Kristison Menjadi Dokter Gigi karena Pulsa.

[(OMPAS
1
17
OJan

o --._--Selasa

2

3

18

19
OPeb

4

.-

20


o

o

0 Rabu '- Kamis----- Jumat
Sabtu - 0
.-.--.--.
6
7
8
9
10
11
12
13
21
22
23
24

25
26
27
28

.Mar

OMei
----..--.--. OApr
-.------....

0

OJIIII (}JIIIOAgs

OOkt

OScp

Ktistison~ Menjadi

Dokter Gigi karena PuZsa
~

-~--

.

-

=--~

.

"

c ..,~

"

.,


...,

,. .-~--'.

Kristison Simbolon tak hanya bisa meraih gelar
dokter gigi pada April 2008, tetapi ia juga dapat
membiayai kuliah dua adik dan lima karyawannya.
Tahun ini dia membiayai kuliah tiga karyawan
lainnya. Semua itu dari hasil usahanya berjualan
pulsa, dengan keuntungan yang mencapai Rp 30 juta
per bulan.
Oleh MOHAMMAD HILMI FAIQ

K

ris, panggilannya, memiliki tujuh kios telepon seluler dan 14 karyawan. Ia
juga menitipkan beberapa barang dagangan kepada belasan
kios milik ternan-ternan dengan
sistem konsinyasi.

"Saya tak pernah membayangkan bisa hidup cukup seperti sekarang," kata lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Bandung, ini.
Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Bandung tahun
1998, ia paham betul tak bisa
hidup berkecukupan. Orangtuanya adalah petani yang hanya
mampu memberi dia bekal Rp 1
juta untuk biaya pendaftaran
dan administrasi kuliah. Ia hanya mengantongi sisa uang sebesar Rp 200.000, dan tak ada
lagi dana kiriman dari kampung.
Untuk bertahan hidup sehari-hari, Kris berjualan mi instan
untuk ternan-ternan di asrama
yang lembur.mengerjakan tugas
kuliah. "Mereka malas mencari
makan ke luar asrama/' kat1lI1ya.
Selain itu, ia juga menjual
bolpoin untuk ternan-ternan sekampus. Kris juga bekerja sebagai penjaga tempat penyewaan VCD di bilangan Jatinangor,
Sumedang, tak jauh dari lokasi
kampusnya. Up;ihnya waktu itu
Rp 2.500 per hari.
Setelah sekitar setahun bekerja sebagai penjaga penyewaan VCD,Kris memahami seluk-beluk pemasaran sekaligus
jaringan distribusi VCD.Tahun

200Q ia mendirikan tempat penyewaan VCD sendiri karena
animo mahasiswa menyewa
VCD relatif tinggi. Ketika itu ia
hanya punya modal Rp 800.000,
sedangkan untuk sewa tempat
&.::;.I

~

_

",.-

~

___

Bisnis pulsa
Ketika penggunaan
telepon seluler mernmbah kampus,

Kris melihat peluang bisnis baru. Jadi sejak
2003 dia menyisihkan keuntungan
penyewa an VCD
sebesar
Rp 300.000

_

..

per bulan untuk modal berjual~ pulsa.
Hari demi hari; nama Kris
mulai tenar di kampus sebagai
penjual pulsa. Bahkan sebagian
dosennya pun menitipkan uang
(deposit) pulsa mulai dari Rp
100.000 hingga Rp 200.000.
"Dosen-dosen yang juga dokter itu kan sibuk. Mereka mungkin berpikir, daripada harus par-

setahun saja diperIukan Rp 4

juta.
Tak kehabisan akal, ia berusaha meyakinkan 5i pemilik
tempat agar diperbolehkan
membayar sewa dengan mencicil. Dikurangi uang muka sewa
tempat dan peralatan lain, Kris
hanya mampu menyediakan 30'
keping VCD untuk disewakan.
Namun, dalam t~mpo tiga bulan, iabisa menyediakan ratusan
keping VCD.

__

---

--

kir mobil dulu hanya untuk
membeli pulsa, lebih baik beli
pulsa lewat saya saja. Caranya
gampang, tinggal SMS atau telepon," katanya.

Tidak hanya di kampus, Kris
juga menerapkan teknik berjualan pulsa yang sama di beberapa rumah sakit sewaktu dia
mendapat tugas praktik. Model
pembelian pulsa seperti ini ternyata sangat menguntungkan.
Uang deposit yang dititipkan kepadanya mencapai Rp 1,5juta
per bulan. Dana ini lalu dia
manfaatkan sebagai modal mengembangkan usaha pulsa.
Saat menjalani tugas co-asisten dokter gigi pada akhjr 2003,
dia pindah indekos di daerah
pusat Kota Bandung. Pada masa
itu ia mengembangkan usaha
dengan mendirikan kios pulsa di
kawasan Geger Kalong Tengah.
Dari tempat itu, usahanya
makin berkembang,
hingga dia bisa
memiliki 10
kios pulsa
dan
mempekerf'i.\'

jakan 14
karya-

~

"~"

-,.~
. ".
0"

100 wan.

~i

sampmg
itu,
dia juga
~ \,
menitipkan sebagian barang

c:"i'J
. 'H.
dagangannya ke
belasan kios milik orang.
lain.

'

Membantu
mahasiswa
Pundi-pundi Kris kian menggemuk, tetapi ia tak lupa pada
masa sulit pada awal kuliah. Ia
bertekad "berbagi" dengan mahasiswa dan orang lain yang kesuIitan keuangan. Dia lalu meminjamkan tiga sepeda motor
kepada mahasiswa yang ingin
bekerja dengannya.
Para mahasiswa ini memba-

KOMPAS/MOHAMMAD

;~

Kliping

Humos

Unpod

2009

HI

-

wa voucher pulsa dan nomor
perdana telepon seluler untuk
dijajakan di tempat-tempat ramai, seperti Pasar Kaget Gasibu
dan Alun-alun Kota Bandung.
Kawasan jelajah mereka pun
makin luas hingga ke Lembang.
Dalam sehari setiap mahasiswa
tersebut bisa memperoleh keuntungan lebih dari Rp 10.000.
Dengan caranya sendiri, Kris
juga membantu organisasi nirlaba yang membutuhkan dana.
Ia menyuplai puluhan, bahkan
ratusan, nomor perdana atau
voucher pulsa untuk dijual para
anggota organisasi tersebut. Keuntungan dari usaha ini sepenuhnya menjadi hak si penjual.
Sukses sebagai pengusaha
dan meraih cita-cita sebagai
dokter gigi, berbagai penghargaan lalu menghampirinya. Pada
2006, misalnya, Kris mendapat
hadiah dari operator telepon seluler XL berupa tamasya gratis
ke China dan Hongkong. Tahun
2008 dia memperoleh penghargaan sebagai Penjual Nomor
Perdana Telkomsel Terbaik dan
juara Red Outlet Competition
(ROC) Telkomsel Bandung,
Cianjur, dan Sumedang, Jawa
Barat.
"Saya sebenarnya bukan
orang yang mempunyai bakat
berdagang atau berbisnis. Keadaanlah yang memaksa saya untuk bertahan dan berusaha terus
agar kita bisa hidup, syukur-syu-

BIODATA

. Nama: Kristison Simbolon

.
.

lahir: BarisanSidikalang,
Sumatera Utara,
15 Februari 1980
Orangtua: T Simbolon dan
R Br Silaban
Pendidikan: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Padjadjaran Bandung, 2008

.
.-

Penghargaanantara lain:

-

LMI FAIQ

Penjualan Terbaik Perdana

Telkomsel, 2008
Penjual Nomor Perdana Berprestasi versi Operator 3,
2009.

kur dapat membantu orang lain," katanya.
Maka, Kris tak pelit berbagi
pengalaman usaha, kepada para
karyawannya sekalipun. Ia justru merasa perlu meyakinkan
mereka untuk terus mengoptimalkan potensi diri, termasuk di
bidang pendidikan formal. Itulah mengapa dia tak ragu membiayai lima karyawan yang
bertekad menyelesaikan kuliah,
dan tiga orang lainnya tahun ini
menyusul masuk perguruan
tinggi.
Soren (21), salah seorang karyawannya, merasa beruntung
bisa bekerja. dengan Kris. Dia
dapat bekerja sambil tetap kuliah. Kini ia masuk semester
empat pada Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Padahal, sebelumnya dia sempat
bingung setelah gagal kuliah
melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Barn (SPMB).
"Waktu itu saya pikir tak
mungkin bisa kuliah karena tak
punya cukup dana untuk membiayai kuliah di perguruan tinggi

yang semakin mahal," ujar
Soren.
Kris selalu menanamkan keyakinan kepada semua karyawan bahwa tak ada yang mustahil bisa diraih. "Saya sendiri
bisa menjadi dokter gigi karena
gigih berusaha dan tak malu
berjualan pulsa," katanya memberi contoh.
Satu lagi obsesi Kris yang diharapkan bisa terwujud tahun
2009 ini. Dia ingin membangun
klinik kese,hatan di Kecamatan
Parongpong, sebuah daerah pelosok di kawasan Kabupaten
Bandung Barat.
Mengapa? "Karena warga Parongpong yang sakit baru bisa
menikmati pelayanan kesehatan
yang layak di Kecamatan Lembang atau di Kota Cimahi, yang
jaraknya sampai 15 kilometer
hingga 20 kilometer dari Parongpong."
"Saya berharap mereka bisa
memperoleh pelayanan kesehatan yang murah, mudah, dan dekat. Apalagibeberapa ternan
yang juga dokter sudah siap
membantu," kata
....--Kris.