musik dan lagu juga merupakan kegiatan komunikasi,
karena didalamnya terdapat proses penyampaian pesan dari si pencipta lagu
kepada khalayak perdengarnya. Pesan yang terkandung dalam sebuah lagu
merupakan representasi dari pikiran atau perasaan dari si pencipta lagu sebagai
orang yang mengirim pesan. Pesan yang disampaikan biasanya dari frame of
reference dan field of experience seseorang yang terbentuk dari hasil interaksinya
dengan lingkungan sosial sekitarnya.

2.1.4. Lagu dan Lirik Lagu
Peranan dan kedudukan lagu adalah penting dalam rangka sosialisasi ide
dan gagasan dalam tradisi dan kebudayaan. Sehubungan dengan hal tersebut,
seorang ahli psikologi Indonesia, menyatakan bahwa musik, lagu dan senandung
adalah bagian yang ridak terpisahkan dari seluruh hidup manusia., sejak dari lahir
sampai akhir hayat, secara universal di hampir semua lapisan sosial di berbagai
kebudayaan. Manusia mengenal musk dan lagu menurut caranya masing –

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

masing. Sementara Perry (dalam Savitri 1991:3) juga menyebutkan bahwa sebagai
bagian dari kemanusiaan sendiri, musik dan lagu hadir dan disukai manusia secara
kodrati. Para ahli menyebutkan inherent merit yang memperkaya khasanah dan
memperindah kebudayaan manusia.
Di Indonesia sendiri lirik berkembang pada paruhan pertama dasawarsa
1950-an setelah merebut kemerdekaan. Waktu itu masih dilakukan yang
dinamakan “musikalisasi syair” yaitu menggarap komposisi – komposisi lagu
terhadap puisi – puisi yang terlebih dahulu diciptakan penyair terpandang
(Rachmawati, 2002:42)
Usaha dilakukan kembali pada paruh dasawarsa 1970-an. Saat mulai
legitimasi bahwa syair dan lagu tersebut sebagai lirik lagu, musikalisasi itu telah
terjadi kembali.

Salah satu contoh adalah Bimbo yang sering melakukan

kerjasama dengan penyair terkenal di antaranya Taufik Ismail, Ramadhan K.H
dan Wing Kardjo. Upaya yang dilakukan Bimbo ini disambut oleh beberapa
kelompok musik, terutama dari Bandung, yang kemudian mencoba untuk
memusikalisasi puisi – puisi karya Gunawan Mohammad, Abdul Hadi W.M,
Supardi Joko Darmon, dan bahkan puisi karya pelukis Jeihan.
Musikalisasi syair yang dilakukan oleh para komponis lagu tahun 1950-an
itu salah satunya disebabkan oleh keadaan niaga musik yang ridak bisa menunggu
lama. Pada saat itu pada komponis diharapkan mampu menciptakan sebuah lagu
yang diibaratkan sepetri kue, dapat dibeli dengan harga murah dan dapat
dinikmati selagi hangat, ini menyebabkan pula keterbatasan para pencipta lagu
untuk mempersembahkan sebuah karya murni dan melodis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Selain itu masih terdapat persoalan teknis, seperti persewaan studio yang
mahal semakin memaksa mereka menciptakan karya yang asal jadi. Seringkali
mereka hanya mengadaptasi kata – kata dari lagu pop Amerika mengenai cinta
yang dicerna oleh komponis Indonesia. Padahal lirik Amerika sendiri mendapat
kecaman antara lain dikatakan bahwa lirik lagu Amerika tidak jelas, dumb, vulgar,
cheap, degrading, uninspired. (Rosidi, 1995:8)
Lirik lagu pada perkembangannya akhirnya mulai meninggalkan kebiasaan
mengadaptasi lirik

lagu

luar

negeri,

walaupun tidak benar



benar

meninggalkannya. Para lirikus Indonesia sudah mulai menciptakan lirik – lirik
lagu populer berdasarkan fenomena sosial yang sedang terjadi di sekitarnya,
walaupun sebagian besar masih bertemakan cinta dengan segala dukanya.
Pada masa ini oleh masyarakat, musik populer diberi arti : musik yang
mudah diterima oleh kebanyakan orang untuk karenanya masyarakat banyak yang
menyukainya (Sumaryo dalam Setyaningsih, 2002:26). Beberapa jenis musik
yang didasarkan pada manfaat agar diketahui lebih dalam adalah :
1. Musik Klasik : ada sedikit pergeseran makna, seperti terjadi pula pada
nama ataupun istilah lain. Ada tiga taksiran mengenai musik klasik yang
sering digunakan.
a. Pertama : Musik klasik adalah jenis musik terkenal yang dibuat atau
diciptakan jauh di masa lalu, tetapi disukai, dimainkan dan diminati
oleh orang sepanjang masa sampai sekarang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

b. Kedua : Musik klasik adalah jenis musik yang lahir atau diciptakan
oleh komponis – komponis masa lalu, yaitu masa sekitar tahun 1750 –
1800
c. Ketiga : Musik klasik adalah jenis musik yang dibuat oada masa
sekarang, tetapi mengambil gaya, corak, ataupun teknik yang terdapat
pada masa musik klasik dari pengertian pertama dan kedua.
2. Musik Jazz : Jenis musik yang dianggap lahir di New Orleans, Amerika
Serikat, pada awal abad ini. Merupakan perpaduan antara teknik dan
peralatan musik Eropa. Khususnya Perancis, dengan irama bangsa negro
asal Afrika Barat, di perkebunan – perkebunan, New South Orleans.
3. Musik Keroncong : Jenis musik dimana dalam musik ini dipergunakan
peralatan dan pernadaan musik Barat, yang dimainkan dan dinyanyikan
dengan gaya musik tradisi kita yang sudah ada sebelumnya. Misal :
permainan alat penumbuk padi, kentongan, angklung dan lain – lain.
4. Musik populer : Jenis musik yang selalu memasukkan unsur – unsur
ataupun cara – cara baru yang sedang disukai, atau diharapkan akan
disukai oleh pendengar dewasa ini. Tujuannya adalah memperoleh ledakan
popularitas sebesar mungkin dan secepat mungkin. Walaupun dua atau
tiga tahun kemudian tak ada lagi yang bisa mendengarnya. Musik populer
merupakan suatu bidang yang mempunyai perkembangan tersendiri. Sifat
– sifat perkembangannya itu kdang – kadang menuju ke arah
perkembangan artistik musikal, tapi masih mendapat simpati dari
masyarakat banyak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Meski disebut musik populer, dari pemain – pemainnya tetap diminta
syarat musikalitasnya. Makin tinggi nilai musikalitasnya, makin baik. Pemain
musik populer tidak begitu merasa ‘tegang’ seperti pemain musik seriosa. Yang
dimaksud ‘tegang’ disini adalah suatu rasa tekanan atau ketegangan mental, yang
disebabkan antara lain adanya konsentrasi penuh agar dapat memainkan musik
sebaik – baiknya. (Sumaryo dalam Rachmawati, 2000:29)
Band musik populer, disingkat musik pop, bentukny berganti – ganti
menurut jamannya. Kalau dalam tahun 1930-an yang dinamakan band populer itu
berbentuk jazz atau musik hawaian, pada masa sekarang band yang paling populer
sebagian besar alat – alatnya terdiri dari gitar elekrtrik, lengkap dengan pengeras
suaranya. (Rachmawati, 2000:30)
Meskipun bentuk band populer berganti – ganti, prinsip permainannya
tidak banyak berubah. Pemain yang penting dalam band - band populer harus
kuat dalam improvisasi. Dalam arti, menghidangkan sebuah improvisasi bebas
dalam batas – batas pola tertentu. Pola – polanya tetap sama, yaitu perkembangan
kord dan melodi asli dalam lagu tersebut.
Pemain band populer sekarang pada umumnya terdiri dari paling sedikit
tiga orang pemain, yaitu seorang pemain gitar melodi, seorang lagi pemain gitar
bass, dan seorang pemain drum. Pemain – pemain ini bisa ditambah lagi dengan
pemain instrumen lain misalnya pemain gitar yang memetik iringan harmoninya,
pemain piano atau keyboard, tergantung kebutuhan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.1.5. Kr itik Sosial
Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang
bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial
atau proses bermasyarakat. Dalam konteks inilah kritik sosial merupakan salah
saru variabel penting dakam memelihara sistem sosial. Berbagai tindakan sosial
atau individual yang menyimpang dari orde sosial maupun orde nilai moral dalam
masyarakat dapat dicegah dengan mengfungsikan kritik sosial. Dalam kata lain,
kritik sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana dalam konservasi dan
reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat. (Mes’oed, 1999:47)
Cara berpikir yang demikian sering dipakai kaum fungsionalis dalam
menempatkan kritik sosial dalam proses politik. Kritik sosial menurut mereka
bersumber dan merupakan bagian dari sistem itu sendiri. Kritik sosial di luar
sistem dianggap sesuatu yang tabu dan tidak dapat diterima, bahkan dianggap
sebagai tindakan subversif, sebab menggoncangkan sistem. Dalam perspektif
demikian, kritik sosial harus dilakukan sesuai dengan norma – norma atau aturan
– aturan main dalam sistem tersebut.
Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi sosial. Dalam arti bahwa
kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan baru – sembari menilai gagasan –
gagasan lama – untuk suatu perubahan sosial. Kritik sosial dalam kerangka yang
demikian berfungsi untuk membongkar berbagai sikap konservatif, status quo dan
vested interest dalam masyarakat untuk perubahan sosial.
Kritik sosial dalam pengertian yang terakhir ini sering muncul ketika
masyarakat atau sejumlah orang atau kelompok sosial dalam masyarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

menginginkan sesuatu yang baru, suasana yang lebih baik dan lebih maju, atau
secara politis, suasana yang lebih demokratis dan terbuka.
Kritik sosial dalam disampaikan melalui berbagai wahana, mulai dari cara
yang paling tradisional, seperti pepe (berjemur diri), ungkapan – ungkapan
sindiran melalui komunikasi antar personal dan komunikasi sosial, melalui
berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam komunikasi publik, seni sastra
dan melalui media massa (Mes’oed, 1999:49)

2.1.6. Kr itik Sosial sebagai Alat Komunikasi Efektif
Komunikasi dengan mempergunakan bahasa adalah bersifat umum dan
universal (Sobur, 2002:140). Bahasa dapat bersifat produktif, terbuka, kreaktif,
karena pesan – pesan verbal merupakan gagasan baru.
Kritik sosial tidak lepas dari suatu proses keterbukaan. Keterbukaan dan
kritik, ibarat dua sisi dari sekeping mata uang yang sama. Keduanya memiliki
makna ekstensi, potensi dan aktualisasi yang sama, kendati dalam warna atau
perwajahan yang berbeda. Sehingga keduanya sering digunakan sebagai
barometer ‘kemanusiaan manusia’. Oleh karena itu, keterbukaan dan kritik bukan
saja harus diciptakan dalam kehidupan individual dan sosial manusia tetapi juga
harus dipertahankan, diamankan dan dikembangkan dalam diri setiap manusia.
(Ali, 1999:194)
Keterbukaan dan kritik berfungsi saling melengkapi dan mendukung,
tanpa keterbukaan tidak ada kritik, tanpa kritik maka keterbukaan hanya kiasan
dan pemanis bibir semata. Keterbukaan perlu ada, karena manusia membutuhkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

peluang untuk mengaktualisasikan kemanusiaannya. Sebaliknya, kritik pun perlu
diciptakan demi merealisasikan keinginan (want) dan kebutuhan (need) manusia.
Astrid Susanto dalam Mas’oed (1999:72) memberi penegasan bahwa
peningkatan unsur rasional dan pengurangan unsur irrasional dalam kritik sosial
akan meningkatkan bobot kritik sosial itu sehingga lebih mungkin diterima oleh
masyarakat sebab gejala sosial yang dikritik dengan akal sehat itu akan lebih
mudah pula diterima oleh akal sehat.
Kritik sosial dapat digunakan sebagai moment actie komunikasi yang
efisien dan efektif, sebagimana saran J.S Bois tentang “bagaimana berkomunikasi
secara efektif”. Dalam kaitan ini J.S Bois menyarankan 7 langkah yang perlu
dilakukan :
1. Menerima kehadiran atau keberadaan orang lain sebagaimana adanya
baik suka maupun tidak.
2. Tumbuhkan penampilan diri dengan orang lain sehingga semua pihak
dapat mengemukaan pikiran, perasaan, harapan serta ketakutannya secara
bebas.
3. Jelaskan apa sesungguhnya dimaksudkan dan dikehendaki oleh
komunikator dalam berkomunikasi dengan sasarannya (komunikan).
4. Kontak pribadi antara komunikator dengan kawan / lawan bicara, harus
mengarah kepada pembentukan persahabatan.
5. Jangan mengevaluasi secara amat kritis pandangan objektif orang lain
terhadap diri komunikator debagai standar kebenaran dan kebajikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

dengan perkataan lain, jangan menganggap diri sendiri sebagai norma
kebenaran dan kebajikan.
6. Pandanglah seluruh proses komunikasi sebagai proses kerja sama yang
dinamis, dengan memberikan peluang bagi diri sendiri dan orang lain
untuk mengenali diri secara utuh dan menyeluruh.
7. Gunakan ukuran kebenaran dan kepuasan orang lain sebagai standarisasi
kebenaran dan kepuasan diri sendiri dan sebaliknya. Tetapi sama sekali
jangan pergunakan ukuran kebenaran serta kepuasan kemanusiaan itu
secara sepihak. Artinya, jangan sesekali mengutamakan kepentingan diri
sendiri dengan mengabaikan kepentingan orang lain.
Atas dasar kertimbangan itu pula, maka ktitik sosial harus disesuaikan
dengan setting sosial, budaya, dan politik dari masyarakat sekitarnya. Dalam
proses komunikasi yang efektif, pesan yang disampaikan harus jelas tujuannya,
kritik sebagai “salah satu fungsi manajemen keterbukaan”, harus diwarnai oleh
tujuan dan cara yang terbuka dan jelas pula. Artinya, siapapun yang melancarkan
kritik harus terbuka dan jelas (clear) dapat menguraikan tujuannya melakukan
kritik. (Ali, 1999:197)
Kritik tidak mengenal prinsip kritik untuk kritik, sehingga kritik harus
dilakukan dengan cara tertentu. Cara tersebut yang tetap konsisten dengan tujuan
yang ingin dicapai, sehingga tercapai feedback yang diinginkan. Dengan demikian
efektifitas kritik sosial akan lebih mudah meningkat karena banyak orang yang
menerimanya untuk diterapkan dengan kegiatan operasional anggota masyarakat
melalui proses pembentukan pendapat umum, dapat merupakan suatu usul bahkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

desakan kepada masyarakat untuk memperhatikan apa yang termuat di dalam
kritik sosial yang rasional itu. (Mas’oed, 1999:72)

2.1.7. Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to
grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh
yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990)
mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak
dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian
remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian
masa remaja (adolescence).
Hasan Bisri dalam bukunya Remaja Berkualitas, mengartikan remaja
adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan
ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab (Bisri, 1995).
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya
dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun
atau awal dua puluhan tahun.
Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia
antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja
menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir
(16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Masa remaja merupakan masa dimana terjadi proses perkembangan
meliputi

perubahan-perubahan

yang

berhubungan

dengan perkembangan

psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan
cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan
orientasi masa depan.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan
masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa
sudah dicapai. Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan
biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari
masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi
reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara
abstrak.
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada
rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya
pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara
berpikir secara konkret menjadi abstrak.Perkembangan dalam kehidupan manusia
terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek perkembangan yang
dikemukakan Papalia dan Olds (2001), yaitu: (1) perkembanga