ANALISIS TINGKAT PERCERAIAN DI KOTA SEMARANG TAHUN 2006-2010 (STUDI KASUS KANTOR PENGADILAN AGAMA KOTA Analisis Tingkat Perceraian Di Kota Semarang Tahun 2006-2010 (Studi Kasus Kantor Pengadilan Agama Kota Semarang).

ANALISIS TINGKAT PERCERAIAN DI KOTA SEMARANG TAHUN
2006-2010 (STUDI KASUS KANTOR PENGADILAN AGAMA KOTA
SEMARANG)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1
Fakultas Geografi

Diajukan Oleh :

Edwarina Antika Kusuma
NIRM : E100120089

Kepada
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

1


2

GEOGRAPHY FACULTY
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA
2013

Analysis of Divorce in the City of Semarang 2006-2010 (Case Study of Religious
Office City Semarang)
Edwarina Antika Kusuma, Dahroni, dan Agus Anggoro Sigit
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102
E-mail : edwa_rina@yahoo.com

ABSTRACT

Research on the analysis of divorce rates in the city of Semarang in 20062007 ( Office of Religious Court case study of Semarang ) has the purpose of : ( 1
) determine the level of divorce that occurred in 2006-2010 in the study area
based on records of the Office of Religious Court of Semarang , (2 ) to analyze the
factors causing divorce rates that occurred in the study area by the Office of
Religious Court records Semarang .
Location of the study was conducted in the city of Semarang with a case

study in the Office of Religious Court Semarang.Kota have been Semarang was
ranked 3rd highest divorce rate nationwide after Bandung and Surabaya . Data
collection method used is the study documentation . The method of calculating the
rate formula Crude Divorce , Divorce Public Figures , and Modified Crude
Divorce Rate ( MCDR ) .
The results obtained , Divorce in Semarang City is dominated by a
contested divorce , more than 50 % of the amount of the divorce . In 2006 , 2007
and 2010 divorce contested divorce as much as 71 % and 29 % of divorce . In
2008 divorce contested divorce as much as 69 % and as much as 31 % divorce .
Much as 74 % in 2009 and contested divorce divorce divorce 26 % . The divorce
rate by using the formula calculations rough divorce rate in the city of Semarang
during the period of five years the largest monument in the District . The divorce
rate using the formula calculation general divorce rate within five years of the
highest in the District of monument . MCDR calculation results over a period of
five years at the most Southern District of Semarang .
1

The correlation of the type of work in the District Banyumanik , Candisari
, Gajahmungkur , West Semarang , Semarang North and Semarang East is high
on divorce is 0 , 89-1 . Results of correlation to education in the District

Banyumanik , Ngaliyan , Pedurungan , West Semarang , Semarang north and
Tembalang is high influence on the divorce . Correlation of high unemployment
also found influence in the Western District of Semarang , Semarang South ,
North Semarang and Tembalang.tipologi urban areas showed a high influence on
the divorce .
This type of work is very influential on divorce rates that occurred in the
city, because the type of work determines economic life and relationships outside
the home . Education is also very influential on education because of the high
divorce may shift the balance between men and women that can lead to divorce .
Unemployment is also very powerful because it is concerned with the economic
life of a household, and the types of urban areas could potentially lead to divorce
because of the interaction and shifting cultural norms and values greater than
rural areas .
Keyword : Rate, Divorce

ABSTRAK

Penelitian tentang analisis tingkat perceraian di Kota Semarang tahun
2006-2007 (studi kasus Kantor Pengadilan Agama Kota Semarang) memiliki
tujuan: (1) mengetahui tingkat perceraian yang terjadi pada tahun 2006-2010 di

daerah penelitian berdasarkan catatan Kantor Pengadilan Agama Kota Semarang;
(2) Menganalisis faktor penyebab tingkat perceraian yang terjadi di daerah
penelitian berdasarkan catatan Kantor Pengadilan Agama Kota Semarang.
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Semarang dengan studi kasus di
Kantor Pengadilan Agama Kota Semarang.Kota ini dipilih karena Kota Semarang
menduduki peringkat ke-3 tertinggi tingkat perceraiannya secara nasional setelah
Bandung dan Surabaya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi
dokumentasi. Metode perhitungan dengan rumus Angka Perceraian Kasar, Angka

2

Perceraian Umum, dan Modified Crude Divorce Rate (MCDR). Pengharkatan
sebuah penelitian tindakan kelas
Hasil yang diperoleh, Perceraian di Kota Semarang didominasi oleh cerai
gugat, lebih dari 50% dari jumlah yang bercerai. Tahun 2006, 2007 dan 2010 cerai
gugat sebanyak 71% dan cerai talak 29%. Tahun 2008 cerai gugat sebanyak 69%
dan cerai talak sebanyak 31%.Tahun 2009 sebanyak 74% cerai gugat dan cerai
talak 26%. Tingkat perceraian dengan menggunkan rumus perhitungan angka
perceraian kasar di Kota Semarang selama kurun waktu lima tahun terbanyak di
Kecamatan Tugu. Tingkat percerain dengan menggunakan rumus perhitungan

angka perceraian umum dalam kurun waktu lima tahun terbanyak di Kecematan
Tugu. Hasil perhitungan MCDR selama kurun waktu lima tahun terbanyak di
Kecamatan Semarang Selatan.
Hasil korelasi terhadap jenis pekerjaan di Kecamatan Banyumanik,
Candisari, Gajahmungkur, Semarang Barat, Semarang Timur dan Semarang Utara
adalah tinggi terhadap perceraian yaitu 0, 89 - 1. Hasil korelasi terhadap
pendidikan di Kecamatan Banyumanik, Ngaliyan, Pedurungan, Semarang Barat,
Semarang utara dan Tembalang adalah tinggi pengaruhnya terhadap perceraian.
Korelasi jumlah pengangguran juga ditemukan tinggi pengaruhnya di Kecamatan
Semarang Barat, Semarang Selatan, Semarang Utara dan Tembalang.tipologi
wilayah perkotaan didapatkan hasil yang tinggi pengaruhnya terhadap perceraian.
Jenis pekerjaan sangat berpengaruh terhadap tingkat perceraian yang
terjadi di Kota Semarang, karena jenis pekerjaan menentukan kehidupan ekonomi
dan pergaulan di luar rumah. Pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap
perceraian dikarenakan pendidikan yang tinggi dapat menggeser keseimbangan
antara

laki-laki

dan


perempuan

yang

dapat

menyebabkan

perceraian.

Pengangguran juga sangat berpengaruh karena bersangkutan dengan kehidupan
ekonomi berumah tangga, dan jenis wilayah kota berpotensi menyebabkan
perceraian karena interaksi dan pergeseran norma dan nilai budaya yang lebih
besar ketimbang wilayah desa.

Kata Kunci :tingkat, perceraian
3

Bandung


PENDAHULUAN
Perceraian

adalah

urutan

pertama,

suatu

berdasarkan data Pengadilan Tinggi (PT)

hubungan antara suami dan istri yang

tahun 2010, angka perceraian mencapai

disebabkan karena adanya suatu masalah


84.084 perkara. Peringkat kedua diduduki

tertentu. Putusnya perkawinan tersebut

PT Surabaya sebanyak 68.092 perkara.

oleh suami dan istri dilakukan karena

Angkanya meningkat sembilan persen

adanya kesepakatan antara keduanya dan

daripada 2009 sebanyak 63.432 perkara.

diputuskan oleh Pengadilan Agama. Pada

PT

umumnya perceraian ini dipandang tidak


berikutnya dengan jumlah 54.105 perkara

terpuji, akan tetapi bila keadaan mereka

pada 2010. Sebagai perbandingan, pada

tidak dapat lagi untuk hidup bersama dan

2008

menemui

dapat

perceraian yang terdaftar di PA Semarang

memperbaiki hubungan yang retak antara

mencapai 1.832 perkara. Sedangkan di


suami dan istri tersebut, maka pemutusan

tahun 2009 ini data hingga Agustus 2009

perkawianan atau perceraian adalah hal

sudah mencapai 1.439 perkara. Sementara

yang wajib. Perceraian dapat dilakukan

perkara cerai gugat jauh lebih besar

apabila dengan alasan kuat dengan hukum

dibandingkan dengan cerai talak. Data

perkawinan yang berlaku di Indonesia

pada Juli 2009 menunjukkan perbandingan


yang dituangkan di dalam UU No.1 tahun

yang sangat kentara. Perkara cerai gugat di

1974 dan Peraturan Pemerintah No.9 tahun

mana pihak istrilah yang mengajukan

1975.

gugatan cerai mencapai 116 perkara.

Perceraian sendiri juga diatur dalam ajaran

Sedangkan untuk perkara cerai talak yang

Agama Islam, yang tertuang dalam Al-

diajukan oleh pihak suami hanya 60

Qur’an

perkara. Berdasarkan masalah tersebut,

jalan

surat

Berdasarkan

putusnya

menempati

buntu

untuk

Al-Baqarah
ayat

diperbolehkan

ayat

tersebut

perceraian

keseluruhan

di

posisi

perkara

tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui tingkat perceraian yang

perceraian sendiri di benci oleh Allah

terjadi pada tahun 2006-2010 di daerah

SWT.

penelitian berdasarkan catatan Kantor

Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag)

Pengadilan Agama Kota Semarang.

Mahkamah Agung (MA) mencatat selama

2. Menganalisis faktor penyebab tingkat

2005

hingga

agama,

jumlah

menyusul

namun

periode

oleh

227.

Semarang

2010

terjadi

perceraian yang terjadi di daerah

peningkatan angka perceraian nasional

penelitian berdasarkan catatan Kantor

hingga 70 persen. Ada tiga daerah tercatat

Pengadilan Agama Kota Semarang.

memiliki tingkat perceraian paling tinggi.
4

METODE PENELITIAN

cl/p

a. Pemilihan Daerah Penelitian

perempuan

Lokasi penelitian ini adalah Kota

C

=

=

angka perceraian laki-laki atau

jumlah perceraian yang terjadi

Semarang. Dipilihnya wilayah ini karena

selama satu tahun

di Kota Semarang merupakan kota

Pl/p = jumlah penduduk laki-laki atau

dengan

perempuan yang kawin dalam kurun

jumlah

perkara

perceraian

tertinggi ketiga nasional setelah Bandung

waktu yang sama
c. Pengharkatan

dan Surabaya.

Bahwa diketahui dalam sebuah

b. Metode Analisis Data
1. Perceraian

penelitian tindakan kelas, menengenai

a) Angka Perceraian Kasar

perceraian dapat diketahui beberapa

c=

faktor antara lain:

× 1.000

1.

dimana:

Tabel 1 Harkat Jenis pekerjaan

c

= angka perceraian kasar

C

= jumlah perceraian yang terjadi

Jenis Pekerjaan Harkat
Karyawan
5
Industri
4
Perdagangan
3
Pertanian
2
Lain-lain
1
Sumber: Data Primer, diolah

selama satu tahun
P

=

jumlah

penduduk

pada

pertengahan tahun
Angka perceraian menunjukan jumlah
perceraian

yang

terjadi

per

1.000

penduduk pada suatu tahun tertentu.

2.

Tingkat Pendidikan Harkat
Tinggi
3
Menengah
2
Rendah
1
Sumber: Data Primer, diolah

× 1.000

di mana:
c15+ = angka perceraian umum
C

3.

= jumlah perceraian yang terjadi

Tingkat Pengangguran Harkat
Pengangguran Penuh
2
Setengah Menganggur 1
Data Primer, diolah

P15+ = jumlah penduduk 15 tahun ke
atas pada pertengahan tahun

Cl/p =
di mana:

× 1.000

Tingkat Pengangguran
Tabel 3 Harkat Tingkat Pengangguran

selama satu tahun

c) modified crude divorce rate (MCDR

Tingkat Pendidikan

Tabel 2 Harkat Tingkat Pendidikan

b) Angka Perceraian Umum
c15+ =

Jenis pekerjaan

4.

Tipologi Wilayah

Tabel 4 Harkat Tipologi Wilayah
Tipologi
Harkat
Kota Bawah 2
5

b. Nilai r hitung 0.600 – 0,800:

Kota Atas
1
Sumber: Data Primer, diolah

Cukup

d. Teknik Analisis Korelasi

c. Nilai r hitung 0,400 – 0,600 :

Dalam penelitian ini digunakan
teknik korelasi “Product Momen” dari
Pearson. Adapun rumus dari teknik
product

korelasi

moment

Lemah
d. Nilai r hitung 0,000 – 0,400:
Sangat lemah

adalah

sebagai berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tingkat Perceraian
a. Jumlah Perceraian

Keterangan :

Kasus

n

: Jumlah Perceraian

x

: Harkat (Jenis pekerjaan, tingkat

pendidikan,

tingkat

pengangguran,

= koefisien korelasi antara

∑xy = jumlah perkalian dari x dan y
Besarnya nilai korelasi mulai dari 1 sampai dengan +1. Apabila nilai
korelasi yang ada mendekati +1 maka
kedua variabel mempunyai hubungan
yang erat dan bersifat positif, namun
jika nilai korelasi mendekati nilai -1
kedua

Semarang pada tahun 2006 sampai
tahun 2010 mengalami penurunan dan

variabel

tahun

tersebut

didapatkan

tingkat

perceraian di Kota Semarang saat itu

variabel x dan variabel y

maka

Kota

Berdasarkan jumlah dari jangka lima

: tingkat perceraian

rxy

di

peningkatan jumlah kasus perceraian.

topografi)
y

perceraian

mempunyai

hubungan yang kuat namun bersifat
negatif.
Nilai dari keeratan nilai korelasi

didominasi oleh kasus cerai gugat
sebesar

71

%

dari

total

kasus

perceraian yang terjadi selama jangka
lima tahun tersebut.
Tabel 5 Jumlah Perceraian di Kota
Semarang 2006-2010
Tahun Gugat Talak Jumlah
690
276
966
2006
675
273
948
2007
710
320
1030
2008
677
240
917
2009
847
343
1190
2010
Sumber: Kantor PA Smg ’06-‘10

hitung dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Nilai r hitung 0,800 – 1,000 :
Tinggi

6

b. Angka Perceraian Kasar

lain sebagainya, namun hal ini dapat

Tabel 6 Perhitungan Angka

berguna apabila indikator lain tidak

perceraian kasar tahun 2006-2010 di

tersedia.

Kota Semarang
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Banyumanik
Candisari
Gajahmungkur
Gayamsari
Genuk
Gunungpati
Mijen
Ngaliyan
Pedurungan
Smg Barat
Smg Selatan
Smg Tengah
Smg Timur
Smg Utara
Tembalang
Tugu

C
(0/00)
2006
0,51
0,56
0,48
0,49
0,72
0,90
0,97
0,40
0,39
0,94
0,93
0,45
0,89
0,91
0,57
1,44

C
(0/00)
2007
0,48
0,45
0,49
0,72
0,82
0,78
0,82
0,45
0,53
0,83
0,95
0,38
0,87
0,86
0,52
1,31

C
(0/00)
2008
0,70
0,52
0,55
0,70
0,52
0,97
1,02
0,59
0,39
0,97
1,05
0,46
0,96
0,71
0,46
1,31

c. Angka Perceraian Umum
C
(0/00)
2009
0,41
0,55
0,66
0,36
0,55
0,74
0,92
0,54
0,41
1,01
0,58
0,47
0,94
0,67
0,43
0,84

C
(0/00)
2010
0,48
0,45
0,49
0,72
0,82
0,78
0,82
0,45
0,53
0,83
0,95
0,38
0,87
0,86
0,52
1,31

Sumber: Data Primer, 2013
Tingkat perceraian yang dihitung
dengan

menggunakan

rumus

perhitungan angka perceraian kasar
yang tertinggi angka perceraian kasar

Tabel 7 Perhitungan Angka Perceraian
Umum Tahun 2006-2010 di Kota
Semarang
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Banyumanik
Candisari
Gajahmungkur
Gayamsari
Genuk
Gunungpati
Mijen
Ngaliyan
Pedurungan
Semarang Barat
Smg Selatan
Smg Tengah
Smg Timur
Smg Utara
Tembalang
Tugu

c15+
(0/00)
2006
0,63
0,69
0,59
0,61
0,89
1,10
1,19
0,49
0,48
1,15
1,15
0,56
1,10
1,12
0,70
1,77

c15+
(0/00)
2007
0,60
0,56
0,62
0,89
1,02
0,98
1,02
0,56
0,65
1,04
1,18
0,48
1,08
1,06
0,65
1,40

c15+
(0/00)
2008
0,87
0,65
0,69
0,86
0,64
1,21
1,26
0,74
0,48
1,21
1,30
0,57
1,19
0,88
0,57
1,62

c15+
(0/00)
2009
0,51
0,68
0,82
0,45
0,68
0,91
1,14
0,67
0,51
1,25
0,72
0,59
1,17
0,83
0,54
1,04

c15+
(0/00)
2010
0,63
1,02
0,75
0,88
0,89
1,33
1,23
0,79
0,90
1,32
1,23
0,93
1,41
1,28
0,82
1,13

Sumber: Data Primer, 2013
Tingkat perceraian yang dihitung

tahun 2006 adalah Kecamatan Tugu

dengan

dengan 1,44 0/00, tahun 2007 adalah

perhitungan angka perceraian umum

0

menggunakan

rumus

/00,

yang tertinggi angka perceraian umum

tahun 2008 adalah Kecamatan Tugu

tahun 2006 adalah Kecamatan Tugu

dengan 1,31 0/00, tahun 2009 adalah

dengan 1,77 0/00, tahun 2007 adalah

Kecamatan Semarang Barat dengan

Kecamatan Tugu dengan 1,40

Kecamatan Tugu dengan 1,31

1,01

0

/00, dan tahun 2010 adalah

0

/00,

tahun 2008 adalah Kecamatan Tugu
dengan 1,62 0/00, tahun 2009 adalah

Kecamatan Tugu dengan 1,31 0/00.
Angka perceraian kasar adalah

Kecamatan Semarang Barat dengan
0

persentase yang menunjukan penduduk

1,04

berstatus

Kecamatan Semarang Timur dengan

penduduk

cerai

terhadap

keseluruhan

jumlah
pada

/00, dan tahun 2010 adalah

1,41 0/00.

pertengahan tahun untuk suatu tahun

Angka perceraian umum adalah

tertentu. Angka perceraian kasar ini

proporsi penduduk yang berstatus cerai

amat sederhana tanpa ada keterangan

terhadap jumlah penduduk usia 15

rinci tentang usia, jenis kelamin dan

tahun ke atas pada pertengahan tahun
7

untuk suatu tahun tertentu. Disini

tahun

angka perceraian umum lebih cermat

Semarang Timur dengan 178,86 0/00.

dibandingkan dengan angka perceraian

2010

Rate)

pembagi

perceraian

digunakan

adalah

Kecamatan

MCDR (Modified Crude Divorce

kasar. Lebih cermat karena faktor
yang

adalah

atau

modifikasi
adalah

tingkat

tingkat

penduduk pada usia kawin, yang disini

menunjukan

berarti pada usia 15 tahun keatas

berdasarkan jumlah pasangan yang

dimungkinkan telah terjadi perkawinan

menikah.

Proporsi

yang

berstatus

cerai

dimungkinkan

juga

dapat

tingkat

untuk

perceraian

jumlah

terhadap

yang
jumlah

berakibat perceraian pada pasangan

pasangan yang menikah untuk suatu

yang menikah. Jadi angka perceraian

tahun tertentu. Tingkat percereraian ini

kasar ini dapat dikatakan tepat sasaran.

lebih tepat karena penduduk yang
menikah adalah yang lebih besar

d. MCDR
Tabel 8 Perhitungan MCDR Tahun 2006-

beresiko mengalami perceraian. Jika

2010 di Kota Semarang

pada angka perceraian umum yang

No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Banyumanik
Candisari
Gajahmungkur
Gayamsari
Genuk
Gunungpati
Mijen
Ngaliyan
Pedurungan
Smg Barat
Smg Selatan
Smg Tengah
Smg Timur
Smg Utara
Tembalang
Tugu

cl/p
(0/00)
2006
67,92
66,37
73,23
54,28
78,17
102,00
112,86
48,96
53,89
118,51
132,23
84,16
128,92
108,16
71,51
67,92

cl/p
(0/00)
2007
61,09
54,30
69,93
78,95
80,21
87,03
90,69
54,35
65,71
102,52
136,82
70,05
127,43
111,34
59,49
94,16

cl/p
(0/00)
2008
98,04
66,04
80,19
73,35
49,82
92,92
102,73
93,70
49,76
125,40
170,78
93,66
125,00
85,15
52,83
154,19

cl/p
(0/00)
2009
60,07
78,01
106,49
52,53
78,26
86,57
93,88
76,63
61,48
153,19
121,07
112,18
154,00
97,14
59,20
90,20

cl/p
(0/00)
2010
69,40
96,04
86,96
79,87
67,84
117,46
98,00
74,68
85,42
139,20
171,61
143,65
178,86
124,63
76,64
105,26

Sumber: Data Primer, 2013
Tingkat
menggunakan

perceraian
rumus

dengan
perhitungan

angka MCDR yang tertinggi angka

beresiko adalah usia 15 tahun keatas,
dengan asumsi dianggap usia yang
sudah pantas menikah, namun pada
dasarny tidak semua penduduk yang
berusia 15 tahun ke atas sudah
menikah. Jadi MCDR ini lebih tepat
digunakan untuk menghitung tingkat
perceraian

yang

Semarang

karena

menikahlah

yang

terjadi

di

Kota

pasangan

yang

lebih

beresiko

mengalami perceraian tersebut.

MCDR tahun 2006 adalah Kecamatan
Semarang Selatan dengan 132,23 0/00,
tahun

2007

adalah

Kecamatan

Semarang Selatan dengan 136,82 0/00,

2. Faktor Tingkat Perceraian
a. Penyebab
Data faktor penyebab perceraian

Kecamatan

yang diperoleh dari kantor Pengadilan

Semarang Selatan dengan 170,78 0/00,

Agama Kota Semarang, dapat dilihat

tahun

dalam tabel berikut:

tahun

2008

2009

adalah

adalah

Kecamatan

Semarang Timur dengan 154 0/00, dan
8

Tabel 18. Faktor Penyebab Perceraian di

utama

Kota Semarang tahun 2006-2010
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Faktor
Poligami tidak sehat
Krisis akhlak
Cemburu
Kawin paksa
Ekonomi
Tidak ada tanggung
jawab
Kawin dibawah umur
Kekejaman jasmani
Kekejaman rohani
Dihukum
Cacat biologis
Politik
Gangguan pihak ke-3
Tidak ada keharmonisan
Lain-lain
Jumlah

‘06
3
75
35
10
168
255

‘07
5
39
28
14
159
338

‘08
6
81
63
26
160
327

‘09
3
31
28
21
161
309

‘10
3
87
73
21
270
356

4
3
2
36
20
2
92
261
0
966

6
8
0
43
54
4
64
186
0
948

4
2
0
59
75
1
33
193
0
1.030

3
1
0
44
34
0
59
223
0
917

6
8
0
37
44
3
93
189
0
1.190

Dari data di atas faktor penyebab

putusan

hakim setelah

persidangan

penyebab

perceraian,

yang

berkembang di masyarakat. Faktor
penyebab yang lainnya menjadi alasan
yang

keempat,

yaitu

alasan

penganiayaan.
b. Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Tingkat Perceraian
Dari 14 faktor penyebab perceraian
yang dikemukakan di depan faktor

Sumber : Kantor PA Kota Semarang, 2006-2010

itu diberikan oleh

Semarang ternyata bukan alasan yang

perceraian

tertinggi adalah faktor tidak adanya
tanggung

jawab,

tidak

ada

keharmonisan dan faktor ekonomi.

dilakukan. Ada 14 penyebab terjadinya

Jenis pekerjaan, tingkat pendidikan

perceraian, alasan terbesar perceraian

dan pengangguran digunakan sebagai

antara tahun 2006 hingga tahun 2010

indikator penyebab perceraian akibat

adalah karena faktor lalai terhadap

faktor ekonomi di Kota Semarang.

kewajiban rumah tangga. Perkara yang

Jenis pekerjaan menentukan kehidupan

terjadi karena adanya faktor kawin

ekonomi.

paksa, faktor ekonomi dan faktor tidak

keberhasilan seseorang didalam bidang

adanya tanggung jawab dari pihak

ekonomi, yang juga berperan dalam

suami maupun istri.

mewujudkan

Alasan perceraian yang paling
besar

kedua

karena

alasan

terus

Pendidikan

gangguan dari pihak ketiga dan tidak

mengakibatkan

adanya keharmonisan yang membuat

dalam

terus berselisih.

mendapat

yang

rendah

susahnya

merebut

seseorang

peluang

pekerjaan

untuk

yang

layak.

adalah

Kebutuhan akan kehidupan sehari-hari

alasan moral. Alasan krisis akhlak,

dan berumah tangga akakn tercukupi

cemburu dan poligami tidak sehat

bila seseorang bekerja, jadi indikator

menjadi

pengangguran

penyebab

ketiga

dalam

akan terlepas dari kebutuhan ekonomi,
pendidikan

terbesar

keberhasilan

rumah tangga, karena keluarga tidak

menerus berselisih. Faktor politik,

Alasan

menentukan

perceraian.

juga

akan

penting

Poligami menurut data yang ada di

fungsinya untuk mengetahui penyebab

kantor

perceraian akibat pengangguran.

Pengadilan

Agama

Kota

9

1) Jenis Pekerjaan

waktu yang lebih banyak dari pada

Jenis pekerjaan ini digunakan

seseorang yang bekerja pada sebuah

sebagai

indikator

penyebab

instansi seperti kantor dan pabrik

terjadinya

perceraian

di

pada bagian produksi yang memekan

Semarang

dikarenakan

Kota

mengacu

pada penelitian yang dilakukan oleh

waktu lebih panjang.
Berdasarkan

hasil

perhitungan

Bantulu (2008) bahwa perceraian

rumus

ditemukan pada pasangan menikah

terhadap tingkat perceraian di Kota

yang istrinya bekerja dan pasangan

Semarang

yang bekerja dengan intensitas waktu

yang memiliki faktor korelasi tinggi

yang lama untuk berada di luar

terhadap tingkat peceraian adalah

rumah.

Kecamatan Banyumanik, Candisari,

Maka hal ini dijadikan

korelasi

jenis

diketahui

pekerjaan

kecamatana

penting karena jenis-jenis pekerjaan

Gajahmungkur,

tertentu itu mempunyai intensitas

Semarang

waktu bekerja yang mengharuskan

Utara.

seseorang

menghabiskan

tersebut

berada

waktu diluar rumah yang membuat

industri

dan

pasangan kekurangan waktu untuk

Semarang, dan mayoritas penduduk

saling berinteraksi satu sama lain.

daerah tersebut bekerja pada sektor

Dalam

tersebut

indikator

ini

jenis

pekerjaan karyawan diberi harkat 5,

Semarang

Timur

dan

Barat,

Semarang

Kecamatan-kecamatan
dalam

kawasan

perdagangan

Kota

industri dan perdagangan.
Pada masyarakat

industri dan

ini dikarenakan jenis pekerjaan ini

perdagangan

membutuhkan waktu minimal 8 jam

terjadinya interaksi dan pergaulan

kerja. Karyawan disini adalah orang

dengan masyarakat yang berada di

yang bekerja dikantor dengan jam

luar

kerja

Sedangkan

dapat menimbulkan pergeseran nilai

indrustri diberi harkat 4 karena para

dan norma pada masyarakat yang

buruh

memungkinkan

yang

padat.

industri

disini

juga

dimungkinkan

kawasan

tersebut,

sehingga

terjadinya

mempunyai jam kerja yang tinggi

perselingkuhan pada pasangan yang

dan dibagi dalam tiga waktu atau

telah menikah. Perselingkuhan atau

shift. Perdagangan, pertanian dan

gangguan

lain-lain deberi harkat 3, 2 dan 1

merupakan

karena

penyebab

biasanya

seseorang

yang

bekerja pada bidang ini tidak dituntut

kemukakan

pihak

ketiga

adalah

satu

faktor

salah
perceraian
oleh

yang

pihak

di
yang
10

mengajukan

gugatan

cerai

di

Pengadilan Agama Kota Semarang.
2) Tingkat Pendidikan
Berdasarkan
rumus

pendidikan yang tinggi.
Pendidikan

hasil

korelasi

status sosial yang terjadi akibat

perhitungan

jenis

pekerjaan

keberhasilan

menentukan
seseorang

didalam

bidang ekonomi, yang juga berperan

terhadap tingkat perceraian di Kota

dalam

Semarang

kecamatana

dalam rumah tangga, karena keluarga

yang memiliki faktor korelasi tinggi

tidak akan terlepas dari kebutuhan

terhadap tingkat peceraian adalah

ekonomi, pendidikan yang rendah

Kecamatan Banyumanik, Ngaliyan,

mengakibatkan susahnya seseorang

Pedurungan,

dalam

diketahui

Semarang

Barat,

mewujudkan

merebut

keberhasilan

peluang

untuk

Semarang Utara dan Tembalang.

mendapat

Kecamatan-kecamatan

tersebut

Sedangkan dalam membina rumah

berada dalam kawasan yang di

tangga dituntut ekonomi mapan yang

dalamnya terdapat perguruan tinggi

dapat menghidupi keluarga yang

negeri maupun swasta.

kebutuhannya semakin lama semakin

Pendidikan dapat mengubah cara
dan

pola

berfikir

seseorang.

Semakin tinggi tingkat pendidikan
semakin

pintar

pula

penduduk,

pekerjaan yang layak.

meningkat.
3) Pengangguran
Tingkat pengangguran di Kota
Semarang terbagi dalam dua kategori

dengan kata lain penduduk lebih

yaitu

kritis dalam berfikir dan mengambil

setengah pengangguran. Setengah

keputusan. Tingkat pendidikan pula

pengangguran adalah mereka yang

dapat mempengaruhi pekerjaan yang

bekerja tetapi kurang dari 35 jam

didapatkannya,

tinggi

dalam seminggu. Sebagai standar

pula

umum di Indonesia dan kebanyakan

kedudukan dan jabatannya yang akan

negara, seorang pekerja memiliki

mempengaruhi

tingkat

kewajiban untuk bekerja selama 35

Kebanyakan

jam dalam seminggu. Dengan kata

pendidikan

semakin

semakin

ekonominya.
perempuan
pendidikannya

yang

tinggi

juga

lebih

tinggi

dibandingkan

pengangguran

penuh

dan

lain, mereka yang bekerja kurang
dari

35

jam

dalam

seminggu

pasangannya berpotensi lebih besar

dianggap bekerja tetapi tidak penuh,

untuk bercerai karena perbedaan

atau

menganggur

tetapi

tidak

sepenuhnya menganggur. Sedangkan
11

pengangguran penuh adalah mereka

tangga

yang

berusaha

perceraian.

mendapat dan mencari pekerjaan,

4) Tipologi

ingin

bekerja,

yang

menyebabkan

tetapi tidak mendapatkan pekerjaan

Wilayah dengan tipologi desa

sama sekali. Dengan kata lain,

identik dengan masyarakat dengan

penganggur penuh tidak melakukan

sistem kehidupan parochial, yang

aktivitas yang menghasilkan atau

menunjukan

tidak memiliki penghasilan.

dalam

sifat-sifat

kehidupan

sederhana

bermasyarakat.

Berdasarkan hasil perhitungan

Pada masyarakat demikian jarang

rumus korelasi jumlah pengangguran

ditemui transformasi budaya dari

terhadap tingkat perceraian di Kota

luar,

Semarang

kecamatana

pedesaan sangat patuh pada nilai dan

yang memiliki faktor korelasi tinggi

norma kehidupan yang berlaku dan

terhadap tingkat peceraian adalah

jarang

Kecamatan

Sedangkan pada masyarakat tipologi

diketahui

Semarang

Barat,

sehingga

pada

ditemui

masyarakat

perceraian.

Semarang Selatan, Semarang Utara

perkotaan

dan

kehidupan pada masyarakatnya, yang

Tembalang.

kecamatan
kecamatan

Kecamatan-

tersebut
yang

adalah

memiliki

usia

disebabkan

terjadi

oleh

dinamikan

interaksi

dan

transformasi budaya dari luar.

produktif yang relatif tinggi sehingga

Kota Semarang dibagi dalam dua

terdapat banyak angkatan kerja di

daerah, kota atas dan kota bawah.

wilayah tersebut. Jumlah angkatan

Kota atas adalah kawasan yang

kerja

berada di dataran yang tinggi di Kota

tersebut

tidak

sebanding

dengan jumlah lapangan kerja yang

Semarang

tersedia.

Kecamatan Banyumanik, Candisari,

Fenomena tersebut menyebabkan
banyaknya

jumlah

yang

terdiri

dari

Gunungpati, Mijen dan Tembalang.

pengangguran.

Kota bawah adalah kota yang berada

Pada pasangan yang menikah hal ini

di daratan rendah di sebelah utara

dapat memicu penyebab perceraian

Kota Semarang yang terdiri dari

dalam

Karena

Kecamatan

pasangan yang menganggur tidak

Gayamsari,

dapat memenuhi kebutuhan hidup,

Pedurungan,

dan memicu pertengkaran di rumah

Semarang

faktor

ekonomi.

Gajahmungkur,
Genuk,
Semarang
Selatan,

Ngaliyan,
Barat,
Semarang

Tengah, Semarang Timur, Semarang
12

Utara dan Tugu. Di sini kota bawah

c. Tingkat

diberi harkat 2 dan kota atas diberi

dengan

harkat 1.

perhitungan angka perceraian umum

Berdasarkan
rumus

hasil

korelasi

perhitungan

tipologi

perceraian

yang

dihitung

menggunakan

rumus

yang tertinggi angka perceraian umum

wilayah

tahun 2006 adalah Kecamatan Tugu

terhadap tingkat perceraian di Kota

dengan 1,77 0/00, tahun 2007 adalah

Semarang

Kecamatan Tugu dengan 1,40

diketahui

kecamatana

0

/00,

yang memiliki faktor korelasi tinggi

tahun 2008 adalah Kecamatan Tugu

terhadap tingkat peceraian berada di

dengan 1,62 0/00, tahun 2009 adalah

tipologi wilayah perkotaan atau di

Kecamatan Semarang Barat dengan

wilayah Semarang kota bawah.

1,04

0

/00, dan tahun 2010 adalah

Kecamatan Semarang Timur dengan
1,41 0/00.

Kesimpulan
a. Perceraian

di

Kota

Semarang

d. Tingkat

perceraian

dengan

didominasi oleh cerai gugat, lebih dari

menggunakan

50% dari jumlah yang bercerai. Tahun

angka MCDR yang tertinggi angka

2006, 2007 dan 2010 cerai gugat

MCDR tahun 2006 adalah Kecamatan

sebanyak 71% dan cerai talak 29%.

Semarang Selatan dengan 132,23 0/00,

Tahun 2008 cerai gugat sebanyak 69%

tahun

dan cerai talak sebanyak 31% serta

Semarang Selatan dengan 136,82 0/00,

tahun 2009 sebanyak 74% cerai gugat

tahun

dan cerai talak 29%.

Semarang Selatan dengan 170,78 0/00,

b. Tingkat
dengan

perceraian

yang

menggunakan

dihitung
rumus

2007

2008

tahun

2009

rumus

adalah

adalah

adalah

perhitungan

Kecamatan

Kecamatan

Kecamatan

Semarang Timur dengan 154 0/00, dan

perhitungan angka perceraian kasar

tahun

yang tertinggi angka perceraian kasar

Semarang Timur dengan 178,86 0/00.

tahun 2006 adalah Kecamatan Tugu
dengan 1,44 0/00, tahun 2007 adalah
Kecamatan Tugu dengan 1,31

0

2010

e. Faktor-faktor
yang

adalah

penyebab

paling

dominan

Kecamatan

perceraian
menurut

/00,

Pengadilan Agama Kota Semarang

tahun 2008 adalah Kecamatan Tugu

adalah faktor tidak ada tanggung jawab

dengan 1,31 0/00, tahun 2009 adalah

dan disusul oleh faktor ekonomi.

Kecamatan Semarang Barat dengan
1,01

0

/00, dan tahun 2010 adalah

Kecamatan Tugu dengan 1,31 0/00.

f. Jenis pekerjaan sangat berpengaruh
terhadap

tingkat

perceraian

yang

terjadi di Kota Semarang, karena jenis
13

pekerjaan

menentukan

kehidupan

masalah-masalah perkawinan dengan

ekonomi dan pergaulan di luar rumah.

mempublikasikan dan diinformasikan

Pendidikan juga sangat berpengaruh

secara intensif melalui media cetak

terhadap

maupun

perceraian

pendidikan

tinggi

elektronik,

seperti

dapat

menerbitkan majalah bulanan yang

menggeser keseimbangan antara laki-

berisi artikel-artikel tentang masalah

laki

perkawinan

dan

yang

dikarenakan

perempuan

yang

menyebabkan

dapat

perceraian.

Pengangguran juga sangat berpengaruh

dan

pemecahan

masalahnya dan dapat juga melalu
siara-siaran radio.

karena bersangkutan dengan kehidupan

d. Perlunya ditingkatkan peranan Kantor

ekonomi berumaht angga, dan jenis

Pengadilan Agama di Kota Semarang

wilayah kota berpotensi menyebabkan

sebagai sumber sarana penasehat dan

perceraian

dan

konsultasi keluarga dalam membina

pergeseran norma dan nilai budaya

rumah tangga yang harmonis dan

yang lebih besar ketimbang wilayah

sejahtera,

desa.

anggota-anggota

karena

interaksi

dengan

cara

menyusun

pengurus

yang

mempunyai pengetahuan yang luas dan
kepedulian

Saran
Berdasarkan

kesimpulan

diperoleh,

maka

yang

penulis

telah

masalah

juga

meningkat.

yang

perceraian

besar
yang

terhadap
semakin

menyampaikan saran sebagai berikut:
a. Pasangan yang menikah hendaknya
telah dibekali dengan pengetahuan
yang cukup tentang rumah tangga dan
permasalahan-permasalahan

umum

yang biasa terjadi didalam membina
rumah tangga.
b. Perlu diperhatikan usia pasangan yang
akan
apabila

menikah
menikah

tersebut,
dan

sehingga

menemukan

permasalahan tidak akan mudah untuk
mengambil keputusan untuk bercerai.
c. Hendaknya kantor Pengadilan Agama
Kota

Semarang

dapat

DAFTAR PUSTAKA
Adioetomo, Sri Murtiningsih dan Omas Bulan
Samosir.
2010.
Dasar-dasar
Demografi. Jakarta : Salemba Empat.

Bantulu, Y. 2008. Perceraian di Amerika
Serikat Pada Awal Abad ke-21.
Yogyakarta: UGM. PPS Program
Studi Pengkajian Amerika. Tesis.
Intruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991.
2001. Kompilasi Hukum Islam Di
Indonesia. Jakarta.

Pasaribu. 1975. Pengantar Statistik.
Jakarta. Ghalia.
Susanti, E. 2009. Pengangguran dan
Perilaku Keluarga di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2004-2008.
Yogyakarta: PPs. UGM. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Tesis.

mengatasi
14

Dokumen yang terkait

Analisa Tingkat Kecenderungan Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut Pada Balita Tahun 2001-2005 Untuk Peramalan Pada Tahun 2006-2010 Di Kota Pekanbaru

0 30 97

ANALISIS TERHADAP HASIL MEDIASI YANG GAGAL DI PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG DALAM KASUS PERCERAIAN PADA BULAN JANUARI 2015 (Studi di Pengadilan Agama Kota Malang)

0 10 29

ANALISIS PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PASCA UNDANG-UNDANG NO 28 TAHUN 2009 (STUDI KASUS DI KANTOR BERSAMA SAMSAT KOTA MALANG)

0 14 18

KENDALA KEWENANGAN ABSOLUTE PENGADILAN AGAMA DALAM MENANGANI SENGKETA EKONOMI SYARI’AH (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG KELAS I A)

0 5 28

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYEBAB PERCERAIAN YANG DISEBABKAN PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN TERUS-MENERUS DI PENGADILAN AGAMA JEMBER (Studi Putusan Pengadilan Agama Nomor 1085/Pdt.G/2002/PA.Jr)

2 11 61

EKSEKUSI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA TERHADAP HARTA BERSAMA AKIBAT PERCERAIAN (Kajian Putusan Pengadilan Agama Pasuruan Nomor 1644/Pdt.G/2011/PA. Pas)

1 6 18

PENETAPAN PENGADILAN AGAMA TENTANG ISTBAT NIKAH (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA KOTABUMI)

0 16 45

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2006-2010

1 1 68

PENGARUH JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG TAHUN 2015

0 2 34

BAB II KARAKTER HADHANAH PADA PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MEDAN DARI TAHUN 2010-2012 1. Perceraian Dan Akibat Hukum Terhadap Anak a. Perceraian - Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 20

0 0 31