SISTEM PERENCANAAN PROGRAM PENATARAN JARAK JAUH DI PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TERTULIS BANDUNG : Studi Deskriftif analisis Perencanaan Program Penataran Penyegaran Guru SLTP di PPPG Tertulis Bandung.

SISTEM PERENCANAAN PROGRAM

PENATARAN JARAK JAUH Dl PUSAT PENGEMBANGAN
PENATARAN GURU TERTULIS BANDUNG
(Studi Deskriftif analisis Perencanaan Program Penataran Penyegaran
Guru SLTP di PPPG Tertulis Bandung

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat
Memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

YAYAN SUTARYAN
NIM. 999592

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2001

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul
"Sistem Perencanaan Program Penataran Jarak Jauh di Pusat

Pengembangan Penataran Guru Tertulis Bandung (Studi Deskriptif
Analisis Perencanaan Penataran Penyegaran Bagi Guru SLTP di

PPPG Tertulis Bandung)" beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya saya sendiri, dan sayatidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
atas etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap

keaslian karya saya ini.

Bandung, September 2001

Yayan Sutaryan

Disetujui dan disyahkan oleh:

Pembinftqing I

Prof.Dr.H.TB. Abin Syamsuddin Makmun, MA

Pembimbing II

Prof.Dr.H. Mohamad Idochi Anwar

Mengetahui,

Ketua Program Studi/fyministrasi Pendidikan


Program Pascasarjana UrWrsitas Pendidikan Indonesia

Prof.Dr.H

amsuddin Makmun, MA

m

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sistem perencanaan

program penataran penyegaran bagi guru SLTP. Berangkat dari tujuan
tersebut, maka masalah dalam penelitian ini adalah "bagaimana sistem

perencanaan penataraan penyegaran bagi guru SLTP yang baik di PPPG
Tertulis?

Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan


pendekatan penelitian kualitatif. Alat pengumpul data yang digunakan
wawancara, observasi, dan telaah dokumentasi, yang ditujukan pada

sejumlah subyek penelitian yang dipandang memadai untuk memberikan
informasi sesuai dengan fokus penelitian.

Hasil dari analisis data penelitian, ditemukan beberapa temuan
penelitian sebagai berikut:
1. Rumusan visi dan misi PPPG Tertulis memberikan peranan yang jelas

dalam penyusunan rencana program penataran yang dilaksanakan
oleh PPPG Tertulis, termasuk di dalamnya
bagi guru SLTP.

penataran penyegaran

2. Sumber dana bersumber dari anggaran pemerintah pusat., dan

kualifikasi Sumber Daya Manusia yang berada di PPPG Tertulis


merentang dari kualifikasi pendidikan SD, SLTP, SLTA, Diploma, S1,
dan S2.

3. Untuk mengidentifikasi kebutuhan peserta dilakukan melalui: (a)
penyebaran angket dan analisis hasil angket; (b) inventarisasi
pendaftaran peserta, Pengembangan bahan ajar menjadi tugas
Widyaiswara yang dilakukan dengan cara melakukan sanctioning,
melibatkan Tim Penilai dari Perguruan Tinggi.

4. Distribusi bahan ajar disampaikan kepada peserta melalui Kepala
Sekolah dengan tembusan kepada Dinas Kota/Kabupaten. Proses

pembelajaran menggunakan modul dan dilakukan tutorial apabila
dipandang perlu. Peserta diwajibkan mengikuti tes awal, mengerjakan
tugas mandiri, dan tes akhir.
5. Evaluasi tes akhir dilaksanakan sebagai syarat memperoleh sertifikat
dalam bentuk STTPL.

6. Pendekatan SWOT analisis dapat memberikan informasi dalam proses


penyusunan perencanaan program penataran, yang meliputi aspekaspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan. Kekuatan dan
kelemahan dapat digali dengan memfokuskan pada analisis internal,
sedangkan peluang dan tantangan dapat digali dengan memfokuskan
pada analisis eksternal.

Hasil

dari

analisis dan

SWOT

tersebut

dijadikan

bahan

pertimbangan dalam merumuskan perencanaan program penataran

penyegaran yang lebih baik di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI
Hal

PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN

in

KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

IV

Vl
x
Xl
xm
XIV
xv

BAB

1
1
8
14
15

BAB

I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Alasan Pemilihan Masalah

C. Fokus Telaahan
D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

E. Tujuan Penelitian

17

F. Manfaat Penelitian

18

G. Paradigma Penelitian

20

II PERENCANAAN PROGRAM PENATARAN JARAK
JAUH Dl PPPG TERTULIS

A. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan
B. Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

1. Pengertian Perencanaan Pendidikan

21
23
23

2. Karakteristik Perencanaan
3. Perencanaan Dalam Setting Penataran Jarak Jauh

27
30

C. Pengelolaan Sumber Daya Manusia di PPPG Tertulis
1. Konsep Dasar Pengelolaan Sumber Daya Manusia
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia di PPPG

38
38

Tertulis Bandung


D. Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis
1. Perkembangan Lembaga PPPG Tertulis Bandung
2. Model Sistem Pendidikan Jarak Jauh

3. Manajemen Sistem Pendidikan Jarak Jauh
E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

BAB

21

III PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Pemilihan Sampel

44

49
49
52

57
64

69
69
71
72
xi

BAB

D. Data Yang Diperlukan
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian

73
74
77

G. Teknik Analisa Data

78

IV DESKRIPSI DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. Deskripsi Data Penelitian

80

81

1. Peranan Visi dan Misi PPPG Tertulis Dalam

Perencanaan Penataran Penyegaran Bagi

Guru SLTP

81

2. Kesiapan Sumber Dana dan Sumber Daya Manusia
Dalam Mendukung Perencanaan Program

Penataran Penyegaran

89

3. Analisis Masukan Dalam Perencanaan Penataran

Penyegaran Guru SLTP

100

4. Analisis Proses Penyelenggaraan Penataran

Penyegaran

117

5. Analisis Produk (Lulusan) Penyelenggaraan

Penataran Penyegaran

121

6. Analisis SWOT Perencanaan Penataran

Penyegaran
B. Rangkuman Data Penelitian dan Pembahasan

125
130

1. Analisis Peranan Visi dan Misi Dalam Perencanaan

Penataran Penyegaran Bagi Guru SLTP
2. Analisis Kesiapan Sumber Dana dan Sumber Daya

130

Manusia Dalam Perencanaan Penataran Penyegaran

Bagi Guru SLTP

135

3. Analisis Masukan Dalam Perencanaan Penataran

Penyegaran Bagi Guru SLTP

138

4. Analisis Proses Penyelenggaraan Penataran

Penyegaran Bagi Guru SLTP

14°

5. Analisis Produk (Lulusan) Penyelenggaraan

Penataran Penyegaran Bagi Guru SLTP
6. Analisis SWOT Dalam Perencanaan Penataran

Penyegaran Bagi Guru SLTP
BAB

V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

143
147

A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
2. Kesimpulan Khusus

I47
I47
149

B. Implikasi
C. Rekomendasi

10°
158

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii

DAFTAR TABEL

Hal
Nomor:

1. Rencana Program Anggaran Pembangunan Tahun 2000

90

2. Daftar Karyawan PPPG Tertulis Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Tahun 2000

95

3. Hasil Pendataan Penerimaan Peserta Penataran Penyegaran

Tipe ATahun 2000

103

4. Jumlah Daftar Tunggu Peserta Penataran Guru SLTP Tahun
Anggaran 2000

5 Jumlah Daftar Peserta Penataran Guru SLTP Tahun Anggaran

' 2000

105

6. Usulan Kebijakan Tahun Anggaran 2001

123

7 Analisis Peranan Visi dan Misi PPPG Tertulis Dalam
Perencanaan Penataran Penyegaran Bagi Guru SLTP
Tahun 2000

8 Kesiapan Sumber Dana dan SDM Dalam Perencanaan
Penataran Penyegaran Bagi Guru SLTP Tahun 2000

13b

9. Analisis Masukan Dalam Perencanaan Penataran Penyegaran
Guru SLTP Tahun Anggaran 2000

10. Analisis Proses Penyelenggaraan Perencanaan Penataran

Penyegaran Guru SLTP Tahun Anggaran 2000.

140

11. Analisis Produk Penyelenggaraan Penataran Penyegaran

Guru SLTP Tahun Anggaran 2000

14i

12. Analisis SWOT Perencanaan Penataran Penyegaran Guru

SLTP Tahun Anggaran 2000

XI11

144

DAFTAR GAMBAR
Hal
Nomor:

1. Proses Penetapan Sasaran Dalam Perencanaan Pendidikan
Strategis

5

2. Paradigma Penelitian

20

3. Integrasi Komponen-Komponen Sumber Daya Manusia
Dengan Manajemen Strategis

39

4. Pengelolaan R-E-D (Regristasi-Evaluasi-Distribusi)

62

XIV

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Instrumen Penelitian

2. Struktur Organisasi PPPG Tertulis
3. SK Pembimbing Tesis

4. Surat Keterangan Keiayakan Instrumen Penelitian
5. Surat Pengantar Penelitian
6. Surat Ijin Penelitian

7. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
8. Riwayat Hidup

XV

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perencanaan pada hakikatnya merupakan pemikiran masa depan

yang lebih baik yang menggambarkan terjadinya perubahan-perubahan

yang diinginkan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dibandingkan
dengan keadaan sebelumnya atau kondisi saat ini. Dalam proses

perencanaan, kondisi perubahan yang diinginkan tersebut perlu
dirumuskan secara operasional, yang menyangkut substansi perubahan,

sifat perubahan, berapa banyak dan kapan harus dicapai, itulah sasaran

dalam perencanaan. Sasaran menyangkut hasil-hasil yang diinginkan
yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Para perencana

pendidikan harus memiliki wawasan tentang gambaran ideal kondisi
pendidikan yang diharapkan di masa datang (visi).

Waterson (1965), dalam Yahya Sudarya (2000: 6) menjelaskan
konsep perencanaan sebagai berikut:

Pada hakikatnya perencanaan adalah usaha yang secara sadar,

terorganisasi, dan terus menerus dilakukan guna memilih altematif
yang terbaik dari sejumlah altematif untuk mencapai tujuan yang
ditentukan (Waterson, dalam Diana Coyners, 1991)

Dalam sasaran pendidikan tersebut akan terkandung nilai-nilai

normatif atau ideal yang memiliki syarat-syarat tertentu, seperti realistik,

feasibel, dan sistemik. Realistik berarti memperhitungkan kondisi obyektif,

yaitu masalah yang dihadapi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Feasibel berarti memiliki kemungkinan untuk diwujudkan dengan

memperhatikan

sumber

memperhitungkan seluruh

daya

yang

ada.

komponen yang

Sistemik,

berarti

membentuk kinerja

organisasi/unit kerja/lembaga.

Pendidikan sebagai suatu sistem, maka di dalamnya akan

memerlukan

perencanaan

penyesuaian

dengan

untuk

kebutuhan

mengatur sistem

dan

pendidikan,

mengakomodasi

aspirasi

masyarakat. Alasan lain yang cukup mendasar periunya dilakukan

perencanaan dalam pendidikan, antara lain agar penyelenggaraan sistem
pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, menghasilkan lulusan yang
lebih bermutu, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa.

Sehubungan dengan pemikiran di atas, C.E. Beeby memberikan
batasan perencanaan pendidikan sebagai berikut:

Educational planning is the exercising of foresight in determining

policy, priorities and cost of an educational system, having dual
regard for economic and political realities, for the system potential
for growth, and for the needs ofthe country and ofthe pupils served
by the system.

(C.E. Beeby dalam Planning and Educational AdministratorUnesco: International Institute for Educational Planning, Paris 1967,

dalam Jusuf Enoch, 1995).

Sasaran perencanaan pendidikan adalah proses merumuskan

gambaran realistik tentang keadaan/perubahan yang dikehendaki, yang
diyakini sebagai suatu keadaan yang lebih baik. Proses tersebut menuntut

pemahaman tentang bidang pokok yang dihadapi pada masa kini,
misalnya dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness,

Opportunity, Threat) yang dilakukan dengan cermat, sangat membantu
para perencana bukan saja dalam memahami kondisi saat ini secara
sistemik, akan tetapi memungkinkan para perencana merumuskan

asumsi-asumsi perencanaan pendidikan yang tepat. Asumsi perencanaan

pendidikan sangat penting untuk memperhitungkan tingkat fisibilitas
realisasi sasaran-sasaran yang dirumuskan. Sementara itu, masukan

kebijakan dalam penetapan sasaran merupakan pedoman untuk
menentukan batasan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
berapa banyak, substansi apa, dan kapan.

Analisis SWOT atau KKPT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan

Tantangan)

akan

membantu

perencana

pendidikan

berpikir

realistik/obyektif terhadap keadaan saat ini, memiliki pemahaman

terhadap potensi (sumber daya) yang menjadi dasar analisis faktor kunci
sukses, yang selanjutnya memungkinkan perencana menyusun asumsiasumsi perencanaan.

Rumusan sasaran yang jelas memberikan petunjuk terhadap arah
tindakan atau cara-cara untuk mencapai sasaran yang mungkin dapat

dilakukan. Djam'an Satori (2000: 3), menjelaskan bahwa untuk mencapai
rumusan sasaranyang jelas, maka diperlukan 5 kerangka berpikir sebagai
berikut ini:

1. Where were we yesterday? (evaluasi hasil-hasil yang telah
dicapai sebelumnya);

2. Where are we now? (analisis situasi dan posisi);
3. Where do we want go? (perumusan sasaran),
4. How do we have to do get there? (strategi dan program);

5. How do we progress? (sistem pengendalian).

Bidang Hasil Pokok (BHP) merupakan pokok lembaga yang

menjadi orientasi kinerja lembaga, dan sekaligus merupakan alasan
mengapa lembaga tersebut diperlukan. Sehubungan dengan hal tersebut,
Djam'an Satori (2000: 5), menyebutkan beberapa indikator yang perlu

•Pi

4

diketahui oleh perencana pendidikan dalam merumuskan bidang hasil
kerja, yakni sebagai berikut:

1. Bidang di mana organisasi harus berhasil dengan baik;
2. Bidang yang langsung berkontribusi terhadap pencapaian
sasaran organisasi/unit kerja;
3. Bidang di mana dituntut prestasi tinggi;
4. Kondisi intern yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya;
5. Kunci suksesnya pekerjaan;
6. Bidang yang kritis;
7. Dapat dibuat hirarki sesuai dengan jenjang organisasi.
Dengan kata lain, bidang hasil pendidikan dapat pula dikatakan
sebagai unit analisis utama produktivitas lembaga. Dalam konteks bidang

hasil pokok tersebut, maka keberhasilan misi pendidikan nasional dapat
dilihat dari empat bidang hasil pokok, yaitu mutu pendidikan, relevansi,
pemerataan, dan efisiensi.

Untuk kepentingan perumusan sasaran

perencanaan, keempat bidang hasil pokok tersebut perlu dijabarkan ke
dalam indikator-indikator operasional dan empirik.

Dari keseluruhan analisis perencanaan pendidikan dalam kaitannya

dengan penentuan sasaran dari program kerja yang direncanakan dapat
digambarkan dalam skema sebagaimana tertera pada halaman lima.
Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Tertulis adalah Unit

Pelaksana Teknis Pengembangan Penataran Tertulis (Penataran Jarak
Jauh). Lembaga ini berada di bawah naungan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Pelaksanaan kegiatannya berada di bawah lingkup koordinasi Direktorat
Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. Pelaksanaan kegitan PPPG Tertulis
mencakup pelayanan terhadap semua guru di lingkungan Direktorat

Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu para guru TK, SD, SLTP, dan
SMU yang memerlukan penataran tertuiis atau penataran jarak jauh.

BIDANG HASIL POKOK
-Mutu Pendidikan
-Relevansi
-Pemerataan
-Efisiensi

Analisis Lingkungan
Makro (Eksternal)

Peluang dan
Ancaman

Analisis Indikator

Analisis Internal

Bidang Hasil Pokok

Organisasi

Faktor

Kunci Sukses

Kekuatan dan

Kelemahan

Sasaran

Kebijakan

Asumsi

Strategi

Gambar 1

Proses Penetapan Sasaran Dalam
Perencanaan Pendidikan Strategis
Diadopsi dalam Sasaran Pembangunan Pendidikan,
Djam'an Satori, (2000: 4)

Visi PPPG Tertulis Bandung berupaya menjadikan lembaga

sebagai pusat pengembangan pelayanan pembinaan profesionalisme
guru dan tenaga kependidikan lainnya di seluruh tanah air dengan sistem

penataran jarak jauh dan belajar mandiri secara efektif dan efisien.
Sementara misi PPPG Tertulis adalah melaksanakan layanan pembinaan

professional guru dan tenaga kependidikan lainnya melalui perencanaan

pengembangan dan pelaksanaan penataran jarak jauh dengan belajar
mandiri, baik penataran penyegaran (Refreshing in Service Training),
penataran pengayaan (Enrichment in Service Training), ataupun

penataran model kualifikasi (berakreditasi) berjenjang dan berkelanjutan.
Dalam butir IV.9 SK. Mendikbud No. 0161/U/1980 tertanggal 12

Mei 1980, disebutkan bahwa

PPPG Tertulis mempersiapkan bahan

secara tertulis dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1. Bahan yang berhubungan dengan materi dan cara penyajian
suatu bidang studi yang diperoleh dari pusat pengembangan
penataran guru yang mengelola suatu bidang studi;
2. Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis mengatur lebih
lanjut sehingga bahan tersebut menjadi bahan penataran tertulis
sesuai dengan keperluan;

3. Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis mencetak dan
mengadakan serta mendistribusikan ke Pusat penataran Guru
lain, Balai Penataran Guru, serta pihak-pihak yang relevan.

Sesuai dengan SK. Mendikbud No. 0529/0/1990 tanggal 14

Agustus 1990, disebutkan tugas dan fungsi PPPG Tertulis sebagai
berikut:

1. Merencanakan program
Tertulis;

2. Melaksanakan

pengembangan

penataran

teknis

penataran guru

pendidikan

meningkatkan mutu dan kompetensi kerja guru;
3. Melaksanakan pengembangan penataran;

untuk

4. Melaksanakan

peningkatan

cara penyajian dan materi

penataran;

5. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi penataran;

6. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga PPPG
Tertulis.

Dalam

menjalankan

tugas

dan

fungsi

tersebut,

Pusat

Pengembangan Penataran Guru Tertulis, didukung oleh sumber daya
manusia atau karyawan dengan berbagai kualifikasi pendidikan yang

berjenjang atau bervariasi. Jumlah keseluruhan stafPPPG Tertulis adalah
sebanyak 144 orang yang terdiri dari:
Pejabat Struktural : 6 Orang
Widyaiswara

: 37 orang

Staf administrasi

: 101 Orang

Dalam menjalankan tugasnya tersebut, Pusat Pengembangan
Penataran Guru Tertulis membutuhkan perencanaan dan strategi

pengembangan yang mampu mengantisipasi kebutuhan dan tuntutan

masyarakat serta perkembangan teknologi. Oleh karena itu, lembaga
seperti PPPG Tertulis dituntut memiliki visi untuk menjangkau masadepan
yang lebih baik, memiliki misi dan tujuan yang jelas serta perencanaan

yang matang agar dapat merealisasikan visi dan misi dalam bentuk

kegiatan teratah secara sistematis dengan mempertimbangkan kondisi
dan berbagai aspek internal maupun ekstemal, aspek kekuatan dan

kelemahan, peluang, dan tantangan/ancaman. Dengan demikian, PPPG
Tertulis diharapkan mampu memerankan fungsinya sebagai institusi

pembina dan pengembang profesionalisme serta kompetensi guru-guru di
Indonesia.

*f:

B. Alasan Pemilihan Masalah

^\ %^?-p!§^ * a

Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis (PPPG Tertuhs^5^ ^
yang semula bernama Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru (BKTPG)

berdiri pada tanggal 2 Juli 1950, berdasarkan SK. Menteri Pendidikan

Pengajaran dan Kebudayaan Rl. No. 5031 F, kemudian berdasarkan SK.
Mendikbud No. 0201/0/1978 tanggal 23 Juni 1978 berubah menjadi PPPG

Tertulis, yang kemudian diperbaiki dengan SK. Mendikbud Rl No.
0529/1990 tanggal 14 Agustus 1990.

Sampai saat ini belum semua guru diberbagai jenjang dan jenis

pendidikan mendapatkan pemerataan kesempatan peningkatan dan
pengembangan kompetensi dan profesionalnya akibatadanya variabilitas
kendala geografis dan sosial ekonomi. Layanan peningkatan profesional
guru dengan sistem penataran jarak jauh dan belajar mandiri telah lama
dirintis oleh PPPG Tertulis sejak tahun lima puluhan, namun masih perlu

terus dikembangkan seiring dengan tuntutan jaman, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dengan demikian maka peningkatan
profesionalisme guru dapat terlayani dengan baik, tanpa mereka harus
meninggalkan tugas sehari-hari.

Dalam pengembangan PPPG Tertulis tidak terlepas dari pengaruh
eksternal maupun pengaruh internal. Pengaruh eksternal diantaranya

bahwa penataran guru yang dilaksanakan dengan sistem jarak jauh

(Distance Education for in service Training Teacher) telah lama
dilaksanakan oleh negara-negara maju dengan dukungan alat-alat

"

komunikasi yang canggih seperti radio, televisi, telepon, dan internet,
penataran jenis ini terbukti lebih efektif dan efisien.

Sedangkan

pengaruh

internal

yang

sangat menentukan

perkembangan PPPG Tertulis antara lain akibat adanya berbagai tuntutan
kebutuhan nyata di lapangan, meliputi:

1. Setiap guru memerlukan tambahan wawasan tentang perkembangan
baru dalam dunia pendidikan secara terus-menerus, sementara
terhalang oleh berbagai kendala yang terjadi;

2. Guru-guru yang bertugas di daerah-daerah terpencil di seluruh pelosok
tanah air menghadapi kendala untuk mengikuti penataran yang

mensyaratkan dilaksanakan secara tatap muka sebagaimana yang
selama ini dilaksanakan;

3. Seiring dengan tuntutan masyarakat terhadap perlunya efektivitas

pembelajaran di sekolah, kesempatan para guru untuk mengikuti
peningkatan kompetensinya melalui penataran tatap muka sangat
terbatas;

4. Pemerintah menghadapi kendala/masalah keterbatasan dana yang

cukup serius dalam pembiayaan penataran secara tatap muka yang

kenyataannya memang membutuhkan pembiayaan yang cukup besar;
5. Ternyata

penyelenggaraan

peningkatan

dan

pengembangan

kompetensi profesionalisme guru dalam penataran jarak jauh melalui
sistem belajar mandiri menjadi solusi altematif yang cukup prospektif

bagi pembinaan tenaga fungsional guru yang secara sinergik dan
terus-menerus;

M

(K

'fA'ft

6 PPPG Tertulis memiliki wewenang dalam melaksanakan penbf^fG^v" x

\^**r^

bagi guru-guru di lingkungan Direktorat Pendidikan Dasar '"?r

Menengah. Adapun jenis penataran yang dilaksanakan oleh PPPG
Tertulis adalah sebagai berikut: (a) Penataran Penyegaran (Refreshing
Inservice Training); (b) Penataran Pengayaan (Enrichmen Inservice

Training); dan (c) Penataran Tertulis Kualifikasi Sistem Belajar Mandiri.
Penataran Penyegaran (Refreshing Inservice training) bertujuan
untuk memberikan tambahan bekal bagi para guru agar lebih mampu

melaksanakan kurikulum atau garis-garis besar program pengajaran yang

menjadi tugasnya. Sasarannya adalah guru, kepala sekolah, pengawas
TK, SD, SLTP, dan lama belajarnya satu semester.

Bidang tataran untuk guru TK, meliputi bidang pengajaran sebagai
berikut:

1. Metode Pengembangan Agama, Moral, Disiplin, dan Afeksi;
2. Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta;
3. Pendidikan Seni;

4. Psikologi Perkembangan;
5. Kurikulum dan Pembelajaran di TK;

6. Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa,
7. Metode Pengembangan Kemampuan Motorik.

Bidang tataran untuk guru SD, meliputi bidang pengajaran sebagai
berikut:

1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
2. Bahasa Indonesia;

11

3. Matematika;

4. Ilmu Pengetahuan Alam;
5. Ilmu Pengetahuan Sosial;
6. Keguman;
7. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Bidang tataran untuk guru SLTP, meliputi bidang pengajaran
sebagai berikut:
1. Matematika;

2. Ilmu Pengetahuan Alam;
3. Ilmu Pengetahuan Sosial;

4. Bidang Studi penunjang, yakni Bahasa Indonesia, dan Keguruan.

Tahap berikutnya akan dikembangkan bidang tataran antara lain:
1. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan;

2. Bahasa Inggris;
3. Pendidikan Agama Islam;

4. Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan.

Penataran tertulis Pengayaan (Enrichment Inservice Training)
bertujuan untuk memberikan tambahan materi atau wawasan baru yang

diperlukan para guru SMU, kepala sekolah maupun pengawas, agar lebih
mampu menghadapi perkembangan baru dalam penyelenggaraan
pendidikan, dengan lama belajar satu semester.

Bidang atau materi yang telah dan sedang dilaksanakan adalah:
1. Geografi; penginderaan jarak jauh dan sistem informasi geografi;
2. Ekonomi; Ekonometri.

12

Pada tahap berikutnya direncanakan akan dikembangkan materi
penataran, yang meliputi:
1. Thermodinamika;

2. Bioteknologi;

3. Bahasa Inggris;

4. Penulisan Karya Tulis llmiah;

5. Pengelolaan Sekolah;
6. Supervisi Akademik.

Penataran Tertulis Kualifikasi Sistem Belajar Mandiri bertujuan

untuk memberikan tambahan bekal dan meningkatkan kualifikasi

profesional guru sekolah dasar dan pada akhirnya hasil penataran dapat
diakreditasi oleh suatu LPTK.

Strategi penataran jenis ini, dilaksanakan dalam tahapan-tahapan
sebagai berikut:

1. Tahap pertama terdiri dari 60 SKS ditempuh melalui 3 semester
Tahap ini dilakukan melalui penataran tertulis Tipe Apenyegaran;

2. Tahap kedua adalah tahap pemantapan yang terdiri dari 18 SKS
ditempuh selama satu semester melalui sistem pembelajaran intensif,

tahap ini dilakukan oleh LPTK setempat sebagai penar.ggung javvab
akreditasi;

3. Pendaftaran Penataran Penyegaran Guru SLTP dilakukan oleh PPPG
Tertulis dikirim ke peserta melalui kepala sekolah yang bersangkutan.

Tembusannya dikirimkan ke Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dan
Dinas Pendidikan Propinsi;

13

4. Kepala Sekolah mengirim daftar calon peserta ke PPPG Tertulis
diketahui oleh Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dengan tembusan
Dinas Pendidikan Pripinsi;

5. Calon yang sudah masuk di PPPG Tertulis diseleksi dan yang
memenuhi syarat diberi nomor induk;

6. Peserta yang diterima atau ditangguhkan diinformasikan kepada
Kepala

Sekolah

yang

bersangkutan

dengan

tembusan

Dinas

Pendidikan Kota/Kabupaten Kepala Dinas Pendidikan propinsi.
Setelah para peserta mengikuti jenis penataran tertentu, maka

untuk mengetahui tingkat ketercapaian program yang telah direncanakan
dilakukan evaluasi. Ada tiga jenis evaluasi yang dilakukan oleh PPPG
Tertulis, sehubungan dengan jenis penataran yang dilaksanakan, yakni (1)
Tes Awal; (2) Tugas Mandiri; dan (3) Tes Akhir.

Tes awal dilakukan pada awal kegiatan penataran penyegaran,
dengan tujuan untuk mendiagnosis kemampuan awal peserta penataran
sebelum mereka mengikuti penataran.

Tugas mandiri diberikan kepada setiap peserta yang tugasnya
sudah ada di buku modul. Tugas mandiri juga sebagai peiengkap dalam
memberikan nilai akhir dari penataran penyegaran tersebut.

Tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman

peserta penataran penyegaran terhadap materi penataran yang disusun
dalam modul. Hasil tes awal, tugas mandiri, dan tes akhir akan dijadikan

pertimbangan dalam memberikan nilai akhir sebagai persyaratan untuk
mendapatkan sertifikat.

14

Sejalan dengan tuntutan tersebut, ada beberapa hal yang sampai

saat ini masih merupakan permasalahan dan tantangan yang belum
diakomodasi oleh lembaga permasalahan yang muncul saat ini antara

lain: (1) penataran dengan sistem modul kurang menstimulus peserta
penataran untuk mempelajari bahan penataran; (2) keterbatasan

pelaksanaan penataran dan terbatasnya dana/anggaran; (3) sementara
tantangan akan kondisi eksternal yang berkembang saat ini antara lain

adanya teknologi informasi dalam proses belajar mandiri seperti belajar
melalaui komputer (internet) atau program pengajaran dalam bentuk VCD;
dan (4) adanya peserta daftar tunggu yang belum terakomodir

Bertitik tolak dari pemikiran tersebut maka upaya pengembangan
perencanaan program penataran merupakan suatu kebutuhan bagi pihak
PPPG Tertulis Bandung.

C. Fokus Telaahan

Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan merupakan
fungsi pertama dan utama dari fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Pemyataan tersebut, dalam kenyataannya telah diikuti oleh satuan

lembaga atau organisasi yang memiliki program kerja rutin, seperti halnya
Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis Bandung.

Sebagai

lembaga

yang

diberikan

tugas

untuk

melakukan

pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru melalui sistem
belajar jarak jauh, maka perencanaan program merupakan aspek yang

15

amat penting. Melalui perencanaan program tersebut, maka dapat

diprediksi tingkat keberhasilan dari penataran jarak jauh tersebut.
Format perencanaan program penataran dalam penelitian ini,
dimaksudkan sebagai analisis empiris tentang pola perencanaan standar
yang digunakan di PPPG Tertulis dengan kajian konseptual tentang
perencanaan program penataran penyegaran bagi guru SLTP.

D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis dalam penelitian ini
merupakan setting penelitian. Sebagai institusi atau lembaga yang
bertugas melakukan penataran tertulis bagi gum-guru yang berada di
lingkungan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, maka dalam
operasionalnya menyangkut semua tahap manajemen program, yakni

mulai dari perencanaan, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut. Dilihat
dari ruang lingkup kerja, bidang garapan dari PPPG Tertulis di samping
penataran bagi guru-guru, juga terdapat program kerja yang berorientasi

pada pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia yang dimiliki
oleh PPPG Tertulis.

Analisis empiris tentang perencanaan standar, difokuskan dengan
menggunakan pendekatan sistem dan analisis SWOT. Dalam pendekatan

sistem tersebut, akan dianalisis tiga aspek utama, yakni: (1) masukan
(input) yang mempengaruhi proses penyusunan perencanaan; (2) proses
pelaksanaan

penataran

penyegaran

sebagaimana

yang

telah

direncanakan; dan (3) lulusan (output) dari penataran penyegaran

16

sebagaimana yang telah direncanakan. Analisis SWOT digunakan dengan
memfokuskan pada aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

dari keseluruhan proses penyusunan perencanaan penataran penyegaran
bagi guru SLTP yang dilaksanakan oleh PPPG Tertulis Bandung.
Menyadari luasnya bidang kerja di PPPG Tertulis, maka dalam

penelitian ini memfokuskan pada "Perencanaan program penataran
penyegaran bagi guru-guru SLTP yang dilaksanakan oleh PPPG Tertulis".

Berangkat dari pembatasan masalah tersebut, maka dirumuskan
permasalahan penelitian ini sebagai berikut:

^Bagaimana sistem perencanaan program penataran penyegaran
bagi guru-guru SLTP di PPPG Tertulis?"

Untuk menjabarkan maksud rumusan masalah tersebut, dirinci
dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana visi dan misi PPPG Tertulis dalam perumusan
perencanaan program penataran penyegaran bagi guru SLTP?

2. Bagaimana kesiapan sumber dana dan sumber daya manusia dalam
menunjang perumusan perencanaan penataran penyegaran bagi guru
SLTP?

3. Bagaimana analisis masukkan dalam perencanaan program penataran
penyegaran bagi guru SLTP yang dilakukan PPPG Tertulis?

4. Bagaimana analisis proses penyelenggaraan penataran penyegaran
bagi guru SLTP yang dilakukan oleh PPPG Tertulis?

5. Bagaimana

produk

(hasil)

dari

penyelenggaraan

penataran

penyegaran bagi guru SLTP yang dilaksanakan oleh PPPG Tertulis?

17

6. Bagaimana analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

dalam penyusunan perencanaan program penataran penyegaran bagi
guru SLTP yang dilakukan oleh PPPG Tertulis?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan sistem perencanaan
program penataran penyegaran bagi gum-guru SLTP yang dapat

dijadikan dasar oleh PPPG tertulis dalam tahap implementasi penataran

jarak jauh. Rumusan sistem

perencanaan ini dimaksudkan sebagai

sistem perencanaan penataran altematif yang dapat dilaksanakan di
lingkungan PPPG Tertulis Bandung.

2. Tujuan Khusus

Secara operasional, penelitian ini bertujuan untuk:

a. Menganalisis visi dan misi PPPG Tertulis dalam perumusan
perencanaan program penataran penyegaran bagi guru SLTP;

b. Mengidentifikasi kesiapan sumber dana dan sumber daya manusia
dalam menunjang perumusan perencanaan penataran penyegaran
bagi guru SLTP;

c. Mendeskripsikan analisis masukkan dalam perencanaan program
penataran penyegaran bagi gum SLTP yang dilakukan PPPG Tertulis;

d. Mendeskripsikan

analisis

proses

penyelenggaraan

penataran

penyegaran bagi guru SLTP yang dilakukan oleh PPPG Tertulis;

e. Mendeskripsikan produk (hasil) dari penyelenggaraan penataran
penyegaran bagi gum SLTP yang dilaksanakan oleh PPPG Tertulis;

f. Mendeskripsikan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam penyusunan perencanaan program penataran
penyegaran bagi gum SLTP yang dilakukan oleh PPPG Tertulis.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:

1. Memperluas wawasan aktual bagi peneliti tentang proses penyusunan
perencanaan program penataran penyegaran bagi guru-guru SLTP
yang dilaksanakan oleh PPPG Tertulis;

2. Memberikan masukan bagi lembaga PPPG Tertulis mengenai
berbagai persoalan yang perlu direspon sehubungan dengan
perumusan perencanaan program penataran penyegaran bagi guru-

guru SLTP yang selama ini dilaksanakan;

3. Memberikan masukan empiris dan konseptual bagi lembaga PPPG
Tertulis dalam merumuskan sistem perencanaan program penataran
penyegaran guru-guru SLTP;

G. Paradigma Penelitian

Analisis perencanaan program penataran jarak jauh di PPPG

tertulis perlu berangkat dari visi, misi, dan tujuan lembaga yang
mengorientasikan pada upaya pembinaan dan peningkatan kompetensi

19

guru. Visi, misi, dan tujuan lembaga tersebut merupakan landasan
operasional dalam merumuskan program kerja PPPG Tertulis. Untuk
melaksanakan program kerja tersebut, PPPG Tertulis telah merumuskan
perencanaan program penataran standar, yang dalam penelitian ini

dibatasi pada perencanaan program penataran penyegaran bagi guru

SLTP. Untuk mengetahui proses perumusan perencanaan program
penataran penyegaran tersebut, dalam penelitian ini digunakan analisis
SWOT. Hasil dari analisis SWOT tersebut, akan diperoleh informasi atau

data yang menggambarkan kondisi actual tentang perencanaan penataran
penyegaran bagi guru SLTP di PPPG Tertulis. Dalam merumuskan
perencanaan penataran penyegaran yang lebih baik, maka dilakukan

kajian konseptual mengenai prinsip, tujuan, dan ruang lingkup
perencanaan.

Berdasarkan kajian konseptual dan analisisempiris tersebut, maka

dapat dirumuskan sistem perencanaan penataran penyegaran yang lebih

baik. Rumusan sistem penataran penyegaran yang dihasilkan merupakan
kesimpulan dari penelitian ini. Dengan dirumuskannya perencanaan
program penataran tersebut, memunculkan beberapa implikasi yang perlu

diperhatikan dalam proses penyusunan perencanaan program penataran
dimaksud. Atas dasar kesimpulan dan implikasi tersebut, maka

dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai bahan masukkan bagi PPPG
Tertulis dalam merumuskan perencanaan program penataran penyegaran
yang lebih baik.

20

Tentang kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan
sebagai berikut:

PPPG Tertulis

Masukan Bagi Lembaga
Visi, Misi, dan
Tujuan

Program Kerja

Perencanaan

PPPG Tertulis

SWOT

Penataran Penyegaran

Analysis

Bagi Guru SLTP

Kajian Konseptual

Kajian Empiris

Prinsip Perencanaan
Tujuan/Sasaran Perencanaan

Kondisi Aktual tentang Perencanaan
Penataran Penyegaran bagi guru

Ruang Lingkup Perencanaan

SLTP di PPPG Tertulis

Sistem Perencanaan Program
Penataran Penyegaran bagi Guru
SLTP di PPPG Tertulis Bandung

IMPLIKASI

REKOMENDASI

Gambar2

Paradigma Penelitian

69

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan
pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif dilaksanakan dengan
fokus penelitian dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
tentang proses penyusunan perencanaan program kerja penataran

penyegaran bagi guru SLTP di PPPG Tertulis, dengan aspek yang
diungkap adalah: (1) prosedur yang dilaksanakan oleh PPPG Tertulis
dalam membuat perencanaan program penataran penyegaran; (2)

permasalahan
perencanaan

yang

dihadapi

program

PPPG

penataran

Tertulis dalam

penyegaran;

(3)

merumuskan

kekuatan

atau

kelebihan yang terkandung dalam perumusan perencanaan program

penataran penyegaran; (4) kelemahan yang terkandung dalam perumusan
perencanaan program penataran penyegaran; (5) peluang yang perlu
diakomodasi oleh PPPG Tertulis dalam dalam perumusan perencanaan
program penataran penyegaran; dan (6) ancaman yang perlu diakomodasi
oleh PPPG Tertulis dalam perumusan perencanaan program penataran

penyegaran. Hasil dari analisis empiris dan kajian konseptual tentang
perencanaan, maka dirumuskan sistem perencanaan program penataran

penyegaran bagi gum SLTP.

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian untuk menguji

hipotesis, melainkan untuk mengungkap berbagai fenomena lapangan

70

yang memfokuskan pada rumusan pertanyaan penelitian. Dengan
mendeskripsikan dan menganalisis temuan empiris mengenai proses
penyusunan perencanaan program penataran penyegaran bagi guru
SLTP, diharapkan dapat dirumuskan sistem perencanaan program

penataran penyegaran bagi guru SLTP di PPPG Tertulis.

Bogdan dan Biklen (1982: 27-30), serta Lincoln dan Guba (1985:

34_44)i mengemukakan tentang berbagai karakteristik penelitian kualitatif,
sebagai berikut:

1. Penelitian kualitatif mempunyai latar alamiah dan atau natural
setting, peneliti mengumpulkan data dalam situasi lapangan
secara wajar untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya,
karena itu hanya peneliti sendiri yang dapat memakai,
memahami, dan merasakan situasi sebenarnya serta dapat
menyelami nilai yang terkandung dari ucapan, ungkapan, dan
situasi yang ada;

2. Dalam penelitian

manusia sebagai alat atau

instrumen

penelitian;

3. Analisis data secara induktif, yakni menarik kesimpulan
berdasarkan data yang dijumpai di lapangan;

4. Pemberian makna (meaning) merupakan sasaran utama untuk
memahami situasi;

5. Laporan bersifat deskriptif, data umumnya bersifat kualitatif
yang kaya tentang apa yang diteliti. Meskipun diperoleh data
kuantitatif seperti angka-angka, namun perlu diinterpretasikan
secara kualitatif yaitu nilai yang terkandung dalam angka-angka
tersebut;

6. Lebih mementingkan proses daripada hasil;

7. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus penelitian;
8. Adanya penelitian diundangkan dan disepakati bersama.

Dengan berbagai karakteristik penelitian yang dikemukakan di atas,

dalam implementasinya peneliti secara langsung berhubungan dengan
sumber data untuk melakukan pengamatan sambil berpartisipasi,

sehingga dapat menghasilkan data yang lebih mendalam, lebih banyak
dan lebih terinci.

M.Q.

Patton (Nasution, 1996) dalam hal ini

71

mengemukakan

bahwa

"Participant

observation

is

the

most

comprehensive of all types of research strategies".

Penelitian kualitatif harus terhindar dari pengaruh bias pribadi
terhadap obyek penelitian, untuk itu perlu disusun catatan rinci tentang

informasi yang diperoleh dari lapangan secara lengkap dan akurat, karena
hal tersebut sangat penting untuk menentukan langkah analisa berikutnya.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi

penelitian

berada

di

lingkungan

Kantor

Pusat

Pengembangan Penataran Guru Tertulis Jalan Dr. Cipto No. 9 Bandung,
dengan unit-unit yang terkait dengan penyusunan sistem perencanaan

program kerja penataran jarak jauh, yakni sebagai berikut:

1. Kepala Pusat (Kapus) PPPG Tertulis sebagai pimpinan utama dari
lembaga PPPG Tertulis Bandung;

2. Kepala Bidang Pelayanan Teknis, yang mempunyai tugas menyusun

program penataran, mengurus tata laksana penataran, melaksanakan
publikasi dan pelaporan serta pengelolaan perpustakaan;

3. Kepala Sub Bagian tata usaha, yang mempunyai tugas melaksanakan
urusan surat-menyurat, kearsipan, periengkapan, rumah tangga,
kepegawaian, dan keuangan;

4. Kepala Seksi Program Penataran, sebagai unsur pembantu kepala
bidang pelayanan teknis yang mengumsi perencanaan program
penataran;

72

5. Kepala Seksi Tatalaksana Penataran, sebagai unsur pembantu kepala
bidang yang mengurusi tata laksana penataran;

6. Kepala Seksi Publikasi dan Pelaporan sebagai unsur pembantu
Kepala Bidang mengurusi bahan publikasi dan pelaporan penataran
serta melakukan umsan perpustakaan;

7. Widyaiswara sebagai tenaga fungsional yang mempunyai tugas sesuai
dengan

ketentuan yang berlaku tentang jabatan

fungsional,

diantaranya: sebagai tutor, membuat bahan belajar, naskah soal, dan
mengolah hasil ujian.

C. Pemilihan Sampel

Terdapat perbedaan mendasar antara teknik sampling dalam

penelitian kuantitatif dengan teknik sampling dalam penelitian kualitatif.
Pada penelitian kuantitatif sampel dipilih dari suatu populasi sehingga
dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi. Dengan caraseperti itu,
maka sampel telah dianggap kuat mewakili ciri-ciri suatu populasi.

Pada penelitian kualitatif, menurut Licoln dan Guba (Lexy J.
Moleong, 1997: 165), peneliti mulai dengan asumsi bahwa konteksnya
sendiri. Selain itu dalam penelitian kualitatif peneliti sangat erat kaitannya

dengan faktor-faktor kontekstual. Dalam hal ini sampling diharapkan
mampu menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam

sumber. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam
rumusan konteks yang unik dan menggali informasi yang akan menjadi
dasar dari rancangan dan teori yang muncul.

73

Sampel diambil secara purpossive (bertujuan), yaitu pengambilan
subyeksebagai sampel penelitian yang didasarkan kepada adanya tujuan
tertentu. Teknik sampling tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
(LexyJ.Moleong, 1997: 165-166):

1. Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu;
2. Pemilihan sampel secara berumtan, teknik "Snowball
Sampling", dengan cara responden diminta menunjukorang lain
yang dapat memberiakn informasi dan responden berikutnya
diminta pula menunjuk lagi dan begitu setemsnya, sehingga
makin lama sampling akan semakin banyak;

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada mulanya setiap
sampel dapat sama kegunaannya, Pada saat informasi semakin
banyak diperoleh dan semakin mengembangkan hipotesis kerja,
sampel dipilih atas dasar fokus penelitian;
4. Pemilihan berakhirjika sudah terjadi pengulangan, jika tidak ada

lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan sampel
dihentikan.

Sampel penelitian ini adalah subyek yang memiliki berbagai
karakteristik, unsur, nilai yang berkaitan dengan kegiatan penyusunan

perencanaan program penataran penyegaran bagi guru SLTP yang lebih
baik di PPPG Tertulis Bandung, yang dalam hal ini adalah Kepala Pusat

PPPG Tertulis, Kepala Bidang Pelayanan Teknis, Kepala Sub Bagian Tata

Usaha, Kepala Seksi program penataran, dan Kepala Seksi Tatalaksana

penataran, Kepala Seksi Publikasi dan Pelaporan, dan tenaga fungsional
widyaiswara.

D. Data Yang Diperlukan

Berdasarkan fokus masalah sebagaimana dimmuskan dalam

rumusan masalah di atas, maka data yang diperlukan dalam penelitian inii
adalah sebagai berikut:

74

1. Gambaran Umum Lembaga PPPG Tertulis Bandung, yang meliputi:

a. Organisasi dan Tatakerja PPPG Tertulis Bandung (terlampir);
b. Visi, Misi, dan Tujuan PPPG Tertulis Bandung;

c. Isu Utama dan kebijakan Pengembangan PPPG Tertulis Bandung.

2. Gambaran Umum Bidang perencanaan program kerja Penataran jarak
jauh, yang meliputi:

a. Struktur Organisasi Pendukung Perencanaan Program Kerja
Pentaran Jarak Jauh di PPPG Tertulis Bandung;

b. Hak dan Wewenang masing-masing struktur organisasi yang

terkait dengan perencanaan Program Kerja Penataran Jarak Jauh
di PPPG Tertulis Bandung;

3. Proses kegiatan penyusunan Perencanaan Program Penataran
penyegaran bagi guru SLTP, yang meliputi:
a. Langkah-langkah pendahuluan dalam penyusunan program;
b. Cara-cara penyusunan informasi untuk penyusunan perencanaan;

c. Cara-cara

menentukan

unit kerja yang dilibatkan

dalam

penyusunan dan mengoiah perencanaan;
d. Cara menyusun dan mengoiah perencanaan;

e. Komponen-komponen yang dinilai masih lemah atau belum
memuaskan dalam penyusunan perencanaan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan cara terjun ke

lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang diperlukan

75

berkenaan dengan penyusunan perencanaan program penataran

penyegaran guru SLTP. Hal tersebut dilakukan untuk lebih memahami
kenyataan yang terjadi di lapangan sesuai dengan konteks.

Untuk memudahkan proses pengumpulan data penelitian tersebut,

maka disusun alat pengumpul data, berupa pedoman wawancara, dan

pedoman observasi. Pedoman wawancara dan pedoman observasi yang
digunakan penulis dalam penelitian, sebelumnya dilakukan judgement

oleh para pakar yang memiliki keahlian dalam kontruksi alat pengumpul
data atau penyusunan instmmen penelitian. Prosesjudgement (penilaian)
terhadap keiayakan alat pengumpul data, difokuskan pada ketepatan isi

(content validity) dan ketepatan konstruk (tata kalimat dan arah
wawancara). Utuk melakukan judgement terhadap ketepatan isi, dilakukan
oleh Tim Ahli dari Seameo Regional Open Learning Center (SEAMOLEC),

yakni Dr. Purwanto dan Dr. Anung Haryono, M.Sc, CAS. Sedangkan
judgement konstruk alat pengumpul datadilakukan oleh Dr. Juntika, M.Pd,
Staf Pengajar Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Setelah dilakukan judgement oleh ketiga pakar tersebut, maka alat
pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini, telah dinyatakan
kelayakannya untuk digunakan dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi berbagai cara, yaitu melalui pengamatan (observasi), wawancara
dan studi dokumentasi. Ketiga teknik pengumpulan data tersebut

digunakan dengan harapan saling melengkapi sehingga dapat diperoleh
kemudian diklasifikasikan menurut jenisnya, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wa
sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi

1. Observasi

Partisipasi pengamat (peneliti) dalam melakukan observasi dapat

dilakukan dalam berbagai kondisi, seperti yang dikemukakan oleh
Nasution (1996: 61), bahwa "terdapat tingkatan dalam melakukan

observasi, yaitu partisipasi nihil, partisipasi aktif, dan partisipasi penuh"
dalam penelitian. Hal tersebut sangat dimungkinkan karena penelitian
berada di lingkungan kerja peneliti. Dengan demikian, diperoleh banyak

keuntungan terutama dalam pengumpulan data dan informasi. Dalam
kaitan ini keuntungan diperoleh karena peranan peneliti tersamar bagii

orang yang menjadi subyek penelitian sehingga dapat memperoleh
informasi secara maksima! (Nasution).

Teknik observasi digunakan untuk mengamati secara langsung

proses penyusunan perencanaan program kerja penataran jarak jauh di
PPPG Tertulis Bandung.

2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk menggali dan memperoleh data atau

informasi yang lebih mendalam dan relevan dengan masalah yang diteliti,
khususnya

untuk

memperoleh data mengenai

proses

merancang

penyusunan perencanaan, data mengenai kinerja para pendukung,
fasilitator, penyusunan perencanaan, para pejabat struktural dan tenaga

77

fungsional widyaiswara di lingkungan PPPG Tertulis yang terkait dengan
penyusunan rencana kerja.

3. Studi Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi
tentang komponen dan unsur-unsur yang diperlukan dalam proses

penyusunan perencanaan program kerja penataran jarak jauh di PPPG
Tertulis Bandung.

F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu: tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyusunan laporan.
1. Tahap Persiapan

Langkah pertama yang dilakukan dalam tahap ini adalah
pemahaman literatur yang berhubungan dengan konsep perencanaan.
Peneliti berupaya mengumpulkan data mengenai kegiatan penyusunan

perencanaan program penatarn jarak jauh di PPPG Tertulis, dan berbagai
permasalahannya yang diperoleh dari studi pendahuluan.
2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti berusaha memperoleh informasi tentang

latar penelitian secara tepat, untuk itu perlu dijalin hubungan, baik secara
formal maupun informal dengan subyek penelitian. Fleksibilitas dan

adaptabilitas sangat perlu dimiliki peneliti selama proses pengumpulan
data.

78

Pada tahap ini dilakukan triangulasi, yaitu mengecek kebenaran
data untuk menghindari subyektivitas dengan cara memperoleh data
tersebut dari sumber lain yang menggunakan metode yang sama atau
berbeda (Nasution, 1996: 10). Selain itu, juga dilakukan member check
untuk

menginformasikan

dianalisis

pada

sumber

kebenaran catatan
datanya.

lapangan yang telah

Berikutnya

adalah

kegiatan

mendeskripsikan dan menganalisis data lapangan dengan merujuk kajian
teoritis untuk menghasilkan temuan lapangan.

3. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini disusun laporan penelitian secara sistematis dalam
bentuk tesis yang akan dipertanggungjawabkan secara ilmiah dalam
progres report, ujian tahap I dan ujian tahap II.

G. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mengorganisasi dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang

disarankan oleh data (Lexy J. Moleong, 1997: 103). Sedangkan Bogdan
dan Biklen (1990: 189), mengemukakan bahwa "Analisis data merupakan
proses mencari dan mengatur secara sistematis transkip wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun untuk
menambah pemahaman mengenai bahan-bahan itu dan melaporkan yang

telah ditemukan kepada pihak lain". Dapat disimpulkan, bahwa analisa

data adalah pengorganisasian data, mengurutkan dan membentuknya ke

79

dalam pola, kategori, dan uraian dasar untuk pemberian makna dan
pemahaman.

Analisa data dilakukan pada waktu peneliti masih berada di

lapangan dan setelah

proses

pengumpulan

data, yaitu peneliti

meninggalkan lapangan. Pada saat penelitian dilakukan, analisis data
dilakukan dengan cara merekam data lapangan, melakukan member
check kepada sampel penelitian, melakukan triangulasi, dan melakukan
penyempurnaan

analisis,

kemudian

menyusun

kecendemngan-

kecenderungan yang timbul sesuai dengan proses dan jenis data yang
diperoleh untuk mendapatkan makna yang terkandung di dalam data.

Analisa data setelah peneliti meninggalkan lapangan dilakukan
dengan cara mereduksi data dan menunjukkan data sehingga hubungan
data akan terlihat dan membentuk kesatuan yang utuh serta dapat ditarik
kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

Ametembun, N.A. (1977). Pengelolaan Tenaga Kependidikan. BandungAdpend FIP IKIP Bandung.

Andirani, Durri. (1999). Pengelolaan Program Belajar Pendidikan dan
Pelatihan

Terbuka/Jarak Jauh.

Jakarta:

SEAMOLEK dan

Pustekkom.

Anwar, M. Idochi &Hidayat, Yayat. (2000J. Administrasi Pendidikan- Teori
Konsep &Isyu. Bandung: PPS UPI

Banghart Frank W, Albert Trull. Jr. (1973). Educational Planning LondonCollier-Macmillan Limited.

Bogdan, Robert C. & Taylor, S.J. (1973). Introduction to Qualitative
Research Methods A Phenomenological Approach to the Social
Sciences. New York: John Wiley &Sons.

Bogdan, Robert C. & Biklen Sari Knopp. (1982). Qualitative Research for

Education An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn

and Bacon, Inc.

Castetter, B. William. (1976). The Personal Function in Education
Administration. New York: MacMillan Publishing Co, Inc.

Duke, Daniel L, and Lyn Corno. 1989). Evaluating Staff Development;
Betty Dillon-Peterson (Editor Staff Development/Organization
Dvelopment). Alexanderia: ASCD.

Engkoswara. (1987). Dasar-Dasar Adm