UPAYA MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SKETA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTUVISME BAGI SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 10 MEDAN.
UPAYA MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SKETA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTUVISME
BAGI SISWA KELAS X IPS 1
SMA NEGERI 10 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DWI RETNO
2103351005
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
i
ABSTRAK
Dwi Retno, NIM 2103351005, Upaya Meningkatakan Hasil Belajar Sketsa Melalui Model Pembelajaran Konstruktivisme Bagi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan T.A 2014/2015.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Medan, dengan jenis penelitian yaitu Penelitian “ Penelitian Tindakan Kelas”. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1 yang berjumlah 43 orang yang terdiri dari 22 laki-laki dan 21 orang perempuan, sedangkan objek penelitian ini adalah model pembelajaran Konstruktuvisme.
Penentuan kelas ini diambil berdasarkan hasil pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti dan peneliti melihat rendahnya motivasi belajar siswa khususnya pada materi belajar sketsa, serta kurangnya media dalam pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran konstruktuvisme. Hasil penelitian menunjukkan pada saat kondisi awal sebelum dilakukan tindakan diperoleh dari 43 orang siswa, tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, selanjutnya pada siklus I diperoleh 14 siswa (42,42%) yang memiliki motivasi belajar sedang dan 29 siswa (57,57%) yang memiliki motivasi belajar yang rendah, selanjutnya pada siklus II diperoleh dengan tingkat belajar siswa dari 43 orang siswa sebesar 42 siswa (96,03%) yang memiliki motivasi belajar cukup baik 1 siswa (3,03%) yang memiliki motivasi belajar yang sangat rendah. Pada siklus III diperoleh 41 siswa (3,03%) yang memiliki motivasi belajar yang baik , 2 siswa (69,97%) yang memiliki motivasi belajar yang sangat baik. Jadi dapat dikatakan pada siklus III motivasi belajar siswa meningkat pesat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran konstuktuvisme dalam meningkatkan kemampuan belajar sketsa pada siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.Kata Kata kunci: Hasil Belajar, Sketsa, Pembelajaran Konstruktuvisme
(6)
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan dan hikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sketsa Melalui Model Pembelajaran Konstruktuvisme Bagi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan
”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth:
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Si. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
3. Drs. Zulkifli, M.Sn. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
4. Drs. Basyaruddin, M.Pd. Selaku Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
5. Dr. Daulat Saragi, M.Hum. Selaku Wakil Dekan III Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
6. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Medan.
7. Drs. Anam Ibrahim, M.pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. 8. Drs.Mesra, M.Sn. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa. 9. Drs. Heru Maryono, M.Sn. selaku Dosen Penguji.
10.Drs. Sofian Sagala. selaku Dosen Penguji.
11.Drs. Brisman Silaban, M.Sn. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Penguji.
12.Bapak/Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni.
(7)
iii
13.Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, Bapak / Ibu Guru serta Staf Pegawai SMA Negeri 10 Medan.
14.Kepada kedua orang tua saya, terimakasih telah memberi motivasi serta dana terbesar kepada penulis hingga dapat menyelesaikan Skripsi ini, dan keluarga besar saya yang senantiasa memberikan motivasi, doa dan dukungan serta bantuan kepada penulis.
15.Kepada seluruh teman-teman seperjuangan Seni Rupa 2010 khususnya kelas C yang telah banyak memberi penghiburan, serta banyak pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
16.Buat Sulaiman Efendi Siregar yang telah menemaniku dalam keadaan senang maupun duka serta tercinta terima kasih atas dukungan serta doa yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan semangat.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan, baik isi, bahan, maupun tata bahasa untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Maret 2015 Penulis
Dwi Retno
(8)
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kerangka Teori ... 9
1. Pengertian Belajar ... 9
a. Prinsip-Prinsip Belajar ... 10
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 11
c. Hakikat Hasil Belajar... 12
d. Hasil Belajar Sketsa ... 13
2. Pengertian Menggambar Sketsa ... 14
a. Sifat-Sifat Goresan Dalam Sketsa ... 15
b. Latihan Membuat Sketsa ... 17
3. Sikap Mental Dalam Mensket ... 18
a. Komposisi Sketsa ... 19
b. Hakekat Menggambar Sketsa ... 19
c. Sketsa Ungkapan Ekspresi ... 20
d. Goresan-Goresan Kehidupan ... 22
4. Pendekatan Drawing Pada Seni Kontemporer ... 22
a. Sketsa Bahasa Garis ... 23
b. Sketsa Selayang Pandang ... 24
c. Pengertian Sketsa Menurut Beberapa Ahli ... 25
5. Pengertian Konstruktuvisme ... 28
a. Ciri-Ciri Pembelajaran Konstruktuvisme ... 29
b. Pendekatan Pemahaman dan Penggarapan Teknik Sketsa ... 31
c. Hakikat Pembelajaran Menurut Teori Belajar Konstruktuvisme 31
B. Kerangka Berfikir ... 35
(9)
v BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 37
D. Defenisi Operasional ... 37
E. Desain Penelitian ... 38
F. Prinsip dan Ciri Pengajaran Konstruktuvisme ... 39
G. Pelaksanaan tindakan ... 41
H.Alat dan Pengumpulan Data ... 44
I. Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47
1. Pembahasan Penelitian ... 49
2. Penelitian Siklus I ... 50
3. Penelitian Siklus II ... 55
4. Penelitian Siklus III ... 59
BAB V KESIMPULAN A.Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
(10)
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Observasi Aktivitas Siswa ... 48
4.1. Data Hasil Nilai Postest ... 49
4.2. Data Hasil Pengolahan Nilai Postest ... 50
4.3. Hasil Observasi Tindakan siklus I... 51
4.4. Hasil Penilaian Tindakan siklus I ... 53
4.5. Data Hasil Pengolahan Nilai Siklus I ... 54
4.6. Data Hasil Observasi Siklus II ... 55
4.7. Data Hasil Penilaian Nilai Siklus II ... 56
4.8. Data Hasil Pengolahan Nilai Siklus II ... 57
4.9. Data Hasil Observasi Siklus III ... 59
4.10. Data Hasil Penilaian Nilai Siklus III ... 62
4.1.2 Data Hasil Pengolahan Nilai Siklus III ... 63 4.1.3 Tabel Peningkatan Hasil Belajar Siswa Postest, Siklus I, II dan III 64
(11)
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Gedung Pojok Jalan Kepribadian Medan ... 20
2.2. Gedung Mega Eltra Medan ... 23
2.3. Gedung Kali Besar Jakarta ... 24
2.4. Gedung Jalan Zainul Arifin Simpang Jalan Pemuda, Medan ... 25
2.5. Pasar Bengkok Medan ... 31
2.6. Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas ... 39
Grafik 4.1. Hasil Pos Test ... 50
4.2. Hasil Penilaian Siklus I... ... 54
4.3. Hasil Penilaian Siklus II ... ... 58
4.4. Hasil Penilaian Siklus III ... ... 62
(12)
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I…………... 50
3. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I…………... 55
4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II…………. 59
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...…...……. 70
5. Dokumentasi Penelitian... 120
Surat Izin Penelitian dari Jurusan Pendidikan Seni Rupa... 123
Surat Izin Penelitian dari Fakultas Bahasa dan Seni Unimed... 124
Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan ……….. 125 Surat Keterangan dari Sekolah Tempat Penelitian SMA Negeri 10 Medan. .. 126
(13)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam berkarya seni, setiap individu selalu ingin mengkomunikasikan karyanya kepada orang lain dan sekaligus memuaskan orang lain tersebut. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun juga orang lain. Seni yang merupakan hasil karya manusia dapat digunakan untuk menyatakan pengalaman estetisnya pada orang lain.
Seni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk visual. Seni rupa berperan dalam memenuhi tujuan-tujuan tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah, unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan.
Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kriya, dan desain. Seni murni menekankan pada ungkapan pikiran dan perasaan, meliputi seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni kriya menekankan pada keterampilan teknik pembuatan karya, dengan hasil berupa karya kriya fungsional. Seni kriya menggunakan berbagai teknik dan media tertentu, misalnya kriya kayu, kriya logam, dan kriya tekstil.
Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber utama pembelajaran. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif dan inovatif dari siswa tidaklah mudah, karena guru dianggap menjadi sumber belajar yang paling benar.
(14)
2
Sehingga proses pembelajaran yang terjadi menempatkan siswa sebagai pendengar pasif. Akibatnya proses belajar mengajar berlangsung secara terus menerus seperti layaknya apa yang dapat dilihat sampai sekarang, agar tidak berlangsung secara konvensional dan ada perubahan paradigma proses pembelajaran .
Pemecahan masalah pembelajaran, sesuai kondisi dilapangan memiliki dampak positif dan negatif. Dari semua upaya tersebut, guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian misi pembaharuan pendidikan, karena pada hakikatnya gurulah sebagai perancang pembelajaran anatara lain untuk merancang, mengatur mengarahkan, melatih dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Oleh karenanya secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, prespektif dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Guru merupakan faktor penting dalam lingkungan belajar dan kehidupan siswa. Jadi peran guru tidak hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan, tetapi guru juga adalah rekan belajar, pembimbing, fasilitator dan mengubah kesuksesan siswa dalam mencapai prestasi belajar serata mendukung terjadi pemecatan belajar. Pentingnya peran guru dalam pendidikan tidak terlepas dari kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengajar menerapkan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran mendisain motivasi yang tepat terhadap pembelajaran hasil yang maksimal.
Berkenaan dengan pendekatan pembelajaran yang masih konvensional, dimana guru selalu mendominasi perserta didik, guru menjadi pelaku tunggal
(15)
3
sehingga keterlibatan perserta didik dalam proses pembelajaran sangat kurang. Guru cenderung memberikan untuk memindahkan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa sehingga konsep-konsep, prinsip-prinsip, aturan-aturan dalam pembelajaran tersebut kurang bermakna. Oleh karena itu guru hendaknya melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dan kegiatan diskusi, kerja kelompok, melakukan permainan atau kegiatan laboratorium serta karya wisata.
Berdasarkan kondisi demikian, maka perlu dikembangkan model pembelajaran untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya yaitu dengan menerapkan pembelajaran konstruktivisme atau (construktivisme theories of learning).
Sehubungan dengan keberhasilan proses pembelajaran seni rupa dapat diukur dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta hasil belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi yang didapatkan melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni. Hasil belajar siswa akan mencapai hasil yang memuaskan dengan memberikan salah satu kegiatan untuk pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi melalui berkreasi sketsa. Namun demikian karena kurang memahami mengenai materi dan kurang serius dalam menjalani proses pembelajaran sketsa, hasil belajar yang dicapai siswa rata-rata dikategorikan masih rendah dan masih jauh dari harapan yang dikehendaki, sehingga fungsi sketsa sebagai media berekspresi untuk meningkatakan hasil belajar seni rupa tidak terpenuhi. Berkaitan dengan hal tersebut, ditemukan keragaman beberapa masalah antara lain: (a) aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajarn menggambar sketsa masih rendah, (b) para siswa kurang mengajukan pertayaan, walaupun guru memotivasi
(16)
4
melalui pertayaan pemahaman supaya siswa bertanya jika ada hal-hal belum jelas atau kurang dipahami, (c) para siswa kurang sering mengerjakan latihan menggambar sketsa yang ditugaskan oleh guru, (d) rendahnya kemauan siswa untuk mengajarkan tugas sketsa yang ditugaskan guru, baik dikelas maupun tugas dirumah.
Selanjutnya aktifitas siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Salah satunya kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan tindakan adalah mengunakan pendekatan tertentu dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan kondidsi dilapangan saat ini menunjukan bahwa masih diberlakukannya cara pendekatan konvensional yang dipandang kurang efektif dari cenderung menimbulkan kejenuhan siswa dalam belajar sketsa. Inilah salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar sketsa siswa.
Dari penjelasan diatas, untuk menerapkan pendekatan dalam pembelajaran, guru harus berpikir dan berprilaku dengan berperan memfasilitasi dengan berbagai media dan bersosialisasi dengan media lingkungan yang diterapkan didalam atau diluar kelas. Melalui model pembelajaran konstruktivisme memberikan peluang kepada siswa untuk menggunakan waktu, tempat lain bahkan suasana yang disukai dalam belajar. Diharapkan melalui penerapan model pembelajaran konstruktivisme, siswa akhirnya dapat menemukan hal yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran seni rupa dan memahami berbagai konsep yang tidak dituntaskan oleh guru, tetapi lewat serangkaian proses diskusi yang dilakukan bersama. Proses pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran ini adalah belajar teori gambar
(17)
5
teknik yang disampaikan dengan metode ceramah disertai tanya jawab dan praktik menggambar dengan secara manual yang didemonstrasikan langsung oleh guru. Praktik menggambar secara manual tersebut dilakukan sebagai upaya guru untuk mempermudah siswa dalam memahami hasil menggambar sketsa.
Proses pembelajaran tersebut sudah berjalan cukup baik, namun ada beberapa hal yang belum sesuai dengan yang diharapkan terutama mengenai pencapaian hasil belajar siswa. dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yang belum tercapai sedangkan proses pembelajaran cenderung masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa. Selain itu, siswa yang kurang aktif hanya menerima pengetahuan yang datang dari guru saja tanpa berusaha untuk menggali informasi dari sumber belajar yang lain, melihat situasi di atas maka perlu diterapkan suatu metode pembelajaran yang dapat melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh, sehingga keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat.
Berdasarkan latar observasi diperoleh kenyataan bahwa hanya terdapat 20% siswa aktif, 40% siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan T.A 2014/2015 yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa masih belum terampil menggambar, dan rasa ingin tahu dan tanggung jawab siswa masih kurang
Mengingatkan permasalahan di atas, peneliti merasa perlunya pemecahan masalah yang telah terjadi. Model pembelajaran konstriktuvisme diharapkan dapat menjadi solusi dalam permasalahan ini. Metode pembelajaran yang diawali pemecahan masalah mempunyai beberapa kemungkinan jawaban dapat membuka
(18)
6
pemikiran dan pengetahuan yang dimiliki. Metode ini juga sesuai dengan pendekatan scientifik. Pembelajaran yang dimulai dengan permasalahan yang harus dipecahkan menuntut siswa untuk menggali informasi melalui kegiatan pengamatan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Upaya Meningkatakan Hasil Belajar Sketsa Melalui Model Pembelajaran Konstruktuvisme Bagi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan”
B. Identitifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, terdapat sejumlah masalah yang muncul. Adapun identifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah.
1. Kurangnya seriusnya siswa belajar sketsa yang berdampak pada hasil belajar yang kurang baik.
2. Aktivitas siswa masih rendah.
3. Metode yang digunakan guru ekspositorik belum mampu meningkatkan kemampuan menggambar sketsa
4. Tahapan-tahapan menggambar belum pernah diterapkan di SMA Negeri 10 Medan.
5. Kecendrungan siswa bosan dalam belajar menggambar sketsa. C. Pembatasan Masalah
Suatu masalah dalam penelitian harus lah spesifik karena penelitian akan menemui kesulitan dalam melakukan penelitian apabila masalah yang ditelitinya
(19)
7
terlalu luas, untuk itulah dalam suatu penelitian batasan masalah perlu dikemukakan.
Dalam penelitian ini masalah pada penggunaan model pembelajaran konstruktivisme untuk meninggkatkan hasil belajar sketsa yang sebagai objek karyanya membuat gambar secara proporsional berbagai arah pandang, pada kelas X TP. 2014/2015 SMA Medan. Karya sketsa dibuat di atas kertas gambar A4 Dengan menggunakan alat tertentu yang perlu digunakan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besarkah kemampuan menganalisis pembelajaran sketsa sesudah menerapkan model pembelajaran konstruktivisme “peristiwa pembalajaran
“ siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan TP. 2014/2015?
2. Adakah perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah diajar menerapkan model pembelajaran konstruktivisme “peristiwa pembalajaran “siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan TP. 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar.
2. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran konstruktivisme bagi siswa dalam belajar sketsa dengan meyampaikan ide, pendapat, gagasan dan pertayaan.
(20)
8
3. Untuk memberikan keleluasan siswa dapat berkerja secara mandiri maupun berkelompok serta mampu mempertanggung jawabkan segala tugas individu maupun kelompok.
4. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam pengunaan media pembelajaran.
5. Untuk meningkatkan keberanian siswa dalam praktek membuat karya sketsa.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebagai suatu bentuk manfaat bagi siswa untuk meninggkatkan kemampuan menganalisis pembelajaran belajar sketsa.
2. Dapat menjadi bahan masukan bagi Guru Seni Rupa untuk mengetahui kendala yang dialami siswa dalam kegiatan menganalisis pembelajaran belajar sketsa.
(21)
63 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengamatan dalam penelitian ini maka diperoleh kesimpulan, sebagai berikut:
1. Penggunaan menggambar sketsa dapat meningkatkan
nilai rata-rata siswa pada saat pre test sebelum diberikan tindakan sebesar 63,40 dan dinyatakan masi belum tuntas belajar pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 69,81 dengan tingkat ketuntasan belajar 57,5% yang memiliki hasil nilai baik, pada siklus II nilai rata-rata kelas juga meningkat menjadi 72,84 dengan tingkat ketuntasan belajar 96,97% yang memiliki hasil nilai yang baik dan nilai siklus III nilai rata-rata 77,52 kelas juga semakin meningkat dan tingkat ketuntasan 93,93% yang memiliki hasil belajar baik ditambah 6,06% nilai sangat baik. Jadi dapat disimpulkan secara umum bahwa melalui penguatan hasil belajar menggambar sketsa dapat meningkat
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka peneliti menyampaikan beberapa saran antara lain :
1. Bagi guru yang menerapkan pembelajaran seni rupa khususnya menggambar sketsa, diharapkan hendaknya lebih teliti menentukan pemilihan media pembelajaran, dan mampu menggunakan cara atau strategi lain dalam belajar seperti penggunaan media.
(22)
64
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang serupa diharapkan peneliti ini dapat menjadi bahan perbandingan atau referensi yang bermanfaat untuk mendukung penelitian selanjutnya.
3. Pada peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan media dalam meningkatkan hasil belajar siswa diluar menggambar sketsa pada pelajaran seni rupa.
(23)
65
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta. Amran Ekoprawoto, AA 2007
Aqib, Zainal.2010. Profesionalisme guru dalam pembelajaran. Surabaya:Insan. Aqib Zainal dkk. 2011 Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arikunto,Suharsimi dkk.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi.2011. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan Jakarta: Bumi
Aksara.
Aunurrahman.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi Aksara
Drs. Mordiyan Ginting Jurusan Seni Rupa dan Kerajinan FBS IKIP MEDAN 1985
Istarani.2012.58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Cendekia. Kratwohl (Winkel, 1996: 247; Sudjana, 1990: 29 -30; Subino, 1987: 23-26; Mardianto.2009. Belajar dan Mengajar Bandung:Yrama Widya.
Melvin.2013. Strategi Belajar Mengajar. Medan: Media Persada Cendikia. Purwanto.2011.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sanjaya, Wina.2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: kencana.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(24)
66
Sumber :
http:// .blogspot.com/2012/02/menggambar-sketsa-adalah-kegiatan.html, diakses tanggal 21 Januari 2014
https://www. /SkecthArtFourty/posts/386183594822388, diakses tanggal 21 Januari 2014
(1)
terlalu luas, untuk itulah dalam suatu penelitian batasan masalah perlu dikemukakan.
Dalam penelitian ini masalah pada penggunaan model pembelajaran konstruktivisme untuk meninggkatkan hasil belajar sketsa yang sebagai objek karyanya membuat gambar secara proporsional berbagai arah pandang, pada kelas X TP. 2014/2015 SMA Medan. Karya sketsa dibuat di atas kertas gambar A4 Dengan menggunakan alat tertentu yang perlu digunakan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besarkah kemampuan menganalisis pembelajaran sketsa sesudah menerapkan model pembelajaran konstruktivisme “peristiwa pembalajaran
“ siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan TP. 2014/2015?
2. Adakah perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah diajar menerapkan model pembelajaran konstruktivisme “peristiwa pembalajaran “siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Medan TP. 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar.
2. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran konstruktivisme bagi siswa dalam belajar sketsa dengan meyampaikan ide, pendapat, gagasan dan pertayaan.
(2)
3. Untuk memberikan keleluasan siswa dapat berkerja secara mandiri maupun berkelompok serta mampu mempertanggung jawabkan segala tugas individu maupun kelompok.
4. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam pengunaan media pembelajaran.
5. Untuk meningkatkan keberanian siswa dalam praktek membuat karya sketsa.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebagai suatu bentuk manfaat bagi siswa untuk meninggkatkan kemampuan menganalisis pembelajaran belajar sketsa.
2. Dapat menjadi bahan masukan bagi Guru Seni Rupa untuk mengetahui kendala yang dialami siswa dalam kegiatan menganalisis pembelajaran belajar sketsa.
(3)
63 A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengamatan dalam penelitian ini maka diperoleh kesimpulan, sebagai berikut:
1. Penggunaan menggambar sketsa dapat meningkatkan
nilai rata-rata siswa pada saat pre test sebelum diberikan tindakan sebesar 63,40 dan dinyatakan masi belum tuntas belajar pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 69,81 dengan tingkat ketuntasan belajar 57,5% yang memiliki hasil nilai baik, pada siklus II nilai rata-rata kelas juga meningkat menjadi 72,84 dengan tingkat ketuntasan belajar 96,97% yang memiliki hasil nilai yang baik dan nilai siklus III nilai rata-rata 77,52 kelas juga semakin meningkat dan tingkat ketuntasan 93,93% yang memiliki hasil belajar baik ditambah 6,06% nilai sangat baik. Jadi dapat disimpulkan secara umum bahwa melalui penguatan hasil belajar menggambar sketsa dapat meningkat
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka peneliti menyampaikan beberapa saran antara lain :
1. Bagi guru yang menerapkan pembelajaran seni rupa khususnya menggambar sketsa, diharapkan hendaknya lebih teliti menentukan pemilihan media pembelajaran, dan mampu menggunakan cara atau strategi lain dalam belajar seperti penggunaan media.
(4)
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang serupa diharapkan peneliti ini dapat menjadi bahan perbandingan atau referensi yang bermanfaat untuk mendukung penelitian selanjutnya.
3. Pada peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan media dalam meningkatkan hasil belajar siswa diluar menggambar sketsa pada pelajaran seni rupa.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta. Amran Ekoprawoto, AA 2007
Aqib, Zainal.2010. Profesionalisme guru dalam pembelajaran. Surabaya:Insan. Aqib Zainal dkk. 2011 Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arikunto,Suharsimi dkk.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi.2011. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan Jakarta: Bumi
Aksara.
Aunurrahman.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi Aksara
Drs. Mordiyan Ginting Jurusan Seni Rupa dan Kerajinan FBS IKIP MEDAN 1985
Istarani.2012.58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Cendekia. Kratwohl (Winkel, 1996: 247; Sudjana, 1990: 29 -30; Subino, 1987: 23-26; Mardianto.2009. Belajar dan Mengajar Bandung:Yrama Widya.
Melvin.2013. Strategi Belajar Mengajar. Medan: Media Persada Cendikia. Purwanto.2011.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sanjaya, Wina.2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: kencana.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(6)
Sumber :
http:// .blogspot.com/2012/02/menggambar-sketsa-adalah-kegiatan.html, diakses tanggal 21 Januari 2014
https://www. /SkecthArtFourty/posts/386183594822388, diakses tanggal 21 Januari 2014