PERAN GURU AGAMA DALAM PEMBINAAN KARAKTER DI MTs NEGERI MANTINGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Peran Guru Agama Dalam Pembinaan Karakter Di MTs Negeri Mantingan Tahun Pelajaran 2013/2014.

PERAN GURU AGAMA DALAM PEMBINAAN KARAKTER DI MTs
NEGERI MANTINGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Oleh:
Hima Zuhria
NIM: G000100022
NIRM: 10/X/02.2.1/T/5062

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
Karakter merupakan sifat dasar yang ada pada setiap individu. Setiap manusia
diberi kelebihan dan kekurangan oleh Allah swt. berupa akal dan bimbingan agama

agar menjadi manusia makhluk Allah yang paling sempurna. Akan tetapi di era global
seperti saat ini, nilai-nilai karakter semakin hilang, seperti kejujuran, kesantunan, dan
kebersamaan. Oleh karena itu, harus ada usaha untuk mengembalikan nilai-nilai
karakter tersebut. Dalam dunia pendidikan, guru, khususnya guru agama memiliki
tanggung jawab yang besar untuk menghasilkan generasi yang berkarakter baik.
Dalam penelitian ini masalah yang dikaji adalah peran guru agama dalam
pembinaan karakter siswa di MTs Negeri Mantingan. Tujuan penelitian ini adalah
mendiskripsikan peran guru agama dalam pembinaan karakter siswa di MTs Negeri
Mantingan.
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu untuk menambah khazanah
keilmuan dan pengetahuan, khususnya tentang peran guru agama dalam pembinaan
karakter siswa. Sedangkan manfaat praktisnya yaitu untuk memberikan masukan
kepada guru agama khususnya dan lembaga pendidikan MTs Negeri Mantingan pada
umumnya juga MTs lainnya, untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih
meningkatkan kegiatan-kegiatan dalam membina karakter siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan metode
analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil analisa data, maka dapat disimpulkan bahwa peran guru
agama di MTs Negeri Mantingan dalam pembinaan karakter siswa sebagai korektor,

yaitu guru mengawasi tingkah laku siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah, apabila terdapat siswa yang berperilaku tidak baik, guru agama MTs Negeri
Mantingan selalu tegas menegur dan menasehati; inspirator, yaitu guru memberikan
petunjuk yang baik untuk kemajuan belajar anak didik; informator, yaitu guru
memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan
anak didik; organisator, yaitu guru agama mengorganisasikan guru lainnya untuk
membina karakter siswa; motivator, yaitu guru mendorong siswa supaya giat belajar;
inisiator, yaitu guru sebagai pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajaran; fasilitator, yaitu guru menyediakan fasilitas untuk kemudahan belajar
siswa; pembimbing siswa dengan membekali ilmu agama agar memiliki akhlak yang
baik; demonstrator, yaitu guru memperagakan materi yang tidak cukup dijelaskan
melalui ceramah; pengelola kelas yaitu guru mengelola fasilitas kelas supaya proses
belajar mengajar berjalan dengan baik, dan mediator, yaitu guru menyampaikan dan
menjadi media informasi kepada anak didik sejelas-jelasnya. Di samping itu, guru
agama di MTs Negeri Mantingan juga berperan sebagai supervisor, yaitu sebagai
pengawas terhadap kelancaran jalannya pembinaan karakter; dan sebagai evaluator,
yaitu guru agama menilai kegiatan pembinaan karakter serta selalu berusaha
memperbaiki kegiatan dalam rangka pembinaan karakter.
Kata Kunci: Peran Guru Agama, Pembinaan Karakter


identik

PENDAHULUAN

dengan

kepribadian

atau

Ada indikasi kuat mengenai

akhlak. Kepribadian merupakan ciri

hilangnya nilai-nilai luhur yang

atau karakteristik atau sifat khas dari

melekat pada bangsa Indonesia,


diri seseorang yang bersumber dari

seperti kejujuran, kesantunan, dan

bentukan-bentukan yang diterima dari

kebersamaan. Hal itu menjadikan

lingkungan, misalnya dari keluarga

keprihatinan bangsa. Oleh karena

pada masa kecil, dan juga bawaan

itu,

sejak

harus


ada

usaha

untuk

lahir.1

Upaya

yang

bisa

menjadikan nilai-nilai itu kembali

dilakukan untuk pembinaan karakter

menjadi


bisa

siswa di sekolah di antaranya adalah

dibanggakan di hadapan bangsa

dengan memaksimalkan fungsi mata

lain. Di sinilah pendidikan agama

pelajaran

menjadi

sekolah.

karakter

sangat


yang

penting

untuk

pendidikan

Pembinaan

menjadi pijakan dalam pembinaan

agama

karakter

di

siswa


karakter siswa, mengingat tujuan

oleh guru berarti berbagai upaya yang

akhir dari pendidikan agama tidak

dilakukan oleh guru dalam rangka

lain adalah terwujudnya akhlak

pembentukan karakter siswa. Guru

atau karakter mulia.

adalah pendidik professional dengan

Orang berkarakter berarti orang

tugas utama mendidik, mengajar,


yang memiliki watak, kepribadian,

membimbing, mengarahkan, melatih,

budi pekerti, atau akhlak. Dengan

menilai,

makna seperti itu berarti karakter
1

(Jakarta:

Dhoni Koesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global
Grasindo,
2007),
hlm.80.

1


mengevaluasi
pendidikan

peserta
anak

didik

pada

Agama dalam Pembinaan Karakter

dini

jalur

Siswa di MTs Negeri Mantingan Tahun

usia


pendidikan formal, pendidikan dasar,

Pelajaran 2013/2014.

dan pendidikan menengah.2 Dengan
demikian guru
jawab

besar

memiliki
dalam

tanggung

menghasilkan

Berdasarkan latar belakang
masalah yang diuraikan tersebut,
maka

dapat

dirumuskan

generasi yang berkarakter, berbudaya,

permasalahan yang akan diteliti, yaitu

dan bermoral.

bagaimana peran guru agama di MTs

Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Negeri Mantingan dalam pembinaan

Negeri Mantingan termasuk sekolah

karakter

yang unggul dan dikenal memiliki

Mantingan?

banyak kegiatan pembinaan dan ekstra

siswa

MTs

Negeri

Tujuan penelitian yang ingin

kulikuler untuk mengembangkan minat

dicapai

dan

Negeri

Mendeskripsikan peran guru agama

Mantingan dapat dikatakan berhasil

di MTs Negeri Mantingan dalam

dalam

membina

pembinaan

menuju

karakter

bakat

siswa.

MTs

siswa-siswinya
yang

baik,

di

antaranya dalam hal kedisiplinan dan

adalah

karakter

siswa

untuk

MTs

Negeri Mantingan.
Berikut

penelitian

yang

kesantunan. Berangkat dari uraian di

berkaitan dengan pembinaan karakter

atas,

yang pernah dilakukan oleh peneliti

penulis

tertarik

untuk

mengadakan penelitian di MTs Negeri

sebelumnya,

Mantingan dengan judul Peran Guru
2

Undang-Undang RI No. 14 tahun 2012 tentang Guru dan Dosen (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012), hlm. 32.

di antaranya Maulana Effendi dalam
skripsinya

yang

Pendidikan

berjudul

Karakter

kegiatan sekolah,

Peran

skripsinya

dalam

Pesantren

3

Miswanto dalam

yang

berjudul

dalam

Upaya

Pembentukan

Menanggulangi Kenakalan Siswa di

Karakter Anak (Study Kasus di

SMP

Sambi

Salafiyah Ula Study Center Bin Baz

bahwa

Karanggayam

Muhammadiyah

Boyolali,

4

menyimpulkan

Piyungan

Bantul

terdapat 3 (tiga) pendekatan untuk

Yogyakarta), menyimpulkan bahwa

membentuk karakter siswa melalui

pendidikan pesantren Salafiyah Ula

pendidikan

antaranya

Study Center Bin Baz Karanggayam

moral

Piyungan Bantul Yogyakarta telah

knowing, yaitu penerapan nilai-nilai

mampu berperan dalam membentuk

akhlak melalui pelajaran akhlak; (b)

karakter santri.

Pendekatan moral feeling, yaitu sikap

dilakukan adalah dengan pendidikan

atau rasa butuh nilai-nilai akhlak

partisipatif, baik dalam pembinaan

melalui kegiatan Hizbul Wathan,

formal maupun non formal, yang

Jum‟at

memiliki tujuan untuk membekali dan

adalah:

baca

(a)

Tulis

akhlak,

di

Pendekatan

Al-qur‟an,

Bentuk upaya yang

pembinaan; dan (c) Pendekatan moral

membina

doing, yaitu keberhasilan penanaman

muslim yang sempurna, di antaranya

akhlak

melalui:

tersebut

dalam

kegiatan

santri

(a)

menjadi

Pemberian

pribadi

pondasi

sehari-hari dengan harapan siswa

aqidah yang lurus, maka diajarkan

dapat menerapkan nilai-nilai yang

materi

Tauhid;

(b)

Menanamkan

telah diberikan melalui pelajaran dan
3

Maulana Effendi, Peran Pendidikan Karakter dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa
di
SMP
Muhammadiyah
4
Sambi
Boyolali
(Surakarta:
UMS, 2013), Unpublished.

gemar

beribadah

membiasakan
dengan

dengan

ibadah

praktek

amaliyah

langsung

seperti

dalam

skripsinya

dengan

judul

Pendidikan Karakter Melalui Agama,
menyimpulkan

bahwa

dalam

shalat jamaah; dan (c) Diadakan

agama

program

dengan

muatan pendidikan karakter yang

agenda

menyeluruh dan sangat sistematis.

pendukung

memberikan

nasihat

dan

sesungguhnya

di

terkandung

program berkala,4 Arini Widyowati

Ibadah-ibadah

dalam

berjudul

mampu membentuk kognitif, afektif,

Masalah

dan konasi manusia.6

skripsinya

Pendidikan

yang

Karakter

Hambatan Kompetensi Guru dan
Pengembangannya
Sekolah,

di

Lingkungan

menyimpulkan

bahwa

yang

dilakukan

Guru agama adalah seseorang
yang mengajar dan mendidik agama
Islam

dengan

membimbing,

keberhasilan pendidikan tidak dapat

menuntun, memberi tauladan dan

dilepaskan dari peran guru dalam

membantu

kegiatan belajar mengajar. Guru yang

didiknya ke arah kedewasaan jasmani

berkualitas seharusnya memiliki

dan rokhani.7

empat kompetensi, yaitu kompetensi
paedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi

kepribadian,

mengantarkan

anak

Peran guru agama Islam di
antaranya

dan

kompetensi sosial, 5 Suwanto Yuwono
4

Miswanto, Upaya Pesantren dalam Pembentukan Karakter Anak (Study Kasus di
Salafiyah Ula Study Center Bin Baz Karanggayam Piyungan Bantul Yogyakarta) (Surakarta:
UMS, 2012), Unpublished.
5
Arini Widyowanti, Pendidikan Karakter Masalah Hambatan Kompetensi Guru dan
Pengembangannya (Surakarta: UMS, 2011), Unpublished.
6
Suwanto Yuwono, Pendidikan Karakter Melalui Agama (Surakarta: UMS, 2011),
Unpublished.

Adalah sebagai: korektor, inspirator,

Dari uraian tersebut, peneliti

informator, organisator, motivator,

mengambil

inisiator,

pembinaan karakter adalah suatu

kelas,

demonstrator,

mediator,

pengelola

supervisor,

dan

evaluator.8

kegiatan

dilakukan

untuk

moral.

dimiliki guru, di antaranya adalah:
ṣiddīq,

kompetensi

amanah, kompetensi faṭānah, dan
kompetensi

yang

bahwa

meningkatkan kualitas mental atau

Empat kompetensi yang harus

kompetensi

kesimpulan

tablīg.9

Empat

Tujuan
yaitu

pembinaan

membentuk

karakter

bangsa

yang

tangguh, kompetetif, berakhlak mulia,
bermoral,

bertoleran,

bergotong
patriotik,

kompetensi di atas harus dimiliki oleh

royong,

berjiwa

seorang guru untuk melaksanakan

berkembang

dinamis,

tugas pengajaran dan pembinaan.

ilmu pengetahuan dan teknologi,

Pembinaan
kegiatan

yaitu

memberi

suatu

yang semuanya dijiwai oleh iman dan

bimbingan,

takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

bantuan, tuntunan, dan pertolongan.10
Adapun

karakter

berorientasi

adalah

kualitas

berdasarkan Pancasila.12
Nilai-nilai karakter yang harus

mental atau moral, kekuatan moral,

dikembangkan

nama atau reputasi.11

Kementrian Pendidikan Nasional

7

siswa

menurut

Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 45.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), hlm. 43-48.
9
Zainal Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter (Bandung: Yrama Widya, 2011),
hlm. 81.
10
Thohirin. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2007), hlm. 16.
8

adalah sebagai berikut: Nilai-nilai

pada hakekatnya adalah “mengamati

perilaku manusia dalam hubungannya

orang dalam kehidupan sehari-hari

dengan Tuhan Yang Maha Esa; nilai-

dalam situasi wajar, berinteraksi

nilai

bersama

perilaku

manusia

dalam

mereka,

melakukan

hubungannya dengan diri sendiri;

wawancara dan berusaha memaknai

nilai-nilai perilaku manusia dalam

bahasa, kebiasaan dan prilaku yang

hubungannya dengan sesama; nilai-

berhubungan

nilai

penelitian”.15

perilaku

manusia

dalam

dengan

Tempat

hubungannya dengan lingkungan dan

yang

fokus

digunakan

nilai-nilai perilaku manusia dalam

penelitian ini adalah di MTs Negeri

hubungannya dengan kebangsaan.13

Mantingan,

sedangkan

subjek

karakter

penelitian ini adalah guru agama dan

yang dapat dilaksanakan terdiri atas

siswa kelas VII dan VIII MTs Negeri

beberapa

Mantingan.

Upaya

pembinaan

program,

di

antaranya

Metode

melalui pembinaan sikap beragama,

analisis

yang

pembinaan sikap tanggung jawab

digunakan yaitu Metode analisis data

sosial, program kecakapan hidup,

yang

Pengamalan.14

deskriptif

kualitatif,

METODE PENELITIAN

analisis

data,

Penelitian

ini

termasuk

penelitian deskriptif kualitatif yang
11

digunakan

adalah
yaitu
baik

analisis
proses
ketika

mengumpulkan data maupun setelah
pengumpulan data dilakukan melalui

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (Bandung: Alfabeta,
2012), hlm. 4.
12
Ibid., hlm. 30.
13
Ibid., hlm. 32-35.

rangkaian analisis data kualitatif

langkah-langkah sebagai berikut:
1.

Pada waktu pengumpulan data,

menurut model interaktif.16

peneliti melakukan preliminary

HASIL PENELITIAN DAN

yang berfungsi untuk verifikasi

PEMBAHASAN

dan pembuktian awal bahwa

Guru agama adalah seorang

fenomena yang diteliti itu benar-

yang memiliki tugas paling banyak

benar ada.

dibanding

guru

umum

lainnya,

2. Reduksi data, peneliti mengubah

karena selain menyampaikan materi

hasil wawancara, observasi, dan

pelajaran guru agama juga harus

hasil

menjadi

memberikan pembinaan akhlak serta

bentuk tulisan sesuai dengan

menjadi suri tauladan bagi anak

formatnya masing-masing.

didiknya.

dokumentasi

3. Display data, peneliti mengolah

Terdapat

beberapa

peranan

data setengah jadi yang sudah

yang dilakukan oleh guru agama di

seragam dalam bentuk tulisan

MTs

dan sudah memiliki alur tema

sebagai berikut:

yang jelas

1. Penyampai Materi

ke dalam

suatu

matriks.
4. Kesimpulan sekaligus verifikasi

Negeri

Mantingan,

yaitu

Guru agama MTs Negeri
Mantingan menyampaikan materi

yang merupakan tahap akhir dalam
14

Hamdani Hamid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Jakarta: Pustaka Setia, 2012),
hlm. 154-158.
15
Lexy. J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), hlm. 31.
16
Milles Huberman dalam Herdiansyah Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta:
Salemba Humanika, 2010), hlm. 165.

pelajaran

dan

memberikan

pembelajaran

yang

menarik,

pengetahuan yang seluas-luasnya

sehingga siswa merasa termotivasi

kepada anak didik hingga anak

dalam belajar. Materi yang tidak

didik

dengan

cukup

metode

ceramah, seperti materi ṭaharah,

mendapatkan

menyampaikan pelajaran agama,

kemajuan

tetapi juga memperhatikan tingkah

belajar. Hal ini sesuai dengan

laku siswa, baik di dalam maupun

pendapat Syaiful Bahri Djamarah

di luar sekolah, guru membedakan

mengenai peran guru agama, yaitu

antara yang baik dan yang buruk,

berperan

mengingatkan

merasa

paham

menggunakan
sehingga
pencerahan

siswa
demi

sebagai

inisiator

disampaikan

siswa

dengan

apabila

(pemberi petunjuk dalam belajar),

berbuat

informator (penyampai materi),

mengajak siswa untuk berbuat hal

motivator

motivasi),

yang positif. Hal ini sesuai dengan

inisiator (pencetus ide), fasilitator

pendapat Syaiful Bahri Djamarah,

(penyedia fasilitas), demonstrator

bahwa

(memeragakan materi), pengelola

sebagai korektor.

(pemberi

kelas, dan mediator (penyedia
media pembelajaran).
2. Korektor
Guru agama di MTs Negeri
Mantingan tidak hanya bertugas

yang

guru

tidak

agama

benar,

berperan

3. Pembimbing
Guru agama di MTs Negeri
Mantingan membimbing siswanya
dengan
keagamaan

membekali
sebagai

ilmu
pedoman

9

dalam menjalani hidup. Hal ini

Negeri

Mantingan

sesuai dengan pendapat Syaiful

proses

pembelajaran

Bahri Djamarah, bahwa peran guru

kegiatan

agama

Mantingan, khususnya dalam hal

adalah

sebagai

pembimbing.

di

mengawasi
maupun

MTs

Negeri

kegiatan pembinaan. Hal ini sesuai

4. Organisator

dengan pendapat Syaiful Bahri

Guru

agama

Djamarah

sebagaimana

dikutip

mengorganisasikan guru pelajaran

pada Bab II halaman 10, bahwa

lainnya

peran guru agama adalah sebagai

membina
Negeri

untuk

bersama-sama

karakter siswa MTs
Mantingan,

sehingga

supervisor.
6. Evaluator

pembinaan karakter tidak hanya

Guru Agama mengevaluasi

dilakukan dan menjadi tanggung

jalannya pembinaan karakter di

jawab guru agama saja, namun

MTs Negeri Mantingan. Guru

juga diimbangi oleh guru pelajaran

agama

lainnya. Hal ini sesuai dengan

lainnya

pendapat Syaiful Bahri Djamarah

perbaikan

sebagaimana dikutip pada Bab II

siswanya agar memiliki karakter

halaman 8, bahwa peran guru

yang baik. Hal ini sesuai dengan

agama adalah sebagai organisator.

pendapat Syaiful Bahri Djamarah

5. Supervisor
Peran guru agama sebagai
supervisor berarti guru agama MTs

bersama

dengan

selalu
dalam

guru

melakukan
membina

sebagaimana dikutip pada Bab II
halaman 10, bahwa peran guru
agama adalah sebagai evaluator.

10

Guru agama di MTs Negeri

karakter yang dilakukan oleh guru

Mantingan sudah memenuhi syarat

agama MTs Negeri Mantingan di

sebagai

guru

antaranya:

karena

kualifikasi

yang

professional
akademiknya

1. Pembinaan agama
Pembinaan

lulusan S1 Pendidikan Agama Islam.

agama

yang

Selain itu, guru agama di MTs Negeri

dilakukan oleh guru agama di MTs

Mantingan telah menguasai ajaran

Negeri Mantingan adalah dengan

agama

memaksimalkan

Islam,

menjadi

berwibawa,

tauladan

bagi

dapat

siswanya,

dalam

penyampaian materi PAI. Selain

memiliki komitmen dan konsisten

itu,

dalam menjalankan amanahnya untuk

pembinaan agama siswa MTs

menjadi seorang pendidik, sabar,

Negeri

cerdas, dan selalu bekerja keras untuk

membiasakan

mewujudkan visi dan misi yang ada

pendek dan asmāul ḥusnā 15

di MTs Negeri Mantingan. Hal ini

menit sebelum pelajaran dimulai.

sesuai

Siswa

dengan

pendapat

Furqon,

guru

agama

memberikan

Mantingan

juga

membaca

diwajibkan

dengan
surat

untuk

bahwa terdapat beberapa kompetensi

melaksanakan shalat ḍuḥa dan

yang harus dimiliki guru agama,

shalat ẓuhur berjamaah. berpuasa

antara lain: (a) Kompetensi ṣiddīq;

sunnah di hari Senin dan Kamis,

(b)

(c)

menutup aurat dan hafalan juz

(d)

„amma. Amalan-amalan tersebut

Kompetensi

Kompetensi

amanah;

faṭānah;

dan

Kompetensi tablīg.
Adapun

upaya

dapat
pembinaan

kehidupan

diaplikasikan
sehari-hari

dalam
demi

11

terwujudnya
dilandasi

karakter
dengan

yang

Negeri Mantingan diajarkan untuk

nilai-nilai

disiplin, patuh pada peraturan,

keagamaan. Hal ini sesuai dengan

saling

pendapat Hamid Hamdani, bahwa

menyayangi.

upaya pembinaan karakter melalui

juga diberikan dalam kegiatan

pembinaan agama, yaitu dengan

sekolah, seperti pramuka, PMR,

memberikan

aqidah

drum band, dan kerja bakti. Kerja

melalui membaca al-Qur‟an dan

bakti diadakan untuk menciptakan

al-Hadits,

mempelajari

suasana

tafsir dan maknanya, serta melalui

sekolah.

program

pengamalan.

Seluruh

pembinaan

kegiatan

keagamaan

tersebut

dilakukan

pelajaran

dengan

menghormati
Pembinaan

asri

di

dan
sosial

lingkungan

Seluruh

kegiatan

sosial

tersebut

demi

terwujudnya

dilakukan dengan tujuan untuk

karakter yang baik dengan sesama

membentuk

karakter

dan lingkungan. Hal ini sesuai

ketuhanan sesuai dengan nilai

dengan pendapat Hamid Hamdani,

karakter yang dikembangkan oleh

bahwa pembinaan sikap tanggung

Kemendiknas.

jawab sosial merupakan perbuatan

nilai-nilai

2. Pembinaan sosial

mendidik

dengan

memberikan

Pembinaan sosial merupakan

teladan, membina, mengarahkan

pembiasaan berbuat baik kepada

dan menuntun ke arah tujuan

sesama,

pendidikan

seperti

dengan

Islam.

Pembinaan

membiasakan 3S, yaitu senyum,

sosial dilakukan untuk membentuk

salam, dan sapa. Siswa MTs

karakter baik terhadap sesama dan

12

lingkungan sesuai dengan nilai-

masa yang akan datang secara

nilai

menyeluruh. Program kecakapan

karakter

menurut

hidup

Kemendiknas.

diberikan

untuk

mewujudkan nilai-nilai karakter

3. Program kecakapan hidup
Program kecakapan hidup

menurut Kemendiknas, yaitu nilai-

diberikan kepada siswa-siswi MTs

nilai karakter yang berhubungan

Negeri Mantingan agar memiliki

dengan dirinya sendiri, seperti

soft skill atau keterampilan untuk

jujur, bertanggung jawab, bergaya

bekal

mendatang,

hidup sehat, disiplin, kerja keras,

keterampilan

percaya diri, berjiwa wirausaha,

kehidupan

seperti
kewirausahaan,

kegiatan

drum

berfikir logis, kritis, kreatif, dan

band, ḥaḍrah, qira‟ah, dan olah

inovatif, mandiri, ingin tahu, dan

raga. Program kecakapan diadakan

cinta ilmu.

supaya siswa terbentuk menjadi
pribadi

yang

cakap,

mandiri,

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

bekerja keras, bertanggung jawab,
dan kreatif. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hamid Hamdani, bahwa
program

kecakapan

hidup

bertujuan mengembangkan potensi
peserta didik sesuai karakteristik,
emosional, dan spiritual dalam
menghadapi

peranannya

pada

Peran guru agama di MTs
Negeri

Mantingan

dalam

pembinaan karakter siswa sebagai
korektor, yaitu guru mengawasi
tingkah

laku

siswa,

baik

di

lingkungan sekolah maupun di
luar

sekolah,

apabila

terdapat

siswa yang berperilaku tidak baik,

13

guru

agama

MTs

Negeri

memperagakan materi yang tidak

Mantingan selalu tegas menegur

cukup dijelaskan melalui ceramah;

dan menasehati; inspirator, yaitu

pengelola

guru memberikan petunjuk yang

mengelola fasilitas kelas supaya

baik untuk kemajuan belajar anak

proses belajar mengajar berjalan

didik;

guru

dengan baik, dan mediator, yaitu

informasi

guru menyampaikan dan menjadi

informator,

yaitu

memberikan

kelas

yaitu

guru

perkembangan ilmu pengetahuan

media

sesuai dengan kebutuhan anak

didik sejelas-jelasnya. Di samping

didik;

guru

itu, guru agama di MTs Negeri

agama mengorganisasikan guru

Mantingan juga berperan sebagai

lainnya untuk membina karakter

supervisor,

siswa;

pengawas

organisator,

motivator,

yaitu

yaitu

guru

informasi

kepada

anak

yaitu

sebagai

terhadap

kelancaran

mendorong siswa supaya giat

jalannya pembinaan karakter; dan

belajar;

sebagai

inisiator,

yaitu

guru

evaluator,

yaitu

guru

sebagai pencetus ide-ide kemajuan

agama

dalam pendidikan dan pengajaran;

pembinaan karakter serta selalu

fasilitator, yaitu guru menyediakan

berusaha memperbaiki kegiatan

fasilitas untuk kemudahan belajar

dalam rangka pembinaan karakter.

siswa; pembimbing siswa dengan
membekali
memiliki

menilai

kegiatan

B. Saran

ilmu

agama

agar

Berdasarkan pengamatan

akhlak

yang

baik;

mengenai peran guru agama

guru

dalam pembinaan karakter siswa

demonstrator,

yaitu

14

di MTs Negeri Mantingan, secara
keseluruhan guru MTs Negeri
Mantingan

telah

melakukan

peranannya sebagai guru dengan
baik, maka kebaikan itu perlu
dipertahankan dan ditingkatkan
demi

kemajuan

MTs

Negeri

Mantingan.

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung:
Yrama Widya.
Doni, Koesoema A. 2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik anak di
Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi, Maulana. 2013. Peran Pendidikan Karakter dalam Menanggulangi
Kenakalan Siswa di SMP Muhammadiyah 4 Sambi Boyolali. Skripsi:
UMS.
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi.
Bandung: Alfabeta.
Hamid, Hamdani. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Jakarta: Pustaka
Setia.
Haris, Herdiansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba
Humanika.
Miswanto. 2012. Upaya Pesantren dalam Pembentukan Karakter Anak (Study
Kasus di Salafiyah Ula Study Center Bin Baz Karanggayam Piyungan
Bantul Yogyakarta). Skripsi: UMS.
Moleong, Lexy, J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

15

Thohirin. 2007. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT.
Raja Grafindo.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2012. Guru dan Dosen.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widyowati, Arini. 2011. Pendidikan Karakter Masalah Hambatan Kompetensi
Guru dan Pengembangannya di Lingkungan Sekolah. Skripsi: UMS.
Yuwono, Suwanto. 2011. Pendidikan Karakter Melalui Agama. Skripsi: UMS.
Zuhairini. 1994. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Kelas X Dalam Menerapkan Pendidikan Karakter Di SMA Muhammadiyah 1 Blora Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 16

PERAN GURU AGAMA DALAM PEMBINAAN KARAKTER DI MTs NEGERI MANTINGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Peran Guru Agama Dalam Pembinaan Karakter Di MTs Negeri Mantingan Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 17

PERAN GURU PROFESIONAL DALAM PEMBINAAN KARAKTER SISWA DI SMA NEGERI 1 HINAI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 3 24

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 11

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 51

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 27

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4