HUBUNGAN INTENSI PROSOSIAL DENGAN SIKAP DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA REMAJA Hubungan Intensi Prososial Dengan Sikap Disiplin Berlalu Lintas Pada Remaja.
HUBUNGAN INTENSI PROSOSIAL DENGAN SIKAP DISIPLIN BERLALU
LINTAS PADA REMAJA
Naskah Publikasi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Oleh :
SITI MUNIROH
F 100 090 014
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN INTENSI PROSOSIAL DENGAN SIKAP DISIPLIN BERLALU
LINTAS PADA REMAJA
Siti Muniroh
Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si. Psi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mumunprabowo@yahoo.co.id
ABSTRAKSI
Tingginya angka kecelakaan di kalangan remaja dan banyaknya berbagai
pengetahuan tentang tata cara berkendara, remaja diharapkan mempunyai sikap
disiplin yang positif terhadap aturan-aturan lalu lintas. Pada usia remaja, ketaatan
pada peraturan lalu lintas diharapkan timbul dari diri remaja sendiri. Namun, pada
kenyataanya kebiasaan berlalu lintas pada remaja semakin hari semakin
memprihatinkan. Terlihat dari tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang sebagian
besar di alami anak sekolah atau remaja. Intensi prososial dapat membantu remaja
untuk bersikap positif terhadap lingkungan sekitar, dengan adanya intensi prososial
mendorong remaja untuk patuh terhadap peraturan lalu lintas. Peneitian ini bertujuan
untuk menguji apakah ada hubungan positif antara intensi prososial dengan sikap
disiplin berlalu lintas pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah ada hubungan positif antara intensi prososial dengan sikap disiplin berlalu
lintas pada remaja.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Kecamatan Banjarsari,
Surakarta. Teknik yang digunakan pengambilan sampel adalah cluster stratified
random yaitu dengan melakukan random terhadap 13 kelurahan dikecamatan
Banjarsari, dan kelurahan Sumber terpilih sebagai tempat penelitian. Jumlah subyek
yang digunakan 100 orang. Karakteristik subyek adalah remaja yang berusia 12 – 21
tahun. Alat pengumpulan data menggunakan skala intensi prososial dan skala sikap
disiplin berlalu lintas. Teknik analisis menggunakan korelasi product moment.
Hasil korelasi product moment dari pearson menunjukkan angka korelasi
sebesar r=(r) = 0,589 dengan p = 0,00 (p < 0,01) yang berarti ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara intensi prososial dengan sikap disiplin berlalu lintas
pada remaja diterima. Sehingga hipotesis penelitian yang diajukan diterima.
Sedangkan sumbangan efektif yang diberikan variabel intensi prososial terhadap
sikap disiplin berlalu lintas sebesar 34,7% sedangkan sisanya 65,3% faktor lain yang
mempengaruhi sikap disiplin berlalu lintas. Rerata empirik variabel intensi prososial
108,77 yang tergolong rendah dan rerata hipotetik 92,5 tergolong sangat rendah,
sedangkan rerata empirik variabel sikap disiplin berlalu lintas 115,19 yang tergolong
rendah dan rerata hipotetik 82,5 yang tergolong sangat rendah.
Kata
kunci:
intensi
prososial,
sikap
disiplin
berlalu
lintas
pada
remaja
lebih tua melainkan merasa sama, atau
LATAR BELAKANG
paling tidak sejajar. Pada usia remaja,
Tingginya angka kecelakaan di
kalangan
remaja
dan
ketaatan pada peraturan lalu lintas
banyaknya
diharapkan timbul dari diri remaja
berbagai pengetahuan tentang tata cara
berkendara,
remaja
sendiri. Remaja diharapkan menyadari
diharapkan
mengapa harus mentaati peraturan lalu
mempunyai sikap disiplin yang positif
lintas. Masa remaja dianggap paling
terhadap aturan-aturan lalu lintas. Pada
rawan dibandingkan dengan fase-fase
usia remaja, ketaatan pada peraturan
perkembangan lainnya. Sesuai hasil
lalu lintas diharapkan timbul dari diri
penelitian
remaja sendiri. Remaja diharapkan
lalu
diharapkan
lintas.
dapat
sumbangan
yang
dilakukan oleh remaja
Remaja
memberikan
Secara
psikologis,
remaja
pada
diharapkan memiliki intensi prososial
masyarakat bahwa mematuhi peraturan
yang tinggi sehingga memiliki sikap
lalu
penting
disiplin berlalu lintas yang positif.
dikehidupan sehari-hari, baik demi
intensi prososial penting bagi remaja
keselamatan pribadi dan juga demi
dalam mematuhi peraturan tata tertib
kenyamaan pengendara lain. Monks,
berlalu lintas. Karena dengan adanya
dkk (1989) memberi batasan umur
intensi prososial cenderung membuat
remaja yaitu 12 tahun sampai 21
seseorang untuk berperilaku kearah
tahun.
yang positif, sesuai dengan nilai-nilai
lintas
positif
bahwa
pelanggaran lalu lintas pada umunya
menyadari mengapa harus mentaati
peraturan
terdahulu
sangatlah
Piaget
(Hurlock,1999)
mengatakan bahwa secara psikologis,
moral
remaja adalah suatu usia dimana
masyarakat.
individu menjadi terintegrasi ke dalam
sosial
yang
berlaku
di
Sikap kurang disiplin pada
masyarakat dewasa, suatu usia di mana
remaja merupakan fenomena sosial
anak tidak merasa bahwa dirinya
yang
berada di bawah tingkat orang yang
meresahkan.
Fenomena–
fenomena di atas mendorong peneliti
1
untuk
merumuskan masalah
yaitu
datang dalam berlalu lintas. Dengan
intensi
adanya sikap disiplin yang positif
prososial dengan sikap disiplin berlalu
sekarang ini juga akan mendorong
lintas pada remaja?”.
kebiasaan mematuhi disiplin berlalu
“apakah
hubungan
Tujuan
antara
penelitian
lintas dikemudian hari. Purwadi &
yang
Saebani
dilakukan adalah untuk mengetahui
berlalu
sikap disiplin berlalu lintas pada
remaja,
pengaruh
prososial
terhadap
sikap
ia
mematuhi
dalam bentuk rambu-rambu ataupun
tidak. Berdasarkan berbagai pendapat
pada remaja, dan untuk mengetahui
besar
jika
pada saat berlalu lintas di jalan, baik
untuk
mengetahui sikap disiplin berlalu lintas
seberapa
lintas
peraturan tentang apa yang tidak boleh
remaja, Untuk mengetahui intensi
pada
mengungkapkan
bahwa seseorang dikatakan berdisiplin
hubungan intensi prososial dengan
prososial
(2008)
yang ada dapat disimpulkan bahwa
intensi
sikap disiplin berlalu lintas adalah
disiplin
sikap atau tindakan seseorang untuk
berlalu lintas pada remaja.
LANDASAN TEORI
mengendalikan
diri
dalam
mengembangkan
dan
ketaatan
terhadap peraturan dan tata tertib
Sikap Disiplin Berlalu Lintas
berlalu lintas sesuai aturan UndangAzwar (2007) mendefinisikan
sikap
sebagai
keteraturan
Undang lalu lintas.
dalam
Iversen (Yilmaz & Celik ,
pemikiran (kognisi), perasaan (afeksi),
2004)
dan perilaku atau tindakan (konasi)
keselamatan lalu lintas merupakan
seseorang
indikator
terhadap
dilingkungan
suatu
sekitarnya.
aspek
bahwa
penentu
sikap
untuk
terhadap
kebiasan
Iversen
beresiko dimasa yang akan datang
(Yilmaz & Celik , 2004) bahwa sikap
dalam berlalu lintas. Dengan adanya
terhadap
sikap disiplin yang positif sekarang ini
keselamatan
lalu
lintas
merupakan indikator penentu untuk
juga
kebiasan beresiko dimasa yang akan
2
akan
mendorong
kebiasaan
mematuhi
disiplin
berlalu
lintas
lain.
dikemudian hari.
Perilaku
prososial
juga
didefinisikan Baron & Byrne (2005)
Fatnanta (dalam Lukman M,
sebagai suatu tindakan menolong yang
2009) mengemukakan bahwa faktor-
menguntungkan orang lain tanpa harus
faktor yang mempengaruhi individu
menyediakan
sebagai pengguna jalan, antara lain
langsung pada orang yang melakukan
faktor internal dan faktor eksternal.
tindakan
Menurut Azwar, (2007) menyatakan
bahkan melibatkan suatu resiko bagi
bahwa struktur sikap terdiri atas tiga
orang yang menolong. Dari pendapat
komponen yaitu komponen kognitif,
dari
komponen afektif, dan komponen
disimpulkan bahwa intensi prososial
konatif.
adalah niat yang ada dalam diri
Intensi Prososial
seseorang untuk
berupa
individu terhadap perilaku (merupakan
ahli
mungkin
maka
dapat
melakukan suatu
keuntungan
fisik
maupun
psikologis bagi orang yang dikenai
aspek personal), dan kedua adalah
tindakan tersebut.
persepsi individu terhadap tekanan
sosial untuk melakukan atau untuk
perilaku
beberapa
dan
lain dan memiliki konsekuensi positif
determinan dasar, yaitu pertama sikap
melakukan
tersebut,
keuntungan
perilaku yang ditujukan pada orang
Intensi adalah fungsi dari dua
tidak
suatu
Mussen,
dkk
(1979),
mengemukakakn bahwa aspek – aspek
yang
bersangkutan yang disebut sebagai
intensi
norma
menolong, berbagi rasa, kerja sama,
Twenge,
subyektif
dkk
(Azwar,
(2007)
2007).
menyatakan
bertindak
prososial
antara
dermawan,
lain;
serta
perilaku prososial tergantung pada
memperhatikan kesejahteraan orang
kepercayaan yang satu bagian dari
lain.
komunitas dimana orang-orang sata
sama lain mencari bantuan, dukungan
dan adakalanya mencintai satu sama
3
Hubungan Intensi Prososial dengan
hal yang mudah dipahami, karena ada
Sikap Disiplin Berlalu Lintas
beberapa faktor yang mempengaruhi
sikap disiplin berlalu lintas menurut
Salah satu faktor internal yang
Prijodarminto, (1994) faktor yang
mempengaruhi sikap disiplin berlalu
mempengaruhi
lintas adalah intensi prososial. Intensi
Faktor ekstern meliputi sosial budaya,
dalam diri seseorang untuk melakukan
sosial
suatu perilaku yang ditujuakan pada
keuntungan
ekonomi
dan
pendidikan
sedangkan faktor intern meliputi sikap
orang lain dan memiliki konsekuensi
berupa
berlalu
lintas yaitu faktor ekstern dan intern.
prososial merupakan niat yang ada
positif
kedisiplinan
individu
fisik
dan
kesadaran
individu.
Individu yang memiliki kesadaran
maupun psikologis bagi orang yang
yang tinggi akan selalu berorientasi
dikenai tindakan tersebut. Dengan
pada keselamatan diri di jalan.
adanya niat yang ada dalam diri
Salah
individu dengan konsekuensi positif,
satu
aspek
intensi
maka sikap disiplin berlalu lintas pada
prososial yaitu intensi memperhatikan
individu
kesejahteraan orang lain,
juga
positif,
individu
hal
ini
pada
berkaitan dengan sikap disiplin berlalu
ada.
lintas karena dengan adanya niat
tidak
memperhatiakn kesejahteraan orang
memiliki niat yang negatif, maka
lain, seseorang cenderung bersikap
individu cenderung bersikap acuh
lebih hati-hati saat berada dijalan raya
terhadap peraturan lalu lintas yang ada,
dan peduli akan rambu-rambu lalu
hal ini dapat mengakibatkan individu
lintas
melakukan
penggendara lain.
cenderung
peraturan
Sebaliknya
bersikap
lalu
patuh
lintas
jika
yang
individu
pelanggaran
terhadap
serta
memperhatikan
peraturan lalu lintas.
Remaja yang memiliki intensi
ketidakdisiplinan
prososial yang tinggi maka dalam
berlalu lintas pada remaja merupakan
sikap kedisiplinannya dalam berlalu
Adanya
4
lintas dalam aspek, kognitf, afektif,
Hipotesis
dan konatif remaja akan cenderung
tinggi,
sebaliknya
apabila
Ada hubungan positif antara intensi
intensi
prososial dengan sikap disiplin berlalu
prososial yang rendah menjadikan
lintas pada remaja.
aspek dalam kedisiplinan berlalu lintas
pada remaja juga rendah, seperti
METODE PENELITIAN
kognitif, afektif, dan konatif pada
remaja juga akan rendah. Hal itu
Variabel Penelitian
menjadikan intensi prososial memiliki
Variabel
kaitan yang erat dengan sikap disiplin
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah :
berlalu lintas pada remaja. Remaja
yang memiliki intensi prososial yang
1. Variabel
tinggi maka ia memilki keyakinan
bebas
:
Intensi
Prososial
bahwa segala aspek yang ia miliki
2. Variabel tergantung : Sikap
menjadikan ia merasa mampu untuk
Disiplin Berlalu Lintas
dapat mematuhi peraturan disiplin
berlalu lintas. Remaja yang memiliki
Definisi Operasional
intensi prososial yang rendah akan
terdorong
untuk
bersikap
1.
acuh
terhadap lingkunganya. Begitu juga
acuh
terhadap
Intensi Prososial
Intesi prosial adalah niat yang ada
peraturan-peraturan
dalam diri seseorang untuk melakukan
yang ada di masyarakat, salah satunya
suatu perilaku yang ditujuakan pada
acuh terhadap peraturan lalu lintas
orang lain dan memiliki konsekuensi
yang ada, maka remaja cenderung
positif
melanggar aturan dalam berlalu lintas.
berupa
keuntungan
fisik
maupun psikologis bagi orang yang
dikenai tindakan tersebut.
Variabel
ini
diukur
dengan
menggunakan skala intensi prososial
5
berdasarkan
aaspek-aspek
konatif
intensi
(perilaku/tindakan).
Sikap
prososial yaitu menolong, berbagi rasa,
disiplin berlalu lintas dapat dilihat dari
kerja sama, bertindak dermawan, serta
skor
memperhatikan kesejahteraan orang
Semakin tinggi skor sikap disiplin
lain. Intensi prososial sesorang dapat
berlalu lintas yang diperoleh dari
dilihat pada skor yang diperoleh dari
skala, maka semakin taat seseorang itu
skala. Apabila skor skala intensi
terhadap
prososial tinggi, maka akan semakin
lintas yang ada sehingga keselamatan
tinggi pula intensi prososial pada
pengguna jalan pun semakin tinggi.
seseorang. Begitu juga sebaliknya jika
Sebaliknya, semakin rendah skor yang
hasil skor dari skala rendah, maka
diperoleh dari skala sikap disiplin
semakin rendah pula intensi prososial
berlalu lintas menunjukkan semakin
pada
rendah pula sikap disiplin berlalu
yang
dimiliki
oleh
remaja
yang
diperoleh
dari
skala
peraturan-peraturan
lalu
lintas pada remaja.
tersebut.
Subyek Penelitian
2.
Sikap Disiplin Berlalu Lintas
Subyek dalam penelitian ini
adalah remaja yang berusia 12 – 21
Sikap disiplin berlalu lintas adalah
seseorang
untuk
tahun
mengendalikan
diri
dalam
kelurahan Sumber, Surakarta. Subyek
mengembangkan
dan
ketaatan
dalam penelitian ini berjumlah 100
tindakan
yang bertempat
tinggal
di
terhadap peraturan dan tata tertib
orang.
berlalu lintas sesuai aturan Undang-
Metode dan Alat Pengumpulan Data
Undang Lalu Lintas.
Metode
Variabel
ini
diukur
berdasarkan
aspek-aspek
data
yang
digunakan adalah :
dengan
1. Skala Intensi Prososial
menggunakan skala sikap disiplin berlalu
lintas
pengumpulan
Skala intensi prososial disusun
sikap
disiplin berlalu lintas yaitu kognitif
berdasarkan
aspek-aspek
(kepercayaan), afektif (perasaan),dan
dikemukakan
oleh
Mussen,
yang
dkk
(1979), antara lain; menolong, berbagi
6
rasa, kerja sama, bertindak dermawan,
menggunakan tehnik korelasi product
serta
moment
orang
memperhatikan
lain.
kesejahteraan
Berdasarkan
hasil
diperoleh
nilai
koefisien
korelasi sebesar (�� ) : 0,589 dengan p
perhitungan nilai validitas bergerak
= 0,00 (p < 0,01) berarti hipotesis yang
dari 0,200 sampai 0,521 dengan p >
berbunyi ada hubungan positif yang
0,05 dan koefisien reliabilitas (�� )
sangat antara intensi prososial dengan
sikap disiplin berlalu lintas pada
sebesar 0,818.
remaja diterima. Hal ini menjelasakan
2. Skala Sikap Disiplin Berlalu Lintas
bahwa ada hubungan positif yang
Skala sikap disiplin berlalu
sangat
lintas disusun berdasarkan aspek-aspek
signifikan
antara
intensi
prososial dengan sikap disiplin berlalu
yang dikemukakan oleh oleh Azwar,
lintas pada remaja. Yang artinya
(2007) bahwa sikap melibatkan tiga
semakin tinggi intensi prososial maka
komponen, yaitu ; Komponen kognitif,
akan semakin positif sikap disiplin
komponen afektif, komponen konatif.
berlalu lintas pada remaja, begitu pula
Berdasarkan hasil perhitungan nilai
sebaliknya semakin rendah intensi
validitas bergerak dari 0,214 sampai
prososial
0,566 dan koefisien reliabilitas (�� )
semakin
negatif
sikap
disiplin berlalu lintas pada remaja.
sebesar 0,852.
Salah satu faktor internal yang
Teknik Analisis Data
mempengaruhi sikap disiplin berlalu
Teknik analisis data yang digunakan
lintas adalah intensi prososial. Intensi
dalam penelitian in adalah tehnik
prososial merupakan niat yang ada
korelasi product moment.
dalam diri seseorang untuk melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu perilaku yang ditujuakan pada
orang lain dan memiliki konsekuensi
Pengumpulan data dalam penelitian
positif
dilaksanakan pada tanggal 15 juli 2013
berupa
keuntungan
fisik
maupun psikologis bagi orang yang
sampai 26 juli 2013. Berdasarkan hasil
dikenai tindakan tersebut. Dengan
analisis yang telah dilakukan dengan
7
adanya niat yang ada dalam diri
penelitian lain yang menyebutkan
individu dengan konsekuensi positif,
bahwa komponen yan dibutuhkan
maka sikap disiplin berlalu lintas pada
untuk menciptakan ketertiban berlalu
individu
lintas adalah komponen sikap dan
juga
cenderung
positif,
bersikap
peraturan
lalu
Sebaliknya
patuh
lintas
jika
individu
yang
individu
pada
normatif yang menunjukkan intensi
ada.
perilaku,
situasi
dan
perbedaan
tidak
pengamatan individu (Vallerand, dkk
memiliki niat yang negatif, maka
1999). Hal tersebut juga diperkuat
individu cenderung bersikap acuh
dengan hasil penelitian lain yang
terhadap peraturan lalu lintas yang ada,
dilakukan oleh Klevert, (2007) bahwa
hal ini dapat mengakibatkan individu
disiplin
melakukan
terhadap
positif terhadap keyakinan individu
peraturan lalu lintas. Sesuai hasil
terhadap peraturan lalu lintas, dimana
penelitian yang dilakukan oleh Annisa
tingkat keyakinan terhadap peraturan
(2009) menyebutkan bahwa 60% dari
lalu lintas tinggi maka disiplin berlalu
sikap
lintas
pelanggaran
disiplin
berlalu
lintas
berlalu
lintas
berkorelasi
tergolong
positif.
dipengaruhi oleh konsep diri. Konsep
Purwodarminto
diri remaja yang positif berarti bahwa
menyatakan
remaja
latihan ketaatan batin dan watak
mampu
emosinya
mengendalikan
sehingga
mampu
dengan
diri
dengan
perbuatannya
menyesuaikan
(1998)
disiplin
maksud
merupakan
supaya
selalu
juga
segala
mentaati
tata
lingkungannya, sedangkan konsep diri
tertib. Disiplin tidak terjadi dengan
remaja yang negatif akan mendorong
sendirinya,
melainkan
ditumbuhkan,
dikembangkan
remaja
melakukan
pelanggaran
pelanggaran
karena
menyesuaikan
tidak
diri
–
diperkuat
dan
mampu
diterapkan dalam semua aspek dengan
dengan
menerapkan
lingkungannya.
Hasil
harus
sanksi,
ganjaran
dan
hukuman sesuai dengan perbuatanya.
penelitian
diperkuat
tersebut
dengan
Piaget
hasil
(Hurlock,1999)
berpendapat
masa remaja dianggap paling rawan
8
dibandingkan
dengan
fase-fase
maupun sangat tinggi. Hasil penelitian
perkembangan lainnya.
Bedasarkan
intensi
prososial
tersebut menunjukkan bahwa sikap
kategori
disiplin berlalu lintas pada subyek
skala
terdapat
kurang. Hal ini dapat disebebkan
subyek
beberapa faktor, faktor yang berasal
penelitian yang berada dalam kategori
dari dalam diri individu itu sendiri
sangat rendah terdapat 5% (5 orang),
berupa sikap dan kepribadian yang
sedangkan untuk kategorisasi rendah
dimiliki oleh individu yaitu sikap dan
terdapat 90% (90 orang) yang intensi
perilaku yang mencerminkan tanggung
prososialnya rendah, serta 5% (5
orang)
yang
intensi
jawab
prososialnya
prososial
ada subyek yang memiliki intensi
yang
intensi
sendiri
tertinggi
terdapat
sekaligus
kemampuan
untuk patuh dengan hukum dan norma
serta kebiasaan yang berlaku dalam
5% (5 orang) yang berada dalam
frekuensi
masyarakat
pribadinya dan mengendalikan dirinya
sikap disiplin berlalu lintas terdapat
rendah.
dan
seseorang untuk menyesuaikan interes
Berdasarkan kategorisasi skala
sangat
dilaksankan
menggambarkan
prososialnya
negatif.
kategori
yang
bahwa hal itu bermanfaat bagi dirinya
tersebut
mengindikasikan bahwa masih banyak
remaja
tanpa
berdasarkan keyakinan yang benar
prososial yang tinggi maupun sangat
Kondisi
kehidupan
paksaan dari luar, berupa intensi
berada dalam kategori sedang. Tidak
tinggi.
terhadap
lingkungan sosial. Hal lainnya seperti
Untuk
sikap individu dan kesadaran individu.
pada
Individu yang memiliki kesadaran
kategorisasi rendah yaitu sebanyak
yang tinggi akan selalu berorientasi
79% (79 orang) yang memiliki intensi
pada
prososial rendah. 16% (16 orang) yang
keselamatan
diri
di
jalan
Prijodarminto, (1994).
intensi prososialnya berada dalam
Peranan
kategori sedang dan tidak ada subyek
efektif
yang memiliki intensi prososial tinggi
intensi
atau
sumbangan
prososial
34,7%
ditunjukkan oleh koefisien determinan
9
(� 2 ) sebesar 0,347. Hal ini berarti
kendala yang terjadi selama proses
masih terdapat 65,3% faktor – faktor
penelitian. Sehingga dalam penelitian
lain yang memberikan sumbangan
ini terdapat kelemahan seperti proses
efektif terhadap sikap disiplin berlalu
dalam pengambilan data dan penelitian
lintas diantaranya kepribadian, konsep
dilakukan pada saat bulan puasa,
diri, usia, tingkat pendidikan dan
sehingga konsentrasi subyek sedikit
lingkungan. Seperti yang dikemukakan
berkurang sehingga ada kemungkinan
oleh Walgito (2003) bahwa yang
dalam pengisian skala intensi prososial
menjadikan determinan sikap cukup
dan skala sikap disiplin berlalu lintas
banyak, namun yang dianggap penting
kurang optimal, serta populasi dan
yaitu faktor psikologis yang meliputi
sampel kurang luas.
usia dan kesehatan, serta pengalaman
Saran – saran
langsung terhadap objek sikap dan
1.
kerangka acuan.
Bagi
Remaja
atau
Subyek
Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
subyek
Adapun kesimpulan dari penelitian ini
signifikan
antara
dengan
intensi
kegiatan
prososial dengan sikap disiplin berlalu
berlalu
terkandung didalamnya memberikan
sikap
oleh
faktor
sosial
lintas
diharapkan
disiplin
yang
mengikuti
ada
di
sekitar.
Untuk
sikap
disiplin
pada
subyek,
subyek
mampu
intensi
prososial
meningkatkan
berlalu lintas meskipun tidak hanya
dipengaruhi
aktif
meningkatkan
prososial dengan segala aspek yang
terhadap
cara
lingkungan
lintas pada remaja, yang artinya intensi
kontribusi
mampu
meningkatkan intensi prososialnya
adalah ada hubungan positif yang
sangat
diharapkan
dengan hal – hal yang positif serta
intensi
memperhatikan rambu-rambu lalu
prososial saja.
lintas
yang
mempraktekkan
Dalam melakukan penelitian
ada
teknik-teknik
berlalu lintas dengan benar.
ini tidak terlepas dari kesulitan dan
10
serta
2.
Bagi Orang Tua
Orang
tua
di Kota Solo, penyebaran pamflet
diharapkan
kepada
mampu
positif
yang
dan
tua
juga
harus
memberikan
4.
keselamatan
Bagi Peneliti Lain
yang sama, diharapkan mampu
memperbaiki
anaknya untuk mengendarai sepeda
kelemahan
–
kelemahan yang terdapat dalam
motor sebelum memilki SIM (Surat
penelitian ini. Peneliti lain juga
Ijin Mengemudi) demi keselamatan
diharapkan memperluas populasi
dan
atau
menghindari terjadi kecelakaan lalu
ruang
lingkup
penelitian
sehingga generalisasinya lebih luas.
lintas.
3.
kurikulum
melakukan penelitian denga tema
memberikan ijin pada anak –
lintas
mengadakan
Bagi peneliti lain yang tertarik
yang baik dan benar, dan tidak
berlalu
serta
berlalu lintas.
pengetahuan dalam berlalu lintas
dalam
benar
program
membimbing bersosialisasi dengan
masyarakat luas. Selain itu orang
sekitar
mengenai disiplin berlalu lintas
membimbing anak – anaknya untuk
berperilaku
masyarakat
Peneliti
Bagi Pemerintah
lain
juga
diharapkan
menggunakan metode yang berbeda
Diharapkan dari penelitian ini pihak
seperti
Dinas
mengungkap lebih dalam tentang
Perhubungan
Komunikasi
kualitatif
agar
dapat
dan Informatika Kota Surakarta
intensi
dapat
disiplin berlalu lintas. Selain itu
memberikan
banyak
prososial
dengan
sikap
sosialisasi budaya tertib berlalu
peneliti
lintas pada masyarakat umumnya
menggunakan atau menambahkan
dan remaja pada khususnya, sebagai
variabel lain dalam penelitiannya
bentuk upaya mencegah terjadinya
agar hasil yang didapatkan lebih
kecelakaan di jalan raya. Dengan
maksimal.
cara
diperlukannya
pemasangan
spanduk di beberapa lokasi strategis
11
lain
juga
diharapkan
Remaja
DAFTAR PUSTAKA
Sepeda
Motor Ditinjau Dari Motivasi
Azwar,S.2007. Sikap Manusia Dan
Keselamatan Diri dan Jenis
Pengukurannya .
Teori
Pengendara
Kelamin.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://www./DisiplinBerlaluLin
tas%20Pada%20Remaja%20P
Baron, R. A. & Byrne, D. 2005.
engendara%Sepeda%20Motor
Psikologi Sosial. Jilid 2.Edisi
%20Ditinjau%20Dari%20Moti
Kesepuluh. Jakarta :Penerbit
vasi%20Keselamatan%20Diri
Erlangga
%20dan%20Jenis%20Kelamin
%20by.%20IDTesis.com.htm.
Hurlock, E.B. 1999. Perkembangan
Anak. Alih bahasa oleh
soedjarmo dan istiwidayanto.
Jakarta : Erlangga.
Monks,
F.J, Knoers,
A.M.P
Skripsi Psikologi. Di akses
pada tanggal 21 Februari 2013
Pukul 22.15 WIB
dan
Purwadi A. J & Saebani M. 2008.
Haditono, S.R.1989. Psikologi
Upaya meningkatkan disiplin
Perkembangan:
berlalu
Pengantar
lintas
dikalangan
Dalam Berbagai Bagiannya .
pelajar dan mahasiswa dalam
Yogyakarta :Universitas Gajah
rangka mensukseskan prrogam
Mada Press.
Bengkulu kota pelajar (BKP)
Media Infotama, volume 3, no
Mussen, P.H., Conger, J.J., & Kagan,
6 bulan sebelas tahun 2008.
J. 1979. Child Development
Tgg artikel 11-27.
and Personality. New York:
Purwodarminto. 1998. Kamus Umum
Harper and Raw Publishers.
Bahasa
Prijodarminto.
1994.
Indonesia .
Balai Pustaka.
Idtesis.com.
Disiplin Berlalu Lintas Pada
12
Jakarta:
Soviana,
Eva.
2011.
kampanye
berkendara
terhadap
Vallerand, R.J dkk. 1992. Theory of
reasoned action as applied to
moral behavior a confirmatory
analysis. Journal of personality
and social Psychological, vol
62, no 1, 11-25. New youk
Amarican
psychological
association, inc.
Pengaruh
keselamatan
(safety
sikap
riding)
kedisiplinan
dalam berlalu lintas. Skripsi
(tidak diterbitkan). Surakarta:
Psikologi UMS
Twenge, dkk. 2007. Social exclucion
Yilmaz, V and Celik, Eray. 2004. A
model for Risky driving
attitudes in Turkey. Journal
social behavior and personalit
vol 72, no 1, 13-22. Inc
decreases prososial behavior.
Journal
of personality and
social psychology vol 92, no 1.
23-34. American Psychological
Association, inc.
13
LINTAS PADA REMAJA
Naskah Publikasi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Oleh :
SITI MUNIROH
F 100 090 014
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN INTENSI PROSOSIAL DENGAN SIKAP DISIPLIN BERLALU
LINTAS PADA REMAJA
Siti Muniroh
Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si. Psi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mumunprabowo@yahoo.co.id
ABSTRAKSI
Tingginya angka kecelakaan di kalangan remaja dan banyaknya berbagai
pengetahuan tentang tata cara berkendara, remaja diharapkan mempunyai sikap
disiplin yang positif terhadap aturan-aturan lalu lintas. Pada usia remaja, ketaatan
pada peraturan lalu lintas diharapkan timbul dari diri remaja sendiri. Namun, pada
kenyataanya kebiasaan berlalu lintas pada remaja semakin hari semakin
memprihatinkan. Terlihat dari tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang sebagian
besar di alami anak sekolah atau remaja. Intensi prososial dapat membantu remaja
untuk bersikap positif terhadap lingkungan sekitar, dengan adanya intensi prososial
mendorong remaja untuk patuh terhadap peraturan lalu lintas. Peneitian ini bertujuan
untuk menguji apakah ada hubungan positif antara intensi prososial dengan sikap
disiplin berlalu lintas pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah ada hubungan positif antara intensi prososial dengan sikap disiplin berlalu
lintas pada remaja.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Kecamatan Banjarsari,
Surakarta. Teknik yang digunakan pengambilan sampel adalah cluster stratified
random yaitu dengan melakukan random terhadap 13 kelurahan dikecamatan
Banjarsari, dan kelurahan Sumber terpilih sebagai tempat penelitian. Jumlah subyek
yang digunakan 100 orang. Karakteristik subyek adalah remaja yang berusia 12 – 21
tahun. Alat pengumpulan data menggunakan skala intensi prososial dan skala sikap
disiplin berlalu lintas. Teknik analisis menggunakan korelasi product moment.
Hasil korelasi product moment dari pearson menunjukkan angka korelasi
sebesar r=(r) = 0,589 dengan p = 0,00 (p < 0,01) yang berarti ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara intensi prososial dengan sikap disiplin berlalu lintas
pada remaja diterima. Sehingga hipotesis penelitian yang diajukan diterima.
Sedangkan sumbangan efektif yang diberikan variabel intensi prososial terhadap
sikap disiplin berlalu lintas sebesar 34,7% sedangkan sisanya 65,3% faktor lain yang
mempengaruhi sikap disiplin berlalu lintas. Rerata empirik variabel intensi prososial
108,77 yang tergolong rendah dan rerata hipotetik 92,5 tergolong sangat rendah,
sedangkan rerata empirik variabel sikap disiplin berlalu lintas 115,19 yang tergolong
rendah dan rerata hipotetik 82,5 yang tergolong sangat rendah.
Kata
kunci:
intensi
prososial,
sikap
disiplin
berlalu
lintas
pada
remaja
lebih tua melainkan merasa sama, atau
LATAR BELAKANG
paling tidak sejajar. Pada usia remaja,
Tingginya angka kecelakaan di
kalangan
remaja
dan
ketaatan pada peraturan lalu lintas
banyaknya
diharapkan timbul dari diri remaja
berbagai pengetahuan tentang tata cara
berkendara,
remaja
sendiri. Remaja diharapkan menyadari
diharapkan
mengapa harus mentaati peraturan lalu
mempunyai sikap disiplin yang positif
lintas. Masa remaja dianggap paling
terhadap aturan-aturan lalu lintas. Pada
rawan dibandingkan dengan fase-fase
usia remaja, ketaatan pada peraturan
perkembangan lainnya. Sesuai hasil
lalu lintas diharapkan timbul dari diri
penelitian
remaja sendiri. Remaja diharapkan
lalu
diharapkan
lintas.
dapat
sumbangan
yang
dilakukan oleh remaja
Remaja
memberikan
Secara
psikologis,
remaja
pada
diharapkan memiliki intensi prososial
masyarakat bahwa mematuhi peraturan
yang tinggi sehingga memiliki sikap
lalu
penting
disiplin berlalu lintas yang positif.
dikehidupan sehari-hari, baik demi
intensi prososial penting bagi remaja
keselamatan pribadi dan juga demi
dalam mematuhi peraturan tata tertib
kenyamaan pengendara lain. Monks,
berlalu lintas. Karena dengan adanya
dkk (1989) memberi batasan umur
intensi prososial cenderung membuat
remaja yaitu 12 tahun sampai 21
seseorang untuk berperilaku kearah
tahun.
yang positif, sesuai dengan nilai-nilai
lintas
positif
bahwa
pelanggaran lalu lintas pada umunya
menyadari mengapa harus mentaati
peraturan
terdahulu
sangatlah
Piaget
(Hurlock,1999)
mengatakan bahwa secara psikologis,
moral
remaja adalah suatu usia dimana
masyarakat.
individu menjadi terintegrasi ke dalam
sosial
yang
berlaku
di
Sikap kurang disiplin pada
masyarakat dewasa, suatu usia di mana
remaja merupakan fenomena sosial
anak tidak merasa bahwa dirinya
yang
berada di bawah tingkat orang yang
meresahkan.
Fenomena–
fenomena di atas mendorong peneliti
1
untuk
merumuskan masalah
yaitu
datang dalam berlalu lintas. Dengan
intensi
adanya sikap disiplin yang positif
prososial dengan sikap disiplin berlalu
sekarang ini juga akan mendorong
lintas pada remaja?”.
kebiasaan mematuhi disiplin berlalu
“apakah
hubungan
Tujuan
antara
penelitian
lintas dikemudian hari. Purwadi &
yang
Saebani
dilakukan adalah untuk mengetahui
berlalu
sikap disiplin berlalu lintas pada
remaja,
pengaruh
prososial
terhadap
sikap
ia
mematuhi
dalam bentuk rambu-rambu ataupun
tidak. Berdasarkan berbagai pendapat
pada remaja, dan untuk mengetahui
besar
jika
pada saat berlalu lintas di jalan, baik
untuk
mengetahui sikap disiplin berlalu lintas
seberapa
lintas
peraturan tentang apa yang tidak boleh
remaja, Untuk mengetahui intensi
pada
mengungkapkan
bahwa seseorang dikatakan berdisiplin
hubungan intensi prososial dengan
prososial
(2008)
yang ada dapat disimpulkan bahwa
intensi
sikap disiplin berlalu lintas adalah
disiplin
sikap atau tindakan seseorang untuk
berlalu lintas pada remaja.
LANDASAN TEORI
mengendalikan
diri
dalam
mengembangkan
dan
ketaatan
terhadap peraturan dan tata tertib
Sikap Disiplin Berlalu Lintas
berlalu lintas sesuai aturan UndangAzwar (2007) mendefinisikan
sikap
sebagai
keteraturan
Undang lalu lintas.
dalam
Iversen (Yilmaz & Celik ,
pemikiran (kognisi), perasaan (afeksi),
2004)
dan perilaku atau tindakan (konasi)
keselamatan lalu lintas merupakan
seseorang
indikator
terhadap
dilingkungan
suatu
sekitarnya.
aspek
bahwa
penentu
sikap
untuk
terhadap
kebiasan
Iversen
beresiko dimasa yang akan datang
(Yilmaz & Celik , 2004) bahwa sikap
dalam berlalu lintas. Dengan adanya
terhadap
sikap disiplin yang positif sekarang ini
keselamatan
lalu
lintas
merupakan indikator penentu untuk
juga
kebiasan beresiko dimasa yang akan
2
akan
mendorong
kebiasaan
mematuhi
disiplin
berlalu
lintas
lain.
dikemudian hari.
Perilaku
prososial
juga
didefinisikan Baron & Byrne (2005)
Fatnanta (dalam Lukman M,
sebagai suatu tindakan menolong yang
2009) mengemukakan bahwa faktor-
menguntungkan orang lain tanpa harus
faktor yang mempengaruhi individu
menyediakan
sebagai pengguna jalan, antara lain
langsung pada orang yang melakukan
faktor internal dan faktor eksternal.
tindakan
Menurut Azwar, (2007) menyatakan
bahkan melibatkan suatu resiko bagi
bahwa struktur sikap terdiri atas tiga
orang yang menolong. Dari pendapat
komponen yaitu komponen kognitif,
dari
komponen afektif, dan komponen
disimpulkan bahwa intensi prososial
konatif.
adalah niat yang ada dalam diri
Intensi Prososial
seseorang untuk
berupa
individu terhadap perilaku (merupakan
ahli
mungkin
maka
dapat
melakukan suatu
keuntungan
fisik
maupun
psikologis bagi orang yang dikenai
aspek personal), dan kedua adalah
tindakan tersebut.
persepsi individu terhadap tekanan
sosial untuk melakukan atau untuk
perilaku
beberapa
dan
lain dan memiliki konsekuensi positif
determinan dasar, yaitu pertama sikap
melakukan
tersebut,
keuntungan
perilaku yang ditujukan pada orang
Intensi adalah fungsi dari dua
tidak
suatu
Mussen,
dkk
(1979),
mengemukakakn bahwa aspek – aspek
yang
bersangkutan yang disebut sebagai
intensi
norma
menolong, berbagi rasa, kerja sama,
Twenge,
subyektif
dkk
(Azwar,
(2007)
2007).
menyatakan
bertindak
prososial
antara
dermawan,
lain;
serta
perilaku prososial tergantung pada
memperhatikan kesejahteraan orang
kepercayaan yang satu bagian dari
lain.
komunitas dimana orang-orang sata
sama lain mencari bantuan, dukungan
dan adakalanya mencintai satu sama
3
Hubungan Intensi Prososial dengan
hal yang mudah dipahami, karena ada
Sikap Disiplin Berlalu Lintas
beberapa faktor yang mempengaruhi
sikap disiplin berlalu lintas menurut
Salah satu faktor internal yang
Prijodarminto, (1994) faktor yang
mempengaruhi sikap disiplin berlalu
mempengaruhi
lintas adalah intensi prososial. Intensi
Faktor ekstern meliputi sosial budaya,
dalam diri seseorang untuk melakukan
sosial
suatu perilaku yang ditujuakan pada
keuntungan
ekonomi
dan
pendidikan
sedangkan faktor intern meliputi sikap
orang lain dan memiliki konsekuensi
berupa
berlalu
lintas yaitu faktor ekstern dan intern.
prososial merupakan niat yang ada
positif
kedisiplinan
individu
fisik
dan
kesadaran
individu.
Individu yang memiliki kesadaran
maupun psikologis bagi orang yang
yang tinggi akan selalu berorientasi
dikenai tindakan tersebut. Dengan
pada keselamatan diri di jalan.
adanya niat yang ada dalam diri
Salah
individu dengan konsekuensi positif,
satu
aspek
intensi
maka sikap disiplin berlalu lintas pada
prososial yaitu intensi memperhatikan
individu
kesejahteraan orang lain,
juga
positif,
individu
hal
ini
pada
berkaitan dengan sikap disiplin berlalu
ada.
lintas karena dengan adanya niat
tidak
memperhatiakn kesejahteraan orang
memiliki niat yang negatif, maka
lain, seseorang cenderung bersikap
individu cenderung bersikap acuh
lebih hati-hati saat berada dijalan raya
terhadap peraturan lalu lintas yang ada,
dan peduli akan rambu-rambu lalu
hal ini dapat mengakibatkan individu
lintas
melakukan
penggendara lain.
cenderung
peraturan
Sebaliknya
bersikap
lalu
patuh
lintas
jika
yang
individu
pelanggaran
terhadap
serta
memperhatikan
peraturan lalu lintas.
Remaja yang memiliki intensi
ketidakdisiplinan
prososial yang tinggi maka dalam
berlalu lintas pada remaja merupakan
sikap kedisiplinannya dalam berlalu
Adanya
4
lintas dalam aspek, kognitf, afektif,
Hipotesis
dan konatif remaja akan cenderung
tinggi,
sebaliknya
apabila
Ada hubungan positif antara intensi
intensi
prososial dengan sikap disiplin berlalu
prososial yang rendah menjadikan
lintas pada remaja.
aspek dalam kedisiplinan berlalu lintas
pada remaja juga rendah, seperti
METODE PENELITIAN
kognitif, afektif, dan konatif pada
remaja juga akan rendah. Hal itu
Variabel Penelitian
menjadikan intensi prososial memiliki
Variabel
kaitan yang erat dengan sikap disiplin
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah :
berlalu lintas pada remaja. Remaja
yang memiliki intensi prososial yang
1. Variabel
tinggi maka ia memilki keyakinan
bebas
:
Intensi
Prososial
bahwa segala aspek yang ia miliki
2. Variabel tergantung : Sikap
menjadikan ia merasa mampu untuk
Disiplin Berlalu Lintas
dapat mematuhi peraturan disiplin
berlalu lintas. Remaja yang memiliki
Definisi Operasional
intensi prososial yang rendah akan
terdorong
untuk
bersikap
1.
acuh
terhadap lingkunganya. Begitu juga
acuh
terhadap
Intensi Prososial
Intesi prosial adalah niat yang ada
peraturan-peraturan
dalam diri seseorang untuk melakukan
yang ada di masyarakat, salah satunya
suatu perilaku yang ditujuakan pada
acuh terhadap peraturan lalu lintas
orang lain dan memiliki konsekuensi
yang ada, maka remaja cenderung
positif
melanggar aturan dalam berlalu lintas.
berupa
keuntungan
fisik
maupun psikologis bagi orang yang
dikenai tindakan tersebut.
Variabel
ini
diukur
dengan
menggunakan skala intensi prososial
5
berdasarkan
aaspek-aspek
konatif
intensi
(perilaku/tindakan).
Sikap
prososial yaitu menolong, berbagi rasa,
disiplin berlalu lintas dapat dilihat dari
kerja sama, bertindak dermawan, serta
skor
memperhatikan kesejahteraan orang
Semakin tinggi skor sikap disiplin
lain. Intensi prososial sesorang dapat
berlalu lintas yang diperoleh dari
dilihat pada skor yang diperoleh dari
skala, maka semakin taat seseorang itu
skala. Apabila skor skala intensi
terhadap
prososial tinggi, maka akan semakin
lintas yang ada sehingga keselamatan
tinggi pula intensi prososial pada
pengguna jalan pun semakin tinggi.
seseorang. Begitu juga sebaliknya jika
Sebaliknya, semakin rendah skor yang
hasil skor dari skala rendah, maka
diperoleh dari skala sikap disiplin
semakin rendah pula intensi prososial
berlalu lintas menunjukkan semakin
pada
rendah pula sikap disiplin berlalu
yang
dimiliki
oleh
remaja
yang
diperoleh
dari
skala
peraturan-peraturan
lalu
lintas pada remaja.
tersebut.
Subyek Penelitian
2.
Sikap Disiplin Berlalu Lintas
Subyek dalam penelitian ini
adalah remaja yang berusia 12 – 21
Sikap disiplin berlalu lintas adalah
seseorang
untuk
tahun
mengendalikan
diri
dalam
kelurahan Sumber, Surakarta. Subyek
mengembangkan
dan
ketaatan
dalam penelitian ini berjumlah 100
tindakan
yang bertempat
tinggal
di
terhadap peraturan dan tata tertib
orang.
berlalu lintas sesuai aturan Undang-
Metode dan Alat Pengumpulan Data
Undang Lalu Lintas.
Metode
Variabel
ini
diukur
berdasarkan
aspek-aspek
data
yang
digunakan adalah :
dengan
1. Skala Intensi Prososial
menggunakan skala sikap disiplin berlalu
lintas
pengumpulan
Skala intensi prososial disusun
sikap
disiplin berlalu lintas yaitu kognitif
berdasarkan
aspek-aspek
(kepercayaan), afektif (perasaan),dan
dikemukakan
oleh
Mussen,
yang
dkk
(1979), antara lain; menolong, berbagi
6
rasa, kerja sama, bertindak dermawan,
menggunakan tehnik korelasi product
serta
moment
orang
memperhatikan
lain.
kesejahteraan
Berdasarkan
hasil
diperoleh
nilai
koefisien
korelasi sebesar (�� ) : 0,589 dengan p
perhitungan nilai validitas bergerak
= 0,00 (p < 0,01) berarti hipotesis yang
dari 0,200 sampai 0,521 dengan p >
berbunyi ada hubungan positif yang
0,05 dan koefisien reliabilitas (�� )
sangat antara intensi prososial dengan
sikap disiplin berlalu lintas pada
sebesar 0,818.
remaja diterima. Hal ini menjelasakan
2. Skala Sikap Disiplin Berlalu Lintas
bahwa ada hubungan positif yang
Skala sikap disiplin berlalu
sangat
lintas disusun berdasarkan aspek-aspek
signifikan
antara
intensi
prososial dengan sikap disiplin berlalu
yang dikemukakan oleh oleh Azwar,
lintas pada remaja. Yang artinya
(2007) bahwa sikap melibatkan tiga
semakin tinggi intensi prososial maka
komponen, yaitu ; Komponen kognitif,
akan semakin positif sikap disiplin
komponen afektif, komponen konatif.
berlalu lintas pada remaja, begitu pula
Berdasarkan hasil perhitungan nilai
sebaliknya semakin rendah intensi
validitas bergerak dari 0,214 sampai
prososial
0,566 dan koefisien reliabilitas (�� )
semakin
negatif
sikap
disiplin berlalu lintas pada remaja.
sebesar 0,852.
Salah satu faktor internal yang
Teknik Analisis Data
mempengaruhi sikap disiplin berlalu
Teknik analisis data yang digunakan
lintas adalah intensi prososial. Intensi
dalam penelitian in adalah tehnik
prososial merupakan niat yang ada
korelasi product moment.
dalam diri seseorang untuk melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu perilaku yang ditujuakan pada
orang lain dan memiliki konsekuensi
Pengumpulan data dalam penelitian
positif
dilaksanakan pada tanggal 15 juli 2013
berupa
keuntungan
fisik
maupun psikologis bagi orang yang
sampai 26 juli 2013. Berdasarkan hasil
dikenai tindakan tersebut. Dengan
analisis yang telah dilakukan dengan
7
adanya niat yang ada dalam diri
penelitian lain yang menyebutkan
individu dengan konsekuensi positif,
bahwa komponen yan dibutuhkan
maka sikap disiplin berlalu lintas pada
untuk menciptakan ketertiban berlalu
individu
lintas adalah komponen sikap dan
juga
cenderung
positif,
bersikap
peraturan
lalu
Sebaliknya
patuh
lintas
jika
individu
yang
individu
pada
normatif yang menunjukkan intensi
ada.
perilaku,
situasi
dan
perbedaan
tidak
pengamatan individu (Vallerand, dkk
memiliki niat yang negatif, maka
1999). Hal tersebut juga diperkuat
individu cenderung bersikap acuh
dengan hasil penelitian lain yang
terhadap peraturan lalu lintas yang ada,
dilakukan oleh Klevert, (2007) bahwa
hal ini dapat mengakibatkan individu
disiplin
melakukan
terhadap
positif terhadap keyakinan individu
peraturan lalu lintas. Sesuai hasil
terhadap peraturan lalu lintas, dimana
penelitian yang dilakukan oleh Annisa
tingkat keyakinan terhadap peraturan
(2009) menyebutkan bahwa 60% dari
lalu lintas tinggi maka disiplin berlalu
sikap
lintas
pelanggaran
disiplin
berlalu
lintas
berlalu
lintas
berkorelasi
tergolong
positif.
dipengaruhi oleh konsep diri. Konsep
Purwodarminto
diri remaja yang positif berarti bahwa
menyatakan
remaja
latihan ketaatan batin dan watak
mampu
emosinya
mengendalikan
sehingga
mampu
dengan
diri
dengan
perbuatannya
menyesuaikan
(1998)
disiplin
maksud
merupakan
supaya
selalu
juga
segala
mentaati
tata
lingkungannya, sedangkan konsep diri
tertib. Disiplin tidak terjadi dengan
remaja yang negatif akan mendorong
sendirinya,
melainkan
ditumbuhkan,
dikembangkan
remaja
melakukan
pelanggaran
pelanggaran
karena
menyesuaikan
tidak
diri
–
diperkuat
dan
mampu
diterapkan dalam semua aspek dengan
dengan
menerapkan
lingkungannya.
Hasil
harus
sanksi,
ganjaran
dan
hukuman sesuai dengan perbuatanya.
penelitian
diperkuat
tersebut
dengan
Piaget
hasil
(Hurlock,1999)
berpendapat
masa remaja dianggap paling rawan
8
dibandingkan
dengan
fase-fase
maupun sangat tinggi. Hasil penelitian
perkembangan lainnya.
Bedasarkan
intensi
prososial
tersebut menunjukkan bahwa sikap
kategori
disiplin berlalu lintas pada subyek
skala
terdapat
kurang. Hal ini dapat disebebkan
subyek
beberapa faktor, faktor yang berasal
penelitian yang berada dalam kategori
dari dalam diri individu itu sendiri
sangat rendah terdapat 5% (5 orang),
berupa sikap dan kepribadian yang
sedangkan untuk kategorisasi rendah
dimiliki oleh individu yaitu sikap dan
terdapat 90% (90 orang) yang intensi
perilaku yang mencerminkan tanggung
prososialnya rendah, serta 5% (5
orang)
yang
intensi
jawab
prososialnya
prososial
ada subyek yang memiliki intensi
yang
intensi
sendiri
tertinggi
terdapat
sekaligus
kemampuan
untuk patuh dengan hukum dan norma
serta kebiasaan yang berlaku dalam
5% (5 orang) yang berada dalam
frekuensi
masyarakat
pribadinya dan mengendalikan dirinya
sikap disiplin berlalu lintas terdapat
rendah.
dan
seseorang untuk menyesuaikan interes
Berdasarkan kategorisasi skala
sangat
dilaksankan
menggambarkan
prososialnya
negatif.
kategori
yang
bahwa hal itu bermanfaat bagi dirinya
tersebut
mengindikasikan bahwa masih banyak
remaja
tanpa
berdasarkan keyakinan yang benar
prososial yang tinggi maupun sangat
Kondisi
kehidupan
paksaan dari luar, berupa intensi
berada dalam kategori sedang. Tidak
tinggi.
terhadap
lingkungan sosial. Hal lainnya seperti
Untuk
sikap individu dan kesadaran individu.
pada
Individu yang memiliki kesadaran
kategorisasi rendah yaitu sebanyak
yang tinggi akan selalu berorientasi
79% (79 orang) yang memiliki intensi
pada
prososial rendah. 16% (16 orang) yang
keselamatan
diri
di
jalan
Prijodarminto, (1994).
intensi prososialnya berada dalam
Peranan
kategori sedang dan tidak ada subyek
efektif
yang memiliki intensi prososial tinggi
intensi
atau
sumbangan
prososial
34,7%
ditunjukkan oleh koefisien determinan
9
(� 2 ) sebesar 0,347. Hal ini berarti
kendala yang terjadi selama proses
masih terdapat 65,3% faktor – faktor
penelitian. Sehingga dalam penelitian
lain yang memberikan sumbangan
ini terdapat kelemahan seperti proses
efektif terhadap sikap disiplin berlalu
dalam pengambilan data dan penelitian
lintas diantaranya kepribadian, konsep
dilakukan pada saat bulan puasa,
diri, usia, tingkat pendidikan dan
sehingga konsentrasi subyek sedikit
lingkungan. Seperti yang dikemukakan
berkurang sehingga ada kemungkinan
oleh Walgito (2003) bahwa yang
dalam pengisian skala intensi prososial
menjadikan determinan sikap cukup
dan skala sikap disiplin berlalu lintas
banyak, namun yang dianggap penting
kurang optimal, serta populasi dan
yaitu faktor psikologis yang meliputi
sampel kurang luas.
usia dan kesehatan, serta pengalaman
Saran – saran
langsung terhadap objek sikap dan
1.
kerangka acuan.
Bagi
Remaja
atau
Subyek
Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
subyek
Adapun kesimpulan dari penelitian ini
signifikan
antara
dengan
intensi
kegiatan
prososial dengan sikap disiplin berlalu
berlalu
terkandung didalamnya memberikan
sikap
oleh
faktor
sosial
lintas
diharapkan
disiplin
yang
mengikuti
ada
di
sekitar.
Untuk
sikap
disiplin
pada
subyek,
subyek
mampu
intensi
prososial
meningkatkan
berlalu lintas meskipun tidak hanya
dipengaruhi
aktif
meningkatkan
prososial dengan segala aspek yang
terhadap
cara
lingkungan
lintas pada remaja, yang artinya intensi
kontribusi
mampu
meningkatkan intensi prososialnya
adalah ada hubungan positif yang
sangat
diharapkan
dengan hal – hal yang positif serta
intensi
memperhatikan rambu-rambu lalu
prososial saja.
lintas
yang
mempraktekkan
Dalam melakukan penelitian
ada
teknik-teknik
berlalu lintas dengan benar.
ini tidak terlepas dari kesulitan dan
10
serta
2.
Bagi Orang Tua
Orang
tua
di Kota Solo, penyebaran pamflet
diharapkan
kepada
mampu
positif
yang
dan
tua
juga
harus
memberikan
4.
keselamatan
Bagi Peneliti Lain
yang sama, diharapkan mampu
memperbaiki
anaknya untuk mengendarai sepeda
kelemahan
–
kelemahan yang terdapat dalam
motor sebelum memilki SIM (Surat
penelitian ini. Peneliti lain juga
Ijin Mengemudi) demi keselamatan
diharapkan memperluas populasi
dan
atau
menghindari terjadi kecelakaan lalu
ruang
lingkup
penelitian
sehingga generalisasinya lebih luas.
lintas.
3.
kurikulum
melakukan penelitian denga tema
memberikan ijin pada anak –
lintas
mengadakan
Bagi peneliti lain yang tertarik
yang baik dan benar, dan tidak
berlalu
serta
berlalu lintas.
pengetahuan dalam berlalu lintas
dalam
benar
program
membimbing bersosialisasi dengan
masyarakat luas. Selain itu orang
sekitar
mengenai disiplin berlalu lintas
membimbing anak – anaknya untuk
berperilaku
masyarakat
Peneliti
Bagi Pemerintah
lain
juga
diharapkan
menggunakan metode yang berbeda
Diharapkan dari penelitian ini pihak
seperti
Dinas
mengungkap lebih dalam tentang
Perhubungan
Komunikasi
kualitatif
agar
dapat
dan Informatika Kota Surakarta
intensi
dapat
disiplin berlalu lintas. Selain itu
memberikan
banyak
prososial
dengan
sikap
sosialisasi budaya tertib berlalu
peneliti
lintas pada masyarakat umumnya
menggunakan atau menambahkan
dan remaja pada khususnya, sebagai
variabel lain dalam penelitiannya
bentuk upaya mencegah terjadinya
agar hasil yang didapatkan lebih
kecelakaan di jalan raya. Dengan
maksimal.
cara
diperlukannya
pemasangan
spanduk di beberapa lokasi strategis
11
lain
juga
diharapkan
Remaja
DAFTAR PUSTAKA
Sepeda
Motor Ditinjau Dari Motivasi
Azwar,S.2007. Sikap Manusia Dan
Keselamatan Diri dan Jenis
Pengukurannya .
Teori
Pengendara
Kelamin.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://www./DisiplinBerlaluLin
tas%20Pada%20Remaja%20P
Baron, R. A. & Byrne, D. 2005.
engendara%Sepeda%20Motor
Psikologi Sosial. Jilid 2.Edisi
%20Ditinjau%20Dari%20Moti
Kesepuluh. Jakarta :Penerbit
vasi%20Keselamatan%20Diri
Erlangga
%20dan%20Jenis%20Kelamin
%20by.%20IDTesis.com.htm.
Hurlock, E.B. 1999. Perkembangan
Anak. Alih bahasa oleh
soedjarmo dan istiwidayanto.
Jakarta : Erlangga.
Monks,
F.J, Knoers,
A.M.P
Skripsi Psikologi. Di akses
pada tanggal 21 Februari 2013
Pukul 22.15 WIB
dan
Purwadi A. J & Saebani M. 2008.
Haditono, S.R.1989. Psikologi
Upaya meningkatkan disiplin
Perkembangan:
berlalu
Pengantar
lintas
dikalangan
Dalam Berbagai Bagiannya .
pelajar dan mahasiswa dalam
Yogyakarta :Universitas Gajah
rangka mensukseskan prrogam
Mada Press.
Bengkulu kota pelajar (BKP)
Media Infotama, volume 3, no
Mussen, P.H., Conger, J.J., & Kagan,
6 bulan sebelas tahun 2008.
J. 1979. Child Development
Tgg artikel 11-27.
and Personality. New York:
Purwodarminto. 1998. Kamus Umum
Harper and Raw Publishers.
Bahasa
Prijodarminto.
1994.
Indonesia .
Balai Pustaka.
Idtesis.com.
Disiplin Berlalu Lintas Pada
12
Jakarta:
Soviana,
Eva.
2011.
kampanye
berkendara
terhadap
Vallerand, R.J dkk. 1992. Theory of
reasoned action as applied to
moral behavior a confirmatory
analysis. Journal of personality
and social Psychological, vol
62, no 1, 11-25. New youk
Amarican
psychological
association, inc.
Pengaruh
keselamatan
(safety
sikap
riding)
kedisiplinan
dalam berlalu lintas. Skripsi
(tidak diterbitkan). Surakarta:
Psikologi UMS
Twenge, dkk. 2007. Social exclucion
Yilmaz, V and Celik, Eray. 2004. A
model for Risky driving
attitudes in Turkey. Journal
social behavior and personalit
vol 72, no 1, 13-22. Inc
decreases prososial behavior.
Journal
of personality and
social psychology vol 92, no 1.
23-34. American Psychological
Association, inc.
13