MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU (PPPG) TEKNOLOGI MEDAN.

ABSTRAK

SITI ANOM. Manajemen Penyelenggaraan Diklai (Dik/at) Pusat Pengembangan
Penataran Gun1 (PPPG) Teknologi Medan. Program Studi Administrasi
Pendidikan Pascasmjana lJnversitas Negeri Medan, Agustus 2006.

Permasalahan dalam penelitian ini adaJah bagaimana perencanaan
(rancangbangun), implementasi dan evaluasi pendidikan dan pelatihan oleh PPPG
Teknologi Medan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyelenggaraan diklat
yang meliputi rancangbangun, implementasi dan evaluasi diklat oleh PPPG
Teknologi Medan.
Pene than ini menco a memusat an aJtan epa a mo e manaJemen
penyelenggaraan diklat PPPG TeknoJogi Medan dengan menganalisis mekanisme
pelaksanaan diklat di PPPG Teknologi Medan yang meliputi Analisis Kebutuhan
Diklat Perencanaan Program Diklat, Penyusunan Kurikulum Diktat,
Pendistribusian Program Diklat, Persiapan Bahan Diklat, Pelaksanaan Program
Diklat serta Evaluasi dan Sertifikasi Diklat.
Melalui metode penelitian kualitatif, dengan peneliti sebagai human
instrument ditemukan beberapa simpulan sebagai berikut:
Manajemen penyelenggaraan diklat di PPPG Teknologi Medan temyata

belum menunjukk.an pelaksanaan yang optimal. Kelemaban ini terlihat pada:
pertama, perencanaan program yang belum sepenubnya melibatkan SDM Jembaga
yang terkait, kedua, belum ditetapkannya syarat minimal mengikuti program
diklat, ketiga, pembuatan rekapituJasi calon peserta diklat yang kurang cermat dan
teliti, keempat, masih ada pendistribusian bahan ajar yang belum tepat waktu,
kelima, penyusunan jadwal diklat yang kurnng mo.tang, keenam, peralatan, bahan
praktek dan fasilitas bengkel yang kurang memadai, ketujuh, kemampuan sebagian
widyaiswara masih kurang memadai, kedelapan, basil evaluasi diklat yang kurang
ditindaklanj uti.
Dari simpulan di atas dikemukakan beberapa rekomendasi yang penting
sebagai berikut: pertama, perencanaan program diklat dilakukan dengan
melibatkan SDM lembaga yang terkait untuk pencapaian kualitas program yang
lebih baik. Kedua, perlu ditetapkan syarat minimal peserta diktat untuk mengikuti
program diklat. Ketiga, rekapitulasi calon peserta diklat agar dilaksanakan dengan
lebih cennat dan teliti. Keempat, widyaiswara bendaknya menyelesaikan bahan
ajar sebelum pelaksanaan dikJat. Kelima, pihak penyelenggara hendaknya
membuat jadwal yang lebih matang agar tidak terjadi pemotongan jam bel ajar bagi
peserta. Keenam, perlu penarnbahan bahan praktek dan penggantian fasilitas dan
peralatan bengkel yang sudah usang (out of date). Ketujuh, kompetensi
widyaiswara perlu terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Kedelapan, basil evaluasi penyelenggaraan diklat
bendaknya dapat dijadikan sumber informasi dalarn pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan perbaikan program diklat di masa yang akan datang.

ABSTRACT

SITJ ANOM. Management of Training of Technical Teacher Upgrading Cenrre
(PPPG) Teknologi Medan. Medan State University, Educational Administration,
Post Graduate. August 2006.

The problems of this research is how to planning, implementing and
evaluating training program by PPPG Teknologi Medan.
The purpose of this research is to describe management training included
planning, implementing and evaluating training program by PPPG Teknologi
Medan.
This research tries to focus on the management model training of PPPG
e no og1 e an
Teknolog1 Medan with analyzing trammg mec amsm tn
that covered Training Need Assessment (TNA), Planning Program, Compilation
Curriculum. Distributing Program, Preparing Module, Executing and also

Evaluating of Training.
Through qualitative research in which researcher as instrument, it is found
some conclusions as follow.
Management training and education in PPPG Teknologi Medan in fact has
not shown optimum conduction. This weakness can be seen at: first, In program
planning has not fully involved human resource institution. Second, minimum
requirements of participant has not specified yet, third, making recapitulation of
participant candidate has not been done accurately and carefully, forth, giving
teaching material is not on time at all, fifth, compilation training schedule has not
been done carefully yet, sixth, lack of training equipment and material for practice.
seventh few instructors haven't had enough competency, eight, result of training
evaluation has not been followed up by management team.
conclusions above, it can be stated some important
From the~
recommendations as follow. First, planning of training program should more
involve human resource institution to gain better quality of program. Second, it is
necessary to state minimum requirements for candidate education and training
participant. Third. making recapitulation of training candidate is done accurately
and carefully. forth, it is important for instructors to finish teaching material
before conducting of training. Fifth, executor should make schedule carefully in

order there is no time of training lost. Sixth, it is important to add material and
machine for practical. Seventh, it is important for instructors also to develop their
competency continuously. Eight, result of evaluation management education and
training is taken as source information on making decision that related to
developing training in the future.

II

DAFTAR lSI

Halaman

ABSTRAK
ABSTRACT
KAT A PENGANTAR

DAFTARTABEL

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN


BAB

I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Fokus Penelitian

7

c.

7

Masalah

D. Tujuan
E. Manfaat

F. Batasan Istilah

II

KAJIAN PUSTAKA
A. Dasar T eoretis

1.

Pengertian Manajemen Dalam Persfektif
Pendidikan dan Pelatihan

2. Fungsi-fungsi Manajemen dalam Diklat

10
12

a. Perencanaan (Planning) dalam Diklat

13


b. Pengorganisasian (Organizing) dalam Diktat

15

c. Penggerakan (Actuating) dalam Diklat

16

d. Pengawasan (Controlling) dalam Diklat

18

3. Pendidikan dan Pelatihan

VII

19

a.


19

Pengertian Diklat

b. Tujuan Oiklat

21

c. Sasaran Diktat

22

d. P)'oses Pelaksanaan Diklat

23
24

4. Manajemen Diklat
a. Mendesain (merancangbangun) Diklat


24

b. Model Rancangbangun Diktat

26

36

B. Dasar Konseptual
C. Penelitian yang Relevan

BAB

METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian

1. Alasan Memilih Metode Penelitian Kualitatif
2. Lokasi dan Waktu Penelitian


43

3. Entri dan Kehadiran Peneliti

45
45

B. Teknik Pengumpulan Data

I. Pengamatan (Observation)

46

2. Wawancara (Interview)

48

3. Studi Dokumentasi (Document Study)

49


50

C. Analisis Data

l. Reduksi Data

50

2. Penyajian Data

51

3. Penarikan Kesimpulan

51
52

D. Keabsahan Penelitian

1. Kredibilitas (Credibility)

52

2. Keteralihan (Jransferability)

54

"'

.).

Kebergantungan (Dependabilil})

4. Ketegasan (Confirmabilit})

BAB IV

9

54
55

P APARAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

56

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Singkat PPPG T eknologi Medan

\'Ill

56

a. Tugas Pokok dan Fungsi PPPG Teknologi
57

Medan
b. Visi dan Misi PPPG Teknologi Medan
c.

Tata Nilai dan Budaya Kerja

d. Bidang Layanan

58
58

59

2. Struktur Organisasi PPPG Teknologi Medan

59

3. Sumber Daya Manusia

62

4. Kondisi Fisik dan Fasilitas PPPG Teknologi
64

Medan

1. Analisis Kebutuhan Diktat
2. Perencanaan Program Diklat

3. Penyusunan Kurikulum Diklat

73

4. Pendistribusian Program Diklat

76

5. Persiapan Bahan Diklat

81

6. Pelaksanaan Program Diklat

89

7. Evaluasi dan Sertifikasi Diktat

95

8. Evaluasi Dampak Diklat

BAB

V

102

SIMPULANt IMPLIKASI DAN SARAN
Simpulan

105

B. lmplikasi

108

C. Saran

110

A

113

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

IX

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Garnbar 2.1 Proses Diklat

24

2. Gambar 2.2 Model Parker (Siklus Diklat)

26

3. Gambar 2.3 Model Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT)

33

4. Gambar 2.4 Dasar Konseptual Penelitian

38

5. Gambar 4.1 Struktur Organisasi PPPG Teknologi Medan

61

7. Gambar 5.1 Model Manajemen Diktat PPPG Tekno\ogi Medan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan dan Waktu Penelitian

45

2. Tabel 4.1 Jadwal Pegawai PPPG Tekno1ogi Medan Tahun 2006

66

3. Tabe1 4.2 Jumlah Widyaiswara PPPG Teknologi Medan

66

z
~

m

XI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampi ran

1. Lampiran 1 Analisis Temuan

115

2. Lampiran 2 Transkrip Wawancara Penelitian

119

3. Lampiran 3 Hasil Observasi Penelitian

143

4. Lampiran 4 Wilayah Binaan PPPG Teknologi Medan

155

5. Lampiran 5 Foto-foto Dokumentasi Penelitian

7. Dokumen-dokumen Penyelenggaraan Diklat

X!!

...
· ..

BABI

..

_, .

·'·'

.

:

'.

~-

~-

.. ---.

.. ..

.

~

:

--

~- -

.

-

· -

.
· ~-·

'··•..

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu persoalan nasional yang sampai saat ini belum terpecahkan
adalah

masalah

pengangguran

yang

diperkirakan

akan

tetap

mewarnai

ketenagakerjaan Indonesia hingga waktu yang akan datang. Berdasarkan hasil

angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2003 sebanyak 100,3 juta orang, jumlah
ini menurun sebesar 1% jika dibandingkan dengan tahun 2002 yang berjumlah
100,7 juta orang (nakertrans.go.id).
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), H. Hasanuddin Rachman
mengatakan "struktur pengangguran terbuka di Indonesia tahun 2002 adalah
tingkat pendidikan SD dan SO ke bawah 3,22 juta orang (35%), SMTP 2,15 juta
orang ( 15,24%), SMU 2.14 juta orang (23%), SMK 1,11 juta orang (12%),
Diploma/Akademi 0,23 juta orang (3%), Universitas 0,26 juta orang (3%)"
(apindo.or. id).
Dari data di atas tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas tamatan di
Indonesia masih rendah, tennasuk kualitas tamatan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). Data ini membuktikan masih tingginya tingkat pengangguran terbuka di
Indonesia termasuk tamatan SMK yaitu sebesar 1.11 juta orang ( 12%), padahal
tamatan SMK seharusnya memiliki kompetensi yang mampu bersaing di pasar
kerja karena "dalam persfektif Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) yang

dasarnya life skills, telah menempati prioritas sebagimana yang tertuang dalam
tujuan SMK itu sendiri" (Dr. Jr. Gatot Hari Priowirjanto, republika,or.id).
Persaingan tenaga kerj a daJam era persaingan bebas merupakan
konsekuensi yang tidak dapat dielakkan, dengan demikian SMK diharapkan dapat
menghasilkan tamatan yang produktif dan berkualitas, sehingga tamatan SMK
bukan lagi sekedar pencari kerja (job seeker) tetapi mampu menjadi pencipta
lapangan kerja (job creator).

usaha (du) dan dunia industri (di), yang secara nyata terus berkembang dari waktu
ke waktu, maka kurikulum SMK harus dirancang dan dilaksanakan untuk
menyesuaikan dengan kompetensi yang sedang berkembang, khususnya di era
pasar bebas Asean Free Labour Area {AFLA) 2003. Berdasarkan kondisi seperti
ini, maka sebagai konsekuensinya kemampuan guru SMK dituntut memiliki
kompetensi tersebut. Guru SMK selayaknya tidak hanya menguasai materi yang
bersifat teoretis saja, namun juga harus ahli dalam praktek di lapangan.
Banyak faktor yang menentukan kualitas tamatan SMK antara lain
kurikulum, sarana-prasarana, manajemen sekolah, gu114 proses belajar mengajar,
siswa dan orang tua, namun dari sekian banyak faktor tersebut, guru merupakan
faktor dominan dalam menentukan kualitas tamatan SMK tersebut. Dengan
memiliki guru yang berkualitas, SMK diharapkan mampu menghasilkan tamatan
yang bermutu, produktif dan kompeten.
Arah kebijaksanaan . pemerintah dalam bidang pendidikan dewasa ini
ditujukan pada pembinaan profesionalisme guru, meningkatkan kuaJitas dan
memberikan

kesempatan

kepada

mereka

untuk

dapat

mengembangkan

3

pengetahuan dan kernampuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas mendidik dan
rnengajar demi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Banyak upaya yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan pendidik, antara lain mengirirn ke berbagai lernbaga
pendidikan formal, baik di dalarn negeri maupun )uar negeri, dan melalui berbagai
diklat kedinasan rnelalui Pusat Pendidikan dan Latihan (PUSDIKLAT).
Walaupun telah banyak investasi yang ditanarnkan pernerintah untuk

yang dirasakan. terbukti dengan rnasih banyaknya guru SMK yang belurn siap
melaksanakan tugasnya secara profesional karena merniliki kemampuan yang
kurang relevan dengan kurikulurn SMK dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kenyataan membuktikan rata-rata kompetensi guru tidak rnencapai
50% seperti yang ditunjukkan dalam tes umum guru TK-SD dan tes bidang studi
guru SMP/SMA/SMK (statistik deskriptif skor mentah per mata uji, Direktorat
Tenaga Kependidikan, 2004). Berita lain yang mengejutkan dari dunia pendidikan
di Indonesia adalah hampir separuh dari ± 2,6 juta guru di Indonesia tidak layak
mengajar. Kualifikasi dan kompetensinya tidal< mencukupi untuk mengaj ar di
sekolah. Yang tidak layak untuk mengajar atau menjadi guru berjumlah 912.505,
terdiri dati 605.217 guru SD, 167.643 guru SMP, 75.684 guru SMA, dan 63.961
guru SMK (Kompas, 5 Januari 2006).
lnformasi

di atas menunjukkan bagaimana rendahnya mutu guru di

Indonesia. Rendahnya mutu guru tentunya sangat berpengaruh terhadap kualitas
tamatan, yang pada akhimya akan berpengaruh pada kualitas pendidikan di
Indonesia.

Lemhaga diklat adalah saJah satu lembaga yang bertanggung jawab
terhadap rendahnya mutu guru. Lembaga diklat sebagai lembaga yang memberi
diklat untuk meningkatkan kompetensi guru, dalam kenyataannya tidak pcrnah
berhenti mengadakan kegiatan diktat, namun sepertinya kegiatan diklat yang
dilaksanakan tidak banyak memberi manfaat bagi peningkatan kualitas guru di
Indonesia.
Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Teknologi Medan adalah

Departemen Pendidikan Nasional di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PMPTK). PPPG Teknologi Medan mempunyai tugas pokok melaksanak.an
pelatihan dan pengembangan teknis pendidikan untuk meningkatkan mutu dan
kompetensi kerja guru dalam kaitannya dengan usaha peningkatan mutu
pendidikan. Oleh karena itu PPPG Teknologi Medan harus menyiapkan diri dalam
berbagai upaya pembaruan di bidang diklat dan selanjutnya diimplementasikan
pada wilayah bsinaannya yaitu Sumatera, Kalimantan Selatan dan Kalimantan

Sarat.
Peningkatan kualitas guru SMK diharapkan akan meningkatkan kualitas
tamatannya

yang

akan

terJihat

dengan

semakin

berkurangnya

tingkat

pengangguran tamatan SMK karena meningkatnya kompetensi tamatan akan
memudahkan untuk merebut peluang pasar kerja bahkan untuk menciptakan
lapangan kerja.
Adapun layanan diklat PPPG Teknologi Medan untuk SMK adalah Diklat
Kompetensi dan Sertifikasi Guru SMK, Diktat Calon Kepala SMK ([alent

)

Scoulin~).

Diklat Guru Produktif Bahasa lnggris, Diklat Pembuatan Bahan
Ajar/Modul, Diklat Kurikum Competency Based Training (CBT)!Production

Based Training (PBT), Diklat Unit Produksi SMK, Penataran dan Lokakarya
Manajemen

Kepala SMK

Standar Nasionalllntemasional,

Penataran dan

Lokakarya Manajemen Kepala SMK Swasta serta Diklat Teknologi lnformatika.
PPPG Teknologi Medan adalah lembaga diklat yang merupakan institusi
strategis, sesuai dengan tugas dan fungsinya diharapkan mampu memberikan

pada umumnya dan kualitas guru pada khususnya, melalui pelaksanaan diklat
yang efektif dan efisien.
Untuk menyelenggarakan diklat yang efektif dan efisien di PPPG
Teknologi Medan sangat dibutuhkan manajemen penyelenggaraan program yang
tepat karena secara umum fungsi-fungsi

manajemen di dalam organisasi

diarahkan untuk pencapaian tujuan. "Manajemen adalah proses penggunaan
sumber-sumbcr daya secara efektif untuk mencapai sasaran" (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Mondy dan Premaux (1995: 16) "management is the process

of getting thing done through the efforts of other people". Manajemen adalah
suatu proses pencapaian tujuan melalui usaha orang lain. Hal ini mempunyai
makna bahwa dalam suatu organisasi kegiatan manajemen meliputi pembuatan
rencana, menetapkan pelaksanaan kegiatan, pembagian tugas*tugas kepada
personil dan mengawasinya serta mengevaluasi hasil yang dicapai.
Dalam rangka pencapaian sasaran diktat sangat diperlukan rancangan,
implementasi dan evaluasi yang tepat dalam penyelenggaraan diklat. Komponen*
komponen diklat meliputi kurikulum. materi, widyaiswara, fasilitas, bahan ajar,

hahan praktek, peserta diklat. Kegagalan daJam merancang, mengimplementasi.
maupun

mengevatuasi

komponen-komponen tersebut dapat

menyebabkan

penyelenggaraan diklat tidak optimal.
Berdasarkan basil observasi awal terdapat kendala-kendala operasionat
yang menunjukkan gejala belum optimalnya pelaksanaan diklat di PPPG
Teknologi Medan. · Gejala-gejaJa tersebut adalah banyaknya peserta pengganti
yang diakibatkan oleh belum adanya Sistem Informasi Manajemen Peserta diklat

mengikuti diklat, sarana komunikasi yang kurang memadai, kurangnya disiptin
peserta diklat, permintaan perpendekatan waktu diktat oleh peserta, latar belakang
pengetahuan peserta diktat yang bervariasi, kurangnya upgrading terhadap
kompetensi penyaji, masih ada eaton peserta diktat yang terpanggil tetapi
berhalangan datang dengan berbagai alasan, ketertambatan sampainya surat
pemanggilan calon peserta diklat ke

SMK yang dituju, sarana yang kurang

lengkap.
Hasi1 observasi awal juga menunjukkan gejala bahwa

beberapa

penyelenggaraan diklat belum optimal, seperti diklat kurikulum Competency
Based Training (CBT) yang ditaksanakan PPPG Teknologi Medan yang bertujuan
untuk memberikan pemahaman kepada guru-guru SMK tentang konsep dan
strategi pengembangan kurikulum SMK, kenyataannya diklat yang sudah
berulang kali dilaksanakan tidak banyak memberikan manfaat dalam membantu
guru SMK menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Kenyataan membuktikan dengan masih banyak guru SMK yang belum

paham tentang konsep dan strategi pengembangan kurikulurn tersebut dan
pengaplikasiannya di Japangan.
Selain daripada itu PPPG Teknologi Medan dua tahun terakhir ini
melaksanakan

~ji

kompetensi dan sertifikasi kepada guru-guru SMK yang telah

mengikuti diklat kompetensi di lembaga ini menunjukkan bahwa masih banyak
guru yang tidak lulus dalam uji kompetensi tersebut.
Berdasarkan gejala-gelaja tersebut penulis tertarik untuk

meneliti

PPPG Teknologi Medan.

B. FOKUS PENELITIAN
Berdasarkan gejala-gejala umum seperti tingginya tingkat pengangguran
tamatan SMK, rendahnya kompetensi guru SMK dan gejala-gejala khusus yang
terdapat di PPPG Teknologi Medan seperti kendala-kendala operasional
pelaksanaan diklat, belum tercapainya sasaran diklat CBT dan Diklat Kompetensi
guru SMK serta hasil uji kompetensi dan sertifikasi guru SMK tersebut, maka
peneliti memfokuskan penelitian pada "Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan (Diktat) Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Teknologi
Medan".

C. MASALAH
Bagaimana manajemen diklat yang rneliputi:
\. Bagaimana

desain (rancangbangun) diktat guru SMK oleh PPPG

Teknologi Medan?

2. Bagamana implementasi (pelaksanaan) diklat guru SMK oleh PPPG
Teknologi Medan?
3. Bagaimana evaluasi diklat guru SMK oleh PPPG Teknologi Medan?

D. TUJUAN
Untuk mendeskripsikan desain (rancangbangun) diklat guru SMK oleh
PPPG Teknologi Medan.

PPPG Teknologi Medan.
Untuk mendeskripsikan evaluasi diklat guru SMK oleh PPPG Teknologi
Medan

E. MANFAAT
1.

Sebagai bahan pertimbangan bagi PPPG Teknologi Medan dalam
mengambil kebijakan herkaitan dengan manajemen penyelenggaraan
diktat.

2.

Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penyelenggara
diktat sejenis.

3.

Sebagai upaya pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan dengan
penemuan model baru manajemen penyelenggaraan diklat.

4.

Bagi peneliti lain yang berminat untuk melengkapi lebih jauh tentang
manajemen yang sesuai untuk dikembangkan di Pusat Pendidikan dan
Pelatihan (PUSDIKLAT).

F. BATASAN ISTILAH

1.

Penyelenggaraan diklat adalah proses pelaksanaan diklat mulai dari
perencanaan program diklat, pelaksanaan program sampai evaluasi
diklat.

2.

Rancangbangun adalah penyusunan rangkaian perencanaan program
diklat.
Implementasi adalah pelaksanaan program diklat berdasarkan rencana

4.

Evaluasi adalah penilaian terhadap pelaksanaan diklat dan penilaian
terhadap kemampuan peserta diklat.

1MilK PERPUST AKAAN\
BAB

v

u 1\11 M E ~

\

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis terhadap manajemen penyelenggaraan diklat di PPPG
Teknologi Medan yang dilakukan peneliti pada BAB IV, maka peneliti
menyimpulkan manajemen penyelenggaraan diklat lembaga tersebut seperti
gambar 5.1

Analisis
Kebutuhan Diklat

D
8

Evaluasi Dampak
Diklat

Q

2
Perencanaan
Program diklat

I~

IL-v'

3
Penyusunan
Kurikulum Diklat

4
Pendistribusian
Program Diklat

D
6

7
Evaluasi dan

Pelaksanaan
Diklat

Sertifikasi

5
Persiapan Bahan
Diklat

Gambar 5.1 Model Manajemen Diklat PPPG Teknologi Medan

Ada delapan (8) tahap mekanisme manaJemen penyelenggaraan diktat
yang telah dilaksanakan di PPPG Teknologi Medan yang meliputi: (1) Analisis
Kebutuhan Diktat (TNA), (2) Perencanaan Program Diklat, (3) Penyusunan
Kurikulum, (4) Pendistribusian Program Diklat, (5) Persiapan Bahan Diklat {6)
Pelaksanaan Program Diktat, (7) Evaluasi dan Sertifikasi dan (8) Evaluasi
Dampak Diktat.

105

106

Deberapa

kesimpulan yang diambil

peneliti

sehubungan dengan

manajemen penyelenggaraan diktat di PPPG Teknologi Medan adalah sebagai
berikut:
Pertama. perencanaan program diklat di PPPG Teknologi Medan belum
sepenuhnya melibatkan SDM lembaga yang terkait dengan perencanaan
pendanaan.
Kedu~

penyusunan kurikulum pada beberapa jenis diklat

belum

sepenuhnya berurienlasi pada kebutuhan peserta diktat karena sumber daya bahan
praktek dan fasilitas bengkel yang kurang memadai.
Ketiga. pendistribusian program diklat ke SMK masih terdapat kelemahan
pada surat pendistribusian program diktat belum diterakan syarat-syarat minimal
yang harus dimiliki oleh peserta, hal ini mengakibatkan bervariasinya calon
peserta diklat baik dari pendidikan, pengalaman dan pengetahuan tentang bidang
program diklat tertentu. Hal ini juga mengakibatkan sulitnya bagi widyaiswara
membuat materi/menyamakan materi diklat dan peserta diklat yang tidal< sesuai
dengan jurusannya kesulitan mengikuti proses pembelajaran.
Keempat, pembuatan rekapitulasi usul calon peserta diklat belum
dilakukan secara cermat dan tetiti sehingga masih terdapat kekeliruan datam
penempatan usul calon peserta sesuai dengan kebutuhan sehingga mengakibatkan
kesalahan dalam pemanggilan peserta dan juga terjadi kesalahan dalam
penempatan peserta diklat artinya diktat yang diberikan tidak sesuai dengan yang
dibutuhkN
Kelim~

petaksanaan diklat yang terdiri dari tiga bagian yaitu:

(a)

persiapan, (b) pelaksanaan dan (c) pelaporan. Pada tahap ini masih terdapat

107

kclcmahan yaitu pendistribusian bahan ajar yang seharusnya diberikan pada awal
pelaksanaan diktat, namun belum dilaksanakan tepat waktu masih ada satu dua
bahan ajar yang diberikan pada saat kegiatan diklat sudah berjalan.
Keenam, sementara persiapan widyaiswara rata-rata sudah baik, baik
dalam hal persiapan bahan ajar maupun penggunaan media pembelajaran. Namun
demikian kemampuan widyaiswara perlu terns dikembangkan sesuai dengan
tuntutan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam rangka pengembangan materi
diklat.
Ketujuh, kekurangan peralatan dan bahan praktek serta fasilitas di bengkel
yang sudah out of date menyebabkan materi yang diterima peserta kurang fokus
karena belum didukung oleh fasilitas yang memadai.
Delapan, permintaan perpendekan waktu diklat oleh peserta tidak selalu
dikabulkan oleh PPPG Teknologi Medan kecuali dengan alasan yang logis,
namun perpendekan yang logis juga sebenamya mengurangi jam belajar peserta
diklat sehingga ada materi yang belum dipelajari. Namun hal ini mengesankan
bahwa penyusunan jadwal pelaksanaan program yang kurang cermat dan teliti.
Sembilan, desain evaluasi dan sertifikasi yang dilakukan sudah cukup baik
karena selain evaluasi terhadap pelaksanaan diklat yang dilakukan oleh panitia,
pada setiap akhir program diklat dilakukan evaluasi terhadap penyelenggara dan
diakhiri dengan rapat penyelenggaraan evaluasi dengan membahas kelemahan dan
jalan perbaikan yang akan ditempuh untuk pelaksanaan diklat berikutnya. PPPG
Teknologi terbuka terhadap kritikan peserta diklat. Selain itu evaluasi terhadap
kemampuan peserta dilakukan sudah cukup baik, dimana

rat~

widyaiswara

telah melakukan pretest dan post tes dan nilai akhir peserta di rekap dalam bentuk

108

DKN (Daftar Kumpulan Nilai). Evaluasi dampak diklat juga telah dilakukan
untuk mengetahui manfaat diklat terhadap pelaksanaan tugas-tugas guru di
sekolah. Hanya saja ada kelemahan selama ini, dimana basil evaluasi
penyelenggaraan diklat belum sepenuhnya diinput sebagai informasi dalam
program diklat selanjutnya serta pelaksanaan penelitian untuk mengetahun
dampak diklat masih penelitian kuantitatif belum bersifat penelitian kualitatif.

B.

IMPLIKASI

PPPG

Teknologi

diharapkan

dapat

menjalankan

manajemen

penyelenggaraan diklat guru SMK secara optimal. Pada basil penelitian masih
terlihat beberapa kelemahan dalam manajemen penyelenggaraan diktat di lembaga
ini.
Masib ada program diktat yang kurang sesuai sehingga mengakibatkan
diklat yang dilaksanakan belum sepenuhnya dapat memfasilitasi kebutuhan
peserta, dilain pibak diklat yang dilaksanakan terlalu dangkal karena waktu
kurang memadai karena banyaknya materi yang harus dipelajari. Hal ini
disebabkan penyusunan kurikulum belum didukung oleh sumber daya yang
memadai. Penyusunan kurikulum yang didukung oleh sumber daya peralatan dan
fasilitas bengkel yang memadai akan lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan peserta.
Hasil

penelitian JUga

menUI'Jukkan

belum

ditentukannya

syarat

pengetahuan, pendidikan dan pengalaman minimal yang harus dimiliki oleh
peserta diklat sehlngga mengakibatkan sulitnya widyaiswara menyamakan materi.
Namun pada akhir penelitian ini terkesan pihak manajemen penyelenggaran diktat

109

PPPG Teknologi Medan akan membuat suatu rincian syorot minimal peserta

diktat. Jika ini dapat dilakukan maka basil pembelajaran akan lebib jelas terlibat
karena seluruh peserta dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan
widyaiswara tidak akan kesulitan memilih materi diklat.
Hasil penelitian juga membuktikan kurang cermatnya tenaga pembuat
rekapitulasi calon peserta diklat sebingga terjadi penempatan calon peserta diklat
yang salah. Hal ini dapat menyebabkan penempatan peserta diktat yang tidak
sesuai dengan juru.san dan bidang keahlian men::ka sehingga mereka akan
kesulitan dalam mengikuti program pembelajaran.
Masib ada widyaiswara yang kemampuannya perlu ditingkatkan
mengingat guru sebagai peserta diktat mempunyai kemampuan dan keahlian di
sekolah dalam proses belajar mengajar. Widyiswara perlu terus meningkatkan
kompetensi sesuai bidang keahlian mereka karena Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi akan terus berkembang.
Masih ada pendistribu:sian

bahan ajar yang tidak tepat waktu

menyebabkan peserta diklat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena tidak ada bahan ajar sebagai panduan. Jika ini dapat dihindari, maka basil
diklat akan lebib baik karena adanya korelasi bahan yang disampaikan
widyaiswara dengan bahan ajar yang ada pada peserta sehingga materi akan lebib
mudah dimengerti.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kekurangan dalam peralatan dan
bahan praktek diktat serta fasilitas bengkel yang sudah usang sehingga kurang
menunjang proses pembelajaran. Jika pembelajaran didukung oleh bahan praktek
dan fasilitas yang memadai tentulan basil pembelajaran akan lebih optimal.

110

Peneliti menemukan pula bahwa permintaan perpendekan waktu
pelaksanaan diklat tidak selalu dikabulkan oleh pihak penyelenggara diklat
kecuali dengan alasan yang legis, misalnya karena hari libur Nasional. Permintaan
perpendekan waktu sesungguhnya bukan aspirasi seluruh peserta diktat, PPPG
Teknologi Medan seyogianya membuat jadwal yang cermat dan teliti.
Penelitian juga menemukan bahwa rangkaian kegiatan manajemen
penyelenggaraan diktat yaitu TNA, penyusunan program, penyusunan kurikulum,
penyiapan bahan diktat, pendistribusian program diktat, pelaksanaan diklat,
evaluasi dan sertifikasi serta evaluasi dampak diklat sangat mempengaruhi
efektivitas penyelenggaraan diklat, oleh karena itu PPPG Teknologi Medan sudah
semestinya

menerapkan

upaya

peningkatan

optimalisasi

manajemen

penyelenggaraan diklat.

C.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan, maka dapat disarankan

beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi pihak penyelenggara, khususnya jajaran pimpinan perlu meningkatkan
kemampuan dan keterampilan dalam perencanaan dan manajemen diklat
tennasuk dalam keterarnpilan analisis kebutuhan diklat, kemarnpuan dan
keterampilan dalam pengembangan kurikulum serta keterampilan dalam
evaluasi program, proses dan hasil diklat.
2. Bagi widyaiswara, diperlukan adanya pengembangan kompetensi profesional,
oleh karena itu kompetensi mereka harus selalu diupgrade sesuai dengan
perkembangan IPTEK.

111

3. Bagi perencana program agar lebih terbuka dalam penyusunan program diklat
sehingga kualitas program yang tebaik akan tercapai.
4. Untuk meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan program-program

diklat.

maka sudah

saatnya

PPPG

Teknologi

Medan

perlu

terus

mengembangkan ketjasama dengan badan-badan diklat negeri maupun swasta
yang ada di Indonesia maupun di luar negeri untuk pendalaman dan
pemerkayaan jenis diklat tertentu, ataupun menggunakan tenaga-tenaga ahli

pengembangan SDM.
Pihak manajemen perlu menetapkan syarat minimal yang harus dimiliki oleh
peserta diklat untuk setiap program untuk pencapaian hasil diklat yang lebih
optimal.
6. Staf pembuat rekapitulasi usulan calon peserta diktat perlu melakukan
pekerjaan dengan teliti, selain itu pendistribusian diklat harus dilakukan lebih
awal untuk menghindari singkatnya waktu antara perekapan calon peserta

dengan awal pelaksanaan diklat.
PPPG Teknologi Medan hendaknya membuat jadwal yang matang dalam
pelaksanaan dan mematuhi jadwal tersebut sehingga tidak terjadi perpendekan
waktu pelaksanaan diktat.
8. Hasil evaluasi penyelenggaraan diklat hendaknya menjadi inforrnasi dan
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program diklat di masa yang akan
datang.

112

9. Widyaiswara hendaknya mempersiapkan bahan ajar sebelum pelaksanaan
diklat sehingga bahan ajar benar-benar dapat mendukung proses pembelajaran.
10. Perlu penambahan peralatan dan pembaruan fasilitas bengkel yang sudah
usang.
11. Pelaksanaan evaluasi dampak diktat sebaiknya bukan hanya bersifat penelitian
kuantitatif tetapi juga penelitian kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Atmodiwirio, S. 2002. Manajemen Pelatihan. Jakarta: Ardadizya Jaya.
Bafadal, I. (2003). Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Dari
Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Bogdan, R. W dan Biklen. 1982. Qualitative Research In Education; An

Introduction To Theory And Methods.
Danim, S. 2004. Menjadi Pene/iti Kualitatif. Bandtmg: Pustaka Setia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Dennawan R. 2004. Pengambilan Keputusan, Landasan Filosojis, Konsep dan
Ap/ikasi. Bandung: Alfabeta.

Dwi Indrawati. 2005. Strategi Manajemen Program Kecakapan Hidup (Life
Skills) dalam kemandirian warga be/ajar di Sanggar Kegiatan Be/ajar
(SKB) Pertumbukan. Med.an: UNIMED.
Faisal, S. 1990. Penelitian Kua/itatif: Dasar-dasar dan Aplilrasi. Jakarta: Raja
Grafindo.
Handoko, T. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.

Kamars, D. 2004. Administrasi Pendidilran Teori dan Praktek. Padang: UPI Press.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 027/0/1995 tentang
Petunjuk Teknis Perolehan Angka Kredit Bagi Jabatan Widyaiswara
PPPG dan BPG di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. 1999.
Jakarta: Depdikbud.
Kussriyanto, B. 1991. Meningkatkan ProdukJifitas. Jakarta: Pustaka Binaman
pressindo.
Martoyo, S. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi II Yogyakarta:

BPFE.
Miles, M. B dan Huberman, A. M. 1992. Ana/isis Data Kualitatif. Peneijemah:
Tjetjep Rohendi. Jakarta: Universitas Indonesia.

113

114

Moleong, L. (2004). Metode Penelition Kuo/itotif. Bandung: Rosda karya.
Mondy, R. W dan Premaux S.R. (1995). Management. New Jersey: Prentice Hall.
Ndraha T., (1999), Pengontar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Jakarta, Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Pareek, U. 1991. Peri/aku Organisasi. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Poedjinoegroho, B. 5 Januari 2006. Guru Profesiono/ Adakoh?. Kompas, (on
line}, (http:\\www.mirifica.net, diakses 27 Maret 2006).
Priowirjanto, G. P. 20 Mei 2003. Banyak Guru SMK di bawah Standar
Kompetensi. Republika, (online), (http:\\www.republika.co.id, diakses
tanggal28 Maret 2006).
Rachman,
H.
Data
Ketenagokerjaan "Pengangguran".(online),
(http:\\www.apindo.or.id, diakses tanggal 27 Maret 2006).
Robins, S. P. 1984. Management, Concepts, Practices. New Jersey: Prentice Hall,
Inc. Engle wood Cliffs.
Sagala, S. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.
Sagala, S. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Siagian, S. 1988. Fungsi-fungsi Manajerio. Jakarta: Bumi Aksara.
Soedijarto. 22 Desember 2003. Mulai dari Dunia Kerja Berakhir di Dunia Kerja.
Kompas, (online), (http:\\www.compas.com., diakses tanggal 27 Maret
2006).
Supenti, T. Data dan Ana/isis Perkembangon Angkatan Kerja Tahun 2002-2003.
(online), (http:\\www.nakertrans.go.id, diakses tanggal28 Maret 2006).
Suranta, E. 2004. Upaya Peningkatan Efekrifitas Manajemen Diklat {Studi Kasus
pada Balai Dildat Keagamaan di Medon. Medan: UNIMED.
Suryana, A. 2005. Mendesain Pe/atihon. Jakarta: Progres.
Suryana, A. 2004. Kiat dan Teknik Evaluasi Pelatihan. Jakarta: Progres.

115

Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka
Cipta.

Y afit Ham. 2005. Manajemen Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (Life
Skills) vokasiona/ di Sanggar Kegiatan Be/ajar (SKB) Labuhan Batu. Medan:
UNIMED.
Yusuf, F. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.