Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Berkaitan dengan Kebertahanan Usaha Kerajinan Kain Tenun ATBM Medono Kota Pekalongan

LAMPIRAN

Lampiran 1
HASIL WAWANCARA
1. Nama Informan: Ibu Titik (Pemilik Liliana Handicraft)
Wawancara pada tanggal Jumat, 23 Oktober 2015, Pukul 08.30 WIB.
Pertanyaan

Jawaban

1. Apa saja strategi komunikasi Sekarang yo melalui online saja,
pemasaran

dilakukan facebook sama BBM.

yang

pelaku usaha kerajinan kain
tenun ATBM Medono?
2. Bagaimana


membangun Pelanggan thu kebanyakan cuma

komunikasi dengan konsumen telepon,
maupun

calon

barang e dipaket trs

konsumen ditransfer. Kebanyakan dari Jakarta

melalui promosi?
3. Bagaimana

perubahan

usaha Perubahannya beda jauh. Seperti kata

kain tenun ATBM Medono pada pak ferry hidup segan mati tak mau.
masa keemasan sampai dengan Perubahannya pelanggan konsumen.

sekarang?

Mungkin mereka pernah beli trs
sekarang gak beli lagi.

4. Bagaimana respon pelaku usaha Yo neg masyarakat yang tadinya
terhadap perubahan yang terjadi pengusaha tenun sekarang banyak
saat ini?

yang

beralih

seperti

sekarang

material. Banyak sih yang beralih
usaha.


5. Bagaimana
menghadapi

pelaku
perubahan

usaha Ya emang agak ini, agak susah
yang ekonominya gak seperti dulu.

terjadi?
6. Berapa jumlah karyawan yang Separoh, dulu ada 50an lebih orang

dimiliki

pada

saat

usaha sekarang cuma sisa 25an.


kerajinan kain tenun ATBM
dimulai?
7. Berapa biaya produksi yang Biaya produksi masih sama gak naik,
dikeluarkan?

gak pengaruh sama dolar, benangbenang tetap.

8. Bagaimana modal dulu

dan Modal dari dulu kan sudah muter,

sekarang?

modal sendiri takut kalo mau pinjam
bank. Yang ada aja diputar.

9. Berapa omzet yang dihasilkan?

Omzet agak sepi dari itu sebelum
lebaran bilang ae sejak Jokowi.

Harganya gak pengaruh dolar tapi
pasarnya yang pengaruh kayak sepi.

10. Bagaimana dengan bahan baku?

Bahan baku masih sama.

11. Bagaimana proses adaptasi yang Ya mungkin kan pelanggan masih
dilakukan

pelaku

usaha ada. Pengrajinnya semakin sedikit

kerajinan kain tenun ATBM pelanggannya semakin sedikit. Lha
Medono dengan tujuan untuk mungkin kan yang masih
berjuang

dalam


ingin

menghadapi menggunakan tenun kadang ada yo

perubahan/ persaingan dengan ada yang beli bahannya aja terus beli
sesame pelaku usaha maupun lagi, gitu kan mungkin masih ada.
lingkungan sekitar?

Jadi yo mungkin pengrajinnya masih
sedikit jadi yo tetap eksis.

12. Bagaimana

strategi

bertahan Model-modelnya

yang dilakukan pelaku usaha kualitas produk

(inovasi)


sama

kerajinan kain tenun ATBM
Medono untuk tetap hidup?
13. Bagaimana
agar

strategi

strategi

pemasaran

bertahan Online melalui BBM/ FB, sekarang

komunikasi kan rame. Jadi tamu yang datang

(promosi)


tetap langsung semakin jarang.

hidup?
14. Apa

harapan

pelaku

usaha Kain tenun ATBM Medono diminati

kerajinan kain tenun ATBM dan dikenal masyarakat.
Medono agar tetap eksis?

2. Nama Informan: Ibu Asmaun (Pemilik Rosa Collection)
Wawancara pada tanggal 26 Oktober 2015, pukul 10.05 WIB

Pertanyaan

Jawaban


1. Apa saja strategi komunikasi Pemasaran di rumah saja. Promosi
pemasaran

yang

dilakukan hanya sebatas mulut ke mulut, BBM,

pelaku usaha kerajinan kain FB, pameran kalo diajak. Dulu
tenun ATBM Medono?

pernah membuat brosur skrg malas.
Iklan di radio belum pernah.

2. Bagaimana

membangun Dengan telepon, mungkin karena ada

komunikasi dengan konsumen BB bs BBM-an.
maupun


calon

konsumen

melalui promosi?
3. Bagaimana

perubahan

usaha Sebetulnya krn gini, ya namanya

kain tenun ATBM Medono pada orang

banyak

apalagi

orang


masa keemasan sampai dengan Indonesia raya yang suka gini aku
sekarang?

kan ini, aku kan ini, kan punyaku
sendiri, kayak gitu kan orang suka
seenaknya tanpa mempedulikan yang
lain misalkan dia kan bisa jual 1000 ,
aku mau jual 900 atau 950 dengan
kualitas diturunin, karena kalo dulu
tenun sini thu kayak gitu, yang dia
dapat muka di depan, dibelakang
sana orang gak tau, sukanya kayak
gitu, awalnya dulu mereka begitu.
Jadinya ibaratnya sini thu menang
karena punya muka, mereka yang
didalam kan gak tau padahal kalo

mereka

masih

mempertahankan

kualitas itu mereka akan bertahan.
Kenapa? Dia sendiri menyodorkan
kesana kemari. Sesuatu itu dihargai
kalo dicari, beda kan kalo ditawartawarin

walaupun

kadang

ada

semboyan jemput bola, yak kan?
Waktu itu mereka lebih kesana. Abis
itu orang namanya mau menawar ya
terserah kalo boleh, kalo gak boleh
kan gak masalah. Mereka ya udah
wes daripada pulang gak bawa uang,
udah cape-cape kayak gini ya udah
lah, ya udahlah mau nawar berapa.
Intinya seperti itu. Sebetulnya kan
bukan begitu, orang akan mencari
dimana

kulaitas

terbaik.

Perubahannya karena kualitas saya
rasa sih seperti itu. Karena pasaran
diluar kota, aku memang dari dulu
gak masarin ke luar kota cukup di
rumah. di luar sana yang barangnya
suka dulu kan ronce-ronce yang
benangnya sekian-sekian. Kalo sini
mereka pake benang murah biar
harga murah ya namanya persaingan
harga biasanya mereka dengan cara
seperti

itu.

Saya

rasa

karena

penurunan kualitas. Sebenarnya kalo
kita bertahan harga benang masih
sekian tinggal kita mau naikin atau

bagaimana,

memang

keadaannya

bahan baku naik otomatis ya naik.
Atau mencari pengganti bisa murah
tapi kualitas tetap bagus entah itu gak
harus barang bahan bakunya dari
yang terbaik bias dari apa yo
semacam

finishingnya.

Terakhir

sesuatunya itu dibikin yang bagus
otomatis orang tidak apa yo timbal
balik

antara

bahan

baku

dan

finishing, nah saiki bahan baku bagus
tapi finishingnya gak bagus juga gak
ini kan orang barang bagus tapi kok
bikin e begini itu kan serangkaian
yang harus tepat taruhlah durian itu
mahal tapi kok cuma dibikin apa gitu
gak jadi sesuatu semacam itu.

4. Bagaimana
menghadapi
terjadi?

pelaku
perubahan

usaha Ya apa sih, mungkin awalnya ya aku
yang hanya ini saja yo, mungkin karna
segala sesuatu ibarat roda kadang di
bawah kadang di atas, pasti ada
saatnya, saat e apa mungkin kalo
orang bilang taat daya, cuma kita yo
mengikuti ritme aja kalo misalkan
ouh ini bisa ini, ya mencari celah
yang lain. Misalkan apa ya kalo dulu
cobalah mengembangkan sayap di
batik. Aku dulu handicraft itu kan
akhirnya coba batik, mungkin dengan
tenunnya, jadi biar kalo misalkan ini

agak lesu ada ini yang bisa jadi
hiburan, kalo ini agak lesu yang
satunya yang jadi hiburan asal gak
gini terus. Namanya bekerja kadang
rame, apapun kan kadang kecuali
pegawai negeri mau rame atau sepi
gajinya

tetap

wirausaha/

segitu.

wiraswasta

Namanya
ya

harus

bagaimana kita berpikir menciptakan
sesuatu. Jadi apa yah membuat kita
gak jenuh. Memang sih kadang orang
namanya orang jenuh, kita enjoy aja
sih dalam hidup gak perlu yang
ngoyo-ngoyo banget. Yang penting
kita tetap ikhtiar, kita gali terus.
Mereka yang sepi gimana kita tinggal
orang tadinya juga saya suka berawal
dari tenun. Tapi aku sedikit ini sih
sudah masuk ke tenun jadi apapun
aku

tetap

masih

menumbuhkan

tenun. Mungkin karena saya ibarat
kita berterima kasih itu karena saya
dibesarkan dari tenun kayak gitu
mungkin semacam itu. Jadi saya
merasakan tenun itu sebetulnya e
asik, terus itu budaya Indonesia
disamping itu belum terlalu banyak
segala sesuatu kalo belum terlalu
banyak itu masih menjadi sesuatu,
tapi kalo sudah banyak akhirnya kan
menjadi persaingan. Satu sisi yo e

mengambil

yang

sudah

banyak,

disaat yang sudah banyak itu rame.
Kalo saat ini ya yang penting jalan
masih eksis.

5. Berapa jumlah karyawan yang Jumlah karyawan sekarang tinggal 1
dimiliki

pada

saat

usaha orang dulu ada 5 orang. Karyawan

kerajinan kain tenun ATBM toko ada 8 orang. Karena tidak
dimulai?

membutuhkan yang produksi, tapi
lebih

ke

bahan

jadi

sekalian

membuka lapangan pekerjaan.

6. Berapa biaya produksi yang Biaya produksi kalo sekali satu
dikeluarkan?

mesin maksudnya sekali produksi
satu mesin untuk 1 boom berapa ya,
sekitar ya hampir 2juta. Dulu sama
sekarang beda dulu lebih murah,
benangnya

yang

dulu

berapa

sekarang berapa. Naiknya sekitar
50% tapi yang jadi ini harga jual dulu
sama sekarang ya segitu-gitu aja
mksdnya ada kenaikan tapi sedikit
jadi gak imbang antara kenaikan
bahan baku sama harga jual ya
karena itu apa yo, dulu itu masih
sangat berharga dalam arti banyak
yang

suka,

banyak

yang

cari,

sekarang apa-apa kan serba susah
bisa dibilang begitu. Orang yang
tadinya produksi batik kan juga

sama, dari bahan baku dulu mori thu
berapa sekarang berapa, ya masih
segitu-gitunya.

Kalo

gak

pintar-

pintar kita apa yo masih kualitas
yang sama tapi bagaimana cara
pengelolaan dan lain sebagainya.

7. Bagaimana modal dulu dan Mungkin karena saya dulu dari nol
sekarang?

ya modal sendiri, memang betulbetul dari nol dari yang A-Y.

8. Berapa omzet yang dihasilkan?

Kalo omzet, dulu antara langit dan
bumi, cuma ada penurunan.

9. Bagaimana dengan bahan baku?

Bahan baku tergantung uang, kalo
ada uang banyak gampang. Ya
walaupun kadangkala kok benang
agak susah, biasa permainan, kadang
gak ada barang mau naik mahalmahal. Namanya usaha kadang turun,
ada

lancar

ada

sedikit

kendala

anggap saja romantika usaha. Bisa
jadi alasan untuk karyawan juga kok
benangnya

begini,

walaupun

kadangkala pada saat order banyak,
bahan baku dicari susah, ya anggap
saja romantika usaha jadi semua
dinikmati saja. Kalo ketahanan bahan
baku itu tahan lama bertahun-tahun
cuman kita untuk suplai kita ada
yang sampe setahun sekarang, kalo

dulu sampai beberapa bulan. Kita
kalo beli sekalian berapa bel nanti
untuk

dipake

6

pembelanjaannya

bulan,

jadi

sekalian,

tapi

sekarang karena produksinya sedikit
jadi jangka waktunya lebih tahan.

10. Bagaimana proses adaptasi yang Kita kadang share sesama UKM, kita
dilakukan

pelaku

usaha share bagaimana untuk masih bisa

kerajinan kain tenun ATBM bertahan

eksis,

share

dengan

Medono dengan tujuan untuk disperindagkop misalkan pemakai
berjuang

dalam

menghadapi agak

kurang

padahal

digembor

perubahan/ persaingan dengan gemborkan banyak pengangguran,
sesame pelaku usaha maupun kita share aja mau ditanggapi atau
lingkungan sekitar?

gak,

mengusulkan

pelatihan

ketenagakerjaan. Orang itu misalkan
kayak pembatik itu kan sekarang
sedikit banget, orang lebih cenderung
ke pabrik. Orang di pabrik gembar
gembor

dengan

kenaikan

upah

sedangkan bagaimana dengan UKM
kan harus balance, orang disini naiknaik terus bagaimana dengan kondisi
UKM disuruh tumbuh tapi gak
diperhatikan, tata caranya gak ada
yang menengahi

gak

ada

yang

mengamati, ujungnya banyak orang
yang lari ke pabrik bagaimana UKM
akan tumbuh kalo gak ada tenaga
kerja, gak fair klo itu dibiarkan
begitu. Sawah abis untuk pabrik,

UKM sesak napas.

11. Bagaimana

strategi

bertahan Kita mencari menggali hal yang

yang dilakukan pelaku usaha baru, mungkin disaat seperti itu kita
kerajinan kain tenun ATBM gunakan untuk berinovasi, kalo ini
Medono untuk tetap hidup?

gak ada coba cari yang lain yang
penting kan gak lari jauh dari yang
sudah ada. Namanya usaha saya
yakin ALLAH akan kasih jalan, kan
semua itu proses, mau berkembang
ato gak itu proses, nanti kalo sudah
proses kalo gak ada tanda-tanda yang
lain, cari proses yang lain. Berinovasi
dengan motif batik.

12. Bagaimana
agar

strategi

strategi

pemasaran

bertahan Alhamdulilah mereka yang selalu

komunikasi merespon, mungkin aku tidak lebih

(promosi)

hidup?

tetap ke

marketing

tapi

bagaimana

seseorang itu tertarik dengan barang
saya. Saya tidak menyuruh mereka
membeli tapi menginformasikan.

13. Apa saja kendala saat ini?

Kendala dari bahan baku dan tenaga
kerja.

14. Apa

harapan

pelaku

usaha Harapan sih semoga bisa bangkit

kerajinan kain tenun ATBM lagi,
Medono agar tetap eksis?

jaya

lagi,

semarak

lagi,

khususnya dipekalongan bisa lebih
tumbuh dari dulu.

3. Nama Informan: Ibu Nuryam (Pemilik AR Collection)
Wawancara pada tanggal 26 Oktober 2015, pukul 12.47WIB

Pertanyaan

Jawaban

1. Apa saja strategi komunikasi Promosi data ini hanya di rumah
pemasaran yang dilakukan saja.
pelaku usaha kerajinan kain
tenun ATBM Medono?
2. Bagaimana

membangun Kita menjalin komunikasi dengan

komunikasi

dengan pelanggan biasanya telepon, untuk

konsumen

maupun

calon pembayaran

konsumen melalui promosi?

biasa

transfer.

Pelanggan dari luar kota.

3. Bagaimana perubahan usaha Kalo motif masih tetap apalagi
kain tenun ATBM Medono polos masih bisa dimodifikasi
pada masa keemasan sampai sendiri ya. Perubahannya saya kira
dengan sekarang?

masih tetap sih cuman kan kadang
kita bikin yang injak-injak juga
biasanya kan seringnya pakai injak
yang 2, sekarang kan ada yang
injak 4 atau 6, tapi yo peminatnya
juga kurang juga, soal e kan harga
jual juga tinggi. Bahan baku
kadang

masalah

tapi

untuk

sekarang normal-normalnya aja,
mungkin karena sekarang yang
bikin gak banyak akhirnya bahan
bisa dikendalikan.

4. Bagaimana

respon

pelaku Kalo saya responnya ya biar tenun

usaha

terhadap

yang terjadi?

perubahan itu

bisa

meningkat

pemerintah

bisa

mungkin

memberikan

solusi atau dipasarkan kemana
atau pemerintah pakai produkproduk

tenun

juga

misalkan

dikantor-kantor dipakaikan produk
tenun untuk gorden, tapi yang saya
lihat pemerintahnya sendiri kan
gak pakai, gak tau apa pemerintah
yang misalkan pemerintah pusat
gak kenal tenun kayak gini atau
gimana kan gak tau, atau karena
harganya murah makanya dia gak
mau pakai. Saya kadang kan
berpikir

kok

dikantor-kantor

pemerintah kayaknya gak ada ya
yang pake gorden yang pake tenun
kayaknya pakenya yang pabrik
semua. Yang saya liat kan selama
ini

yang

digembor-gemborkan

yang digerakkan batiknya. Tapi
misalkan tenun untuk fashion kita
belum ada permintaan kita juga
belum berani. Dalam tahun-tahun
ini masih sering kita pelatihan
untuk tenun yang fashion. Untuk
saat ini pelatihan di jepara. Itu per
latihan sampe 4 hari, ya mungkin
kalo selama nanti bertahap

bisa

selama 1 tahun, juga ada PRnya
juga. Punya alat sendiri, yang

untuk fashion kita belum dikasih
pemerintah tapi cuman ada PR
bisa mengerjakan pakai alat yang
dulu. Ada kesulitan tersendiri, kita
juga ke jepara istilahnya studi
banding.motif

polos

tapi

masuknya dasar.

5. Berapa

jumlah

karyawan Jumlah

karyawan

yang

dulu

yang dimiliki pada saat usaha nyampe 30an sekarang 10 atau 15
kerajinan kain tenun ATBM orang. Alat masih ada. Cuman
dimulai?

tenaga kerjanya, lha masalahnya
itu

permintaan

pasar

kurang

akhirnya kita rampingkan juga.

6. Berapa biaya produksi yang Kalo biaya produksi bagusan dulu
dikeluarkan?

mungkin,

kalo

kita

istilahnya

modal katakan modal cuman 100
nanti bisakan beli lebih banyak,
tapi

sekarang

modal

segitu

mungkin kurang terus hasilnya
juga tipis.
7. Bagaimana modal dulu dan Modal awal itu dari pribadi.
sekarang?
8. Berapa

Perbandingannya jauh.
omzet

dihasilkan?

yang Omzet beda jauh. Kalo dulu itu
kain belum dibikin udah pesan.
Kalo sekarang kain ada tapi belum
ada yang pesan.

9. Bagaimana

dengan

bahan Bahan baku ada yang nyuplai,

baku?

kemungkinan besar kalo bahan
baku sendiri pemintalan benang
kan kebanyakan dari bandung, soal
e kan aku ada yang nyuplai jadi
saya

gak

begitu

mengetahui.

Untuk sekarang bahan baku gak
begitu susah, kalo dulu pas rameramenya mungkin karna banyak
peminat

banyak

yang

nyari

akhirnya ada kesulitan, harga juga
dipermainkan.

10. Bagaimana proses adaptasi Kita coba terus produksi, terus
yang dilakukan pelaku usaha kalo bisa kita inovasikan dengan
kerajinan kain tenun ATBM misalkan lha itu kayak fashion,
Medono dengan tujuan untuk terus kita inovasikan dengan batik.
berjuang dalam menghadapi
perubahan/

persaingan

dengan sesama pelaku usaha
maupun lingkungan sekitar?
11. Bagaimana strategi bertahan Itu kualitas, kita jaga kualitas.
yang dilakukan pelaku usaha
kerajinan kain tenun ATBM
Medono untuk tetap hidup?
12. Bagaimana strategi bertahan Mungkin sama dengan tadi.
agar

strategi

komunikasi

pemasaran (promosi) tetap
hidup?
13. Apa saja kendala saat ini?

Untuk saat ini kendalanya dana.
Karena mungkin kurang lancar ya,

ya

masih

lancar

ya,

ya

alhamdulilah kita syukuri kita
jalani. Cuman mungkin karena
dulunya itu cepat pembayarannya,
kalo saat ini musim ya, musimmusim apa ya istilah e adem, jadi
kendalanya memang dana. Kalo
pemerintah mungkin belum saat
ini kalo dulu mungkin iya.

14. Apa harapan pelaku usaha Harapannya untuk usaha kain
kerajinan kain tenun ATBM tenun ini supanya nantinya bisa
Medono agar tetap eksis?

rame kayak dulu, mudah-mudahan
pemerintah

bisa

memasarkan

tenun ini dan alangkah baiknya
memang kantor-kantor pemerintah
juga

memakai

produk-produk

tenun juga biar lebih dikenal. Tapi
saya lihat gak ada yang pakai.

4. Nama Informan: Ibu Woro ( Pemilik Biru Kuning)
Wawancara pada tanggal 27 Oktober 2015, Pukul 10.35 WIB

Pertanyaan

Jawaban

1. Apa saja strategi komunikasi Promosi melalui online (BBM),
pemasaran

yang dilakukan dulu mulut ke mulut

pelaku usaha kerajinan kain
tenun ATBM Medono?
2. Bagaimana

membangun Lewat hp

komunikasi
konsumen

dengan
maupun

calon

konsumen melalui promosi?
3. Bagaimana perubahan usaha Perubahannya

sangat

drastis

kain tenun ATBM Medono antara dulu dan sekarang.
pada masa keemasan sampai
dengan sekarang?
4. Berapa

jumlah

karyawan Dulu sampe 20 orang sekarang

yang dimiliki pada saat usaha cuma ada 8 orang.
kerajinan kain tenun ATBM
dimulai?
5. Berapa biaya produksi yang Itu sedikit-sedikit, paling 5juta
dikeluarkan?

sebulan.

6. Bagaimana modal dulu dan Awal
sekarang?

modal

sendiri,

lama-

kelamaan kan ada yang pinjemin
dari UKM.

7. Berapa

omzet

yang Omzet paling 8juta sebulan.

dihasilkan?
8. Bagaimana

dengan

bahan Bahan baku dulu gak susah, ya

baku?

kadang rodo susah soal e kan itu
nya

sudah

pada

berkurang,

pengrajin tenun itu kan sudah
berkurang banyak paling masih
hidup ΒΌ%, dulune kan 100%.

9. Bagaimana proses adaptasi Ya neg semakin menurun tenaga
yang dilakukan pelaku usaha kerjanya susah, sekarang sudah
kerajinan kain tenun ATBM beralih cari kerja yang lain karena
Medono dengan tujuan untuk ini sepi otomatis kerjanya sedikit,
berjuang dalam menghadapi dia gak mau karena butuh makan
perubahan/

persaingan kan, terus pindah ke usaha batik

dengan sesama pelaku usaha yang masih berjalan.
maupun lingkungan sekitar?
10. Bagaimana strategi bertahan Itu kualitas terus dijaga sama
yang dilakukan pelaku usaha mengeluarkan

produk-produk

kerajinan kain tenun ATBM baru, desain-desain baru, ini kalo
Medono untuk tetap hidup?

sudah permintaan e kurang, akhir
e saya mikir lagi bikin apa lagi,
kadang ada dari permintaan desain
e kayak gini, kadang sudah bosan
saya nya nembe krentek bikin
yang baru. Sekarang permintaan
gorden sama home set.

11. Bagaimana strategi bertahan Ya itu pelanggan-pelanggan yang
agar

strategi

komunikasi masih

pemasaran (promosi)

bertahan

tak

tetap gambar-gambar yang baru.

kirimin

hidup?
12. Apa saja kendala saat ini?

Kendalanya saya gaptek, jadi yang
promosiin orang lain.

13. Apa harapan pelaku usaha Harapannya ingin dapat modal
kerajinan kain tenun ATBM lagi
Medono agar tetap eksis?

ingin

dikembangin

Masih bisa lah 50%.

lagi.

Lampiran 2
Surat Ijin Penelitian

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Berkaitan dengan Kebertahanan Usaha Kerajinan Kain Tenun ATBM Medono Kota Pekalongan T1 362009034 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Berkaitan dengan Kebertahanan Usaha Kerajinan Kain Tenun ATBM Medono Kota Pekalongan T1 362009034 BAB II

3 15 24

T1 362009034 BAB III

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Berkaitan dengan Kebertahanan Usaha Kerajinan Kain Tenun ATBM Medono Kota Pekalongan T1 362009034 BAB IV

0 2 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Berkaitan dengan Kebertahanan Usaha Kerajinan Kain Tenun ATBM Medono Kota Pekalongan T1 362009034 BAB V

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Berkaitan dengan Kebertahanan Usaha Kerajinan Kain Tenun ATBM Medono Kota Pekalongan T1 362009034 BAB VI

0 0 2

T1 362009034 Daftar Pustaka

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Berkaitan dengan Kebertahanan Usaha Kerajinan Kain Tenun ATBM Medono Kota Pekalongan

0 2 17

SENTRA TENUN ATBM MEDONO PEKALONGAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) BAB I FINAL

0 0 8

SENTRA TENUN ATBM MEDONO PEKALONGAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1