EFEKTIFITAS GEL KLORIN DIOKSIDA DAN GEL KLORHEKSIDIN TERHADAP KONDISI JARINGAN PERIODONTAL PADA PASIEN PERIODONTITIS KRONIS.

EFEKTIFITAS GEL KLORIN DIOKSIDA TERHADAP KONDISI JARINGAN
PERIODONTAL PADA PASIEN PERIODONTITIS KRONIS

Oleh:
Faldy Fabianto
1605 2109 0001

Pembimbing:
1. Ira Komara, drg., Sp.Perio
2. Ina Hendiani, drg., Sp. Perio

Bahan kimia anti mikroba penunjang perawatan
periodontal.
Gel dapat diaplikasikan secara intrasulkular  subgingiva
dan perlekatan gel dengan jaringan periodontal  bereaksi
lebih lama.

Klorin dioksida (ClO2)  O2  indikasi sebagai
antiseptik luka, mempercepat penyembuhan jaringan,
halitosis, gingivitis, dan periodontitis.
1-3, 11-13, 16


LBP

LBP

Penulis
tertarik

Meneliti efektifitas gel ClO2 
penurunan PPD, BOP, CAL pada
pasien periodontitis kronis (PK).

Identifikasi Masalah
Bagaimana efektifitas gel ClO2 terhadap penurunan
• PPD
• BOP
• CAL
Pada pasien PK.

Tujuan Penelitian

• untuk memberikan informasi  mengenai efektifitas gel
ClO2  sebagai penunjang perawatan periodontal pada
pasien PK.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
1) menambah informasi  aplikasi gel ClO2 dalam upaya membantu
proses penyembuhan pada pasien PK.
2) memberikan informasi data ilmiah untuk penelitian dan wawasan
alternatif terapi PK.

Kajian Pustaka
• Bahan kemoterapeutik (chemotherapeutic agent): zat kimia  untuk

terapi klinis.

• Penggunaannya  perawatan periodontal bertujuan untuk: 6
1) Sebagai bahan penunjang (adjunctive agent) untuk membunuh bakteri

aerob dan anaerob di daerah supra/subgingiva.

2) Membantu proses penyembuhan infeksi dan inflamasi pada jaringan
periodontal.

Indikasi





perawatan pendahuluan
Premedikasi
Kontrol plak
Terapi penunjang perawatan poket
periodontal

Kontraindikasi
• Kurang efektif & sulit diberikan secara
lokal
• Ibu Hamil & menyusui
• Alergi & Hipersensitif


Penggunaan Bahan Kemoterapeutik

SUBGINGIVA






Efektif  bakteri periodontal.
Mencapai daerah infeksi dgn konsentrasi yg optimal dlm waktu yg cepat.
Tidak perlu digunakan ketika perawatan konvensional efektif.
Efisiensi harus lebih baik daripada efek sampingnya.
Fungsi: Antibiotik, anti mikroba, antiseptik, analgesik.

Periodontitis Kronis (PK)
• Perluasan inflamasi gusi  menyebar ke jaringan pendukung gigi 
inflamasi gusi, pembentukan poket periodontal, kerusakan ligamen
periodontal dan tulang alveolar.


Patogenesis PK
Akumulasi bakteri di sulkus gusi  Inflamasi gusi  integritas epitel perlekatan

rusak & berproliferasi ke jar. Ikat  serabut dentogingiva & puncak tl. Alv rusak

 EP migrasi ke apikal  poket periodontal  jar. Ikat edema, dilatasi pemb

darah, trombosis  inflamasi menyebar ke puncak tl. Alv  resorbsi tl (prox,

lateral) + supurasi mobiliti gigi.

Gambaran Klinis PK

Gambar: Periodontitis Kronis sedang 6

Perawatan PK Fase 1
1)
2)
3)

4)
5)
6)
7)

Eliminasi plak&kalkulus secara sempurna (Supra/subgingiva)
Perbaikan restorasi & alat prostetik yg melukai jaringan periodontal
Restorasi karies
Pergerakan gigi secara ortodontik
Perawatan daerah dengan impaksi makanan (food impaction)
Perawatan trauma karena oklusi
Ekstraksi gigi yang tidak memiliki harapan

Proses Penyembuhan PK
• Reevaluasi (4 minggu setelah SRP) OS dapat menjaga OH 
pembentukan epitelium junctional yang panjang(1-2minggu). 
penurunan populasi sel inflamasi yang bertahap, aliran cairan krevikular
gingiva & perbaikan jaringan konektif  penurunan tanda-tanda klinis
inflamasi


Terapi O2 dalam Perawatan Periodontal
 Terapi O2  menghasilkan/melepaskan O2. Proses oksidasi  efek
bakterisid. 20
 Terapi O2  ClO2.
• Senyawa kimia stabil,
• larut dalam air,
• berwarna bening kekuningan
• memiliki pH rendah  bahan oksidasi kuat
• FDA: ClO2  bahan anti mikroba, non-staining gigi dan lidah.
• tidak berbahaya terhadap sel manusia
21-25

Mekanisme Kerja ClO2 terhadap PK
• Bakteri anaerob  Volatile sulfur compounds (VSCs)  mengubah barier

epitel  toksin bakteri masuk ke dalam ep & jar.

• ClO2O2degradasi VSCsmemutuskan ikatan S (Reaksi redoks)

• ClO2Penetrasi pd sel bakterias. Amino vital pada sitoplasma bakteri


bakteri mati.

Kerangka Pemikiran
• Bakteri Gram (-) anaerobVSCs + O2 poket periodontal.
• Reaksi VSCs  perubahan integritas jar. , permeabialitas dinding sel
epitel   toksin bakteri melewati epitel barier  kerusakan jar
gingivitis & periodontitis
• ClO2 secara langsung mengoksidasi VSCs mengubah suasana poket
periodontal O2   bakteri anaerob mati

38, 39, 48

Kerangka Pemikiran

• Penilaian efektifitas gel ClO2  kondisi jaringan periodontal  parameter
klinis  dibandingkan dg gel klorheksidin (CHX)

BOP
PPD


CAL
Sblm & Stlh
aplikasi gel

Hipotesis





Terdapat perbedaan efektifitas gel ClO2 dengan gel CHX terhadap
penurunan
PPD
BOP
CAL

Metodelogi Penelitian

Jenis


• Eksperimental semu

Subyek

• Purposive sampling
• Kriteria

Variabel

• Bebas
• Terikat

Definisi Operasional
1)
2)
3)





Gel ClO2  Oxyfresh® gel.
Gel CHX  Cervitec® gel.
Kondisi Jaringan Periodontal:
Poket Periodontal: jarak antara puncak gusi ke dasar poket dengan menggunakan probe
periodontal.
Perdarahan saat probing: perdarahan  mengukur kedalaman poket  memasukkan
probe ke dalam sulkus gusi.
Kehilangan perlekatan epitel: jarak antara CEJ ke dasar poket periodontal.

Alat & Bahan Penelitian

Alur Penelitian
Subyek Penelitian (n=32)
(Hari ke-0)

1. PPD, BOP, CAL.
2. Melakukan SRP
3. Aplikasi gel
Kel. ClO2
n = 16

Kel. CHX
n = 16

(Hari ke-30)
PPD, BOP, CAL
Pengumpulan Data
dan Analisis

Simpulan

PENGOLAHAN DATA & ANALISIS STATISTIK
• uji statistik t student

LOKASI & WAKTU PENELITIAN
• Bag. Periodontik RSGM FKG UNPAD
• Maret – April 2012

HASIL PENELITIAN
• 32 subyek penelitian.
• Dibagi dlm 2 kelompok
(@ 16 orang):
1. ClO2
2. CHX

Tabel 4.1.: KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN
Kelompok
ClO2
(n=16)

CHX
(n=16)

39

33

13,3

12,5

19 – 67

18 – 59

Laki-laki

9 (56,25%)

10 (62,5%)

Perempuan

7 (43,75%)

6 (37,5%)

Usia (tahun)
Rata-rata
Simpangan baku

Rentang
Jenis Kelamin

Tabel 4.2. Nilai Rata-rata PPD, BOP, CAL Sebelum dan Setelah Aplikasi Gel ClO2 dan Gel
CHX
Jenis
Pengukura
n

H=0

H=30

Selisih

p-value

H=0

H=30

Selisih

p-value

PPD

4,680

2,958

1,721*

3,672E-11

4,425

3,232

1,193*

1,261E-10

BOP

1,542

0,190

1,352*

1,318E-08

1,388

0,323

1,065*

6,48E-08

CAL

3,944

2,792

1,152*

6,676E-07

4,052

2,953

1,099*

9,164E-10

ClO2

CHX

Keterangan *= terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara pengukuran awal (h=0)
dan pengukuran akhir (h=30) dengan p-value < 0,05.

Tabel 4.3. Perbandingan Efektifitas Gel ClO2 dg Gel CHX terhadap PPD,
BOP, CAL.

Jenis Pengukuran

ClO2

CHX

p-value

PPD

1,721*

1,193

0,000186507

BOP

1,352

1,065

0,0810155

CAL

1,152

1,099

0,7379665

Keterangan : *= terdapat perbedaan nilai selisih rata-rata yg signifikan secara statistik
dengan p-value < 0,05.

PEMBAHASAN
• Penggunaan gel ClO2 secara intrasulkular dapat menurunkan PPD, BOP
& CAL signifikan secara statistik

• Splinder dan Splinder 24 (1998) pasta ClO2 vs regimen fenol : PI & BOP
• Chapek dkk. (1995)& David & Alissa (2011): pasta gigi & obat kumur
ClO2: PPD & BOP

Pembahasan
• Taiyeb-Ali, dkk. (2004) Oxygene Gel® (ClO2):PPD,CAL & BOPstlh 8
minggu.
 Gel ClO2  perawatan PK dg PPD ≥6 mm
 O2 yg dihasilkan ClO2 mempertahankan jumlah O2 di dalam saliva &
sulkus gusi maka bakteri anaerob tidak dapat hidup.

Menyimpulkan

• ClO2  Menghambat pertumbuhan bakteri anaerob & mencegah
pembentukan poket periodontal.

Pembahasan
• Pada penelitian ini  SRP pada subyek penelitian  aplikasi
gel intrasulkular.
• gel dapat mencapai konsentrasi terbesarnya saat diletakkan
di poket periodontal, shg mampu melakukan penetrasi thdp
bakteri yang terdapat di dalam poket periodontal secara
langsung. 46-47

Pembahasan
• ClO2 vs CHX
penurunan PPD  ClO2 mengandung O2 shg mampu
mengeliminasi bakteri anaerob di dalam poket periodontal
yang berperan sbg faktor inisial dlm pembentukan poket
periodontal

Pembahasan
Jumlah Subyek berdasarkan tingkat Keparahan PK

Tingkat Keparahan

ClO2

CHX

PK Ringan

1

1

PK Sedang

11

9

PK Parah

4

6

Berdasarkan hasil uji statistik  aplikasi gel ClO2 maupun gel CHX
memiliki efektifitas yang sama baiknya untuk digunakan pada kasus
periodontitis kronis ringan sampai parah.

SIMPULAN
• Gel ClO2 memiliki efektifitas yg lebih baik terhadap
penurunan PPD sedangkan untuk penurunan BOP dan
CAL memiliki efektifitas yg sama baiknya dengan gel CHX
pada kondisi jaringan periodontal pasien periodontitis
kronis.

SARAN
• Gel ClO2 alternatif terapi tambahan perawatan periodontal pada pasien
periodontitis kronis.
• KIA sbg bahan acuan, referensi, pengetahuan untuk mahasiswa FKG &

TS.
• Penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas ClO2 secara mikrobilogis dan
radiologis.

Penutup