Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode Resistivitas 2 Dimensi Di Desa Pablengan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar.

ISSN:2089 – 0133
April 2012

Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 halaman 51

Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode......halaman 58

tanah atau batuan atau kombinasinya, sering terjadi pada lereng-lereng alam atau
buatan, dan sebenarnya merupakan fenomena alam, dimana alarn mencari
keseimbangan baru akibat adanya gangguan atau faktor yang mempengaruhinya dan
menyebabkan terjadinya pengurangan kuat geser serta peningkatan tegangan geser
tanah [2].
Meskipun tanah longsor merupakan fenomena alam, beberapa aktifitas manusia bisa
menjadi faktor pemicu terjadinya bencana tanah longsor, dimana ketika aktifitas ini
beresonansi dengan kerentanan dan kondisi alam yang telah disebutkan contoh aktifitas
manusia yang dapat memicu terjadinya tanah longsor adalah penebangan pepohonan
secara serampangan di daerah lereng; penambangan bebatuan, tanah atau barang
tambang lain yang menimbulkan ketidakstabilan lereng, tingkat kebasahan tanah dan
bebatuan (juga daya ikatnya), pengubahan kemiringan kawasan (seperti pada
pembangunan jalan, rel kereta atau bangunan), dan pembebanan berlebihan dari
bangunan di kawasan perbukitan.. Gerakan tanah sering disebut sebagai longsoran dari

massa tanah atau batuan dari tempat asalnya karena pengaruh gaya berat. Faktor internal
yang dapat menyebabkan terjadi gerakan tanah adalah daya ikat tanah atau batuan yang
lemah sehingga butiran tanah dan batuan dapat terlepas dari ikatannya. Pergerakan
butiran ini dapat menyeret butiran lainnya yang ada disekitar sehingga membentuk
massa yang lebih besar. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempercepat dan
memicu terjadinya gerakan tanah diantaranya sudut kemiringan lereng, curah hujan,
perubahan kelembaban tanah, dan tutupan lahan [3].
Di Jawa Tengah, salah satu wilayah yang sering terjadi bencana tanah longsor di
kabupaten Karanganyar, karena secara marfologi wilayah ini merupakan lereng dari
Gunung Lawu, kondisi wilayahnya berbukit-bukit dengan kemiringan ada yang lebih
dari 30o. Seperti Dusun Salaman, Desa Pablengan, Kecamatan Matesih, Kabupaten
Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah merupakan zona kerentanan gerakan tanah, di
daerah beberapa kali terjadi bencana tanah longsor. Untuk itu perlu kesiagaan
masyarakat agar bila terjadi bencana tidak banyak korban.
Salah satu faktor penyebab longsoran yang sangat berpengaruh adalah bidang gelincir
(

Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode......halaman 59

mendeteksi jenis batuan dan kondisi keairan batuan berdasarkan sifat kelistrikan batuan

yang berupa nilai tahanan jenisnya. Prinsip kerja dari metode geofisika resistivitas
adalah arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus. Beda
potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran
arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu, dapat dihitung nilai
tahanan jenis semu [15]. Untuk jelasnya penjabaran rumus pada [16]

= hambatan jenis semu,

Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode......halaman 60

pengambilan data, seperti gambar 2., kondisi topografi dan marfologinya diterangkan
pada pembahasan.

Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode......halaman 61

Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode......halaman 62

tersebut, bila hal itu terjadi akan sangat berbahaya karena secara gravitasi akan
memperberat gaya ke bawah yang sewaktu-waktu dapat memicu adanya tanah longsor
lagi. Kalau dilihat pola bidang gelincir yang berbentuk lengkung gerakan longsoran

termasuk jenis longsoran rotasi.

Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode......halaman 63

lebih rendah dengan ketinggian 467 meter dpl, dengan arah lintasan Timur laut – Barat
Daya. Hasil pengolahan data seperti terlihat pada gambar 6, dari citra warna yang
terlihat pada penampang

Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode......halaman 64

pasiran sampai
lempungan

pasir

8

50,5 – 59,9

Material lapuk/lempung

pasiran sampai pasir
lempungan

9

59,9 – 69,3

Material lapuk/lempung
pasiran sampai pasir
lempungan

1
0

69,3 – 82,2

Material lapuk/lempung
pasiran sampai pasir
lempungan


1
1

82,2 – 95,2

Material lapuk/lempung
pasiran sampai pasir
lempungan

1
2

95,2 – 113,1

Material lapuk/lempung
pasiran sampai pasir
lempungan

1
3


113,1 – 131

Batuan
akuifer/Pasir
sampai breksi

1
4

131 – 155

Batuan
akuifer/Pasir
sampai breksi

1
5

155 – 179


Batuan
akuifer/Pasir
sampai breksi

1
6

179 – 222,7

Batuan
akuifer/Pasir
sampai breksi

1
7

222,7 – 266,5

Batuan

akuifer/Pasir
sampai breksi

Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode......halaman 65

Untuk mengetahui kondisi sebenarnya maka dapat dilakukan pengeboran dangkal,
selain mengetahui jenis dan ketebalan lapisan, juga dapat diperoleh sampel batuan,
selanjutnya sampel batuan perlu dilakukan pengujian sifat fisik dan mekaniknya, agar
dapat memodelkan gerakan tanah.

Identifikasi Bidang Gelincir Pemicu Bencana Tanah Longsor Dengan Metode......halaman 66

15

Hendrajaya lilik , Arif Idam, 1990,