Kekerasan Komunal Imitatif.

Pikiran
o Senin o Selasa
123
17

18

~'\::O Jan 0

19
Peb

4

20

o Mar

5

21


0
6

OApr

Rakyat
0

Rabu
7

8

22

23

OMei


8

Kamis
9

24

8Jun

10

25

OJul

Jumat
11

26


OAgs

0

Sabtu

@27
OSep

13

0
28

OOkt

Minggu
14

29


15

ONov

30

16

31

'ODes

--hal ini bukan hanya memunculkan perasaan superior dan menjustifikasi keOleh AHMAD RAFSANJANI
benaran untuk bertingkah laku agresif,
tetapijuga berpotensi menularkan senEKERASAN
tik. Penghayatan terhase agresi pada individu lain.
adalah menu
dap hal ini mengakiBagaimanapun, realitas kekerasan di
rutin di ruang

batkan individu dapat . antara masyarakat di negeri ini merupamelakukan kekerasan
publik kita. Kekerasan
kan hal yang ironis. Ini karena kita keyang melibatkan massa
yang tidak rasional.
rap dipandang sebagai salah satu bangteIjadi berulang kali di
Proses mental yang
sa yang ramah. Kearifan lokal di hampir
negeri ini. Kekerasan bikerap mengiringi deinsetiap daerah di negeri ini, memuat nidividuasi adalah dehusa teIjadi di antara kelai-nilai kebersamaan, gotong royong,
manisasi. Yakni ketika
rumunan suporter seetika penyelesaian masalah secara muindividu termotivasi
pak bola, tawuran anfakat, dan toleransi dalam menghadapi
tarpelajar atau pemuda,
untuk bertingkah laku
perbedaan.
penertiban . pedagang
agresi terhadap indivikaki lima, sengketa tadu atau kelompok lain,
Pencegahan praksis
nah, bentrokan geng
mereka akan mendeSanksi berat bagi pelaku tindak kekemotor, hingga konflik
humanisasikan (mengrasan berkelompok mungkin saja memsekelompok orang yang

hilangkan identitas keberi efek jera untuk beberapa waktu.
sedang berdemonstrasi.
manusiaan)
korban,
Yang jauh lebih penting, sebenarnya
Mengapa individudengan memperlakuadalah upaya preventif: penyelesaian
individu tersebut seperti terbiasa melakan korbap tidak sebagai manusia, tanmasalah dengan cara-cara yang simpakukan tindakan kekerasan berkelbmpok
pa mempedulikan korban, dan bahkan
tik, pemetaan secara dini potensi-poten:dan memiliki kemungkinan dalam menmelakukan kekerasan sebagai ritus (tansi konflik yang laten dalam masyarakat,
ciptakan dampak yang fatal? Mungkinpa alasan jelas dan logika yang masuk
serta pembentukan komunitas-komunikah sistem dan lingkungan sosial tertenakal).
tas yang saling menolong.
tu berkemampuan memproduksi indiviModel lingkaran kekerasan akibat
Untuk menghancurkan "skema" agredu-individu dengan "skema agresi" di
proses deindividuasi ini berbahaya karesi tadi, peran komunitas yang positif
otaknya?
na sifat menularnya, dan karena memimenjadi krusial dan penting. Di komuSkema agresi
tiki peluang untuk mengakar pada otak
nitas-komunitas kecil ini, dengan inisiaBudaya kekerasan dalam suatu kesetiap individu. Kekerasan ini dipelajatif yang besar dan kepemimpinan melalompok, menurut studi tingkah laku,
ri atas dasar norma kelompok, dan

lui keteladanan, akan diajarkan budaya
adalah salah satu bentuk agresi imitatif.
menghasilkan suatu "skema" kekerasan:
antianarki, budaya malujika bertindak
Phillip Zimbardo, psikolog sosial dari
seperangkat keyakinan atau pola pikir
dengan mengedepankan kekerasan, niUniversitas Massachusetts, di Amerika
individu yang sistematis dan terorganilai-nilai kebaikan, dan bagaimana meSerikat, mendeskripsikan agresi menusasi mengenai kekerasan.
nyalurkan kemarahan dalam bentuk polar ini sebagai deindividuasi. DeindiviMelalui "skema" ini, kekerasan antasitif. Komunitas ini diharapkan mampu
duasi memungkinkan pudarnya identirindividu bukan lagi tingkah laku inmenularkan apa yang telah mereka tetas personal anggota kelompok. Identistingtif, ataupun bentuk reaksi dari rasa
rapkan pada komunitas lain.
tas pribadi ataupun keyakinan yang difrustasi. Akan tetapi bermetamorfosis
Selain itu, upaya pencegahan praksis
miliki individu tenggelam oleh nilai-nimenjadi tingkah laku yang terorganisaakan diperkuat perbaikan-perbaikan solai yang berlaku dalam kelompok. Indisi, stabil, manifes, bahkan berkelanjutsial yang strategis dan mendasar. Perbavidu lebih mengedepankan identitas kean. Makin berbahaya jika sekelompok
ikan sosial ini terkait dengan masalah
lompoknya tersebut secara obsesif atau
individu dengan "skema" agresi di pikiryangjauh lebih besar dan kompleks dakerap kali disebut seb~ai ketaatan fanaannya
sedang bersama-sama,
...
_ __ _~

w:;karena
-. ~ _ lam masyarakat,
-.. _ _ yang berpotensi
__ _memi-_

K

Kllplng
---

Humas
-

Un pad
-

2009

eu lingkaran kekerasan. Perbaikanjangka panjang seperti penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, mengurangi eksploitasi kekerasan oleh media
massa, meningkatkan budaya tulis dalam masyarakat, menciptakan masyarakat pencinta perdamaian yang terbiasa

menekankan dialog dan kegiatan partisipatif, akan bergantung pada peran dan
tanggungjawab kita bersama.
Perlakuan artifisial yangjuga mendasar adalah pendidikan. Masyarakat berbudaya tulis rendah sangat rentan terhadap pembenaran kekerasan. Pendidikan
membantu kita belajar mengontrol insting-insting primitif, seperti kemarahan
dan kekerasan. Pendidikan juga semestinya dapat membantu kita mengenali,
mempelajari, serta mengatasi rasa frustasi dengan cara-cara kreatif.
Lebih dari itu, dengan kekuatan karakternya, pendidikan dapat menciptakan banyak gen altruistis da1am masyarakat. Gen-gen yang menjadi sumber
terpenting dari masyarakat yang saling
menolong. Pola horizontal yang terbentuk pada interaksi sosial masyarakat, dengan hubungan saling menolong yang
dikembangkan, bukan sekadar berupaya menurunkan tingkat kekerasan komunal, tetapijuga berpeluang meningkatkan kepedulian dan integrasi sosial di
antara masyarakat itu sendiri.
Akhirnya, pencegahan praksis dan
perbaikan sosialjangka panjang mesti
dilakukan secara berkelanjutan. Bukan
hanya demi kepentingan untuk mereduksi berakarnya skema kekerasan dalam kepala sebagian masyarakat kita, tetapi juga demi mendesain masyarakat
yang ramah dan altruistis (saling tolong

menolong).***
Penulis, peneliti Psikologi Sosial dan
Politik Fakultas Psikologi Universitas

Padjadjaran Bandung.
---