Aplikasi Adaptif makna Omah Jawa Pada Perancangan Interior Biara SCC "Griya Tyas Dalem" Yogyakarta.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR SKEMA... ix

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT... xv

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Pembahasan ... 4

1.5 Sumber Data... 4

1.6 Metode dan Teknik Pengamatam... 5


(2)

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Pengertian Seminari dan Biara... 8

2.1.1 Pengertian Seminari ... 8

2.1.2 Pengertian Biara... 10

2.2 Prinsip-prinsip Dasar Pengertian dan Simbol-simbol Katolik... 10

2.3 Pengertian Budaya ... 15

2.4 Budaya Jawa ... 16

2.5 Rumah Jawa ... 17

2.5.1 Bangunan Tradisional Jawa ... 23

2.5.1.1 Panggang Pe... 23

2.5.1.2 Kampung... 23

2.5.1.3 Limasan... 24

2.5.1.4 Joglo ... 25

2.5.1.5 Tajug ... 25

BAB III. BIARA HATI KUDUS YESUS DAN MARIA ”GRIYA TYAS DALEM” YOGYAKARTA ... 26

3.1 Deskripsi Biara Hati Kudus Yesus dan Maria ”Griya Tyas Dalem” Yogyakarta ... 26

3.2 Ruang dan Aktivitas User ... 30

3.3 Analisa Tapak ... 32

BAB IV. PERANCANGAN BIARA HATI KUDUS YESUS DAN MARIA “GRIYA TYAS DALEM” YOGYAKARTA ... 35

4.1 Pemilihan Konsep ... 35


(3)

4.2 Konsep Perancangan ... 40

4.2.1 Kebutuhan Ruang... 40

4.2.2 Pembagian Ruang ... 40

4.2.3 Konsep Bentuk... 46

4.2.4 Konsep Material dan Warna ... 51

4.2.5 Konsep Penghawaan ... 52

4.3 Gambar Kerja Presentasi... 53

4.3.1 Denah Khusus Lantai Dasar Bangunan 1 ... 53

4.3.2 Denah Khusus Lantai Dasar Bangunan 2 ... 53

4.3.3 Denah Khusus Lantai Satu Bangunan 1... 54

4.3.4 Denah Khusus Lantai Satu Bangunan 2... 54

4.3.5 Denah Khusus Kapel... 55

4.3.6 Potongan Khusus ... 55

4.3.7 Perspektif ... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Pembagian Ruang Pada Rumah Jawa ... 21

Skema 4.1 Penerapan 3 Kaul Kehidupan Imam Katolik ... 36

Skema 4.2 Proses Perolehan Tema ... 37

Skema 4.3 Aplikasi Pembagian Ruang ... 41

Skema 4.4 Pembagian Ruang Bangunan 1 Lantai Dasar... 44

Skema 4.5 Pembagian Ruang Bangunan 2 Lantai Dasar... 44

Skema 4.6 Pembagian Ruang Lantai Satu Bangunan 1 dan 2 ... 45

Skema 4.7 Pembagian Ruang Area Kapel ... 46


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perbandingan Makna Antara Rumah Jawa dengan Norma Katolik ... 39 Tabel 4.2 Pembagian Ruang Berdasarkan Zoning... 40 Tabel 4.3 Aplikasi Pembagian Ruang Menurut Rumah Jawa


(6)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pastor ... 30

Diagram 3.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Mahasiswa ... 31

Diagram 3.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Tamu... 31


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Panggang Pe ... 23

Gambar 2.2 Kampung ... 24

Gambar 2.3 Limasan ... 24

Gambar 2.4 Joglo ... 25

Gambar 2.5 Tajug ... 25

Gambar 3.1 Biara Kondisi Awal Tampak Kiri ... 27

Gambar 3.2 Biara Kondisi Awal Tampak Depan ... 27

Gambar 3.3 Biara Kondisi Awal Tampak Kanan ... 28

Gambar 3.4 Jalan Raya Menuju Biara ... 28

Gambar 3.5 Jalan Kecil Menuju Biara... 28

Gambar 3.6 Site Plan Biara SSCC ... 33

Gambar 3.7 Sketsa Tampak Topografi ... 33

Gambar 4.1 Zoning Lantai Dasar... 43

Gambar 4.2 Zoning Lantai Satu... 43

Gambar 4.3 Tampak Potongan Kapel Dengan Atap Tajug ... 47

Gambar 4.4 Tampak Potongan Kapel ... 48

Gambar 4.5 Gebyok Jawa Yogyakarta ... 49

Gambar 4.6 Sketsa Aplikasi Desain Gebyok ... 49

Gambar 4.7 Sketsa Tampak Depan Gebyok ... 50


(8)

Gambar 4.9 Detail Ornamen Gebyok Bagian Atas... 50

Gambar 4.10 Perspektif Meja Tamu ... 51

Gambar 4.11 Skema Material ... 52

Gambar 4.12 Sketsa Perspektif Perpustakaan... 57

Gambar 4.13 Sketsa Perspektif Ruang Tamu ... 57

Gambar 4.14 Sketsa Perspektif Kapel ... 58


(9)

ABSTRAK

Dalam era globalisasi saat ini, dunia mengalami perubahan dalam berbagai hal misalnya cara dan pandangan hidup, budaya, ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, serta pandangan akan agama. Pengaruh budaya luar dan perkembangan segala aspek kehidupan telah mendorong pandangan sebagian besar masyarakat menjadi berorientasi duniawi. Salah satu dampak paling mendasar akibat dari kemajuan dunia ini adalah lunturnya nilai-nilai penting religius dalam kehidupan.

Biara merupakan salah satu upaya gereja dalam memenuhi kebutuhan akan adanya tempat bagi para calon imam baru. Diharapkan biara yang baik mampu mengurangi dampak negatif dari perubahan dunia tersebut dengan lebih menyadarkan masyarakat akan nilai religius.

Salah satunya adalah biara SSCC di Yogyakarta. Sebagai kota yang sarat akan budaya Jawa, tentu budaya Jawa akan mempengaruhi desain dari biara SSCC ini. Makna rumah Jawa ditampilkan dalam desain biara ini, tanpa melupakan segi fungsi dan nilai religius Katolik. Diharapkan dengan demikian tujuan dari biara tersebut dapat terpenuhi dengan baik dan keberadaannya akan semakin dikenal dan diterima masyarakat sekitar.


(10)

ABSTRACT

In this globalization era, the world has changed in many things, for example ways of life, culture, economy, technology, science, and religion or beliefs. The influence of foreign culture and development of all life-aspects has encouraged the people’s perspectives to be world oriented. One of these basic impact is the decrease of value of religiousity.

Monastery is one of the church’s effort to fullfill the need of place for new candidates to become priests. It is expected to reduce the negative influence of the world’s developments by arising people’s awareness of being religious.

The SSCC monastery of “Griya Tyas Dalem” in Yogyakarta is one of them. As a city with strong Javanese culture, this culture also influence the design of this monastery. The philosophy of Javanese house is adopted, without neglecting the function and value of Catholic itself. The apllication of this concept is expected to achieve the objectives and the existence will be popular in the community.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini, dunia mengalami perubahan dalam berbagai

hal misalnya cara dan pandangan hidup, budaya, ekonomi, teknologi, ilmu

pengetahuan, serta sistem kepercayaan dan pandangan akan agama. Semua

perubahan ini akan terus berkembang seiring waktu dan tidak semua perubahan

tersebut mendatangkan kebaikan, beberapa di antaranya mempunyai dampak yang

harus diperhatikan. Pengaruh budaya luar dan perkembangan segala aspek

kehidupan telah mendorong pandangan sebagian besar masyarakat menjadi

berorientasi duniawi.

Salah satu dampak paling mendasar akibat dari kemajuan dunia ini adalah

lunturnya nilai-nilai penting religius dalam kehidupan. Pemahaman akan agama

dan kepercayaan semakin dangkal sementara kehidupan justru semakin kompleks.

Banyak anggota masyarakat yang keluar dari ajaran agama dan kepercayaannya

demi memperoleh kehidupan yang diinginkan. Mereka tidak menyadari bahwa

agama adalah salah satu cara meningkatkan kualitas moral manusia.

Dari keadaan ini, dari tahun ke tahun semakin sedikit orang yang

terpanggil untuk mendalami agama lebih jauh, terlebih untuk menjadi seorang

imam atau pastor. Figur-figur rohani menjadi kurang popularitasnya apabila


(12)

dibandingkan dengan figur-figur duniawi dengan kriteria penilaian yang bermotif

uang, kesenangan, kepuasan, dan kemudahan.

Untuk mengatasinya, berbagai upaya dilakukan pihak gereja dan umatnya,

seperti berdoa bagi adanya benih panggilan imam, memperkuat hubungan antara

para imam dan umat, promosi tentang panggilan, atau juga mengenalkan

kehidupan rohani kepada umat. Adanya seminari dan biara yang baik merupakan

salah satu faktor penting dalam membentuk calon-calon yang terpanggil menjadi

seorang imam.

Menurut data Komisi Seminari KWI, di Indonesia terdapat 31 Seminari

Menengah, 3 Seminari Menengah Kelas Persiapan Atas, 12 Seminari Tahun

Orientasi Rohani, dan 13 Seminari Tinggi.

Berbagai seminari ini memiliki penekanan yang berbeda-beda akan visi

dan misinya. Beberapa contoh adalah seminari dan biara yang dimiliki oleh OSC

(

Ordo Sanctae Crucis

) menekankan akan salib dan sengsara Yesus, FIC

(

Congregatio Fratres Immaculatae Conceptionis Beatae Mariae Virginis

)

menekankan pendidikan melalui Yayasan Pangudi Luhur, atau SSCC

(

Congregatio Sacrorum Cordium Jesus et Mariae

) yang menekankan kasih Allah

dalam hati Kudus Yesus dan Maria.

Jumlah seminari yang terbatas menyebabkan masyarakat awam tidak

terlalu mengenal seminari. Kebanyakan seminari yang ada merupakan suatu

tempat tinggal sekaligus tempat belajar bagi para calon pastor. Tetapi ada pula

yang tempat tinggal bagi para calon pastornya terpisah, sehingga secara umum

bangunan hanya berfungsi sebagai biara.

___________________________________________________________

Universitas Kristen Maranatha 2008

2


(13)

Biara memerlukan desain yang tepat agar terjadi keselarasan dengan

fungsi di dalamnya. Dengan desain yang baik diharapkan biara tidak saja

berfungsi maksimal bagi paroki yang memilikinya, tetapi juga mampu

membentuk hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat di sekitarnya agar

masyarakat lebih mengenal dan menerima keberadaan biara tersebut. Biara yang

baik juga akan mendukung munculnya calon-calon imam Katolik yang baru

sehingga walaupun globalisasi terus berkembang, para calon imam ini diharapkan

mampu mengarahkan moral masyarakat agar tetap sejalan dengan ajaran agama.

1.2

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ditemui dalam proses mendesain proyek ini

diantaranya:

a.

Bagaimana desain interior biara SSCC yang sesuai dengan pemaknaan,

fungsi, dan estetika?

b.

Bagaimana desain interior biara SSCC yang sesuai dengan kajian

utilitas ruang?

c.

Bagaimana desain interior biara SSCC yang sesuai dengan

karakteristik lingkungan sekitar sehingga biara tidak berkesan tertutup

atau eksklusif?

d.

Bagaimana mengaplikasikan desain interior biara SSCC yang dapat

menciptakan suasana nyaman dan kondusif untuk tempat belajar bagi

calon pastor maupun sarana religius penunjang lainnya?


(14)

1.3

Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dikaji dalam proyek ini meliputi proses

perancangan interior yang dimulai dari riset awal, pengumpulan dan analisa data,

penentuan konsep, programming, serta pengaplikasian konsep dalam desain

interior pada biara SSCC yang berada di Jalan Timor-Timur, Kaliurang,

Yogyakarta.

1.4

Tujuan Pembahasan

Meninjau dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan proyek

ini adalah:

a.

Mengetahui desain interior biara SSCC yang sesuai dengan

pemaknaan, fungsi, dan estetika.

b.

Mengetahui desain interior biara SSCC yang sesuai dengan kajian

utilitas ruang.

c.

Mengetahui desain interior biara SSCC yang sesuai dengan

karakteristik lingkungan sekitar sehingga biara tidak berkesan tertutup

atau eksklusif.

d.

Mengetahui pengaplikasian desain interior biara SSCC yang dapat

menciptakan suasana nyaman dan kondusif untuk tempat belajar bagi

calon pastor maupun sarana religius penunjang lainnya.

1.5

Sumber Data

___________________________________________________________

Universitas Kristen Maranatha 2008

4


(15)

Terdapat dua sumber data yang digunakan dalam proses desain interior biara

SSCC ini, yaitu:

1.

Sumber data primer, yaitu semua data yang berhubungan dengan

kondisi di lapangan dalam hal ini adalah data-data yang diberikan oleh

pihak desainer dan arsitek.

2.

Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara

dengan narasumber, studi di lapangan, dan studi literatur seperti buku,

situs internet, artikel, atau jurnal.

1.6

Metode dan Teknik Pengamatan

Metode pengamatan yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu salah

satu metode pengamatan yang dilakukan dengan cara survei lokasi yang disertai

dengan dokumentasi, pengukuran, wawancara, dan pengklasifikasian data

sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.

Teknik pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1.

Wawancara, yaitu cara untuk mengumpulkan informasi dan data

penelitian dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan

narasumber, dalam hal ini pihak desainer, arsitek, dan

user

(pastor dan

mahasiswa).

2.

Studi di lapangan, yaitu cara untuk mengumpulkan informasi dan data

dengan terjun langsung ke lokasi.


(16)

3.

Studi literatur, yaitu mencari semua informasi dan data yang

berhubungan dengan objek yang akan didesain yang berasal dari

berbagai media tulis seperti buku, situs internet, artikel, atau jurnal.

1.7

Sistematika Pembahasan

Laporan pengantar tugas akhir ini terdiri dari lima bab dengan perincian

sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

pembahasan, sumber data, metode pengamatan, dan sistematika

pembahasan.

Bab II. Landasan Teori

Berisi tentang pengertian seminari dan biara, prinsip-prinsip dasar dan

pengertian simbol-simbol religi Katolik, pengertian budaya lokal, dan

simbol serta makna pada arsitektur Jawa.

Bab III. Biara Hati Kudus Yesus dan Maria

“Griya Tyas Dalem”

Yogyakarta

Berisi data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dicari korelasi dan

relevansinya sehingga didapat kesimpulan.

Bab IV. Perancangan Interior Biara Hati Kudus Yesus dan Maria

“Griya Tyas

Dalem”

Yogyakarta

Berisi tentang pemilihan tema, konsep perancangan, dan gambar kerja.

Bab V. Kesimpulan

___________________________________________________________

Universitas Kristen Maranatha 2008

6


(17)

Berisi tentang kesimpulan dari proses perancangan interior biara SSCC di

Yogyakarta.


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

.1 Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan dari penulisan Laporan Tugas Akhir rogram studi Mayor Desain Interior VI tahun 2009 dengan judul “Aplikasi

daptif Makna Omah Jawa Pada a SSCC Griya Tyas alem Yogyakarta”, yaitu:

1. Desain interior biara SSCC yang sesuai dengan pemaknaan, fungsi, dan estetika adalah desain yang memperhatikan beberapa aspek diantaranya men / motif, serta bentuk yang sesuai dengan makna, fungsi, dan estetika dari tema yang diusung, yaitu rumah Jawa.

2. Desain interior biara SSCC yang sesuai dengan kajian utilitas ruang adalah desain yang memperhatikan alur kegiatan dan sirkulasi, intensitas penggunaan ruang, dan user. Dalam hal ini pembagian dan sirkulasi ruang berdasarkan aturan tradisional Jawa yaitu pendopo, peringgitan, dan omah jero / omah dalem.

3. Desain interior biara SSCC yang sesuai dengan karakteristik lingkungan sekitar sehingga biara tidak berkesan tertutup atau eksklusif adalah desain yang memperhatikan adat istiadat dan karakteristik budaya dimana proyek ini berada, yaitu adat istiadat dan budaya Jawa.

5

p

A Perancangan Interior Biar

D

lay out / pola sirkulasi, material, orna

___________________________________________________________ Universitas Kristen Maranatha 2008 59


(19)

4. Aplikasi desain interior bia yang dapat menciptakan suasana

nyaman dan k alon pastor maupun

sarana religius penunjang lainnya adalah dengan menciptakan ruangan yang berkesan kekeluargaan, m salnya adanya ruang berkumpul, cara

lesehan, dsb.

pa dan Desain Universitas Kristen Maranatha: ra SSCC

ondusif untuk tempat belajar bagi c

i duduk yang

5.3 Saran

Bagi mahasiswa pribadi:

Perlu adanya perbaikan sistem kerja dan pola kerja yang terprogram dengan baik, manajemen waktu yang lebih terencana sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal.

Bagi Fakultas Seni Ru

Perlu adanya sosialisasi dan bimbingan yang lebih intensif terhadap para mahasiswa yang mengikuti Tugas Akhir, sehingga mahasiswa lebih siap dalam menghadapi pelaksanaan Tugas Akhir tersebut, serta lebih ditingkatkannya jadwal pelaksanaan Tugas Akhir yang lebih terencana dan konsisten.

Bagi Para Pembaca:

Semoga laporan pengantar Tugas Akhir ini bisa memberi masukan atau gagasan yang berharga, yang selanjutnya dapat lebih dikembangkan sehingga kualitas yang dicapai akan lebih baik.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, M.Y. Dwi Hayu, dkk,

Cermin Retak Budaya Bangsa: Sebuah Refleksi

Dengan Pendekatan Budaya Jawa

, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,

Yogyakarta, 2007.

, R.,

Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa

, Dahara Prize,

Semarang, 2007.

ah: Membaca Makna Omah Jawa

, Yayasan Bentang

nsi Waligereja Indonesia, Jakarta, 2007.

jahjono, Gunawan,

Cosmos, Center, and Duality in Javanese Architectural

de and

ttp://www.indocraft.com

.ac.id/journals/interior

Ismunandar

Santosa, Revianto Budi,

Om

Budaya, Yogyakarta, 2000.

Seri Dokumen Gerejawi No.64,

Imam, Gembala, dan Pemimpin Paroki

,

Konfere

T

Tradition: The Symbolic Dimensions of House Shapes in Kota Ge

Surroundings

, University of California at Berkeley, 1989.

Windhu, L. Marsana,

Mengenal 30 Lambang Atau Simbol Kristiani

, Kanisius,

Yogyakarta, 1997.

http://en.wikipedia.org

h

http://www.puslit.petra

http://yesaya.indocell.net

___________________________________________________________

Universitas Kristen Maranatha 2008

61


(1)

Terdapat dua sumber data yang digunakan dalam proses desain interior biara SSCC ini, yaitu:

1. Sumber data primer, yaitu semua data yang berhubungan dengan kondisi di lapangan dalam hal ini adalah data-data yang diberikan oleh pihak desainer dan arsitek.

2. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber, studi di lapangan, dan studi literatur seperti buku, situs internet, artikel, atau jurnal.

1.6Metode dan Teknik Pengamatan

Metode pengamatan yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu salah satu metode pengamatan yang dilakukan dengan cara survei lokasi yang disertai dengan dokumentasi, pengukuran, wawancara, dan pengklasifikasian data sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.

Teknik pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Wawancara, yaitu cara untuk mengumpulkan informasi dan data penelitian dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan narasumber, dalam hal ini pihak desainer, arsitek, dan user (pastor dan mahasiswa).

2. Studi di lapangan, yaitu cara untuk mengumpulkan informasi dan data dengan terjun langsung ke lokasi.


(2)

3. Studi literatur, yaitu mencari semua informasi dan data yang berhubungan dengan objek yang akan didesain yang berasal dari berbagai media tulis seperti buku, situs internet, artikel, atau jurnal.

1.7Sistematika Pembahasan

Laporan pengantar tugas akhir ini terdiri dari lima bab dengan perincian sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan pembahasan, sumber data, metode pengamatan, dan sistematika pembahasan.

Bab II. Landasan Teori

Berisi tentang pengertian seminari dan biara, prinsip-prinsip dasar dan pengertian simbol-simbol religi Katolik, pengertian budaya lokal, dan simbol serta makna pada arsitektur Jawa.

Bab III. Biara Hati Kudus Yesus dan Maria “Griya Tyas Dalem” Yogyakarta Berisi data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dicari korelasi dan relevansinya sehingga didapat kesimpulan.

Bab IV. Perancangan Interior Biara Hati Kudus Yesus dan Maria “Griya Tyas Dalem” Yogyakarta

Berisi tentang pemilihan tema, konsep perancangan, dan gambar kerja. Bab V. Kesimpulan


(3)

Berisi tentang kesimpulan dari proses perancangan interior biara SSCC di Yogyakarta.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

.1 Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan dari penulisan Laporan Tugas Akhir rogram studi Mayor Desain Interior VI tahun 2009 dengan judul “Aplikasi

daptif Makna Omah Jawa Pada a SSCC Griya Tyas alem Yogyakarta”, yaitu:

1. Desain interior biara SSCC yang sesuai dengan pemaknaan, fungsi, dan estetika adalah desain yang memperhatikan beberapa aspek diantaranya men / motif, serta bentuk yang sesuai dengan makna, fungsi, dan estetika dari tema yang diusung, yaitu rumah Jawa.

2. Desain interior biara SSCC yang sesuai dengan kajian utilitas ruang adalah desain yang memperhatikan alur kegiatan dan sirkulasi, intensitas penggunaan ruang, dan user. Dalam hal ini pembagian dan sirkulasi ruang berdasarkan aturan tradisional Jawa yaitu pendopo, peringgitan, dan omah jero/omahdalem.

3. Desain interior biara SSCC yang sesuai dengan karakteristik lingkungan sekitar sehingga biara tidak berkesan tertutup atau eksklusif adalah desain yang memperhatikan adat istiadat dan karakteristik budaya dimana proyek ini berada, yaitu adat istiadat dan budaya Jawa.

5

p

A Perancangan Interior Biar D


(5)

4. Aplikasi desain interior bia yang dapat menciptakan suasana

nyaman dan k alon pastor maupun

sarana religius penunjang lainnya adalah dengan menciptakan ruangan yang berkesan kekeluargaan, m salnya adanya ruang berkumpul, cara

lesehan, dsb.

pa dan Desain Universitas Kristen Maranatha: ra SSCC

ondusif untuk tempat belajar bagi c

i duduk yang

5.3 Saran

Bagi mahasiswa pribadi:

Perlu adanya perbaikan sistem kerja dan pola kerja yang terprogram dengan baik, manajemen waktu yang lebih terencana sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal.

Bagi Fakultas Seni Ru

Perlu adanya sosialisasi dan bimbingan yang lebih intensif terhadap para mahasiswa yang mengikuti Tugas Akhir, sehingga mahasiswa lebih siap dalam menghadapi pelaksanaan Tugas Akhir tersebut, serta lebih ditingkatkannya jadwal pelaksanaan Tugas Akhir yang lebih terencana dan konsisten.

Bagi Para Pembaca:

Semoga laporan pengantar Tugas Akhir ini bisa memberi masukan atau gagasan yang berharga, yang selanjutnya dapat lebih dikembangkan sehingga kualitas yang dicapai akan lebih baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, M.Y. Dwi Hayu, dkk, Cermin Retak Budaya Bangsa: Sebuah Refleksi Dengan Pendekatan Budaya Jawa, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 2007.

, R., Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, Dahara Prize, Semarang, 2007.

ah: Membaca Makna Omah Jawa, Yayasan Bentang

nsi Waligereja Indonesia, Jakarta, 2007.

jahjono, Gunawan, Cosmos, Center, and Duality in Javanese Architectural de and

ttp://www.indocraft.com

.ac.id/journals/interior Ismunandar

Santosa, Revianto Budi, Om

Budaya, Yogyakarta, 2000.

Seri Dokumen Gerejawi No.64, Imam, Gembala, dan Pemimpin Paroki, Konfere

T

Tradition: The Symbolic Dimensions of House Shapes in Kota Ge Surroundings, University of California at Berkeley, 1989.

Windhu, L. Marsana, Mengenal 30 Lambang Atau Simbol Kristiani, Kanisius, Yogyakarta, 1997.

http://en.wikipedia.org h

http://www.puslit.petra http://yesaya.indocell.net