KINERJA AGREGAT BATU PUTIH (DOLOMIT) PADA CAMPURAN ASPAL BETON AC-WC.

KINERJA AGREGAT BATU PUTIH (DOLOMIT) PADA
CAMPURAN ASPAL BETON AC-WC

TUGAS AKHIR

Oleh

ALFATHONI
0910923109

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

ABSTRAK
Agregat merupakan komponen utama dalam pembentukan
campuran beraspal , dalam campuran tersebut berat agregat berkisar
antara 90% -95% dari total berat campuran aspal. Agregat yang sering
kita gunakan adalah agregat yang berasal dari batu sungai, sumber
daya alam yang tidak mudah untuk diperbaharui. Salah satu agregat

alternatif yang bisa kita manfaatkan adalah batuan yang berasal dari
perbukitan, diharapkan batuan perbukitan ini dapat digunakan sebagai
agregat alternatif dalam campuran aspal pada perkerasan lentur jalan
raya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja marshall
campuran aspal yang menggunakan agregat batu putih sebagai bahan
utama dalam campuran perkerasan jalan raya dan mendapat
pengetahuan

tentang

karakteristik

agregat

yang

berasal

dari


perbukitan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Penggunaan
batu putih dalam campuran Asphalt Concrete ? Wearing Course (ACWC) gradasi halus mempunyai nilai parameter marshall yang rendah
dibanding batu pecah, namun pada campuran kombinasi antara batu
pecah dengan batu putih mendapatkan nilai stabilitas yang paling
tinggi.
Kata Kunci : Agregat Batu Putih, Nilai Parameter Marshall, Asphalt
Concrete ? Wearing Course (AC-WC).

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Meningkatnya pertumbuhan populasi manusia juga membuat
peningkatan pemenuhan kebutuhannya, mobilitas yang tinggi untuk
mencapai kepuasan dalam hidup memaksa kita untuk menyediakan
sarana jalan raya untuk tempat manusia berpindah memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Dengan meningkatnya mobilitas saat sekarang ini, dimana
pertumbuhan kendaraan yang semakin pesat, baik itu kendaaraan sedang
maupun kendaraan berat maka diperlukan juga penambahan jumlah ruas
jalannya. Perkerasan lentur merupakan salah satu jenis perkerasan yang

banyak terdapat di Indonesia selain perkerasan kaku dan perkerasan
komposit.
Perkerasan lentur terdiri dari lapisan pondasi bawah, lapisan
pondasi atas, dan lapisan permukaan. Lapisan permukaan berupa
campuran aspal dengan agregat kasar dan agregat halus, dimana proses
penyatuannya dilakukan pada suhu panas tertentu dengan perbandingan
aspal, agregat kasar, dan halus yang sudah ditentukan melalui mix
design.
Kekuatan dan keawetan untuk perkerasan jalan itu sendiri
sangat ditentukan oleh daya dukung tanah, jenis aspal yang digunakan,
serta agregat-agregat sebagai bahan utama dalam pembuatan perkerasan

lentur. Namun karena keterbatasan sumber daya alam agregat tersebut
membuat harganya kian mahal, dengan mahalnya harga agregat tersebut
otomatis akan berdampak kepada tingginya harga pembangunan sebuah
jalan. Oleh karena itu penulis ingin meneliti sumber-sumber agregat lain
yaitu batu-batu perbukitan yang ada di Sumatera Barat, khususnya batu
putih (dolomit).
Penulis akan melakukan serangkaian penelitian di laboratorium
untuk meneliti tingkat keausan agregat menggunakan mesin los angeles,

dan membandingkan agregat yang berasal dari perbukitan tersebut (batu
putih) dengan agregat batu sungai yang biasa digunakan dalam
campuran aspal beton berdasarkan nilai parameter marshall.
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

pengaruh

penggunaan agregat batu putih sebagai bahan dasar utama untuk
campuran aspal beton terhadap tes marshall. Sedangkan manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.


Menjadi bahan baku alternatif, jika penelitian ini menunjukkan
hasil yang baik dan bisa digunakan dalam campuran aspal
beton.

2.

Mendapatkan pengetahuan

tentang agregat-agregat

berasal dari perbukitan di Sumatera Barat.

yang

1.3 BATASAN MASALAH
Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi:
1) Penelitian ini hanya terbatas skala laboratorium.
2) Pengujian campuran terdiri atas agregat kasar dan agregat
halus. Sebagai bahan pengikat digunakan aspal dengan

penetrasi 60/70.
3) Pengujian campuran aspal dengan menggunakan alat
Marshall test.
4) Terdapat dua macam sampel uji yaitu agregat dengan nilai
keausan rendah (agregat batu sungai) dan nilai keausan
tinggi (agregat batu putih), pengujian nilai keausan agregat
menggunakan mesin los angeles.
5) Spesifikasi yang digunakan adalah Asphalt Concrete
Wearing Course (AC-WC) gradasi halus.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk menghindari terjadinya penulisan yang tidak terarah dan
tidak jelas, maka penulisan ini dibagi menjadi beberapa bab. Masingmasing bab akan membahas mengenai hal-hal berikut :
BAB I

Pendahuluan
Berisikan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat
penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II


Tinjauan Pustaka
Berisikan tentang teori dasar mengenai perkerasan
jalan, material penyusun lapisan perkerasan lentur,
karakteristik campuran beton aspal panas.

BAB III

Metodologi Penelitian
Metodologi membahas tentang metoda apa saja yang
digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV

Prosedur dan Hasil Kerja
Berisikan tentang prosedur kerja dan hasil pengujian di
laboratorium.

BAB V

Analisa dan Pembahasan

Mencakup analisa data dan parameter Marshall.

BAB VI

Kesimpulan
Berisikan tentang kesimpulan dan saran.