PENATAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN : Studi Deskriptif-analitis Subsistem Personil Edukatif di Universitas Katolik Parahyangan Bandung.

PENATAAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN
(Studi Deskriptif-analitis Subsistem Personil Edukatif

di Universitas Katolik Parahyangan Bandung)

T

E S I S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis

Institut Keguruan dan Ilmvi Pendidikan Bandung

sebagai Pemenuhan Salah Satu Persvaratan Kurikuler Program S.2
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
OLEH

KOSMAS KOPONG

Nomor Pokok ! 89 3 2104


DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS PASCASARJANA IKIP BANDUNG
1991

DISETUJUI DAN DISAHKAN TIM PEMBIMBING

Prof. Dr. Achmad Sanusi

Pembimbing I

Dr. S. Hamid Hasan, MA
Pembimbing II

FAKULTAS

PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG

1991

DAFTAR ISI

Hal

BAB I. PE.NDAHULUAN

.

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Masalah

.


7

1. Masalah Pokok

9

2. Pertanyaan Penelitian

9

C. Tujuan Penelitian ....,=.„

,

..

9

1. Tujuan Umum .............................


12

2. Tujuan Khusus

12

D. Pentingnya Penelitian ......................

BAB 11. STUDI KEPUSTAKAAN

,,

13

18

A. Fungsi—fungsi Manajemen yang Menjadi

Sasa—


ran Penataan Sistem Informasi

IS

1. Urgensi Administrasi Personil

18

2. Fungsi-fungsi Administrasi Personil
a.

Perencanaan

....

.

21

*-


22 1.-

b. Rekrutmen dan Seleksi

25

c. Orientasi dan Penugasan

32

d. Penilaian dan Pembinaan .............

35 ^

e.

Kompensasi

41


f. Pengolahan Data Induk
ix

46

*-

B. Penataan Sistem Informasi dalam Organisasi
1. Konsep Informasi

,.

SO

50

2, Penataan Sistem Informasi

60


a. Konsep Penataan Sistem Informasi ....

61

b. Pendekatan/Metodologi dalam Penataan

62

c. Langkah-langkah Penataan Sistem

In

formasi

....

g5

1). Pembuatan Disain Global .....


67

2). Pembuatan Disain Terinci

77

3) . Implementasi

90

4). Pemeliharaan ....................

92

5). Evaluasi

94

C. Rangkuman HasilStudi Kepustakaan dan


Kait-

annya dengan Masalah Penelitian

,..

BAB III. PROSEDUR PENELITIAN

105

A. Populasi dan Sampel

B. Metode Penelitian dan

105

Teknik

Pengumpulan


Data

107

C. Pedoman Pengolahan dan Analisis Data
D. Definisi

102

Operasional,

Penentuan

..

Kriteria

dan Asumsi yang Digunakan

^3

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

12q

1. Pembuatan Disain/Rancangan Global
2. Pembuatan Disain/Rancangan

116

Terinci

133
.

153

3. Implementasi

-J78

4. Pemeliharaan/Perawatan

-|81

5. Evaluasi

186

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....
A.

B.

Kesimpulan

•) 94
194

1. Kesimpulan Umum

-| 04

2. Kesimpulan Khusus .

196

Rekomendasi

201

1.

Rekomendasi

Umum

2. Rekomendasi Khusus

DAFTAR BACAAN

.. ,

..................

201

202

208

LAMPIRAN-LAMPIRAN

212

xx

DAFTAR TABEL

Hal .
TABEL

1

Nama file Personil dan Deskripsinya ......

TABEL

2

Personil Pendukung Sistem Informasi
Personil

TABEL

3

,

Komputer yang Digunakan Sebagai
Sistem Informasi Personil

TABEL

4

Sistem

161

Pendukung

................

Pencetak yang Digunakan Sebagai

156

168

Pendukung

Informasi Personil

168

Informasi Personil.
TABEL

5

Penyebaran Komputer dan Pencetak/Unit Kerja

TABEL

6

Daftar Program Pembuka, Menu Awal dan Akhir
Pengelolaan Basis Data

TABEL

7

S

172

Program Perbaikan Langsung Sistem Informasi
Person il

TABEL

169

..................................

173

Program Pemeliharaan dan Perbaikan File

174

Induk
TABEL

9

Program Pencetakan Data Pegawai ...........

175

TABEL

lO

Program Pembuatan Laporan—laporan sesewaktu

176

TABEL

11

Program Peragaan dan Pengolahan Data ......

177

XXX

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Kedudukan informasi dalam suatu organisasi
dengan sangat tepat oleh Moerdick dkk (1982)
darah dalam tubuh manusia.

Analog!

inj

digambarkan

sebagai

aliran

memperlihatkan

tapa pentingnya informasi bagi kehidupan

be-

organisasi. Sebagai

"darah" organisasi, informasi adalah salah satu unsur

pen-

ting

mem-

yang memberi kemungkinan

hidup, berkembang,

dan

perlancar

kegiatan organisasi baik pada

tingkat

pembuatan

kebijakan

maupun pada tingkat operasional. la diakui sebagai

salah satu sumber daya utama organisasi yang menghendaki tindakan manajeman

yang

memadai

terhadapnya

Alirannya dari satu unit ke unit yang lain
memungkinkan unit-unit itu

dapat

(Parker,

1989).

dalam organisasi

berfungsi

dengan

lancar

dalam suatu harmoni. la berpotensi mengikat unit-unit organi
sasi untuk bertindak secara tertentu atas dasar

formasi yang sama. Dengan demikian keberadaan
ngan jumlah dan mutu

yang

memadai

adalah

pijakan

in

informasi

de

suatu

kebutuhan

demi kelangsungan hidup organisasi.

-Dalam kenyataan informasi dengan jumlah dan
memadai untuk keperluan organisasi
tercipta. la lahir dari

Kondisi yang menjadi

kondisi

prasyarat
1

tidak
dengan

lahirnya

mutu

yang

dengan

sendirinya

kualitas

tertentu.

informasi

ini

meliputi

berbagai

unsur organisasi, seperti unsur

(perangkat akal), perangkat keras, dan perangkat
groho, dkk, 1990). Idealnya adalah bahwa semua

manusia

lunak. (Nuunsur sistem

ini berada dalam satu tata hubungan yang harmonis

dan

fung-

sional. Persoalan yang muncul kemudian dari kondisi ini

ada

lah bagaimana menata unsur-unsur informasi dalam satu kesatuan yang fungsional untuk mengemban misi memproduksi informasi

dalam jumlah dan kualitas yang dibutuhkan dan

mengalirkannya

ke seluruh bagian organisasi.

Kontribusi informasi pada efektivitas organisasi

letak

pada

organisasi
keputusan

kenyataan
dari

bahwa

situasi

dan tindakan.

ia

membebaskan

ketidakpastian

ter-

pelaku-pelaku

dalam

pengambilan

Semakin ia membebaskan

pelaku

or—

ganisasi dari situasi ketidakpastian, semakin bermakna infor

masi itu. Dengan demikian informasi menjadi aset yang
berharga dalam rangka produktivitas

sangat

organisasi setelah

ten-

tu saja berinteraksi dengan unsur-unsur lain dalam organisasi

sebagai satu kesatuan. Penataan sistem informasi

mikian adalah suatu tuntutan
duksinya informasi yang

mutlak

dibutuhkan,

dengan

dalam rangka
baik

untuk

de

terprokelancaran

fungsi organisasi pada umumnya maupun dalam rangka kelancaran

pelayanan informasi buat pemakai sesuai
pada saat tertentu. Penataan perlu

dengan

dilakukan

kebutuhannya
secara

cermat

dalam arti semua unsur yang terlibat ditata dalam satu saling
hubungan yang serasi. Masalah-masalah yang menimbulkan

kebu-

3

tuhan akan suatu sistem informasi manajemen perlu diidentifi-

fikasi, dirumuskan secara jelas dan diantisipasi perkembangannya, sehingga sistem informasi yang dibangun

akan

menjadi

lebih akomodatif. Dengan sistem informasi yang demxkiah diharapkan berbagai keperluan organisasi akan informasi dapat diperoleh.

Penataan

sistem informasi

pada Universitas

Katolik

Parahyangan Bandung tak dapat pula dilepaskan dari proposisi
di atas. Demikian pula penataan sistem informasi pada subsis
ted, personil edukatif. Penataan sistem informasi sebagai sua

tu proses, proses itu adalah proses yang bersubstansx, dan
substansi itu adalah personil edukatif. Dengan kata lain per
sonil edukatif menjadi sasaran upaya penataan sistem informa

si. Langkah-langkah penataan mulai dari identifikasi

masalah

sampai dengan evaluasi sistem informasi seluruhnya akan

ter-

kait dengan personil edukatif. Hal ini berarti fungsi-fungsi
yang berhubungan dengan administrasi personil

ditata

sistem

informasinya sedemikian rupa sehingga administrasi personil
dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain sis
tem informasi diarahkan untuk mendukung dan memperlancar
fungsi personil.

Kajian terhadap sistem informasi

personil

difokuskan

pada upaya untuk mengenal pola penataannya, baik yang berhu

bungan dengan pembuatan disain global atau disain konseptual
maupun penjabarannya ke dalam disain yang terinci,

implemen-

tasi, pemeliharaan dan evaluasi.

Dari studi pendahuluan terlihat bahwa

penataan

sistem

informasi pada Universitas Katolik Parahyangan Bandung timbul

dari suatu kebutuhan yang

mendesak

dengan

upaya aktual pengadaan unsur-unsur sistem

langsung
seperti

kepada

perangkat

keras, perangkat lunak dan perangkat akalnya. Disain

konsep-

tual atau disain global yang memberi arahan lebih Ianjut pada
tingkat operasional tidak dilakukan

secara

cermat.

Keadaan

ini membawa konsekwensi pada aktualisasi sistem, ialah berupa
reaksi-reaksi terhadap kebutuhan yang aktual dan
Dengan kata lain penataan

sistem

informasi

reaktif terhadap masalah-masalah yang

timbul

universitas, dari pada suatu upaya yang

konsepsional-cermat dalam suatu disain

mendesak.

lebih

bersifat

dari

dinamika

direncanakan

global

dA53.r penataan sistem. "Output dari tahap

sebagai

disain

secara

pola

konseptual

adalah seperangkat dokumen yang menguraikan MIS Betzars.

cukup

terinci untuk para teknisi guna memulai

dalam

kerja

mereka

disain yang terinci". (Moerdick dkk, 1982 : 260).

Pola kerja penataan sistem tanpa

suatu

konsepsi

yang

jelas sebagai titik pijak, dalam jangka panJang tidak menguntungkan oleh karena ia cendrung tidak komprehensif mengakomodasi kebutuhan manajemen personil secara menyeluruh. Ia

cen

drung mengacu kepada masalah-masalah

oleh

karena itu bersifat kuratif. Akibatnya

yang

timbul

dapat

dan

terjadi

pada suatu ketika kebutuhan akan informasi personil

bahwa

tertentu

untuk keperluan manajemen tidak tersedia, oleh
lahnya tidak aktual. Sistem informasi
akomodatif dan kurang antisipatif.

yang

Ini

karena

demikian

adalah

masatidak

suatu

sifat

yang bertolak belakang dengan ciri sistem itu sendiri sebagai
satu kesatuan yang fungsional. Ia

mencakup

berbagai

unsur

administrasi personil tidak saja yang rutin aktual

tetapi

juga berjangkauan ke depan menciptakan alat-alat sistem yang
baru dalam rangka mencapai tujuan manajemen personil.

Bagai-

manapun sistem informasi tidak bekerja untuk dirinya sendiri,

tetapi mengabdi kepada suatu substansi lain di luar dirinya,
yang dalam huhungan dengan

penelitian

ini

adalah

personil

edukatif. Ukuran keberhasilan sistem informasi dengan demiki
an terletak pada seberapa besar sistem informasi memperlancar
berfungsinya personil edukatif.

Uraian di

atas

memperlihatkan

bahwa

upaya

penataan

sistem informasi personil baik

pada tingkat disain global

maupun

terinci

pada

tingkat

disain

merupakan

jaminan

ketepatan berfungsinya sistem tidak saja dalam jangka pendek,
tetapi juga dalam jangka

panjang.

Artinya

produk

penataan

itu akan menjadi titik tolak berfungsinya sistem, dan melalui

evaluasi upaya penataan akan terus

berlanjut ke arah yang

semakin sempurna.

Pada tingkat

makro

upaya

perguruan tinggi semakin mendapat

penataan
perhatian

sistem
pula.

informasi
Hal

ini

terbukti antara lain dengan adanya proyek peningkatan manaje-

jemen dan sistem informasi perguruan

tinggi

yang

oleh Tim Studi Pengembangan Sistem Informasi

Manajemen

gram SINAS-DIKTI, dan adanya biro khusus yang
rencanaan dan sistem informasi menurut

PP

dilakukan

pro

menangani

30/1990.

pe-

Hal-hal

ini sesungguhnya merupakan suatu pengakuan formal terhadapnya
pentingnya informasi sebagai

sumber daya

pokok

organisasi

(Parker, 1939) yang memungkinkan kelancaran fungsi organisasi
universitas secara keseluruhan.

Pentingnya peranan informasi

dalam

rangka

kelancaran

fungsi organisasi inilah yang mendorong penulis ikut

berpar-

tisipasi pada tingkat mikro, ialah pada

Katolik

Universitas

Parahyangan Basndung dengan mengkaji penataan sistemnya.
lihan pada Universitas Katolik Parahyangan Bandung

dengan pertimbangan kemudahar. memperoleh ijin
subyektif)

disamping

pertimbangan

Pi-

dilakukan

(pertimbangan

obyektif.

Pertimbangan

subyektif tersebut adalah bahwa Universitas Katolik

Parahya

ngan Bandung sebagai salah satu anggota APTIK (Asosiasi

Per

guruan Tinggi Katolik ) dimana universitas tempat penulis bekerja ada di dalamnya, sering digunakan sebagai sumber

tugas-tugas perkuliahan

sebelumnya.

Sedangkan

obyektifnya adalah bahwa penataan sistem

pertimbangan

informasi

personil

pada Universitas Katolik Parahyangan Bandung dilakukan

tahun 19S1 sehingga layak

untuk

dijadikan

untuk

sejak

sebagai sasaran

penelitian. Dalam perjalanan selama satu dasawarsa tentu saja
terdapat

banyak

pengalaman

yang

menarik

untuk

dikaji.

Tujuannya adalah mengenal pola penataan sistem, menganalisisnya dan

memberikan

rekomendasi-rekomendasi

tertentu

dalam

rangka peningkatan sistem informasi khususnya sistem informa

si personil edukatif.

Pilihan

terhadap

personil

khususnya

personil edukatif dengan pertimbangan bahwa personil edukatif
adalah pelaksana terdepan dalam mengemban

misi

universitas.

Peranannya sebagai pengelola proses belajar mengajar, peneli-

ti dan tugas pengabdian

masyarakat

merupakan

unsur

sangat

penting dalam meningkatkan kualitas universitas khususnya dan

masyarakat umumnya. Peranan yang penting ini
dengan

suatu

sistem

informasi

manajemen

kelancarannya, walaupun disadari bahwa

perlu
untuk

sistem

didukung
menjamin

yang

tertata

baik baik tidak dengan sendirinya mengatasi permasalahan

or-

ganisasi/universitas. Unsur manusianya sangat menentukan

ke-

berhasilan sistem.
B.

Masalah..

Dari

uraian

dikemukakan sasaran

tentang

latar

penelitian

belakang

ini,

sistem informasi personil edukatif.

masalah

ialah
Proses

upaya

telah

penataan

penataan

sistem

informasi dengan personil edukatif sebagai substansinya mengandung arti bahwa informasi yang ingin diperoleh

dari

kah-langkah penataan itu adalah

berhubungan

informasi

yang

lang-

dengan personil. Dengan demikian walaupun penataan sistem in

formasi itu sesungguhnya adalah sesuatu yang kompleks,
penelitian ini dibatasi ruang lingkupnya.

dalam

8

Penataan sistem informasi personil pada dasarnya mengandung dua aspek. Pertama, aspek proses yang mengacu kepada
rangkaian kegiatan yang dilakukan, dan kedua, aspek isi atau
substansi, ialah apa yang

menjadi

kenyataan kedua aspek

menyatu.

proses tanpa isi,

ini

materi

dan sebaliknya,

penataan.

Dalam

Adalah mustahil

suatu

suatu substansi tanpa

dikenai suatu proses atau kegiatan, substansi itu tidak akan

berkembang

ke suatu status yang

penataan sistem informasi personil

lebih bermakna.

mengandung misi

Maka

membuat

personil edukatif lebih bermakna dalam konteks organisasi.

Kebermaknaan ini akan sangat bergantung pada upaya penataan
sistem informasinya. Semakin jelas dan komprehensif penataan
sistem informasi personil, semakin menjadikan personil dapat
berfungsi lebih baik dan oleh karena itu lebih bermakna untuk
organisasi, walaupun tentu saja, penataan itu bukanlah faktor
tunggal terhadap kelancaran fungsi personil.

Rangkaian

upaya

penataan

sistem

ini mengacu kepada lima langkah pokok,

informasi

ialah 1)

personil

pembuatan

disain global sistem atau disain konseptual, 2) disain terin-

cinya sebagai operasionalisasi dari disain global, 3) implementasi, 4) pemeliharaan, dan 5) evaluasi. Kelima langkah po

kok ini masing-masing mengandung sejumlah langkah aktual yang
saling terkait secara deduktif. Artinya apa yang dihasilkan
pada disain global merupakan pola dasar yang akan dikembangkan lebih lanjut dalam pembuatan disain terinci untuk

sslanjutnya dU.p1«Hnt..1. dlpe,ihara/ditingkatkan unsur_un_
surnya dan dievaluasi.

Dengan menggunakan perpektif fisik dalam

mengkaji

sistem informasi personil ini, maka disain ...^ ^^
kepada tiga unsur pokok, ialah perangkat akal, perangkat
keras dan perangkat lunak. Masing-masingnya diarahkan untuk

siap berfungsi mendukung terproduksinva

informasi

yang

berhubungan dengan personil edukatif.

Dari analisis di atas maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Masalah Pokok :

Pola penataan sistem informasi personil edukatif
pada Universitas Katolik Parahyangan Bandung.
2. Pertanyaan Penelitian :

Masalah pokok dapat dijabarkan ke dalam sejumlah

Pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian ini mengacu ke
pada kegiatan aktual yang dilakukan dalam rangka penataan

sistem informasi personil. Pertanyaan penelitian yang me
rupakan penjabaran masalah pokok di atas adalah :

10

a.

Kegiatan-kegiatan

apa

yang

dilakukan dalam upaya

pem

buatan disain konseptual sistem informasi personil eduka

tif pada Universitas Katolik Parahyangan Bandung.
b.

Kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan dalam pembuatan
sain terinci sebagai penjabaran disain konseptual

di

sistem

informasi personil edukatif pada Universitas Katolik

Pa

rahyangan Bandung.

c.

Langkah-langkah apa

yang

dilakukan

dalam

implementasi

sistem informasi personil.

d.

Langkah-langkah apa yang dilakukan dalam

rangka

pemeli-

haraan sistem informasi personil.

e.

Langkah-langkah apa

yang

dilakukan

dalam

melaksanakan

evaluasi manajemen sistem informasi personil.

Seperti telah

diungkap pada

uraian

tentang

masalah

pokok, bahwa yang menjadi substansi penataan sistem informasi

adalah

personil

edukatif,

maka

langkah-langkah

penataan sistem informasi mengacu kepada

ada dalam manajemen personil. Dengan
menimbulkan kebutuhan
jenis

informasi,

penataan

formulir

masukan

fungsi—fungsi

demikian

sistem

aktual

masalah

informasi

dan

yang

personil,

keluaran,

informasi dan Iain-lain hal yang berhubungan dengan

yang

arus

penataan

sistem, seluruhnya berhubungan dengan fungsi-fungsi personil.
Langkah-langkah aktual yang
disain konseptual

personil,

adalah

atau

rancangan

identifikasi

mengacu

kepada

pembuatan

global

sistem

informasi

perumusan

masalah,

dan

11

penentuan sasaran sistem, identifikasi
aktual

dan

potensial,

identifikasi

kendala-kendala
kebutuhan

yang

dan

jenis

informasi, dan dokumentasi disain konseptual. (Moerdick

dkk,

19S2). Dokumentasi disain menjadi penting tidak

saja

berfungsi normatif untuk penataan sistem lebih

Ianjut,

oleh

karena ia meletakan pola dasar penataan sistem,

tetapi

juga

karena

berfungsi sebagai penerangan untuk pihak-pihak yang membutuhkan informasi penataan sistem (fungsi edukatif)

Penataan disain terinci, yang pada dasarnya

merupakan

pengembangan sistem lebih lanjut ke dalam bentuk-bentuk

yang

operasional, terdiri dari sejumlah kegiatan. Kegiatan-kegiat
an tersebut adalah perumusan tujuan disain terinci, identifi
kasi informasi yang relevan, dan pengembangan perangkat

sis

tem.

Dalam

implementasi

adalah pembuatan rencana

kegiatan-kegiatan

implementasi,

instalasi perangkat keras dan lunak,

yang

dilakukan

pengadaan

personil,

pengetesan

sistem

dan

alhirnya konversi sistem.

Pemeliharaan yang menjamin

kelancaran

fungsi

sistem,

upaya memperbaiki unsur-unsur sistem yang tidak

atau

baik berfungsi maupun meningkatkan fungsi unsur

sistem

kurang
baik

perangkat keras maupun perangkat lunak serta personil.
Evaluasi sebagai alat pengungkap kelemahan dan kelebih-

an sistem meliputi upaya penetapan standar

acuan

penilaian,

menetapkan tipe evaluasi, mengumpulkan data dan membandingkan

kriteria ideal dengan keadaan aktual sebagaimana digambarkan oleh data untuk menetapkan status sistem.

Jxka masalah dan pertanyaan penelitian tersebut digamfaarkan dalam bentuk bagan maka akan tampak seperti pada
halaman berikut

:

Pembuatan

Disain Global

Pembuatan

Disain Terinci

Pola Penataan
SIM

Implementasi

Efektivitas

Peme1i ha raan

Evaluasi

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah sesungguhnya secara implisit telah

13

diperlihatkan tujuan penelitian ini.

Untuk

jelasnya

tujuan

penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1.

Tu j uan Umum

:

Tujuan umum penelitian adalah mendeskripsi dan menganalisis pola dasar penataan sistem informasi personil

edukatif

pada Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Data dasar yang
dxkumpulkan dalam kaitan dengan tujuan ini adalah
berhubungan dengan

setiap

langkah

penataan

data

sistem,

pembuatan disain global, pembuatan disain terinci,
tasi,

2.

ialah

implemen

pemeliharaan atau perawatan dan evaluasi.

Tujuan

Khusus

:

Tujuan khusus sebagai penjabaran tujuan
adalah

yang

umum

di

atas

:

a. Mendeskripsi dan menganalisis langkah-langkah yang dilaku
kan dalam pembuatan disain global sistem informasi person

il edukatif pada Universitas Katolik Parahyangan Bandung.
b. Mendeskripsi dan menganalisis langkah-langkah yang dilaku

kan dalam pembuatan disain terinci sistem

informasi

sonil edukatif sebagai penjabaran dari disain global

per
pada

Universitas Katolik Parahyangan Bandung.

c. Mendeskripsi dan menganalisis langkah-langkah

lakukan dalam rangka implementasi
sonil.

sistem

yang

informasi

dila-

per—

14

d. Mendeskripsi dan menganalisis langkah-langkah

kukan

dalam

upaya

pemeliharaan

yang

dila

sistem informasi

per

sonil .

e. Mendeskripsi dan menganalisis langkah-langkah

yang

dila

kukan dalam kegiatan evaluasi sistem informasi personil.

D. Pentingnya Penelitian.

Pentingnya penelitian dapat dilihat dari sudut
tertentu.

Sudut

pandang

dalam

menilai

pentingnya

penelitian tersebut hendaknya mempunyai

relevansi

penelitian itu sendiri. Tanpa relevansi

ini,

pandang dengan obyek pandangnya

tidak

pandang
dengan

suatu

sudut

menghasilkan

makna

apa-apa.

Dengan dasar pemikiran di atas, maka kajian terhadap
pentingnya penelitian ini dilihat dari segi

segi

praktis

operasional.

penelitian sebagai alat ilmu

Hal

ini

teoritis

mengingatkan

bergerak

antara

dan

bahwa

teori

dan

praktek. Ia berusaha menghasilkan atau mengkaji keberlakuan teori dalam suatu kehidupan praktis.

Berikut dikemukakan sudut pandang pentingnya peneli
tian

1.

tersebut.

Teoritis.

Pengembangan
lembaga

sistem

apapun

informasi yang

sesungguhnya

dilaksanakan

merupakan

aplikasi

pada
teori.

15

Artinya pengembangan sistem informasi itu telah disistema-

tisasi menjadi suatu pengetahuan ilmiah untuk

selanjutnya

diaplikasikan untuk kepentingan praktis tertentu. Hal

ini

berarti bahwa kajian pentingnya penelitian secara teoritis

bermula dari identifikasi teori pengembangan sistem infor

masi sebagai titik tolak dan selanjutnya digunakan sebagai
"tongkat pemukul" terhadap praktek pengembangan sistem in

formasi pada Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Sis
tem informasi yang ditata atas dasar

teori

mana teori tersebut dibangun atas studi
tidak

selalu

tertentu.

cocok

Dengan

diaplikasi

kata

lain

pada

tertentu,

yang
ruang

keberlakuuan

sistematis,
dan

waktu

teori

adalah

relatif. Dimungkinkan adanya modifikasi tertentu

ini dapat mengarah ke

pembentukan

sebelumnya. Maka adalah
sejauh mana

keberlakuan

atau

penting

upaya

teori

tersebut

di

dan

perbaikan

untuk

hal

teori

mengetahui

dalam

praktek.

Asumsinya adalah bahwa status aplikasi teori itu

bergerak

antara dua

ujung

ekstrim.

adalah penerapan teori dalam
yang menurut teori

demikian,

Ujung

arti

ekstrim

yang

pertama

semurni-murninya.

begitu

juga

dibuat

Apa
dalam

praktek. Ujung ekstrim yang kedua adalah pengembangan sis
tem informasi itu tidak mengikuti sama sekali

teori.

Wa

laupun hal ini sulit ditemukan dalam praktek, tetapi seba
gai kemungkinan ia ada.

16

2. Praktis Operasional.

Jika tinjauan yang pertama berawal dari identifikasi teori
sebagai pijakan, maka pada tinjauan operasional ini

kaji-

an berawal dari praktek itu sendiri. Di sini terlihat bah
wa kedua sudut pandang ini adalah suatu

kontinum.

Ketika

tinjauan pertama berhenti tinjauan kedua mulai. Ia berusaha mencermati praktek

itu,

melihat

kelemahan-kelemahan

yang mungkin ada atau kelebihan yang ada untuk
nya memberi umpan

balik.

Umpan

balik

selanjut

dimaksudkan

seba-

bagai upaya penyempurnaan atau penguatan terhadap

praktek

yang ada. Umpan balik ini hanya mungkin diberikan

apabxla

ada penguasaan teori yang baik

tentang pengembangan

sis

tem informasi.

Di samping pertimbangan

rangka umpan balik di

atas

praktis

pentingnya

operasional

penelitian

dalam

ini

pun

dapat dilihat dari segi alasan-alasan sebagai berikut :

1. Pengembangan sistem informasi adalah suatu

bidang

kajian

yang relatif baru dengan perkembangan perangkat keras
perangkat lunak yang begitu cepat

manarik

Ketertarikan ini didukung oleh kenyataan

saat ini merupakan

sumber

daya

yang

memberikan peluang-peluang yang lebih

untuk
bahwa

dan

dikaji.
informasi

pemilikannya

akan

menguntungkan

baik

untuk organisasi maupun xndividu. Pemilikan informasi

ini

akan lebih dimungkinkan oleh

dan

pengenalan,

pemanfaatan teknologi informasi secara

penguasaan

memadai.

Hal

ini

17

merupakan

suatu

tantangan yang

perlu dihadapi

dengan

kesungguhan.

2. Pengembangan sistem informasi
dengan

subsistem

akademik,

subsistem personil pada
Bandung

telah

terutama yang
subsistem

Universitas

dikembangkan

sejak

berhubungan

keuangan

Katolik
tahun

dan

Parahyangan

1981

sehingga

menungkinkan untuk diteliti.

3. Pertimbangan praktis

yang

lain

adalah

bahwa

sasaran

penelitian mudah dijangkau dari segi waktu, biaya dan

te-

naga.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas walau

pun tidak ilmiah tetapi justru

memberikan

kemungkinan

untuk diterapkannya prinsip-prinsip ilmiah dalam

pene

litian. Maka

perlu

pertimbangan

diperhatikan sebaik-baiknya.

ilmiah

dan

praktis

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Bab ini mengacu kepada keseluruhan upaya dalam
memperoleh data, darimana data itu diperoleh,
data itu diolah. Hal ini penting
memperlihatkan

dan

rangka
bagaimana

dikemukakan oleh karena

aspek metodologis

yang

merupakan

ia

jaminan

keandalan data. Kelemahan dalam aspek metodologi akan menjadi
petunjuk bahwa data yang diperoleh kurang

diandalkan

kecer-

berhubungan

dengan

matannya.

Berikut dikemukakan

hal-hal

yang

aspek metodologis tersebut.

A. Populasi dan Sampel.

Populasi mengacu

kepada

totalitas

Sebagaimana diketahui, bahwa yang

obyek

menjadi

penelitian.

obyek

penelitian

ini adalah keseluruhan proses penataan atau pengembangan sis
tem

informasi,

maka

totalitas

atau

keseluruhan karakteristik yang melekat
bangan sistem informasi

tersebut.

proses,

sistem

pengembangan

populasi

pada

Sebagai
informasi

itu

proses
suatu

adalah

pengem
totalitas

memperlihatkan

komponen pelaku-pelaku pengembangan yang memberikan kontribu

si terhadap proses pengembangan tersebut. Pelaku

pengembang

an sistem ini lazimnya disebut sebagai anggota populasi, yaitu orang-orang yang karena kedudukan dan perannya
kan tugas pengembangan sistem informasi dalam

.05

melaksana

satu

kesatuan

106

yang saling terkait.

Oleh

ini adalah pengembangan

karena

sistem

obyek

khusus

informasi

penelitian

pada

Universitas

Katolik Parahyangan Bandung, anggota populasi ini adalah per—
sonil yang

ada

(analis sistem,

pada

Unit

Pelaksana

Teknis

pemrogram dan operator),

Perkomputeran

pimpinan

tas, pimpinan biro dan pimpinan fakultas,

universi

masing-masing

ngan staf. Pola perilaku personil dalam rangka penataan

pengembangan sistem informasi

personil

dengan

berbagai fasilitas yang tersedia melahirkan

de
atau

memanfaatkan

suatu

totalitas

karakteristik yang disebut populasi.

Sampel

mengacu

kepada

perwakilan

populasi.

Seperti

telah dikemukakan, kegiatan penataan sistem informasi person
il sebagai suatu unit merupakan suatu

keutuhan

proses

yang

terdiri dari komponen-komponen baik manusia maupun bukan
nusia.

Keutuhan proses

ini

merupakan

populasi

ma

yang

dapat

diteliti dengan memilih perwakilannya. Hal ini berarti

bahwa

pemilihan sampel atau perwakilan populasi
upaya menentukan

penelitian

perwakilan komponen-komponen unit

kan kriteria tertentu-

tikan tujuan penelitian
Oleh karena itu sampel

adalah

berdasar

Kriteria ini dibangun dengan memperha-

yang

telah

ditentukan

ditetapkan
secara

sebelumnya.

purposif

purposif), yaitu penataan sistem informasi pada

(sampel

Universitas

Katolik Parahyaangan Bandung, Orang-orang yang terlibat dalam

penataan sistem informasi, dokumen—dokumen yang ada dan

ber

bagai perlengkapan yang ada sebagai anggota populasi ditentu-

107

kan dengan mempertimbangkan keterkaitannya dengan tujuan

pe

nelitian. Oleh karena itu sehubungan dengan tujuan penelitian

yang telah ditetapkan, dxpilih anggota populasi

yang

paling

banyak memberikan kontribusi. Dengan jalan ini tujuan peneli
tian akan lebih mudah tercapai oleh karena dari sumber-sumber

tersebut dapat diperoleh data dengan lebih mudah dan
komprehensif.

Sumber—sumber

tersebut,

manusia

oleh karena kedudukan dan peranannya yang
dalam keseluruhan upaya penataan sistem

kompre-

mimisalnya,

terlibat
informasi

langsung
personil,

banyak mengetahui seluk-beluk penataan sistem tersebut.

Dari uraian tersebut di atas terlihat bahwa

pendekatan

yang cocok dalam rangka penelitian ini adalah pendekatan stu

di kasus. Dengan studi kasus dimmungkinkan adanya studi

mendalam tentang latar belakang dan
serta berbagai
William B.

faktor

Michael, 19S1

yang

kondisi

terlibat.

aktual

(Stephen

yang

sistem,

Isaac

dan

: 48).

B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data.
1.

Metode Penelitian.

Metode yang digunakan dalam

penelitian

metode deskriptif. Namun seperti

yang

pada tujuan penelitian, kegiatan

penelitian

sampai pada mendeskripsi secara

telah

sistematis,

ini

adalah

dikemukakan

tidak

hanya

faktual

dan

akurat fakta, karakteristik populasi atau apa yang menjadi
kepedulian peneliti,(Stephen Isaac dan William B.

.1981 : 46), tetapi juga menganalisis

keberadaan

Michael,

penataan

108

sistem, latar belakangnya,

interaksi

personil/unit

yang

terlibat dalam keseluruhan upaya penataan sistem informasi
personil (Stephen Isaac dan William B.Michael, 1981 : 48).

Deskripsi dan analisis ini mengandung nilai evaluatif ter
hadap proses penataan sistem. Artinya walaupun studi

bukan merupakan studi

evaluatif

yang valid dan reliabel,

murni

dengan

ini

instrumen

tetapi dalam analisis sistem

perangkat kriteria ditetapkan sebagai acuan. Analisis

se-

de

ngan berpegang pada kriteria yang dibuat berdasarkan lang

kah-langkah penataan sistem informasi

personil

ini

pada

dasarnya merupakan evaluasi juga. Dari uraian di atas ter—

lihat bahwa ada dua sifat yang melekat pada studi deskripptif ini.

Kedua sifat tersebut adalah analisis dan evalua

tif. Sifat analisis

memungkinkan

pengenalan

yang

lebih

mendalam tentang upaya penataan sistem informasi personil,

sedangkan sifat evaluatif

memungkinkan

adanya

keputusan

tentang efektif tidaknya penataan sistem informasi

perso

nil. Di sini terlihat bahwa analisis dan evaluasi

merupa

kan dua kegiatan yang saling melengkapi. Analisis

memper-

jelas keberadaan obyek. Obyek dikenai tidak saja
mana ia tampak, tetapi lebih jauh dari itu,

sebagai-

yaitu

sebab—

sebab keberadaannya serta keterkaitan antara faktor—faktor

internal maupun eksternal. Kejelasan eksistensi obyek

ha

sil analisis ini memungkinkan keputusan yang dibuat

dalam

rangka evaluasi proses menjadi lebih tepat. Artinya

kepu-

109
tusan dibuat atas dasar suatu pemahaman yang lebih komprehensif.

2.

Teknik Pengumpulan Data,
Pengumpulan data adalah suatu

dalam keseluruhan upaya

penelitian.

yang telah disiapkan sebelumnya
berupa

pedoman

wawancara,

diperoleh dan materi

langkah

Instrumen

dalam

daftar

observasi

yang

disain

dokumen

digunakan

kritis

penelitian
penelitian
yang

perlu

langsung

oleh

peneliti setelah disain dan instrumen penelitian disetujui
oleh pembimbing.

Berikut dikemukakan prosedur

yang

ditempuh

dalam

rangka pengumpulan data,
a,

Prosedur

Administratif.

Prosedur teknis administratif mengacu kepada hal-hal

yang berkaitan dengan persiapan penelitian.
bersifat teknis administratif,

itan secara langsung
pengumpulan data,

dengan

Prosedur

yang walaupun tidak

masalah

tetapi menjadi

metode

dan

ini

berka

teknik

prasyarat untuk bisa ber-

langsungnya kegiatan penelitian. Langkah-langkah yang ber
hubungan dengan prosedur ini adalah :

1). Melakukan pendekatan informal dengan pimpinan

Univer

sitas Parahyangan Bandung tentang kemungkinan

peneli

tian.

110

2). Membuat permohonan

ijin

penelitian

kepada

pimpinan

IKIP Bandung melalui Fakultas Pascasarjana. Permohonan

ini dijawab dengan surat No. 5846/PT25.H1/N/1990 tang
gal 25 Oktober 1990. Surat tersebut

ditujukan

kepala Diretorat Sosial Politik Pemda Tingkat

kepada
I

Jawa

Barat untuk maksud yang sama.

3). Permohonan IKIP Bandung dijawab

dengan

surat

Direktorat Sosial Politik Pemda Jawa Barat

4034 tanggal 14 Nopember

1990

tentang

Kepala

No. 070.1/

pemberitahuan

survey/riset yang ditujukan kepada pimpinan

universi

tas Katolik Parahyangan Bandung.

4). Atas dasar surat

tersebut

penulis

kemudian

membuat rencana kegiatan tentang keseluruhan

diminta

kegiatan

penelitian.

b. Teknis Operasional.

Prosedur khusus mengacu kepada
digunakan dalam

kekhususannya,

pengumpulan

membutuhkan

data.

prosedur

pada tahap awal kegiatan di lapangan

setiap
Tiap

teknik

teknik,

yang
karena

tertentu,

walaupun

penelitian,

hal-hal

yang sama dapat dilaksanakan untuk setiap

teknik

pengum

pulan data. Upaya penciptaan hubungan baik antara peneliti
dan personil misalnya.

1).

Wawancara,

111

Wawancara

merupakan

salah

satu

teknik

utama

dalam penelitian ini. Ia sangat diandalkan oleh karena

dalam waktu yang relatif singkat

berbagai

data

yang

diperlukan dapat diperoleh. Data yang dikumpul melalui
wawancara ini

adalah

data

yang

berhubungan

dengan

pengetahuan, pengalaman, pendapat para responden
tang

langkah-langkah

penataan

sistem

ten

informasi

person!l.Disamping kebaikan ini ada pula kelemahan-kelemahan tertentu yang melekat pada

teknik

karena itu perlu ada upaya tertentu untuk
kelemahan

ini.

Oleh

memperkecil

tersebut.

Berikut

dikemukakan

prosedur

yang

dilakukan

dalam mekalsanakan wawancara.

a), Menyiapkan pedoman wawancara yang dibuat berdasar
kan tujuan penelitian. Pedoman ini bersifat

sibel. Artinya pedoman yang ada dapat
membuka

kemungkinan

munculnya

flek-

berkembang,

pertanyaan-perta-

nyaan baru. Dinamika wawancara akan dapat

merubah

urutan item-item, tetapi tetap diusahakan agar se
mua materi wawancara dapat disampaikan.

b),

Menghubungi

sebelumnya

responden

dan

yang

memintakan

telah

ditentukan

kesediannya

untuk

wawancara. Melalui diskusi waktu dan tempat wawan

cara

ditentukan

bersama

untuk

responden

yang

mempunyai tugas rangkap (mengajar dan tugas

admi-

112

nistrasi), sedangkan untuk

responden

yang

tidak

mempunyai tugas rangkap (hanya tugas administrasi)
wawancara dapat dilaksanakan setiap saat.

c). Atas persetujuan

responden

wawancara

Sebelum wawancara dilakukan

dijelaskan

dahulu maksud dan pokok-pokok
maksud responden dapat

direkam.
terlebih

wawancara

memperoleh

dengan

gambaran

awal

tentang materi wawancara secara keseluruhan. Untuk

melengkapi data wawancara dibuat juga catatan ter
utama yang berhubungan dengan data nonverbal serta
konteks yang ada pada saat wawancara.

d). Setelah wawancara hasil

rekaman

diputar

fcembali

dan dibuatkan rangkumannya dalam buku catatan yang

telah disiapkan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pembuatan laporan.

e). Hasil wawancara yang telah dirangkum dalam catatan
dianalisis kembali dan dibuat catatan kritis untuk
memunculkan hal-hal baru yang dalam wawancara

se

belumnya luput dari perhatian.

f). Melakukan wawancara

kembali

dengan

materi

per

tanyaan yang dikembangkan dari hasil wawancara se

belumnya. Dalam hubungan ini
pada akhir wawancara selalu

kepada
disampaikan

kinan wawancara lanjutan kalau ada
perkembangan baru,

responden
kemung

perkembangan-

113

g). Untuk lebih memastikan kebenaran hasil

wawancara,

materi wawancara yang tidak didukung oleh dokumen

tasi dan hasil observasi dicek

kebenarannya

sumber lain yang dipastikan mengetahui

juga

pada
data

tersebut.

2).

Dokumen.

Dokumen

digunakan untuk memperoleh data

yang

sulit atau tidak efektif dilakukan melalui wawancara. Data

ini menggambarkan

suatu

dalam bentuk tulisan, foto

hasil

yang

dan

telah

Iain-lain.

dilestarikan
Dari

dapat diketahui banyak hal yang berhubungan

dokumen

dengan

pena

taan sistem informasi. Dalam hubungan dengan penataan sis

tem informasi personil, dokumen-dokumen

yang

diperlukan

adalah struktur organisasi dengan deskripsi tugas

perso

nil yang terlibat dalam sistem, alur informasi

personil,

perangkat sistem seperti jenis

perangkat

dan

keras, perangkat lunak, personil

kemampuan

dengan

kualifikasinya,

rencana yang berhubungan dengan penataan sistem.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
peroleh data dokumen

ini adalah

rangka

mem

:

a). Mengidentifikasi jenis-jenis dokumen yang

dibutuhkan

dalam hubungan dengan masalah dan tujuan penelitian.
b). Meminta bahan-bahan dokumen yang telah

diidentifikasi

sebelumnya. Hal ini dilakukan pada saat wawancara ber-

langsung, ialah ketika materi wawancara menyentuh

je-

114

nis dokumen yang telah diidentifikasi tersebut.

c). Mempelajari isi dokumen dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyan. Hal-hal yang

tidak

terjawab

dijadikan materi wawancara berikutnya untuk

akan

responden

yang re1evan.

3).

Observasi.

Observasi mengacu

kepada

upaya

untuk

Dalam

data melalui pengamatan langsung.

memperoleh

hubungan

dengan

penelitian ini observasi dilakukan dengan

observasi

tisipatif, Artinya peneliti ikut terlibat

dalam

selama jam kerja, mempelajari

file

dan

kegiatan

program-program,

serta ikut membantu melaksanakan pekerjaan baik yang

hubungan dengan informasi personil maupun bukan
Keterlibatan ini tidak

berarti

bahwa

par—

ber

personil.

kedudukan

sebagai

peneliti diabaikan. Tujuan memperoleh data tetap

diperha

tikan sehingga wawancara dapat dilakukan

personil

yang

terlibat

personil

bersama.

melaporkan

berhubungan dengan

atau

dengan

Wawancara

jenis

menceritrakan

materi

dengan
ini

,

hal-hal

observasi

yang

digolongkan

juga sebagai observasi partisipatif. (Guba & Lincoln
:

dimana

1981

195).

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka teknik
servasi

ini

adalah

:

ob

115

a). Identifikasi

sasaran

observasi

berdasarkan

tujuan

penelitian dan wawancara yang telah dilakukan sebelum
nya.

b). Melakukan

observasi

dan

wawancara

untuk

materi

observasi yang membutuhkan penjelasan, membuat

catat-

an-catatan,

Metode dan

teknik

seperti

sebelumnya digunakan dalam

yang

penelitian

telah

ini

dikemukakan

dengan

pertim

telah

terjadi

bangan sebagai berikut :

1.. Materi

yang

dan terus

menjadi

berkembang

kajian penelitian

sampai

saat

ini.

Proses

sebagai

suatu keutuhan ini memungkinkan untuk dideskripsi,
lisis dan diinterpretasi. Obyek

interpretasi ini meliputi
ketepatan

performans,

deskripsi,

analisis

kegiatan-kegiatan,

proses

dan

x

dan

performans,

efisiensi.

(Suchman,

David Kline,1980 : IX-10). Dari keseluruhan sasaran
litian seperti yang dikemukakan oleh

diana-

Suchman,

pene

penelitian

ni berberfokus pada proses, ialah rangkaian kegiatan yang

dilakukan dalam upaya penataan sistem informasi
Penataan

yang

dilakukan

sejak

menghasilkan berbagai dokumen dan

tahun

1981

perangkat

perangkat akal, perangkat keras, maupun

personil.
tentu

saja

sistem

baik

perangkat

lunak.

Terhad proses ini kajian dilakukan dengan cara mengidenti-

fikasi, mendeskripsi dan menganalisis kelemahan-kelemahan,
hambatan-hambatan prosedural dan implementasi untuk selan-

116

jutnya bermuara pada kemungkinan keputusan untuk memperba
iki disain program, memperbaiki prosedur program yang
atau meneruskan implementasi program.

Rangkaian

ada

kegiatan

ini oleh Stufflebeam, seperti juga Suchman disebut sebagai
evaluasi proses (Depdxkbud : 1989 : 32).

2. Penataan sistem informasi

adalah

sesuatu

yang

bersifat

itu

idealnya

normatif. Artinya penataan sistem informasi

mengikuti sejumlah aktivitas dengan kualifikasi

Dalam praktek,
Penataan

sifat

sistem

Parahyangan

ideal

informasi

ini

tidak

pada

rangka mengungkap
wawancara,

selalu

terjadi.

Universitas

Katolik

Bandung dengan demikian

sebagai suatu kasus untuk diteliti

kasus

ini

tertentu.

dapat
(studi

teknik

dijadikan

kasus).

yang

tepat

Dalam

adalah

dokumentasi dan observasi.

3. Penataan sistem informasi adalah sesuatu yang kompleks dan

terus

terjadi.

Ia

melibatkan

berbagai

pihak

dengan

berbagai tugas. Mereka memberikan kontribusi masing-masing
terhadap keseluruhan proses penataan sistem. Heterogenitas
pelaksana sistem ini menghendaki wawancara

yang

mendalam

dan observasi yang kontinyu. Pelaksanaan wawancara dan ob
servasi adalah selektif.

C. Pedoman Pengolahan dan Analisis Data.

Pengolahan dan analisis

data

perlu

dilakukan

menggunakan aturan tertentu. Aturan ini menjamin

dengan

sistematika

117

dan kecermatan pengolahan data.

Sebagaimana telah dikemukakan
tiga teknik pengumpulan data, maka
ini pun berkaitan
dimaksud

dengan

ketiga

sebelumnya,
pedoman

teknik

bahwa

ada

pengolahan
tersebut.

data

Pedoman

adalah:

1. Pengelompokkan data berdasarkan pertanyaan penelitian.
Dengan pedoman ini data yang diperoleh dengan teknik

wawancara, dokumentasi, dan

observasi

dianalisis

memperhatikan relevansinya terhadap pertanyaan

dengan

penelitian

yang ada. Setiap data dari keseluruhan data tentang proses
penataan sistem informasi

berkemampuan

menjelaskan

atau

menampilkan aspek tertentu profil penataan sistem informa

si

personil.

Dalam

analisis

data

tidak

dikeiompokkan

secara kaku pada suatu pertanyaan penelitian.

2. Mendeskripsi dan

merekonstruksi

proses

penataan

sistem

informasi atas dasar data yang ada.

Telah dikemukakan di atas bahwa setiap
mampuan

menampilkan

profil

penataan

sistem

personil. Untuk ini data perlu dideskripsi
truksi, dianalisis dihubungkan

sama lain sehingga membentuk

atau

suatu

data

dan

berke

informasi

direkons-

dikait-kaitkan

tata

rangka menampilkan profil tersebut. Tanpa

hubungan

deskripsi,

satu

dalam

re-

konstruksi, analisis dan interpretasi data hanya merupakan
unsur-unsur lepas yang tidak bermakna.

Dengan cara bertahap demikian akan terlihat deskrip-

118

si proses penataan sistem informasi personil, baik
setiap tahap penataan maupun keseluruhan
sekaligus dengan kriteria evaluatif

proses

tentang

untuk

penataan

efektivitas-

nya.

D. Definisi Operasional, Penentuan Kriteria dan

Asumsi

yang

Digunakan.

Asumsi yang mendasari langkah ini adalah bahwa, dalam
penelitian, terutama penelitian ilmu-ilmu

sosial,

bersifat relatif. Tidak

Implikasinya

ada

kemutlakan.

penelitian adalah bahwa konsep-konsep,

asumsi

kebenaran

dan

pada

kriteria

yang digunakan sebagai pegangan perlu ditetapkan secara tegas.
Hal

ini

berarti

bahwa

kebenaran

yang

dihasilkan

adalah

kebenaran dalam batas-batas konsep dan tolok ukur tersebut.
Definisi operasional,

yang digunakan

mengacu

penentuan

kepada

kriteria

pertanyaan

dan

asumsi

penelitian

yang

telah dikemukakan. Di samping itu, oleh karena penelitian ini
mengacu

kepada

evaluasi

proses

efektivitas penataan sistem, maka

dalam

rangka

dikembangkan

menentukan

pula

konsep

efektivitas yang digunakan.
1.

Efektivitas.

Efektivitas dalam konteks penelitian

dalam arti kesesuaian antara apa
apa yang nyata. Hamilton dan

168) menyebutnya sebagai

yang

Chervany

kajian

dari

ini

digunakan

seharusnya
(Dickson,

segi

dengan
1986

:

sumber daya

119

sistem

(systems

resource

yang

view)

mengacu

kepada

...perbandingan antara performans yang senyatanya

dengan

tujuan atau performans yang seharusnya. Sejalan dengan ini

Sanusi (1988) mengemukakan dua kata kunci dalam
dengan efektivitas,

ialah

relevansi

dan

hubungan

adaptabilitas.

Relevansi mengacu kepada paling kurang dua hal, yang dalam
penelitian ini adalah penataan sistem

informasi

personil

yang ideal secara teoritis dengan penataan sistem informa

si yang aktual di Universitas Katolik Parahyangan Bandung.
Adaptabilitas mengacu kepada kemampuan

dengan perkembangan yang terjadi.

menyesuaikan

Dalam

hubungan

penataan sistem informasi personil, adaptabilitas

penataan sistem yang terus menerus mengikuti

diri

dengan
berarti

perkembangan

yang terjadi baik yang berhubungan dengan konsep manajemen
personil maupun perangkat sistem informasi yang dalam

ke

nyataan berkembang dengan sangat pesatnya.
2.

Pembuatan Disain Global.

Disain global digunakan dalam arti keseluruhan upaya
pembuatan rancangan sistem informasi personil yang menjadi

dasar pembuatan rancangan sistem informasi
terinci. Ia dihasilkan melalui kegiatan

personil

studi

yang

kelayakan,

identifikasi masalah dan kendala, perumusan misi dan tuju
an, penentuan kebutuhan dan sumber informasi, serta
mentasi rancangan sistem.

doku

120

Untuk menentukan efektif tidaknya
global

pembuatan

berdasarkan konsep efektivitas di

atas

disain

maka

dari

studi kepustakaan yang dilakukan ditentukan kriteria eva
luatif sebagai berikut :

Pembuatan disain global efektif apabila ia dilakukan

melalui tahap-tahap

tertentu.

Setiap

tahap

menghendaki

kegiatan dengan cakupan materi tertentu pula.

Tahap-tahap

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Adanya studi kelayakan yang

cermat.

Asumsinya adalah bahwa
sebagai suatu kegiatan

kelayakan.

Dengan

pembuatan

perencanaan

studi

disain

global

membutuhkan

studi

diperoleh

suatu

kelayakan

gambaran yang jelas tentang kebutuhan akan

sistem

in

formasi dan potensi sumber daya yang mendukung. Hal ini

akan memberikan gambaran yang jelas dalam hubungan
ngan pengambilan keputusan tentang
penataan sistem,

pengoperasian

de
atau

tidak saja untuk masa dimana studi itu

dilakukan tetapi juga pertimbangan yang prospek.tif.
b. Adanya identifikasi dan kendala penataan sistem
masi

infor

.

Asumsinya adalah bahwa masalah dan
diidentifikasi

secara

jelas

akan

sistem lebih menjawab kebutuhan dan

realistik.

Keputusan-keputusan

dalam penataan sistem akan

kendala

membuat

penataan

terlaksana

yang

tidak

yang

secara

realistik

terhindari.

c. Adanya perumusan misi dan tujuan yang berorientasi pada

121

fungsi-fungsi personil.

Asumsinya adalah bahwa misi dan

tujuan

befungsi

memberikan arah yang jelas pada operasi sistem informa

si.

Kejelasan

menjadi

ini

membuat

pemanfaatan

sumber

daya

lebih terkendali.

d. Identifikasi secara tepat sumber dan kebutuhan informa
si .

Asumsinya

informasi

yang

adalah

bahwa

sumber

jelas memudahkan

dan

kebutuhan

pencapain

tujuan.

Sumber informasi mempunyai nilai sumbangan yang

tinggi

terhadap pencapaian tujuan.

setiap

infomasi selalu

terkait

Dengan

dengan

kata

aspek

lain
tertentu

dari

tujuan.

e. Adanya dokumentasi

sistem

sebagai

pegangan

penataan

menjadi

pegangan

sistem lebih lanjut.

Asumsinya adalah bahwa dokumen
tertulis

yang

selain

mengarahkan

penilaian kembali yang lebih

pengkomunikasian sistem
kepada pihak

cermat

dengan

juga memungkinkan
serta

segala

memudahkan

kelengkapannya

luar.

Berdasarkan kriteria tersebut di atas maka

dite

tapkan tingkat efektivitas sebagai berikut :

1). Efektif apabila semua kriteria terpenuhi.
2). Kurang efektif bila sebahagian kriteria tidak
penuhi.

ter—

122

3). Tidak efektif apabila kriteria yang dikemukakan

di

atas tidak terpenuhi sama sekali.

Kriteria yang sama berlaku

untuk

langkah-langkah

penataan sistem yang lain.
3, Pembuatan Disain Terinci,

Pembuatan disain terinci digunakan dalam arti

kese

luruhan upaya menjabarkan disain global dalam bentuk
operasional

sebagai

dasar

implementasi.

yang

Penjabaran

ini mengacu kepada perangkat sistem secara keseluruhan se
hingga siap untuk diimplementasi.

Untuk menentukan efektivitas ditentukan kriteria se
bagai

berikut;

a, Pembuatan disain terinci efektif apabila ada

perumusan

tujuan spesifik yang mengacu kepada semua fungsi perso
nil ,

Asumsinya adalah bahwa sistem informasi

dibanqun

untuk mendukung manajemen personil, dan oleh karena itu

keberhasilannya

dilihat

pada

seberapa

besar

sistem

informasi membuat manajemen personil berjalan lancar,

b, Pembuatan disain terinci efektif apabila ada

identifi-

si informasi yang relevan dari sumber yang telah

dite

tapkan sebelumnya dengan tujuan fungsi-fungsi personil.
Asumsinya

adalah

telah diidentifikasi
informasi

yang

bahwa

sumber

mempunyai

dibutuhkan.

informasi

kemampuan

Informasi

yang

menyediakan

yang

relevan

dengan tujuan merupakan dasar yang menentukan pencapai-

123

an tujuan masing-masing fungsi personil.

c. Pembuatan disain terinci efektif apabila ada

penetapan

perangkat akal, perangkat keras, perangkat lunak,

sedur dan database

dalam

satu

kesatuan

yang

pro

saling

mendukung,

Asumsinya adalah bahwa sistem

informasi

terdiri

dari berbagai komponen yang saling mendukung satu

lain dan berfungsi
salah

satunya

dalam

membuat

satu
sistem

kesatuan,

sama

Kepincangan

tidak

akan

di

atas,

berfungsi

efektif.

Dengan

kriteria

tersebut

efektivitas pembuatan disain

terinci

tinqkat

ditetapkan

sama

dengan pembuatan disain global.

4.

Implementasi,

Implementasi digunakan dalam arti keseluruhan
mempersiapkan atau mengadakan perangkat sistem dan
lankan

upaya
menja

sistem,

Kriteria efektivitas implementasi ditetapkan seba
gai

berikut

:

a, Impelementasi efektif apabila didahului oleh

pembuatan

rencana yang jelas sebagai dasarnya.

Asumsinya adalah bahwa dalam perencanaan diperhitungkan berbagai kondisi yang aktual dan kendala-kenda

la dan oleh

karena

itu

memberikan

rambu-rambu

yang

134

realistik untuk kegiatan

implementasi.

Tanpa

rencana

kegiatan implementasi cendrung terlaksana secara kurang
akurat karena tidak ada pedoman yang

jelas

dalam

hal

pemanfaatan sumber daya.

b. Implementasi efektif

apabila

sebagai pendukung sistem,
pengadaan/pembuatan
konversi

ada

pelatihan

instalasi

perangkat

personil

perangkat

lunak,

keras,

pengetesan

dan

sistem,

Asumsinya adalah bahwa di
berkualitas, dukungan

tangan

perangkat

personil

keras

dan

perangkat

lunak yang memadai, sistem dapat