'Perbesar Kredit Produktif'.

.Perbesar kredit
.produktif',

...

.

Perbankanbutuhdukungan
pemerintahdanBankIndonesia
BISNIS INDONESIA

buhan sektor industri berpotensi
memperderas arus investasi dan
penyerapan
tenaga kerja.
BANDUNG:Perbankan
Otoritas perbankan, lanjutnya,
harus memperbesar
sangat mungkin membuat aturan
kredit produktif baqi sek- semacam ini, mengingat ada
aturan terdahulu untuk meningtor industri untuk menkatkan penyaluran kredit bagi

ciptakan pertumbuhan
pelaku usaha mikro keeil meneekonomi berkualitas pada ngah (UMKM).
2010.
"Bankterlihat mulai agresifmembidik pangsa pasar UMKMsetelah
ada regulasi. Namun sayangnya,
kredit UMKM menjadi abu-abu,
Pengamat ekonomi Universitas
Padjadjaran Bandung Rilla Indi- karena tidak jelas untuk produktif
atau konsumtif," katanya.
astuti mengatakan keberpihakan
Dia mengatakan adanya PBI
bank terhadap sektor industri
belum maksimal, terlihat dari kredit produktif pada akhimya
relatif besamya ekspansi kredit akan menyaring penyaluran kredit
konsumtif.
UMKMterutama untuk kepenting''Pertumbuhan ekonomi menjadi an modal kerja, bukan konsumsi.
Selain membuat PBI kredit
keropos apabila sektor produktif
tidak mendapatkan dukungan, ter- produktif, bank sentral juga semasukdalam hal kredit," katanya baiknya memperketat aturan
penempatan dana pada sertifikat

kepada Bisnis,kemarin.
Untuk merealisasikan hal itu, Bank Indonesia (SB!).
Bank Indonesia harus membuat
1edy Wahyusaputra, Dekan
aturan tegasagar bank mau lebih Fakultas Ekonomi Universitas
agresif menyalurkan kredit ke Kristen Maranatha, mengatakan
bank hams lebih berani ekspansi
sektorproduktif.
Dia mengatakan bank tentu- ke sektor produktif untuk mennya akan meneari segmen yang dorong pertumbuhan ekonomi. .
dianggappotensialdan mengun,
"Bank harus menyeimbangkan
tungkan untuk mendongkrak komposisi kredit konsumtif dan
kredit.
.
produktif," katanya.
Pada kondisi sekarang, kaDia menilai beberapa sektor
tanya, kredit konsumtifdianggap industri di labar masih prospeklebihmenguntungkandibanding- tif mendapatkan pinjaman pada
kan dengan kreditproduktif.
2010, seperti sektor jasa ataupun
Rina

mencontohkan pabrik tekstil'yang memiliki daya
pertumbuhan kartu kredit yang saing produk.

.-

JJ~. JI
Rina Indiastuti

Gino Alimjusono

ngat selektif menyalurkan kredit
untuk sektor pertanian, karena
minimnya infrastruktur penun-jang sektor itu.
"Bagaimana mau memberi
kredit bagi pertanian, kondisi jalan
dan infrastruktur lainnya pun tidak
mendukung saat ini," katanya.
Selain itu, katanya, bank sentral juga diharapkan memiliki
kebijakan khusus terkait penyaluran kredit produktif, seperti
menawarkan insentif bagi bank

penyalur kredit.
Gino mengatakan salah satu insentif yang diQutuhkan ialah relaksasi aturan rasio kredit bermasalah
(oonperfonning loan/NPL)ketika
menggarap sektor produktif.

"Insentif lainnya bisa berupa
bantuan likuiditas untuk meringankan suku bunga kredit
produktif,"ujamya.
AriefSetyahadi,VicePresident/
RegionalCoorporateOfficerlabar
Bank Danamon, mengatakan sebelum menyalurkankredit, bank
melihat potensi pasar secara keseluruhan setelah itu melakukan
analisa proyeksi.
"Kami tidak bisa memakai
kaea mata kuda ketika memannotabene berbunga tinggi masih
dang sektorusaha. Seluruhpihak
cukup pesat. Belum lagi kredit Butuh dukungan
Gino Alimjusono, Kepala memang harus terlibat untuk
untuk kepentingan konsumtif
lainnya.

.
Cabang Utama Bandung Bank membenahi sektorproduktifsaat
Menurut dia, kurang berpi- Panin, mengatakan bank mem- ini," katanya.
haknyabank padasektorproduk- butuhkan dukungan dari pemeDia mengatakan masih ada
tif membuat pertumbuhan be- rintah dan BankIndonesiauntuk hambatanpertumbuhan industri,
berapa sektor industri di lahar meningkatkan kredit bagi sektor seperti terbatasnya pasokan lisproduktif.
trik dan sarana transportasi.
PasC3;krisis
menjadilambat.
_ Padahal,menurutnv.a,pertumDia meneontohkan b~ ~
~'Ban!..~a~uk
membeJ;i-

,

-

'."'

-..


-. K, i pin g Hum a s L:n pad

2 0 0 9-

-.

PerbandinCJan kredit produktif

dan konsumtifdi ~abar
triwulan III 2008/2009

Posfsl penyaluran
kredlt pada trlwulan
111/2009

.
.

!


.

..

Kredlt produktlf

Kredit Konsumtif

Perbandlngan
outstanding kredlt
11I/2008
i
!

Komposlsl

Kredltproduktif

,I . KredltKonsumtif


Kompo
,

,

.-

Outstanding
(Trlllun)

..

Outtandfng
tTrlUuri}

".

.....r>
{i1 @


@

"

.tt;t.:.,i]
Sumber

: KBI Bandunq,2009

kan kredit dengan sendirinya buat proposal yang ditolak juga
apabila sektor industri memang cukup banyak,"katanya.
prospektif,"katanya.
Dia mengkhawatirkanbila dukoogan dana dari perbankan unTumbuhslgnlflkan
tuk sektorpropertimasihterlalu
Ketua Umum Real Estat Indo- hati-hati, maka kedua sektor ini
nesia (REI) labar Hari Raharta akan kehilanganmomentum.
mengharapkan perbankan bisa
Endrawan Natawiria,Direktur
memberikan dukungan dana EksekutifPT GardanusaSutadelyang lebih tinggi,karena diperki- ta, mengharapkan perbankan

rakan industri properti mengala- memberikan skema pembiayaan
mi pertumbuhan yang signifikan yanglebihmenarikbagi pengempada tabun depan.
bang.
Dia mengemukakan kehatiMenurut dia, kucuran dana
hatian perbankan terhadap calon awaIyang meringankanpengemkonsumen properti pada tahoo bang dan menoojang percepatan
ini hams diperlonggar, sebab pembangooan unit rumah, yaitu
kemungkinan pada taboo de- sekitar 50% dari totalpengajuan.
pan terjadi kenaikan daya beli
"KaIaupengucuran kredit bermasyarakat temtama dalam ke- dasarkan kemajuan pembangoomampuan membayar.'
an, total dana yang dikucurkan
. ."Sebetulnya,taboo ini propo- bisa mencapailima tahap dengan
sal calonpembelirumah banyak, masing-masing tahap hanya
hanya saja kekhawatiran per- 20%," katanya.(K35/K37/HILMAN
bankan yang terlalu tinggi mem- -- HIDAYAT)(bandung@bisnis.ro.id)
~
.....