KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR DIESEL MENGGUNAKAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BIODIESEL CPO SAWIT DAN SOLAR.

No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007

ISSN: 0854-8471

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR DIESEL
MENGGUNAKAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR
BIODIESEL CPO SAWIT DAN SOLAR
Oleh : Adly Havendri
Abstrak
Biodiesel adalah alternatif bahan bakar pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya minyak
diesel yang dibuat dari bahan dasar minyak nabati. Salah satu biodiesel tersebut dihasilkan dari
proses pengolahan CPO sawit. Dalam prakteknya, biodiesel CPO sawit sering digunakan dengan
cara membuat BBM campuran biodiesel CPO sawit dengan solar.
Untuk mendapatkan komposisi campuran yang baik dari penggunaan bahan bakar campuran
biodiesel sawit dengan solar, perlu dilakukan penelitian tentang emisi gas-gas berbahaya dari
buangan motor diesel tersebut, meliputi kandungan SO2 , CO, CO2, NOx, dan HC. Di dalam
penelitian ini dibuat beberapa variasi campuran bahan bakar biodiesel-solar, kemudian dilakukan
pengukuran kandungan gas buang pada tiap-tiap campuran, dan hasilnya dibandingkan dengan
penggunaan solar murni serta standar emisi gas buang yang berlaku.
1. PENDAHULUAN
Memasuki abad ke 21, dunia mulai mengalami

krisis energi terutama energi yang berasal dari bahan
bakar fosil. Dimana cadangan bahan bakar yang
masih tersisa di dalam bumi hampir tidak mampu
mencukupi permintaan masyarakat akan energi yang
terus meningkat dari hari ke hari. Cadangan bahan
bakar fosil yang semakin berkurang tentu saja
berakibat pada peningkatan harga bahan bakar
tersebut. Apalagi bahan bakar fosil termasuk ke
dalam kelompok energi yang tak terbaharukan atau
unrenewable energy yang berarti energi jenis ini
dapat habis pada suatu waktu.
Penggunaan bahan bakar yang terus meningkat
memberikan dampak negatif pada lingkungan yaitu
tingginya tingkat pencemaran di udara akibat emisi
hasil proses pembakaran bahan bakar fosil. Emisi
berupa partikulat (debu, timah hitam) dan gas (CO,
NO, SO, H2S) dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dan kerusakan pada lingkungan.

ramah lingkungan. Salah satu bentuk energi ini

adalah biodiesel yang merupakan bahan bakar
pengganti solar (Diesel Oil) pada mesin diesel.
Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati yang
diperoleh dari tanaman seperti minyak sawit, jarak
pagar, kacang kedelai, bunga matahari dan bijibijian. Indonesia sebagai negara tropis merupakan
salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di
dunia. Sehingga akan sangat menguntungkan apabila
kita memanfaatkan kelebihan ini.
Biodiesel sangat ramah lingkungan karena gas
buang hasil pembakarannya yang dilepaskan ke
atmosphir akan diserap kembali oleh tumbuhan
untuk keperluan proses fotosintesis. Biodiesel akan
mengurangi emisi gas buang tanpa mengorbankan
unjuk kerja dan efisiensi dari mesin.
Untuk mengetahui konsentrasi emisi gas buang
yang dihasilkan oleh biodiesel berbahan dasar crude
palm oil (CPO) sawit, dilakukanlah pengujian pada
sebuah mesin Diesel. Gas buang yang dihasilkan
diukur dengan menggunakan alat Quintox Flue Gas
Analyser. Gas yang diukur terdiri atas CO,

CO2,SO2, NOx, dan HC. Hasil pengukuran tersebut
nantinya akan dibandingkan dengan hasil
pengukuran gas buang yang didapatkan pada
penggunaan 100% solar. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui bahan bakar mana yang emisinya lebih
rendah dan campuran solar-biodiesel berapa yang
layak untuk digunakan sebagai bahan bakar minyak.
TUJUAN DAN MANFAAT

Gambar 1.1 Cadangan minyak dunia
Berbagai cara telah dilakukan untuk menemukan
teknologi baru penghasil energi berbahan bakar
alternatif yang terbaharui (renewable energy) dan

TeknikA

Mengukur konsentrasi gas buang yang dihasilkan
oleh mesin diesel pada saat menggunakan bahan
bakar 100% solar dan pada saat menggunakan
campuran solar dan biodiesel dengan berbagai

variasi . Kemudian membandingkan hasil yang
didapat dari pengukuran tersebut untuk mengetahui
campuran bahan bakar mana yang lebih rendah
emisinya.
Manfaat dari penelitian ini adalah kita dapat
mengetahui mengetahui perbandingan campuran
solar-biodiesel yang layak untuk digunakan sebagai

1

No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007
bahan bakar minyak pengganti solar, jika ditinjau
dari emisi gas buangnya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motor Diesel
Pada motor bakar Diesel terjadi penyalaan
sendiri karena bahan bakar disemprotkan ke udara
yang telah bertemperatur dan bertekanan tinggi.
Berbeda dengan motor bakar bensin, motor
bakar Diesel, pada langkah hisap hanya udara segar

saja yang masuk ke dalam silinder. Saat torak
hampir mencapai Titik Mati Atas (TMA), bahan
bakar disemprotkan ke dalam silinder dan terjadilah
penyalaan. Proses penyalan akan menyebabkan
terjadinya pembakaran jika tekanan udara di dalam
silinder tinggi.
Kondisi diatas dapat tercapai apabila digunakan
perbandingan kompresi yang cukup tinggi, dimana
nilainya berkisar antara 12 sampai 25. Perbandingan
kompresi yang rendah pada umumnya digunakan
pada motor bakar Diesel berukuran besar dengan
putaran rendah. Perbandingan kompresi yang tinggi
banyak dipakai pada motor bakar Diesel berukuran
kecil dengan putaran tinggi (4000 rpm).
2.2 Biodiesel
Biodiesel adalah energi alternatif ramah
lingkungan yang dapat dibuat dari minyak tumbuhtumbuhan, lemak hewan, dan sisa dari minyak atau
lemak (misalnya sisa minyak penggorengan). Bila
dibandingkan dengan bahan bakar solar, biodiesel
memiliki beberapa kelebihan yaitu:

• Merupakan bahan bakar yang tidak beracun dan
dapat dibiodegradasi (lebih mudah terurai oleh
mikroorganisme)
• Mempunyai bilangan setana yang tinggi
• Mengurangi emisi tanpa mengorbankan unjuk
kerja dan efisiensi mesin. Penggunaan 100%
biodiesel akan: menurunkan emisi CO2 sampai
100%, menurunkan emisi SO2 sampai 100%,
menurunkan emisi CO antara 10-50%, dan
menurunkan emisi HC antara 10-50% oksida
• Meningkatkan nilai produk pertanian Indonesia
• Memungkinkan diproduksi dalam skala kecil dan
menengah
Biodiesel didapatkan dengan mereaksikan
minyak tanaman dengan alkohol menggunakan zat
basa sebagai katalis pada suhu dan komposisi
tertentu, sehingga akan dihasilkan larutan yang
berbentuk senyawa ester yaitu alkyl ester (methyl
atau ethyl ester)dan glyserin. Proses pereaksian
tersebut

biasa
disebut
dengan
Proses
Transesterifikasi.
Biodiesel dari minyak tanaman dapat langsung
dipergunakan sebagai bahan bakar mesin ataupun
dicampur terlebih dahulu dengan solar sebelum
digunakan. Biodiesel murni (tanpa campuran solar)
biasa dikenal dengan istilah B100. Biodiesel jenis ini
dapat digunakan pada mesin setelah mesin
dimodifikasi. Sedangkan biodiesel yang dicampur

TeknikA

ISSN: 0854-8471
solar dengan kadar tertentu dapat dipergunakan
langsung tanpa harus memodifikasi mesin. Biodiesel
campur biasa dikenal dengan istilah B5, B10, B15,
B20, B25, tergantung pada persentase biodiesel yang

digunakan. Misalnya B5, angka 5 dibelakang huruf
B berarti 5% biodiesel ditambah 95% solar. Semakin
tinggi persentase biodiesel terhadap solar maka
keunggulan biodiesel terhadap mesin semakin
meningkat.
2.3 Emisi Gas Buang Motor Diesel
2.3.1 Jenis Gas Buang
Bahan pencemar (polutan) yang berasal dari gas
buang mesin dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kategori sebagai berikut:
1. Sumber
Berdasarkan sumbernya polutan dibedakan
menjadi polutan primer atau sekunder. Polutan
primer seperti sulfur oksida (SOx), nitrogen oksida
(NOx), dan hidrokarbon (HC) langsung dibuangkan
ke udara bebas dan mempertahankan bentuknya
seperti pada saat pembuangan. Polutan sekunder
contohnya ozon (O3).
2. Komposisi kimia
Berdasarkan komposisi kimianya polutan

dibedakan menjadi organik dan inorganik. Polutan
organik mengandung karbon dan hidrogen, juga
beberapa elemen seperti oksigen dan nitrogen.
Polutan inorganik contohnya karbon monoksida
(CO).
3. Bahan penyusun
Berdasarkan bahan penyusunnya polutan
dibedakan menjadi partikulat atau gas. Partikulat
dibagi menjadi padatan dan cairan seperti debu dan
asap. Partikulat dapat bertahan di atmosfer.
Sedangkan polutan berupa gas tidak bertahan di
atmosfer dan bercampur dengan udara bebas.
2.3.1.1 Partikulat
Polutan partikulat yang berasal dari buangan
mesin umumnya merupakan fasa padat yang
terdispersi dalam udara dan membentuk asap. Fasa
padatan tersebut berasal dari pembakaran tak
sempurna
bahan
bakar

minyak
yang
berkomposisikan senyawa organik hidrokarbon.
Partikel asap mempunyai diameter berkisar 0.5 – 1
m.
2.3.1.2 Hidrokarbon (HC)
Sesuai dengan namanya, komponen hidrokarbon
hanya terdiri dari elemen hidrogen dan karbon.
Pelepasan hidrokarbon dari kendaraan bermotor
disebabkan oleh pembakaran bahan bakar minyak
yang tidak sempurna.
2.3.1.3 Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah suatu komponen yang
tak berwarna, tak berasa dan tak berbau. Karbon

2

No. 28
8 Vol.1 Thn
n. XIV Noveember 2007


IS
SSN: 0854-88471

monokssida yang terddapat di alam
m terbentuk ddari
salah saatu proses berikkut:
1. Pem
mbakaran tidakk lengkap terhadap karbon attau
kom
mponen yang mengandung
m
k
karbon.
2. Reaksi antara kaarbon dioksidee dan komponnen
yan
ng mengandun
ng karbon pada suhu tinggi.
3. Padda suhu ting
ggi, karbon diokside teruurai
meenjadi karbon monokside
m
dann O.
2.3.1.4 Sulfur oksidee (SOx)
usi oleh sulfuur okside teruttama disebabkkan
Polu
oleh duua komponen gas
g yang tidakk berwarna yaiitu,
sulfur diokside
d
(SO2
2) dan sulfur triokside (SO
O3),
dan ked
duanya disebutt sebagai SOx
x. Sulfur dioksiide
mempuunyai karakteriistik bau yang tajam dan tiddak
terbakaar di udara, sedangkan sulfur trioksiide
merupaakan komponenn yang tidak reaktif.

Quintox Flue Gas Analyzeer adalah alat yang
digunakan unntuk menguku
ur konsentrasi gas
buang yang dihasilkan oleeh mesin. Alat ini
menggunakan oksigen, saaringan sulfur,, dan
saringan partiikel untuk men
ndeteksi kanduungan
gas buang m
mesin. Alat inni dapat diguunakan
untuk mengukkur konsentraasi CO, CO2, NOx
(NO dan NO
O2), SO2, O22, dan HC.. Gas
analyzer
d
dilengkapi
deengan probe yang
memiliki ujunng yang runcingg (depth stone cone)
yang
yang dapat diipakai dalam lubang-lubang
l
berdiameter 8mm samppai 21mm. Hasil
pengukuran yyang didapatkaan akan ditamppilkan
pada handset ((remote monitoor).



Tachometer
Neraca Gaya

2.3.1.5 Nitrogen okssida (NOx)
Nitrrogen oksida (NOx) adalahh kelompok gas
g
yang teerdapat di atmoosfer yang terddiri dari gas nittrik
okside (NO) dan nitrogen diokside
d
(NO
O2).
Umumn
nya oksida nitrogen berbbentuk nitroggen
monokssida (NO), dan
d
sejumlah kecil nitroggen
dioksid
da (NO2).
G Buang paada Biodiesel
2.3.2 Gas
Penggunaan bioodiesel pada mesin dappat
mengurrangi emisi tannpa mengorbannkan unjuk keerja
dan efisiensi dari meesin. Biodiesell pada campurran
20% dapat menguranngi partikulat sebanyak 300%,
CO2 seebanyak 21%, dan
d total hidrookarbon sebanyyak
47%. Sedangkan pengggunaan biodieesel 100% dappat:
menuru
unkan emisi CO
O2 sampai 100
0%, menurunkkan
emisi SO2
S
sampai 100%,
1
menuruunkan emisi C
CO
antara 10-50%
1
dan menurunkan emisi HC antara 101
50%.
3. MET
TODOLOGI
3.1 Perralatan Pengu
ujian
Peraangkat pengujiian yang akan digunakan
d
adallah
motor Diesel
D
Chang Chai SX 1755. Skema mootor
diesel dapat
d
dilihat paada gambar 3. 1 di bawah ini

otor Diesel Chaang Chai SX
Gaambar 3.1 Mo
3.2 Ala
at Ukur
Alaat ukur yang digunakan
d
dalaam pengujian ini
terdiri dari:
d


Quuintox Flue Gass Analyzer

Gambar 3.2 Quintox Fluee Gas Analyzerr
3.3 Parameter yaang Diuji
P
Parameter
yanng akan diukuur dalam penggujian
adalah konsentrasii gas buang yaang terdiri darri CO,
CO22, NOx (NO daan NO2), SO2, dan HC.
3.4 Prosedur Pen
ngujian
P
Prosedur
penguujian gas buanng dilakukan dengan
d
prosedur sebagai bberikut :
1. Menstater
M
mesinn
2. P
Panaskan mesinn selama 15 meenit
3. Set mesin pada putaran dan pembebanan
p
koonstan
yang diinginkann
4. Hidupkan
H
alaat ukur ”Quuintox Flue Gas
A
Analyzer”.
Biaarkan alat melakukan
m
kallibrasi
otomatis agar seensor disetel kee nol
5. Setelah kalibraasi otomatis komplit, lettakkan
mbilan
ujjung probe yanng runcing padda titik pengam
saampling yaitu ppada knalpot mesin
m
6. Setelah beberaapa menit, baaca dan catat hasil
pengukuran yanng didapatkann (lakukan tigaa kali
pembacaan untuuk data yang saama)
7. Ulangi
U
langkahh-langkah peng
gujian diatas untuk
variasi campuuran biodiesell CPO-solar yang
berbeda

No. 28
8 Vol.1 Thn
n. XIV Noveember 2007

4. HAS
SIL DAN PEM
MBAHASAN

IS
SSN: 0854-88471

Kon
nsentrasiSO2 vs
v variasi bahaan bakar

Berd
dasarkan hasil pengukuraan yang didappat,
dibuatlaah grafik anttara variasi campuran
c
sollarbiodieseel mulai darri B0 sampaii B70 terhaddap
konsenttrasi gas buangg mesin yang terdiri dari NO
Ox,
SO2, HC,
H CO, dan CO2.
C
Setelah dilakukan
d
anallisa
grafik, dapat diketaahui pengaruhh masing-masiing
variasi campuran soolar biodiesel tersebut
t
terhaddap
konsenttrasi gas buangg yang dihasilkkan
Konsen
ntrasi NOx vs variasi
v
bahan bakar

Gambar 4.22 Grafik konsenntrasi SO2 vs
vaariasi bahan baakar

Gambar
G
4.1 Grrafik konsentraasi NOx vs
variasi cam
mpuran bahan bakar
nsentrasi NOxx yang dihasilkan pada saat
Kon
penggu
unaan solar dan pada saaat penggunaaan
campurran solar-biodiesel menunjuukkan perbedaaan
yang sangat
s
signifik
kan. Penggunaaan solar hannya
menghaasilkan 22,567 ppm NOx sajaa sedangkan raatapenggunaan
rata
campuran
solar-biodieesel
menghaasilkan 47,9055 ppm NOx. Konsentrasi
K
NOx
terkecill didapatkan paada penggunaaan campuran B
B40
sebesarr 36,333 ppm
m dan konsenttrasi terbesarnnya
didapatt 60,333 pppm yaitu paada penggunaaan
campurran B70. Darii hasil ini daapat disimpulkkan
bahwa semakin bany
yak biodiesel yang digunakkan
dalam campuran maka
m
konsentrrasi NOx yaang
dihasilk
kan akan semak
kin tinggi. Ditiinjau dari standdar
emisi yang digunak
kan, dapat dikatakan
d
bahhwa
p
penggunaaan
konsenttrasi NOx yanng dihasilkan pada
campurran solar-biodiiesel berada diatas
d
konsentrrasi
NOx maksimal
m
yang diizinkan
d
yaitu
u 32 ppm.

S
Secara
teoritiss penggunaann biodiesel seebagai
camp
puran bahann bakar mesin
m
tidak akan
mennimbulkan emiisi SO2, nam
mun hasil penggujian
yang
g
didapatkaan
memperlihatkan
bbahwa
peng
ggunaan biodieesel tetap mengghasilkan emissi SO2
walaaupun jumlahnnya lebih sedikit dari konseentrasi
SO2
2 pada penggunnaan solar. Ko
onsentrasi SO22 yang
dihaasilkan pada penggunaan solar didappatkan
sebeesar 27,667 ppm. Jumlah ini 72% lebih banyak
dari konsentrasi raata-rata SO2 yang dihasilkann pada
peng
ggunaan biodieesel yaitu 7,776 ppm.. Konseentrasi
SO2
2 terkecil dihhasilkan padaa penggunaan B10
sebeesar 4,333 ppm
m.
D
Ditinjau
dari emisi SO2 yang dihassilkan,
peng
ggunaan biodiesel sebagai campuran
c
di dalam
bahaan bakar masihh layak dan aman untuk digunnakan.
Walaupun begituu, untuk pennggunaan kom
mersil
mpuran biodiessel di
disarrankan mengggunakan cam
bawah 30%.
nsentrasi HC vvs variasi bahaan bakar
Kon

Gambar 4.33 Grafik konseentrasi HC vs
vaariasi bahan bak
kar.
K
Konsentrasi
H
HC yang dihhasilkan padaa saat
peng
ggunaan solarr dan pada saat penggunaan

No. 28
8 Vol.1 Thn
n. XIV Noveember 2007
campurran solar-biodiesel menunjuukkan perbedaaan
yang tidak
t
terlalu signifikan. Peenggunaan soolar
menghaasilkan 13 ppm HC sedaangkan rata-rrata
penggu
unaan campurann solar-biodiessel menghasilkkan
19,952 ppm HC. Konsentrasi HC
terkeecil
didapattkan pada peng
ggunaan campuuran B20 sebeesar
8,333 ppm dan konsentrasi terbbesarnya didappat
32,667 ppm yaitu padda penggunaann campuran B770.
Ditinjau
u dari standarr emisi yang digunakan,
d
dappat
dikatak
kan bahwa penggunaan biiodiesel sebaggai
campurran di dalam bahan bakar masih
m
layak dan
d
aman untuk
u
digunakaan karena beradda jauh di baw
wah
konsenttrasi HC makssimal yang diizinkan yaitu 2240
ppm.
Jikaa ingin digun
nakan dalam skala komerrsil,
disarankkan untuk men
nggunakan cam
mpuran biodieesel
kurang dari 30%. 4.3
Konsen
ntasi CO vs va
ariasi bahan bakar
b

Gambar 4.4 Grafik konsentrasi
CO vs variasi
v
bahan bakar
Pada penggunaan campuran B10 dan B20 tiddak
ada emisi CO yang dihasilkan
d
atau 0%. Konsentrrasi
CO yang dihasilkaan pada peenggunaan soolar
didapattkan sebesar 0,002% dan konnsentrasi rata-rrata
CO yaang dihasilkann pada pengggunaan biodieesel
adalah 0,026%. Cam
mpuran B60 adalah
a
campurran
yang menghasilkan
m
konsentrasi CO
C paling tingggi
dibandiingkan campuuran biodiesel lainnya yaaitu
0,068%
%.
Secaara umum peenggunaan bioodiesel di dalam
bahan bakar masihh aman dan
n layak kareena
konsenttrasi CO yangg dihasilkan masih
m
di baw
wah
konsenttrasi maksimal yang diizinkkan yaitu 0,055%.
Namun
n untuk peenggunaan secara komerrsil
disarankkan mengguunakan camp
puran biodieesel
kurang dari 30%. Karena pada caampuran tersebbut
tidak adda emisi CO yaang dihasilkan..

IS
SSN: 0854-88471

Kon
nsentrasi CO2 vvs variasi bah
han bakar

Gam
mbar 4.5 Grafiik konsentrasi CO2 vs
variasii bahan bakar
K
Konsentrasi
C
CO2 yang dih
hasilkan padaa saat
peng
ggunaan solarr dan pada saat penggunaan
camp
puran solar-biiodiesel menu
unjukkan perbbedaan
yang
g tidak terlallu signifikan. Penggunaan solar
mennghasilkan 1,367% CO2. sedangkan pada
peng
ggunaan cam
mpuran solar-bbiodiesel, ratta-rata
mennghasilkan 0,9962% CO2. Konsentrasi CO2
terkeecil didapatkann pada pengguunaan campurann B30
sebeesar 0,667% daan konsentrasi terbesarnya diidapat
1,233% yaitu paada penggunaaan campuran B70.
Ditin
njau dari stanndar emisi CO2
C
teoritis, dapat
dikaatakan bahwa penggunaan biodiesel seebagai
camp
puran di dalam
m bahan bakaar masih layakk dan
aman
n untuk digunaakan karena beerada jauh di bbawah
konssentrasi CO2 maksimal teorritis yang diizzinkan
yaituu 15%.
5. KESIMPULA
AN
S
Setelah
dilakukkan perbanding
gan konsentrassi dari
emissi gas buang yang dihasilkaan pada pemaakaian
bahaan bakar cam
mpuran Biodiesel CPO Sawiit dan
Solaar, didapatkan kkesimpulan sebbagai berikut :
1. Setelah dibanndingkan den
ngan standar emisi
yang berlakuu dapat dikataakan penggunaan
biodiesel sebaagai campuran bahan bakar masih
aman dan layak., karena beerada jauh dibbawah
ambang batass yang diizin
nkan. campuraan di
dalam bahan bakar mengh
hasilkan konseentrasi
NOx yang meelebihi standar emisi yang beerlaku.
2. 2.Untuk menddapatkan konsenstrasi emissi gas
buang paling bbaik dan tidakk terlalu menguurangi
daya yang dihhasilkan, dianjuurkan mengguunakan
campuran Biodiesel CPO Saawit dibawah 30 %.

No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007

ISSN: 0854-8471

DAFTAR PUSTAKA

UCAPAN TERIMAKASIH :

1. Trommelmans, J. 1993. Mesin Diesel, PrinsipPrinsip Mesin Diesel Untuk Otomotif. PT. Rosda
Jayaputra: Jakarta.
2. De Bruijn,L.A dan L. Muilwijk. 1985. Motor
Bakar. PT. Bhratara Karya Aksara: Jakarta.
3. Keison. 1996. KM9106 Operators Manual. Kane
International Limited: United Kingdom.
4. Fajar, Rizqon dan Taufik Suryantoro. Efek
Komposisi Biodiesel Terhadap
Parameter
Kualitas Bahan Bakar dan Unjuk Kerja Mesin.
Balai Termodinamika, Motor Dan Propulsi BPP
Teknologi: Jakarta.

Disampaikan kepada saudari Kartika Mashud
dan Asisten Laboratorium Konversi Energi Jurusan
Teknik Mesin FTUA yang telah membantu
melakukan penelitian ini.
BIODATA :
Ir.Adly Havendri, MSc, Penulis adalah Dosen
Bidang Konversi Energi dan Kepala Laboratorium
konversi Energi di Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Andalas.

5. Fajar, Rizqon. Prediksi Sifat Fisika Kimia
Campuran Bahan Bakar Diesel dengan Model
Sederhana. Balai Termodinamika, Motor dan
Propulsi BPP Teknologi: Jakarta.
6. H. Soeradjaja, Tatang. 2005. Dua Hal Utama
dalam Pemanfaatan Bahan Bakar Alternatif dari
Minyak Tumbuhan. LIPI: Jakarta.

TeknikA

6

Dokumen yang terkait

Modifikasi Mesin Diesel Satu Silinder berbahan bakar Solar menjadi LPG dengan Menggunakan Sistem Gas Mixer

11 140 164

Kajian Eksperimental Penggunaan Bahan Bakar Campuran Dimetil Ester Dan Solar (B-03) Dengan Solar Terhadap Performansi Motor Diesel Dan Emisi Gas Buang

2 62 119

Kaji Eksperimental Emisi Gas BUang Motor Bakar Diesel dengan Menggunakan Variasi Campuran Bahan Bakar Biodiesel Minyak Kelapa dan Solar.

0 0 6

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL JARAK PAGAR (JATRHOPA CURCAS) DAN SOLAR.

0 1 6

Kaji Eksperimental Performansi Motor Bakar Diesel Dengan Menggunakan Bahan Bakar Campuran Biodiesel Kelapa (Cocos Nucifera L) Dan Solar.

0 0 7

KAJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN PRESTASI DAN EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR DIESEL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR DENGAN BIODIESEL CPO, MINYAK JARAK DAN MINYAK KELAPA.

0 4 9

KAJI EKSPERIMENTAL PRESTASI DAN EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR DIESEL MENGGUNAKAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BIODIESEL MINYAK JARAK ( JATROPHA CURCAS L) DENGAN SOLAR.

0 4 8

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR DIESEL MENGGUNAKAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BIODIESEL CPO SAWIT DENGAN SOLAR.

0 2 8

Kaji Eksperimental Perbandingan Prestasi Dan Emisi Gas Buang Motor Bakar Diesel Menggunakan Bahan Bakar Campuran Solar Dengan Biodiesel CPO, minyak Jarak Dan Minyak Kelapa.

0 0 6

Pengaruh Variasi Campuran Bahan Bakar Solar dan Waste Tire Oil terhadap Kepekatan Emisi Gas Buang Pada Mesin Diesel.

0 0 67