Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran Berkaitan dengan Kebertahanan Usaha Kerajinan Kain Tenun ATBM Medono Kota Pekalongan T1 362009034 BAB II

(1)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Strategi

Istilah strategi berasal dari kata Yunani (stratos berartimiliter dan agyang berarti pemimpin), yang berarti generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. 2. 2 Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communicationberasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.

Diantara para ahli sosiologi, ahli psikologi, dan ahli politik di Amerika Serikat yang menaruh minat pada perkembangan komunikasi adalah Carl I. Hovland. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

Definsi Havland(1990) di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses


(2)

12

mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals).

Untuk memahami pengertian komunikasi, para peminat komunikasi seringkali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell(1990) dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society.Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Laswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

 Komunikator (communicator, source, sender)

 Pesan (message)

 Media (channel)

 Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

 Efek (effect. Impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigm Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Unsur lain yang ditambahkan adalah feedback atau umpan balik, gangguan komunikasi dan situasi komunikasi.

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya.Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari hati.

Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol


(3)

13

Untuk memperoleh kejelasan, ada baiknya mengkaji model proses komunikasi yang ditakmpilkan oleh Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management berdasarkan paradigm Harold Laswell, sebagai berikut:

Gambar 4.Model Proses Komunikasi

Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut:

 Komunikator, menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

 Pengiriman (encoding), penyandian yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambing.

 Pesan, merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

 Media, alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.

 Penerimaan (decoding), pengawasandian yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

KOMUNIKATOR PENGIRIMAN PESAN/MEDIA PENERIMAAN KOMUNIKAN

GANGGUAN


(4)

14

 Komunikan, yang menerima pesan dari komunikator dan menejermahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

 Respon, rangsangan atau stimulus yang timbul sebagai akibat dari perilaku komunikan setelah menerima pesan.

 Umpan Balik (feedback), yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

 Gangguan (Noise), gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang dijadikan sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya mengwasandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran.

Tujuan komunikasi yang dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy (1994: 113) dalam bukunya “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”, yaitu mengubah sikap, mengubah pendapat/ pandangan, mengubah perilaku dan mengubah masyarakat.

Sementara itu ada tiga dampak atau efek yang ditimbulkan dari komunikasi, yaitu:

a. Dampak kognitif, dampak yang mengakibatkan perubahan pada aspek pengetahuan, kepercayaan atau keyakinan.

b. Dampak afektif, dampak yang menimbulkan perasaan tertentu pada komunikan.

c. Dampak konatif atau behavioral, dampak yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku atau tindakan.


(5)

15 2.3 Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka dibidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain.

Definisi yang paling luas yang dapat menerangkan secara jelas arti pentingnya pemasaran dikemukakan oleh William J. Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari definisi di atas dapat diterangkan bahwa arti pemasaran adalah jauh lebih luas daripada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifisir kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran/ penjualan produk tersebut.Jadi, kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.

2.4 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antarindividu, atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.Tentu saja, pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas


(6)

16

komunikasi.Jika digabungkan, komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya (Shimp, 2002: 4).

Bentuk komunikasi pemasaran adalah berupa promotional mix.Promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variable-variabel periklanan, personal selling, dan alat-alat promosi lainnya, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (Basu S, 1999: 349).

Menurut J. Stanton dalam bukunya Basu S (1999: 350) promotion mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variable periklanan, personal selling, alat promosi yang lain, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.

Pelaksanaan kegiatan komunikasi khususnya komunikasi pemasaran diperlukan adanya strategi-strategi agar komunikasi menjadi lebih tepat sasaran.Berhasil atau tidaknya komunikasi secara tepat lebih ditentukan pada bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Apabila ingin mengetahui definisi tentang kounikasi pemasaran, harus dipahami terlebih dahulu tentang strategi komunikasi.Menurut Onong Effendy strategi komunikasi merupakan paduan antara perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi. Strategi komunikasi ini harus mengetahui tentang operasi yang akan dilakukan dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda-beda, berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi.

Komunikasi pemasaran ini kaitannya erat dengan proses perencanaan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan yang diharapkan. Menurut Kotler (2001) bauran promosi (promotion mix)sebagai strategi komunikasi pemasaran meliputi 5 (enam) saluran, antara lain: periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat atau publisitas, penjualan personal


(7)

17

(personal selling), dan pemasaran langsung. Batasan dari masing-masing bentuk komunikasi pemasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Periklanan(advertising), semua bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Promosi penjualan (sales promotion), berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Promosi penjualan, seperti juga periklanan mempunyai banyak varian seperti hadiah, kupon/ voucher, diskon, dan lain-lain. Akan tetapi promosi penjualan memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Komunikasi, menarik konsumennya karena memberikan informasi yang menggiring orang terhadap satu produk.

b. Insentif, promosi penjualan memberikan sebuah insentif, yang menjadi rangsangan bagi pemirsanya. Ia selalu memiliki sesuatu yang memberikan nialai tertentu pada konsumen.

c. Mengundang, penawaran pada promosi penjualan bersifat segera. Konsumen diharapkan sesegera mungkin bertindak.

3. Hubungan Mayarakat (Humas) atau Publisitas, usaha kehumasan membantu mempertahankan dan meningkatkan citra produk atau perusahaan.

4. Penjualan Personal (Personal Selling), dengan berbagai pengetahuan dan sarannya, penjualan personal dapat membangun preferensi, keyakinan dan mendorong untuk bertindak (membeli). Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing), pemasaran langsung memungkinkan perusahaan berkomunikasi langsung ke konsumennya bisa lewat telepon, radio, online lewat internet, atau surat/ brosur.

Dalam masing-masing elemen bauran promosi tersebut, dilakukan berbagai bentuk komunikasi dan rancangan ini pesan yang berbeda-beda. Berikut ini platform komunikasi dari masing-masing elemen bauran promosi:


(8)

(9)

19 Tabel 2.1

Platfom Komunikasi Pemasaran

Periklanan Promosi Penjualan

Hubungan Masyarakat

Penjualan Tatap Muka

Pemasaran Langsung Iklan di media

cetak/ elektronik, Kemasan,

Gambar bergerak, Brosur & Buklet, Poster & Leflet, Direktori,

Billboard,

Display, Material, Audiovisual, Logo & Simbol, Videotape

Kontes, Permainan, Undian/ lotre, Hadiah,

Pameran, Eksibisi, Demonstrasi, Kupon, Rabat, Hiburan,

Pembiayaan, Bunga rendah

Press Kits, Pidato, Seminar, Laporan tahunan, Donasi

dan amal,

Sponsorship, Publikasi, Relasi, Komunitas, Lobi, Media identitas, Majalah internal, Peristiwa

Prsentasi penjualan, Pertemuan penjualan,

Program insentif, Contoh, Pameran perdagangan

Catalog, Surat, Telemarketing, TV shopping, Fax e-mail, Voice mail, Elektronik shopping

Sumber: sutrisna (1999), diadaptasi dari Kotler (2000) dalam jurnal ilmu komunikasi vol. 2 no. 2, September-Desember 2004

Mengingat bahwa kondisi konsumen dipasar tidak sama, maka strategi komunikasi yang dijalankan tentu berbeda. Namun untuk mencapai tujuan komunikasi pemasaran, antara perencanaan dan manajemen komunikasi mempunyai fungsi yang sama dan saling membantu dalam usahanya untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan.

Dalam bukunya Tjiptono (1998: 200) tujuan utama dari promosi adalah sebagai berikut:

1. Informating, yaitu memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada calon pembeli tentang barang yang ditawarkan, siapa penjualnya, siapa


(10)

20

pembuatnya, dimana memperoleh harganya, dan sebagainya. Informasi yang diberikan dapat melalui gambar, tulisan, kata-kata, dan sebagainya, yang disesuaikan dengan keadaan.

2. Persuading, yaitu membujuk calon konsumen agar mau membeli barang atau jasa yang ditawarkan.

3. Reminding, yaitu mengingatkan konsumen tentang adanya barang tertentu, yang dibuat dan dijual perusahaan tertentu, ditempat tertentu dengan harga tertentu pula.

Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian membeli dan selalu ingat akan produk tersebut (Tjiptono, 1998:201).

2.5 Teori Kebertahanan

2.5.1 Kemampuan Bertahan

Kemampuan bertahan industri kecil ini sejalan dengan pendapat Audretsch (1997) yang menyatakan bahwa bertahan suatu perusahaan tergantung dari: (1) the staruo size, banyaknya jumlah karyawan yang dimiliki pada waktu perusahaan dimulai, (2) capital intensity, mencerminkan biaya produksi yang harus dikeluarkan, terutama untuk biaya-biaya tetap, dan (3) debt structure, struktur modal, terutama yang disebabkan oleh banyaknya bunga utang sebagai beban tetap yang harus ditanggung.Perbedaan nilai dari ketiga unsur itu menyebabkan perbedaan tingkat bertahan suatu perusahaan.

Kemampuan bertahan dalam hal ini diartikan sebagai kemampuan unit usaha untuk dapat melaksanakan aktifitas produksi atau omset. Menurut beberapa penelitian sebelumnya (Kaballu dan Kameo, 2001) kemampuan Industri Kecil Kerajinan Rumah Tangga (IKKRT) tergantung dari besar


(11)

21

kecilnya komponen impor pada bahan baku, gaya manajemen yang dapat disesuaikan dengan keadaan lingkungan bisnis yang sedang terjadi, akses terhadap informasi (misalnya informasi mengenai prosedur perijinan dan peraturan, sumber-sumber bahan baku yang murah, informasi mengenai calon pembeli, informasi mengenai teknologi, informasi mengenai jenis barang yang diproduksi (kebutuhan pokok atau bukan), dan orientasi pasar dari produk terkait (domestik atau luar negeri).

Susilo et al., (2003) menyebutkan kemampuan bertahan industri kecil juga tergantung dari banyaknya jumlah karyawan yang dimiliki pada waktu perusahaan dimulai (the startup size), biaya produksi yang harus dikeluarkan terutama untuk biaya-biaya tetapnya (capital intensity), dan struktur modal terutama yang disebabkan oleh banyaknya bunga utang sebagai beban tetap yang harus ditanggung oleh industry kecil tersebut (debt structure). Perbedaan nilai dari ketiga hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan tingkat survival suatu industry kecil.

2.5.2 Teori Evolusi Sosiokultural Darwin

Teori evolusi sosiokultural (theory of sociocultural) adalah perspektif kedua yang telah digunakan untuk mendeskripsikan proses di mana organisasi mengumpulkan dan memahami informasi. Ungkapan yang tepat menggambarkan teori ini adalah survival of the fittest (yang dapat bertahan adalah yang paling mampu menyesuaikan diri).Tujuan akhir tiap organisasi adalah bertahan, dan manusia bekerja untuk menemukan strategi terbaik untuk tetap hidup. Meskipun pendekatan ini digunakan untuk menggambarkan interaksi sosial yang terjadi dalam sebuah organisasi dengan tujuan memahami informasi, namun awalnya teori ini berasal dari bidang ilmu biologi. Teori evolusi mulanya dikembangkan untuk menggambarkan proses adaptasi yang dilalui oleh organism hidup dengan tujuan untuk berjuang dalam lingkungan ekologis yang penuh dengan tantangan.


(12)

22

Darwin (1948), dalam buku Richard West dan Lynn Turner yang berjudul teori Komunikasi (2008), menjelaskan adaptasi ini dalam bentuk mutasi yang memungkinkan organisme untuk menghadapi lingkungan sekitarnya.Beberapa organism tidak dapat beradaptasi dan mati, sedangkan lainnya berubah dan tetap hidup.

Menurut Schindehutte dan Morris (2001), strategi survival industry kecil tergantung pada tingkat adaptasinya. Adaptasi mempengaruhi perubahan perilaku strateginya, meningkatkan kompetisinya, dan mendorong keselarasan dengan lingkungannya. Tidak ada sebuah organisasi pun yang bersifat statis sepanjang waktu. Berbagai penyesuaian, perubahan serta peningkatan akan searah dengan operasi perusahaannya. Tingkat adaptasi yang timbul dan hasil dari adaptasi selalu beragam antar perusahaan (Chakravarthy, 1982; Bonk, 1996). Adaptasi organisasi muncul sebagai suatu bentuk koalisasi untuk mengelola kebutuhan-kebutuhan organisasi agar tetap survival (bertahan) (Preffer, 1981).

2.6Usaha Kain Tenun

2.6.1 Usaha Kecil Menengah

Pengertian Usaha Kecil Menengah menurut UU No.9/1995 setidaknya ada 5 (lima) instansi yang mendeskripsikan usaha kecil menengah sesuai dengan kriteria masing-masing.

1. Badan Pusat Statistik, menjelaskan bahwa perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang digolongkan sebagai industri kerajinan dan rumah tangga, perusahaan dengan 5-19 orang digolongkan sebagai industri kecil.

2. Bank Indonesia mendefinisikan UKM berdasarkan asetnya. Dimana UKM diartikan sebagai usaha yang asetnya (tidak termasuk tanah dan bangunan), yang bernilai kurang dari 600 juta rupiah.


(13)

23

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995, ciri-ciri usaha kecil menengah adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan paling bersih sebanyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).

3. Milik warga Negara Indonesia. 4. Berdiri sendiri.

5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum.

Selain itu UKM juga memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain: 1. Kelebihan

a. Organisasi internal sederhana.

b. Mempu meningkatkan ekonomi kemasyarakatan/ padat karya c. Relatif aman begi perbankan dalam pemberian kredit.

d. Bergerak dibidang yang cepat menghasilkan. e. Mampu memperpendek rantai distribusi. f. Fleksibilitas dalam pengembangan usaha. 2. Kekurangan

a. Lemah dalam kewirausahaan dan manejerial. b. Keterbatasan ketersediaan keuangan.

c. Ketidak mampuan pemenuhan aspek pasar.

d. Keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi. e. Ketidakmampuan informasi.

f. Tidak didukung kebijakan dan regulasi memadai. g. Tidak terorganisir dalam jaringan dan kerjasama. h. Sering tidak memenuhi standar.


(14)

24 2.6.2 Kain Tenun

Indonesia memiliki beraneka ragam kain tenun karena memiliki suku atau budaya yang beraneka ragam.Tiap daerah Indonesia memiliki jenis kain tenun yang memiliki kekhasannya tersendiri.“Berbagai kain tenun di Indonesia tidak hanya penutup aurat atau pakaian saja, melainkan lebih dari itu.Ia dikaitkan dengan berbagai kepercayaan dan ikut mengiringi berbagai upacara agama ritual dan adat, sepanjang daur kehidupan manusia” (Djoemena Nian S., 2000:1).

Menurut beberapa ahli purbakala “pertenunan di Indonesia sudah dikenal sejak zaman prasejarah” (Djoemena Nia S., 2000:4). Ini berarti kain tenun di Indonesia sudah dikenal atau dibuat sejak zaman prasejarah.Penemuan-penemuan tersebut dibuktikan melalui penemuan sejumlah prasasti, alat untuk menenun, relief dan arca, dan ada pula yang berbentuk karya sastra.

Yayasan Tekstil KATSI menjelaskan bahwa:

“Kain tenun terjadi karena penyilangan antara benang-benang lusi dan pakan sehingga menjadi lembaran kain.Benang lusi adalah benang-benang yang sejajar pinggir kain, sedangkan benang pakan benang-benang yang melintang. Benang pakan dan benang lusi satu sama lain saling menyilang. Satu bagian benang lusi terletak diatas benang pakan, sedangkan pada bagian berikutnya terletak dibagian bawah benang pakan, kemudian naik lagi, turun lagi dan seterusnya (Yayasan Tekstil IKATSI, Gani Hasan, dkk, 1977: 147)”.

Kain tenun dalam buku Pengetahuan Barang Tekstil dijelaskan bahwa “kain tenun terdiri dari pinggir kain, tetal kain, dan keseimbangan kain” (Yayasan Tekstil IKATSI, Gani Hasan, dkk, 1977: 149-151). Berikut penjelasannya:


(15)

25 1. Pinggir kain

Pinggir kain tenun adalah bagian dari tepi kain yang sering dibuat lebih tebal dengan cara memakai benang gintir atau memperbanyak jumlah benang lusi dibandingkan dengan bagian tengah kain. Lebar pinggir kain bervariasi sekitar 0,5cm sampai 1cm. pinggir kain ada yang dibuat dengan anyaman sama dengan anyaman tenunandan ada pula yang dibuat dengan anyaman lain (Yayasan Tekstil IKATSI, Gani Hasan, dkk, 1977: 149).

2. Tetal kain

Tetal kain adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukkan banyaknya benang lusi dan benang pakan untuk setiap jarak tertentu, misalnya setiap inci atau cm. banyaknya benang lusi per inci dan benang pakan per inci disebut tetal lusi atau tetal pakan. Rapat tidaknya suatu kain tenun ditentukan oleh tetal kain, makin besar tetal kain makin rapat kain tersebut (Yayasan Tekstil IKATSI, Gani Hasan, dkk, 1977: 149-150).

3. Keseimbangan kain

Perbandingan antara jumlah lusi dan pakan disebut keseimbangan kain. Kalau jumlah lusidan pakan dalam tiap inci hamper sama (bedanya kurang dari 10 helai) dapat dikatakan seimbang kain tersebut baik. Keseimbangan kain yang baik sangat penting, yaitu agar kain tersebut tahan lama dipakai (awet).


(16)

26 2.7 Kajian Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.2

Hasil Penelitian Sebelumnya

Nama Judul Penelitian Tujuan dan Metode Hasil

Hadiyanto

(Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga)

Strategi Komunikasi Pemasaran Grand Wahid Hotel Salatiga

Tujuan:

1. Mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan Grand Wahid Hotel Salatiga.

2. Megetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan Grand Wahid Hotel Salatiga.

Metode Penelitian: Deskriptif kualitatif.

Objek kajian

penelitiannya adalah strategi komunikasi pemasaran Grand Wahid

Dari penelitian yang

dilakukan dengan

menggunakan bauran promosi untuk usaha jasa yang dikemukakan Kotler yaitu periklanan, penjualan tatap muka, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung memperoleh hasil bahwa strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Grand Wahid Hotel Salatiga yaitu beriklan melalui media elektronik dengan radio, periklanan cetak dengan flyer, news letter, dan Koran, sedangkan untuk media luar ruang dengan pemasangan billboard, baliho, dan spanduk, penjualan tatap muka dengan menggunakan SE (Sales Executive) dan front officer, promosi penjualan


(17)

27

Hotel Salatiga. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif, untuk memeberikan deskripsi mengenai subyek penelitian yaitu strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan.

dengan road show, promo-promo produk dengan diskon dan apresiasi, hubungan masyarakat dengan sponsorship dan donasi amal, pemasaran

langsung dengan

telemarketing, direct mail, e-mail, dan telepon. Hasil dari strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Grand Wahid Hotel Salatiga (GWHS) cukup berhasil. Pelanggan yang merasa puas dan jumlah pengunjung yang terus meningkat dari tahun ke tahun merupakan bukti nyata dari keberhasilan GWHS dalam menjalankan strategi pemasarannya.

Ari Gunarso

(Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga)

Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Marimas Putera Kencana

Semarang Dalam Memasarkan Marimas Dengan Menggunakan Media Below The

Tujuan:

1. Mendeskripsikan peran event Liga Futsal Anak MARIMAS

2009

se-Jabodetabekk sebagai media below the line dalam

Dari hasil observasi ditemukan bahwa peran event LFAM09 adalah

sebagai media

memperkenalkan

MARIMAS (rasa

Blueberry), membangun persepsi peserta LFAM09 dan khalayak luas terhadap MARIMAS, memberi citra


(18)

28 Line (Studi Kasus: Event Liga Futsal Anak Marimas 2009 Se-Jabodetabek)

mendukung komunikasi pemasaran MARIMAS di Jabodetabek. 2. Menjelaskan

faktor yang mempengaruhi pemilihan media below the line pada komunikasi pemasaran produk MARIMAS dalam hal ini event Liga Futsal Anak

MARIMAS

2009

se-Jabodetabek.

Metode:

Menggunakan jenis penelitian deskriptif eksploratif dan melalui pendekatan kualitatif.

positif pada produk serta perusahaan, publisitas, membujuk dan menarik perhatian konsumen/ khalayak luas, relationship

dan menciptakan

permintaan. Secara umum faktor yang mempengaruhi pemilihan event LFAM09 sebagai strategi komunikasi pemasaran karena kondisi pasar dan kompetitor serta usaha untuk menaikkan

awareness khalayak

sedangkan sebagai faktor khusus adalah upaya mengumpulkan target market dalam satu kegiatan dan usaha memunculkan brand experience serta

ikatan emosional

(bonding)khalayak terhadap merek produk.

Ferry Adi Prasetyo

(Universitas Kristen Satya

Strategi Komunikasi Pemasaran Dealer Sepeda Motor Kawasaki PT.

Tujuan:

1. Mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang

Berdasarkan hasil penelitian akhirnya didapat kesimpulan bahwa secara empirik, (1) pelayanan yang diberikan PT. Sinar Gemala Sakti


(19)

29 Wacana

Salatiga)

Sinar Gemala Sakti Salatiga.

dijalankan dealer sepeda motor Kawasaki PT. Sinar Gemala Sakti Salatiga. 2. Mengetahui

faktor yang mempengaruhi dalam strategi komunikasi pemasaran di dealer sepeda motor Kawasaki

PT. Sinar

Gemala Sakti Salatiga.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran di dealer sepeda motor Kawasaki

PT. Sinar

Gemala Sakti Salatiga.

Salatiga masih kurang, (2) Harga sepeda motor Kawasaki cukup tinggi, (3) Promosi yang masih kurang. Secara teoritis, PT. Sinar Gemala Sakti Salatiga telah menggunakan teori 4P walaupun dalam kenyataan di lapangan penerapan tersebut masih kurang maksimal.


(20)

30 Metode:

Teknik penelitian yang digunakan adalah melalui metode penelitian deskriptif eksploratif dengan unit amatannya adalah dealer sepeda motor Kawasaki PT. Sinar Gemala Sakti Salatiga dan konsumen pengguna sepeda motor di Salatiga dan unit analisisnya adalah strategi komunikasi pemasaran yang diijalankan PT. Sinar Gemala Sakti Salatiga. Risa Safitrianjani (Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta) Strategi Komunikasi Pemasaran

Persuasif PT. Taman Wisata Candi Untuk Mencapai Target Pendapatan Pada Objek Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko

Tujuan:

Untuk menganalisis Strategi Komunikasi Pemasaran Persuasif yang digunakan PT. Taman Wisata Candi dalam rangka mencapai target pendapatan pada objek wisata Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko.

Metode:

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Taman Wisata Candi dalam menjalankan kegiatan komunikasi persuasive menggunakan program promosi aktif dan pasif. Dimana program promosi aktif yang dirangkai dalam “program kegiatan promosi pariwisata candi” berisi delapan kegiatan aktif promosi seperti Travel Dialog, Echibition,


(21)

31

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan jenis penelitian Kualitatif. Data diperoleh dari wawancara dengan kepala bidang Humas,

Kepala Bidang

Pemasaran, staf pengelola objek wisata dan observasi. Data yang diperoleh dijelaskan secara kualitatif dan dijelaskan dalam bentuk uraian yang disusun secara detail dan sistematis.

Converensi Pers, Talk Show,

wisata Wartawan,

Gathering, dan seminar. Kegiatan yang dijalankan tersebut juga mengandung tiga kegiatan yang saling berkaitan dalam komunikasi pemasaran yaitupromosi, publikasi, dan periklanan. Sedangkan kegiatan promosi pasif yang dijalankan ialah dengan pembuatan dan pemanfaatan media tool. Disamping kegiatan promosi, publikasi dan periklanan PT. Taman Wisata Candi juga menjalankan kegiatan pemasaran seperti direct marketing dan penjualan personal yang seluruh kegiatan tersebut termasuk dalam kegiatan promotion mix. PT. Taman Wisata Candi juga menggunakan fasilitas internet sebagai media promosi dan interaksi dengan publik.

Rizki Amaliah

(Universitas

Strategi Komunikasi Pemasaran Radio

Tujuan: 1. Untuk

mengetahui

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa upaya radio fajar FM Makasar


(22)

32 Hassanudin

Makassar)

Fajar Makassar dalam Meningkatkan Jumlah Pengiklan. strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh radio Fajar FM Makasar dalam peningkatan jumlah pengiklan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi komunikasi pemasaran pada radio Fajar FM Makassar dalam peningkatan jumlah pengiklan.

Metode:

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik

dalam meningkatkan jumlah pengiklan melalui advertising, personal selling, sales promotion, direct selling, publicity, dan public relation dengan menggunakan konsep AIDDA dalam sistem marketing.

Penelitian ini juga menemukan beberapa faktor yang mendukung serta menghambat strategi komunikasi pemasaran yang telah direncanakan. Faktor pendukung antara lain karena radio Fajar FM Makassar tergabung dalam media Fajar Group yang mempunyai nama besar dikalangan masyarakat. Sehingga dapat membuka peluang sebesar-besarnya untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain. Pada akhirnya klien yang merasa puas atas pelayanan yang diberikan memasang iklan secara kontinu. Serta radio Fajar FM Makassar mengusung konsep unik


(23)

33

observasi, wawancara dan studi kepustakaan yang relevan dengan objek penelitian.

serta berbeda dari radio pada umumnya karena radio Fajar FM Makasar berlandaskan kearifan lokal. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu keterbatasan SDM(Sumber daya manusia yang dimiliki oleh radio Fajar FM Makassar, karyawan yang

belum memenuhi,

kualifikasi, tidak menentunya jumlah sponsor, kepuasan konsumen serta persaingan ketat dengan radio lain.


(24)

34 2.8Kerangka Pikir

Dari paparan diatas, maka secara skematis kerangka pikir penelitian dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Kain Tenun Medono Kota pekalongan merupakan usaha kecil menengah. Dalam sistem kerjanya tentu berhubungan dengan bidang pemasaran. Sebagai pendukung usaha kecil menengah perlu melakukan strategi komunikasi pemasaran untuk mengenalkan produk. Maka diperlukan adanya bauran promosi yang terdiri dari periklanan, personal selling, promosi penjualan, hubungan masyarakat, direct marketing sebagai strategi komunikasi pemasaran kepada masyarakat agar produk kain tenun ATBM diminati dan dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu, perkembangan industri dewasa ini yang begitu pesat membawa dampak persaingan yang ketat dan tajam sehingga dalam menghadapi persaingan, penulis ingin melihat apa strategi pelaku usaha kerajinan kain tenun ATBM Medono dalam bertahan dan membangun komunikasi dengan konsumen dan calon konsumen melalui strategi komunikasi pemasaran (promotional mix).

1. Periklanan

2. Promosi Penjualan 3. Hubungan

Mayarakat/ Publisitas 4. Penjualan Personal 5. Pemasaran Langsung Strategi Komunikasi

Pemasaran Usaha Kain Tenun ATBM Medono Kota Pekalongan

Teori Kebertahanan


(1)

29 Wacana

Salatiga)

Sinar Gemala Sakti Salatiga.

dijalankan dealer sepeda motor Kawasaki PT. Sinar Gemala Sakti Salatiga. 2. Mengetahui

faktor yang mempengaruhi dalam strategi komunikasi pemasaran di dealer sepeda motor Kawasaki

PT. Sinar

Gemala Sakti Salatiga.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran di dealer sepeda motor Kawasaki

PT. Sinar

Gemala Sakti Salatiga.

Salatiga masih kurang, (2) Harga sepeda motor Kawasaki cukup tinggi, (3) Promosi yang masih kurang. Secara teoritis, PT. Sinar Gemala Sakti Salatiga telah menggunakan teori 4P walaupun dalam kenyataan di lapangan penerapan tersebut masih kurang maksimal.


(2)

30 Metode:

Teknik penelitian yang digunakan adalah melalui metode penelitian deskriptif eksploratif dengan unit amatannya adalah dealer sepeda motor Kawasaki PT. Sinar Gemala Sakti Salatiga dan konsumen pengguna sepeda motor di Salatiga dan unit analisisnya adalah strategi komunikasi pemasaran yang diijalankan PT. Sinar Gemala Sakti Salatiga. Risa

Safitrianjani

(Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta)

Strategi Komunikasi Pemasaran

Persuasif PT. Taman Wisata Candi Untuk Mencapai Target Pendapatan Pada Objek Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko

Tujuan:

Untuk menganalisis Strategi Komunikasi Pemasaran Persuasif yang digunakan PT. Taman Wisata Candi dalam rangka mencapai target pendapatan pada objek wisata Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko.

Metode:

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Taman Wisata Candi dalam menjalankan kegiatan komunikasi persuasive menggunakan program promosi aktif dan pasif. Dimana program promosi aktif yang dirangkai dalam “program kegiatan promosi pariwisata candi” berisi delapan kegiatan aktif promosi seperti Travel


(3)

31

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan jenis penelitian Kualitatif. Data diperoleh dari wawancara dengan kepala bidang Humas,

Kepala Bidang

Pemasaran, staf pengelola objek wisata dan observasi. Data yang diperoleh dijelaskan secara kualitatif dan dijelaskan dalam bentuk uraian yang disusun secara detail dan sistematis.

Converensi Pers, Talk Show,

wisata Wartawan,

Gathering, dan seminar.

Kegiatan yang dijalankan tersebut juga mengandung tiga kegiatan yang saling berkaitan dalam komunikasi pemasaran yaitupromosi, publikasi, dan periklanan. Sedangkan kegiatan promosi pasif yang dijalankan ialah dengan pembuatan dan pemanfaatan media tool. Disamping kegiatan promosi, publikasi dan periklanan PT. Taman Wisata Candi juga menjalankan kegiatan pemasaran seperti direct

marketing dan penjualan

personal yang seluruh kegiatan tersebut termasuk dalam kegiatan promotion

mix. PT. Taman Wisata

Candi juga menggunakan fasilitas internet sebagai media promosi dan interaksi dengan publik.

Rizki Amaliah

(Universitas

Strategi Komunikasi Pemasaran Radio

Tujuan: 1. Untuk

mengetahui

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa upaya radio fajar FM Makasar


(4)

32 Hassanudin

Makassar)

Fajar Makassar dalam

Meningkatkan Jumlah

Pengiklan.

strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh radio Fajar FM Makasar dalam peningkatan jumlah pengiklan. 2. Untuk

mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi strategi

komunikasi pemasaran pada radio Fajar FM Makassar dalam peningkatan jumlah pengiklan.

Metode:

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik

dalam meningkatkan jumlah pengiklan melalui

advertising, personal

selling, sales promotion, direct selling, publicity, dan

public relation dengan

menggunakan konsep AIDDA dalam sistem marketing.

Penelitian ini juga menemukan beberapa faktor yang mendukung serta menghambat strategi komunikasi pemasaran yang telah direncanakan. Faktor pendukung antara lain karena radio Fajar FM Makassar tergabung dalam media Fajar Group yang mempunyai nama besar dikalangan masyarakat. Sehingga dapat membuka peluang sebesar-besarnya untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain. Pada akhirnya klien yang merasa puas atas pelayanan yang diberikan memasang iklan secara kontinu. Serta radio Fajar FM Makassar mengusung konsep unik


(5)

33

observasi, wawancara dan studi kepustakaan yang relevan dengan objek penelitian.

serta berbeda dari radio pada umumnya karena radio Fajar FM Makasar berlandaskan kearifan lokal. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu keterbatasan SDM(Sumber daya manusia yang dimiliki oleh radio Fajar FM Makassar, karyawan yang

belum memenuhi,

kualifikasi, tidak menentunya jumlah sponsor, kepuasan konsumen serta persaingan ketat dengan radio lain.


(6)

34 2.8Kerangka Pikir

Dari paparan diatas, maka secara skematis kerangka pikir penelitian dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Kain Tenun Medono Kota pekalongan merupakan usaha kecil menengah. Dalam sistem kerjanya tentu berhubungan dengan bidang pemasaran. Sebagai pendukung usaha kecil menengah perlu melakukan strategi komunikasi pemasaran untuk mengenalkan produk. Maka diperlukan adanya bauran promosi yang terdiri dari periklanan, personal selling, promosi penjualan, hubungan masyarakat, direct marketing sebagai strategi komunikasi pemasaran kepada masyarakat agar produk kain tenun ATBM diminati dan dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu, perkembangan industri dewasa ini yang begitu pesat membawa dampak persaingan yang ketat dan tajam sehingga dalam menghadapi persaingan, penulis ingin melihat apa strategi pelaku usaha kerajinan kain tenun ATBM Medono dalam bertahan dan membangun komunikasi dengan konsumen dan calon konsumen melalui strategi komunikasi pemasaran (promotional mix).

1. Periklanan

2. Promosi Penjualan 3. Hubungan

Mayarakat/ Publisitas 4. Penjualan Personal 5. Pemasaran Langsung Strategi Komunikasi

Pemasaran Usaha Kain Tenun ATBM Medono Kota Pekalongan

Teori Kebertahanan