PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL DALAM MENGKRITISI UU ANTIPORNOGRAFI MELALUI PEMENTASAN TEATER (Analisis Semiologi Penggunaan Simbol-Simbol dalam Mengkritisi UU Antipornografi melalui Pementasan ”Sidang Susila” oleh Teater Sopo UNS).

(1)

commit to user

i

PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL DALAM MENGKRITISI UU ANTIPORNOGRAFI MELALUI PEMENTASAN TEATER (Analisis Semiologi Penggunaan Simbol-Simbol dalam Mengkritisi UU

Antipornografi melalui Pementasan ”Sidang Susila” oleh Teater Sopo UNS)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Jurusan Ilmu Komunikasi Non-Regular

Disusun oleh :

WURY FEBRIANINGRUM SUYONO D1210082

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2013


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv MOTTO :

“Memayu Hayuning Bawono”

“Manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan, tetapi manusia

tidak dapat dikalahkan selama manusia itu masih Setia kepada dirinya

sendiri atau ber-Setia Hati pada dirinya sendiri.” (Setia Hati Terate)

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka

ampunan dan rezki yang mulia (surga).” (QS. An Nuur: 26)

“dan Dia-lah yang menjadikan orang TERTAWA dan MENANGIS.” (QS. An-Najm: 43)

“dan Dia-lah yang MEMATIKAN dan MENGHIDUPKAN.” (QS. An -Najm: 44)

“dan Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan LAKI-LAKI dan

PEREMPUAN.” (QS. An-Najm: 45)

“dan Dia-lah yang memberikan KEKAYAAN dan KECUKUPAN.” (QS. An-Najm: 48)


(5)

commit to user

v Ku persembahkan kepada :

- Ibu yang mengagumkan

- Bapak yang kuat

- “Keluarga” yang saling berkasih sayang

- Yang sederhana tapi indah

- Yang indah meski sederhana

Kepada malam tua berupa materi tentang pasangan sejati kehidupan yang berupa kematian,

yang berani hidup maka harus berani untuk mati.

Yang sudah menangis, yang sudah memohon ampun sampai keriput, sampai hilang garis wajahnya.

Yang meneteskan air mata karena ketidaksepakatan, atau yang akan terbelah bibir manisnya dengan senyuman.

Yang tidak menghalangi kesenanganku untuk mempertahankan suara-suara dan menikmati gerak-gerak nenek moyangku.

Kepada perjalananku menuju kematian adalah peta yang mengantarkanku pada sejarah.


(6)

commit to user

vi

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Dengan surat pernyataan ini, Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Wury Febrianingrum Suyono

NIM : D1210082

Jurusan/ Program Studi : FISIP/ Ilmu Komunikasi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul :

PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL DALAM MENGKRITISI UU

ANTIPORNOGRAFI MELALUI PEMENTASAN TEATER (Analisis

Semiologi Penggunaan Simbol-Simbol dalam Mengkritisi UU Antipornografi

melalui Pementasan ”Sidang Susila” oleh Teater Sopo UNS)” adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang

bukan karya saya dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari pernyataan ini terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Desember 2013 Yang menyatakan,


(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam, yang telah melimpahkan nikmat, karunia dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga diberikan kesempatan

untuk dapat menyelesaikan skripsi PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL

DALAM MENGKRITISI UU ANTIPORNOGRAFI MELALUI

PEMENTASAN TEATER (Analisis Semiologi Penggunaan Simbol-Simbol

dalam Mengkritisi UU Antipornografi melalui Pementasan ”Sidang Susila” oleh

Teater Sopo UNS).

Sungguh kesempurnaan hanyalah milik-Nya. Tidak ada yang sempurna melainkan Dia. Awal minat penulis meneliti ketika penulis beberapa kali terlibat langsung dalam beberapa pementasan seni yang berseberangan dengan beberapa aturan yang berlaku di Indonesia. Kemudian suatu ketika penulis yang telah tergabung dalam UKM Teater Sopo menjadi pimpinan pentas produksi 3 kota

(Salatiga,Semarang,dan Surakarta) dengan judul “Sidang Susila” karya Ayu

Utami dan Agus Noor. Muncul pertanyaan, bagaimana sebenarnya pementasan

“Sidang Susila” menggunakan simbol-simbol untuk mengkritisi UU Antipornografi yang telah disahkan sejak tahun 2008 tersebut? Minat penulis semakin kuat manakala penulis menemui fakta ironis ketika ternyata Undang-Undang Antipornografi No.44 Th.2008 telah disahkan dengan proses yang panjang dan banyaknya pro dan kontra dari berbagai kalangan, namun tetap saja kasus pornografi di Indonesia belum ada penurunan yang signifikan. Lebih uniknya lagi, peraturan itu tidak berlaku di beberapa daerah yang memiliki adat


(8)

commit to user

viii

istiadat tertentu. Setidaknya inilah yang menjadi motivasi penulis saat mencoba menggeluti salah satu penelitian mengenai penggunaan simbol-simbol dalam mengkritisi UU Antipornografi melalui pementasan teater.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian karya ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik dan berlipat kepada mereka. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada :

1. Prof. Drs. Pawito. Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret.

2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Universitas Sebelas Maret.

3. Drs. Hj. Sofiah, M.Si, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Sebelas Maret.

4. Drs. Nuryanto, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang dengan sabar

membimbing dan mendampingi sampai dengan selesai masa studi.

5. Prof. Dr. H. Andrik Purwasito, DEA, selaku dosen Pembimbing I dan Drs.

Surisno Satrijo Utomo, M.Si, selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis hingga selesai skripsi.

6. Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D selaku ketua penguji skripsi, Sri Hastjarjo,

S.sos, Ph.D selaku sekretaris penguji skripsi, Prof. Dr. H. Andrik Purwasito, DEA selaku penguji I dan Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si,


(9)

commit to user

ix

memberikan yang terbaik untuk peneliti sebagai bekal menyandang gelar sarjana untuk diaplikasikan di dunia kerja dan masyarakat.

7. Pak Sri Herwindya yang telah memberi kesempatan berdiskusi dan

masukan mengenai kajian ilmu Semiologi, Pak Lukman Dosen Prodi

Hubungan Internasional yang telah merekomendasikan jurnal

internasionalnya, Mbak Sari staff Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi, seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis serta seluruh staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret yang telah membantu.

8. Teman-teman pengurus Teater Sopo UNS periode 2010-2012,

teman-teman tim produksi XVII pementasan “Sidang Susila” di Semarang, Salatiga dan Surakarta, teman-teman tim FESTAMASIO IV Jakarta

pementasan “Anak-Angin”, teman-teman tim produksi XVI pementasan

Cannibalogy” di Purwokerto dan Surakarta, teman-teman pemain “Orde

Tabung”, “Wek-Wek” karya Putu Wijaya, pemain pementasan “Tanda

Silang” adaptasi alm.WS.Rendra, pemain pementasan “Maling” dan keluarga besar Teater Sopo FISIP UNS yang menjadi bagian penting dalam diri penulis.

9. Teman-teman Teater ASA IAIN Walisongo Semarang, teman-teman

Teater GETAR STAIN Salatiga, pengurus Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta, Mas Hanindawan, Mbak Retno Sayekti Lawu, Mas Rudy

“Gemphile”, Mas Hendro Prabowo, Mas Winarno, Mas Anggo Anurogo,


(10)

commit to user

x

Agung Irawan, Julia Nur Rochma, Apsari Retno Wiratmi, Nila Ardiana, Suryo Wahyanto, Mas Damar Teater Jejak ISI Surakarta, teman-teman

Harmony Amourest, Mas Rocky Ketua HMJ Teater ISI Yogyakarta, Mbak

Ayu Utami sebagai penulis “Sidang Susila” atas pertemuannya dalam

workshop sastra tahun 2013 di Balai Soedjatmoko Surakarta,

teman-teman+pemateri workshop monolog Se-Jateng di TBJT,

teman-teman+pemateri workshop keaktoran di Bengkel Teater Depok, Teater

Populer, Teater Mandiri, Kang Adit Teater Lakon Bandung, Mang Erikmantri Teater Payung Hitam Bandung.

10.Panitia KEJURNAS Pencak Silat Piala Rektor UNS IV sampai dengan V,

panitia Sebelas Maret International Pencak Silat‟s Championship,

saudara-saudaraku Padepokan Kyai Pleret UKM Pencak Silat PSHT Komisariat UNS, PSHT Komisariat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, PSHT Komisariat IAIN Sunan Ampel Semarang, sesepuh pengurus PSHT Padepokan Pusat Madiun, PSHT Cab.Sleman, PSHT Cab.Yogyakarta, PSHT Cab.Pemalang, PSHT Cab.Surabaya, PSHT Cab.Semarang, PSHT Komisariat Timor Leste.

11.Teman-teman tari, teater dan teman-teman seniman yang telah banyak

membantu memberi masukan maupun referensi.

12.Keluarga besar Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate yang telah

menjadi kekuatan tersendiri.

13.107,7 Fm Radio Bhima Smasa Madiun, TRANS TV, LPP RRI Madiun,


(11)

commit to user

xi

para pekerja Event Organizer yang telah banyak memberi kesempatan dan

pengalaman dalam proses pembelajaran sebagai seorang broadcaster dan

pekerja media massa.

14.Pengurus SBSI Surakarta dan Karanganyar, Golkar Pemalang, PAN

Semarang, yang telah memberi kesempatan peneliti belajar berkomunikasi

melalui bidang protokoler. Dan Inspire Consulting yang menjadi keluarga

baru selama proses penyelesaian penelitian.

15.Teman-teman alumni dan keluarga besar TK Dharma Wanita II Madiun,

SDN Manisrejo II Madiun, SMPN 1 Madiun dan SMAN 1 Madiun.

16.Untuk kesempatan bertemu dan merangkai kenangan bersama orang-orang

istimewa yang belum tersebutkan sungguh semua itu menjadi anugerah terindah yang penulis miliki. Kiranya semua itu hanya patut terlukis dalam hati dan menjadi jejak yang indah untuk masa depan.

17.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih

atas semua bantuannya. Tan ono doyo kejobo saking kersane Gusti.

Penulis menyadari betul skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Namun demikian penulis tetap berharap dapat memberikan manfaat kepada siapapun yang membaca.

Surakarta, Agustus 2013 Wury Febrianingrum Suyono


(12)

commit to user

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xii

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 2

B. Rumusan Masalah ... ... 9

C. Tujuan Penelitian ... ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Telaah Pustaka ... ... 11

1. Komunikasi ... ... 11

2. Channel / Saluran Komunikasi Sebagai Komponen Komunikasi... ... 16

3. Teater Sebagai Bentuk Komunikasi Kelompok ... ... 18

4. Pornografi Dalam Penelitian ... ... 25

5. Semiologi Sebagai Analisis Pesan Dalam Komunikasi... ... 33


(13)

commit to user

xiii

G. Kerangka Pemikiran ... ... 40

H. Metodologi Penelitian ... ... 42

1. Jenis Penelitian ... ... 42

2. Paradigma Penelitian ... ... 46

3. Subyek Penelitian ... ... 52

4. Teknik Pengumpulan Data ... ... 53

5. Teknik Analisis Data ... ... 55

BAB II GAMBARAN UMUM A. Deskripsi Pementasan ... ... 57

1. Sinopsis Pementasan Sidang Susila ... ... 58

2. Alur Cerita Pementasan Sidang Susila... ... 60

3. Penataan Artistik Pementasan ... ... 81

a. Setting Panggung ... ... 82

b. Tata Rias ... ... 83

c. Kostum ... ... 84

d. Musik ... ... 86

e. Lighting Panggung ... 87

f. Properti Pendukung ... 88

4. Tokoh Dalam Pementasan Sidang Susila ... 88

BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi, Transkripsi Dan Signifikasi ... 92


(14)

commit to user

xiv BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 134 B. Saran ... ... 138 DAFTAR PUSTAKA


(15)

commit to user

xv ABSTRAK

WURY FEBRIANINGRUM SUYONO, D1210082, PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL DALAM MENGKRITISI UU ANTIPORNOGRAFI MELALUI PEMENTASAN TEATER (Analisis Semiologi Penggunaan Simbol-Simbol

dalam Mengkritisi UU Antipornografi melalui Pementasan ”Sidang Susila” oleh

Teater Sopo UNS). Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Non-Regular Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2013.

Selain sebagai karya seni, teater juga merupakan salah satu media komunikasi yang menyampaikan pesan-pesannya melalui simbol-simbol dan tanda-tanda yang perlu di-interpretasikan lebih mendalam. Lakon Sidang Susila (karya Ayu Utami dan Agus Noor) dipentaskan kembali oleh Teater Sopo FISIP UNS pada tahun 2011 lantaran dianggap (masih) memiliki relevansi dengan tema seputar Undang-Undang Antipornografi yang telah resmi disahkan.

Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan simbol-simbol dalam mengkritisi UU Antipornografi melalui

pementasan “Sidang Susila” oleh Teater Sopo. Dengan menganalisa beberapa adegan dan dialog dalam pementasan yang menjadi korpus penelitian dari video dokumentasi, subyek penelitian, literatur atau kepustakaan yang terkait pornografi dalam kumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan verbal maupun non verbal seperti buku-buku, koran, majalah, ensiklopedia, jurnal, kamus, artikel, foto, video pementasan dan sumber-sumber lain yang berhubungan

dengan tema penelitian, observasi serta interview atau wawancara.

Sedangkan teknik analisis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis semiologi komunikasi yang akan mendeskripsi, transkripsi kemudian menyignifikasikan data yang telah diperoleh. Kemudian peneliti menganalisisnya secara berurutan mulai dari babak pertama hingga pada babak terakhir dimana terdapat korpus penelitian didalamnya.

Berdasarkan penelitian tentang penggunaan simbol-simbol dalam mengkritisi uu antipornografi melalui pementasan teater menggunakan analisis

semiologi melalui pementasan ”Sidang Susila” oleh teater Sopo, dapat ditarik

kesimpulan bahwa didalam pementasan “Sidang Susila” yang terbagi kedalam 6 aspek yang menjadi kritisi UU Antipornografi. 1.) Adanya Polisi Moral yang seharusnya menegakkan hukum tentang moral dan tata susila negara tetapi justru bersikap amoral dan asusila. 2.) Kritik mengenai ambiguitas UU Antipornografi mengenai batasan pengecualian kategori pornografi, sehingga banyak keanehan dalam penerapannya. 3.) Kritik mengenai represi moral UU Antipornografi. 4.) Bagaimana aparat memperlakukan tahanan yang diduga telah melanggar UU Antipornografi secara berlebihan. 5.) Gambaran mengenai carut marutnya proses hukum UU Antipornografi. Dan aspek terakhir adalah kritik mengenai penggagas UU Antipornografi yang dianggap telah menciderai Bhineka Tunggal Ika. Sehingga harus ada solusi lagi untuk mengatasi perbedaan pandangan, juga pro dan kontra terkait telah disahkannya UU Antipornografi yang telah berlaku sejak tahun 2008 tersebut.


(16)

commit to user

xvi

ABSTRACT

WURY FEBRIANINGRUM SUYONO, D1210082, The Use of Symbols in

Criticizing the Act of Anti-Pornography Through Theatre Performance (Semiology analysis on the use of symbols in criticizing the act of

anti-pornography through theatre performance entitled “Sidang Susila” played by

Sopo Theatre UNS). Thesis. Communication Department. Faculty of Social and Politic Science. Sebelas Maret University.

Other than being an art work, a theatre is one of the media of communication that deliver messages using symbols and signs which need to be

interpreted. The performance of “Sidang Susila” (created by Ayu Utami dan Agus Noor) was replay by Sopo Teater FISIP UNS in 2011 because it is considered to have relevancy with the theme about the Act of Anti-Pornography which is officially legalize.

The objective of the study is to know how the use of symbols in

criticizing the Act of Anti-Pornography through performance of “Sidang Susila”

by Sopo Theatre. By analyzing several scenes and dialogues of the performance which become research corpus of documentary video, research subject, literature or document related to pornography on the data obtained from books, magazines, encyclopedia, journals, dictionary, articles, photos, performance video, and other sources related to the research, observation and interview.

The technique of this research is semiology analysis of communication which describes, transcribes, and signifies the data collected. Then the researcher analyzes them chronologically starting from the first to the last stage which contain research corpus.

Based on the research result, it can be conclude that in the performance

”Sidang Susila” by Sopo Theatre which is decided by six aspects of critic for the act of anti-pornography. 1) There is police of moral which should maintain the discipline of moral but acts immoral instead. 2) Critic for ambiguity of the act of pornography that is about the boundaries of anti-pornography categorization so that there are many oddities in the implementation. 3) Critic for moral repression of the act of anti-pornography. 4) How the officers treat prisoners that excessively broke the act of anti-pornography. 5) Description of the verdict process of the act of anti-pornography. And the last aspect is critic for the master mind of the act of anti-pornography that deemed to give a flaw Bhineka Tunggal Ika. Therefore it must be solutions to overcome the different view and pro-contra related to the act of anti-pornography that has been legalized since 2008.


(17)

commit to user

PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL DALAM MENGKRITISI UU ANTIPORNOGRAFI MELALUI PEMENTASAN TEATER (Analisis Semiologi Penggunaan Simbol-Simbol dalam Mengkritisi UU

Antipornografi melalui Pementasan ”Sidang Susila” oleh Teater Sopo UNS)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Jurusan Ilmu Komunikasi Non-Regular

Disusun oleh :

WURY FEBRIANINGRUM SUYONO D1210082

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2013


(1)

commit to user

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xii

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 2

B. Rumusan Masalah ... ... 9

C. Tujuan Penelitian ... ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Telaah Pustaka ... ... 11

1. Komunikasi ... ... 11

2. Channel / Saluran Komunikasi Sebagai Komponen Komunikasi... ... 16

3. Teater Sebagai Bentuk Komunikasi Kelompok ... ... 18

4. Pornografi Dalam Penelitian ... ... 25

5. Semiologi Sebagai Analisis Pesan Dalam Komunikasi... ... 33


(2)

commit to user

xiii

G. Kerangka Pemikiran ... ... 40

H. Metodologi Penelitian ... ... 42

1. Jenis Penelitian ... ... 42

2. Paradigma Penelitian ... ... 46

3. Subyek Penelitian ... ... 52

4. Teknik Pengumpulan Data ... ... 53

5. Teknik Analisis Data ... ... 55

BAB II GAMBARAN UMUM A. Deskripsi Pementasan ... ... 57

1. Sinopsis Pementasan Sidang Susila ... ... 58

2. Alur Cerita Pementasan Sidang Susila... ... 60

3. Penataan Artistik Pementasan ... ... 81

a. Setting Panggung ... ... 82

b. Tata Rias ... ... 83

c. Kostum ... ... 84

d. Musik ... ... 86

e. Lighting Panggung ... 87

f. Properti Pendukung ... 88

4. Tokoh Dalam Pementasan Sidang Susila ... 88

BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi, Transkripsi Dan Signifikasi ... 92


(3)

commit to user

xiv BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 134 B. Saran ... ... 138 DAFTAR PUSTAKA


(4)

commit to user

xv ABSTRAK

WURY FEBRIANINGRUM SUYONO, D1210082, PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL DALAM MENGKRITISI UU ANTIPORNOGRAFI MELALUI PEMENTASAN TEATER (Analisis Semiologi Penggunaan Simbol-Simbol

dalam Mengkritisi UU Antipornografi melalui Pementasan ”Sidang Susila” oleh

Teater Sopo UNS). Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Non-Regular Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2013.

Selain sebagai karya seni, teater juga merupakan salah satu media komunikasi yang menyampaikan pesan-pesannya melalui simbol-simbol dan tanda-tanda yang perlu di-interpretasikan lebih mendalam. Lakon Sidang Susila (karya Ayu Utami dan Agus Noor) dipentaskan kembali oleh Teater Sopo FISIP UNS pada tahun 2011 lantaran dianggap (masih) memiliki relevansi dengan tema seputar Undang-Undang Antipornografi yang telah resmi disahkan.

Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan simbol-simbol dalam mengkritisi UU Antipornografi melalui

pementasan “Sidang Susila” oleh Teater Sopo. Dengan menganalisa beberapa

adegan dan dialog dalam pementasan yang menjadi korpus penelitian dari video dokumentasi, subyek penelitian, literatur atau kepustakaan yang terkait pornografi dalam kumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan verbal maupun non verbal seperti buku-buku, koran, majalah, ensiklopedia, jurnal, kamus, artikel, foto, video pementasan dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan tema penelitian, observasi serta interview atau wawancara.

Sedangkan teknik analisis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis semiologi komunikasi yang akan mendeskripsi, transkripsi kemudian menyignifikasikan data yang telah diperoleh. Kemudian peneliti menganalisisnya secara berurutan mulai dari babak pertama hingga pada babak terakhir dimana terdapat korpus penelitian didalamnya.

Berdasarkan penelitian tentang penggunaan simbol-simbol dalam mengkritisi uu antipornografi melalui pementasan teater menggunakan analisis

semiologi melalui pementasan ”Sidang Susila” oleh teater Sopo, dapat ditarik

kesimpulan bahwa didalam pementasan “Sidang Susila” yang terbagi kedalam 6

aspek yang menjadi kritisi UU Antipornografi. 1.) Adanya Polisi Moral yang seharusnya menegakkan hukum tentang moral dan tata susila negara tetapi justru bersikap amoral dan asusila. 2.) Kritik mengenai ambiguitas UU Antipornografi mengenai batasan pengecualian kategori pornografi, sehingga banyak keanehan dalam penerapannya. 3.) Kritik mengenai represi moral UU Antipornografi. 4.) Bagaimana aparat memperlakukan tahanan yang diduga telah melanggar UU Antipornografi secara berlebihan. 5.) Gambaran mengenai carut marutnya proses hukum UU Antipornografi. Dan aspek terakhir adalah kritik mengenai penggagas UU Antipornografi yang dianggap telah menciderai Bhineka Tunggal Ika. Sehingga harus ada solusi lagi untuk mengatasi perbedaan pandangan, juga pro dan kontra terkait telah disahkannya UU Antipornografi yang telah berlaku sejak tahun 2008 tersebut.


(5)

commit to user

xvi ABSTRACT

WURY FEBRIANINGRUM SUYONO, D1210082, The Use of Symbols in Criticizing the Act of Anti-Pornography Through Theatre Performance (Semiology analysis on the use of symbols in criticizing the act of anti-pornography through theatre performance entitled “Sidang Susila” played by Sopo Theatre UNS). Thesis. Communication Department. Faculty of Social and Politic Science. Sebelas Maret University.

Other than being an art work, a theatre is one of the media of communication that deliver messages using symbols and signs which need to be

interpreted. The performance of “Sidang Susila” (created by Ayu Utami dan Agus

Noor) was replay by Sopo Teater FISIP UNS in 2011 because it is considered to have relevancy with the theme about the Act of Anti-Pornography which is officially legalize.

The objective of the study is to know how the use of symbols in criticizing the Act of Anti-Pornography through performance of “Sidang Susila” by Sopo Theatre. By analyzing several scenes and dialogues of the performance which become research corpus of documentary video, research subject, literature or document related to pornography on the data obtained from books, magazines, encyclopedia, journals, dictionary, articles, photos, performance video, and other sources related to the research, observation and interview.

The technique of this research is semiology analysis of communication which describes, transcribes, and signifies the data collected. Then the researcher analyzes them chronologically starting from the first to the last stage which contain research corpus.

Based on the research result, it can be conclude that in the performance

”Sidang Susila” by Sopo Theatre which is decided by six aspects of critic for the

act of anti-pornography. 1) There is police of moral which should maintain the discipline of moral but acts immoral instead. 2) Critic for ambiguity of the act of pornography that is about the boundaries of anti-pornography categorization so that there are many oddities in the implementation. 3) Critic for moral repression of the act of anti-pornography. 4) How the officers treat prisoners that excessively broke the act of anti-pornography. 5) Description of the verdict process of the act of anti-pornography. And the last aspect is critic for the master mind of the act of anti-pornography that deemed to give a flaw Bhineka Tunggal Ika. Therefore it must be solutions to overcome the different view and pro-contra related to the act of anti-pornography that has been legalized since 2008.


(6)

commit to user

PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL DALAM MENGKRITISI UU ANTIPORNOGRAFI MELALUI PEMENTASAN TEATER (Analisis Semiologi Penggunaan Simbol-Simbol dalam Mengkritisi UU

Antipornografi melalui Pementasan ”Sidang Susila” oleh Teater Sopo UNS)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Jurusan Ilmu Komunikasi Non-Regular

Disusun oleh :

WURY FEBRIANINGRUM SUYONO D1210082

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2013