Pengembangan modul fluida statis berbasis outdoor contextual experiment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sma ARTIKEL. ARTIKEL

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGEMBANGAN MODUL FLUIDA STATIS BERBASIS
OUTDOOR CONTEXTUAL EXPERIMENT UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA
Rozichin1, Suparmi2, Sukarmin3
1

Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]

2

Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]. ac.id

3


Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]. ac.id

Abstrak
Ketidaksesuaian kondisi lapangan dengan standar nasional pendidikan begitu sangat mencolok di daerah
Terdepan, Terluar, Tertinggal sehingga melemahkan motivasi belajar siswa. Tujuan penelitian adalah 1)
mengembangkan modul fluida statis berbasis Outdoor Contextual Experiment, 2) menganalisis kelayakan
dan efektivitas modul fluida statis berbasis Outdoor Contextual Experiment, 3) meningkatkan motivasi
belajar siswa melalui penggunaan modul fluida statis berbasis Outdoor Contextual Experiment. Penelitian
pengembangan menggunakan metode Research and Development (R & D) mengacu pada model Borg &
Gall dengan langkah-langkah, yaitu penelitian dan pengumpulan informasi awal dengan melakukan
observasi penerapan standar nasional pendidikan di SMA Insan Madani Aceh Selatan dan studi pustaka,
perencanaan pembuatan modul yang didasarkan karakteristik pembelajaran kontekstual, pengembangan
draft I dilanjutkan dengan validasi oleh ahli materi, media, dan bahasa kemudian direvisi menjadi draft II,
uji coba awal untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap modul, revisi produk tahap I
menghasilkan draft III, uji coba lapangan draft III pada 36 siswa kelas X SMA Insan Madani Aceh
Selatan, dan revisi produk tahap II menghasilkan darft IV. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif
dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian adalah 1) modul fluida statis berbasis outdoor contextual

experiment dikembangkan berdasarkan karakteristik pembelajaran kontekstual dengan eksperimen pada
tahap inkuiri dilakukan di luar ruang kelas dengan alat dan bahan dilengkapi siswa di sekitar lingkungan
sekolah, motivasi belajar ditumbuhkan melalui, a) pertanyaan yang menarik dan terkait dengan kehidupan
sehari-hari pada fase bertanya, b) daya cipta dan lingkungan belajar yang aman, positif dan mudah
diakses pada fase inkuiri dan masyarakat belajar, c) materi yang aplikatif dan bermanfaat pada fase
pemodelan, d) dan pendidikan nilai pada fase refleksi dan penilaian autentik. 2) modul fluida statis
berbasis outdoor contextual experiment layak dan efektif digunakan berdasarkan (a) hasil validasi oleh
dosen ahli, dan guru, (b) hasil penilaian siswa dan guru pada tahan uji coba awal, serta uji coba lapangan.
3) Penggunaan modul fluida statis berbasis outdoor contextual experiment sangat baik dalam
meningkatkan motivasi belajar.
Kata kunci: modul, outdoor contextual experiment, motivasi, Borg and Gall.

standar penilaian, dan standar kometensi
Hakikat fisika sebagai produk, proses, lulusan.
Standar proses menjelaskan bahwa
dan sikap, dalam pembelajaran fisika disemua
fisika
diperoleh melalui metode saintifik
jenjang pendidikan termasuk tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA), harus memperhatikan dengan tahap-tahap antara lain: (1) observasi,

Standar Nasional Pendidikan Indonesia (2) mendefinisikan masalah, (3) menyelidiki
commit to user
termasuk dalam hal standar proses, standar isi, (merencanakan, mengevaluasi data terkini),

Pendahuluan

1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

(4) membentuk hipotesis, (5) memprediksi konkret sebagai pengembangan dari yang
dari hipotesis yan diajukan, (6) melakukan dipelajari di sekolah secara mandiri (Salinan
eksperimen (menguji hipotesis), (7) evaluasi Permendikbud no. 54. 2013: 3).
Kondisi ideal seperti yang telah
dan analisis, (8) meninjau dan evaluasi
dengan kawan sebaya, (10) publikasi dijabarkan dalam standar proses, standar isi,
(Christine, 2005: 2). Hal ini tidak jauh standar penilaian, dan standar kompetensi
berbeda dengan kompetensi yang diharapkan ternyata banyak ketidaksesuaian dengan fakta,

dari pembelajaran fisika dalam standar isi hal ini terlihat di lapangan saat menilik
pada kurikulum 2013, yaitu merumuskan kondisi sekolah di daerah 3T. Revisi Rencana
permasalahan
yang
berkaitan
dengan Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan
fenomena
fisika
benda,
merumuskan Menengah (Renstra Ditjen Dikmen 2010hipotesis, mendesain dan melaksanakan 2014: 17) tahun 2012 menunjukkan kepada
kekurang
maksimalan
dalam
eksperimen, melakukan pengukuran secara rakyat
teliti, mencatat dan menyajikan hasil dalam menerapkan definisi pendidikan Undangbentuk tabel dan grafik, menyimpulkan, serta Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
melaporkan hasilnya secara lisan maupun Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1,
tertulis (Salinan Permendikbud no. 64. 2013: sebanyak 78,8% Sekolah Menengah Atas
(SMA) di Indonesia belum memiliki fasilitas
69).
Standar penilaian menekankan bahwa laboratorium fisika. Inilah yang juga ditemui

hasil belajar peserta didik mencakup oleh peneliti di SMA Insan Madani Aceh
sekolah
belum
memiliki
kompetensi
sikap,
pengetahuan,
dan Selatan,
keterampilan
yang
dilakukan
secara perlengkapan laboratorium Fisika yang
berimbang sehingga dapat digunakan untuk memadai karena memang merupakan SMA
menentukan posisi relatif setiap peserta didik yang berada pada daerah 3T (Terdepan,
terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam Terluar, Tertinggal). Pembelajaran fisika
pembelajaran
fisika,
penilaian
semua untuk kelas X sekolah hanya mempunyai
kompetensi

tersebut
bisa
dilakukan jangka sorong dan pegas yang bisa dipakai
bergantung pada proses pembelajaran yang guru untuk menerapkan pembelajaran
digunakan. Karena memang fisika merupakan saintifik. Sehingga tidak heran, berdasarkan
salah satu mata pelajaran yang sangat wawancara, kelas X tidak pernah melakukan
memungkinkan
untuk
menilai
ketiga kegitan praktikum. Begitu juga untuk kelas XI
kompetensi tersebut dalam setiap materinya dan kelas XI. Pembelajaran fisika didominasi
dengan pemberian soal, diberi penjelasan dan
(Salinan Permendikbud no. 66. 2013: 1-5).
Penerapan standar proses, standar isi, siswa mengerjakan soal yang diberikan, serta
dan standar penilaian bertujuan untuk belum dilakukannya penilaian terhadap aspek
menghasilkan
lulusan
yang
memiliki sikap dan keteramilan. Belum maksimalnya
kompetensi sikap, yaitu memiliki perilaku standar proses, standar isi, dan standar

yang mencerminkan sikap orang beriman, penilaian inilah yang selanjutnya membuat
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan siswa merasa bahwa fisika penuh dengan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara rumus dan hitungan yang membuat motivasi
efektif dengan lingkungan sosial dan alam belajar siswa menjadi lemah, keikutsertaan
serta dalam menempatkan diri sebagai dalam kegiatan pembelajaran menjadi
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, semakin rendah terutama siswa yang memiliki
memiliki kompetensi pengetahuan, yaitu kemampuan berhitung lemah.
Rendahnya motivasi siswa dalam
memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pembelajaran merupakan salah satu dampak
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya menurunya prestasi belajar siswa. Oleh
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, karenanya guru harus pandai mendesain
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk
serta dampak fenomena dan kejadian, serta mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan
memiliki kompetensi keterampilan, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar,
commit
to userdan mencipta. Kegiatan pembelajaran
menyaji
memiliki kemampuan pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan yang cenderung siswa hanya menggerakkan


2

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

tangan di dalam kelas dengan mengerjakan sehari-hari sehingga siswa mengetahui
soal tanpa gerak anggota tubuh lain manfaat dari pembelajaran yang dilakukan.
hendaknya semakin dikurangi karena hanya Dengan mengetahui manfaat dari materi yang
akan membuat sebagian besar siswa yang dipelajari tentu siswa akan semakin tertarik
lemah dalam perhitungan semakin menurun karena mereka mengetahui kebermaknaan dari
motivasi belajarnya apalagi SMA Insan materi yang dia pelajari dalam kehidupan
Madani Aceh Selatan merupakan sekolah sehari-hari, disinilah awal munculnya
berasrama yang memiliki kegiatan padat motivasi siswa (Robert, 2001: 2).
Solusi dari permasalahan pembelajaran
sehingga siswa akan cepat mengantuk jika
merasa pembelajaran tidak memberikan di daerah 3T serta mempertimbangkan
manfaat dari pembelajaran di luar ruangan
pemahaman pada dirinya.

Permasalahan
yang
teridentifikasi penting dilakukan penelitian pengembangan
memberikan petunjuk untuk menentukan jenis dengan judul “Pengembangan Modul Fluida
Berbasis
Outdoor
Contextual
penelitian yang tepat guna memecahakan Statis
masalah yang ada, yaitu dengan pembuatan Experiment untuk Meningkatkan Motivasi
modul. Modul yang akan dikembangkan tentu Belajar Siswa SMA”. Penelitian dan
didasarkan pada permasalahan yang dihadapi pengembangan ini bertujuan untuk: 1)
oleh sebagian besar SMA di daerah 3T, yaitu Mengembangkan modul fluida statis berbasis
Contextual
Experiment,
2)
belum maksimalnya standar proses, standar Outdoor
isi, dan standar penilaian. Modul fisika yang Menganalisis kelayakan dan efektivitas modul
akan dibuat didasarkan pada karakteristik fluida statis berbasis Outdoor Contextual
pembelajaran kontekstual yang memberikan Experiment, 3) Meningkatkan motivasi belajar
kegiatan percobaan dengan alat dan bahan siswa melalui penggunaan modul fluida statis

yang tersedia di sekitar sekolah atau dibawa berbasis Outdoor Contextual Experiment.
oleh siswa dan dilakukan di luar ruangan
kelas.
Metode Penelitian
Pembelajaran di luar ruangan
Penelitian dan pengembangan ini
berdasarkan hasil penelitian memiliki bertujuan menghasilkan produk pembelajaran
beberapa manfaat. Hayden (2007: 6) berupa modul fluida statis, sehingga
menyimpulkan bahwa pembelajaran di luar digolongkan dalam penelitian Education
ruangan memiliki efek yang positif terhadap Research and Development (R & D). Model
motivasi belajar siswa dikarenakan siswa akan pengembangan pada penelitian ini mengikuti
lebih aktif dalam pembelajaran. Hal ini sangat langkah-langkah Borg dan Gall, antara lain:
jauh berbeda dengan kekawatiran guru, yaitu tahap penelitian dan pengumpulan informasi
pembelajaran di luar ruangan akan awal, perencanaan, pengembangan produk
menjadikan siswa tidak terkontrol dan justru awal, uji coba awal, revisi produk tahap I, uji
siswa semakin tertarik untuk mengikuti coba lapangan, dan revisi produk tahap II.
pembelajaran dibanding pembelajaran di
Produk yang dikembangkan berupa
dalam ruangan. Banyak kegiatan yang bisa modul fluida statis berbasis outdoor
dilakukan,

termasuk
kegiatan-kegiatan contextual experiment divalidasi oleh
mengamati, pengumpulan data, perekaman, validator yang terdiri dari dua dosen ahli, dan
dan pengukuran. Kesemuanya bisa dilakukan dua guru. Subyek yang diteliti yaitu siswa
dengan kerja secara kelompok guna kelas X SMA Insan Madani Aceh Selatan
mengembangkan
kemapuan
komunikasi tahun ajaran 2016/2017. Sampel uji coba awal
siswa.
sebanyak 7 siswa perwakilan kelas X dipilih
Pembelajaran di luar ruangan dengan secara acak. Uji coba lapangan adalah seluruh
siswa
mengamati,
mengukur,
dan siswa kelas X yang berjumlah 36 siswa.
mengumpulkan
data
terhadap Instrumen pengumpulan data pada penelitian
fenomena/situasi nyata di lingkungan sekitar yaitu lembar validasi, soal tes, lembar
merupakan salah satu ciri pembelajaran observasi, dan angket. Lembar validasi
kontekstual.
Dengan
pembelajaran digunakan untuk mengumpulkan data hasil
commit
to user
kontekstual akan membantu siswa mengaitkan
review
dari validator. Soal tes untuk menilai
materi yang dipelajari dengan kehidupan aspek
pengetahuan,
lembar
observasi

3

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

digunakan untuk menilai kompetensi sikap,
keterampilan, dan motivasi. Pengisian angket
untuk memperoleh data motivasi siswa.

percobaan/pengamatan. Hal ini tidak sejalan
dengan Standar Proses Pendidikan Indonesia,
pengetahuan fisika dimiliki melalui aktivitas
mengetahui,
memahami,
menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini menghasilkan produk Untuk memperkuat pendekatan saintifik,
pembelajaran berupa modul fluida statis sangat disarankan untuk menerapkan belajar
penyingkapan/penelitian
berbasis outdoor contextual experiment untuk berbasis
learning).
Untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil (discovery/inquiry
mendorong peserta didik menghasilkan karya
penelitian dan pembahasan sebagai berikut:
Tahap Penelitian dan Pengumpulan kreatif dan kontekstual, baik individual
Informasi Awal dilakukan wawancara, studi maupun kelompok, disarankan menggunakan
literatur, dan observasi lapangan penerapan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan
Standar Nasional Pendidikan Indonesia, karya berbasis pemecahan masalah (Salinan
khususnya dalam menciptakan pembelajaran Permendikbud no. 65. 2013: 1-3).
Observasi
terhadap
standar
isi
fisika yang efektif, menarik, dan bermanfaat.
Titik berat observasi diantaranya standar menunjukkan bahwa pembelajaran fisika
proses, standar isi, dan standar penilaian. kurang sesuai dengan standar isi kurikulum
Hasil observasi terhadap standar penilaian 2013, yaitu merumuskan permasalahan yang
menerangkan bahwa meskipun kelas X di berkaitan dengan fenomena fisika benda,
SMA Insan Madani Meukek Aceh Selatan merumuskan hipotesis, mendesain dan
eksperimen,
melakukan
telah
menerapkan
kurikulum
2013, melaksanakan
kenyataannya penilaian yang dilakukan guru pengukuran secara teliti, mencatat dan
belum menyangkut penilaian sikap dan menyajikan hasil dalam bentuk tabel dan
keterampilan. Hal ini tidak selaras dengan grafik, menyimpulkan, serta melaporkan
kurikulum 2013 pada undang-undang no.20 hasilnya secara lisan maupun tertulis.
tahun 2003, yaitu pendidikan merupakan Ketidaksesuaian ini karena pembelajaran yang
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan didominasi dengan mengerjakan soal, siswa
suasana belajar dan proses pembelajaran agar belum dilatih untuk merumuskan hipotesis,
peserta didik secara aktif mengembangkan mendesain dan melaksanakan eksperimen,
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan melakukan pengukuran, mencatat dan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, menyajikan hasil dalam bentuk tabel dan
kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia, grafik dalam pembelajaran.
Wawancara kepada siswa menunjukkan
serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan kata bahwa pembelajaran yang diawali dengan
dan
dilanjutkan
dengan
lain penilaian pendidikan tidak hanya menjelaskan
menekankan pada aspek pengetahuan mengerjakan soal menjadikan kebanyakan
sehingga kecerdasan siswa bertambah namun siswa berkurang motivasi belajarnya. Siswa
juga harus dilakukan penilaian sikap supaya juga menjelaskan bahwa sangat jarang guru
siswa kita memiliki kekuatan spiritual, mengaitkan materi dengan kehidupan seharikepribadian dan akhlak mulia yang luhur serta hari.
Kegiatan pembelajaran sejatinya mampu
penilaian keterampilan yang diperlukan untuk
dirinya kelak, masyarakat, bangsa, dan Negara menumbuhkan motivasi siswa dengan
memberikan pengetahuan dan keterampilan
(Salinan Permendikbud no. 66. 2013: 1-5).
Observasi terhadap standar proses baru yang bermanfaat bagi siswa. Salah satu
memperlihatkan bahwa pembelajaran fisika cara untuk menunjukkan manfaat dari materi
lebih terfokus pada soal. Diawal masuk kelas yang dipelajari dengan mengaitkan materi
guru menjelaskan materi selanjutnya siswa tersebut dengan fenomena/langkah kerja alat
diberi soal untuk dikerjakan secara dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
berkelompok. Sejak awal masuk sampai pembelajaran kontekstual siswa mengetahui
penelitian ini dilakukan kelas X SMA Insan kemananfaatan dari materi secara langsung
commit
to user
dalam
dunia nyata, sehingga ketika menemui
Madani Aceh Selatan tahun ajaran 2015/2016
belum pernah sekalipun melakukan kegiatan persoalan yang setipe bisa langsung

4

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

diterapkan. Inilah keuntungan yang diperoleh didasarkan pada karakteristik pembelajaran
Implementasi
karakteristik
dari pembelajaran kontekstual. Keuntungan kontekstual.
lain dengan diterapkannya pembelajaran kontekstual dalam proses belajar dan
kontekstual adalah, (a) siswa lebih responsif pembelajaran menurut Jumadi (2003: 1)
ketika mengaplikasikan pengetahuan dan antara lain:
a. Konstruktivisme,
kemapuannya dalam situasi dunia nyata, (b)
siswa
membangun
siswa kemungkinan besar akan lebih aktif ikut
pemahaman
mereka
sendiri
dari
serta dalam pembelajaran ketika diaplikasikan
pengalaman baru melalui proses interaksi
secara langsung dengan kehidupan keluarga,
sosial dan asimilasi-akomodasi.
masarakat, karir masa depan, (c) orang tua,
b. Inquiry
atau
menyelidiki,
proses
siswa, dan anggota komiutas semua bisa
perpindahan dari pengamatan menjadi
menggunakannya (Smith, 2010: 26).
pemahaman.
Dengan didasarkan pada masalah utama
c. Bertanya atau questioning yang dilakukan
berupa tidak maksimalnya standar proses,
baik oleh guru maupun siswa.
standar isi, dan standar penilaian serta
d. Masyarakat belajar, sekelompok orang
rendahnya motivasi siswa karena kegiatan
(siswa) yang terikat dalam kegiatan
pembelajaran dengan mengerjakan soal, maka
belajar, tukar pengalaman, dan berbagi
pengembangan modul fluida statis berbasis
pengalaman.
outdoor
contextual
experiment
untuk
e. Pemodelan, proses penampilan suatu
meningkatkan motivasi siswa adalah pilihan
contoh agar orang lain (siswa) meniru,
yang tepat. Hayden (2007: 2) menjelaskan
berlatih, menerapkan pada situasi lain, dan
mengembangkannya.
bahwa pembelajaran luar ruangan yang efektif
f. Penilaian autentik dilakukan penilaian
akan memberikan dampak positif terhadap
produk, penilaian kinerja (performance),
motivasi belajar siswa, membantu siswa
potofolio, tugas yang relevan dan
mempraktikan kerja tim, kemampuan
komunikasi,
memberikan
kemungkinan
kontekstual, penilaian diri, penilaian
pertanyaan
yang
bersifat
menarik
sejawat dan sebagainya.
keingintahuan siswa dan menemukan
g. Refleksi, evaluasi dan instropeksi terhadap
jawabannya. Menurut Sitepu dalam Astawan
kegiatan belajar yang telah dilakukan.
Pada fase perencanaan juga dibuat
(2013: 5) Pengembangan modul pembelajaran
diharapkan
mampu
mengatasi
tidak Lembar Kerja Siswa, instrumen penilaian
tersedianya sumber belajar yang sesuai. sikap dan keterampilan, soal evaluasi dan
Dalam proses belajar dan membelajarkan, instrumen penilaian motivasi siswa. Indikator
sumber belajar dapat berfungsi untuk (1) dari penilaian sikap dikembangkan dari
mempercepat laju belajar dan membantu Panduan Pendidikan Karakter Bangsa,
pendidik menggunakan waktu secara lebih Kementrian Pendidikan Nasional Badan
dan
Pengembangan
Pusat
efisien sehingga meningkatkan kualitas proses Penelitian
Pengembangan
Pendidikan
dan hasil belajar; (2) mengurangi beban guru Kurikulum,
dalam menyajikan informasi sehingga dapat Budaya dan Karakter Bangsa . Indikator
keterampilan
diambil
dari
lebih banyak membina dan mengembangkan penilaian
gairah peserta didik; (3) memberikan Permendikbud no. 64 tahun 2013. Indikator
kemungkinan belajar bersifat lebih individual penilaian motivasi siswa dikembangkan dari
dengan jalan mengurangi kontrol guru yang jurnal yang ditulis oleh Kaylene (2011: 2)
kaku dan tradisional serta memberikan yang berjudul Five key ingredients for
kesempatan kepada peserta didik untuk improving student motivation.
Tahap Pengembangan Produk Awal,
belajar sesuai dengan kemampuannya; (4)
memberikan dasar yang lebih ilmiah dengan Pengembangan modul dimulai dengan
jalan merencanakan program pembelajaran pembuatan draft I yang selanjutnya
yang
lebih
sistematis;
dan
(5) dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
mengembangkan bahan pembelajaran yang Setelah diperbaiki berdasarkan saran yang
diberikan
dosen
pembimbing,
modul
dilandasi penelitian.
commit
to user oleh validator isi, media, dan
divalidasi
Tahap
Perencanaan,
Penyusunan
perangkat
pembelajaran
berupa
RPP bahasa. Validator isi dan media dari dosen

5

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Program
Magister
Pendidikan
Sains
Universistas Sebelas Maret, sedangkan
validator bahasa dari dua guru fisika yang
memiliki pengalaman mengajar lebih dari
lima tahun.

baik. Hasil validasi oleh validator media
diperoleh skor 3,68 dengan kategori sangat
baik. Hasil validasi oleh 2 validator bahasa
diperoleh skor masing-masing 3,44 dan 3.89
dengan rata-rata skor keduanya sebesar 3,67
sehingga dapat dikategorikan sangat baik.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
perangkat pembelajaran layak untuk diuji
coba secara terbatas dengan melakukan
beberapa
perbaikan.

Tabel 1. Hasil Validasi Para Validator
Validator
Materi
Media
Bahasa

Skor
3.58
3.63
3.67

Skor ideal
4
4
4

Kategori
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

Hasil validasi oleh validator materi
diperoleh skor 3.58 yang dikategorikan sangat
Tabel 1. Saran dan Hasil Perbaikan dari Validator
Saran
Validator Materi
Gambar kayu harusnya memiliki ukuran sama logam

Perbaikan
Gambar kayu diubah dengan ukuran sama dengan logam

Penjelasan gambar kapal emma maersk yang mampu Keterangan gambar disederhanakan tanpa memunculkan
mengangkut 18.000 peti kemas tidak perlu dituliskan
kemampuan dari kapal.
Gambar beban yang ditimbang di udara dengan gambar yang di Gambar telah diedit dengan menambahkan garis putus-putus
timbang di air hendaknya memiliki garis penunjuk skala pada serta penunjukkan skala yang mempertegas selisih hasil
pegasnya dan bisa terbaca oleh siswa
pengukuran ketika ditimbang di udara dan di air.
Gambar volume air sebelum dan sesudah benda dicelupkan Menambahkan garis putus-putus untuk mempertegas selisih
hendaknya juga diberi tanda yang bisa terbaca siswa
volume air sebelum dan sesudah benda tercelup.
Siswa diberi pertanyaan, cara pembacaan skala pegas saat beban Disisipkan pertanyaan tambahan yang menanyakan cara
dicelupkan penuh dan berada diposisi dekat permukaan, di pembacaan skala pegas saat beban dicelupkan penuh dan
tengah wadah, dan mendekati dasar wadah. Selanjutnya siswa berada diposisi dekat permukaan, di tengah wadah, dan
disuruh memberikan alasan.
mendekati dasasr wadah.
Gambar volume lambung kapal yang tercelup tidak terlihat, Gambar diedit dengan penambahan warna air laut.
seharusnya warna air laut diberi
Gambar gas yang disemburkan pada balon udara serta Gambar diedit dengan menambahkan panah dan gambar
penumpangnya sebaiknya diberi .
ranjang balon udara.
Gambar bola disertai gambar panah tekanan atmosfer (Po) yang Gambar diedit dengan menambahkan panah yang mengarah
arahnya ke bawah.
ke bawah menunjukkan tekanan atmosfer.
Penulisan “dimana:…” untuk menjelaskan simbol dalam Penjelasan simbol dijabarkan dalam bentuk paragraf yang
persamaan yang diperoleh sebaiknya dihilangkan
komunikatif
Pada kondisi tenggelam, ditambah keterangan bahwa, gaya Memberi keterangan tambahan bahwa pada kondisi tenggelam
normal lebih besar dibandingkan dengan gaya apung. Oleh gaya apung memiliki nilai lebih kecil dari pada gaya normal,
karena itu pada saat kondisi tenggelam gaya apung bisa dan akan semakin besar selisihnya jika massa benda semakin
diabaikan
besar.
Gambar mahkota sebaiknya diganti dengan gambar cincin.
Keterangan gambar mahkota dirubah menjadi cincin
Penyelesaian pada contoh soal sebaiknya diberi cara Disetiap alur penyelesaian dimasukkan satuan serta cara
memperoleh satuan dari besaran yang ditanyakan
pengeliminasian.
Gambar pipa U diperbaiki supaya ujung yang terbuka tidak Lubang pada ujung terbuka diperbesar dehingga terlihat lebih
seolah-olah tertutup
jelas.
jika ada gambar yang sama maka dibagian yang membutuhkan Gambar dongkrak hidrolik dikurangi jumlahnya dengan
gambar tersebut diberi rujukan gambar yang dibutuhkan
menambahkan rujukan gambar.
Gambar panah yang menunjukkan gaya adhesi, gaya kohesi dan Gambar diedit dengan arah panah resultan dari gaya adhesi
resultan
dari
keduanya
haruslah
sesuai
dengan dan gaya kogesi mengarah sesuai kecekungan/kecembungan
kecekungan/kecembungan dari cairan yang ada
fluida
Validator Media
Urutan font dari sapul depan, halaman sampul disesuaikan Ukuran font sampul depan dan halaman sampul telah
dengan petunjuk.
disesuaikan dengan petunjuk
Penulisan penulis, desain layout, pembuat sampul depan jika Penulisan nama pembuat sampul dan desain sampul disatukan
hanya satu orang harap disederhanakan/digabung
Kata pengantar disederhanakan, diberi ucapan terima kasih Dimasukkan ucapan terima kasih kepada pihak yang
kepada pihak yang membantu pengerjaan modul
membantu penyelesaian modul pada kata pengantar
Penulisan sub judul dalam daftar isi disingkat jika terdapat Penulisan Langkah-langkah pembelajaran kontekstual dalam
kesamaan.
daftar isi disederhanakan
Penulisan daftar gambar menggunakan kata-kata yang Keterangan gambar dalam modul dirubah lebih sederhana,
sederhana, ringkas, dan jelas, serta huruf capital diawal kata
ringkas dan jelas serta menggunakan huruf capital diawal kata
Penggunaan kata ganti orang tidak diperbolehkan
Semua kata ganti orang dihilangkan/dirubah
Kalimat yang bersama gambar memiliki ukuran dan jenis Kalimat yang menyertai gambar disesuaikan dengan jenis dan
dengan font pada teks lainnya
ukuran font dalam teks.
Semua teks dalam modul ditulis rata kanan kiri
Teks diedit rata kanan dan kiri
Diberi keterangan yang menyatakan percobaan di luar ruangan, Ditambahkan aturan dan sanksi sehingga pembelajaran di luar
disertai aturan yang jelas.
ruangan menjadi lebih disiplin
commit
tobagian
useralat dan bahan diberii keterangan “acuan outdoor”
Pembelajaran yang dilakukan di luar ruangan tidak sekedar
Pada
memindahkan tempat dari dalam kelas menjadi di luar kelas, yang mengharuskan siswa mencari alat dan bahan yang

6

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

acuan alat bahan yang perlu dicari diberi keterangan.
Validator Bahasa
Kesalahan pengetikan karena program autotext, penggunaan
pangkat dan spasi yang masih menyatu
Tujuan pembelajaran usahakan bersifat harapan
Model peta konsep standar, usahakan ada unsur visual.
Kalimat yang menunjukkan konsep inti dari materi yang dibahas
perlu diberi tanda khusus.
Penggunaan kata “berat jenis” dan “massa jenis” disesuaikan.
Persamaan yang jarang ditemui diberi tanda khusus
Penggunaan kata konsisten

diperlukan di sekitar lingkungan sekolah
Semua kesalah diperbaiki dan disesuaikan dengan penulisan
yang benar
Membuang kata “yang akan dimiliki siswa”
Peta konsep diberi gambar dari penerapan materi yang dibahas
Kalimat yang menunjukkan konsep di underline

Mengganti berat jenis menjadi massa jenis.
Persamaan F1.d1 = F2.d2 diberi bingkai
Menetapkan
kata
“di
atas
permukaan”
dan
“superhydrophobic” yang digunakan dalam modul
Siswa diberi ruang untuk memahami kecepatan terminal Memberikan definisi kecepatan terminal pada bagian
sebelumnya.
“kontruksi konsep”

Saran dan perbaikan dari semua
validator selanjunya dijadikan dasar dalam
memperbaiki modul. Namun tidak semua
saran yang diberikan digunakan sebagai dasar
dalam memperbaiki modul, perbaikan yang
berkaitan dengan konsep dari isi modul yang
disarankan
oleh
validator
isi
yang
bertentangan persepsi dosen pembimbing
maka dipilih konsep yang telah matang antara
validator dan dosen pembimbing.
Dengan memperhatikan skor yang
diperoleh dari validator materi, media, dan
bahasa yang dikategorikan sangat baik maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa modul fluida
statis berbasis outdoor contextual experiment
untuk meningkatkan motivasi siswa layak
digunakan.
Draf I modul yang diperbaiki menjadi
draf II yang siap diuji coba awal untuk
mengetahui respon siswa dan guru.

Tahap Uji coba awal modul fluida statis
berbasis outdoor contextual experiment
dilakukan pada 6 siswa kelas X SMA Insan
Madani Aceh Selatan dan 1 guru fisika kelas
X. Penilaian siswa terhadap aspek materi pada
modul dikategorikan sangat baik dengan skor
rata-rata 3.83, pada aspek media juga berada
pada kategori sangat baik dengan skor 3.93.
Sedangkan penilaian siswa pada aspek bahasa
pada kategori baik dengan skor 3.43.
Penilaian oleh guru pada tahap uji coba awal
pada aspek materi mendapatkan skor
penilaian 3.82 dengan kategorik sangat baik,
pada aspek media mendapatkan skor penilaian
3.69 dengan kategori sangat baik. Sedangkan
pada aspek bahasa mendapatkan penialain
3.44 dengan kategori baik. Dari hasil respon
guru dan siswa pada uji coba awal
disimpulkan bahwa modul fluida statis
berbasis outdoor contextual experiment layak
untuk digunakan.
Revisi produk tahap I dilakukan sesuai
saran dan masukan dari siswa dan guru pada
uji coba terbatas.

Tabel 3. Hasil Penilaian Guru dan Siswa Terhadap Modul
pada Uji Coba Terbatas
Aspek
Guru
Siswa
Skor ideal
Kate gori
Materi
4
Sangat baik
3.82
3.83
Media
4
Sangat baik
3.69
3.93
Bahasa
4
Baik
3.44
3.43
Tabel 4. Saran dan Hasil Perbaikan dari Uji Coba Terbatas
Saran
Kata-kata banyak yang salah penulisannya
Kalimat susah dipahami “…merupakan
fungsi dari
kerapatan…”
Tetapan seperti massa jenis beberapa contoh fluida, tekanan
atmosfer sebaiknya diletakkan pada bagian tetapan tersebut
digunakan dalam hitungan.
Langkah kerja dalam percobaan lebih mudah dimengerti biar
tidak menyulitkan saat percobaan
Penomoran tabel pada bagian langkah percobaan ada yang salah
sehingga membingungkan saat mengisikan data
Perbedaan yang diharapkan pada gambar balon yang dibawa
menyelam tidak begitu terlihat sehingga menyulitkan saat
menjawab pertanyaan yang ada
Soal pipa U yang diisi beberapa fluida sekaligus tidak diberi
ketinggian beberapa fluida sehingga soal tidak bisa dijawab
Kecepatan terminal, yaitu percepatan benda nol maka yang
berlaku hukum Newton I bukan hukum Newton II

Perbaikan
Kata-kata yang salah pengetikannya dibenahi
Kalimat diganti dengan “…diengaruhi oleh massa jenis…”
Tetapan yang diperlukan dalam hitungan semisal massa jenis
fluida yang digunakan, tekanan atmosfer telah dicantumkan
Memperbaiki kesalahan pengetikan serta mengajak siswa
untuk membaca kalimat langkah kerja pelan-pelan.
Menyesuaikan penomoran tabel tempat pengisian data pada
langkah kerja
Mencerahkan kontras dari file gambar penyelam yang
membawa balon serta menambah garis kuning sehingga
ukuran balon lebih terlihat
Menambahkan ketinggian air dan raksa yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan ketinggian minyak dalam pipa U
Mengganti menjadi hukum Newton I

Hasil dari revisi draft II modul diberikan siswa dan guru digunakan dasar
menghasilkan draft III yang siap dilakukancommit
uji untuk
memperbaiki modul, jika dirasa saran
to user
coba lapangan. Tidak semua saran yang yang diberikan siswa terlalu luas atau jika

7

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

terampil, teliti, laporan percobaan, dan alat
dan bahan yang digunakan. Data hasil belajar
aspek
keterampilan
yang
diperoleh
selanjutnya dikorversi dalam skala 100.
Hasil belajar aspek keterampilan
siswa mengalami peningkatan dalam setiap
observasi yang dilakukan. Pada observasi I
diperoleh skor 81.4 dan mengalami
peningkatan pada observasi II, III, dan IV
masing-masing menjadi 90.7, 91.1, dan 95.3.

dilakukan perbaikan membuat keambiguan
terhadap siswa yang lain maka saran tersebut
tidak dimasukkan
Tahap Uji coba lapangan dilakukan
pada 36 siswa kelas X SMA Insan Madani
Aceh Selatan. Hasil uji coba lapangan aspek
pengetahuan berupa nilai tes siswa setelah
diberi modul fluida statis berbasis outdoor
contextual
experiment.
Hasil
analisis
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar aspek pengetahuan siswa, persentase
siswa yang lulus KKM sebelum menggunakan
modul sebesar 17,4% meningkat menjadi
44,4%. Begitu juga dengan nilai rata-rata yang
diperoleh siswa meningkat dari yang semula
hanya 51,5 menjadi 71,8.

100
90

96.2

98.7

IV

Gambar 2. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan
Sikap Siswa

Penilaian motivasi belajar dilakukan
dengan dua cara, yaitu melalui angket dan
melalui observasi. Analisis terhadap data hasil
angket dilakukan dengan dua tahap, yaitu
melihat N gain dari rata-rata pretest dan ratarata posttest, selanjutnya tahap untuk
mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa
sebelum dan sesudah menggunakan modul
dilakukan
dengan
uji
nonparametrik
Wilcoxon. Uji untuk mengetahui perbedaan
motivasi belajar sebelum dan sesudah
menggunakan modul menggunakan uji
nonparametrik dikarenakan angket yang
disebarkan menggunakan skala ordinal 4, 3, 2,
dan 1.

99.6

Tabel 6. Skor Motivasi Siswa Berdasarkan Penilaan Angket
Data
Mean
Mak
Min
Gain
Pretest
73.2
84.7
59.7
0.79
Posttest
94.3
100
73.4

87.3

85.0

Data yang ditunjukkan Tabel 6 selain
menunjukkan peningkatan motivasi belajar
siswa juga menunjukkan bahwa modul fluida
statis berbasis outdoor contextual experiment
dapat meningkatkan motivasi siswa dengan N
gain sebesar 0,79 yang peningkatannya
dikategorikan sangat baik. Selanjutnya
Berdasarkan Wilcoxon Signed Ranks Test
yang dilakukan diperoleh Asymp. Sig. (2tailled) dibawah 0,05 yaitu 0,000. Hal ini
menunjukkan ada perbedaan motivasi belajar
sebelum dan sesudah diberi modul fisika
berbasis outdoot contextual experiment pada
materi fluida statik yang telah dikembangkan.

80.0
I

III

81.4

I

95.0
90.0

II

95.3

70

Penilaian hasil belajar aspek sikap
dilakukan dengan mengobservasi siswa dalam
pembelajaran. Indikator penilaian sikap antara
lain kerja sama, jujur, tanggung jawab, dan
cinta lingkungan. Data hasil belajar aspek
sikap yang diperoleh selanjutnya dikorversi
dalam skala 100.
100.0

91.1

80

Tabel 5. Data Hasil Belajar Aspek Pengetahuan
Sebelum
Setelah
Aspek
Memakai
Memakai
Modul
Modul
Nilai Max
100.0
90.6
Nilai Min
15.0
37.5
Rata-Rata
51.5
71.8
Standar Deviasi
24.5
13.7
Persentase Siswa Di
17.4
44.4
atas KKM

105.0

90.7

II

III

IV

Gambar 1. Grafik Peningkatan Hasil Belajar aspek Sikap Siswa

Hasil belajar aspek sikap siswa
mengalami
peningkatan
dalam
setiap
observasi yang dilakukan. Dari yang semula
87.3 pada observasi I meningkat drastis pada
observasi II, III, dan IV masing-masing
menjadi 96.2, 98.7, dan 99.6.
Penilaian
hasil
belajar
aspek
keterampilan
dilakukan
dengan
mengobservasi mencocokkan tingkah laku
siswa dengan indikator yang dikembangkan.
commit to user
Indikator penilaian keterampilan antara lain

8

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hasil observasi terhadap motivasi kebutuhan dunia nyata siswa, baik dirumah,
siswa
menunjukkan
bahwa
terjadi dunia kerja, atau komunitas tertentu. (2)
peningkatan dari skor rata-rata awal pada membantu siswa mentransfer pengetahuan
mengembangkan
kemampuan
observasi I sebesar 86.8 menjadi 96.9 pada dan
menyelesaikan masalah, yang dipelajari di
observasi II.
Secara keseluruhan hasil belajar aspek sekolah untuk diterapkan pada kehidupan.
Pembelajaran kontekstual dengan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
menunjukkan peningkatan dengan pemberian menggunakan metode saintifik tidak terbatasi
modul fluida statis berbasis outdoor oleh alat dan bahan yang ada di laboratorium,
contextual experiment. Begitu juga dengan karena guru bisa mengajak siswa untuk
motivasi belajar siswa yang menunjukkan mencari alat dan bahan tersebut di sekitar
peningkatan yang sangat baik. Hasil ini telah sekolah. Bahkan pembelajaran di luar kelas
menguatkan teori awal, bahwa pembelajaran berdampak positif ketika diiringi dengan
fisika yang mengikuti hakikat fisika sebagai prosedur kerja, aturan dan larangan yang jelas.
sikap, proses, dan
produk mampu Hayden (2007: 2) menjelaskan bahwa
membangkitkan rasa ingin tahu siswa pembelajaran luar ruangan yang efektif akan
terhadap masalah yang diberikan. Sehingga memberikan dampak yang positif terhadap
siswa termotivasi melakukan metode saintifik motivasi siswa untuk belajar, membantu siswa
untuk mendapatkan pemahaman yang kuat mempraktikan kerja tim, kemampuan
memberikan
kemungkinan
terhadap
teori-teori/hukum-hukum
pada komunikasi,
Fisika.
pertanyaan
yang
bersifat
menarik
Hakikat Fisika sebagai proses keingintahuan siswa dan menemukan
menekankan pembelajaran dilakukan dengan jawabannya. Meningkatnya motivasi belajar
metode saintifik. Dalam metode saintifik menjadikan siswa mampu mencapai prestasi
siswa melakukan pembentukan pengetahuan setinggi-tingginya, hasil belajar aspek
secara mandiri dengan aktif melakukan pengetahuan meningkat seperti yang terjadi
kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan pada siswa SMA Insan Madani Aceh Selatan
memberi makna terhadap materi yang setelah menggunakan modul fluida statis
dipelajari.
Hal
ini
sesuai
filsafat berbasis outdoor contextual experiment yang
konstruktivisme yang beranggapan bahwa dikembangkan berdasarkan pembelajaran
pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia. kontektual dengan melakukan kegiatan
Pembentukan
pengetahuan
menurut eksperimen di luar ruangan.
Tahap Revisi Produk, Temuankonstruktivistik memandang subyek aktif
menciptakan struktur-struktur kognitif dalam temuan yang diperoleh selama uji coba
interaksinya dengan lingkungan. Dalam lapangan baik dari siswa maupun dari guru
pembelajaran fisika, siswa disediakan dicatat oleh peneliti untuk dilakukan
lingkungan belajar yang mengaitakan pokok perbaikan. Penelitian dan pengembangan
materi ajar dengan kehidupan/dunia nyata. hanya sampai tahap revisi produk, diseminasi
Lingkungan belajar yang juga memberikan tidak bisa dilakukan peneliti dikarenakan
dana
penelitian
wilayah
kesempatan untuk mengeluarkan ide yang keterbatasan
dimiliki siswa. Ide yang mereka dapat dari penelitian yang luas dan berbukit, serta
kehidupan sosial dan budaya disekitarnya konektvitas yang belum memadai.
yang kemungkinan besar bisa menjadi solusi
dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Simpulan dan Saran
(Svein, 2007: 3).
Berdasarkan hasil analisis data dan
Salah satu pembelajaran yang secara pembahasan dalam penelitian ini, dapat
praktis mengkaitkan materi ajar dengan disimpulkan bahwa: 1) Modul fluida statis
persoalan dunia nyata adalah pembelajaran berbasis outdoor contextual experiment untuk
kontekstual. Hal ini sesuai dengan prinsip meningkatkan motivasi siswa dikembangkan
pelaksanaan belajar dan pembelajaran berdasarkan
karakteristik
pembelajaran
kontekstual yang dikemukakan Smith (2010: kontekstual yang terdiri dari bertanya, inkuiri,
commit
to user
23) antara lain, (1) mengijinkan guru untuk
masyarakat
belajar, kontruksi konsep,
mengaitkan materi pembelajaran dengan pemodelan, refleksi dan penilaian autentik.

9

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Pada fase inkuiri kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan eksperimen yang dilakukan
di luar ruangan dengan alat dan bahan
dieroleh siswa dari lingkungan sekitar
sekolah. Motivasi belajar ditumbuhkan
melalui, a) pertanyaan yang menarik dan
terkait dengan kehidupan sehari-hari pada fase
bertanya, b) daya cipta dan lingkungan belajar
yang kondusif pada fese inkuiri dan
masyarakat belajar, c) materi yang aplikatif
dan bermanfaat pada fase pemodelan, d) dan
pendidikan nilai pada fase refleksi dan
penilaian autentik; 2) Berdasarkan validasi
ahli media, ahli materi, ahli bahasa, respon
guru dan siswa menunjukkan bahwa modul
fluida statis berbasis outdoor contextual
experiment layak digunakan; 3) Penggunaan
modul fluida statis berbasis outdoor
contextual experiment untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa SMA yang tercermin
dari gain skor data hasil angket sebesar 0,79
yang peningkatannya dapat dikategorikan
sangat baik. Mampu meningkatkan hasil
belajar aspek pengetahuan siswa terlihat dari
persentase siswa yang lulus KKM sebelum
menggunakan
modul
sebesar
17,4%
meningkat menjadi 44,4%. Sedangkan
peningkatan hasil belajar aspek afektif dan
keterampilan juga mengalami peningkatan
disetiap observasi yang dilakukan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa modul fluida statis
berbasis outdoor contextual experiment efektif
meningkatkan motivasi belajar siswa, hasil
belajar aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Sumbangan ide dan wawasan
berkaitan dengan peningkatan aktivitas belajar
siswa yaitu: (1) kepada guru, pembelajaran
yang dilakukan di luar ruangan dengan alat
dan bahan dilengkapi siswa dengan mencari di
sekitar lingkungan sekolah hendaknya
disosialisasikan kepada siswa tentang aturan
dan sanksi terhadap pelanggaran yang
dilakukan siswa. Ini penting supaya siswa
akan lebih disiplin dan proses belajar
mengajar berjalan lancar; (2) untuk penelitian
selanjutnya disarankan jangan sampai
mendesain percobaan luar ruangan yang alat
dan bahannya susah dicari siswa di
lingkungan sekolah.

Daftar Pustaka
Christine, V. McLelland. (2005). Nature of Science
and the Scientifi c Method . Outreach:
Geological Society of America.
Astawan, K., W., dkk. (2013). Pengembangan
Modul Berbasis Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation. eJurnal
Program
Pascasarjana
universitas Pendidikan Ganesha . Vol. 3.
Hal. 1-12.
Hayden, Lynsay. (2007). Leaving the Classroom
Behind:
increasingStudent
Motivation
Through Outdoor Education. Hollywood:
Kindergartners
Jumadi.

(2003). Pembelajaran Kontekstual dan
Implementasinya. Workshop Sosialisasi dan
Implementasi Kurikulum 2004 Madrasah
Aliyah DIY, Jateng, Kalsel di FMIPA UNY
Th 2003.

Kaylene, Williams, dan Caroline, Williams. (2011). Five
Key Ingredients for Improving Student
Motivation. California State University:
Research in Higher Education Journal

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Diknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Diknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, hal 1-5. Jakarta:
Diknas.
Revisi Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah (Renstra Ditjen
Dikmen). (2012). Jakarta: Diknas.
Robert G., Berns, dan Erickson, Patricia M.
(2001). Contextual Teaching and
Learning: Preparing Students for the
New Economy. The Highlight Zone:
Research @Work. No. 5. Hal. 1-8.
Smith, Bettye P., (2010). Instructional Strategies in
Family
and
Consumer
Sciences:
Implementing the Contextual Teaching and
Learning Pedagogical Model. Jurnal Family
and Consumer Sciences. Vol. 28. No. 1. Hal
23-38.
Svein, Sjoberg. (2007). Constructivism and learning.
Oslo: International Encyclopaedia of
Education
3rd
Editio

commit to user

10