Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Berkaitan dengan Kebertahanan Usaha Kerajinan Kain Tenun ATBM Medono Kota Pekalongan
LAMPIRAN
Lampiran 1
HASIL WAWANCARA
1. Nama Informan: Ibu Titik (Pemilik Liliana Handicraft)
Wawancara pada tanggal Jumat, 23 Oktober 2015, Pukul 08.30 WIB.
Pertanyaan
Jawaban
1. Apa saja strategi komunikasi Sekarang yo melalui online saja,
pemasaran
dilakukan facebook sama BBM.
yang
pelaku usaha kerajinan kain
tenun ATBM Medono?
2. Bagaimana
membangun Pelanggan thu kebanyakan cuma
komunikasi dengan konsumen telepon,
maupun
calon
barang e dipaket trs
konsumen ditransfer. Kebanyakan dari Jakarta
melalui promosi?
3. Bagaimana
perubahan
usaha Perubahannya beda jauh. Seperti kata
kain tenun ATBM Medono pada pak ferry hidup segan mati tak mau.
masa keemasan sampai dengan Perubahannya pelanggan konsumen.
sekarang?
Mungkin mereka pernah beli trs
sekarang gak beli lagi.
4. Bagaimana respon pelaku usaha Yo neg masyarakat yang tadinya
terhadap perubahan yang terjadi pengusaha tenun sekarang banyak
saat ini?
yang
beralih
seperti
sekarang
material. Banyak sih yang beralih
usaha.
5. Bagaimana
menghadapi
pelaku
perubahan
usaha Ya emang agak ini, agak susah
yang ekonominya gak seperti dulu.
terjadi?
6. Berapa jumlah karyawan yang Separoh, dulu ada 50an lebih orang
dimiliki
pada
saat
usaha sekarang cuma sisa 25an.
kerajinan kain tenun ATBM
dimulai?
7. Berapa biaya produksi yang Biaya produksi masih sama gak naik,
dikeluarkan?
gak pengaruh sama dolar, benangbenang tetap.
8. Bagaimana modal dulu
dan Modal dari dulu kan sudah muter,
sekarang?
modal sendiri takut kalo mau pinjam
bank. Yang ada aja diputar.
9. Berapa omzet yang dihasilkan?
Omzet agak sepi dari itu sebelum
lebaran bilang ae sejak Jokowi.
Harganya gak pengaruh dolar tapi
pasarnya yang pengaruh kayak sepi.
10. Bagaimana dengan bahan baku?
Bahan baku masih sama.
11. Bagaimana proses adaptasi yang Ya mungkin kan pelanggan masih
dilakukan
pelaku
usaha ada. Pengrajinnya semakin sedikit
kerajinan kain tenun ATBM pelanggannya semakin sedikit. Lha
Medono dengan tujuan untuk mungkin kan yang masih
berjuang
dalam
ingin
menghadapi menggunakan tenun kadang ada yo
perubahan/ persaingan dengan ada yang beli bahannya aja terus beli
sesame pelaku usaha maupun lagi, gitu kan mungkin masih ada.
lingkungan sekitar?
Jadi yo mungkin pengrajinnya masih
sedikit jadi yo tetap eksis.
12. Bagaimana
strategi
bertahan Model-modelnya
yang dilakukan pelaku usaha kualitas produk
(inovasi)
sama
kerajinan kain tenun ATBM
Medono untuk tetap hidup?
13. Bagaimana
agar
strategi
strategi
pemasaran
bertahan Online melalui BBM/ FB, sekarang
komunikasi kan rame. Jadi tamu yang datang
(promosi)
tetap langsung semakin jarang.
hidup?
14. Apa
harapan
pelaku
usaha Kain tenun ATBM Medono diminati
kerajinan kain tenun ATBM dan dikenal masyarakat.
Medono agar tetap eksis?
2. Nama Informan: Ibu Asmaun (Pemilik Rosa Collection)
Wawancara pada tanggal 26 Oktober 2015, pukul 10.05 WIB
Pertanyaan
Jawaban
1. Apa saja strategi komunikasi Pemasaran di rumah saja. Promosi
pemasaran
yang
dilakukan hanya sebatas mulut ke mulut, BBM,
pelaku usaha kerajinan kain FB, pameran kalo diajak. Dulu
tenun ATBM Medono?
pernah membuat brosur skrg malas.
Iklan di radio belum pernah.
2. Bagaimana
membangun Dengan telepon, mungkin karena ada
komunikasi dengan konsumen BB bs BBM-an.
maupun
calon
konsumen
melalui promosi?
3. Bagaimana
perubahan
usaha Sebetulnya krn gini, ya namanya
kain tenun ATBM Medono pada orang
banyak
apalagi
orang
masa keemasan sampai dengan Indonesia raya yang suka gini aku
sekarang?
kan ini, aku kan ini, kan punyaku
sendiri, kayak gitu kan orang suka
seenaknya tanpa mempedulikan yang
lain misalkan dia kan bisa jual 1000 ,
aku mau jual 900 atau 950 dengan
kualitas diturunin, karena kalo dulu
tenun sini thu kayak gitu, yang dia
dapat muka di depan, dibelakang
sana orang gak tau, sukanya kayak
gitu, awalnya dulu mereka begitu.
Jadinya ibaratnya sini thu menang
karena punya muka, mereka yang
didalam kan gak tau padahal kalo
mereka
masih
mempertahankan
kualitas itu mereka akan bertahan.
Kenapa? Dia sendiri menyodorkan
kesana kemari. Sesuatu itu dihargai
kalo dicari, beda kan kalo ditawartawarin
walaupun
kadang
ada
semboyan jemput bola, yak kan?
Waktu itu mereka lebih kesana. Abis
itu orang namanya mau menawar ya
terserah kalo boleh, kalo gak boleh
kan gak masalah. Mereka ya udah
wes daripada pulang gak bawa uang,
udah cape-cape kayak gini ya udah
lah, ya udahlah mau nawar berapa.
Intinya seperti itu. Sebetulnya kan
bukan begitu, orang akan mencari
dimana
kulaitas
terbaik.
Perubahannya karena kualitas saya
rasa sih seperti itu. Karena pasaran
diluar kota, aku memang dari dulu
gak masarin ke luar kota cukup di
rumah. di luar sana yang barangnya
suka dulu kan ronce-ronce yang
benangnya sekian-sekian. Kalo sini
mereka pake benang murah biar
harga murah ya namanya persaingan
harga biasanya mereka dengan cara
seperti
itu.
Saya
rasa
karena
penurunan kualitas. Sebenarnya kalo
kita bertahan harga benang masih
sekian tinggal kita mau naikin atau
bagaimana,
memang
keadaannya
bahan baku naik otomatis ya naik.
Atau mencari pengganti bisa murah
tapi kualitas tetap bagus entah itu gak
harus barang bahan bakunya dari
yang terbaik bias dari apa yo
semacam
finishingnya.
Terakhir
sesuatunya itu dibikin yang bagus
otomatis orang tidak apa yo timbal
balik
antara
bahan
baku
dan
finishing, nah saiki bahan baku bagus
tapi finishingnya gak bagus juga gak
ini kan orang barang bagus tapi kok
bikin e begini itu kan serangkaian
yang harus tepat taruhlah durian itu
mahal tapi kok cuma dibikin apa gitu
gak jadi sesuatu semacam itu.
4. Bagaimana
menghadapi
terjadi?
pelaku
perubahan
usaha Ya apa sih, mungkin awalnya ya aku
yang hanya ini saja yo, mungkin karna
segala sesuatu ibarat roda kadang di
bawah kadang di atas, pasti ada
saatnya, saat e apa mungkin kalo
orang bilang taat daya, cuma kita yo
mengikuti ritme aja kalo misalkan
ouh ini bisa ini, ya mencari celah
yang lain. Misalkan apa ya kalo dulu
cobalah mengembangkan sayap di
batik. Aku dulu handicraft itu kan
akhirnya coba batik, mungkin dengan
tenunnya, jadi biar kalo misalkan ini
agak lesu ada ini yang bisa jadi
hiburan, kalo ini agak lesu yang
satunya yang jadi hiburan asal gak
gini terus. Namanya bekerja kadang
rame, apapun kan kadang kecuali
pegawai negeri mau rame atau sepi
gajinya
tetap
wirausaha/
segitu.
wiraswasta
Namanya
ya
harus
bagaimana kita berpikir menciptakan
sesuatu. Jadi apa yah membuat kita
gak jenuh. Memang sih kadang orang
namanya orang jenuh, kita enjoy aja
sih dalam hidup gak perlu yang
ngoyo-ngoyo banget. Yang penting
kita tetap ikhtiar, kita gali terus.
Mereka yang sepi gimana kita tinggal
orang tadinya juga saya suka berawal
dari tenun. Tapi aku sedikit ini sih
sudah masuk ke tenun jadi apapun
aku
tetap
masih
menumbuhkan
tenun. Mungkin karena saya ibarat
kita berterima kasih itu karena saya
dibesarkan dari tenun kayak gitu
mungkin semacam itu. Jadi saya
merasakan tenun itu sebetulnya e
asik, terus itu budaya Indonesia
disamping itu belum terlalu banyak
segala sesuatu kalo belum terlalu
banyak itu masih menjadi sesuatu,
tapi kalo sudah banyak akhirnya kan
menjadi persaingan. Satu sisi yo e
mengambil
yang
sudah
banyak,
disaat yang sudah banyak itu rame.
Kalo saat ini ya yang penting jalan
masih eksis.
5. Berapa jumlah karyawan yang Jumlah karyawan sekarang tinggal 1
dimiliki
pada
saat
usaha orang dulu ada 5 orang. Karyawan
kerajinan kain tenun ATBM toko ada 8 orang. Karena tidak
dimulai?
membutuhkan yang produksi, tapi
lebih
ke
bahan
jadi
sekalian
membuka lapangan pekerjaan.
6. Berapa biaya produksi yang Biaya produksi kalo sekali satu
dikeluarkan?
mesin maksudnya sekali produksi
satu mesin untuk 1 boom berapa ya,
sekitar ya hampir 2juta. Dulu sama
sekarang beda dulu lebih murah,
benangnya
yang
dulu
berapa
sekarang berapa. Naiknya sekitar
50% tapi yang jadi ini harga jual dulu
sama sekarang ya segitu-gitu aja
mksdnya ada kenaikan tapi sedikit
jadi gak imbang antara kenaikan
bahan baku sama harga jual ya
karena itu apa yo, dulu itu masih
sangat berharga dalam arti banyak
yang
suka,
banyak
yang
cari,
sekarang apa-apa kan serba susah
bisa dibilang begitu. Orang yang
tadinya produksi batik kan juga
sama, dari bahan baku dulu mori thu
berapa sekarang berapa, ya masih
segitu-gitunya.
Kalo
gak
pintar-
pintar kita apa yo masih kualitas
yang sama tapi bagaimana cara
pengelolaan dan lain sebagainya.
7. Bagaimana modal dulu dan Mungkin karena saya dulu dari nol
sekarang?
ya modal sendiri, memang betulbetul dari nol dari yang A-Y.
8. Berapa omzet yang dihasilkan?
Kalo omzet, dulu antara langit dan
bumi, cuma ada penurunan.
9. Bagaimana dengan bahan baku?
Bahan baku tergantung uang, kalo
ada uang banyak gampang. Ya
walaupun kadangkala kok benang
agak susah, biasa permainan, kadang
gak ada barang mau naik mahalmahal. Namanya usaha kadang turun,
ada
lancar
ada
sedikit
kendala
anggap saja romantika usaha. Bisa
jadi alasan untuk karyawan juga kok
benangnya
begini,
walaupun
kadangkala pada saat order banyak,
bahan baku dicari susah, ya anggap
saja romantika usaha jadi semua
dinikmati saja. Kalo ketahanan bahan
baku itu tahan lama bertahun-tahun
cuman kita untuk suplai kita ada
yang sampe setahun sekarang, kalo
dulu sampai beberapa bulan. Kita
kalo beli sekalian berapa bel nanti
untuk
dipake
6
pembelanjaannya
bulan,
jadi
sekalian,
tapi
sekarang karena produksinya sedikit
jadi jangka waktunya lebih tahan.
10. Bagaimana proses adaptasi yang Kita kadang share sesama UKM, kita
dilakukan
pelaku
usaha share bagaimana untuk masih bisa
kerajinan kain tenun ATBM bertahan
eksis,
share
dengan
Medono dengan tujuan untuk disperindagkop misalkan pemakai
berjuang
dalam
menghadapi agak
kurang
padahal
digembor
perubahan/ persaingan dengan gemborkan banyak pengangguran,
sesame pelaku usaha maupun kita share aja mau ditanggapi atau
lingkungan sekitar?
gak,
mengusulkan
pelatihan
ketenagakerjaan. Orang itu misalkan
kayak pembatik itu kan sekarang
sedikit banget, orang lebih cenderung
ke pabrik. Orang di pabrik gembar
gembor
dengan
kenaikan
upah
sedangkan bagaimana dengan UKM
kan harus balance, orang disini naiknaik terus bagaimana dengan kondisi
UKM disuruh tumbuh tapi gak
diperhatikan, tata caranya gak ada
yang menengahi
gak
ada
yang
mengamati, ujungnya banyak orang
yang lari ke pabrik bagaimana UKM
akan tumbuh kalo gak ada tenaga
kerja, gak fair klo itu dibiarkan
begitu. Sawah abis untuk pabrik,
UKM sesak napas.
11. Bagaimana
strategi
bertahan Kita mencari menggali hal yang
yang dilakukan pelaku usaha baru, mungkin disaat seperti itu kita
kerajinan kain tenun ATBM gunakan untuk berinovasi, kalo ini
Medono untuk tetap hidup?
gak ada coba cari yang lain yang
penting kan gak lari jauh dari yang
sudah ada. Namanya usaha saya
yakin ALLAH akan kasih jalan, kan
semua itu proses, mau berkembang
ato gak itu proses, nanti kalo sudah
proses kalo gak ada tanda-tanda yang
lain, cari proses yang lain. Berinovasi
dengan motif batik.
12. Bagaimana
agar
strategi
strategi
pemasaran
bertahan Alhamdulilah mereka yang selalu
komunikasi merespon, mungkin aku tidak lebih
(promosi)
hidup?
tetap ke
marketing
tapi
bagaimana
seseorang itu tertarik dengan barang
saya. Saya tidak menyuruh mereka
membeli tapi menginformasikan.
13. Apa saja kendala saat ini?
Kendala dari bahan baku dan tenaga
kerja.
14. Apa
harapan
pelaku
usaha Harapan sih semoga bisa bangkit
kerajinan kain tenun ATBM lagi,
Medono agar tetap eksis?
jaya
lagi,
semarak
lagi,
khususnya dipekalongan bisa lebih
tumbuh dari dulu.
3. Nama Informan: Ibu Nuryam (Pemilik AR Collection)
Wawancara pada tanggal 26 Oktober 2015, pukul 12.47WIB
Pertanyaan
Jawaban
1. Apa saja strategi komunikasi Promosi data ini hanya di rumah
pemasaran yang dilakukan saja.
pelaku usaha kerajinan kain
tenun ATBM Medono?
2. Bagaimana
membangun Kita menjalin komunikasi dengan
komunikasi
dengan pelanggan biasanya telepon, untuk
konsumen
maupun
calon pembayaran
konsumen melalui promosi?
biasa
transfer.
Pelanggan dari luar kota.
3. Bagaimana perubahan usaha Kalo motif masih tetap apalagi
kain tenun ATBM Medono polos masih bisa dimodifikasi
pada masa keemasan sampai sendiri ya. Perubahannya saya kira
dengan sekarang?
masih tetap sih cuman kan kadang
kita bikin yang injak-injak juga
biasanya kan seringnya pakai injak
yang 2, sekarang kan ada yang
injak 4 atau 6, tapi yo peminatnya
juga kurang juga, soal e kan harga
jual juga tinggi. Bahan baku
kadang
masalah
tapi
untuk
sekarang normal-normalnya aja,
mungkin karena sekarang yang
bikin gak banyak akhirnya bahan
bisa dikendalikan.
4. Bagaimana
respon
pelaku Kalo saya responnya ya biar tenun
usaha
terhadap
yang terjadi?
perubahan itu
bisa
meningkat
pemerintah
bisa
mungkin
memberikan
solusi atau dipasarkan kemana
atau pemerintah pakai produkproduk
tenun
juga
misalkan
dikantor-kantor dipakaikan produk
tenun untuk gorden, tapi yang saya
lihat pemerintahnya sendiri kan
gak pakai, gak tau apa pemerintah
yang misalkan pemerintah pusat
gak kenal tenun kayak gini atau
gimana kan gak tau, atau karena
harganya murah makanya dia gak
mau pakai. Saya kadang kan
berpikir
kok
dikantor-kantor
pemerintah kayaknya gak ada ya
yang pake gorden yang pake tenun
kayaknya pakenya yang pabrik
semua. Yang saya liat kan selama
ini
yang
digembor-gemborkan
yang digerakkan batiknya. Tapi
misalkan tenun untuk fashion kita
belum ada permintaan kita juga
belum berani. Dalam tahun-tahun
ini masih sering kita pelatihan
untuk tenun yang fashion. Untuk
saat ini pelatihan di jepara. Itu per
latihan sampe 4 hari, ya mungkin
kalo selama nanti bertahap
bisa
selama 1 tahun, juga ada PRnya
juga. Punya alat sendiri, yang
untuk fashion kita belum dikasih
pemerintah tapi cuman ada PR
bisa mengerjakan pakai alat yang
dulu. Ada kesulitan tersendiri, kita
juga ke jepara istilahnya studi
banding.motif
polos
tapi
masuknya dasar.
5. Berapa
jumlah
karyawan Jumlah
karyawan
yang
dulu
yang dimiliki pada saat usaha nyampe 30an sekarang 10 atau 15
kerajinan kain tenun ATBM orang. Alat masih ada. Cuman
dimulai?
tenaga kerjanya, lha masalahnya
itu
permintaan
pasar
kurang
akhirnya kita rampingkan juga.
6. Berapa biaya produksi yang Kalo biaya produksi bagusan dulu
dikeluarkan?
mungkin,
kalo
kita
istilahnya
modal katakan modal cuman 100
nanti bisakan beli lebih banyak,
tapi
sekarang
modal
segitu
mungkin kurang terus hasilnya
juga tipis.
7. Bagaimana modal dulu dan Modal awal itu dari pribadi.
sekarang?
8. Berapa
Perbandingannya jauh.
omzet
dihasilkan?
yang Omzet beda jauh. Kalo dulu itu
kain belum dibikin udah pesan.
Kalo sekarang kain ada tapi belum
ada yang pesan.
9. Bagaimana
dengan
bahan Bahan baku ada yang nyuplai,
baku?
kemungkinan besar kalo bahan
baku sendiri pemintalan benang
kan kebanyakan dari bandung, soal
e kan aku ada yang nyuplai jadi
saya
gak
begitu
mengetahui.
Untuk sekarang bahan baku gak
begitu susah, kalo dulu pas rameramenya mungkin karna banyak
peminat
banyak
yang
nyari
akhirnya ada kesulitan, harga juga
dipermainkan.
10. Bagaimana proses adaptasi Kita coba terus produksi, terus
yang dilakukan pelaku usaha kalo bisa kita inovasikan dengan
kerajinan kain tenun ATBM misalkan lha itu kayak fashion,
Medono dengan tujuan untuk terus kita inovasikan dengan batik.
berjuang dalam menghadapi
perubahan/
persaingan
dengan sesama pelaku usaha
maupun lingkungan sekitar?
11. Bagaimana strategi bertahan Itu kualitas, kita jaga kualitas.
yang dilakukan pelaku usaha
kerajinan kain tenun ATBM
Medono untuk tetap hidup?
12. Bagaimana strategi bertahan Mungkin sama dengan tadi.
agar
strategi
komunikasi
pemasaran (promosi) tetap
hidup?
13. Apa saja kendala saat ini?
Untuk saat ini kendalanya dana.
Karena mungkin kurang lancar ya,
ya
masih
lancar
ya,
ya
alhamdulilah kita syukuri kita
jalani. Cuman mungkin karena
dulunya itu cepat pembayarannya,
kalo saat ini musim ya, musimmusim apa ya istilah e adem, jadi
kendalanya memang dana. Kalo
pemerintah mungkin belum saat
ini kalo dulu mungkin iya.
14. Apa harapan pelaku usaha Harapannya untuk usaha kain
kerajinan kain tenun ATBM tenun ini supanya nantinya bisa
Medono agar tetap eksis?
rame kayak dulu, mudah-mudahan
pemerintah
bisa
memasarkan
tenun ini dan alangkah baiknya
memang kantor-kantor pemerintah
juga
memakai
produk-produk
tenun juga biar lebih dikenal. Tapi
saya lihat gak ada yang pakai.
4. Nama Informan: Ibu Woro ( Pemilik Biru Kuning)
Wawancara pada tanggal 27 Oktober 2015, Pukul 10.35 WIB
Pertanyaan
Jawaban
1. Apa saja strategi komunikasi Promosi melalui online (BBM),
pemasaran
yang dilakukan dulu mulut ke mulut
pelaku usaha kerajinan kain
tenun ATBM Medono?
2. Bagaimana
membangun Lewat hp
komunikasi
konsumen
dengan
maupun
calon
konsumen melalui promosi?
3. Bagaimana perubahan usaha Perubahannya
sangat
drastis
kain tenun ATBM Medono antara dulu dan sekarang.
pada masa keemasan sampai
dengan sekarang?
4. Berapa
jumlah
karyawan Dulu sampe 20 orang sekarang
yang dimiliki pada saat usaha cuma ada 8 orang.
kerajinan kain tenun ATBM
dimulai?
5. Berapa biaya produksi yang Itu sedikit-sedikit, paling 5juta
dikeluarkan?
sebulan.
6. Bagaimana modal dulu dan Awal
sekarang?
modal
sendiri,
lama-
kelamaan kan ada yang pinjemin
dari UKM.
7. Berapa
omzet
yang Omzet paling 8juta sebulan.
dihasilkan?
8. Bagaimana
dengan
bahan Bahan baku dulu gak susah, ya
baku?
kadang rodo susah soal e kan itu
nya
sudah
pada
berkurang,
pengrajin tenun itu kan sudah
berkurang banyak paling masih
hidup ΒΌ%, dulune kan 100%.
9. Bagaimana proses adaptasi Ya neg semakin menurun tenaga
yang dilakukan pelaku usaha kerjanya susah, sekarang sudah
kerajinan kain tenun ATBM beralih cari kerja yang lain karena
Medono dengan tujuan untuk ini sepi otomatis kerjanya sedikit,
berjuang dalam menghadapi dia gak mau karena butuh makan
perubahan/
persaingan kan, terus pindah ke usaha batik
dengan sesama pelaku usaha yang masih berjalan.
maupun lingkungan sekitar?
10. Bagaimana strategi bertahan Itu kualitas terus dijaga sama
yang dilakukan pelaku usaha mengeluarkan
produk-produk
kerajinan kain tenun ATBM baru, desain-desain baru, ini kalo
Medono untuk tetap hidup?
sudah permintaan e kurang, akhir
e saya mikir lagi bikin apa lagi,
kadang ada dari permintaan desain
e kayak gini, kadang sudah bosan
saya nya nembe krentek bikin
yang baru. Sekarang permintaan
gorden sama home set.
11. Bagaimana strategi bertahan Ya itu pelanggan-pelanggan yang
agar
strategi
komunikasi masih
pemasaran (promosi)
bertahan
tak
tetap gambar-gambar yang baru.
kirimin
hidup?
12. Apa saja kendala saat ini?
Kendalanya saya gaptek, jadi yang
promosiin orang lain.
13. Apa harapan pelaku usaha Harapannya ingin dapat modal
kerajinan kain tenun ATBM lagi
Medono agar tetap eksis?
ingin
dikembangin
Masih bisa lah 50%.
lagi.
Lampiran 2
Surat Ijin Penelitian
Lampiran 1
HASIL WAWANCARA
1. Nama Informan: Ibu Titik (Pemilik Liliana Handicraft)
Wawancara pada tanggal Jumat, 23 Oktober 2015, Pukul 08.30 WIB.
Pertanyaan
Jawaban
1. Apa saja strategi komunikasi Sekarang yo melalui online saja,
pemasaran
dilakukan facebook sama BBM.
yang
pelaku usaha kerajinan kain
tenun ATBM Medono?
2. Bagaimana
membangun Pelanggan thu kebanyakan cuma
komunikasi dengan konsumen telepon,
maupun
calon
barang e dipaket trs
konsumen ditransfer. Kebanyakan dari Jakarta
melalui promosi?
3. Bagaimana
perubahan
usaha Perubahannya beda jauh. Seperti kata
kain tenun ATBM Medono pada pak ferry hidup segan mati tak mau.
masa keemasan sampai dengan Perubahannya pelanggan konsumen.
sekarang?
Mungkin mereka pernah beli trs
sekarang gak beli lagi.
4. Bagaimana respon pelaku usaha Yo neg masyarakat yang tadinya
terhadap perubahan yang terjadi pengusaha tenun sekarang banyak
saat ini?
yang
beralih
seperti
sekarang
material. Banyak sih yang beralih
usaha.
5. Bagaimana
menghadapi
pelaku
perubahan
usaha Ya emang agak ini, agak susah
yang ekonominya gak seperti dulu.
terjadi?
6. Berapa jumlah karyawan yang Separoh, dulu ada 50an lebih orang
dimiliki
pada
saat
usaha sekarang cuma sisa 25an.
kerajinan kain tenun ATBM
dimulai?
7. Berapa biaya produksi yang Biaya produksi masih sama gak naik,
dikeluarkan?
gak pengaruh sama dolar, benangbenang tetap.
8. Bagaimana modal dulu
dan Modal dari dulu kan sudah muter,
sekarang?
modal sendiri takut kalo mau pinjam
bank. Yang ada aja diputar.
9. Berapa omzet yang dihasilkan?
Omzet agak sepi dari itu sebelum
lebaran bilang ae sejak Jokowi.
Harganya gak pengaruh dolar tapi
pasarnya yang pengaruh kayak sepi.
10. Bagaimana dengan bahan baku?
Bahan baku masih sama.
11. Bagaimana proses adaptasi yang Ya mungkin kan pelanggan masih
dilakukan
pelaku
usaha ada. Pengrajinnya semakin sedikit
kerajinan kain tenun ATBM pelanggannya semakin sedikit. Lha
Medono dengan tujuan untuk mungkin kan yang masih
berjuang
dalam
ingin
menghadapi menggunakan tenun kadang ada yo
perubahan/ persaingan dengan ada yang beli bahannya aja terus beli
sesame pelaku usaha maupun lagi, gitu kan mungkin masih ada.
lingkungan sekitar?
Jadi yo mungkin pengrajinnya masih
sedikit jadi yo tetap eksis.
12. Bagaimana
strategi
bertahan Model-modelnya
yang dilakukan pelaku usaha kualitas produk
(inovasi)
sama
kerajinan kain tenun ATBM
Medono untuk tetap hidup?
13. Bagaimana
agar
strategi
strategi
pemasaran
bertahan Online melalui BBM/ FB, sekarang
komunikasi kan rame. Jadi tamu yang datang
(promosi)
tetap langsung semakin jarang.
hidup?
14. Apa
harapan
pelaku
usaha Kain tenun ATBM Medono diminati
kerajinan kain tenun ATBM dan dikenal masyarakat.
Medono agar tetap eksis?
2. Nama Informan: Ibu Asmaun (Pemilik Rosa Collection)
Wawancara pada tanggal 26 Oktober 2015, pukul 10.05 WIB
Pertanyaan
Jawaban
1. Apa saja strategi komunikasi Pemasaran di rumah saja. Promosi
pemasaran
yang
dilakukan hanya sebatas mulut ke mulut, BBM,
pelaku usaha kerajinan kain FB, pameran kalo diajak. Dulu
tenun ATBM Medono?
pernah membuat brosur skrg malas.
Iklan di radio belum pernah.
2. Bagaimana
membangun Dengan telepon, mungkin karena ada
komunikasi dengan konsumen BB bs BBM-an.
maupun
calon
konsumen
melalui promosi?
3. Bagaimana
perubahan
usaha Sebetulnya krn gini, ya namanya
kain tenun ATBM Medono pada orang
banyak
apalagi
orang
masa keemasan sampai dengan Indonesia raya yang suka gini aku
sekarang?
kan ini, aku kan ini, kan punyaku
sendiri, kayak gitu kan orang suka
seenaknya tanpa mempedulikan yang
lain misalkan dia kan bisa jual 1000 ,
aku mau jual 900 atau 950 dengan
kualitas diturunin, karena kalo dulu
tenun sini thu kayak gitu, yang dia
dapat muka di depan, dibelakang
sana orang gak tau, sukanya kayak
gitu, awalnya dulu mereka begitu.
Jadinya ibaratnya sini thu menang
karena punya muka, mereka yang
didalam kan gak tau padahal kalo
mereka
masih
mempertahankan
kualitas itu mereka akan bertahan.
Kenapa? Dia sendiri menyodorkan
kesana kemari. Sesuatu itu dihargai
kalo dicari, beda kan kalo ditawartawarin
walaupun
kadang
ada
semboyan jemput bola, yak kan?
Waktu itu mereka lebih kesana. Abis
itu orang namanya mau menawar ya
terserah kalo boleh, kalo gak boleh
kan gak masalah. Mereka ya udah
wes daripada pulang gak bawa uang,
udah cape-cape kayak gini ya udah
lah, ya udahlah mau nawar berapa.
Intinya seperti itu. Sebetulnya kan
bukan begitu, orang akan mencari
dimana
kulaitas
terbaik.
Perubahannya karena kualitas saya
rasa sih seperti itu. Karena pasaran
diluar kota, aku memang dari dulu
gak masarin ke luar kota cukup di
rumah. di luar sana yang barangnya
suka dulu kan ronce-ronce yang
benangnya sekian-sekian. Kalo sini
mereka pake benang murah biar
harga murah ya namanya persaingan
harga biasanya mereka dengan cara
seperti
itu.
Saya
rasa
karena
penurunan kualitas. Sebenarnya kalo
kita bertahan harga benang masih
sekian tinggal kita mau naikin atau
bagaimana,
memang
keadaannya
bahan baku naik otomatis ya naik.
Atau mencari pengganti bisa murah
tapi kualitas tetap bagus entah itu gak
harus barang bahan bakunya dari
yang terbaik bias dari apa yo
semacam
finishingnya.
Terakhir
sesuatunya itu dibikin yang bagus
otomatis orang tidak apa yo timbal
balik
antara
bahan
baku
dan
finishing, nah saiki bahan baku bagus
tapi finishingnya gak bagus juga gak
ini kan orang barang bagus tapi kok
bikin e begini itu kan serangkaian
yang harus tepat taruhlah durian itu
mahal tapi kok cuma dibikin apa gitu
gak jadi sesuatu semacam itu.
4. Bagaimana
menghadapi
terjadi?
pelaku
perubahan
usaha Ya apa sih, mungkin awalnya ya aku
yang hanya ini saja yo, mungkin karna
segala sesuatu ibarat roda kadang di
bawah kadang di atas, pasti ada
saatnya, saat e apa mungkin kalo
orang bilang taat daya, cuma kita yo
mengikuti ritme aja kalo misalkan
ouh ini bisa ini, ya mencari celah
yang lain. Misalkan apa ya kalo dulu
cobalah mengembangkan sayap di
batik. Aku dulu handicraft itu kan
akhirnya coba batik, mungkin dengan
tenunnya, jadi biar kalo misalkan ini
agak lesu ada ini yang bisa jadi
hiburan, kalo ini agak lesu yang
satunya yang jadi hiburan asal gak
gini terus. Namanya bekerja kadang
rame, apapun kan kadang kecuali
pegawai negeri mau rame atau sepi
gajinya
tetap
wirausaha/
segitu.
wiraswasta
Namanya
ya
harus
bagaimana kita berpikir menciptakan
sesuatu. Jadi apa yah membuat kita
gak jenuh. Memang sih kadang orang
namanya orang jenuh, kita enjoy aja
sih dalam hidup gak perlu yang
ngoyo-ngoyo banget. Yang penting
kita tetap ikhtiar, kita gali terus.
Mereka yang sepi gimana kita tinggal
orang tadinya juga saya suka berawal
dari tenun. Tapi aku sedikit ini sih
sudah masuk ke tenun jadi apapun
aku
tetap
masih
menumbuhkan
tenun. Mungkin karena saya ibarat
kita berterima kasih itu karena saya
dibesarkan dari tenun kayak gitu
mungkin semacam itu. Jadi saya
merasakan tenun itu sebetulnya e
asik, terus itu budaya Indonesia
disamping itu belum terlalu banyak
segala sesuatu kalo belum terlalu
banyak itu masih menjadi sesuatu,
tapi kalo sudah banyak akhirnya kan
menjadi persaingan. Satu sisi yo e
mengambil
yang
sudah
banyak,
disaat yang sudah banyak itu rame.
Kalo saat ini ya yang penting jalan
masih eksis.
5. Berapa jumlah karyawan yang Jumlah karyawan sekarang tinggal 1
dimiliki
pada
saat
usaha orang dulu ada 5 orang. Karyawan
kerajinan kain tenun ATBM toko ada 8 orang. Karena tidak
dimulai?
membutuhkan yang produksi, tapi
lebih
ke
bahan
jadi
sekalian
membuka lapangan pekerjaan.
6. Berapa biaya produksi yang Biaya produksi kalo sekali satu
dikeluarkan?
mesin maksudnya sekali produksi
satu mesin untuk 1 boom berapa ya,
sekitar ya hampir 2juta. Dulu sama
sekarang beda dulu lebih murah,
benangnya
yang
dulu
berapa
sekarang berapa. Naiknya sekitar
50% tapi yang jadi ini harga jual dulu
sama sekarang ya segitu-gitu aja
mksdnya ada kenaikan tapi sedikit
jadi gak imbang antara kenaikan
bahan baku sama harga jual ya
karena itu apa yo, dulu itu masih
sangat berharga dalam arti banyak
yang
suka,
banyak
yang
cari,
sekarang apa-apa kan serba susah
bisa dibilang begitu. Orang yang
tadinya produksi batik kan juga
sama, dari bahan baku dulu mori thu
berapa sekarang berapa, ya masih
segitu-gitunya.
Kalo
gak
pintar-
pintar kita apa yo masih kualitas
yang sama tapi bagaimana cara
pengelolaan dan lain sebagainya.
7. Bagaimana modal dulu dan Mungkin karena saya dulu dari nol
sekarang?
ya modal sendiri, memang betulbetul dari nol dari yang A-Y.
8. Berapa omzet yang dihasilkan?
Kalo omzet, dulu antara langit dan
bumi, cuma ada penurunan.
9. Bagaimana dengan bahan baku?
Bahan baku tergantung uang, kalo
ada uang banyak gampang. Ya
walaupun kadangkala kok benang
agak susah, biasa permainan, kadang
gak ada barang mau naik mahalmahal. Namanya usaha kadang turun,
ada
lancar
ada
sedikit
kendala
anggap saja romantika usaha. Bisa
jadi alasan untuk karyawan juga kok
benangnya
begini,
walaupun
kadangkala pada saat order banyak,
bahan baku dicari susah, ya anggap
saja romantika usaha jadi semua
dinikmati saja. Kalo ketahanan bahan
baku itu tahan lama bertahun-tahun
cuman kita untuk suplai kita ada
yang sampe setahun sekarang, kalo
dulu sampai beberapa bulan. Kita
kalo beli sekalian berapa bel nanti
untuk
dipake
6
pembelanjaannya
bulan,
jadi
sekalian,
tapi
sekarang karena produksinya sedikit
jadi jangka waktunya lebih tahan.
10. Bagaimana proses adaptasi yang Kita kadang share sesama UKM, kita
dilakukan
pelaku
usaha share bagaimana untuk masih bisa
kerajinan kain tenun ATBM bertahan
eksis,
share
dengan
Medono dengan tujuan untuk disperindagkop misalkan pemakai
berjuang
dalam
menghadapi agak
kurang
padahal
digembor
perubahan/ persaingan dengan gemborkan banyak pengangguran,
sesame pelaku usaha maupun kita share aja mau ditanggapi atau
lingkungan sekitar?
gak,
mengusulkan
pelatihan
ketenagakerjaan. Orang itu misalkan
kayak pembatik itu kan sekarang
sedikit banget, orang lebih cenderung
ke pabrik. Orang di pabrik gembar
gembor
dengan
kenaikan
upah
sedangkan bagaimana dengan UKM
kan harus balance, orang disini naiknaik terus bagaimana dengan kondisi
UKM disuruh tumbuh tapi gak
diperhatikan, tata caranya gak ada
yang menengahi
gak
ada
yang
mengamati, ujungnya banyak orang
yang lari ke pabrik bagaimana UKM
akan tumbuh kalo gak ada tenaga
kerja, gak fair klo itu dibiarkan
begitu. Sawah abis untuk pabrik,
UKM sesak napas.
11. Bagaimana
strategi
bertahan Kita mencari menggali hal yang
yang dilakukan pelaku usaha baru, mungkin disaat seperti itu kita
kerajinan kain tenun ATBM gunakan untuk berinovasi, kalo ini
Medono untuk tetap hidup?
gak ada coba cari yang lain yang
penting kan gak lari jauh dari yang
sudah ada. Namanya usaha saya
yakin ALLAH akan kasih jalan, kan
semua itu proses, mau berkembang
ato gak itu proses, nanti kalo sudah
proses kalo gak ada tanda-tanda yang
lain, cari proses yang lain. Berinovasi
dengan motif batik.
12. Bagaimana
agar
strategi
strategi
pemasaran
bertahan Alhamdulilah mereka yang selalu
komunikasi merespon, mungkin aku tidak lebih
(promosi)
hidup?
tetap ke
marketing
tapi
bagaimana
seseorang itu tertarik dengan barang
saya. Saya tidak menyuruh mereka
membeli tapi menginformasikan.
13. Apa saja kendala saat ini?
Kendala dari bahan baku dan tenaga
kerja.
14. Apa
harapan
pelaku
usaha Harapan sih semoga bisa bangkit
kerajinan kain tenun ATBM lagi,
Medono agar tetap eksis?
jaya
lagi,
semarak
lagi,
khususnya dipekalongan bisa lebih
tumbuh dari dulu.
3. Nama Informan: Ibu Nuryam (Pemilik AR Collection)
Wawancara pada tanggal 26 Oktober 2015, pukul 12.47WIB
Pertanyaan
Jawaban
1. Apa saja strategi komunikasi Promosi data ini hanya di rumah
pemasaran yang dilakukan saja.
pelaku usaha kerajinan kain
tenun ATBM Medono?
2. Bagaimana
membangun Kita menjalin komunikasi dengan
komunikasi
dengan pelanggan biasanya telepon, untuk
konsumen
maupun
calon pembayaran
konsumen melalui promosi?
biasa
transfer.
Pelanggan dari luar kota.
3. Bagaimana perubahan usaha Kalo motif masih tetap apalagi
kain tenun ATBM Medono polos masih bisa dimodifikasi
pada masa keemasan sampai sendiri ya. Perubahannya saya kira
dengan sekarang?
masih tetap sih cuman kan kadang
kita bikin yang injak-injak juga
biasanya kan seringnya pakai injak
yang 2, sekarang kan ada yang
injak 4 atau 6, tapi yo peminatnya
juga kurang juga, soal e kan harga
jual juga tinggi. Bahan baku
kadang
masalah
tapi
untuk
sekarang normal-normalnya aja,
mungkin karena sekarang yang
bikin gak banyak akhirnya bahan
bisa dikendalikan.
4. Bagaimana
respon
pelaku Kalo saya responnya ya biar tenun
usaha
terhadap
yang terjadi?
perubahan itu
bisa
meningkat
pemerintah
bisa
mungkin
memberikan
solusi atau dipasarkan kemana
atau pemerintah pakai produkproduk
tenun
juga
misalkan
dikantor-kantor dipakaikan produk
tenun untuk gorden, tapi yang saya
lihat pemerintahnya sendiri kan
gak pakai, gak tau apa pemerintah
yang misalkan pemerintah pusat
gak kenal tenun kayak gini atau
gimana kan gak tau, atau karena
harganya murah makanya dia gak
mau pakai. Saya kadang kan
berpikir
kok
dikantor-kantor
pemerintah kayaknya gak ada ya
yang pake gorden yang pake tenun
kayaknya pakenya yang pabrik
semua. Yang saya liat kan selama
ini
yang
digembor-gemborkan
yang digerakkan batiknya. Tapi
misalkan tenun untuk fashion kita
belum ada permintaan kita juga
belum berani. Dalam tahun-tahun
ini masih sering kita pelatihan
untuk tenun yang fashion. Untuk
saat ini pelatihan di jepara. Itu per
latihan sampe 4 hari, ya mungkin
kalo selama nanti bertahap
bisa
selama 1 tahun, juga ada PRnya
juga. Punya alat sendiri, yang
untuk fashion kita belum dikasih
pemerintah tapi cuman ada PR
bisa mengerjakan pakai alat yang
dulu. Ada kesulitan tersendiri, kita
juga ke jepara istilahnya studi
banding.motif
polos
tapi
masuknya dasar.
5. Berapa
jumlah
karyawan Jumlah
karyawan
yang
dulu
yang dimiliki pada saat usaha nyampe 30an sekarang 10 atau 15
kerajinan kain tenun ATBM orang. Alat masih ada. Cuman
dimulai?
tenaga kerjanya, lha masalahnya
itu
permintaan
pasar
kurang
akhirnya kita rampingkan juga.
6. Berapa biaya produksi yang Kalo biaya produksi bagusan dulu
dikeluarkan?
mungkin,
kalo
kita
istilahnya
modal katakan modal cuman 100
nanti bisakan beli lebih banyak,
tapi
sekarang
modal
segitu
mungkin kurang terus hasilnya
juga tipis.
7. Bagaimana modal dulu dan Modal awal itu dari pribadi.
sekarang?
8. Berapa
Perbandingannya jauh.
omzet
dihasilkan?
yang Omzet beda jauh. Kalo dulu itu
kain belum dibikin udah pesan.
Kalo sekarang kain ada tapi belum
ada yang pesan.
9. Bagaimana
dengan
bahan Bahan baku ada yang nyuplai,
baku?
kemungkinan besar kalo bahan
baku sendiri pemintalan benang
kan kebanyakan dari bandung, soal
e kan aku ada yang nyuplai jadi
saya
gak
begitu
mengetahui.
Untuk sekarang bahan baku gak
begitu susah, kalo dulu pas rameramenya mungkin karna banyak
peminat
banyak
yang
nyari
akhirnya ada kesulitan, harga juga
dipermainkan.
10. Bagaimana proses adaptasi Kita coba terus produksi, terus
yang dilakukan pelaku usaha kalo bisa kita inovasikan dengan
kerajinan kain tenun ATBM misalkan lha itu kayak fashion,
Medono dengan tujuan untuk terus kita inovasikan dengan batik.
berjuang dalam menghadapi
perubahan/
persaingan
dengan sesama pelaku usaha
maupun lingkungan sekitar?
11. Bagaimana strategi bertahan Itu kualitas, kita jaga kualitas.
yang dilakukan pelaku usaha
kerajinan kain tenun ATBM
Medono untuk tetap hidup?
12. Bagaimana strategi bertahan Mungkin sama dengan tadi.
agar
strategi
komunikasi
pemasaran (promosi) tetap
hidup?
13. Apa saja kendala saat ini?
Untuk saat ini kendalanya dana.
Karena mungkin kurang lancar ya,
ya
masih
lancar
ya,
ya
alhamdulilah kita syukuri kita
jalani. Cuman mungkin karena
dulunya itu cepat pembayarannya,
kalo saat ini musim ya, musimmusim apa ya istilah e adem, jadi
kendalanya memang dana. Kalo
pemerintah mungkin belum saat
ini kalo dulu mungkin iya.
14. Apa harapan pelaku usaha Harapannya untuk usaha kain
kerajinan kain tenun ATBM tenun ini supanya nantinya bisa
Medono agar tetap eksis?
rame kayak dulu, mudah-mudahan
pemerintah
bisa
memasarkan
tenun ini dan alangkah baiknya
memang kantor-kantor pemerintah
juga
memakai
produk-produk
tenun juga biar lebih dikenal. Tapi
saya lihat gak ada yang pakai.
4. Nama Informan: Ibu Woro ( Pemilik Biru Kuning)
Wawancara pada tanggal 27 Oktober 2015, Pukul 10.35 WIB
Pertanyaan
Jawaban
1. Apa saja strategi komunikasi Promosi melalui online (BBM),
pemasaran
yang dilakukan dulu mulut ke mulut
pelaku usaha kerajinan kain
tenun ATBM Medono?
2. Bagaimana
membangun Lewat hp
komunikasi
konsumen
dengan
maupun
calon
konsumen melalui promosi?
3. Bagaimana perubahan usaha Perubahannya
sangat
drastis
kain tenun ATBM Medono antara dulu dan sekarang.
pada masa keemasan sampai
dengan sekarang?
4. Berapa
jumlah
karyawan Dulu sampe 20 orang sekarang
yang dimiliki pada saat usaha cuma ada 8 orang.
kerajinan kain tenun ATBM
dimulai?
5. Berapa biaya produksi yang Itu sedikit-sedikit, paling 5juta
dikeluarkan?
sebulan.
6. Bagaimana modal dulu dan Awal
sekarang?
modal
sendiri,
lama-
kelamaan kan ada yang pinjemin
dari UKM.
7. Berapa
omzet
yang Omzet paling 8juta sebulan.
dihasilkan?
8. Bagaimana
dengan
bahan Bahan baku dulu gak susah, ya
baku?
kadang rodo susah soal e kan itu
nya
sudah
pada
berkurang,
pengrajin tenun itu kan sudah
berkurang banyak paling masih
hidup ΒΌ%, dulune kan 100%.
9. Bagaimana proses adaptasi Ya neg semakin menurun tenaga
yang dilakukan pelaku usaha kerjanya susah, sekarang sudah
kerajinan kain tenun ATBM beralih cari kerja yang lain karena
Medono dengan tujuan untuk ini sepi otomatis kerjanya sedikit,
berjuang dalam menghadapi dia gak mau karena butuh makan
perubahan/
persaingan kan, terus pindah ke usaha batik
dengan sesama pelaku usaha yang masih berjalan.
maupun lingkungan sekitar?
10. Bagaimana strategi bertahan Itu kualitas terus dijaga sama
yang dilakukan pelaku usaha mengeluarkan
produk-produk
kerajinan kain tenun ATBM baru, desain-desain baru, ini kalo
Medono untuk tetap hidup?
sudah permintaan e kurang, akhir
e saya mikir lagi bikin apa lagi,
kadang ada dari permintaan desain
e kayak gini, kadang sudah bosan
saya nya nembe krentek bikin
yang baru. Sekarang permintaan
gorden sama home set.
11. Bagaimana strategi bertahan Ya itu pelanggan-pelanggan yang
agar
strategi
komunikasi masih
pemasaran (promosi)
bertahan
tak
tetap gambar-gambar yang baru.
kirimin
hidup?
12. Apa saja kendala saat ini?
Kendalanya saya gaptek, jadi yang
promosiin orang lain.
13. Apa harapan pelaku usaha Harapannya ingin dapat modal
kerajinan kain tenun ATBM lagi
Medono agar tetap eksis?
ingin
dikembangin
Masih bisa lah 50%.
lagi.
Lampiran 2
Surat Ijin Penelitian