Mengikis Prasangka atas UU BHP.

-

--

--

-

ex..UNI'AD

~,:0

o Selasa
4

5
20

.Mar

6

.~1
OApr

o Kami~

() Rabu
7
22
OMei

8
23
--

9

OJun

10
24


.
25

~
=9
-

C
Jumat

o Sabtu 0 Minggu
12

11
26

0 Jut 0 Ags

@


o Sep

13

14
28

0

15
29

Okt

0

16
30


Nov

)

0

31

Des

Mengikis Prasangka atas UU BHP
Berbadan Hukum
wajiban pemerintah menyediakan anggaran
Secara umum, kita mengenal tigajenjang minimal separnh dari biaya operasional Bapendidikan formal, yakni pendidikan dasar, dan Hukum Pendidikan Pemerintah (BHPP).
Pasal-pasal itu memberikan kepastian
menengah, dan tinggi, yang diselenggarakan
WIM
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, tentang seberapa besar pemerintah harus
dan masyarakat (swasta). Perkembangan lu- menggelontorkan dana ke sekolah-sekolah
T ANGKILISAN

ar biasa dahlm dunia pendidikan membuat dan perguruan tinggi. Ketentuan ini merupapemerintah berinisiatif mengatur semua pe- kan langkah maju, karena pada masa sebenyelenggara pendidikan di Indonesia. Salah lumnya tidak pemah ada kepastian tentang
saW amanat UU tentang Sistem Pendidikan dana minimal yang dikucurkan pemerintah.
Untuk itu, kita terus mendorong perluasNasional (Sisdiknas) adalah penyelenggara
isah tentang anak-anak dari keluarga dan/atau satuan pendidikan formal yang di- an kesempatan bagi anak-anak dari keluarga
miskin yang bisa kuliah di perguru- dirikan,pemerintah atau masyarakat berben- miskin agar bisa menikmati pendidikan di
an tinggi negeri (PTN) sering mun- tuk badan hukum pendidikan. Berdasarkan semua tingkatan, termasuk pendidikan tinggi
cuI di media massa. Modal mereka tak hanya hal itu, pemerintah dan DPR membuat UU yang diselenggarakan pemerintah. Dorongan
itu menjadi penting, karena saat ini muncul
kecerdasan, tetapi juga adanya intervensi pe- tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP).
Ketlka UU tersebut dibahas, muncul ber- fenomena perguruan tinggi negeri (PTN)
merintah, berupa pembebasan biaya kuliah
bagai tentangan. Secara umum, mereka me- yang dulu dikenal sebagai "kampus rakyat"
dan pemberian beasiswa.
Harus diakui, selama hampir lima tahun nilai kehadiran UU BHP akan membuat pen- mulai kehilangan jati diri. Proyek Badan Humasa pemerintahan Yudhoyono-Kalla, dunia didikan semakin mahal dan tidak terjangkau kum Milik Negara (BHMN) di beberapa
pendidikan mendapat perhatian luar biasa. sebagian besar rakyat Indonesia. Komersial- PTN harus diakui membuat peluang calon
Hal itu sejalan dengan bunyi Pasal 31 UUD isasi pendidikan diprediksi makin marak, mahasiswa daTi keluarga miskin menjadi
1945 yang mengamanatkan prioritas penye- bahkan modal asing pun leluasa masuk da- sangat kecil.
Terkait hal itu, penulis ingin mengutip
diaan anggaran pendidikan minimal 20 per- lam lingkungan pendidikan nasional. Penosen dari APBN. Banyak penafsiran tentang lakan terhadap UU BHP terus berlanjut, bah- pemyataan Mendiknas Bambang Sudibyo.
bunyi pasal tersebut, sehingga ada yang ber- kan gugatan atas beberapa pasal telah diaju- Menurut Mendiknas, masalah pembiayaan,

kan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
misalnya, dalam BHMN tidak diatur secara
pandangan dengan total APBN sekitar
Rp 1.000 triliun berarti anggaran pendidikan .
Fenomena ini menarik, karena temyata jelas, sehingga ada PTN yang kreatif meneseharnsnya Rp 200 triliun. Meski anggaran tidak semua penentang UU BHP telah mem- rapkannya, lalu BHMN terkesan komersialiyang dikelola Departemen Pendidikan
baca secara lengkap peraturan tersebut. Teta- sasi pendidikan. Segala kelemahan BHMN
Nasional tahun ini "hanya" Rp 60 triliun, pi, kita tetap harus menghormati hak-hak dikoreksi dalam UU BHP. Dengan demikian,
kita melihat pemerintah sudah on the track warga negara yang memang tidak sepakat UU BHP tidak akan memungkinkan lembadengan peraturan tertentu, sambil tanpa hen- ga pendidikan menjadi seperti perusahaan
menangani dunia pendidikan.
yang hanya mencari keuntungan.
Anggaran sebesar itu tentu saja mustahil ti menyosialisasikannya.
Sekali lagi, sekolah dan PTN serta sekoSetelah membaca pasal demi pasal UU
menggratiskan biaya pendidikan seluruh anak
di negeri ini. Untuk itu, pemerintah barn mem- BHP, penulis sampai pada kesimpulan tidak lah dan PTS memang bukan perusahaan
prioritaskan pendidikan gratis buat SD dan ada salahnya peraturan itu diterapkan. Kalau- yang mengejar profit. Lembaga pendidikan
SMP negeri. Kata "gratis" diartikan sebagai pun pada masa mendatang ditemui persoalan, adalah lembaga nirlaba. Jadi, buanglah jauhjauh prasangka bahwa BHP membuat pendi"bebas uang sekolah dan pungutan", sedang- tetap terbuka peluang untuk diamendemen.
Terlepas dari beberapa pasal yang diuji- dikan semakin komersial, tak terjangkau,
kan biaya lain-lain, seperti seragam, buku, dan
transportasi, tetap tanggungan orangrua. Bagi materikan ke MK, ada beberapa pasal yang dan pemerintah melepas tanggung jawab dasiswa dari keluarga tak mampu, pemerintah memberikan jaminan kepada kita bahwa pe- lam bidang pendidikan. Pelaksanaan UU
juga menyiapkan beasiswa. Sedangkan untuk nyelenggara pendidikan bukanlah institusi BHP secara menyeluruh akan dapat meningtingkat SMA, pemerintah barn menyediakan komersial dan pemerintah tak melepaskan katkan kualitas pendidikan.

beasiswa. Jadi, perhatian pada pendidikan da- tanggung jawabnya. Pasal 4 UU BHP menePENULIS ADALAH PEMIMPIN UMUM
sar dan menengah cukup memadai. Lalu, ba- kankan prinsip nirlaba dan enam pasal dalam
"SUARA PEMBARUAN"
Bab
VI
tentang
Pendanaan
menekankan
kegaimana dengan pendidikan tinggi?
_.zo;;;
_
..;..;
:.s~~
_ - .
-----------

K

-


-

--- -

Kliping

Humas

Unparl

2009