IMPLIKASI PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NO. 33/M-IND/PER/7/2013 TENTANG PENGEMBANGAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT YANG HEMAT ENERGI DAN HARGA TERJANGKAU TERHADAP RENCANA.

ABSTRAK
IMPLIKASI PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
NO. 33/M-IND/PER/7/2013 TENTANG PENGEMBANGAN PRODUKSI
KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT YANG HEMAT ENERGI DAN HAGA
TERJANGKAU TERHADAP RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI
GAS RUMAH KACA

Mochammad Iqbal Ruhiat
110110090336
Dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No.
33/M-IND/PER/7/2013 Tentang Pengembangan Produksi Kendaraan
Bermotor Roda Empat Yang Hemat Energi Dan Harga Terjangkau
pasal 1 ayat (3) Kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi
dan harga terjangkau yang selanjutnya disebut sebagai Low Cost
Green Car adalah kendaraan bermotor angkutan orang kurang dari 10
(sepuluh) orang termasuk pengemudi (selain sedan atau station
wagon) dengan sistem 1 (satu) gandar penggerakr (4x2) dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri.
Program Low Cost Green Car yang diuraikan diatas sesuai
dengan MP3EI dikarenakan berjalannya program nasional ini sesuai
dengan RPJMN dan RPJP yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan

sesuai dengan Visi dari MP3EI yaitu pertumbuhan ekonomi yang
terintegrasi dan sinergis serta terwujudnya peningkatan efisiensi
produksi dan pemasaran untuk menghadapi daya saing global yang
berkelanjutan.
Implikasi Low Cost Green Car dengan cara memberikan insentif
diterapkan dalam bentuk pengadaan barang dan jasa yang ramah
lingkungan. Sebagaimana telah diketahui, bahwa Low Cost Green Car
diberikan insentif berupa penghilangan pajak barang mewah dari
harga barang atau mobil tersebut. Pemberian insentif ini berdasarkan
undang-undang PPLH sehingga program industri nasional Low Cost
Green Car haruslah memberikan dampak yang positif bagi lingkungan.