Peranan Pengendalian Produksi dalam Menunjang Terpenuhinya Pesanan (Studi Kasus pada PT. Laju Citra Lestari).

(1)

ABSTRACT

The purpose of this thesis research is to know how far the handling which already applied in order to fulfil the customer order and also to improve the handling which already available in PT. LAJU CITRA LESTARI.

The research method which is applied in this research is analytic descriptive. The data gathering is done by interview in the field study.

From the research results, author can summarize that there is still a gap in the production process handling i.e. not having yearly sales. That is because the limitation of numbers of machine owned by the company which makes it have to

divide the production for few consumers and the company didn’t do concurrent

control.

Author made few suggestions and recommendations which might be used as a consideration by the company’s management in order to fix the company’s

performance. Those are to add more machines in order to meet the customer’s order,

arrange sales budget and target periodically and assigned concurrent control. Keyword: Production process handling, production process, consumer order.


(2)

ABSTRAK

Penelitian yang ada dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengendalian yang sudah diterapkan dalam memenuhi pesanan konsumen dan meningkatkan pengendalian yang ada di PT. LAJU CITRA LESTARI.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Teknik pengumpulan datanya adalah studi lapangan yang dilakukan melalui wawancara.

Dari hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengendalian proses produksi masih memiliki kekurangan yaitu perusahaan tidak memiliki target penjualan setiap tahun, perusahan membagi hasil produksi pada beberapa konsumen karena terbatasnya mesin dan perusahaan tidak melakukan concurrent control. Penulis memberikan beberapa saran dan rekomendasi yang dapat dipertimbangkan oleh pihak manajemen perusahaan dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan yaitu perusahaan sebaiknya menambah mesin agar hasil produksi sesuai dengan pesanan, menyusun anggaran dan target penjualan setiap periode dan menetapkanconcurrent control.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGSAHAN ... ii

SURAT PENYERTAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifiaksi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Maksud Penelitian ... 5

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6


(4)

2.2.1 Pengertian Pengendalian ... 7

2.2.2 Fungsi Pengendalian ... 9

2.2.3 Jenis-jenis Pengendalian ... 10

2.2.4 Elemen-elemen Pengendalian ... 12

2.2.5 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen ... 13

2.3 Produksi ... 14

2.3.1 Pengertian Produksi ... 14

2.3.2 Fungsi Produksi ... 14

2.3.2.1 Persediaan ... 15

2.3.2.2 Tenaga Kerja ... 16

2.3.2.3 Kapasitas ... 16

2.3.2.4 Proses ... 17

2.3.2.5 Mutu ... 17

2.3.3 Jenis-jenis Proses Produksi ... 17

2.3.3.1 Proses Produksi Terus-menerus (Continuous processes) . 18 2.3.3.2 Proses Produksi Terputus-putus (Intermitten processes) . 19 2.3.4 Perencanaan Produksi ... 20

2.3.5 Langkah-langkah Dalam Perencanaan Produksi ... 21

2.4 Biaya Produksi ... 22

2.4.1 Pengertian Biaya Produksi ... 22

2.4.2 Harga Pokok Produksi ... 23

2.5 Maksud dan Peranan Pengendalian Produksi ... 23


(5)

2.6.1 Pola Produksi Berdasarkan Pesanan ... 24

2.7 Hubungan Pengendalian Produksi Dengan Terpenuhinya Pesanan ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 27

3.1 Objek Penelitian ... 27

3.2 Sejarah Perusahaan ... 28

3.3 Struktur Organisasi ... 28

3.4 Metodologi Penelitian ... 29

3.4.1 Jenis Data ... 29

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Analisis Pengumpulan Data ... 31

4.2 Penjualan PT. LAJU CITRA LESTARI ... 33

4.3 Peranan Pengendalian Produksi ... 33

4.3.1 Struktur Proses Weaving ... 35

4.3.2 Pengendalian Produksi Terhadap Pesanan ... 36

4.3.3 Pengendalian Produk Gagal ... 36

4.3.4 Pengendalian Biaya Produksi ... 36

4.4 Persediaan Bahan Baku ... 37

4.5 Pesanan ... 37


(6)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 39

5.1 Simpulan ... 39

5.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 44


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Proses Pengendalian ... 8 Gambar 2 Jenis Pengendalian Berdasarkan Proses Produksi ... 12 Gambar 3 Elemen-Elemen Pengendalian ... 13 Gambar 4 Hubungan Pengendalian Produksi dengan Terpenuhinya

Pesanan ... 26 Gambar 5 Struktur Organisasi ... 28 Gambar 6 Struktur Proses Produksi Weaving ... 35


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Jadwal Penelitian ... 32


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Daftar Pertanyaan Wawancara ... 44


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Prospek industri manufaktur tahun 2012, pada tahun 2011 yang lalu ditandai oleh kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun juga kontribusinya dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang meningkat. Industri manufaktur selama ini dibayangi oleh ancaman deindustrialisasi karena banyaknya pabrik tua yang sudah tidak kompetitif lagi dan kurangnya minat investasi. Selama bertahun-tahun semenjak krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 yang lalu industri manufaktur belum sepenuhnya bisa pulih kembali seperti terlihat dari pertumbuhan sektor ini yang rata-rata kurang dari 5% per tahun. Baru pada tahun 2011 sektor industri manufaktur mulai menunjukkan kebangkitan kembali seperti yang ditunjukkan oleh pertumbuhan PDB yang mencapai 6,2% dan pertumbuhan ekspor yang mencapai 24,6%.

Memasuki tahun 2012 optimisme kalangan industri manufaktur masih cukup besar walaupun sektor ini akan menghadapi tantangan yang cukup berat pada tahun 2012 diantaranya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik yang banyak menentukan daya saing hasil industri baik di pasar domestik maupun pasar ekspor. Keadaan ekonomi negara maju terutama Eropa yang masih dililit krisis keuangan juga menjadi ancaman tambahan bagi pertumbuhan sektor ini.

Namun potensi industri manufaktur untuk bisa berkembang pesat pada tahun 2012 masih cukup besar. Sektor industri yang utama di Indonesia seperti sektor


(11)

BAB I PENDAHULUAN 2

otomotif, industri makanan dan minuman, industri elektronik, tekstil, dan banyak industri pengolahan lainnya diperkirakan masih akan mampu memperthankan tingkat pertumbuhan yang tinggi karena pasar domestik yang besar dan semakin kompetitifnya produk industri itu setelah sebagian dari industri manufaktur melakukan revitalisasi.

Meski krisis global belum sepenuhnya pulih dan masih rentan terhadap gejolak. Berbagai tantangan masih dihadapi baik di pasar ekspor maupun pasar domestik. Semenjak pasar bebas Asean Cina (ASEAN-CHINA Free Trade Area) mulai diberlakukan mulai Januari 2010, maka berbagai produk manufaktur dari Cina memasuki pasar Indonesia dengan pesat. Berbagai barang hasil industri yang berharga murah dari Cina mulai menggerogoti pasar lokal, termasuk tekstil.

Pada tahun 2011, industri tekstil tumbuh pesat, yaitu sampai triwulan III telah tumbuh sekitar 8,6%, padahal selama ini pertumbuhan industri tekstil termasuk lambat, bahkan tahun 2007 dan 2008 pertumbuhannya negatif. Pertumbuhan yang pesat juga ditandai dengan peningkatan ekspor diatas 23% padahal pasar dunia belum sepenuhnya pulih.

Namun pada tahun 2012 diperkirakan pertumbuhan industri tekstil akan kembali menghadapi hambatan. Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), pertumbuhan industri tekstil Indonesia pada 2012 diprediksikan akan tumbuh tipis atau sekitar 2% dibandingkan tahun lalu, Pertumbuhan industri tekstil dunia secara umum diprediksi akan turun tahun depan, hanya Indonesia dan negara kawasan ASEAN saja yang bisa tumbuh tipis.


(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

Krisis tersebut, menyebabkan permintaan terhadap pasokan tekstil menurun, sehingga produksi nasional kemungkinan akan berkurang, meskipun tumbuh tipis. Dengan biaya produksi industri tekstil nasional tahun depan yang berpotensi naik, seiring berbagai kenaikan harga BBM yang akan disusul oleh kenaikan TDL tahun 2013, maka kalangan pengusaha tekstil memperkirakan biaya produksi tekstil nasional tahun depan akan naik di atas 10% dibandingkan tahun 2011. Hal ini akan menyebabkan makin rendahnya daya saing indstri tekstil nasional.

Jika tahun 2011 industri tekstil bisa tumbuh sampai 8%, tapi tahun 2012 menurut API industri tekstil perkirakan hanya akan tumbuh sampai 2%. Dengan kenaikan tersebut ditambah masih lesunya pasar ekspor maka pertumbuhan industri tekstil tidak akan sepesat tahun 2011 lalu.

( http://www.datacon.co.id/Outlook-2012Industri.html )

Asosiasi Pertekstilan Indonesia memperkirakan pertumbuhan industri tekstil nasional bisa melampaui 5% pada tahun 2013. Menurut Ketua Umum API, Ade Sudrajat, pencapaian tersebut didukung masuknya investasi asing.

Ade menuturkan, “saat ini beberapa perusahaan dari sejumlah negara sudah menyatakan komitmen untuk menanamkan modal di sektor tekstil. Yang tertinggi berasal dari Jepang dan Taiwan."

Ade menolak menyebutkan identitas perusahaan tersebut serta nilai investasi yang akan ditanamkan di Indonesia. Menurut beliau, rencana tersebut baru dapat diwujudkan pada Desember 2012. Saat ini baru ada kesepakatan investasi.

Selain investasi, faktor pendorong tumbuhnya industri tekstil ialah stimulus dari pemerintah. Menurut beliau, bantuan restrukturisasi mesin tekstil saat ini


(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

produktivitas perusahaan. "Hal ini sangat membantu pertumbuhan industri tekstil di masa mendatang." ujarnya.

Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian, Ramon Bangun, mengatakan bahwa program restrukturisasi mesin tekstil selesai pada Oktober 2012. Tercatat 150 perusahaan yang menerima bantuan senilai total Rp 145 miliar. Dari jumlah bantuan tersebut, Rp 115 miliar sudah dicairkan. "Sisanya akan cair setelah mesin pesanan tiba," ucapnya.

Ramon mengatakan restrukturisasi mesin tekstil 2012 diberikan berdasarkan aktivitas masing-masing perusahaan. Menurut Ramon, program yang berjalan pada tahun ini dinikmati secara merata oleh seluruh komponen industri.

(http://www.kemenperin.go.id/artikel/3783/Pertumbuhan-Industri-Tekstil-Bisa-Naik-5-Persen)

PT. LAJU CITRA LESTARI merupakan salah satu perusahaan tekstil yang berada di Majalaya, Kabupaten Bandung. PT. LAJU CITRA LESTARI merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produk kain.

Sesuai dengan pemikiran diatas, yakni masih adanya perkembangan di tahun 2012 – 2013 dan dari pra survei, penulis juga menemukan beberapa masalah yang terjadi dalam proses produksi seperti kesalahan pencelupan yang menyebabkan produk tidak sesuai dengan pesanan, kesalahan marketing dalam tahap perencanaan, bahan baku tidak tersedia, serta produk yang dikirim tidak tepat pada waktunya. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang hasilnya akan disajikan dalam bentuk skripsi yang berjudul: ”PERANAN PENGENDALIAN PRODUKSI


(14)

BAB I PENDAHULUAN 5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terdorong untuk mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan pengendalian produksi PT. LAJU CITRA LESTARI?

2. Menganalisa proses pengendalian produksi pada PT. LAJU CITRA LESTARI apakah telah menunjang terpenuhinya pesanan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian dimaksudkan agar dapat menganalisis dan mengetahui sampai sejauh mana pengendalian yang diterapkan oleh PT. LAJU CITRA LESTARI dalam memenuhi pesanan konsumen. Juga untuk meningkatkan pengendalian pada PT. LAJU CITRA LESTARI bukan di bidang produksi saja.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang telah diidentifikasi penulis, maka penelitian ini dilakukan untuk:

1. Mengetahui pelaksanaan proses pengendalian produksi pada PT. LAJU CITRA LESTARI .

2. Mengetahui seberapa banyak pesanan yang dapat terpenuhi oleh PT. LAJU CITRA LESTARI.

3. Mengetahui peranan pengendalian produksi dalam menunjang terpenuhinya pesanan pada PT. LAJU CITRA LESTARI.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 6

1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Perusahaan:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran, dan rekomendasi yang bermanfaat mengenai peranan pengendalian produksi dalam memenuhi pesanan. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan mengenai produksi dalam perusahaan.

2. Bagi Penulis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan lebih nyata akan kegiatan bisnis yang sebenarnya, terutama mengenai peranan pengendalian produksi dalam menunjang terpenuhinya pesanan.

3. Bagi Pihak Lain:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan, terutama mengenai pemeriksaan peranan pengendalian produksi dalam menunjang terpenuhinya pesanan suatu perusahaan, serta dapat dijadikan bahan kepustakaan, bahan referensi, atau bahan penelitian lebih lanjut.


(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil pembahasan sebelumnya secara umum dapat disimpulkan bahwa peranan pengendalian produksi yang ada di PT. LAJU CITRA LESTARI sangat penting. Berikut adalah pengendalian yang ada di PT. LAJU CITRA LESTARI yang diperoleh dari hasil wawancara, yaitu:

1. Pengendalian produksi dilakukan dengan cara melaporkan setiap kegiatan produksi yang ada dalam pabrik. Mesin akan selalu diperiksa setiap hari, agar tidak menghambat proses produksi.

2. Pengendalian sumber daya manusia, para pegawai dipantau kinerjanya dan apabila ada penurunan antusias para pegawai, maka pegawai tersebut akan diberikan penyuluhan atau sekedar sharring.

3. Melakukan feedback control dan feedforward control. Mengantisipasi kesalahan yang muncul dalam proses produksi. dan juga mendapatkan komentar konsumen setelah menerima barang yang dipesan.

4. Pengendalian produk gagal, setiap kepala ruangan mesin akan lebih memperketat pengawasan, untuk meminimalisasikan produk yang gagal.

5. Pengendalian biaya produksi, biaya produksi diawasi setiap saat. Sebagai contoh biaya bahan baku yang selalu dipantau melalu internet, maupun wawancara dengan supplier.


(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 40

6. Pengendalian bahan baku. Perusahaan akan menghindari penumpukan bahan baku. Maka dari itu perusahaan akan memesan bahan baku sesuai dengan kebutuhan. Apabila harga rendah dan disetujui oleh direktur, bagian follow up bahan baku akan memesan dengan jumlah yang lebih banyak.

Sedangkan peranan pengendalian proses produksi dalam menunjang terpenuhinya pesanan masih dikatagorikan kurang. Perusahaan masih harus memperhatikan dan meningkatkan agar lebih baik lagi. Hal ini ditunjukan dalam wawancara yang menyatakan bahwa:

1. Perusahaan tidak memiliki target penjualan. Perusahaan hanya menggunakan data historis untuk mencapai keuntungan setiap tahunnya. Data tahun sebelumnya menjadi target perusahaan. Perusahaan harus dapat melebihi pencapaian tahun sebelumnya. Hal ini menjadi salah satu kekurangan perusahaan.

2. Perusahaan masih harus membagi hasil produksi pada beberapa konsumen, karena terbatasnya mesin untuk memproduksi kain.

3. Perusahaan tidak melakukan jenis pengendalian Concurrent control, yaitu pengendalian yang dilakukan oleh para manajer selama proses produksi berlangsung. Apabila dilakukan hal ini dapat meminimalisasi produk gagal.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat membantu pihak manajemen perusahaan dalam mengendalikan proses produksi dan memenuihi pesanan tepat pada waktunya.


(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 41

1. Perusahaan harus melakukan jenis pengendalian Concurrent control. Dengan melakukan pengendalian tersebut, maka perusahaan akan lebih efektif dan efisien dalam memenuhi pesanan. Pengendalian ini akan memberikan umpan balik pada para manajer dengan cepat mengenai tingkat efisiensi penggunaan input yang diubah menjadi output sehingga para manajer dapat dengan segera melakukan tindakan perbaikan terhadap masalah yang timbul.

2. Perusahaan harus berani menambah mesin di setiap ruangan agar dapat memenuhi pesanan secara tepat waktu dengan jumlah yang sesuai dan menghidarkan kekecewaan konsumen.

3. Target perusahaan sangat penting, karena merupakan arah dan tujuan yang harus dicapai. Target dapat memotivasi dan memacu setiap individu dalam perusahaan untuk merealisasi target dan memajukan perusahaan. Maka dari itu PT. LAJU CITRA LESTARI diharapkan untuk menyusun target penjualan dan pendapatan untuk setiap tahunnya. agar perusahaan mempunyai arah, motifasi dan pacuan agar dapat merealisasikan atau mewujudkan targetnya. Namun harus diingat, penetapan target terlalu tinggi pun dapat berdampak negatif.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyan, Agus. (2002). Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. BPFE, Yogyakarta.

Ahyari, Agus. (2002). Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Edisi Keempat. Cetakan Kesepuluh. Yogyakarta. BPFE.

Anthony, Robert N., dan Govindarajan, Vijay. (2002). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi pertama. Salemba Empat, Jakarta.

Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Baridwan, Zaki. (2000). Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE.

Bastian Bustami dan Nurlela. (2007). Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi,Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Carter, William K. F. Usry. (2005). Manajemen Biaya Buku 2, Edisi ke 13. Alih bahasa Krista. Salemba Empat. Jakarta.

Carter, William K. F. Usry. (2006). Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi ke 13. alih bahasa Krista. Salemba Empat. Jakarta.

Carter, William K. dan Milton F. Usry. (2002). Akuntansi Biaya No. 1. Edisi 13 (Diterjemahkan oleh : Krista).

D. Wilson James, John B Campbell. (1999). “Conrollership (Tugas Akuntan Manajemen)”, alih bahasa Tjin Tjin Fenix Tjendra, edisi ketiga, Erlangga, Jakarta.

Fress, W. R. (2005). Pengantar Akuntansi. Edisi Dua Puluh Satu. Jakarta. Salemba Empat.

Gaspersz, Vincent. (2002). Production Planning and Inventory Control, Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufakturing 21”.

Harahap, Sofyan Syafiri. (2001). Sistem Pengendalian Manajemen, Cetakan I. Pustaka Quantum, Jakarta.


(20)

DAFTAR PUSTAKA 43

Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Aditya Media. Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya edisi 5. STIE YKPN, Yogyakarta.

Stephen, P. Robbins dan Mary Coulter. (2003). Management, Seventh Edition, Prentice Hall, New Jersey.

Teguh, Baroto. (2002). Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Tunggul, Hadi Setia. (2009). Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Harvavindo.


(1)

BAB I PENDAHULUAN 6

1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Perusahaan:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran, dan rekomendasi yang bermanfaat mengenai peranan pengendalian produksi dalam memenuhi pesanan. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan mengenai produksi dalam perusahaan.

2. Bagi Penulis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan lebih nyata akan kegiatan bisnis yang sebenarnya, terutama mengenai peranan pengendalian produksi dalam menunjang terpenuhinya pesanan.

3. Bagi Pihak Lain:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan, terutama mengenai pemeriksaan peranan pengendalian produksi dalam menunjang terpenuhinya pesanan suatu perusahaan, serta dapat dijadikan bahan kepustakaan, bahan referensi, atau bahan penelitian lebih lanjut.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil pembahasan sebelumnya secara umum dapat disimpulkan bahwa peranan pengendalian produksi yang ada di PT. LAJU CITRA LESTARI sangat penting. Berikut adalah pengendalian yang ada di PT. LAJU CITRA LESTARI yang diperoleh dari hasil wawancara, yaitu:

1. Pengendalian produksi dilakukan dengan cara melaporkan setiap kegiatan produksi yang ada dalam pabrik. Mesin akan selalu diperiksa setiap hari, agar tidak menghambat proses produksi.

2. Pengendalian sumber daya manusia, para pegawai dipantau kinerjanya dan apabila ada penurunan antusias para pegawai, maka pegawai tersebut akan diberikan penyuluhan atau sekedar sharring.

3. Melakukan feedback control dan feedforward control. Mengantisipasi kesalahan yang muncul dalam proses produksi. dan juga mendapatkan komentar konsumen setelah menerima barang yang dipesan.

4. Pengendalian produk gagal, setiap kepala ruangan mesin akan lebih memperketat pengawasan, untuk meminimalisasikan produk yang gagal.

5. Pengendalian biaya produksi, biaya produksi diawasi setiap saat. Sebagai contoh biaya bahan baku yang selalu dipantau melalu internet, maupun wawancara dengan supplier.


(3)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 40

6. Pengendalian bahan baku. Perusahaan akan menghindari penumpukan bahan baku. Maka dari itu perusahaan akan memesan bahan baku sesuai dengan kebutuhan. Apabila harga rendah dan disetujui oleh direktur, bagian follow up bahan baku akan memesan dengan jumlah yang lebih banyak.

Sedangkan peranan pengendalian proses produksi dalam menunjang terpenuhinya pesanan masih dikatagorikan kurang. Perusahaan masih harus memperhatikan dan meningkatkan agar lebih baik lagi. Hal ini ditunjukan dalam wawancara yang menyatakan bahwa:

1. Perusahaan tidak memiliki target penjualan. Perusahaan hanya menggunakan data historis untuk mencapai keuntungan setiap tahunnya. Data tahun sebelumnya menjadi target perusahaan. Perusahaan harus dapat melebihi pencapaian tahun sebelumnya. Hal ini menjadi salah satu kekurangan perusahaan.

2. Perusahaan masih harus membagi hasil produksi pada beberapa konsumen, karena terbatasnya mesin untuk memproduksi kain.

3. Perusahaan tidak melakukan jenis pengendalian Concurrent control, yaitu pengendalian yang dilakukan oleh para manajer selama proses produksi berlangsung. Apabila dilakukan hal ini dapat meminimalisasi produk gagal.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat membantu pihak manajemen perusahaan dalam mengendalikan proses produksi dan memenuihi pesanan tepat pada waktunya. Adapun saran-saran tersebut, adalah:


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 41

1. Perusahaan harus melakukan jenis pengendalian Concurrent control. Dengan melakukan pengendalian tersebut, maka perusahaan akan lebih efektif dan efisien dalam memenuhi pesanan. Pengendalian ini akan memberikan umpan balik pada para manajer dengan cepat mengenai tingkat efisiensi penggunaan input yang diubah menjadi output sehingga para manajer dapat dengan segera melakukan tindakan perbaikan terhadap masalah yang timbul.

2. Perusahaan harus berani menambah mesin di setiap ruangan agar dapat memenuhi pesanan secara tepat waktu dengan jumlah yang sesuai dan menghidarkan kekecewaan konsumen.

3. Target perusahaan sangat penting, karena merupakan arah dan tujuan yang harus dicapai. Target dapat memotivasi dan memacu setiap individu dalam perusahaan untuk merealisasi target dan memajukan perusahaan. Maka dari itu PT. LAJU CITRA LESTARI diharapkan untuk menyusun target penjualan dan pendapatan untuk setiap tahunnya. agar perusahaan mempunyai arah, motifasi dan pacuan agar dapat merealisasikan atau mewujudkan targetnya. Namun harus diingat, penetapan target terlalu tinggi pun dapat berdampak negatif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyan, Agus. (2002). Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. BPFE, Yogyakarta.

Ahyari, Agus. (2002). Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Edisi Keempat. Cetakan Kesepuluh. Yogyakarta. BPFE.

Anthony, Robert N., dan Govindarajan, Vijay. (2002). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi pertama. Salemba Empat, Jakarta.

Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Baridwan, Zaki. (2000). Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE.

Bastian Bustami dan Nurlela. (2007). Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi,Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Carter, William K. F. Usry. (2005). Manajemen Biaya Buku 2, Edisi ke 13. Alih bahasa Krista. Salemba Empat. Jakarta.

Carter, William K. F. Usry. (2006). Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi ke 13. alih bahasa Krista. Salemba Empat. Jakarta.

Carter, William K. dan Milton F. Usry. (2002). Akuntansi Biaya No. 1. Edisi 13 (Diterjemahkan oleh : Krista).

D. Wilson James, John B Campbell. (1999). “Conrollership (Tugas Akuntan

Manajemen)”, alih bahasa Tjin Tjin Fenix Tjendra, edisi ketiga, Erlangga, Jakarta.

Fress, W. R. (2005). Pengantar Akuntansi. Edisi Dua Puluh Satu. Jakarta. Salemba Empat.

Gaspersz, Vincent. (2002). Production Planning and Inventory Control, Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju

Manufakturing 21”.

Harahap, Sofyan Syafiri. (2001). Sistem Pengendalian Manajemen, Cetakan I. Pustaka Quantum, Jakarta.

Komaruddin. (1994). Ensiklopedia Manajemen, Edisi 1, Bumi Aksara, Jakarta. Kusuma, Hendra. (2002). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 1, Cetakan


(6)

DAFTAR PUSTAKA 43

Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Aditya Media. Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya edisi 5. STIE YKPN, Yogyakarta.

Stephen, P. Robbins dan Mary Coulter. (2003). Management, Seventh Edition, Prentice Hall, New Jersey.

Teguh, Baroto. (2002). Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Tunggul, Hadi Setia. (2009). Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Harvavindo.