Perlindungan Hukum Belum Efektif.
.:
()
_._--
Sell/II
3
19
"SEPUTAR INDONESIA
.
.- - ---
--.--.
() Rabu
Selasa
7
8
6
5
4
23
22
21
20
o Mar
OMei
OApr
) Ka",is
9
24
OJun
()
@25
OJul
-- ---- ._._- _..U Sabru
JUlJliJl
26
27
OSep
OAgs
Millggu
28
OOkt
16
15
14
13
12
11
U
29
ONov
30
ODes
KEMASAN PRODUK
PerlindunganHukumBelumEf~ktif
BANDUNG (SINDO)
- Ke- niruan produk merek terke-
cenderungan
persaingan
us aha sekarang ini mengharuskan adanya payung hukumyangmelindungi produk
dari persainganyangtidaksehat. Minimnya perlindungan
terhadap produk kemasan
berpeluang menimbulkan
konflikyangmerugikan pelaku usaha.
Wakil Bendahara Umum
Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Julius Rizaldi
menjelaskan dengan gamblang korelasi antara upaya
perlindungan kemasan produkmerekterkenal terhadap
persaingan usaha dengan
Undang-undang merek dan
Annex IC:Agreement on Trade
Related Aspects ofIntellectual
PropertyRights(TRIP)- World
TradeOrganization(WTO)dalam SidangTerbuka Program
Doktor dirinya.
"Permasalahan yang sedang berkembang saat ini bukan pada pemalsuan atau pe-
- -
-
-
nal, namun justru pada trade
dressataupackaging,"jelas Julius di Ruang Sidang Gedung
Pascasarjana Universitas Padjadjaran Jalan Dipati Ukur
Kota Bandung, Jumat (6/2).
Persaingan curang yang dilakukan pada kemasan sebuah produk mengakibatkan
kerugian terhadap pemegang
merek yang mereknya lebih
dulu terdaftar. Berdasarkan
hasil penelitiannya Julius
menjelaskan, perlindungan
kemasan produk merek terkenal dihldonesia be1umefektif
dalammenyelesaikan sengketa persaingan curang sesuai
Undang-Undang No.1S/2001
tentangmerek.
"Permasalahan persaingan curang belum sepenuhnya
terjangkau oleh undang-undang tersebut seperti belum
jelasnya konsep persaingan
curang yang diatur. Hal ini dikarenakan belum teradopsinya Pasall0 bis Konvensi Pa-
"--
Kliping
:
Humos
Unpod
ris dalam UU tentang Merek," jelasnya.
Pada perjanjian organisasi perdagangan internasional, WorldTradeOrganization
(WTO) Annex IC:Agreement
on Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights
(TRIPs) terdapat ketentuan
mengenai pengertian merek.
Termasukkemungkinan adanya pendaftaran merek dalam bentuk tiga dimensi.
Perjanjian ten tang aspek
dagang hak kekayaan intelektual (HAKI)tersebut juga mengakui dan memperbolehkan dua metode pokok
untuk menciptakan hak-hak
atas merek yakni pemakaian
dan pendaftaran. Selain itu,
perjanjian ini juga mengatur
ten tang merek terkenal dengan memperhatikan pengetahuan merek dalam sektor
yang relevan dan pengetahuan di negara anggota sebagai
hasil promosi.
(evi panjaitan)
- - -; " - -
2009-
; - - ..
31
()
_._--
Sell/II
3
19
"SEPUTAR INDONESIA
.
.- - ---
--.--.
() Rabu
Selasa
7
8
6
5
4
23
22
21
20
o Mar
OMei
OApr
) Ka",is
9
24
OJun
()
@25
OJul
-- ---- ._._- _..U Sabru
JUlJliJl
26
27
OSep
OAgs
Millggu
28
OOkt
16
15
14
13
12
11
U
29
ONov
30
ODes
KEMASAN PRODUK
PerlindunganHukumBelumEf~ktif
BANDUNG (SINDO)
- Ke- niruan produk merek terke-
cenderungan
persaingan
us aha sekarang ini mengharuskan adanya payung hukumyangmelindungi produk
dari persainganyangtidaksehat. Minimnya perlindungan
terhadap produk kemasan
berpeluang menimbulkan
konflikyangmerugikan pelaku usaha.
Wakil Bendahara Umum
Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Julius Rizaldi
menjelaskan dengan gamblang korelasi antara upaya
perlindungan kemasan produkmerekterkenal terhadap
persaingan usaha dengan
Undang-undang merek dan
Annex IC:Agreement on Trade
Related Aspects ofIntellectual
PropertyRights(TRIP)- World
TradeOrganization(WTO)dalam SidangTerbuka Program
Doktor dirinya.
"Permasalahan yang sedang berkembang saat ini bukan pada pemalsuan atau pe-
- -
-
-
nal, namun justru pada trade
dressataupackaging,"jelas Julius di Ruang Sidang Gedung
Pascasarjana Universitas Padjadjaran Jalan Dipati Ukur
Kota Bandung, Jumat (6/2).
Persaingan curang yang dilakukan pada kemasan sebuah produk mengakibatkan
kerugian terhadap pemegang
merek yang mereknya lebih
dulu terdaftar. Berdasarkan
hasil penelitiannya Julius
menjelaskan, perlindungan
kemasan produk merek terkenal dihldonesia be1umefektif
dalammenyelesaikan sengketa persaingan curang sesuai
Undang-Undang No.1S/2001
tentangmerek.
"Permasalahan persaingan curang belum sepenuhnya
terjangkau oleh undang-undang tersebut seperti belum
jelasnya konsep persaingan
curang yang diatur. Hal ini dikarenakan belum teradopsinya Pasall0 bis Konvensi Pa-
"--
Kliping
:
Humos
Unpod
ris dalam UU tentang Merek," jelasnya.
Pada perjanjian organisasi perdagangan internasional, WorldTradeOrganization
(WTO) Annex IC:Agreement
on Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights
(TRIPs) terdapat ketentuan
mengenai pengertian merek.
Termasukkemungkinan adanya pendaftaran merek dalam bentuk tiga dimensi.
Perjanjian ten tang aspek
dagang hak kekayaan intelektual (HAKI)tersebut juga mengakui dan memperbolehkan dua metode pokok
untuk menciptakan hak-hak
atas merek yakni pemakaian
dan pendaftaran. Selain itu,
perjanjian ini juga mengatur
ten tang merek terkenal dengan memperhatikan pengetahuan merek dalam sektor
yang relevan dan pengetahuan di negara anggota sebagai
hasil promosi.
(evi panjaitan)
- - -; " - -
2009-
; - - ..
31