M. REIZADKHA SURYA UTAMA C9508043

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ILUSTRASI CERITA BERGAMBAR BERTEMA
PENCEGAHAN KORUPSI SEJ AK DINI SEBAGAI
MEDIA KOMUNIKASI VISUAL UNTUK ANAK

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir
Sebagai Syarat Guna Mencapai Gelar Ahli Madya
D3 Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh :
M. REIZADKHA SURYA UTAMA
C9508043

PROGRAM STUDI D3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA


commit
to user
2012
i

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user
ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user
iii

perpustakaan.uns.ac.id


digilib.uns.ac.id

MOTTO

Sesungguhnya disamping kesukaran ada kemudahan. Apabila engkau telah selesai,
(mengerjakan suatu pekerjaan), maka bersusah payahlah (mengerjakan yang lain).
Dan kepada Tuhanmu, berharaplah.
(Q.S. Al-Insyirah : 6,7,8)

commit to user
iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

1. Bapak, ibu, kakak dan adikku tercinta.

2. Presella tersayang.
3. Untuk almamaterku.

commit to user
v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan
rahmat serta berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya Tugas Akhir dengan
judul “ ILUSTRASI CERITA BERGAMBAR BERTEMA PENCEGAHAN KORUPSI
SEJAK DINI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL UNTUK ANAK ” sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Jurusan Desain Komunikasi Visual
Falkutas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang membantu penulis dari awal hingga akhir dalam melaksanakan karya Tugas Akhir,

maka dengan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada :
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D. selaku Dekan Falkutas Sastra dan Seni Rupa UNS.
2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph.D selaku Ketua Program Studi D3 desain Komunikasi
Visual.
3. Jazuli A. Moenib, S.Sn. selaku pembimbing I, yang telah meluangkan waktunya dalam
membimbing dan mengarahkan hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
4. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku pembimbing II, yang dengan sabar dalam membimbing
dan mengarahkan hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
5. Laksono Widiyanto dan seluruh staf Tata Usaha yang telah membantu dan memberi
informasi.
6. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberi semangat dalam penyelesaian Tugas
Akhir yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

commit to user
vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


Penulis beharap semoga laporan karya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Penulis juga memohon maaf jika dalam penulisan ada pihak yang merasa dirugikan,
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang.

Surakarta, Desember 2011

Penulis

commit to user
vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJ UAN.........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................iii

HALAMAN MOTTO.......................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................................v
KATA PENGANTAR......................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................................viii
BAB I . PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan / Perencanaan ....................................................................3
BAB II . IDENTIFIKASI DATA....................................................................................4

A. Data Produk...................................................................................................4
1. Korupsi.................................................................................................... 4
2. Cergam.....................................................................................................8

B. Target Market dan Audience........................................................................19
C. Komparasi.....................................................................................................21
1. Pemburu Koruptor .................................................................................21
2. Petualangan Dombi Jalan-Jalan Ke Gunung..........................................23
BAB III . KONSEP PERANCANGAN........................................................................25

A. Konsep Karya ..............................................................................................25
B. Konsep Perancangan ...................................................................................29
C. Teknik Pelaksanaan......................................................................................33
commit to user
viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

D. Detail Teknis Karya.....................................................................................46
E. Perencanaan dan Penempatan Media..........................................................50
BAB IV . VISUALISASI KARYA ..............................................................................54

A. Logo.............................................................................................................
54
B. Media
Pendukung........................................................................................58
BAB V . PENUTUP.......................................................................................................66


A. Simpulan......................................................................................................66
B. Saran............................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................68
LAMPIRAN...................................................................................................................69

commit to user
ix

ILUSTRASI CERITA BERGAMBAR BERTEMA
PENCEGAHAN KORUPSI SEJ AK DINI SEBAGAI
MEDIA KOMUNIKASI VISUAL UNTUK ANAK
M. Reizadkha Surya Utama 1
Jazuli A. Munib, S.Sn 2 Arief Iman Santoso, S.Sn 3

ABSTRAK
2012. Pengantar tugas akhir ini berjudul Ilustrasi Cerita Bergambar
Bertema Pencegahan Korupsi Sejak Dini sebagai Media
Komunikasi Visual untuk Anak. Adapun masalah yang dikaji
adalah bagaimana merancang sebuah cerita bergambar bertema
edukasi dengan tema pencegahan korupsi sejak dini untuk anakanak sehingga dapat tersampaikan dengan baik. Tujuan dari

perancangan ini adalah merancang ilustrasi cerita bergambar
bertema pencegahan korupsi sejak dini sebagai media komunkasi
visual untuk anak dengan menggunakan ilustrasi gambar dan
bahasa yang mudah dipahami oleh anak kecil. Korupsi di Indonesia
berkembang secara sistemik. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi
merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu
kebiasaan. Untuk memberi pemahaman tentang korupsi kepada
anak diperlukan media yang familiar dan mudah terjangkau salah
satunya adalah dengan media buku cerita bergambar. Oleh karena
itu, dibuatlah perancangan buku cerita bergambar bertema korupsi
dengan cerita dan ilustrasi yang menarik sehingga pesan yang ada
di dalam cerita dapat tersampaikan dengan baik kepada anak-anak.

1

Mahasiswa DIII Desain Komunikasi Visual dengan NIM C9508043
Dosen Pembimbing I
3
Dosen Pembimbing II
2


ILLUSTRATION COMIC WITH THEMED
PREVENTION OF CORRUPTION SINCE EARLY AS
VISUAL COMMUNICATION MEDIA FOR CHILDREN
M. Reizadkha Surya Utama 1
Jazuli A. Munib, S.Sn 2 Arief Iman Santoso, S.Sn 3

ABSTRAK
2012. Introduction to this thesis, entitled Illustration Comic
with Themed Prevention of Corruption Since Early as Visual
Communication Media for Children. The problem studied is
how to design an education-themed picture with the theme of
prevention of corruption from an early age to the children so
it can be properly conveyed. The purpose of this design is to
design a themed pictorial illustration of the story since the
early prevention of corruption as a medium of personal
communication for children with visual images and
illustrations using language easily understood by young
children. Corruption in Indonesia developing systemically.
For many people corruption is no longer a violation of law,

but merely a habit. To give children an understanding of
corruption to the media needed a familiar and easy to reach
one of them is the media picture books. Therefore, the design
was made corruption-themed picture books with interesting
stories and illustrations so that the message in the story can
be conveyed very well to children.

1

DIII student of Visual Communication Design with NIM C9508043
Supervisor I
3
Supervisor II
2

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Korupsi berasal dari kata bahasa Latin corrumpere

yang bermakna

busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, atau menyogok. Secara umum
korupsi adalah perilaku seseorang yang secara tidak wajar dan tidak legal
memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan kekuasaan yang dipercayakan kepada mereka. Di dalam
lingkup keluarga, orang tua memiliki peranan penting dalam menanamkan
pemahaman nilai-nilai anti korupsi kepada anak.
Melatih anak untuk selalu bersikap jujur, adil, serta bertanggung jawab
merupakan dasar dari nilai-nilai anti korupsi. Penyampaian nilai-nilai anti korupsi
kepada anak yang masih kecil berbeda dengan remaja dan orang dewasa yang
sudah lebih mudah menyerap ilmu secara lisan. Anak yang masih kecil harus
diberi pengertian tentang perbuatan yang dapat menumbuhkan bibit korupsi
dengan menggunakan media penunjang selain pengertian secara lisan. Media
penunjang lain tersebut dapat berupa dongeng, film, lagu, ataupun cerita
bergambar.
Cerita bergambar (cergam) adalah suatu bentuk seni yang menggunakan
gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk jalinan cerita. Biasanya, cergam dicetak di atas kertas dan dilengkapi

commit to user

1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
2

dengan teks. Dalam perkembangannya, cergam tidak hanya digunakan sebagai
hiburan. Unsur pendidikan, kritik sosial, politik juga tidak jarang diangkat
menjadi sebuah cerita dalam cergam, namun tetap tidak meninggalkan sisi
hiburan. Dengan menggunakan media cerita bergambar, informasi yang
disampaikan dapat lebih diserap oleh pembaca semua umur.
Cerita bergambar merupakan media yang tepat dalam menyampaikan
informasi kepada anak yang masih kecil. Anak-anak di usia dini belum tertarik
untuk membaca buku yang berisi banyak teks tanpa gambar. Buku cerita
bergambar akan memuaskan keinginan mereka akan visualisasi. Gambar-gambar
dalam buku ini juga akan mempermudah anak dalam menangkap isi cerita.
Penulis memilih media cerita bergambar dalam menyampaikan informasi
tentang nilai-nilai anti korupsi kepada anak karena selain terjangkau untuk semua
kalangan, cerita bergambar lebih dapat melatih imajinasi anak dalam memahami
isi sebuah cerita. Dengan mengetahui isi dari cerita yang ada, maka makna /
informasi yang disampaikan dapat tertangkap dengan baik oleh anak.
Penulis yang bergaya kartun (non realis) dalam menggambar, mengangkat
cerita bergambar bertema edukasi untuk menyampaikan nilai-nilai anti korupsi
kepada anak. Dengan target pembaca adalah anak kecil usia lima sampai sembilan
tahun. Memakai bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis menyusun tugas akhir
dengan judul : “Ilustrasi Cer ita Ber gambar Ber tema Pencegahan Kor upsi
Sejak Dini Sebagai Media Komunikasi Visual Untuk Anak”

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
3

B. Rumusan Masalah
Kendala yang dialami penulis dalam membuat cergam edukasi dengan
tema pencegahan korupsi sejak dini adalah :
1.

Bagaimana merancang ilustrasi cerita bergambar bertema pencegahan korupsi
sejak dini sebagai media komunkasi visual untuk anak?

2.

Bagaimana menentukan media promosi yang tepat untuk cerita bergambar
bertema pencegahan korupsi sejak dini kepada orang tua dan masyarakat
luas?

C. Tujuan Penulisan / Per encanaan
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan cerita bergambar bertemakan
pencegahan korupsi sejak dini ini adalah :
1.

Merancang ilutrasi cerita bergambar bertema pencegahan korupsi sejak dini
sebagai media komunkasi visual untuk anak dengan menggunakan ilustrasi
gambar dan bahasa yang mudah dipahami oleh anak kecil.

2.

Merancang media promosi yang kreatif untuk cerita bergambar bertema
pencegahan korupsi sejak dini agar dapat menarik minat dari konsumen tidak
langsung yaitu orang tua dan masyarakat luas.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II
IDENTIF IKASI DATA

A. Data Produk
1.

Kor upsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin corruption dari kata kerja corrumpere yang

bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, atau menyogok. Secara
harfiah, korupsi adalah perilaku seseorang yang secara tidak wajar dan tidak legal
memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan kekuasaan yang dipercayakan kepada mereka. Korupsi lebih
sering dilakukan oleh pejabat publik dengan menyalahgunakan jabatan yang
dimiliki walaupun dengan tidak menutup kemungkinan dilakukan pula oleh
masyarakat kecil.
a. Jenis – Jenis Korupsi
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar
mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
1) Perbuatan melawan hukum.
Pengetian melawan hukum haruslah ditinjau dari segi formiil
dan materiil yaitu perbuatan yang bertentangan dengan hukum
tertulis termasuk di dalamnya perbuatan yang dilakukan tanpa hak
dan perbuatan tercela atau tidak patut menurut norma kehidupan
masyarakat.

commit to user

4

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
5

2) Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana.
Seseorang dengan jabatan atau kedudukan tertentu akan
memiliki wewenang, kesempatan, dan sarana tertentu yang dapat
digunakan untuk menjalankan tugas dan kewajiban dengan ramburambu tertentu. Apabila rambu-rambu itu dilanggar maka dapat
dikatakan telah terjadi penyalahgunaan wewenang, kesempatan, dan
sarana yang dimiliki jabatannya.
3) Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi.
Memiliki arti penambahan kekayaan seseorang atau suatu
korporasi yang tidak seimbang dengan penghasilan atau sumber
penambahan kekayaan lainnya. Apabila seseorang tidak dapat
membuktikan kekayaannya yang tidak seimbang tersebut, maka
telah dianggap melakukan tindak pidana korupsi.
4) Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Adanya tindak pidana korupsi yang telah dirumuskan bukan
dengan timbulnya akibat dapat diartikan bahwa perbuatan korupsi
telah terpenuhi/terbukti apabila perbuatannya cukup berpotensi
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara selain unsure
melawan hukum dan memperkaya juga terpenuhi. Jadi, tidak
diharuskan negara mengalami kerugian nyata atas perbuatan
tersebut.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
6

b. Kasus Korupsi di Indonesia
Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik. Bagi banyak
orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum,
melainkan

sekedar

suatu

kebiasaan.

Dalam

seluruh

penelitian

perbandingan korupsi antar negara, Indonesia selalu menempati posisi
paling rendah.
Pada Era Reformasi saat ini, hampir seluruh elemen penyelenggara
negara sudah terjangkit virus korupsi yang sangat ganas. Di era
pemerintahan

orde

baru,

korupsi

sudah

membudaya

sekali,

kebenarannya tidak terbantahkan. Orde baru yang bertujuan meluruskan
dan melakukan koreksi total terhadap orde lama serta melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen, namun yang
terjadi justru orde Baru lama-lama rnenjadi orde lama juga dan Pancasila
maupun UUD 1945 belum pernah diamalkan secara murni, kecuali
secara konkesuen alias kelamaan.
Kemudian, Presiden BJ Habibie pernah mengeluarkan UU Nomor
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas
dari KKN berikut pembentukan berbagai komisi atau badan baru seperti
KPKPN, KPPU atau lembaga Ombudsman, Presiden berikutnya,
Abdurrahman Wahid membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (TGPTPK).
Badan ini dibentuk dengan Keppres di masa Jaksa Agung Marzuki
Darusman dan dipimpin Hakim Agung Andi Andojo, namun di tengah

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
7

semangat menggebu-gebu untuk rnemberantas korupsi dari anggota tim,
melalui suatu review Mahkamah Agung, TGPTPK akhirnya dibubarkan.
Sejak

itu,

Indonesia

mengalami

kemunduran

dalam

upaya.

pemberantasan KKN.
Di samping membubarkan TGPTPK, Gus Dur juga dianggap
sebagian masyarakat tidak bisa menunjukkan kepemimpinan yang dapat
mendukung upaya pemberantasan korupsi. Kegemaran beliau melakukan
pertemuan-pertemuan di luar agenda kepresidenan bahkan di tempattempat yang tidak pantas dalam kapasitasnya sebagai presiden,
melahirkan kecurigaan masyarakat bahwa Gus Dur sedang melakukan
proses tawar-menawar tingkat tinggi.
Proses pemeriksaan kasus dugaan korupsi yang melibatkan
konglomerat Sofyan Wanandi dihentikan dengan Surat Perintah
Penghentian Penyidikan (SP3) dari Jaksa Agung Marzuki Darusman.
Akhirnya, Gus Dur didera kasus Buloggate. Gus Dur lengser, Mega pun
menggantikannya melalui apa yang disebut sebagai kompromi politik.
Laksamana Sukardi sebagai Menneg BUMN tak luput dari pembicaraan
di masyarakat karena kebijaksanaannya menjual aset-aset negara.
Di masa pemerintahan Megawati pula kita rnelihat dengan kasat
mata wibawa hukum semakin merosot, di mana yang menonjol adalah
otoritas kekuasaan. Lihat saja betapa mudahnya konglomerat bermasalah
bisa mengecoh aparat hukum dengan alasan berobat ke luar negeri.
Pemberian SP3 untuk Prajogo Pangestu, Marimutu Sinivasan, Sjamsul

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
8

Nursalim, The Nien King, lolosnya Samadikun Hartono dari jeratan
eksekusi putusan MA, pemberian fasilitas MSAA kepada konglomerat
yang utangnya macet, menjadi bukti kuat bahwa elit pemerintahan tidak
serius dalam upaya memberantas korupsi, Masyarakat menilai bahwa
pemerintah masih memberi perlindungan kepada para pengusaha besar
yang nota bene memberi andil bagi kebangkrutan perekonomian
nasional. Pemerintah semakin lama semakin kehilangan wibawa.
Belakangan kasus-kasus korupsi merebak pula di sejumlah DPRD era
Reformasi. Selain itu sekarang sudah sering kita lihat kasus korupsi yang
sangat beraneka macam mulai dari kasus Bank Century hingga kasus
mafia

pajak

yang

tidak

kunjung

jelas

penyelesaiannya.

(swaramuslim.net)
Korupsi yang sudah begitu memasyarakat di Indonesia dikarenakan
berbagai faktor yang secara tidak langsung membuat seseorang
melakukan tindak korupsi. Faktor yang mempengaruhi munculnya
korupsi antara lain lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri
dan jaringan "teman lama", lemahnya ketertiban hukum, lemahnya
profesi hukum, serta lemahnya moral pribadi orang itu sendiri.
(www.ti.or.id)

2.

Cergam
Komik atau comic adalah sebutan internasional untuk cerita yang dituturkan

lewat gambar di atas kertas. Namun beberapa Negara juga punya sebutan sendiri-

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
9

sendiri, misalnya Jepang dengan Manga, Cina dengan Manhua, Korea dengan
Manhwa, dan Indonesia dengan Cergam. Jadi mulai saat ini kita akan
membiasakan diri menyebut karya bergambar masing-masing negara sesuai
sebutan negara asalnya. Bentuk komik atau cergam bisa strip (sebaris panel) yang
dimuat di Koran atau majalah, atau dikompilasi dalam satu buku, bisa sekali
tamat, bisa berjilit-jilit. Pada perkembangannya, muncul istilah gra phic novel
alias novel grafis.
Cergam kerap diindentikkan sebagai buku atau kertas yang diberi gambargambar dan jalinan cerita. Menurut Marcel Borneff istilah cergam mengikuti
istilah cerpen (cerita pendek) yang sudah lebih dulu digunakan, dan konotasinya
menjadi lebih bagus, meski terlepas dari masalah tepat tidaknya dari segi
kebahasaan atau etimologis kata-nya. Tetapi menilik kembali pada kelahiran
komik, maka adanya teks dan gambar secara bersamaan dinilai oleh Francis
Laccasin sebagai sarana pengungkapan yang benar-benar orisinal. Kehadiran teks
bukan lagi suatu keharusan karena ada unsur motion yang bisa dipertimbangkan
sebagai jati diri komik lainnya.
a. Cergam di Indonesia saat ini
Ditandai oleh dimulainya kebebasan informasi lewat internet dan
kemerdekaan

penerbitan,

komikus

mendapat

kesempatan

untuk

mengeksplorasi gayanya masing-masing dengan mengacu kepada
banyak karya luar negeri yang lebih mudah diakses. Selain itu, beberapa
judul komik yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk menembus

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
10

pasar dalam negeri, juga mendapat tempat dengan maraknya penerbit
komik bajakan.
Selain itu beberapa penerbit besar mulai aktif memberikan
kesempatan kepada komikus muda untuk mengubah imej komik
Indonesia yang selama ini terkesan terlalu serius menjadi lebih segar dan
muda.
Ada dua aliran utama yang mendominasi komik modern Indonesia,
yaitu Amerika (lebih dikenal dengan comics) dan Jepang (dengan
stereotype manga).

Komikus
mereferensikan

yang
karya

memilih

style

ini

kebanyakan

memang

mereka

pada

komikus-komikus

Amerika.

Sebagian dari mereka bahkan ada yang bekerja untuk produksi komik
Amerika. Beberapa komikus yang bisa dikatakan beraliran gaya
Amerika antara lain Donny Kurniawan dan Alfa Roby.
Komikus yang menggunakan aliran ini sangat diuntungkan dengan
berkembangnya

komunitas

di

Internet.

Beberapa

situs

seperti

julliedillon.net, howtodrawmanga.com, dan mangauniversity memuat
banyak informasi pembuatan manga. Hal ini juga membuat ciri utama
komikus Indonesia dengan aliran gambar Jepang, yaitu kebanyakan
nama pengarangnya disamarkan dengan nickname masing-masing di
dunia maya. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan sulitnya
mengetahui jumlah tepatnya komikus lokal. Beberapa pengarang komik
yang aktif mengeluarkan karya dengan gaya ini antara lain Anthony Ann

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
11

(nama samaran Sentimental Amethyst), Anzu Hizawa, Is Yuniarto dan
John G.Reinhart. Beberapa Studio Komik juga pernah membuat karyakarya yang berciri aliran Jepang salah satunya adalah Komikers.
Diawali dengan semangat untuk melawan hegemoni komik-komik
dari luar Indonesia, munculah komik-komik independen (lokal).
Mencoba tampil berbeda, membuat gaya gambar lebih variatif dan
eksperimental.

Banyak

komikus-komikus

indie

(independen)

mengandalkan mesin fotokopi untuk penggandaan karya-karya mereka.
Sistem distribusi paling banyak dilakukan di pameran komik, baik
dengan jalan jual-beli atau barter antarkomikus. Tak jarang ada komikus
yang menghalalkan karyanya untuk diperbanyak dan disebarluaskan,
dengan motto 'copyleft' (lawan dari copyright atau hak cipta). Tentunya
tidak untuk tujuan komersil. Beberapa studio komik Independen antara
lain: Daging Tumbuh dan Bengkel Qomik.
Sejalan dengan kemajuan teknologi dan internet, banyak komikus
Indonesia yang mempublikasikan karya-karyanya di internet seperti
melalui blog atau web komik. Contoh website yang menjadi tempat
publikasi di internet adalah komikoo.com situs pertama di Indonesia
yang memberikan kesempatan bagi para anggotanya untuk mengupload
komik mereka, yang kemudian diikuti oleh situs www.ngomik.com
(wikipedia.org)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
12

b. Jenis – Jenis Cerita Bergambar Anak
Berikut adalah jenis-jenis model cerita bergambar dengan
penjabaran sebagai berikut :
1) Baby books
Untuk bayi dan batita (bawah tiga tahun). Kebanyakan
materinya berupa pantun dan nyanyian sederhana (lullabies and
nursery rhymes), permainan dengan jari, atau sekadar ilustrasi

cerita tanpa kata-kata sama sekali (sepenuhnya mengandalkan
ilustrasi serta kreativitas orang tua dan anak untuk berimajinasi).
Panjang cerita dan formatnya beragam, disesuaikan dengan isi
materi. Buku-buku untuk batita biasanya berupa cerita sederhana
berisi kurang dari 300 kata. Ceritanya terkait erat dengan
keseharian anak, atau bermuatan edukatif tentang pengenalan
warna, angka, bentuk, dan lain-lain. Jumlah halaman sekitar 12 dan
banyak yang berbentuk boa rd books (buku yang kertasnya sangat
tebal, seperti karton), pop-ups (buku yang halamannya berbentuk
tiga dimensi), lift-the flaps atau buku-buku khusus (buku-buku
yang dapat bersuara, memiliki format unik atau dengan tekstur
tertentu). Belum ada penerbit Indonesia yang menggarap serius
buku anak genre ini, tetapi dapat dilihat contohnya pada produkproduk yang didistribusikan oleh PT Tiga Raksa.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
13

2) Picture books
Pada umumnya berbentuk buku setebal 32 halaman untuk
anak usia 4 – 8 tahun. Naskahnya bisa mencapai 1.500 kata, namun
rata-rata 1.000 kata saja. Plotnya masih sederhana, dengan satu
karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat perhatian dan
menjadi alat penyentuh emosi dan pola pikir anak. Ilustrasi
memainkan

peran

yang

sama

besar

dengan

teks

dalam

penyampaian cerita. Buku anak pada genre ini bisa menggunakan
lebih dari 1.500 kata, biasanya sebagai persiapan bagi pembaca
yang memasuki masa-masa puncak di spektrum usianya. Buku
genre ini sudah membicarakan topik serta menggunakan gaya
penulisan yang luas dan beragam. Cerita nonfiksi dalam format ini
dapat menjangkau sampai usia 10 tahun, dengan tebal sampai 48
halaman, dan berisi hingga 2.000 kata dalam teksnya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
14

3) Early picture books
Sebentuk dengan

picture

books,

namun dilengkapi

sedemikian rupa untuk usia-usia akhir di batas 4 hingga 8 tahun.
Ceritanya sederhana dan berisi kurang dari 1.000 kata. Banyak
buku genre ini yang dicetak ulang dalam format boa rd book untuk
melebarkan

jangkauan

pembacanya. The

Very

Hungry

Caterpilla r (Philomel Publishing ) karya Eric Ca rle salah satu

contohnya. Ea sy readers juga dikenal dengan sebutan ea sy-to-read ,
buku-buku genre ini biasanya untuk anak-anak yang baru mulai
membaca sendiri (usia 6 – 8 tahun). Masih tetap ada ilustrasi
berwarna di setiap halamannya, tapi dengan format yang sedikit
lebih “dewasa”: ukuran trim per halaman bukunya lebih kecil dan
ceritanya dibagi dalam bab- bab pendek. Tebal buku biasanya 32 –
64 halaman dan panjang teksnya beragam antara 200–1.500 kata,
atau paling banyak 2.000 kata. Cerita disampaikan dalam bentuk

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
15

aksi dan percakapan interaktif, menggunakan kalimat-kalimat
sederhana (satu gagasan per kalimat). Biasanya ada 2– 5 kalimat di
tiap halaman. Seri I Can Read yang diterbitkan Ha rper Trophy
merupakan contoh terbaik buku genre ini.
4) Transition books
Kadang disebut juga sebagai “chapter books tahap awal”,
untuk anak usia 6–9 tahun. Merupakan jembatan penghubung
antara genre ea sy rea ders dan chapter books. Gaya penulisannya
persis seperti easy readers, namun lebih panjang (naskah biasanya
sebanyak 30 halaman, dipecah menjadi 2 – 3 halaman per bab),
ukuran trim per halamannya lebih kecil lagi, serta dilengkapi
dengan ilustrasi hitam- putih di beberapa halaman. Seria l The Kids
of the Polk Street School karya Patricia Reilly Giff (Dell Young
Yearling

Publishing)

dan

seri Stepping

Stone

Books yang

diterbitkan Random House masuk dalam kelompok genre ini.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
16

5) Chapter books
Untuk usia 7–10 tahun, terdiri dari naskah setebal 45 – 60
halaman yang dibagi dalam tiga hingga empat halaman per bab.
Kisahnya lebih padat dibanding genre transition books, walaupun
tetap memakai banyak ramuan aksi petualangan. Kalimatkalimatnya mulai sedikit kompleks, tapi paragraf yang dipakai
pendek (rata-rata 2 – 4 kalimat). Tipikal dari genre ini adalah cerita
di akhir setiap bab dibuat menggantung di tengah-tengah sebuah
kejadian agar pembaca penasaran dan terstimulasi untuk terus
membuka bab-bab selanjutnya. Serial Herbie Jones karangan Suzy
Kline (Puffin Publishing) dan Ra mona karya Beverly Cleary

(Morrow Publishing) dikatakan masuk dalam genre buku anak ini.

6) Middle grade
Untuk usia 8–12 tahun, merupakan usia emas anak dalam
membaca. Naskahnya lebih panjang (100–150 halaman), ceritanya

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
17

mulai kompleks (bagian-bagian sub-plot menampilkan banyak
karakter tambahan yang berperan penting dalam jalinan cerita), dan
tema-temanya cukup modern. Anak-anak di usia ini mulai tertarik
dan mengidolakan karakter dalam cerita. Hal ini menjelaskan
keberhasilan beberapa seri petualangan yang terdiri dari 20 atau
lebih buku dengan tokoh yang sama. Kelompok fiksinya beragam
mulai dari fiksi kontemporer, sejarah, hingga science-fiction atau
petualangan fantasi. Sementara yang masuk kelompok nonfiksi
antara lain biografi, iptek, dan topik-topik multi budaya.
7) Young adult
Naskahnya antara 130–200 halaman, genre ini untuk anak
usia 12 tahun ke atas. Plot ceritanya bisa sangat “ruwet” dengan
banyak karakter utama, meskipun tetap ada satu karakter yang
difokuskan. Tema-tema yang diangkat seringnya relevan dengan
kehidupan remaja saat ini. Buku The Outsiders karya S.E. Hinton
menjadi tonggak sejarah buku cerita anak di genre ini yang
menceritakan permasalahan remaja saat itu ketika pertama kali
diterbitkan pada tahun 1967. Kategori new-age (usia 10–14 tahun)
perlu diperhatikan, terutama untuk buku-buku kelompok nonfiksi
remaja. Buku-buku di kelompok ini sedikit lebih pendek dibanding
untuk kelompok usia 12 tahun ke atas, serta topiknya (fiksi dan
nonfiksi) lebih cocok untuk anak-anak yang telah melewati buku
genre middle grade, tetapi belum siap membaca buku-buku fiksi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
18

atau belum mempelajari subjek nonfiksi yang materinya ditujukan
untuk pembaca di kelas sekolah menengah. (cornerstonestudio
.wordpress.com)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
19

B. Target Mar ket dan Audience
Dalam perancangan pembuatan cergam bertema pencegahan korupsi sejak
dini, harus jelas target sasarannya. Karena dengan menetukan target sasaran, maka
cergam dapat lebih jelas dan tepat mengena di pasaran. Target sasaran dibagi
menjadi dua yaitu target market (target primer) dan target audience (target
skunder). Target market cergam bertema pencegahan korupsi sejak dini adalah
anak-anak usia 5 – 9 tahun, sedang target audiencenya adalah para orang tua yang
memiliki anak usia 5 – 9 tahun sebagai media pendamping anak-anaknya.
Khalayak sasaran memilik beberapa unsur yang harus diperhatikan antara lain :
1. Target Market
a. Demografis
1) Jenis Kelamin

: Perempuan dan laki-laki

2) Usia

: 5 – 9 tahun

3) Kelas Sosial

: Kelas ekonomi menengah sampai dengan kelas
ekonomi menengah ke atas

b. Geografis

: Wilayah Kota Surakarta dan sekitarnya (Boyolali,
Klaten, Sragen, Karanganyar, Wonogiri)

c. Psikografis
1) Rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal-hal baru
2) Anak-anak yang menyukai buku cerita bergambar.
3) Cerdas dan kreatif

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
20

2. Target Audience
a. Demografis
1) Jenis Kelamin

: Perempuan dan laki-laki

2) Usia

: 25 - 60 tahun

3) Kelas Sosial

: Kelas ekonomi menengah sampai dengan kelas
ekonomi menengah ke atas

b. Geografis

: Wilayah Kota Surakarta dan sekitarnya (Boyolali,
Klaten, Sragen, Karanganyar, Wonogiri)

c. Psikografis
1) Kritis dan perhatian pada perkembangan anak.
2) Memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
21

C. Komparasi
Komparasi produk dalam hal ini cerita bergambar yang memiliki kesamaan
yang sama, baik secara visual, cerita maupun pendistribusian. Adapun cergam
sejenis yang dapat dijadikan sebagai perbandingan yaitu :
1. Pembur u Koruptor (Pajak Bukan Palak)

Sebuah komik anti korupsi yang menampilkan tokoh remaja Tara, Imel
dan Tifa, (yang menamakan diri "pemburu koruptor") menggulung kawanan
tindak kolusi dan korupsi para oknum dikantor Pajak. Korupsi berawal dari
kekuasaan. Kekuasaan tanpa suara hati, dan ketika suara hati diabaikan
kekacauan terjadi. Ayah Tara Yang bekerja dikantor pajak menjadi terkucil
diantara temen-temannya yang korup. Akibatnya Ayah tertekan, dan Tara
ingin meluruskan ketidak adilan Tara dibantu oleh Imel (yang cantik dan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
22

pemberani), dan Tifa (yang jenius). Cukup sudah para koruptor beraksi dan
bersembunyi, kini saatnya mereka diburu.
Tema Cergam

: Memberantas Perilaku Korupsi

Format Cergam

: Komik Buku

Gaya Gambar

: Realis

Visualisasi

: Cover full colour dan halaman hitam putih

Pengarang

: Komisi Pemberantasan Korupsi

Penerbit

: Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006

Buku cerita bergambar ini mempunyai alur yang teratur dan mudah
dipahami oleh para pembaca bahkan anak kecil. Memiliki pesan untuk
memberantas korupsi yang ada disekitar kita. Namun, terdapat beberapa istilah
yang masih tidak dipahami anak kecil yang tidak dijelaskan. Serta banyaknya
teks juga membuat spa ce untuk gambar menjadi berkurang.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
23

2. Petualangan Dombi J alan-jalan ke Gunung

Petualangan Dombi, Shepi, dan Gembala kali ini adalah jalan-jalan ke
gunung mengunjungi paman Gembala. Dombi dan shepi sangat senang karena
belum pernah pergi ke gunung. Namun, sesampainya di gunung mereka
bertemu dengan gadis kecil yang adiknya baru saja diculik monster. Monster
itu bernama Yeti dan dikenal sering menculik anak kecil. Dombi, Shepi, dan
Gembala sepakat untuk menolong gadis itu.
Tema Cergam

: Petualangan

Format Cergam

: Komik Buku

Gaya Gambar

: Kartun

Visualisasi

: Cover dan halaman full colour

Pengarang

: Ricky Gunawan

Penerbit

: CV. Andy Offset

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
24

Buku cerita bergambar ini mempunyai alur yang teratur dan mudah
dipahami anak kecil. Gambar yang menarik dan halaman berwarna dapat
menarik minat pembaca anak-anak. Namun terkadang ada gambar yang tidak
sesuai dengan cerita dalam narasinya. Sudut pandang yang tidak lazim kadang
membuat bingung pembaca yang masih anak-anak.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III
KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Kar ya
Perancangan dalam sebuah cerita bergambar sangat perlu menentukan konsep
sebagai dasar acuan berkarya sehingga sistematis. Konsep karya tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan Tema
Tema yang diangkat penulis dalam cergam pencegahan korupsi sejak dini
adalah tema edukasi untuk anak-anak yang ceritanya mengenai sifat-sifat anak
yang kelak dapat menumbuhkan bibit korupsi sehingga harus diantisipasi
sejak dini. Selain dapat menjadi pelajaran juga berfungsi sebagai bacaan yang
menghibur.
2. Menentukan Judul Cerita Bergambar
Dalam perancangan cergam pencegahan korupsi sejak dini harus memiliki
judul cergam yang jelas agar dapat lebih mudah dikenal masyarakat. Penulis
mengambil judul “Boru, Si Anak Korup”. Boru adalah tokoh utama dalam
cerita bergambar ini. Alasan pengambilan nama Boru karena disesuaikan
dengan kata korup, sehingga rimanya dapat lebih enak terdengar di telinga.
3. Menentukan Gaya Gambar Ilustrasi
Gaya ilustrasi muncul sebagai produk tambahan dari seorang komikus
sekaligus sebagai identitas komikus dalam karyanya. Sedangkan gaya ilustrasi
yang penulis angkat adalah gaya ilustrasi kartun jepang (manga ) dengan

commit to user

25

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
26

spesifikasi karakter yang imut dan lucu (chibi). Alasan pemilihan gaya ini
karena target dalam cergam ini adalah anak-anak yang lebih menyukai
karakter yang lucu dan menggemaskan.
4. Menentukan Ide Cerita
Menentukan ide cerita adalah tahapan awal dalam perancangan komik. Ide
yang didapat oleh penulis terinspirasi dari berita sehari-hari yang ada di sekitar
kita dimana berita korupsi sudah menjadi hal yang biasa. Oleh karena itu
pencegahan korupsi sejak dini benar-benar perlu dilakukan.
Beberapa perilaku menyimpang yang kadang dilakukan oleh anak-anak
yang dianggap biasa jika dibiarkan berlanjut terus-menerus akan dapat
menimbulkan bibit korupsi di kemudian hari. Tidak hanya dalam korupsi
uang, namun juga korupsi waktu dan korupsi ilmu. Perilaku menyimpang
tersebut yang penulis angkat sebagai ide cerita dalam cergam pencegahan
korupsi sejak dini ini.
5. Menentukan Storyline
Cerita bergambar ini akan dibagi dalam tiga judul atau chapter dengan
menggunakan cerita yang berbeda tiap chapter nya, hal ini diharapkan supaya
anak-anak tidak cepat merasa bosan dalam membaca cerita bergambar.
Halaman 1 : Judul Cerita Pertama “Mengutil”
Halaman 2 : Boru diberi uang untuk membeli beras di warung.
Halaman 3 : Boru menuju warung yang agak jauh dari rumah.
Halaman 4 : Boru sampai di warung dan membeli beras.
Halaman 5 : Penjual memberikan uang kembalian pada Boru.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
27

Halaman 6 : Boru kepanasan saat pulang.
Halaman 7 : Boru membeli es krim dengan uang kembalian.
Halaman 8 : Boru makan eskrim di taman.
Halaman 9 : Boru menyerahkan beras pada ibu tanpa uang kembalian.
Halaman 10 : Boru sakit perut dan ibu memberi obat.
Halaman 11 : Boru minta maaf karena tidak jujur memakai uang
kembalian untuk jajan sehingga sakit perut.
Halaman 12 : Kesimpulan Cerita Pertama
Halaman 13 : Judul Cerita Kedua “Jam Karet”
Halaman 14 : Sepulang sekolah Boru beristirahat di kamar sambil
tiduran.
Halaman 15 : Boru malas pergi les dan berniat datang terlambat.
Halaman 16 : Boru berangkat ke tempat les tanpa merasa bersalah
padahal sudah terlambat.
Halaman 17 : Boru tidak mendengarkan penjelasan les malah
membaca komik.
Halaman 18 : Bel tanda selesai les berbunyi, Boru merasa gembira.
Halaman 19 : Boru kembali berangkat terlambat keesokan harinya.
Halaman 20 : Boru terkejut ketika ada ujian mendadak.
Halaman 21 : Boru cemas karena tidak ada tambahan waktu dan tidak
dapat mengerjakan ujian tersebut.
Halaman 22 : Boru mendapat nilai yang buruk dan dimarahi Ibu.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
28

Halaman 23 : Boru menyesal telah sengaja terlambat dan minta maaf
pada Ibu.
Halaman 24 : Kesimpulan Cerita Kedua
Halaman 25 : Judul Cerita Ketiga “Mencontek”
Halaman 26 : Boru keluar halaman sekolah dengan tergesa-gesa.
Halaman 27 : Boru bermain di rental playstation dekat sekolah.
Halaman 28 : Boru malas belajar karena terlalu banyak bermain dan
berpikir untuk membuat contekan.
Halaman 29 : Boru ketiduran saat membuat contekan karena terlalu
kelelahan.
Halaman 30 : Boru bangun kesiangan.
Halaman 31 : Boru bersiap ke sekolah dengan tergesa-gesa.
Halaman 32 : Boru mengayuh sepeda dengan cepat agar tidak
terlambat.
Halaman 33 : Boru mengerjakan ulangan dengan cemas.
Halaman 34 : Boru membuka buku pelajaran yang ada di dalam laci.
Halaman 35 : Boru kaget ketika Bu Guru menghampirinya.
Halaman 36 : Bu Guru mengambil Buku pelajaran yang ada di laci
Boru.
Halaman 37 : Boru dimarahi Bu Guru karena sudah mencontek.
Halaman 38 : Kesimpulan Cerita Ketiga.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
29

B. Konsep Perancangan
Dalam cergam “Boru, Si Anak Korup” ini cara pengerjaan gambar dari awal
hingga akhir adalah sebagai berikut :
1. Sketsa Kasar
Proses pembuatan cergam yakni dimulai dengan membuat sketsa kasar
sesuai storyline yang telah ditentukan sebelumnya. Alat yang dibutuhkan
untuk sketsa yakni pensil mekanik ataupun pensil kayu. Biasanya para
cergamis menggambar di atas kertas dengan ukuran minimal dua kali lebih
besar dari hasil jadi cergamnya.

Hal tersebut dimaksudkan untuk

menambahkan detail pada gambar. Selain itu, sketsa dibutuhkan untuk
menciptakan karakter dari anatomi tubuhnya hingga pakaian yang dikenakan
yang menjadi ciri khas karakter tersebut.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
30

2. Penintaan
Penintaan adalah proses untuk menghaluskan gambar sketsa dengan cara
menjiplak atau istilah lainnya tracing yang disempurnakan dengan tinta agar
menjadi gambar yang gelap terangnya lebih jelas.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
31

3. Pewarnaan
Proses pewarnaan cergam dapat dilakukan dengan cara manual maupun
digital. Namun penulis lebih memilih dengan cara digital atau menggunakan
komputer dengan bantuan software seperti Adobe Photoshop atau Corel Draw
karena dianggap lebih mudah dan efektif. Di setiap proses pewarnaan perlu
dilakukan pertimbangan untuk produk, acara dan alasan mengapa penggunaan
warna tersebut dipilih. Hal tersebut berkenaan dengan beberapa artian makna
yang terkandung di dalam setiap ragam warna yang akan dipakai dalam
ilustrasi karena mampu menjelaskan ide yang ada pada setiap rancangan
cergam.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
32

4. Lettering
Lettering merupakan proses pembubuhan teks pada sebuah ilustrasi yang
berfungsi sebagai keterangan tentang keadaan yang digambarkan dalam
ilustrasi. Teks dapat berupa narasi maupun perkataan yang diucapkan oleh
tokoh yang ada dalam ilustrasi sehingga lebih memberikan informasi kepada
pembaca dalam memahami cerita dalam sebuah cergam. Penempatan teks
disesuaikan dengan ruang kosong yang ada di dalam ilustrasi sehingga tidak
menggangu ilustrasi yang ada.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
33

C. Teknik Pelaksanaan
Setelah menetukan konsep perancangan maka pelaksanaan pembuatan cergam
Boru Si Anak Korup dengan teknik perancangan sebagai berikut :
1. Desain Logo Judul

Logo merupakan suatu lambang atau tanda dari sebuah produk yang
berupa tulisan, gambar, maupun kombinasi antara tulisan dan gambar. Dalam
logo cerita bergambar Boru, Si Anak Korup penulis menggunakan kombinasi
gmabar karakter Boru dan typografi Boru dengan huruf Baby Kruffy serta
typografi Si Anak korup dengan huruf Arial Rounded MT Bold. Gambar
karakter merupakan identitas yang dapat memberikan informasi tentang tokoh
dalam buku cerita bergamabar Boru, Si Anak korup. Sedangkan Baby Kruffy
yang memiliki karakter ceria dan penulis sesuaikan porsinya sehingga dapat
menjadi logo yang menarik. Font Arial MT Rounded mempunyai sifat simple
penulis letakkan di bawah kata Boru yang berfungsi sebagai penegasan
tentang sifat Boru.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
34

a. Font (Huruf)
Huruf yang dipakai untuk judul cergam “Boru Si Anak Korup”
adalah Baby Kruffy. Alasan penulis memakai huruf tersebut karena huruf
Baby Kruffy sudah memiliki karakteristik lucu dan simple yang sesuai
anak-anak. Berikut adalah contoh font Baby Kruffy :

Selain itu, sebagai subtitle nya memakai huruf Arial Rounded MT
Bold yang memiliki karakter luwes dan berkembang dimana cocok sebagai
pendukung dari font Baby Kruffy. Berikut adalah contoh font Arial
Rounded MT Bold :

b. Warna
Pemilihan warna disesuaikan dengan tema cerita bergambar “Boru
Si Anak Korup” yakni warna biru dan orange. Alasan pemilihan warna
biru karena memiliki arti keadilan sehingga mewakili tema cergam yaitu
korupsi. Sedangkan warna orange adalah warna yang cocok dengan anak
karena memiliki makna kreativitas dan keunikan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
35

Berikut beberapa artian warna yang diwakilinya dari sisi positif
yang diperoleh dalam buku “Mean of Colour” :
1) Blue (Biru)

Warna biru melambangkan knowledge (ilmu pengetahuan), peace
(kedamaian), dan justice (keadilan).
2) Orange (Oranye)

Warna oranye melambangkan unique (unik), creativity (kreativitas),
dan energy (tenaga).
3) Black (Hitam)

Warna

hitam

melambangkan

power

(kewibawaan), dan elegance (keanggunan).

commit to user

(kekuatan),

authority

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
36

c. GSM (Graphic Standa rd Manual ) logo Boru Si Anak Korup
1) Logo Boru Si Anak Korup

2) Grid

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
37

3) Typografi

Font : Baby Kruffy

Font : Arial Rounded MT Bold

4) Konfigurasi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
38

5) Warna

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
39

6) Skala

100%

75%

50%

25%

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
40

2. Desain Karakter
a. Boru sebagai Tokoh Utama

1) Umur

: 8 tahun

2) Profesi

: Siswa kelas 3 SD

3) Sifat

: pemalas, jahil, dan suka berbohong

4) Tinggi

: 110 cm

5) Berat

: 25 kg

6) Warna Kulit

: Sawo Matang

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
41

Konsep Karakter :
Nama Boru merupakan sebuah singkatatn dari kata bocah korup.
Pengambilan nama tersebut dilakukan supaya pembaca mudah dalam
mengingat sifat karakter Boru.
Karakter Boru dibuat dengan postur badan yang gemuk karena tokoh
Boru memiliki sifat suka makan atau jajan seperti kebanyakan anak pada
umurnya. Gaya rambut dibuat berjambul agar mencerminkan gaya anak gaul
serta nakal, mengingat Boru adalah tokoh utama yang mempunyai sifat nakal.
Penulis membuat wajah Boru dengan alis mata yang tebal dan pandangan
mata yang tajam memberi kesan suka berbuat curang dan mengesalkan.
Sehingga pembaca anak-anak diharapkan tidak meniru perilaku-perilaku Boru
yang ada dalam cerita bergambar karena Boru sudah terkesan sebagai anak
yang mengesalkan. Sedangkan hidung yang dibuat bulat dapat diartikan
sebagai sifat yang kurang fokus dalam pekerjaan seperti yang tertulis pada
buku You Can Read A Fa ce Like A Book karangan Naomi Tickle.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
42

b. Bu Ayu sebagai Ibu Boru

1) Umur

: 30 tahun

2) Profesi

: Ibu rumah tangga

3) Sifat

: penyayang dan pemaaf

4) Tinggi

: 165 cm

5) Berat

: 42 kg

6) Warna Kulit

: kuning langsat

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
43

Konsep Karakter :
Karakter Ibu Boru dibuat dengan postur ramping untuk memberi kesan
kalem dan elegan kepada pembaca. Bentuk wajah yang cenderung oval serta
ditambah dengan rambut lurus sedikit bergelombang dan alis yang tipis dengan
mata bulat besar agar memberikan kesan cantik serta feminim, karena penulis
menginginkan tokoh ibu berkarakter lembut, penyayang, dan ramah agar para
pembaca anak-anak melihat sosok ibu sebagai orang yang sangat menyenangkan
dan baik hati. Tokoh ibu juga digambarkan selalu memakai pakaian yang
sederhana berupa baju terusan panjang yang longgar dan berwarna cerah tanpa
banyak aksesoris. Hal ini penulis maksudkan agar karakter ibu rumah tangga
begitu melekat dengan tokoh Ibu Boru, karena seorang ibu rumah tangga identik
dengan penampilan yang sederhana. Warna cerah yang selalu dipakai bermakna
riang dan ceria, sehingga diharapkan dapat member energi positif pada pembaca
anak-anak.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
44

c. Ibu Guru

1) Umur

: 28 tahun

2) Profesi

: guru SD dan guru les

3) Sifat

: pemaaf, penuh perhatian, dan kritis

4) Tinggi

: 160 cm

5) Berat

: 45 kg

6) Warna Kulit

: kuning langsat

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
45

Konsep Karakter :
Karakter Ibu Guru dibuat dengan postur sedang untuk menunjukkan kesan
kalem. Dengan potongan rambut yang pendek serta bentuk kepala yang bulat,
tokoh Ibu Guru diharapkan memberikan kesan lucu dan bersemangat. Karena
anak-anak pada usia awal sekolah biasanya takut terhadap guru mereka, Rambut
yang pendek juga dimaksudkan agar tidak sama seperti tokoh Ibu, sehingga
karakter lebih bervariatif. Pemberian kacamata didasarkan agar memberikan kesan
pandai karena sangat sesuai dengan karakter seorang guru yang tentunya harus
pandai dalam mengajar murid-muridnya. Baju yang dikenakan oleh tokoh Bu
Guru adalah seragam guru pada umumnya yaitu setelan kemeja dan rok, sehingga
kesan karakter guru bias langsung ditangkap oleh padara pembaca anak-anak.
Menurut Naomi Tickle dalam bukunya You Can Read A Face Like A
Book, potongan rambut pendek serta bulat memberi kesan muda dan bersemangat

pada karakter Ibu Guru. Mata bulat menunjukkan sifat ramah dan penuh
perhatian. Hidung yang melengkung menunjukkan kreativitas. Memakai kacamata
memberi kesan intelektual.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
46

D. Detail Teknis Kar ya
1. Desain Cover Cergam
a. Ukuran cergam adalah 22 x 19 cm
b. Typography yang digunakan adalah font Baby Kruffy dan Arial Rounded
MT Bold
c. Format cover dengan posisi landscape dan full color
d. Ilustrasi kartun karakter Boru.
e. Teknik visualisasi dengan menggunakan teknik manual yang dikerjakan
dengan sketsa pensil kemudian di tinta, dan finishing dilakukan dengan
digital menggunakan program Adobe Photoshop X5 dan Corel Draw CS 5 .
f. Realisasi dicetak dengan menggunakan separasi full color
g. Bahan cover dan back cover menggunakan kertas Ivory 260 gr dengan
laminasi glossy.

2. Perancangan Visual Halaman Cergam
a. Jumlah halaman
1) Satu (1) Cover depan
2) Satu (1) halaman Cover dan penyunting
3) Satu (1) halaman daftar isi
4) Satu (1) halaman pengenalan tokoh
5) Satu (1) halaman untuk prolog
6) Tiga (3) halaman judul tiap chapter
7) Tiga puluh dua (32) halaman isi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
47

8) Tiga (3) halaman epilog masing-masing chapter
9) Satu (1) Cover belakang (sinopsis)
b. Format halaman landscape atau horizontal
c. Ukura