Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia JURNAL. JURNAL

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
(Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Bacan Timur dan
SMA Negeri 2 Bacan Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan)

ARTIKEL ILMIAH
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

OLEH

RISWAN A. SIRAJU
S841308035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA
2015

1

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SMA

Oleh: Riswan A. Siraju
Pembimbing: Andayani dan St. Y. Slamet
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta - Jawa Tengah Indonesia
Email: Iswanyes2014@gmail.com
ABSTRACT
Whatever the curriculum, that more importen is the teacher must be profesional
to design an effective meaningful learning, This study were aimed to determine: (1)
teachers’ perceptions on the 2013curriculum, (2) 2013 curriculum implementation on
Indonesian Language subject; (3) the constraints were experienced teachers on 2013
curriculum implementation, (4) the teachers’ efforts to overcome obstacles in the
implementation of the 2013 curriculum on Indonesian language subjects at SMA Negeri
1 East Bacan and SMAN 2 South Bacan. The study method is a spikes qualitative case
study.The results showed that: (1) teachers’ perceptions to the 2013 curriculum on
Indonesian language learning is student-centered learning rather than on teacherscentered learning; (2) The implementation of 2013 Curriculum on Indonesian language
subjects was used scientific approach that includes of observe, ask, reasoning, tried, and
creating networks;(3) the constraints were faced by teachers in implementation of 2013
Curriculum on Indonesian Language subject is the lack of tools, media, and resources of

learning such as LCD, student books and other supporting facilities; (4) the efforts of
Indonesian teachers in overcoming the implementation of the 2013 Curriculum in
SMAN 1 East Bacan and SMAN 2 South Bacanwas used conventional media such as
images that are relevant to learning materials as well as to enable the KKGs and
MGMPs to communicated the faced learning problems.
Keywords: Implementation, 2013 Curriculum, Indonesian Language.

PENDAHULUAN
Kurikulum harus selalu disusun
dan disempurnakan sesuai dengan
perkembangan zaman. Seiring dengan
perkembangan zaman pendidikan akan
semakin banyak menghadapi tantangan
lebih-lebih menghadapi pasar bebas
atau era globalisasi. Senada dengan hal
itu Depertemen Pendidikan dan Kebu-

dayaan terus melakukan pembaharuan
dan inovasi dalam bidang pendidikan,
salah satunya adalah pembaharuan dan

inovasi kurikulum, yakni lahirnya kurikulum 2013. Lahirnya kurikulum untuk
menjawab tantangan dan pergeseran
paradigma pembangunan dari abad ke20 menuju abad ke-21. Kurikulum 2013
bertujuan untuk mempersiapkan ma-

3

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

nusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan efektif serta mampu berkonstribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan berperadaban
dunia. (Mulyasa, 2013: 65).
Tantangan masa depan yang
dihadapi
Bangsa

Indonesia
di
anataranya: globalisasi: WTO, ASEAN
Community, APEC, CAFTA; masalah
Lingkungan Hidup; (kemajuan teknologi informasi); konvergensi ilmu dan
teknologi; ekonomi berbasis penge
tahuan, (kebangkitan industri kreativ
dan budaya); pergeseran kekuatan
ekonomi dunia; pengaruh dan imbas
teknosains; mutu, investasi dan trans
formasi pada sektor pendidikan; hail
TIMSS dan PISA.Kompetensi yang
disiapkan di masa yang akan datang
(2045) melalui kurikulum 2013 adalah
Kemampuan berkomunikasi; kemampuan berbikir jernih dan kritis;
kemampuan mempertimbangkan segi
moral suatu permasa-lahan; kemampuan
menjadi
warga
negara

yang
bertanggungjawab; kemampuan untuk
mencoba mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda; kemampuan
hidup
dalam
mas-yarakat
yang
mengglobal; memiliki minat luas dalam
kehidupan; memiliki kesiapan untuk
bekerja; memiliki kecerdasan sesuai
bakat dan minatnya; memiliki rasa
tanggungjawab terhadap lingkungan
(Kemendikbud, 2013).
Perubahan kurikulum ini harus
diantisipasi dan dipahami oleh berbagai
pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, yang
akan menentukan proses dan hasil
pendidikan. Sekolah sebagai pelaksana
pendidikan, baik kepala sekolah, guru,

maupun peserta didik sangat berkepentingan
dan
akan
terkena

dampaknya secara langsung dari setiap
perubahan kurikulum. Di samping itu,
orang tua, para pemakai lulusan, dan
para birokrat baik di pusat maupun di
daerah akan terkena dampak perubahan
kurikulum tersebut, baik secara
langsung maupun tidak langsung
(Mulyasa, 2006: 4).
Menidaklanjuti
permasalahan
tersebut di atas, Perubahan kurikulum
kurikulum 2013 memfokuskan penguatan pada aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan secara lebih subtansial
dalam penerapannya melalui kegiatan
belajar

mengajar.
Hal
tersebut,
memacuh sekolah, guru, siswa, masyarakat dan seluruh komponen pelaku
pendidikan agar secara cepat merubah
mindset dan paradigma me-lalui
kegiatan dan soisialisasi serta pelatihan
peningkatan kompetensi guru agar
dalam proses
pelaksana kurikulum
sudah memiliki kesiapan-kesiapan secara lebih dini untuk menjawab setiap
perubahan kurikulum yang terjadi.
Perubahan kurikulum menurut
Mulyasa (2006: 16), seharusnya
ditujukan untuk mengembangkan pendidikan dalam rangka mewujudkan halhal sebagai berikut. (1) Meningkatkan
pemerataan dan perluasaan ke-sempatan
untuk memperoleh pendidi-kan yang
bersamaan dengan pening-katan mutu;
(2) pengembangan wawa-san persaingan dan keunggulan; (3) memperkuat keterkaitan pendidikan agar
sepadan dengan kebutuhan pembangunan; (4) mendorong terciptanya

masyarakat belajar; (5) pendidikan
merupakan sarana untuk menyiapkan
generasi masa kini dan sekaligus masa
depan; (6) pendidikan merupakan sarana untuk memperkuat jati diri bangsa
dalam proses industrialisasi dan mendorong terjadinya perubahan masyarakat Indonesia dalam memasuki era
globa-lisasi.Perubahan kurikulum seharusnya didasarkan pada kondisi riil

4

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

masyarakat Indonesia yang majemuk
sehingga ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni dapat didayagunakan untuk
mempengaruhi pola dan sikap serta
gaya hidup masyarakat guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya.

Pemerintah melalui kebijakan
implementasi krikulum saat ini perlu
melakukan berbagai pembenahan secara
intens khusunya terkait dengan masalah
implementasi kurikulum di tingkat
sekolah agar dalam pelaksanaan pendidikan benar-benar mendapat perhatian
dari semua pihak sebagai upaya meningkatkan kualitas pen-didikan,dan
pemerintah perlu melakukan evaluasi
terhadap stack holder pendidikan di
daerah khususnya dinas pendidikan dan
kebudayaan agar lebih secara aktif
melakukan pengawasan dan pembinaan
terhadap pendidikan melalui programprogram yang dibuatnya lebih bersifat
subtansial dan mengarah kepada permasalahan permasalahan yang diahdapi
oleh guru dan sekolah dalam upaya
menigkatkan kualitas pembelajaran dan
mutu pendidikan di sekolah.
Upaya meningkatkan kualitas
dan mutu pendidikan na-sional, maka
telah dilakukan berbagai perubahan

mindset dan pola pikir baru dalam
menimplemantasikan kurikulum 2013
yang akan datang. Perubahan tersebut
ditindaklanjuti dengan berbagai bentuk
kegiatan sosialisasi
dan pelati-han
penguatan kompetensi guru baik
ditingkat pusat maupun daerah. Pelatihan dan sosialisasi adalah hal yang
sangat urgen di dalam melakukan perubahan maindset dan pemahaman guru
dalam mengimplementasikan kurikulum
2013, keberhasilan kurikulum sangat
ditentukan oleh berbagai pihak (stake
holder) pendidikan. Salah satu yang
sangat berpengaruh dalam keberhasilan
implementasi kurikulum adalah guru,
oleh karena itu, guru sebagai unjuk

tombak pelaksana pendidikan perlu
mendapat porsi penguatan kompetensi
yang lebih optimal. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sayleor (1981: 227)
“intruc-tion is thusthe implementation
of curriculum plan, usualy, but not
necessarily, inovolving teaching in the
sence of student, teacher interaction in
educational setting”
Implementasi kurikulum pada
dasarnya adalah proses mengajar yang
dilakukan guru dan proses belajar yang
dilakukan siswa di dalam ataupun di
luar kelas. Oleh karena itu, keberhasilan
implementasi kurikulum sangat berkaitan erat dengan kemampuan guru di
dalam mengelola pembelajaran baik di
dalam kelas maupun di luar kelas
dengan melibatkan komponen-komponen pendukung pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan pendapat (Sanjaya,
2008: 196) faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi kurikulum adalah faktor media dan lingkungan
belajar.
Keberhasilan implemnetasi kurikulum juga tidak terlepas dari persepsi
guru dalam memahami konsep, isi,
tujuan, dan pengelolaannya, hal ini
dapat berakibat pada peran guru dalam
menghadirkan proses belajar mengajar
yang bermakna bagi peserta didik.
Peran guru dapat ditinjau dari beberapa
aspek, yaitu guru sebagai perencana,
guru sebagai pengelola, dan guru
sebagai evaluator (Sanjaya, 2005: 13).
Berdasarkan kosep tersebut di atas
maka peran guru sangat penting dalam
menunjang keberhasilan kurikulum dan
pembelajaran yang dimulai dengan guru
dapat menyusun program, melaksanakan pembelajaran hingga pada proses
evaluasi pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
kelas XI SMA Negeri 1 Bacan Timur
dan SMA Negeri 2 Bacan Selatan,

5

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kabupaten Halmahera Selatan. Jenis
penelitian ini adalah, penelitian kualitatif. Bentuknya adalah deskriptif
kualitatif dengan strategi studi kasus
terpancang. Sumber penelitian yang
diperoleh terdiri dari informan, tempat
dan peristiwa berlangsungnya aktivitas
pembelajaran, arsipserta dokumen. Data
dirperoleh melalui wawancara, observasi dan analisis dokumen dengan
menggunakan teknik porposive sampling. Validitas data yang digunakan
adalah triangulasi data, triangulasi
metode, dan triangulasi teori. Teknik
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis
interaktif meliputi, pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persepsi guru pada implementasi
kurikulum 2013di SMA Negeri 1 Bacan
Timur dan SMA Negeri 2 Bacan
Selatan Kabupaten Halmahera Selatan
sudah dimengerti dengan baik, hal ini
dapat ditunjukan melalui pemahaman
dan kemampuan guru dalam menyiapkan administrasi pembelajaran (program semester, program tahunan, silabus,
RPP, dan administrasi penilaian) sebagai acuan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Persepsi guru terhadap perang
kat pembelajaran dipandang hanyalah
sebatas administrasi yang wajib
dipenuhi namun, dalam pelaksanaannya
tidak bersifat konsisten dengan apa
yang dituliskannya. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa persepsi guru terhadap kurikulum sangat ber-pengaruh
pada sebuah tindakan pelak-sanaan
pembelajaran, bila pemahaman dan
paradigma guru terhadap kegiatan
belajar mengajar hanyalah dipandang
sebagai kegiatan rutinitas semata tanpa
harus berpikir bagaimana pembelajaran
yang dikelolanya dapat berhasil dengan

baik maka akan berdampak buruk pada
konsep, tujuan, dan konten kurikulum
serta keberhasilanya. (Reuters, 2013)
hasil penelitiannya menjelaskan penting
nya persepsi guru dalam mengembangkan
pengalaman
profesionalitasnya dalam pembelajaran serta
mampu merancang, mengembangkan,
dan melaksanakan program pembelajaran sebagai bentuk dukungan
tekhnis yang tinggi dalam mengimplementasikan
program
kurikulum.(Feldman, 1989: 119) mengemukakan
bahwa “prreception is the process by
which our senses are exposed”.
‘persepsi adalah proses di mana
seseorang memilah, menafsirkan, menganalisis, dan mengintegrasikan rangsangan terhadap indra seseorang yang
terkena’. Senada dengan batasan
tersebut, Kemp (1985: 11) memandang
persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan dunia disekitar diri
sendiri. Dalam persepsi, seseorang
menggunakan indranya untuk menangkap objek dan peristiwa, seperti mata,
telinga, dan ujung saraf di kulit (melalui
mana orang tersebut mempertahankan
kontak dengan lingkungannya).
Implementasi Kurikulum 2013
mata pelajaran bahasa Indonesia di
SMA Negeri 1 Bacan Timur dan SMA
Negeri 2 Bacan Selatan telah ditemukan
bahwa dalam kegiatan proses belajar
mengajar pada mata pelajaran bahasa
Indonesia guru sudah memiliki peran
yang optimal dalam meyiapkan program
pembelajaran dan dapat melaksanakannya sesuai dengan kurikulum 2013.
Guru juga memilih dan menerapkan metode pembelajaran sesuai
dengan latar belakang dan karakteristik
peserta didik diantaranya metode
diskusi, ceramah, tanya jawab, dan presentasi serta pemberian tugas. Sedangkan komponen pendekatan saintifik
(meng-amati,
menanya,
menalar,
mencoba, dan membuat jejaring yang

6

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ditekankan pada pembelajaran kurikulum 2013 dilaksanakan masih sebatas
pada pembelajaran teks dan belum memanfaatkan lingkungan (alam terbuka)
sebagai sumber pembelajran. Dan
media pembelajaran yang di-gunakan
oleh gurubahasa Indonesia masih
berfokus pada buku teks pe-lajaran.
Keberhasilan proses belajar
mengajar dapat ditentukan pada krea
tivitas guru dalam mengelola pem
belajaran, guru perlu melibatkan seluruh
sumber dayanya demi keberhasilan
pembelajaran dengan cara menyiapkan
program pembelajaran, menguasai
bahan ajar, memilih dan menggunakan
metode, strategi dan pendekatan pembelajaran serta model model pembelajaran yang inovatif dan mampu
melibatkan seluruh peralatan sebagai
media pembelajaran yang berhubungan
dengan materi pem belajaran. Guru
juga dituntut mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan
dan penuh makna baik di dalam kelas
maupun di luar kelas sesuai dengan
perkembangan, kemajuan dan tuntutan
kurikulum dewasa ini.
Hal tersebut di atas sejalan
dengan pendapat Kern, et.al (1998)
pemilihan strategi pendidikan harus didasarkan pada tiga prinsip utama di
antararanya (1) metode pendidikan
harus kongruen dengan tujuan pembelajaran; (2) penggunaan beberapa
metode pendidikana adalah lebih baik
untuk metode tunggal, sebagaikurikulum harus menjawab tantangan dari
banyak gaya belajar siswa dantujuan
pendidikan bervariasi. Akhirnya, desainer kurikulum dan pelaksana harus
memverifikasi ke-layakan kurikulum
dalam hal sumber daya material dan
manusia.
Merujuk pada permasalahan di
atas! implementasi kurikulum 2013
mata pelajaran bahasa Indonesia dapat
tercapai dengan baik apabila guru

mampu memiliki keinginan yang kuat
dalam merubah persepsi dan pemahaman yang positif dalam melaksanakan tugas-tugas pengajaran, dan
juga guru diharapkan memiliki motivasidan semangat yang kuat agar mau
belajar menjadi guru yang kreatif dan
lebih profesional dalam mengelola
pembelajaran, dan menumbuhkan rasa
ingin tahu terhadap perkembangan dan
tutuntan pendidikan seiring dengan
perkembanagan zaman.
Guru dalam kegiatan proses
belajar mengajar selalu berupaya agar
dapat menguasai dan mampu mengembangkan bahan ajar dan mengorgani
sasikanya dengan baik dan sistematis
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Lebih lanjut, untuk mununjang keberhasilan pembelajaran guru harus mampu
memanfatkan alat/ media pembelajaran
khususnya media interaktif. Dari sebuah
penelitian lapangan, ditemukan bahwa
kelompok guru yang menggunakan
media interaktif cenderung dapat
memacu motivasi belajar siswa, sedangkan kelompok yang konvensional
kurang dapat memacu motivasi belajar
peserta didik (Derrida, 2006: 19-22).
Hasil penelitian yang lain
tentang media interaktif dapat mem
bantu 32.000 murid meningkatkan
prestasi di kelas, kepercayaan diri, dan
sikap mereka terhadap aktivitas di
sekolah. Ia juga menemukan efek dari
penerapan media interaktif adalah : (1)
setiap peserta didik mampu mening
katkan prestasi belajar; (2) setiap
peserta didik belajar dengan cara yang
berbeda-beda; (3) dalam belajar, setiap
peserta didik memelihara rasa saling
menghormati
dan
mengendalikan
dirinya masing-masing (Reeder, 2006:
91-111).
Seorang guru juga menguasai
dan memilih metode dan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
hasil belajar yang di peroleh peserta

7

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

didik dan mampu memanfaatkan penggunaan alat/media pembelajaran untuk
menunjang keber-hasilan pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
lain yang konsisten dengan studiyang
dilakukan oleh Berman dan Pauly
(1975), Gross et.al. (1971), dan Maundu
(1986) yang menemukan bahan-bahan
dan peralatan yang tidak memadai sebagai masalah implementasi kurikulum.
Para guru terpaksa ceramah dan sesekali
demonstrasi disebabkan karena tidak
memadainya bahan, alat dan/atau perlengkapan (Harden, 2001).
Keberhasilan kurikulum dan
pengajaran juga sangat ditentukan oleh
peran kepala sekolah. Kepala sekolah
yang memiliki segala otoritas dan
kewenangan perlu memperhatikan kemajuan pembelajaran yang dilasanakan
oleh guru, Salah satu fungsi kepala
sekolah sebagai super-visor perlu
dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan sehingga ham-batanhambatan guru dalam mengelola
pembelajaran dapat diketahui dan dicarikan jalan keluar terhadap guru yang
kurang memiliki kemampuan mengunakan metode dan strtegi pem-belajaran
dan penerapan model-model pembelajaran yang diharapkan lebih bersifat
inovatif.
Hasil penelitian implementasi
krikulum 2013 pada mata pelajaran
bahasa Idonesia di SMA Negeri 1
Bacan Timur dan SMA Negeri 2 Bacan
Selatan menunjukan bahwa peran
kepala sekolah terhadap pelaksanaan
proses kegiatan belajar melalui kegiatan
supervisi kelas masih belum optimal.
Kepala sesolah lebih banyak menghabiskan waktunya pada kegaiatankegiatan yang bersifat administratif dan
kurang medorong peningkatan kualitas
pembelajaran. Peran kepala sekolah
melalui kegiatan supervisi diharapkan
dapat mengetahui beberapa informasi
yang dilakukan oleh guru dalam

mengelolah pembelajaran dalam hal
penggunaan metode, strategi dan model
pembelajaran, serta evaluasi dan penilaian yang diterapkannya, sehingga hal
tersebut dapat menjadi masukan dan
evaluasi melalui pem-binaan, serta
masukan bagi guru sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
Lebih lanjut, hasil penelitian
yang mirip dengan temuan Lelthwood
dan Montgomery (1981) dan Fullan
(1982) bahwa kepala sekolah dari dua
sekolah dalam penelitian ini memainkan
peran yang terbatas dalam kegiatan
supervisi kelas dan intruksi, namun
mereka hanya memeriksa catatan guru
bekerja tetapi mereka tidak menyediakan guru-guru mereka dengan
membantu secara akademik dan/atau
nasihat profesional. Para kepala sekolah
hanya meng-habiskan waktu dalam
tugas-tugas yang bersifat administratif
dan juga terlibat secara aktif untuk
mengamankan keuagan (Paul A,
Twelker, at.al, 2013). Lebih lanjut,
ditegas oleh (Shilling, 2013) dalam
penelitiannya yang melibatkan dua
belas peserta direkrut untuk penelitian.
Metode peng-umpulan data mencakup
wawan-cara semi-terstruktur, dokumen
yang meli-batkan laporan tes standar
dan peta kurikulum, dan observasi
kelas. Hasil penelitian menyagkut
strategi untuk keberhasilan implementasi pemetaan kurikulum dapat
diidentifikasi sebagai berikut: konsistensi kepemimpinan dan dukungan,
pelatihan yang cukup dan memadai,
penyediaan sumber daya dan bantuan
komunikasi terus-menerus tentang
inisiatif, memantau proses pelaksanaan,
dan memberikan insentif.
Peningkatan kompetensi bahasa
Indonesia dimulai dengan cara kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia
dipelajari peserta didik pada jenjang
pendidikan sekolah menengah agar
mendapat kompetensi, baik dari segi

8

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

bentuk, makna dan fungsi agar dalam
menggunakannya dengan tepat sesuai
dengan berbagai keperluan dan keadaan. Selain itu peenting bagi peserta
didik dalam mempelajari bahasa Indonesia sebagai sarana meningktkan
kecerdasan inteletual dan kematangan
emosional serta kematangan sosial dan
memiliki disiplin dalam berbicara dan
menulis. Guru juga dalam kegiatan
belajar mengajar dapat memberikan
pemahaman secara dalam kepada
peserta didik tentang tujuan belajar
bahasa Indonesia dan sastra Indonesia
sehingga peserta didik lebih memiliki
kesiapan-kesiapan dalam mempelajari
materi yang akan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
(Andayani, 2014: 169).
Pembelajaran bahsa Indonesia
dalam Implementasi kurikulum 2013,
perlu mendapat perhatian yang serius
oleh guru sehingga tujuan dalam belajar
bahasa Indonesia oleh peserta didik
benar-benar dapat terlak-sana dengan
baik. Oleh karena itu dalam mencapai
tujuan tersebut, guru perlu memahami
dan menerapkan berbagai strategi dan
metode pem-belajaran dengan baik.
Metode pembe-lajaran bahasa Indonesia
khusus-nya pada sekolah menengah atas
meng-utamakan pembelajaran berkelompok, berpasangan, dan mandiri
(Kemendikbud, 2013). Hal tersebut
sejalan dengan hasil penelitian tentang
pembelajaran di persekolahan membutuhkan metode dan media yang baru
agar pembelajaran bergairah dan
meningkatkan minat siswa untuk belajar
melalui multimedia interaktif pembelajara di persekolahan di harap kan
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran (Nandi, 2006).
Implementasi kurikulum 2013
mata pelajaran bahasa Indonesia di
SMA Negeri 1 Bacan Timur dan SMA
Negeri 2 Bacan Selatan, Kabupaten
Halmahera Selatan sudah dilaksanakan

dengan baik, hal ini dapat dilihat pada
kemampuan guru dalam menyusun
perangkat pembelajaran dan
sudah
mengacuh pada kurikulum 2013, namun
guru masih belum konsisten dengan perangkat pembelajaran yang dituliskannya, belum memiliki usaha yang
sungguh-sungguh serta kraetivitas dalam memilih/menentukan metode, fasilatas, media/alat, buku sumber, dan
instrumen evaluasi/penilaian sehingga
sangat bertolak belakang/ tidak sesuai
dengan kenyataan pada saat proses
belajar mengajar.Oleh karena itu untuk
mencapai tujuan pembelajaran guru
perlu menentukan langka-langka pembelajaran yang tepat, memilih dan
menggunakan metode dan strategi yang
efektif guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran
dikatakan berjalan baik dan efektif jika
proses pembelajaranya berkualitas dan
hasil pembelajaranya mencapai tujuan
yang diharapkan, senada dengan Good
and Brophy (2003); Petty (2006);
Stronge (2007), (dalam Hosnan, 2013:
98) Pencapaian pembelajaran dapat
berhasil efektif manakala dapat memenuhi 10 ciri sebagai berikut : (1) pemaparan materi dan pengarahan guru
disampaikan secara jelas; (2) mengunakan kegiatan belajar mengajar yang
bervariasi; (3) tugas berorientasi pada
iklim kelas yang kondusif; (4) memperhatikan kecepatan belajar individu;
(5) meningkatkan partispasi siswa dan
selalu terlibat dalam pembelajaran; (6)
memantau kemajuan dan terpenuhinya
kebutuhan siswa dalam belajar; (7)
menyampaikan pembelajaran dengan
struktur dan peng-organisasian yang
jelas; (8) menjamin ketercapaian tujuan
pendidikan; (9) memberikan umpan
balik yang positif dan konstruktif; (10)
menggunakan teknik bertanya yang
baik.
Kegiatan evaluasi dan penilaian
juga sangat menentukan tingkat keber-

9

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

hasilan pembelajaran. Guru perlu memiliki kompetensi akan pentingnya pelaksanaan evaluasi dalam setiap pelaksanaan pembelajran bahasa Indonesia
secara cermat dan objektif. Tujuannya
adalah guru dapat mengetahui dan
mendapatkan informasi ketercapain
hasil belajar yang diperoleh peserta
didik sehingga guru dapat berusaha
untuk mencari jalan keluar atau solusi
melalui kegiatan remedial sebagai
upaya mengatasi kebuntuan hasil belajar
yang diperoleh peserta didik. Guru
bahasa indonesia harus memahami
secara benar tujuan penilaian yang
dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan
pendapatHughes (1997: 7)dijelaskan
bahwa dalam pem-belajaran bahasa,
Evaluasi atau penilaian dilaksanakan
dengan beberapa tujuan. (1) mendiagnosis kekuatan dan kelemahan siswa,
(2) mengetahui kecakapan berbahasa
siswa dan tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran, dan (3) mengukur hasil
belajar bahasa siswa.
Konsep tersebut di atas, bila
dibandingkan dengan hasil penelitian
pada implementasi kurikulum 2013
mata pelajaran bahsa Indonesia di SMA
Negeri 1 Bacan Timur dan SMA Negeri
2 Bacan Selatan Kabupaten Halmahera
Selatan bahwa, dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar guru sudah
melaksanakan kegiatan evaluasi dan
penilaian namun masih menggunkan
penilaian kurikulum KTSP. Hal ini
disebabkan karena kesulitan guru dalam
memahami dan menyiapkan instrumen
evaluasi/ penilaian pada kurikulum
2013 termasuk pada mata pelajaran
bahasa Indonesia. Selain itu, untuk
menentukan penilaian sesuai dengan
tujuan yang diinginkan, guru kesulitan
dalam mengelola waktu pada kurikulum
2013 disebabkan karena alokasi waktu
yang sangat terbatas dalam setiap
pertemuan hanya dialokasikan 45 menit
dalam setiap kali pertemuan (tatap

muka)
tidak
sebanding
dengan
banyaknya indikator penilaian pada tiga
aspek
penilaian
yakni
sikap,
pengetahuan dan keterampilan dipandang terlalu banyak sehingga menyulitkan guru di dalam membagi waktu
antara pelaksanaan pembelajaran dan
evaluasi.
Lebih lanjut, kendala yang
dialami guru pada implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Bacan
Timur dan SMA Negeri 2 Bacan
Selatan masih mengalami beberapa
kendala, hal ini disebabkan beberapa
faktor: (1) minimnya pemahaman dan
pesepsi guru tentang pengembangan
kurikulum
dan
pengajaran;
(2)
Minimnya sumber belajar berupa buku
penunjang mata pelajaran bahasa
Indonesia; (3) guru belum memiliki
kreativitas maksimal dalam mengusung
metode, strategi, pende-katan, dan mode
pembelajaran yang inovatif; (4) guru
belum memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi yang
inovatif sebagai sarana pendukung
keberhasilan pembelajaran; dan (5) guru
belum melaksanakan evaluasi dan
penilaian berdasarkan prinsip-prinsip
penilaian autentik pada kurikulum 2013.
Kendala yang paling mendasar
pada mplementaasi kurikulum 2013
mata pelajaran bahasa Indonesia adalah
proses pendistribusian buku guru dan
buku siswa oleh pemerintah pada saat
pelaksanaan
pembelajaran
bahasa
Indonesia pada implementasi kurikulum
2013, dan sistim penilaian yang dipandang terlalu memberatkan karena
sebaran indikator penilaian pada
masing-masing aspek penilaian (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) dipandang terlalu banyak dan memberatkan guru. Hal tersebut disebabkan
karena aloksi waktu pada pelaksanaan
pembelajaran dipandang terlalu singkat
(45 menit) dalam satu kali pertemuan
untuk melaksanakan evaluasi dan

10

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

penilaian. Oleh karena itu, upaya untuk
meningkatkan kualitas belajar mengajar
yang lebih baik maka guru perlu
diberikan berbagai kegiatan dan
pelatihan, menyediakan saran pendukung berupa media/peralatan yang
sesuai dengan kebutuhan guru di dalam
mengelola pembelajaran.

SIMPULAN
Pertama, keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 sangat ditentuan pada
beberapa aspek antara lain: (1) Kemampuan guru dalam memahami konsep, tujuan, dan isi dari kurikulum
sehingga dalam kegaiatan belajar mengajar guru memiliki persepsi yang luas
akan keberhasilan kurikulum dan
pengajaran, dan memiliki komitmen
yang tinggi dalam mengelola pembelajaran yang dimulai dari tahap
persiapan, perencanaan, pelaksanaan
hingga pada evaluasi dan penilaian,

kedua, guru perlu memiliki sikap yang
positif dan mau berusaha meningktakan
komptensi pengajarannya (memahami,
menggunakan metode, strategi pendekatan, serta model pembelajaran
yang inovatif)sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik
dan proses kegiatan belajar mengajar
dapat mengalami peningktan-peningkatan dari waktu ke waktu,ketiga, Guru
perlu memahami tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia yang diajarkan pada
peserta didik sehingga pelaksanaanya
benar-benar dapat diaplikasikan secara
baik dan tepat oleh pesrta didik,keempat, keberhasilan kurikulum dan
pembe lajaran bahasa Indonesia juga
bergantung pada peran kepala sekolah.
Kepala sekolah perlu memberikan
bimbingan profesional secara intens terhadap guru melalui kegiatan supervisi
kelas dan menyediakan sarana pendukung pada kegiatan proses belajar
mengajar.

DAFTAR PUSTAKA
Andayani. 2014. Pendekatan Saintifik dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Derrida, C. Ann. 2006 “ Science Teacher Characteristic By Teacher Behavior and
Student Outcome: A Meta Analysis of Research” Journal of Research
in Science Teaching, Vol.33. No.XX.pp. 19-22.
Feldman, Robert Stephen. 1989.Essentials of UnderstandingPsychology. New York:
McGraw-Hill, Inc.
Harden, R.M. 2001. AMEE Guide No.21: Curriculum Mapping: a Tool for Transparent
and Autentic and Learning, Medical Teacher, Vol.23, No.2 pp.123-137.
Hughes, Arthur. 1997. Testing for Language Teachers. Cambridge University Press.
Hosnan H. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pem-belajaran Abad
21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013)
Jakarta: Kemendikbud

Desain Induk Kurikulum 2013.

11

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kern, D.E.; Thomas, P.A.; Howard, D.M. & Bass, E.B. (1998). Curriculum
Development for Medical Education. Baltimore: The John Hopkins
University Press.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Remaja Rosdakarya.

Bandung :

________. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nandi. 2006. Penggunaan Multi Media Interaktif Dalam Pembelajaran Geografi di
Persekolahan, dalam Jurnal “GEA” April 2006, Vol. 6. No. 1. pp. 2327
Paul A. Twelker, et.al. 2013. The Systematic Devolopment of Intruction An Overview
and Basic Guide to The Literature. Journal of Curriculum an Intruction
(JoCI), United States International University, Vol.7, No.2. pp. 20-37.
Reeder, Shelby. 2006. “Making Attarc-tive Approach in Learning”. American
Education Journal. Winter. Vol.43.No.14.pp.91-111.
Sayleor, J. Galem, Alexander, Wiliam M. Dan Lowis Arthur J. (1981). Curriculum
Planing Better Teaching ang Learning, Holt- Rine hart and Winston.
Shilling,Tamara. 2013. Opportunites and Challenges of Curriculum Mapping
Implementation in One School Setting: Considerations for School
Leaders.Journal of Curriculum and Instruction (JoCI).Vol. 7, No. 2,
pp. 20-37.
Reuters, Thomson. 2013. What Makes Professional Development Effec-tive Strategies
That Foster Curru-culum Implementation.
America Educational
Research Journal. Vol. 44, No. 4, pp. 921-958.
Sanjaya, Wina. 2008. Kuriklum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

12

commit to user