Pengaruh Getah Jarak Cina (Jatropha Multifida L.) Terhadap Waktu Penyembuhan Luka.
Universitas Kristen Maranatha iv
ABSTRAK
PENGARUH GETAH JARAK CINA (Jatropha multifida L.) TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA
Ryan Aditya, 2007; Pembimbing 1 : Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes Pembimbing 2 : Hana Ratnawati, dr., M.Kes
Dalam kegiatan sehari-hari seringkali kita mengalami luka. Luka sekecil apapun memerlukan perawatan karena tidak tertutup kemungkinan luka tersebut mengalami infeksi. Perawatan yang sering kita berikan terhadap luka adalah dengan memberikan antiseptik secara topikal. Zat yang paling umum digunakan adalah povidone iodine 10%. Selain itu, ada juga bahan-bahan alam yang dapat digunakan untuk pengobatan luka.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh getah jarak cina terhadap penyembuhan luka.
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, memakai rancangan percobaan acak lengkap (RAL), dan bersifat komparatif. Hewan percobaan yang digunakan adalah 18 ekor mencit betina dewasa galur Swiss Webster dengan rata-rata berat badan 24,11 gram, dibagi dalam tiga kelompok (n=6). Kulit bagian paha masing-masing mencit dicukur bulunya, lalu dibuat sayatan (luka) sepanjang 8 mm. Kelompok pertama tidak diobati, kelompok kedua diobati dengan povidone iodine 10% secara topikal, kelompok ketiga diobati dengan getah jarak cina secara topikal. Pengobatan dan pengukuran panjang luka dilakukan setiap hari sampai luka sembuh (menutup sempurna).
Dari hasil percobaan diperoleh hasil rata-rata lama penyembuhan luka berturut-turut pada kelompok I, II, dan III adalah 7,33 hari; 5,17 hari; dan 5,33 hari. Proses penyembuhan luka pada kelompok perlakuan (getah jarak cina) lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol negatif (tidak diobati) juga bermakna secara statistik (p<0,05) dan setara dengan kelompok pembanding (povidone iodine 10%).
Kesimpulan yang didapat adalah pengobatan luka dengan getah jarak cina membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
(2)
ABSTRACT
THE EFFECT OF Jatropha multifida L. LATEX TO WOUND HEALING
Ryan Aditya, 2007; 1st Tutor : Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes 2nd Tutor : Hana Ratnawati, dr., M.Kes
In our daily activity, we might get injured. Small wound should not be ignored because there is always a risk to be infected. To take care of the wound, we used to apply an antiseptic substance topically to the wound such as povidone iodine 10%. There are also many herbal substances which can be used as well.
The purposed of this research is to know the effect of Jatropha multifida L. latex in healing wound.
This experiment used true experimental method, Random Complete Design, with comparative characteristic. The experimental animals were 18 adult Swiss Webster female mice with average weight 24.11 gram, divided into three groups, each group consist of six mice. Mice thigh were have haircut, then made an 8 mm slice on the skin. The first group was not treated, the second group was treated with povidone iodine 10% topically, while the third group was treated with Jatropha multifida L. latex topically. The treatment was done everyday, as well as measuring the length of the wound until the wound perfectly heal (perfectly closed).
The result of the research, average time that needed for wound healing in first, second, and third group was 7.33 days, 5.17 days, and 5.33 days. Wound healing process in third group (treated with Jatropha multifida L. latex) was faster than first group (not treated) with statistically significant (p<0.05) and equal with the second group (treated with povidone iodine 10%).
In wound treatment, Jatropha multifida L. latex is concluded can increase the acceleration of the wound healing process.
(3)
Universitas Kristen Maranatha vi
(4)
(5)
Universitas Kristen Maranatha viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERNYATAAN MAHASISWA ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Kegunaan Penelitian... 2
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 2
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3
1.5.2 Hipotesis ... 3
1.6 Metode Penelitian... 3
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit ... 5
2.1.1 Epidermis ... 6
(6)
2.1.3 Dermis ... 10
2.1.4 Hipodermis ... 12
2.2 Faal Kulit ... 12
2.2.1 Fungsi proteksi ... 12
2.2.2 Fungsi absorpsi ... 13
2.2.3 Fungsi ekskresi ... 13
2.2.4 Fungsi persepsi ... 13
2.2.5 Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) ... 14
2.2.6 Fungsi pembentukan pigmen ... 14
2.2.7 Fungsi pembentukan vitamin D ... 15
2.2.8 Fungsi keratinisasi ... 15
2.3 Luka dan Penyembuhan Luka ... 15
2.3.1 Jenis-jenis Luka ... 16
2.3.2 Mekanisme Penyembuhan Luka ... 16
2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ... 20
2.4 Jarak Cina (Jatropha multifida L.) ... 22
2.4.1 2.4.2 Tinjauan Botani Jarak Cina (Jatropha multifida L.) ... 23
2.4.3 Efek Farmakologis ... 23
BAB III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 25
3.1.1 Alat-alat Penelitian ... 25
3.1.2 Bahan-bahan Penelitian ... 25
3.1.3 Hewan Coba ... 25
3.2 Metode Penelitian... 25
3.2.1 Desain Penelitian ... 25
3.2.2 Variabel Penelitian ... 26
3.3 Prosedur Kerja ... 26
3.3.1 Pengumpulan dan Persiapan Bahan Uji ... 26
(7)
Universitas Kristen Maranatha x
3.3.3 Prosedur Penelitian... 26
3.4 Metode Analisis ... 27
3.5 Hipotesis Statistik ... 27
3.6 Kriteria Uji ... 27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 28
4.2 Uji Hipotesis ... 31
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 33
5.2 Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
LAMPIRAN ... 36
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fase-fase penyembuhan luka dan proses yang terjadi di dalamnya... 20 Tabel 4.1 Rata-rata panjang luka pada setiap kelompok mencit berdasarkan
pengukuran setiap hari ... 28 Tabel 4.2 Waktu yang dibutuhkan oleh setiap mencit dalam proses menutupnya
luka ... 30 Tabel 4.3 Hasil uji ANOVA waktu yang dibutuhkan dalam proses menutupnya
luka ... 31 Tabel 4.4 Hasil uji Duncan... 31
(9)
Universitas Kristen Maranatha xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penampang kulit ... 5
Gambar 2.2 Lapisan-lapisan epidermis; Stratum germinativum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lucidum, Stratum korneum... 9
Gambar 2.3 Lapisan-lapisan epidermis ... 9
Gambar 2.4 Epidermis dan dermis ... 11
Gambar 2.5 Lapisan dermis; stratum papillare dan stratum retikulare ... 11
Gambar 2.6 Reaksi segera dalam penyembuhan luka ... 17
Gambar 2.7 Penyembuhan Luka pada Fase Proliferasi ... 18
Gambar 2.8 Fase maturasi ... 19
Gambar 2.9 Fase-fase penyembuhan luka ... 19
(10)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rata-rata panjang luka pada kelompok 1, kelompok 2, dan
(11)
Universitas Kristen Maranatha xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data berat badan mencit ... 35
Lampiran 2. Lembar hasil perhitungan statistik berat badan mencit ... 36
Lampiran 3. Data lengkap hasil percobaan ... 37
(12)
Lampiran 1
Data berat badan mencit (gram)
Mencit ke- Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
1 23,63 24,72 24,21
2 23,97 24,49 23,93
3 24,38 23,98 24,18
4 24,71 24,38 23,75
5 23,31 23,20 23,91
6 24,23 24,18 24,85
(13)
Universitas Kristen Maranatha Lampiran 2
Oneway
ANOVA
Beratbadan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .050 2 .025 .107 .900
Within Groups 3.491 15 .233
(14)
Lampiran 3
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel penurunan panjang luka dalam milimeter pada kelompok 1 (kontrol negatif, tidak diobati)
Hari 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mencit1 8,0 6,1 6,0 5,7 4,5 3,9 1,9 1,8 1,6 0,5 0
2 8,0 5,6 4,9 4,8 2,8 2,5 0 0 0 0 0
3 8,0 6,8 6,0 5,7 3,8 2,6 1,6 1,5 1,1 0 0
4 8,0 6,1 5,9 5,7 3,0 2,5 1,5 0 0 0 0
5 8,0 5,6 5,3 5,0 2,9 1,7 1,1 0 0 0 0
6 8,0 5,0 4,7 4,4 1,7 0 0 0 0 0 0
Rata-rata
8,0 5,87 5,47 5,22 3,12 2,20 1,01 0,55 0,45 0,08 0
Tabel penurunan panjang luka dalam milimeter pada kelompok 2 (pembanding, povidone iodine 10% secara topikal)
Hari 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mencit1 8,0 5,0 4,2 3,1 0 0 0 0 0 0 0
2 8,0 5,3 4,6 4,5 1,8 0 0 0 0 0 0
3 8,0 5,0 4,3 4,3 2,1 2,0 0 0 0 0 0
4 8,0 5,1 4,2 3,3 0 0 0 0 0 0 0
5 8,0 5,5 4,6 4,4 2,7 2,7 1,5 0 0 0 0
6 8,0 4,5 4,2 4,2 1,6 0 0 0 0 0 0
Rata-rata
8,0 5,07 4,35 3,97 1,37 0,78 0,25 0 0 0 0
Tabel penurunan panjang luka dalam milimeter pada kelompok 3 (pemberian getah jarak cina secara topikal)
Hari 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mencit1 8,0 4,8 3,9 3,5 1,1 1,0 0 0 0 0 0
2 8,0 4,4 4,1 3,7 1,6 1,4 1,0 0 0 0 0
3 8,0 4,0 3,5 3,4 0 0 0 0 0 0 0
4 8,0 3,9 3,6 3,3 1,0 0 0 0 0 0 0
5 8,0 4,7 3,8 3,5 1,4 1,1 0 0 0 0 0
6 8,0 4,7 3,5 3,1 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata
(15)
Universitas Kristen Maranatha Lampiran 4
Oneway
ANOVA
Hari
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 17.444 2 8.722 4.153* .037
Within Groups 31.500 15 2.100
Total 48.944 17
Post Hoc Tests
Homogeneous Subsets
Hari Duncan
Kelompok N
Subset for alpha = .05
1 2
2.00 6 5.1667
3.00 6 5.3333
1.00 6 7.3333
Sig. .845 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.
(16)
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ryan Aditya
NRP : 0310034
Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 7 Januari 1985
Alamat : Jl. Nusa Indah Raya Blok A1 no.50
Taman Cibodas, Tangerang Riwayat Pendidikan
TK Santa Maria 1 Tangerang, lulus tahun 1991 SD Santa Maria Tangerang, lulus tahun 1997 SMP Santa Maria 1 Tangerang, lulus tahun 2000 SMU Santa Ursula BSD, lulus tahun 2003
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, 2003-sekarang
(17)
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam aktivitas sehari-hari kita sering mengalami cedera atau luka pada jaringan kulit. Terkadang luka-luka tersebut kita biarkan saja tanpa diobati, terutama luka-luka kecil yang kita anggap tidak berarti. Sebenarnya sekecil apapun luka yang kita alami tetap memerlukan perawatan dan pengobatan, karena tidak menutup kemungkinan luka itu dapat mengalami infeksi. Pengobatan yang umumnya kita berikan pada luka terutama luka baru adalah dengan memberikan antiseptik seperti povidone iodine 10%.
Seringkali kita tidak membawa obat untuk luka saat sedang beraktivitas di alam terbuka, akibatnya, luka yang kita alami tidak mendapatkan perawatan dengan segera. Kemungkinan untuk terjadi infeksi pun semakin besar, yang menyebabkan proses penyembuhan luka tersebut menjadi terhambat. Sebenarnya, banyak sekali bahan alam Indonesia - bahkan kita sering tidak menyadari keberadaannya di sekitar kita - yang dapat digunakan untuk pengobatan luka, salah satunya adalah jarak cina (Jatropha multifida L.) yang getahnya dapat dimanfaatkan karena berkhasiat untuk membantu pengobatan luka baru (Anonym 1, 2006).
Jarak cina terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Ada yang menyebutnya jarak tintir (Jawa), jarak gurita (Sunda), balacai batai (Ternate), pohon yodium. Sedangkan di Amerika disebut coral bush (Arief Hariana, 2006).
Getah jarak cina dapat digunakan untuk membantu pengobatan luka karena adanya kandungan zat-zat kimia antara lain alkaloida, saponin, flavonoida, dan tanin (Anonym 1, 2006).
Cara penggunaan getah jarak cina untuk mengobati luka sangat mudah yaitu dengan cara dioleskan. Oleh karena itu, getah jarak cina dapat menjadi pilihan alternatif untuk mengobati luka yang baru dengan segera.
(18)
2
Berdasarkan hal di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa getah jarak cina dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah getah jarak cina (Jatropha multifida) dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian adalah untuk mengetahui manfaat getah jarak cina terhadap proses penyembuhan luka.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah getah jarak cina dapat digunakan untuk pengobatan luka.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Akademis :
Memberikan informasi ilmiah dalam bidang farmakologi mengenai getah jarak cina sebagai tanaman obat yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai getah jarak cina yang dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk pengobatan luka.
(19)
Universitas Kristen Maranatha 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Penyembuhan luka dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain nutrisi, vaskularisasi, dan ada tidaknya infeksi. Infeksi adalah sebab yang paling penting dari penghambatan penyembuhan luka karena infeksi mengakibatkan cedera jaringan persisten dan inflamasi. Infeksi disebabkan oleh adanya mikroorganisme pada luka. Kehadiran mikroorganisme dapat dicegah dengan antimikroba.
Getah jarak cina mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, dan tanin yang bersifat antimikroba.
Getah jarak cina bersifat antimikroba sehingga kejadian infeksi diharapkan dapat dicegah. Dengan tidak adanya infeksi, proses penyembuhan luka diharapkan tidak akan terhambat.
Getah jarak cina membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
1.5.2 Hipotesis
Pengobatan luka dengan getah jarak cina mempercepat proses penyembuhan luka.
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, memakai rancangan percobaan acak lengkap (RAL), bersifat komparatif. Yang diukur adalah kecepatan penyembuhan luka pada ketiga kelompok mencit yang telah dilukai pada bagian pahanya, mulai dari hari pertama, dipantau setiap hari hingga luka mengalami penyembuhan sepenuhnya.
Kelompok pertama adalah kontrol negatif dimana luka dibiarkan tanpa diobati. Kelompok kedua adalah pembanding dimana mencit diobati dengan Povidone Iodine 10% secara topikal setiap hari, sedangkan kelompok ketiga
(20)
4
adalah kelompok mencit yang diobati dengan getah jarak cina secara topikal setiap hari.
Analisis data menggunakan metode one way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Duncan, dengan α = 0,05.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, bulan Juli 2006 sampai dengan Desember 2006.
(21)
Universitas Kristen Maranatha 33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengobatan luka dengan getah jarak cina (Jatropha multifida L.) membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
5.2 Saran
1. Getah jarak cina dapat dibuat dalam bentuk-bentuk sediaan, seperti gel, krim, atau tinctur.
2. Penelitian lebih lanjut pada luka yang lebih besar atau panjang pada hewan coba lain.
3. Penelitian terhadap luka yang steril.
4. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat lain dari getah jarak cina. 5. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh getah jarak cina.
(22)
DAFTAR PUSTAKA
Anonym 1. 2006. Jarak tintir.
http://www.pom.go.id/oai/index.asp?aksi=tanaman&hlm=54&jenis=2. 21 Agustus 2006.
Anonym 2. 2006. Menangani Luka.
http://www.republika.co.id/kirim_berita.asp?id=243242&kat_id=105& edisi=Cetak. 29 November 2006.
Anonym 3. 2006. Classification: Jatropha multifida L.
http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=JAMU&mode=Print. 8 Juli 2006.
Anonym 4. 2006. Coral Bush.
http://www.desert-tropicals.com/Plants/Euphorbiaceae/Jatropha_multifida.html. 8 Juli 2006. Anonym 5. 2006. Jatropha multifida.
http://www.intox.org/databank/documents/plant/jatropha/jmulti.htm. 4 September 2006.
Anonym 6. 2006. Saponin.
http://www.tjclarkminerals.com/phytochemicals/saponin.htm. 12 September 2006.
Arief Hariana. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 138-139.
Bonysenko M., Beringer T. 1989. Functional Histology. 3rd ed. Boston: Little, Brown and Company.
Fishman T.D. 2006. Phases of Wound Healing.
http://www.medicaledu.com/phases.htm. 10 Mei 2006. Gilman E.F. 2006. Jatropha multifida.
http://www.horticopia.com/hortpix/html/pc3157.htm. 19 Juli 2006. Junqueira L.C., Carneiro J., Kelley R.O. 1997. Histologi Dasar. Edisi 8. Sugiarto
Komala, Alex Santoso editor. Jakarta: EGC. Hal. 357-358. King D. 2006. Introduction to Skin Histology.
(23)
Universitas Kristen Maranatha 35
Paulsen D.F. 1993. Basic Histology. London: Prentice-Hall International Inc. Page 261-265.
Plaskett L. 2006. The Healing Properties of Aloe Vera.
http://www.dietahoodia.com/the-healing-properties-of-aloe-vera. 19 November 2006.
Robbins S.L., Cotran R. 2005. Pathologic Basis of Disease. 7th ed. Elsevier Saunders. Page 107-116.
Rochman Naim. 2006. Senyawa Antimikroba dari Tanaman.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0409/15/sorotan/1265264.htm. 13 September 2006.
R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal 67.
Swanson J.R. 1996. Dermatology.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/melton /skinlsn/sknlsn.htm. 19 November 2006.
Syarif M. Wasitaatmadja. 2002. Anatomi Kulit. Dalam: Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal. 3.
_____. 2002. Faal Kulit. Dalam: Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal. 7-8.
Young B., Heath J.W., 2002. Functional Histology. 4th ed. Edinburgh: Churchill Livingstone.
(1)
Universitas Kristen Maranatha 2
Berdasarkan hal di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa getah jarak cina dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
1.2Identifikasi Masalah
Apakah getah jarak cina (Jatropha multifida) dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
1.3Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian adalah untuk mengetahui manfaat getah jarak cina terhadap proses penyembuhan luka.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah getah jarak cina dapat digunakan untuk pengobatan luka.
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Akademis :
Memberikan informasi ilmiah dalam bidang farmakologi mengenai getah jarak cina sebagai tanaman obat yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai getah jarak cina yang dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk pengobatan luka.
(2)
Universitas Kristen Maranatha 3
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Penyembuhan luka dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain nutrisi, vaskularisasi, dan ada tidaknya infeksi. Infeksi adalah sebab yang paling penting dari penghambatan penyembuhan luka karena infeksi mengakibatkan cedera jaringan persisten dan inflamasi. Infeksi disebabkan oleh adanya mikroorganisme pada luka. Kehadiran mikroorganisme dapat dicegah dengan antimikroba.
Getah jarak cina mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, dan tanin yang bersifat antimikroba.
Getah jarak cina bersifat antimikroba sehingga kejadian infeksi diharapkan dapat dicegah. Dengan tidak adanya infeksi, proses penyembuhan luka diharapkan tidak akan terhambat.
Getah jarak cina membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
1.5.2 Hipotesis
Pengobatan luka dengan getah jarak cina mempercepat proses penyembuhan luka.
1.6Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, memakai rancangan percobaan acak lengkap (RAL), bersifat komparatif. Yang diukur adalah kecepatan penyembuhan luka pada ketiga kelompok mencit yang telah dilukai pada bagian pahanya, mulai dari hari pertama, dipantau setiap hari hingga luka mengalami penyembuhan sepenuhnya.
Kelompok pertama adalah kontrol negatif dimana luka dibiarkan tanpa diobati. Kelompok kedua adalah pembanding dimana mencit diobati dengan Povidone Iodine 10% secara topikal setiap hari, sedangkan kelompok ketiga
(3)
Universitas Kristen Maranatha 4
adalah kelompok mencit yang diobati dengan getah jarak cina secara topikal setiap hari.
Analisis data menggunakan metode one way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Duncan, dengan α = 0,05.
1.7Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, bulan Juli 2006 sampai dengan Desember 2006.
(4)
Universitas Kristen Maranatha 33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengobatan luka dengan getah jarak cina (Jatropha multifida L.) membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
5.2 Saran
1. Getah jarak cina dapat dibuat dalam bentuk-bentuk sediaan, seperti gel, krim, atau tinctur.
2. Penelitian lebih lanjut pada luka yang lebih besar atau panjang pada hewan coba lain.
3. Penelitian terhadap luka yang steril.
4. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat lain dari getah jarak cina. 5. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh getah jarak cina.
(5)
34 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Anonym 1. 2006. Jarak tintir.
http://www.pom.go.id/oai/index.asp?aksi=tanaman&hlm=54&jenis=2. 21 Agustus 2006.
Anonym 2. 2006. Menangani Luka.
http://www.republika.co.id/kirim_berita.asp?id=243242&kat_id=105& edisi=Cetak. 29 November 2006.
Anonym 3. 2006. Classification: Jatropha multifida L.
http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=JAMU&mode=Print. 8 Juli 2006.
Anonym 4. 2006. Coral Bush.
http://www.desert-tropicals.com/Plants/Euphorbiaceae/Jatropha_multifida.html. 8 Juli 2006. Anonym 5. 2006. Jatropha multifida.
http://www.intox.org/databank/documents/plant/jatropha/jmulti.htm. 4 September 2006.
Anonym 6. 2006. Saponin.
http://www.tjclarkminerals.com/phytochemicals/saponin.htm. 12 September 2006.
Arief Hariana. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 138-139.
Bonysenko M., Beringer T. 1989. Functional Histology. 3rd ed. Boston: Little, Brown and Company.
Fishman T.D. 2006. Phases of Wound Healing.
http://www.medicaledu.com/phases.htm. 10 Mei 2006. Gilman E.F. 2006. Jatropha multifida.
http://www.horticopia.com/hortpix/html/pc3157.htm. 19 Juli 2006. Junqueira L.C., Carneiro J., Kelley R.O. 1997. Histologi Dasar. Edisi 8. Sugiarto
Komala, Alex Santoso editor. Jakarta: EGC. Hal. 357-358. King D. 2006. Introduction to Skin Histology.
(6)
Universitas Kristen Maranatha 35
Paulsen D.F. 1993. Basic Histology. London: Prentice-Hall International Inc. Page 261-265.
Plaskett L. 2006. The Healing Properties of Aloe Vera.
http://www.dietahoodia.com/the-healing-properties-of-aloe-vera. 19 November 2006.
Robbins S.L., Cotran R. 2005. Pathologic Basis of Disease. 7th ed. Elsevier Saunders. Page 107-116.
Rochman Naim. 2006. Senyawa Antimikroba dari Tanaman.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0409/15/sorotan/1265264.htm. 13 September 2006.
R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal 67.
Swanson J.R. 1996. Dermatology.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/melton /skinlsn/sknlsn.htm. 19 November 2006.
Syarif M. Wasitaatmadja. 2002. Anatomi Kulit. Dalam: Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal. 3.
_____. 2002. Faal Kulit. Dalam: Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal. 7-8.
Young B., Heath J.W., 2002. Functional Histology. 4th ed. Edinburgh: Churchill Livingstone.