Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Tingkat Absensi Karyaawan di PT. X.

(1)

i

ABSTRAK

Kelangsungan kegiatan dari sebuah perusahaan erat kaitannya dengan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Untuk mempertahankan eksistensinya, dibutuhkan sumber daya penunjang yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Sumber daya penunjang yang paling penting dalam hal ini adalah Sumber Daya Manusia (SDM). SDM dalam hal ini merupakan faktor penentu keberhasilan sebuah perusahaan.

Kepuasan kerja dalam hal ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat absensi karyawan. Kepuasan kerja diharapkan dapat menurunkan tingkat absensi karyawan. PT. X bergerak di bidang percetakan yang menangani pangsa pasar luar dan dalam negeri. Pada penelitian ini, penulis mencoba menyampaikan pokok bahasan mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan di PT. X, Bandung. Penulis menggunakan metode penulisan deskriptif analisis yang menggambarkan keadaan atau kondisi perusahaan. Untuk pengolahan data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada 44 responden yang terdiri dari karyawan PT. X, digunakan metode statistik, yaitu korelasi Rank Spearman

beserta koefisien determinasi dan uji hipotesis.

Berdasarkan perhitungan analisis korelasi rank spearman, diperoleh Rs sebesar 0,345. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan yang kurang kuat atau lemah dengan tingkat absensi. Untuk meminimalisasi kesalahan dalam penelitian, maka penulis melakukan uji statistik dan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,382 yang lebih besar dari nilai t tabel = 1,6814, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima dan berarti bahwa variabel bebas ( kepuasan kerja ) memiliki pengaruh positif terhadap variabel terikat ( tingkat absensi ).

Pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi adalah sebesar 12%, sedangkan sisanya sebesar 88% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kepuasan kerja karyawan di PT. X cenderung cukup puas dan tingkat absensi karyawan cenderung rendah.


(2)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR GAMBAR ……… xiii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1.Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2.Identifikasi Masalah ……….. 3

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian ……….. 4

1.4.Kegunaan Penelitian ……….. 5

1.5.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ………... 5

1.6.Objek dan Metode Penelitian ……… 10

1.7.Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 16

1.8.Sistematika Penelitian ………... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 20

2.1.Pengertian Manajemen ……….. 20

2.2.Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ……… 23

2.3.Pengertian Kepuasan Kerja ………... 28


(3)

vi

2.3.2. Indikator Kepuasan Kerja ………... 33

2.4.Pengertian Absensi ……… 37

2.4.1. Alasan-alasan Absensi ……… 38

2.5.Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Tingkat Absensi ………... 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ………... 43

3.1.Objek Penelitian ……… 43

3.1.1. Sejarah Perusahaan ………. 43

3.1.2. Aktivitas Perusahaan ……….. 43

3.1.3. Struktur Organisasi ………. 43

3.1.4. Waktu Kerja dan Libur ………... 48

3.2. Metode Penelitian ……….. 49

3.2.1. Definisi Variabel ………. 49

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ………. 50

3.2.3. Teknik Penentuan Sampel ……….. 51

3.2.4. Teknik Pengolahan Data ………. 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 55

4.1. Analisa Respon Staf Karyawan Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja ……… 58

4.1.1. Analisa Kuesioner ………... 59

4.2. Analisa Respon Staf Karyawan Terhadap Tingkat Absensi ………. 78

4.3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Tingkat Absensi Karyawan ……… 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 103

5.1. Kesimpulan ……….. 103


(4)

vii

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(5)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tabel Operasionalisasi Variabel ……… 15

Tabel 3.1 Jadwal Jam Kerja Normal yang Digunakan PT. X ……… 49

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 55

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ………... 56

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ………. 57

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan ………. 58

Tabel 4.1.1.1 Pernyataan 1 ……….. 60

Pekerjaan saya sangat menarik Tabel 4.1.1.2 Pernyataan 2 ……….. 61

Pekerjaan yang saya tanggung sesuai dengan pendidikan yang saya miliki Tabel 4.1.1.3 Pernyataan 3 ……….. 62

Pekerjaan yang saya tanggung sesuai dengan keahlian yang saya miliki Tabel 4.1.1.4 Pernyataan 4 ……….. 63

Pekerjaan yang saya tanggung sesuai dengan kemampuan yang saya miliki Tabel 4.1.1.5 Pernyataan 5 ……….. 64

Saya sangat ingin untuk dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan pekerjaan saya


(6)

ix

Tabel 4.1.1.6 Pernyataan 6 ……….. 65 Pekerjaan saya, menantang dan mendorong saya untuk meyelesaikannya dengan hasil yang maksimal

Tabel 4.1.1.7 Pernyataan 7 ……….. 66 Saya sangat senang diberi kepercayaan untuk menyelesaikan setiap pekerjaan saya

Tabel 4.1.1.8 Pernyataan 8 ……….. 67 Pihak atasan (pimpinan) selalu memberikan instruksi yang jelas pada saya

Tabel 4.1.1.9 Pernyataan 9 ……….. 68 Pihak atasan (pimpinan) senantiasa membantu saya, ketika saya menemui hambatan dalam bekerja

Tabel 4.1.1.10 Pernyataan 10 ……… . 69 Saya dapat bekerja sama dengan rekan sekerja

Tabel 4.1.1.11 Pernyataan 11 ……… . 70 Hubungan pribadi saya dengan rekan sekerja dirasakan kekeluargaan sehingga memungkinkan untuk berhubungan akrab

Tabel 4.1.1.12 Pernyataan 12 ……… . 71 Dengan pengalaman yang saya miliki maka saya mempunyai kesempatan yang cukup besar untuk memperoleh kenaikan jabatan di tempat saya bekerja


(7)

x

Tabel 4.1.1.13 Pernyataan 13 ……… . 72 Dengan pendidikan yang saya miliki, maka saya mempunyai kesempatan yang cukup besar untuk memperoleh kenaikan jabatan di tempat saya bekerja

Tabel 4.1.1.14 Pernyataan 14 ……… . 73 Pihak perusahaan, memberi saya kesempatan yang cukup untuk mengembangkan diri, sehingga keahlian dan keterampilan saya meningkat

Tabel 4.1.1.15 Pernyataan 15 ……… . 74 Pihak manajemen perusahaan memberikan program pelatihan (training)

dan pengembangan (development) kepada semua karyawannya sehingga keahlian dan keterampilan semua karyawannya dapat meningkat

Tabel 4.1.1.16 Variabel X ………. . 75 Tabel 4.2.1 Pernyataan 1 ……….. . 78

Saya tidak terbeban dengan pekerjaan yang saya lakukan sehingga tingkat absensi saya rendah

Tabel 4.2.2 Pernyataan 2 ……….. . 79 Saya tidak masuk kerja hanya dikarenakan saya sakit atau keperluan mendadak

Tabel 4.2.3 Pernyataan 3………... . 80 Saat saya tidak masuk kerja, saya merugikan diri sendiri dan orang lain


(8)

xi

Tabel 4.2.4 Pernyataan 4 ……….. 81 Saya datang tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan perusahaan

Tabel 4.2.5 Pernyataan 5 ……….. 82 Pekerjaan yang menumpuk membuat saya malas untuk masuk kerja

Tabel 4.2.6 Pernyataan 6 ……….. 83 Saya akan menggunakan jatah cuti yang diberikan oleh perusahaan

Tabel 4.2.7 Pernyataan 7 ……….. 84 Kebosanan dalam bekerja mempengaruhi tingkat absensi saya

Tabel 4.2.8 Pernyataan 8 ……….. 85 Pemberian penghargaan kepada pegawai yang absensinya paling sedikit dalam 1 tahun

Tabel 4.2.9 Pernyataan 9 ……….. 86 Perusahaan memberikan teguran berupa surat peringatan kepada karyawan yang memiliki tingkat absensi yang tinggi

Tabel 4.2.10 Pernyataan 10 ……… 87 Ketidaksesuaian pekerjaan yang diharapkan mempengaruhi tingkat absensi saya

Tabel 4.2.11 Pernyataan 11 ……… 88 Hubungan dengan atasan mempengaruhi tingkat absensi saya

Tabel 4.2.12 Pernyataan 12 ……… 89 Hubungan dengan rekan kerja dalam perusahaan mempengaruhi tingkat absensi saya


(9)

xii

Tabel 4.2.13 Pernyataan 13 ……… 90

Promosi/ kenaikan jabatan mempengaruhi tingkat absensi saya Tabel 4.2.14 Pernyataan 14 ……… 91

Pemberian surat peringatan akan mengurangi tingkat absensi karyawan Tabel 4.2.15 Variabel Y ………. 92

Tabel 4.3.1 Rangking Variabel Penelitian ……… 95

Tabel 4.3.2 Angka Kembar Variabel X ……… 97


(10)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Diagram Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Tingkat Absensi … 9 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. X ……….. 44


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.

Dalam dunia sekarang ini dapat dilihat bahwa semua negara di dunia sedang sibuk dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang, terutama dalam bidang ekonomi. Pembangunan yang dilakukan oleh semua negara di dunia bertujuan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi negaranya masing-masing, hal ini juga dilakukan oleh negara Indonesia yang bertujuan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan negaranya. Oleh sebab itu para pengusaha ikut berperan serta di dalamnya. Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh para pengusaha lama kelamaan akan menimbulkan persaingan yang ketat yang menyebabkan para pengusaha harus menjalankan perusahaannya sebaik mungkin, yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, mengoperasikan perusahaannya secara efisien dan efektif, serta memenuhi tujuan yang ingin dicapai tepat pada waktunya.

Untuk mewujudkan hal-hal tersebut diatas maka setiap perusahaan membutuhkan sumber daya yang dapat saling mendukung. Salah satu sumber daya yang dibutuhkan dan memegang peranan yang sangat penting adalah manusia sebagai tenaga kerja. Hal ini dapat kita lihat ketika suatu perusahaan tidak dapat beroperasi karena tenaga kerjanya melakukan aksi mogok kerja, hal lain yang juga dapat terjadi adalah ketika suatu perusahaan memiliki teknologi yang modern tetapi tidak didukung oleh tenaga kerja yang


(12)

BAB I PENDAHULUAN 2

memadai maka hal ini akan menjadi penghambat bagi perusahaan. Oleh karena itu, faktor manusia harus dikelola dan dipelihara dengan baik agar dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini sesuai dengan apa yang ditulis oleh Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2001) yaitu :

“ Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi perusahaan jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan.”

Menurut Drs. Faustino Cardoso Gomes dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2003) yaitu :

“ Dari keseluruhan sumber daya yang tersedia dalam suatu organisasi, baik organisasi publik maupun swasta, sumber daya manusialah yang paling penting dan sangat menentukan. Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, karya, rasio, rasa. Betapa pun majunya teknologi, berkembangnya informasi, tersedianya modal, dan memadainya bahan, namun jika tanpa sumber daya manusia maka akan sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.”

Tingkat absensi dapat menjadi salah satu indikator penting dalam menilai daya saing perusahaan, jika tingkat absensi karyawan dalam perusahaan tinggi, maka pasti ada


(13)

BAB I PENDAHULUAN 3

suatu masalah yang terjadi dalam perusahaan. Tingkat absensi bisa saja dipengaruhi beberapa faktor seperti: kepuasan kerja, sakit, urusan yang mendesak, dll.

Kepuasan kerja merupakan daya dorong yang menyebabkan orang berbuat sesuatu karena merasa nyaman dan menikmati apa yang dikerjakan. Kepuasan berupa suatu keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap apa yang dikerjakan, kepuasan kerja mencerminkan perasaan senang seseorang terhadap pekerjaannya. Jika dilihat dari sisi tingkat absensi, maka karyawan yang merasakan kepuasan kerja akan menghasilkan tingkat absensi yang rendah.

PT.X adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan yang beroperasi di wilayah Bandung dan sekitarnya. PT. X ini sedang mengalami masalah dalam tingkat absensi yang mungkin saja disebabkan karena ketidakpuasan dalam bekerja.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk megetahui secara lebih jelas pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan dengan melakukan penelitian yang berjudul :

“Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Tingkat Absensi Karyawan di PT. X”

1.2. Identifikasi Masalah.

Faktor sumber daya manusia merupakan sumber yang sangat penting bagi perusahaan. Karyawan sebagai salah satu sumber daya potensial haruslah mendapat perhatian dari perusahaan, terutama dalam kaitannya dengan kepuasan kerja. Ketidakpuasan kerja akan menyebabkan rendahnya semangat kerja, kinerja menurun, cepat bosan atau jenuh, mengalami kelelahan, dan emosi yang tidak stabil sehingga menyebabkan tingkat absensi


(14)

BAB I PENDAHULUAN 4

karyawan meningkat. Apabila perusahaan mengabaikan faktor kepuasan kerja, karyawan cenderung untuk absen, maka perusahaan tidak akan beroperasi secara efisien dan efektif. Pada akhirnya hal itu akan mengakibatkan kerugian perusahaan secara keseluruhan.

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang dikemukakan diatas, maka penulis mencoba untuk mengidentifikasikan permasalahan yang terjadi sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. X? 2. Bagaimana tingkat absensi karyawan di PT. X?

3. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan di PT. X?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian.

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang relevan terhadap masalah yang diidentifikasi, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulannya sehingga didapatkan suatu informasi mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi dan disusun dalam sebuah skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. X. 2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat absensi karyawan di PT. X.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan di PT. X.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 5

1.4. Kegunaan Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi : 1. Pihak Akademis.

Untuk memberikan gambaran tentang kepuasan kerja yang berguna untuk pengembangan ilmu, khususnya pada manajemen sumber daya manusia. 2. Pihak Perusahaan.

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan, khususnya dalam masalah tingkat absensi yang dapat dipengaruhi oleh kepuasan kerja.

3. Penulis.

Sebagai sarana dalam memperluas pengetahuan atau wawasan dan pengalaman mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi, serta untuk menambah pengetahuan sehubungan dengan disiplin ilmu yang dipelajari.

4. Pihak Lain.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dan pengkajian lebih lanjut bagi yang berminat mendalami lebih jauh mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis.

Faktor sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan banyak menentukan keberhasilan dan merupakan sumber daya yang penting yang tidak dapat digantikan oleh


(16)

BAB I PENDAHULUAN 6

teknologi. Hal ini sudah dibahas diatas. Salah satu faktor penentu dalam pengelolaan sumber daya manusia adalah kepuasan kerja karyawan dalam perusahaan tersebut.

Pada dasarnya kepuasan kerja bersifat individual dan dinamis,oleh karena itu tingkat kepuasan kerja akan berbeda bagi setiap individu. Hal ini disebabkan karena kepuasan kerja merupakan sikap pribadi seseorang terhadap pekerjaan itu sendiri. Apakah terdapat kesesuaian antara apa yang menjadi harapan karyawan tersebut dengan apa yang diperoleh karyawan tersebut dari pekerjaannya itu (kenyataan). Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan harapan karyawan, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakan karyawan tersebut, demikian pula sebaliknya.

Menurut Werther dan Davis (1998) :

“ Kepuasan kerja adalah perasaan puas atau tidak puas terhadap pekerjaan mereka. “

Menurut T. Handoko (2001) :

“ Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawannya memandang pekerjaan mereka, kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. “

Menurut P. Siagian (2003) :

“ Kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat negatif maupun yang bersifat positif tentang pekerjaannya. “


(17)

BAB I PENDAHULUAN 7

Menurut Prof. Dr. Viethzal Rivai (2004) :

“ Kepuasan kerja merupakan sikap evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaannya sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. “

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja itu merupakan perasaan karyawan terhadap pekerjaannya. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan maka digunakan pendekatan

Job Deskriptive Index, (Smith, Kendall, Hullin; 1969) yang terdiri dari 5 faktor, yaitu :

1. Work it self.

Setiap pelayanan memerlukan suatu keterampilan tertentu. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang keahliannya dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerjanya.

2. Supervision.

Hubungan antara atasan dan bawahan, dimana dirasakan bahwa atasan menunjukkan minat dan perhatian terhadap bawahan.

3. Co-worker.

Merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial yang terjadi antara sesama rekan kerja di dalam lingkungan pekerjaannya.

4. Promotion.

Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada atau tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.


(18)

BAB I PENDAHULUAN 8

5. Pay.

Merupakan bentuk imbalan kerja yang dianggap wajar dan sedapat mungkin memenuhi kebutuhan ekonomis karyawan,

Alasan digunakan pendekatan ini karena penulis menganggap bahwa pada dasarnya setiap orang yang akan memulai suatu pekerjaan biasanya memiliki harapan-harapan. Kelima faktor diatas ini mencakup harapan-harapan karyawan pada umumnya, sehingga penulis menganggap pendekatan ini dapat memberikan kepuasan kerja kepada karyawan. Berdasarkan hal-hal diatas maka dapat dikatakan bahwa apabila kelima faktor diatas sesuai dengan apa yang diharapkan karyawan, maka karyawan tersebut akan merasa puas terhadap pekerjaannya, sehingga ia akan bekerja dengan senang hati tanpa ada rasa terpaksa. Hal ini akan membuat karyawan tersebut merasa senang dengan pekerjaannya dan dengan demikian tingkat absensi karyawan otomatis akan menjadi rendah.

Menurut Werther dan Davis (2000) :

Absenteeism are employees who were to be at work but are not present. “

(Ketidakhadiran adalah keadaan dimana seorang pekerja seharusnya bekerja, tetapi tidak hadir.)

Menurut Flippo (2002) :

“ Absenteeism is the title given the condition that exists when a person fails to come to work when scheduled to work. ”

(Absen adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat masuk kerja seperti yang telah ditetapkan sesuai dengan jadwal kerja.)


(19)

BAB I PENDAHULUAN 9

Anwar P. Mangkunegara (2002), menyatakan :

“ Karyawan-karyawan yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya (absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subjektif. “

R. Krietner dan A. Kinicki (2005), menyatakan :

“ Terdapat suatu hubungan yang negatif yang kuat antara kepuasan kerja dengan ketidakhadiran. “

Werther dan Davis (2000), menyatakan :

“ Job satisfaction is inversely related to absences. “

( Kepuasan kerja mempunyai hubungan yang berlawanan dengan absensi ).

Diagram Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Tingkat Absensi. Gambar 1.1

Kepuasan Kerja

Tingkat absensi

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa absensi merupakan masalah yang cukup menyita perhatian perusahaan, sebab apabila tingkat absensi


(20)

BAB I PENDAHULUAN 10

karyawan di suatu perusahaan cukup tinggi, maka perusahaan tersebut akan mengalami banyak hambatan dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis mengajukan hipotesis : “Tingkat kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap tingkat absensi karyawan.“

1.6. Objek dan Metode Penelitian.

Dalam pembuatan karya ilmiah ini, penulis memilih untuk mengadakan penelitian pada PT. X yang bergerak di bidang percetakan, yang sedang mengalami masalah dalam tingkat absensi karyawannya.

Untuk melakukan pengujian atas hipotesis yang dikemukakan, variabel-variabel yang diteliti perlu diukur. Oleh karena itu, penulis memisahkan objek penelitian ke dalam dua variabel, yaitu :

1. Variabel bebas (X).

Adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain atau menjadi sebab terjadinya sesuatu. Dalam hal ini, variabel bebasnya adalah “ Kepuasan Kerja. “

2. Variabel terikat (Y).

Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, dalam hal ini variabel terikatnya adalah “ Tingkat Absensi Karyawan. “

Penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan fakta, dimana fakta


(21)

BAB I PENDAHULUAN 11

tersebut kemudian diolah menjadi data dan selanjutnya dilakukan analisis masalah sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan.

Teknik-teknik Pengumpulan Data.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Field Research) : yaitu peninjauan secara langsung ke perusahaan yang diteliti untuk mendapatkan data primer. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

a. Observasi.

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas perusahaan yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Wawancara.

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan pimpinan, manajer, karyawan perusahaan, dan pihak-pihak lainnya dalam perusahaan yang memiliki wewenang untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan data dan informasi yang diperlukan.


(22)

BAB I PENDAHULUAN 12

c. Kuesioner.

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan angket yang berisi daftar pertanyaan kepada responden (karyawan), sehingga diperoleh informasi tentang kepuasan kerja karyawan yang dapat dilihat kaitannya dengan tingkat absensi.

2. Studi Kepustakaan (Library Research) :

merupakan pengumpulan data sekunder berkaitan dengan penelitian, dengan cara membaca dan mempelajari literatur yang berhubungan dengan penelitian yang sedang diteliti. Kemudian data sekunder yang diperoleh penulis melalui studi kepustakaan dibandingkan dengan data primer yang diperoleh dari studi lapangan.

Teknik Penentuan Sampel.

Penentuan jumlah sampel yang akan diteliti oleh penulis untuk mewakili jumlah populasi yang ada, bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang seakurat mungkin. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel, menurut Prof. Dr. Suharsimi (1996) :

Apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sebagai responden, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika subjeknya lebih dari 100, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih sebagai responden.


(23)

BAB I PENDAHULUAN 13

Teknik Pengolahan Data.

Untuk menguji hipotesis penelitian, dalam hal ini pengaruh antara variabel, maka dilakukan tes statistik dengan menggunakan rumus koefisien korelasi (KK) Rank

Spearman yang bersimbol rs dengan rumus yang diambil dari M. Iqbal Hasan (2003) :

6 ∑di² rs = 1-

n (n²-1) Dimana:

rs = koefisien korelasi Spearman. di = selisih dari pasangan rank ke-i. n = banyaknya pasangan rank.

Jika terdapat banyak data kembar maka rumus yang digunakan sebagai berikut :

∑X² + ∑Y² - ∑di² rs =

2√∑X² √∑Y²


(24)

BAB I PENDAHULUAN 14

Untuk menentukan keeratan hubungan / korelasi antar variabel, berikut ini diberikan nilai-nilai dari koefisien korelasi (KK) seperti yang dikemukakan oleh M. Iqbal Hasan (2003) :

KK = 0, tidak ada korelasi.

0 < KK ≤ 0,20, korelasi sangat lemah. 0,20 < KK ≤ 0,40, korelasi lemah.

0,40 < KK ≤ 0,70, korelasi yang cukup berarti. 0,70 < KK ≤ 0,90, korelasi kuat.

0,90 < KK ≤ 1,00, korelasi sangat kuat. KK = 1, korelasi sempurna.


(25)

BAB I PENDAHULUAN 15

Berikut ini adalah tabel operasionalisasi variabel yang berisi atas variabel, identifikasi, indikator, skala pengukuran dan sumber data yang didapat :

Tabel 1.1. Operasionalisasi Variabel Variabel Kepuasan Kerja (X). Identifikasi Keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka. Indikator 1. Pekerjaan itu

sendiri. 2. Pengawasan. 3. Rekan sekerja. 4. Promosi. Ukuran Data Untuk mengukur kepuasan kerja, maka penulis menyebarkan kuesioner dengan pilihan: sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Sumber Data Karyawan.


(26)

BAB I PENDAHULUAN 16

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian.

Lokasi pengamatan untuk penelitian ini adalah PT. X yang berlokasi di Jalan Kopo Bandung, Jawa Barat dan dilaksanakan pada 20 Maret 2006 sampai 30 Juni 2006.

Variabel Absensi (Y). Identifikasi Keadaan dimana seorang pekerja seharusnya bekerja, tetapi tidak hadir. Indikator 1. Jumlah hari

kerja. 2. Beban

pekerjaan. 3. Lokasi kerja.

Ukuran Data Untuk mengukur kepuasan kerja, maka penulis menyebarkan kuesioner dengan pilihan: sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Sumber Data Karyawan.

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian.

Lokasi pengamatan untuk penelitian ini adalah PT. X yang berlokasi di Jalan Kopo Bihbul km 6,5 no 20 Bandung. Dilaksanakan pada tanggal 1 April 2006 sampai 30 Juni 2006.

1.8. Sistematika Penelitian.

Sistematika penelitian terdiri dari 5 bab, masing-masing bagiannya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung penelitian yang dilakukan oleh penulis.


(27)

BAB I PENDAHULUAN 17

Guna memberi gambaran yang lebih jelas, maka skripsi ini disusun secara sistematis dengan pembagian sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN.

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, termasuk di dalamnya terdapat tantangan dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi PT. X sebagai objek penelitian. Di dalam Bab I juga dijabarkan mengenai identifikasi masalah secara terperinci, maksud dan tujuan penelitian, juga kegunaan dari penelitian yang dilakukan.

Selain itu, di dalam Bab I juga diuraikan mengenai kerangka pemikiran dan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Di dalamnya juga dijabarkan mengenai objek penelitian, dalam hal ini adalah PT. X dan metodologi penelitian yang akan digunakan, serta lokasi dan waktu penelitian berikut sistematika penelitian yang dilakukan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.

Dalam bab ini, dibahas mengenai pengertian dan fungsi manajemen sumber daya manusia, juga uraian mengenai pengertian kepuasan kerja menurut para ahli. Dalam Bab II juga diuraikan mengenai pengertian absensi dan juga hubungan antara kepuasan kerja dengan tingkat absensi karyawan.


(28)

BAB I PENDAHULUAN 18

BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN.

Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah perusahaan, visi, misi, struktur organisasi, sumber daya manusia yang ada di perusahaan, strategi usaha yang dijalankan oleh PT. X, kegiatan dan prospek usaha pada PT. X, resiko usaha yang dihadapi PT. X, keunggulan bersaing yang dimiliki PT. X serta perkembangan terakhir sampai dengan dilakukannya penelitian di PT. X.

Pada bagian metodr penelitian juga diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, variabel penelitian yang manjadi objek penelitian, prosedur pengumpulan data, teknik penentuan sampel, dan teknik pengolahan data yang digunakan.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.

Di dalam bab ini diuraikan mengenai kepuasan kerja dan tingkat absensi di PT. X. Pada bab ini juga diuraikan mengenai analisa profil responden serta analisa kuesioner yang dibagikan ke sejumlah responden serta analisa pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan menggunakan analisa korelasi Rank

Spearman dan penggunaan uji koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan serta penggunaan uji hipotesa untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut signifikan atau tidak.


(29)

BAB I PENDAHULUAN 19

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan mengenai kesimpukan tentang kepuasan kerja, tingkat absensi karyawan dan pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan. Selain itu, diuraikan juga mengenai saran-saran tentang kepuasan kerja, tingkat absensi, serta pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan khususnya di PT.X.


(30)

103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV mengenai Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Tingkat Absensi Karyawan, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan memberi saran sebagai masukan bagi pihak perusahaan sebagai berikut :

1. Setiap staf karyawan yang bekerja di divisi percetakan PT. X mempunyai kepuasan kerja yang berbeda- beda. Setiap karyawan yang bekerja dituntut untuk memberikan yang terbaik berupa hasil pekerjaannya. Tingkat kepuasan karyawan pada divisi percetakan PT. X dapat diukur dari indikator-indikator yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yaitu pekerjaan itu sendiri, pengawasan, rekan sekerja, dan promosi. Melalui penelitian ini penulis mendapatkan batasan skor untuk tingkat kepuasan kerja staf karyawan di divisi garmen PT. X yaitu sebesar 4,1439 yang berarti dalam batasan skor/ tingkat yang baik.

2. Setiap karyawan yang bekerja di divisi percetakan PT. X mempunyai tingkat absensi yang berbeda-beda. Setiap karyawan yang bekerja dituntut agar tingkat absensinya rendah, karena dengan tingkat absensi yang rendah, karyawan dapat memenuhi semua target yang ditetapkan


(31)

104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

perusahaan. Tingkat absensi karyawan pada divisi percetakan PT. X dapat diukur dari indikator-indikator yang mempengaruhi tingkat absensi karyawan yaitu jumlah hari kerja, beban pekerjaan dan lokasi kerja. Melalui penelitian ini penulis mendapatkan batasan skor untuk tingkat absensi karyawan di divisi percetakan PT. X yaitu sebesar 3,054 yang berarti dalam batasan skor/ tingkat yang kurang baik.

3. Tingkat absensi karyawan selain diukur oleh jumlah hari kerja, beban pekerjaan dan lokasi kerja, dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yang mereka rasakan terhadap pekerjaan mereka. Pengaruh ini dapat dilihat dari hasil kuesioner yang telah diolah dalam perhitungan statistik yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap tingkat absensi sebesar 12 %. Dari responden yang mengisi kuesioner, besarnya pengaruh tersebut membuktikan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi terhadap tingkat absensi karyawan di divisi percetakan PT. X.

5.2 SARAN

Penulis juga mempunyai saran- saran untuk divisi percetakan PT. X, perusahaan yang penulis teliti. Adapun saran–saran yang penulis akan kemukakan adalah sebagai berikut ;

1. Penulis menyarankan agar untuk divisi percetakan PT. X tetap mempertahankan tingkat kepuasan kerja yang sudah ada, sehingga akan mempertahankan tingkat absensi karyawannya. Selain itu juga jika tingkat absensi yang rendah oleh karena kepuasan kerja dapat selalu tercipta, pasti


(32)

105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

akan meningkatkan kinerja karyawan. Dan perusahaan akan memperoleh keuntungan, sebab para karyawan akan dapat meningkatkan produksi yang tinggi.

2. Agar tingkat absensi dapat menurun, perlu juga ditambah faktor-faktor yang dapat menurunkan tingkat absensi tersebut, misalnya fasilitas untuk karyawan ditambah dengan diadakannya sarana olah raga, bisa juga dengan rekreasi yang diadakan oleh perusahaan agar tidak jenuh.

3. Setelah diperoleh perhitungan korelasi 0,345 yang artinya adanya pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan. Maka dari itu diharapkan perusahaan mampu memberikan kepuasan kerja yang terus meningkat, jika hasil produktivitasnya meningkat, sehingga menurunkan tingkat absensi karyawan.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, Suharsimi Dr., Prosedur Penelitian, Edisi Revisi 3, PT. Rineka Cipta, 1996, Jakarta.

2. Flippo, Edwin B., Personal Management, 6th ed, Mc Graw-Hill, Inc., 1984. 3. Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi

2, BPFE. Yogyakarta, 2000, Yogyakarta.

4. Hasan, M. Iqbal Ir. M.M., Pokok-Pokok Materi Statistik 1, Edisi kedua, Bumi Aksara, 2003, Jakarta.

5. Hasan, M. Iqbal Ir. M.M., Pokok-Pokok Materi Statistik 2, Edisi kedua, Bumi Aksara, 2003, Jakarta.

6. Jucius, Michael J., Personal Management, 9th ed, Richard D. Irwin Inc., Home Wood Cilenis Charles E. Turtle Company, Tokyo, 2001.

7. Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo, Perilaku Organisasi, Salemba Empat, 2004, Jakarta.

8. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Dr. Drs. Msi. Psi., Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, 2002, Bandung.

9. Mathis, Robert L. dan Jackson, John H., Manajemen Sumber Daya Manusia, buku 1, Salemba Empat, 2000, Jakarta.

10.Munandar, Ashar Sunyoto, Psikologi Industri dan Organisasi, Universitas Indonesia, 2004, Jakarta.


(34)

11.Rivai, Vietzal Prof. Dr. M.B.A., Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Mulia Kencana, 2004, Jakarta.

12.Schermerhorn, John R.; Hunt, James G.; Osborn, Richard N., Managing Organizational Behaviour, 3rd ed, John Wiley & Son Inc., 2001.

13.Siagian, Sondang P, Prof. Dr. M.P.A.,Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, 2000, Jakarta.

14.Wahyudi, Bambang Drs., Manajemen Sumber Daya Manusia, Sulita, 2002, Bandung.

15.Werther, William B. Jr. and Davis, Keith, Personal Management and Human


(1)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan mengenai kesimpukan tentang kepuasan kerja, tingkat absensi karyawan dan pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan. Selain itu, diuraikan juga mengenai saran-saran tentang kepuasan kerja, tingkat absensi, serta pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan khususnya di PT.X.


(2)

103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV mengenai Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Tingkat Absensi Karyawan, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan memberi saran sebagai masukan bagi pihak perusahaan sebagai berikut :

1. Setiap staf karyawan yang bekerja di divisi percetakan PT. X mempunyai kepuasan kerja yang berbeda- beda. Setiap karyawan yang bekerja dituntut untuk memberikan yang terbaik berupa hasil pekerjaannya. Tingkat kepuasan karyawan pada divisi percetakan PT. X dapat diukur dari indikator-indikator yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yaitu pekerjaan itu sendiri, pengawasan, rekan sekerja, dan promosi. Melalui penelitian ini penulis mendapatkan batasan skor untuk tingkat kepuasan kerja staf karyawan di divisi garmen PT. X yaitu sebesar 4,1439 yang berarti dalam batasan skor/ tingkat yang baik.

2. Setiap karyawan yang bekerja di divisi percetakan PT. X mempunyai tingkat absensi yang berbeda-beda. Setiap karyawan yang bekerja dituntut agar tingkat absensinya rendah, karena dengan tingkat absensi yang rendah, karyawan dapat memenuhi semua target yang ditetapkan


(3)

perusahaan. Tingkat absensi karyawan pada divisi percetakan PT. X dapat diukur dari indikator-indikator yang mempengaruhi tingkat absensi karyawan yaitu jumlah hari kerja, beban pekerjaan dan lokasi kerja. Melalui penelitian ini penulis mendapatkan batasan skor untuk tingkat absensi karyawan di divisi percetakan PT. X yaitu sebesar 3,054 yang berarti dalam batasan skor/ tingkat yang kurang baik.

3. Tingkat absensi karyawan selain diukur oleh jumlah hari kerja, beban pekerjaan dan lokasi kerja, dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yang mereka rasakan terhadap pekerjaan mereka. Pengaruh ini dapat dilihat dari hasil kuesioner yang telah diolah dalam perhitungan statistik yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap tingkat absensi sebesar 12 %. Dari responden yang mengisi kuesioner, besarnya pengaruh tersebut membuktikan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi terhadap tingkat absensi karyawan di divisi percetakan PT. X.

5.2 SARAN

Penulis juga mempunyai saran- saran untuk divisi percetakan PT. X, perusahaan yang penulis teliti. Adapun saran–saran yang penulis akan kemukakan adalah sebagai berikut ;

1. Penulis menyarankan agar untuk divisi percetakan PT. X tetap mempertahankan tingkat kepuasan kerja yang sudah ada, sehingga akan mempertahankan tingkat absensi karyawannya. Selain itu juga jika tingkat


(4)

105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

akan meningkatkan kinerja karyawan. Dan perusahaan akan memperoleh keuntungan, sebab para karyawan akan dapat meningkatkan produksi yang tinggi.

2. Agar tingkat absensi dapat menurun, perlu juga ditambah faktor-faktor yang dapat menurunkan tingkat absensi tersebut, misalnya fasilitas untuk karyawan ditambah dengan diadakannya sarana olah raga, bisa juga dengan rekreasi yang diadakan oleh perusahaan agar tidak jenuh.

3. Setelah diperoleh perhitungan korelasi 0,345 yang artinya adanya pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi karyawan. Maka dari itu diharapkan perusahaan mampu memberikan kepuasan kerja yang terus meningkat, jika hasil produktivitasnya meningkat, sehingga menurunkan tingkat absensi karyawan.


(5)

1. Arikunto, Suharsimi Dr., Prosedur Penelitian, Edisi Revisi 3, PT. Rineka Cipta, 1996, Jakarta.

2. Flippo, Edwin B., Personal Management, 6th ed, Mc Graw-Hill, Inc., 1984. 3. Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi

2, BPFE. Yogyakarta, 2000, Yogyakarta.

4. Hasan, M. Iqbal Ir. M.M., Pokok-Pokok Materi Statistik 1, Edisi kedua, Bumi Aksara, 2003, Jakarta.

5. Hasan, M. Iqbal Ir. M.M., Pokok-Pokok Materi Statistik 2, Edisi kedua, Bumi Aksara, 2003, Jakarta.

6. Jucius, Michael J., Personal Management, 9th ed, Richard D. Irwin Inc., Home Wood Cilenis Charles E. Turtle Company, Tokyo, 2001.

7. Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo, Perilaku Organisasi, Salemba Empat, 2004, Jakarta.

8. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Dr. Drs. Msi. Psi., Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, 2002, Bandung.

9. Mathis, Robert L. dan Jackson, John H., Manajemen Sumber Daya Manusia, buku 1, Salemba Empat, 2000, Jakarta.

10.Munandar, Ashar Sunyoto, Psikologi Industri dan Organisasi, Universitas Indonesia, 2004, Jakarta.


(6)

11.Rivai, Vietzal Prof. Dr. M.B.A., Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Mulia Kencana, 2004, Jakarta.

12.Schermerhorn, John R.; Hunt, James G.; Osborn, Richard N., Managing Organizational Behaviour, 3rd ed, John Wiley & Son Inc., 2001.

13.Siagian, Sondang P, Prof. Dr. M.P.A.,Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, 2000, Jakarta.

14.Wahyudi, Bambang Drs., Manajemen Sumber Daya Manusia, Sulita, 2002, Bandung.

15.Werther, William B. Jr. and Davis, Keith, Personal Management and Human Resources, Mc Graw-Hill Biik Company, 2000, Singapore.