HUBUNGAN INTENSI PROSOSIAL DENGAN SIKAP DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA REMAJA Hubungan Intensi Prososial Dengan Sikap Disiplin Berlalu Lintas Pada Remaja.

HUBUNGAN INTENSI PROSOSIAL DENGAN SIKAP DISIPLIN BERLALU
LINTAS PADA REMAJA

Naskah Publikasi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Oleh :
SITI MUNIROH
F 100 090 014

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN INTENSI PROSOSIAL DENGAN SIKAP DISIPLIN BERLALU
LINTAS PADA REMAJA
Siti Muniroh
Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si. Psi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Mumunprabowo@yahoo.co.id
ABSTRAKSI
Tingginya angka kecelakaan di kalangan remaja dan banyaknya berbagai
pengetahuan tentang tata cara berkendara, remaja diharapkan mempunyai sikap
disiplin yang positif terhadap aturan-aturan lalu lintas. Pada usia remaja, ketaatan
pada peraturan lalu lintas diharapkan timbul dari diri remaja sendiri. Namun, pada
kenyataanya kebiasaan berlalu lintas pada remaja semakin hari semakin
memprihatinkan. Terlihat dari tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang sebagian
besar di alami anak sekolah atau remaja. Intensi prososial dapat membantu remaja
untuk bersikap positif terhadap lingkungan sekitar, dengan adanya intensi prososial
mendorong remaja untuk patuh terhadap peraturan lalu lintas. Peneitian ini bertujuan
untuk menguji apakah ada hubungan positif antara intensi prososial dengan sikap
disiplin berlalu lintas pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah ada hubungan positif antara intensi prososial dengan sikap disiplin berlalu
lintas pada remaja.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Kecamatan Banjarsari,
Surakarta. Teknik yang digunakan pengambilan sampel adalah cluster stratified
random yaitu dengan melakukan random terhadap 13 kelurahan dikecamatan
Banjarsari, dan kelurahan Sumber terpilih sebagai tempat penelitian. Jumlah subyek
yang digunakan 100 orang. Karakteristik subyek adalah remaja yang berusia 12 – 21

tahun. Alat pengumpulan data menggunakan skala intensi prososial dan skala sikap
disiplin berlalu lintas. Teknik analisis menggunakan korelasi product moment.
Hasil korelasi product moment dari pearson menunjukkan angka korelasi
sebesar r=(r) = 0,589 dengan p = 0,00 (p < 0,01) yang berarti ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara intensi prososial dengan sikap disiplin berlalu lintas
pada remaja diterima. Sehingga hipotesis penelitian yang diajukan diterima.
Sedangkan sumbangan efektif yang diberikan variabel intensi prososial terhadap
sikap disiplin berlalu lintas sebesar 34,7% sedangkan sisanya 65,3% faktor lain yang
mempengaruhi sikap disiplin berlalu lintas. Rerata empirik variabel intensi prososial
108,77 yang tergolong rendah dan rerata hipotetik 92,5 tergolong sangat rendah,
sedangkan rerata empirik variabel sikap disiplin berlalu lintas 115,19 yang tergolong
rendah dan rerata hipotetik 82,5 yang tergolong sangat rendah.
Kata

kunci:

intensi

prososial,


sikap

disiplin

berlalu

lintas

pada

remaja

lebih tua melainkan merasa sama, atau

LATAR BELAKANG

paling tidak sejajar. Pada usia remaja,

Tingginya angka kecelakaan di
kalangan


remaja

dan

ketaatan pada peraturan lalu lintas

banyaknya

diharapkan timbul dari diri remaja

berbagai pengetahuan tentang tata cara
berkendara,

remaja

sendiri. Remaja diharapkan menyadari

diharapkan


mengapa harus mentaati peraturan lalu

mempunyai sikap disiplin yang positif

lintas. Masa remaja dianggap paling

terhadap aturan-aturan lalu lintas. Pada

rawan dibandingkan dengan fase-fase

usia remaja, ketaatan pada peraturan

perkembangan lainnya. Sesuai hasil

lalu lintas diharapkan timbul dari diri

penelitian

remaja sendiri. Remaja diharapkan


lalu

diharapkan

lintas.

dapat

sumbangan

yang

dilakukan oleh remaja

Remaja

memberikan

Secara


psikologis,

remaja

pada

diharapkan memiliki intensi prososial

masyarakat bahwa mematuhi peraturan

yang tinggi sehingga memiliki sikap

lalu

penting

disiplin berlalu lintas yang positif.

dikehidupan sehari-hari, baik demi


intensi prososial penting bagi remaja

keselamatan pribadi dan juga demi

dalam mematuhi peraturan tata tertib

kenyamaan pengendara lain. Monks,

berlalu lintas. Karena dengan adanya

dkk (1989) memberi batasan umur

intensi prososial cenderung membuat

remaja yaitu 12 tahun sampai 21

seseorang untuk berperilaku kearah

tahun.


yang positif, sesuai dengan nilai-nilai

lintas

positif

bahwa

pelanggaran lalu lintas pada umunya

menyadari mengapa harus mentaati
peraturan

terdahulu

sangatlah

Piaget

(Hurlock,1999)


mengatakan bahwa secara psikologis,

moral

remaja adalah suatu usia dimana

masyarakat.

individu menjadi terintegrasi ke dalam

sosial

yang

berlaku

di

Sikap kurang disiplin pada


masyarakat dewasa, suatu usia di mana

remaja merupakan fenomena sosial

anak tidak merasa bahwa dirinya

yang

berada di bawah tingkat orang yang

meresahkan.

Fenomena–

fenomena di atas mendorong peneliti
1

untuk

merumuskan masalah

yaitu

datang dalam berlalu lintas. Dengan

intensi

adanya sikap disiplin yang positif

prososial dengan sikap disiplin berlalu

sekarang ini juga akan mendorong

lintas pada remaja?”.

kebiasaan mematuhi disiplin berlalu

“apakah

hubungan

Tujuan

antara

penelitian

lintas dikemudian hari. Purwadi &

yang

Saebani

dilakukan adalah untuk mengetahui

berlalu

sikap disiplin berlalu lintas pada

remaja,

pengaruh

prososial

terhadap

sikap

ia

mematuhi

dalam bentuk rambu-rambu ataupun
tidak. Berdasarkan berbagai pendapat

pada remaja, dan untuk mengetahui
besar

jika

pada saat berlalu lintas di jalan, baik

untuk

mengetahui sikap disiplin berlalu lintas

seberapa

lintas

peraturan tentang apa yang tidak boleh

remaja, Untuk mengetahui intensi
pada

mengungkapkan

bahwa seseorang dikatakan berdisiplin

hubungan intensi prososial dengan

prososial

(2008)

yang ada dapat disimpulkan bahwa

intensi

sikap disiplin berlalu lintas adalah

disiplin

sikap atau tindakan seseorang untuk

berlalu lintas pada remaja.
LANDASAN TEORI

mengendalikan

diri

dalam

mengembangkan

dan

ketaatan

terhadap peraturan dan tata tertib

Sikap Disiplin Berlalu Lintas

berlalu lintas sesuai aturan UndangAzwar (2007) mendefinisikan
sikap

sebagai

keteraturan

Undang lalu lintas.

dalam

Iversen (Yilmaz & Celik ,

pemikiran (kognisi), perasaan (afeksi),

2004)

dan perilaku atau tindakan (konasi)

keselamatan lalu lintas merupakan

seseorang

indikator

terhadap

dilingkungan

suatu

sekitarnya.

aspek

bahwa

penentu

sikap

untuk

terhadap

kebiasan

Iversen

beresiko dimasa yang akan datang

(Yilmaz & Celik , 2004) bahwa sikap

dalam berlalu lintas. Dengan adanya

terhadap

sikap disiplin yang positif sekarang ini

keselamatan

lalu

lintas

merupakan indikator penentu untuk

juga

kebiasan beresiko dimasa yang akan
2

akan

mendorong

kebiasaan

mematuhi

disiplin

berlalu

lintas

lain.

dikemudian hari.

Perilaku

prososial

juga

didefinisikan Baron & Byrne (2005)

Fatnanta (dalam Lukman M,

sebagai suatu tindakan menolong yang

2009) mengemukakan bahwa faktor-

menguntungkan orang lain tanpa harus

faktor yang mempengaruhi individu

menyediakan

sebagai pengguna jalan, antara lain

langsung pada orang yang melakukan

faktor internal dan faktor eksternal.

tindakan

Menurut Azwar, (2007) menyatakan

bahkan melibatkan suatu resiko bagi

bahwa struktur sikap terdiri atas tiga

orang yang menolong. Dari pendapat

komponen yaitu komponen kognitif,

dari

komponen afektif, dan komponen

disimpulkan bahwa intensi prososial

konatif.

adalah niat yang ada dalam diri

Intensi Prososial

seseorang untuk

berupa

individu terhadap perilaku (merupakan

ahli

mungkin

maka

dapat

melakukan suatu

keuntungan

fisik

maupun

psikologis bagi orang yang dikenai

aspek personal), dan kedua adalah

tindakan tersebut.

persepsi individu terhadap tekanan
sosial untuk melakukan atau untuk
perilaku

beberapa

dan

lain dan memiliki konsekuensi positif

determinan dasar, yaitu pertama sikap

melakukan

tersebut,

keuntungan

perilaku yang ditujukan pada orang

Intensi adalah fungsi dari dua

tidak

suatu

Mussen,

dkk

(1979),

mengemukakakn bahwa aspek – aspek

yang

bersangkutan yang disebut sebagai

intensi

norma

menolong, berbagi rasa, kerja sama,

Twenge,

subyektif
dkk

(Azwar,

(2007)

2007).

menyatakan

bertindak

prososial

antara

dermawan,

lain;

serta

perilaku prososial tergantung pada

memperhatikan kesejahteraan orang

kepercayaan yang satu bagian dari

lain.

komunitas dimana orang-orang sata
sama lain mencari bantuan, dukungan
dan adakalanya mencintai satu sama

3

Hubungan Intensi Prososial dengan

hal yang mudah dipahami, karena ada

Sikap Disiplin Berlalu Lintas

beberapa faktor yang mempengaruhi
sikap disiplin berlalu lintas menurut

Salah satu faktor internal yang

Prijodarminto, (1994) faktor yang

mempengaruhi sikap disiplin berlalu

mempengaruhi

lintas adalah intensi prososial. Intensi

Faktor ekstern meliputi sosial budaya,

dalam diri seseorang untuk melakukan

sosial

suatu perilaku yang ditujuakan pada

keuntungan

ekonomi

dan

pendidikan

sedangkan faktor intern meliputi sikap

orang lain dan memiliki konsekuensi
berupa

berlalu

lintas yaitu faktor ekstern dan intern.

prososial merupakan niat yang ada

positif

kedisiplinan

individu

fisik

dan

kesadaran

individu.

Individu yang memiliki kesadaran

maupun psikologis bagi orang yang

yang tinggi akan selalu berorientasi

dikenai tindakan tersebut. Dengan

pada keselamatan diri di jalan.

adanya niat yang ada dalam diri
Salah

individu dengan konsekuensi positif,

satu

aspek

intensi

maka sikap disiplin berlalu lintas pada

prososial yaitu intensi memperhatikan

individu

kesejahteraan orang lain,

juga

positif,

individu

hal

ini

pada

berkaitan dengan sikap disiplin berlalu

ada.

lintas karena dengan adanya niat

tidak

memperhatiakn kesejahteraan orang

memiliki niat yang negatif, maka

lain, seseorang cenderung bersikap

individu cenderung bersikap acuh

lebih hati-hati saat berada dijalan raya

terhadap peraturan lalu lintas yang ada,

dan peduli akan rambu-rambu lalu

hal ini dapat mengakibatkan individu

lintas

melakukan

penggendara lain.

cenderung
peraturan
Sebaliknya

bersikap
lalu

patuh

lintas

jika

yang

individu

pelanggaran

terhadap

serta

memperhatikan

peraturan lalu lintas.
Remaja yang memiliki intensi
ketidakdisiplinan

prososial yang tinggi maka dalam

berlalu lintas pada remaja merupakan

sikap kedisiplinannya dalam berlalu

Adanya

4

lintas dalam aspek, kognitf, afektif,

Hipotesis

dan konatif remaja akan cenderung
tinggi,

sebaliknya

apabila

Ada hubungan positif antara intensi

intensi

prososial dengan sikap disiplin berlalu

prososial yang rendah menjadikan

lintas pada remaja.

aspek dalam kedisiplinan berlalu lintas
pada remaja juga rendah, seperti

METODE PENELITIAN

kognitif, afektif, dan konatif pada
remaja juga akan rendah. Hal itu

Variabel Penelitian

menjadikan intensi prososial memiliki
Variabel

kaitan yang erat dengan sikap disiplin

yang

digunakan

dalam

penelitian ini adalah :

berlalu lintas pada remaja. Remaja
yang memiliki intensi prososial yang

1. Variabel

tinggi maka ia memilki keyakinan

bebas

:

Intensi

Prososial

bahwa segala aspek yang ia miliki

2. Variabel tergantung : Sikap

menjadikan ia merasa mampu untuk

Disiplin Berlalu Lintas

dapat mematuhi peraturan disiplin
berlalu lintas. Remaja yang memiliki

Definisi Operasional

intensi prososial yang rendah akan
terdorong

untuk

bersikap

1.

acuh

terhadap lingkunganya. Begitu juga
acuh

terhadap

Intensi Prososial
Intesi prosial adalah niat yang ada

peraturan-peraturan

dalam diri seseorang untuk melakukan

yang ada di masyarakat, salah satunya

suatu perilaku yang ditujuakan pada

acuh terhadap peraturan lalu lintas

orang lain dan memiliki konsekuensi

yang ada, maka remaja cenderung

positif

melanggar aturan dalam berlalu lintas.

berupa

keuntungan

fisik

maupun psikologis bagi orang yang
dikenai tindakan tersebut.
Variabel

ini

diukur

dengan

menggunakan skala intensi prososial

5

berdasarkan

aaspek-aspek

konatif

intensi

(perilaku/tindakan).

Sikap

prososial yaitu menolong, berbagi rasa,

disiplin berlalu lintas dapat dilihat dari

kerja sama, bertindak dermawan, serta

skor

memperhatikan kesejahteraan orang

Semakin tinggi skor sikap disiplin

lain. Intensi prososial sesorang dapat

berlalu lintas yang diperoleh dari

dilihat pada skor yang diperoleh dari

skala, maka semakin taat seseorang itu

skala. Apabila skor skala intensi

terhadap

prososial tinggi, maka akan semakin

lintas yang ada sehingga keselamatan

tinggi pula intensi prososial pada

pengguna jalan pun semakin tinggi.

seseorang. Begitu juga sebaliknya jika

Sebaliknya, semakin rendah skor yang

hasil skor dari skala rendah, maka

diperoleh dari skala sikap disiplin

semakin rendah pula intensi prososial

berlalu lintas menunjukkan semakin

pada

rendah pula sikap disiplin berlalu

yang

dimiliki

oleh

remaja

yang

diperoleh

dari

skala

peraturan-peraturan

lalu

lintas pada remaja.

tersebut.

Subyek Penelitian
2.

Sikap Disiplin Berlalu Lintas

Subyek dalam penelitian ini
adalah remaja yang berusia 12 – 21

Sikap disiplin berlalu lintas adalah

seseorang

untuk

tahun

mengendalikan

diri

dalam

kelurahan Sumber, Surakarta. Subyek

mengembangkan

dan

ketaatan

dalam penelitian ini berjumlah 100

tindakan

yang bertempat

tinggal

di

terhadap peraturan dan tata tertib

orang.

berlalu lintas sesuai aturan Undang-

Metode dan Alat Pengumpulan Data

Undang Lalu Lintas.

Metode

Variabel

ini

diukur

berdasarkan

aspek-aspek

data

yang

digunakan adalah :

dengan

1. Skala Intensi Prososial

menggunakan skala sikap disiplin berlalu
lintas

pengumpulan

Skala intensi prososial disusun

sikap

disiplin berlalu lintas yaitu kognitif

berdasarkan

aspek-aspek

(kepercayaan), afektif (perasaan),dan

dikemukakan

oleh

Mussen,

yang
dkk

(1979), antara lain; menolong, berbagi
6

rasa, kerja sama, bertindak dermawan,

menggunakan tehnik korelasi product

serta

moment

orang

memperhatikan
lain.

kesejahteraan

Berdasarkan

hasil

diperoleh

nilai

koefisien

korelasi sebesar (�� ) : 0,589 dengan p

perhitungan nilai validitas bergerak

= 0,00 (p < 0,01) berarti hipotesis yang

dari 0,200 sampai 0,521 dengan p >

berbunyi ada hubungan positif yang

0,05 dan koefisien reliabilitas (�� )

sangat antara intensi prososial dengan
sikap disiplin berlalu lintas pada

sebesar 0,818.

remaja diterima. Hal ini menjelasakan

2. Skala Sikap Disiplin Berlalu Lintas

bahwa ada hubungan positif yang

Skala sikap disiplin berlalu

sangat

lintas disusun berdasarkan aspek-aspek

signifikan

antara

intensi

prososial dengan sikap disiplin berlalu

yang dikemukakan oleh oleh Azwar,

lintas pada remaja. Yang artinya

(2007) bahwa sikap melibatkan tiga

semakin tinggi intensi prososial maka

komponen, yaitu ; Komponen kognitif,

akan semakin positif sikap disiplin

komponen afektif, komponen konatif.

berlalu lintas pada remaja, begitu pula

Berdasarkan hasil perhitungan nilai

sebaliknya semakin rendah intensi

validitas bergerak dari 0,214 sampai

prososial

0,566 dan koefisien reliabilitas (�� )

semakin

negatif

sikap

disiplin berlalu lintas pada remaja.

sebesar 0,852.

Salah satu faktor internal yang

Teknik Analisis Data

mempengaruhi sikap disiplin berlalu

Teknik analisis data yang digunakan

lintas adalah intensi prososial. Intensi

dalam penelitian in adalah tehnik

prososial merupakan niat yang ada

korelasi product moment.

dalam diri seseorang untuk melakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

suatu perilaku yang ditujuakan pada
orang lain dan memiliki konsekuensi

Pengumpulan data dalam penelitian

positif

dilaksanakan pada tanggal 15 juli 2013

berupa

keuntungan

fisik

maupun psikologis bagi orang yang

sampai 26 juli 2013. Berdasarkan hasil

dikenai tindakan tersebut. Dengan

analisis yang telah dilakukan dengan

7

adanya niat yang ada dalam diri

penelitian lain yang menyebutkan

individu dengan konsekuensi positif,

bahwa komponen yan dibutuhkan

maka sikap disiplin berlalu lintas pada

untuk menciptakan ketertiban berlalu

individu

lintas adalah komponen sikap dan

juga

cenderung

positif,

bersikap

peraturan

lalu

Sebaliknya

patuh

lintas

jika

individu

yang

individu

pada

normatif yang menunjukkan intensi

ada.

perilaku,

situasi

dan

perbedaan

tidak

pengamatan individu (Vallerand, dkk

memiliki niat yang negatif, maka

1999). Hal tersebut juga diperkuat

individu cenderung bersikap acuh

dengan hasil penelitian lain yang

terhadap peraturan lalu lintas yang ada,

dilakukan oleh Klevert, (2007) bahwa

hal ini dapat mengakibatkan individu

disiplin

melakukan

terhadap

positif terhadap keyakinan individu

peraturan lalu lintas. Sesuai hasil

terhadap peraturan lalu lintas, dimana

penelitian yang dilakukan oleh Annisa

tingkat keyakinan terhadap peraturan

(2009) menyebutkan bahwa 60% dari

lalu lintas tinggi maka disiplin berlalu

sikap

lintas

pelanggaran

disiplin

berlalu

lintas

berlalu

lintas

berkorelasi

tergolong

positif.

dipengaruhi oleh konsep diri. Konsep

Purwodarminto

diri remaja yang positif berarti bahwa

menyatakan

remaja

latihan ketaatan batin dan watak

mampu

emosinya

mengendalikan

sehingga

mampu

dengan

diri

dengan

perbuatannya

menyesuaikan

(1998)
disiplin

maksud

merupakan

supaya

selalu

juga

segala

mentaati

tata

lingkungannya, sedangkan konsep diri

tertib. Disiplin tidak terjadi dengan

remaja yang negatif akan mendorong

sendirinya,

melainkan

ditumbuhkan,

dikembangkan

remaja

melakukan

pelanggaran

pelanggaran

karena

menyesuaikan

tidak

diri



diperkuat

dan

mampu

diterapkan dalam semua aspek dengan

dengan

menerapkan

lingkungannya.
Hasil

harus

sanksi,

ganjaran

dan

hukuman sesuai dengan perbuatanya.
penelitian

diperkuat

tersebut

dengan

Piaget

hasil

(Hurlock,1999)

berpendapat

masa remaja dianggap paling rawan
8

dibandingkan

dengan

fase-fase

maupun sangat tinggi. Hasil penelitian

perkembangan lainnya.
Bedasarkan
intensi

prososial

tersebut menunjukkan bahwa sikap

kategori

disiplin berlalu lintas pada subyek

skala

terdapat

kurang. Hal ini dapat disebebkan

subyek

beberapa faktor, faktor yang berasal

penelitian yang berada dalam kategori

dari dalam diri individu itu sendiri

sangat rendah terdapat 5% (5 orang),

berupa sikap dan kepribadian yang

sedangkan untuk kategorisasi rendah

dimiliki oleh individu yaitu sikap dan

terdapat 90% (90 orang) yang intensi

perilaku yang mencerminkan tanggung

prososialnya rendah, serta 5% (5
orang)

yang

intensi

jawab

prososialnya

prososial

ada subyek yang memiliki intensi

yang

intensi

sendiri

tertinggi

terdapat

sekaligus

kemampuan

untuk patuh dengan hukum dan norma
serta kebiasaan yang berlaku dalam

5% (5 orang) yang berada dalam

frekuensi

masyarakat

pribadinya dan mengendalikan dirinya

sikap disiplin berlalu lintas terdapat

rendah.

dan

seseorang untuk menyesuaikan interes

Berdasarkan kategorisasi skala

sangat

dilaksankan

menggambarkan

prososialnya

negatif.

kategori

yang

bahwa hal itu bermanfaat bagi dirinya

tersebut

mengindikasikan bahwa masih banyak
remaja

tanpa

berdasarkan keyakinan yang benar

prososial yang tinggi maupun sangat
Kondisi

kehidupan

paksaan dari luar, berupa intensi

berada dalam kategori sedang. Tidak

tinggi.

terhadap

lingkungan sosial. Hal lainnya seperti

Untuk

sikap individu dan kesadaran individu.

pada

Individu yang memiliki kesadaran

kategorisasi rendah yaitu sebanyak

yang tinggi akan selalu berorientasi

79% (79 orang) yang memiliki intensi

pada

prososial rendah. 16% (16 orang) yang

keselamatan

diri

di

jalan

Prijodarminto, (1994).

intensi prososialnya berada dalam

Peranan

kategori sedang dan tidak ada subyek

efektif

yang memiliki intensi prososial tinggi

intensi

atau

sumbangan

prososial

34,7%

ditunjukkan oleh koefisien determinan
9

(� 2 ) sebesar 0,347. Hal ini berarti

kendala yang terjadi selama proses

masih terdapat 65,3% faktor – faktor

penelitian. Sehingga dalam penelitian

lain yang memberikan sumbangan

ini terdapat kelemahan seperti proses

efektif terhadap sikap disiplin berlalu

dalam pengambilan data dan penelitian

lintas diantaranya kepribadian, konsep

dilakukan pada saat bulan puasa,

diri, usia, tingkat pendidikan dan

sehingga konsentrasi subyek sedikit

lingkungan. Seperti yang dikemukakan

berkurang sehingga ada kemungkinan

oleh Walgito (2003) bahwa yang

dalam pengisian skala intensi prososial

menjadikan determinan sikap cukup

dan skala sikap disiplin berlalu lintas

banyak, namun yang dianggap penting

kurang optimal, serta populasi dan

yaitu faktor psikologis yang meliputi

sampel kurang luas.

usia dan kesehatan, serta pengalaman

Saran – saran

langsung terhadap objek sikap dan

1.

kerangka acuan.

Bagi

Remaja

atau

Subyek

Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN
subyek
Adapun kesimpulan dari penelitian ini

signifikan

antara

dengan

intensi

kegiatan

prososial dengan sikap disiplin berlalu

berlalu

terkandung didalamnya memberikan
sikap

oleh

faktor

sosial

lintas

diharapkan

disiplin

yang

mengikuti
ada

di

sekitar.

Untuk

sikap

disiplin

pada

subyek,

subyek

mampu

intensi

prososial

meningkatkan

berlalu lintas meskipun tidak hanya
dipengaruhi

aktif

meningkatkan

prososial dengan segala aspek yang

terhadap

cara

lingkungan

lintas pada remaja, yang artinya intensi

kontribusi

mampu

meningkatkan intensi prososialnya

adalah ada hubungan positif yang
sangat

diharapkan

dengan hal – hal yang positif serta

intensi

memperhatikan rambu-rambu lalu

prososial saja.

lintas

yang

mempraktekkan

Dalam melakukan penelitian

ada

teknik-teknik

berlalu lintas dengan benar.

ini tidak terlepas dari kesulitan dan
10

serta

2.

Bagi Orang Tua
Orang

tua

di Kota Solo, penyebaran pamflet

diharapkan

kepada

mampu

positif

yang

dan

tua

juga

harus

memberikan

4.

keselamatan

Bagi Peneliti Lain

yang sama, diharapkan mampu
memperbaiki

anaknya untuk mengendarai sepeda

kelemahan



kelemahan yang terdapat dalam

motor sebelum memilki SIM (Surat

penelitian ini. Peneliti lain juga

Ijin Mengemudi) demi keselamatan

diharapkan memperluas populasi

dan

atau

menghindari terjadi kecelakaan lalu

ruang

lingkup

penelitian

sehingga generalisasinya lebih luas.

lintas.
3.

kurikulum

melakukan penelitian denga tema

memberikan ijin pada anak –

lintas

mengadakan

Bagi peneliti lain yang tertarik

yang baik dan benar, dan tidak

berlalu

serta

berlalu lintas.

pengetahuan dalam berlalu lintas

dalam

benar

program

membimbing bersosialisasi dengan
masyarakat luas. Selain itu orang

sekitar

mengenai disiplin berlalu lintas

membimbing anak – anaknya untuk
berperilaku

masyarakat

Peneliti

Bagi Pemerintah

lain

juga

diharapkan

menggunakan metode yang berbeda

Diharapkan dari penelitian ini pihak

seperti

Dinas

mengungkap lebih dalam tentang

Perhubungan

Komunikasi

kualitatif

agar

dapat

dan Informatika Kota Surakarta

intensi

dapat

disiplin berlalu lintas. Selain itu

memberikan

banyak

prososial

dengan

sikap

sosialisasi budaya tertib berlalu

peneliti

lintas pada masyarakat umumnya

menggunakan atau menambahkan

dan remaja pada khususnya, sebagai

variabel lain dalam penelitiannya

bentuk upaya mencegah terjadinya

agar hasil yang didapatkan lebih

kecelakaan di jalan raya. Dengan

maksimal.

cara

diperlukannya

pemasangan

spanduk di beberapa lokasi strategis
11

lain

juga

diharapkan

Remaja

DAFTAR PUSTAKA

Sepeda

Motor Ditinjau Dari Motivasi

Azwar,S.2007. Sikap Manusia Dan

Keselamatan Diri dan Jenis

Pengukurannya .

Teori

Pengendara

Kelamin.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://www./DisiplinBerlaluLin
tas%20Pada%20Remaja%20P

Baron, R. A. & Byrne, D. 2005.

engendara%Sepeda%20Motor

Psikologi Sosial. Jilid 2.Edisi

%20Ditinjau%20Dari%20Moti

Kesepuluh. Jakarta :Penerbit

vasi%20Keselamatan%20Diri

Erlangga

%20dan%20Jenis%20Kelamin
%20by.%20IDTesis.com.htm.

Hurlock, E.B. 1999. Perkembangan
Anak. Alih bahasa oleh
soedjarmo dan istiwidayanto.
Jakarta : Erlangga.

Monks,

F.J, Knoers,

A.M.P

Skripsi Psikologi. Di akses
pada tanggal 21 Februari 2013
Pukul 22.15 WIB

dan

Purwadi A. J & Saebani M. 2008.

Haditono, S.R.1989. Psikologi

Upaya meningkatkan disiplin

Perkembangan:

berlalu

Pengantar

lintas

dikalangan

Dalam Berbagai Bagiannya .

pelajar dan mahasiswa dalam

Yogyakarta :Universitas Gajah

rangka mensukseskan prrogam

Mada Press.

Bengkulu kota pelajar (BKP)
Media Infotama, volume 3, no

Mussen, P.H., Conger, J.J., & Kagan,

6 bulan sebelas tahun 2008.

J. 1979. Child Development

Tgg artikel 11-27.

and Personality. New York:

Purwodarminto. 1998. Kamus Umum

Harper and Raw Publishers.

Bahasa

Prijodarminto.

1994.

Indonesia .

Balai Pustaka.

Idtesis.com.

Disiplin Berlalu Lintas Pada

12

Jakarta:

Soviana,

Eva.

2011.

kampanye
berkendara
terhadap

Vallerand, R.J dkk. 1992. Theory of
reasoned action as applied to
moral behavior a confirmatory
analysis. Journal of personality
and social Psychological, vol
62, no 1, 11-25. New youk
Amarican
psychological
association, inc.

Pengaruh
keselamatan

(safety
sikap

riding)

kedisiplinan

dalam berlalu lintas. Skripsi
(tidak diterbitkan). Surakarta:

Psikologi UMS
Twenge, dkk. 2007. Social exclucion

Yilmaz, V and Celik, Eray. 2004. A
model for Risky driving
attitudes in Turkey. Journal
social behavior and personalit
vol 72, no 1, 13-22. Inc

decreases prososial behavior.
Journal

of personality and

social psychology vol 92, no 1.

23-34. American Psychological
Association, inc.

13