PENGARUH LIKUIDITAS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) Riska Ananda

1 Riska Ananda* 2 , Endang Surasetyo Ningsih*

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi, Universitas SyiahKuala 1,2

1 Email: Riskaananda768@yahoo.com* 2 , endangsnt@unsyiah.ac.id* ABSTRACT

The purpose of this research to determine the effect of likuidity, ownership institusional, and firm size againts the earnings quality in manufacture companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. The research type used in this research is hypothesis testing. by using purposive sampling method, there are 240 samples of manufacture companies data that become the object to be researched.

The data type used is secondary data obtained from the financial statements and annual report, contained in the Indonesia Stock Exchange. The analysis used is multiple linear regression to test the hypothesis. The research results show that (1) likuidity has negative and significant influence toward earnings quality, (2) ownership institusional has positif and significant influence toward earnings quality, and (3) firm size has positif and significant influence toward earnings quality. Conclusion from this research that likuidity, ownership institusional, and firm size affect to earnings quality.

Keywords—earnings quality, likuidity, ownership institusional, and firm size.

1. PENDAHULUAN

karena setiap pihak berusaha untuk mencapai tingkat komunikasi yang digunakan perusahaan untuk

Laporan keuangan

merupakan

media

kemakmuran yang dikehendakinya. menyampaikan informasi keuangan mengenai

Konflik keagenan muncul karena manajer pertanggungjawaban manajemen atas kinerjanya.

(agent) sebagai pengelola perusahaan lebih banyak Laporan keuangan menurut Harahap (2006:105)

mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha

di masa yang akan datang dibandingkan pemilik suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu

(principal). Kondisi ini timbul ketika kedua belah tertentu. Salah satu informasi yang terdapat dalam

pihak mempunyai persepsi dan sikap yang berbeda laporan keuangan adalah informasi mengenai laba

terhadap pemberian informasi yang digunakan perusahaan. Informasi laba biasanya menjadi pusat

principal untuk memberikan insentifkepada agent. perhatian para pengguna laporan keuangan.Laba

Adanya informasi yang tidak simetris antara agent dan merupakan komponen yang penting namun sering

principal dapat memberikan kesempatan kepada agent tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya

untuk melakukan tindakan manipulasi laba atau karena

(Ujiyantho dan Pramuka, management). Menurut Salno dan Baridwan (2000),

adanya manajemen

2007).Tindakan manajemen laba akan mengakibatkan konsep earnings management yang menggunakan

kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. pendekatan teori keagenan

Kualitas laba dapat dikatakan rendah jika laba yang menyatakan bahwa praktik earnings management

(agency theory )

disajikan tidak sesuai dengan laba yang sebenarnya, dipengaruhi oleh adanya konflik antara kepentingan

sehingga informasi yang diperoleh dari laporan laba principal (pemilik) dan agent (manajer) yang timbul

menjadi bias dan dampaknya menyesatkan investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan (Siallagan menjadi bias dan dampaknya menyesatkan investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan (Siallagan

manajemen yang bersifat subjektif. Jika nilai keuangan perusahaan yang sesungguhnya (Sukmawati

discretionary accrual positif maka perusahaan et al., 2014). Kualitas laba merupakan konsep yang

melakukan manajemen laba dengan cara menaikkan multi dimensional dimana terdapat beberapa aspek

nilai laba.Namun jika discretionary accrual bernilai yang diperhatikan dalam menentukan seperti apa laba

negatif maka perusahaan melakukan manajemen laba yang dikatakan berkualitas.

dengan cara menurunkan nilai labanya.Berdasarkan Dalam penelitian ini, untuk mengukur kualitas

observasi awal terhadap 48 perusahaan manufaktur laba dapat dihitung dengan menggunakan DA

yangmenjadi sampel penelitian ini, dipilih secara acak (Discretionary Accrual) karena dianggap lebih baik

10 perusahaan untuk dijadikan fenomena yang untuk mendeteksi manajemen laba. Discretionary

berkaitan dengan nilai discretionary accrual dapat accrual adalah akrual yang digunakan untuk

dilihat pada Tabel 1.1.

mengurangi atau memperbesar laba yang dilaporkan

Tabel 1.1 Nilai Discretionary Accrual10 Perusahaan Manufaktur

Kode

Nilai Discretionary Accrual

0,403 Nilai Rata-Rata

9,006 Sumber: www.idx.co.id (data diolah) Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat adanya

pihak manajemen memiliki strategi untuk menaikkan fluktuasi nilai discretionary accrualdari masing-

laba agar terlihat lebih berkualitas. Hal ini dilakukan masing perusahaan pada tahun 2010-2014. Data

untuk mendapatkan bonus yang lebih besar atau tersebut menunjukkan rata-rata nilai discretionary

menghindari pelanggaran debt covenants, maka accrual untuk tahun 2010 sebesar -2,208, sedangkan

perusahaan melakukan skenario yang dapat pada tahun 2011 mengalami penurunan dengan rata-

memperbesar laba. Namun pada tahun 2014, rata nilai discretionaryaccrualsebesar -1,528. Namun

discretionary accrual memiliki nilai positif yang pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar -

berarti pihak manajemen menaikkan nilai laba. Dalam 0,829 dengan nilai rata-rata sebesar -2,357 dan terus

hal ini informasi tentang laba perusahaan harus meningkat di tahun 2013 sebesar -0,85 dengan rata-

berkualitas untuk mendukung keputusan investasi rata nilai discretionary accrual sebesar -3,207. Di

yang berkualitas.

tahun 2014 mengalami peningkatan dengan rata-rata Wijayanti (2006) menyatakan bahwalaba yang sebesar 9,006. Adanya perubahan nilai discretionary

berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan accrual pada tahun 2011-2012 menunjukkan bahwa

kelanjutan laba (sustainable earning) di masa depan kelanjutan laba (sustainable earning) di masa depan

adalah kepemilikan institusional. Boediono (2005) menyatakan bahwa laba yang berkualitas adalah laba

menyatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan yang dapat digunakan oleh para pengguna laporan

institusional, maka laba akan semakin berkualitas. keuangan

Kepemilikan institusional itu sendiri merupakan terbaik.Pentingnya kualitas informasi laba yang

kepemilikan saham perusahaan yang mayoritasnya disajikan oleh perusahaan secara tegas telah

dimiliki oleh institusi atau lembaga lainnya disebutkan dalam SFAC (Statement of Financial

(perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, Accounting Concept ) No.8yang menyatakan bahwa

asset management dan kepemilikan institusi selain untuk menilai kinerja manajemen, laba juga

lain).Menurut Lee et al., (1992), ada dua perbedaan membantu mengestimasi kemampuan laba yang

pendapat mengenai investor institusional. Pendapat representative , serta untuk menaksir risiko dalam

pertama didasarkan pada pandangan bahwa investor investasi atau kredit (FASB, 2010). Dalam upaya

institusional adalah pemilik sementara (transfer pengambilan keputusan investasi yang tepat, investor

owner ), sehingga hanya terfokus pada laba sekarang diharapkan dapat menggunakan data informasi laba

(current earnings).

yang dilaporkan oleh perusahaan dengan cermat.

memandang investor Penelitian mengenai kualitas laba berkembang

Pendapat

kedua

institusional sebagai investor yang berpengalaman sangat cepat dan baik untuk diamati karena kualitas

(sophisticated), sehingga investor lebih terfokus pada laba berguna dalam analisis fundamental oleh investor

laba masa datang (future earnings) yang relatif lebih dalam model penilaian untuk menentukan reaksi pasar

besar dari laba sekarang.Kepemilikan institusional atas informasi laba suatu perusahaan. Dengan

membandingkan jumlah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

ditentukan

dengan

kepemilikan saham oleh investor institusi terhadap laba, salah satu diantaranya adalah likuiditas.

total jumlah saham perusahaan yang beredar. Hasil Sukmawati et al., (2014) menyatakan bahwa likuiditas

penelitian Taruno (2013) menyimpulkan bahwa mempunyai pengaruh terhadap kualitas laba karena

kepemilikan institusional berpengaruh positif jika suatu perusahaan memiliki kemampuan dalam

terhadap kualitas laba pada perusahaan perbankan membayar hutang jangka pendeknya berarti

yang terdaftar di BEI. Namun berbeda dengan hasil perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan yang

penelitian yang dilakukan oleh Yushita et al.,(2013) baik dalam memenuhi hutang lancar, sehingga

yang menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional perusahaan tidak perlu melakukan praktik manajemen

tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba laba.

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Likuiditas

Kualitas laba dapat juga dipengaruhi oleh perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang

ukuran perusahaan. Semakin besar ukuran suatu sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak

perusahaan, maka going concern perusahaan tersebut eksternal perusahaan maupun internal perusahaan

akan semakin tinggi dalam meningkatkan kinerja (Kasmir, 2013:129). Dengan demikian, dapat

keuangan yang mengakibatkanperusahaan tidak dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk

cenderung melakukan praktik manajemen laba. mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai

Mulyani (2007) menyatakan bahwa ukuran dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.

perusahaan dapat menentukan baik atau tidaknya Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

kinerja dari perusahaan tersebut. Investor biasanya Sukmawati et al., (2014) menyimpulkan bahwa

lebih memiliki kepercayaan pada perusahaan besar. likuiditas yang diproksikan oleh current ratio

Hal ini dikarenakan perusahaan besar dianggap memiliki pengaruhsignifikan terhadap kualitas laba

meningkatkan kinerja pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

perusahaannya dengan berupaya meningkatkan Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian

kualitas labanya. Perusahaan besar juga dianggap Dira dan Ida (2014) yang menunjukkan bahwa

memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan likuiditas tidak berpengaruh terhadap kualitas laba

perusahaan kecil. Hasil penelitian Dira dan Ida (2014) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

memiliki pengaruh dengan kualitas laba pada berbeda dengan penelitian Sukmawati et al., (2014)

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

2. KERANGKA

TEORITIS

DAN

menjadi kurang baik dan kemungkinan adanya praktik

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

manajemen laba untuk mempercantik laba tersebut. Oleh karena itu, investor merespon negatif terhadap

Teori Keagenan (Agency Theory)

tingginya tingkat likuiditas suatu perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan

Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang bahwa teori keagenan merupakan hubungan kerja

dilakukan oleh Irawati (2012) yang menunjukkan antara principal (pemilik) dan agent (manajer).

bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap kualitas Sebagai agent, manajer secara moral bertanggung

laba. Dalam artian, jika likuiditas suatu perusahaan jawab untuk mengoptimalkan keuntungan principal,

terlalu besar berarti perusahaan tersebut tidak mampu namun disisi lain manajer juga berkepentingan untuk

mengelola aktiva lancarnya semaksimal mungkin yang memaksimalkan kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu,

menjadikan kinerja keuangan tidak baik dan kemungkinan besar agent tidak selalu bertindak demi

manipulasi laba untuk kepentingan terbaik principal sehingga menimbulkan

kemungkinan

ada

mempercantik informasi laba tersebut. masalah agensi (agency problem). Masalah agensi

adalah masalah yang timbul karena konflik

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap

kepentingan antara principal dan agent sehingga akan

Kualitas Laba

mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Kepemilikan institusional merupakan proporsi Teori keagenan menyatakan bahwa dalam

jumlah kepemilikan saham pada akhir tahun yang asimetri informasi, manajemen dapat memilih

dimiliki olehlembaga, seperti asuransi, bank dan keputusan untuk memaksimalkan kepentingannya.

(Tarjo, 2008).Investor Konflik tersebut muncul dari kemampuan pemegang

institusional

lainnya

kemampuan untuk saham dalam melakukan pengawasan terhadap

institusional

memiliki

memonitoring atau memainkan peranan yang sangat manajemen yang dapat mengurangi nilai perusahaan.

penting dalam mengurangi dorongan untuk manipulasi Principal atau pemegang saham dapat membatasi

laba.

tindakan agent dengan melakukan pengendalian yang Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muid tepat untuk memastikan kepentingannya terpenuhi

(2009) yang menunjukkan hubungan yang positif (Jensen dan Meckling, 1976).

antara kepemilikan institusional terhadap kualitas laba, yaitu semakin tinggi tingkat kepemilikan

Pengaruh Likuiditas terhadap Kualitas Laba

institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian Likuiditas merupakan kemampuan suatu

yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

perusahaan sehingga agency cost yang terjadi di dalam (Subramanyam dan John, 2013:43). Alat pemenuhan

perusahaan semakin berkurang dan nilai perusahaan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari

juga dapat semakin meningkat. Selain itu, dengan unsur-unsur aset yang bersifat likuid, yakni aktiva

semakin kuatnya tingkat pengendalian yang dilakukan lancar dengan perputaran kurang dari satu tahun,

oleh pihak eksternal tersebut maka diharapkan tingkat karena lebih mudah dicairkan dari pada aset tetap

pengendalian internal perusahaan juga semakin baik. yang perputarannya lebih dari satu tahun (Harahap,

Artinya, semakin tinggi kepemilikan institusional 2010:301).

maka laba akan semakin berkualitas. Hasil penelitian Dira dan Ida (2014)

Pendapat tersebut juga didukung oleh hasil menunjukkan hubungan yang negatif antara likuiditas

penelitian yang dilakukan oleh Taruno (2013) yang terhadap kualitas laba. Hal ini dikarenakan apabila

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional likuiditas perusahaan terlalu besar maka perusahaan

berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Hasil ini tersebut tidak mampu mengelola aktiva lancarnya

sesuai dengan teori bahwa investor institusional tidak semaksimal mungkin sehingga kinerja keuangan

berorientasi pada laba sekarang. Investor institusional berorientasi pada laba sekarang. Investor institusional

size , total penjualan, nilai pasar saham. Investor dalam dapat menjadi kendala bagi perilaku opportunistik

menginvestasikan modalnya akan memilih perusahaan manajer.

yang mampu melibatkan kinerja yang baik agar modal

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas

yang ditanamkan nantinya memperoleh hasil yang

Laba

menguntungkan. Semakin besar ukuran suatu Ukuran perusahaan dinyatakan dengan total

perusahaan maka going concern perusahaan tersebut aset, jika semakin besar total aset perusahaan maka

akan semakin tinggi dalam meningkatkan kinerja akan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.

keuangan yang akan menyebabkan perusahaan tidak Perusahaan yang memiliki total aset besar

perlu melakukan praktik manajemen laba. Maka dapat menunjukkan bahwa perusahaan tersebut relatif lebih

dikatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh stabil dan mampu menghasilkan laba yang lebih besar

positif terhadap kualitas laba (Dira dan Ida, 2014). dibandingkan perusahaan yang memiliki total aset

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sedikit atau rendah.

dilakukan oleh Mulyani (2007), Susilawati (2008) Ukuran perusahaan adalah suatu skala untuk

yang menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh mengklasifikasikan besar atau kecilnya perusahaan

kualitas laba. Berdasarkan uraian sebelumnya, kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut:

positif

terhadap

Likuiditas

Kepemilikan

Kualitas laba

Institusional

Ukuran Perusahaan

Hipotesis Penelitian

4) Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran,

kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. sebagai berikut:

1) Likuiditas, kepemilikan institusional, dan ukuran

3. METODE PENELITIAN

perusahaan secara bersama-sama berpengaruh

Desain Penelitian

terhadap kualitas laba pada perusahaan Penelitian ini dilakukan untuk menguji manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek pengaruh variabel independen (likuiditas, kepemilikan Indonesia. institusional dan ukuran perusahaan) terhadap variabel

2) Likuiditas berpengaruh terhadap kualitas laba dependen (kualitas laba). Tujuan disusunnya desain pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di penelitian terlebih dahulu adalah agar penelitian yang Bursa Efek Indonesia. dilakukan terarah dan mencapai tujuan.

3) Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap Desain penelitian adalah suatu proses kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang perencanaan dan pelaksanaan penelitian dalam rangka terdaftar di Bursa Efek Indonesia. menjawab pertanyaan dan mengidentifikasi masalah

(Sekaran dan Bougie, 2010:102). Desain penelitian (Sekaran dan Bougie, 2010:102). Desain penelitian

Kualitas Laba

tujuan penelitian, letak penelitian, jenis yang sesuai Dalam penelitian ini, pengukuran DA dengan penelitian, tingkat manipulasi dan kontrol

(Discretionary Accrual) sebagai proksikualitas laba peneliti, level analisis data dan aspek temporal

dihitung menggunakan Modified Jones Model (horizon waktu).

(Dechow et al., 1995). Model ini digunakan karena dinilai merupakan model yang paling baik dalam

Populasi dan Sampel Penelitian

mendeteksi manajemen laba (Siallagan dan Mas’ud, Adapun perusahaan manufaktur yang menjadi

2006). Perusahaan-perusahaan yang digunakan adalah sampel sasaran dari penelitian ini adalah yang

perusahaan yang memiliki nilai discretionary accrual memenuhi kriteria sebagai berikut:

positif dan negatif atau yang melakukan manajemen 1)

Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara laba dengan menaikkan laba dan menurunkan laba. berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama

perhitungan nilai periode 2010-2014.

Adapun

langkah-langkah

discretionary accrual dengan menggunakan model 2)

Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami Jones (1991) yang dimodifikasi oleh Dechow et kerugian selama tahun penelitian.

al.,(1995) adalah sebagai berikut: 3)

Perusahaan manufaktur

1. Untuk mencari nilai α1, α2 dan α3 dapat kelengkapan data yang dibutuhkan terkait

yang

memiliki

dilakukan dengan teknik regresi. Regresi ini dengan indikator-indikator perhitungan untuk

DA variable Kepemilikan Institusional yang diamati

adalah

untuk

mendeteksi adanya

Accrual )dan NDA (Non pada penelitian ini.

(Discretionary

Discretionary Accrual ).

2. Untuk menghitung discretionary accrual Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah sampel yang

dilakukan dengan memasukkan nilai α1, α2 dan digunakan dalam

α3 yang diperoleh dari regresi. Perhitungan ini dilakukan untuk seluruh sampel perusahaan pada

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

masing-masing periode.

selanjutnya, nilai sekunder. Menurut Sekaran (2011:77), data sekunder

Jenis data yang digunakan adalah data

3. Untuk

perhitungan

discretionary accrual yang digunakan adalah adalah data yang telah dikumpulkan oleh para peneliti,

nilai absolut dari discretionary accrual. Dalam data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan

mencari discretionary accrual, harus dicari total lainnya, dan informasi yang tersedia dari sumber

akrual perusahaan terlebih dahulu dengan publikasi atau non publikasi baik di dalam atau luar

persamaan sebagai berikut:

organisasi, semua yang dapat berguna bagi peneliti.

− Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau

keterangan:

laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data TAit = Total Akrual perusahaan i pada tahun ke t dokumen yang dipublikasikan). Sumber data dalam

= Laba bersih perusahaan i pada tahun ke t penelitian ini diperoleh melalui situs BEI (Bursa Efek

NIit

OCFit = Aliran kas operasi perusahaan i pada tahun Indonesia) yaitu www.idx.co.id berupa laporan

ke t

keuangan dan laporan tahunan yang telah diaudit Selanjutnya menghitung estimasi NDA (Non secara berturut-turut selama periode 2010-2014.

Discretionary Accrual ) dengan model Jones (1991) Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS dilakukan dengan teknik dokumentasi. Teknik

(Ordinary Least Square) sebagai berikut: dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara

+ ((∆ − mengolah data yang telah ada sebelumnya .

/ ) + it Pengumpulan

Penelitian ini menentukan nilai NDA (Non mempelajari, meneliti, dan menelaah laporan

Discretionary Accrual ) menggunakan model Jones keuangan yang menjadi populasi dalam penelitian ini.

yang dimodifikasi (Riahi dan Belkaoi, 2007:204) dengan formulasi:

Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi Variabel

rumus untuk mengukur kepemilikan institusional +

adalah sebagai berikut:

(Discretionary Accrual) dapat dihitung sebagai

Institusional berikut:

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar keterangan:

kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total DA = Discretionary accrual perusahaan

aset perusahaan (Zeptian, 2013). Salah satu tolak ukur

i pada tahun ke t yang menunjukan besar kecilnya perusahaan adalah = Non discretionary accrual

skala perusahaan atau disebut juga ukuran perusahaan. perusahaan i pada tahun ke t

Dalam penelitian ini menggunakan total aset sebagai = Total akrual perusahaan i pada

alat ukur dari ukuran perusahaan. Total aset setiap tahun ke t

tahunnya akan dirata-ratakan, sehingga diperoleh satu = Total aktiva perusahaan i pada

nilai total aset selama lima tahun penelitian. Almilia tahun ke t-1

(2008) menyatakan bahwa rumus untuk mengukur Δ REV

= Perubahan pendapatan perusahaan ukuran perusahaan adalah sebagai berikut:

i pada tahun ke t Ukuran Perusahaan = Ln Total Aset Δ REC

= Perubahan

piutang bersih

perusahaan i pada tahun ke t

Uji Normalitas

PPEit = Nilai aktiva tetap perusahaan i Pengujian dalam penelitian ini normalitas pada tahun ke t

menggunakan P-P Plot. Apabila P-P Plot memiliki εit

= error term (residual regresi) titik-titik yang berada disekitar garis lurus, maka dapat perusahaan i pada tahun ke t

diasumsikan bahwa data memiliki distribusi populasi

= Koefisien dari persamaan regresi yang normal, sedangkan jika terjadi sebaliknya maka data memiliki distribusi tidak normal.Jika p < 0,05

Likuiditas

maka data tersebut merupakan data yang tidak normal Likuiditas

distribusinya. Sebaliknya jika p > 0,05 maka data yang perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya

dimiliki adalah data yang mempunyai distribusi dengan aset lancar yang dimiliki. Alat pemenuhan

normal, karena setelah dilakukan uji perbandingan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari

ternyata data yang dimiliki tidak berbeda dengan unsur-unsur aset yang bersifat likuid, yakni aset lancar

kurva normal. Ukuran inilah yang digunakan untuk dengan perputaran kurang dari satu tahun, karena

menentukan apakah data tersebut berasal dari populasi lebih mudah dicairkan dari pada aset tetap yang

yang normal atau tidak.

perputarannya lebih dari satu tahun (Harahap, 2010:301). Proksi likuiditas dalam penelitian ini

Uji Multikolinieritas

adalah rasio lancar. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji Subramanyam

apakah dalam model regresi ditemukan adanya menyatakan bahwa rumus untuk mengukur likuiditas

korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk adalah sebagai berikut:

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance

dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan

Kepemilikan Institusional

bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian Kepemilikan institusional adalah kepemilikan

tersebut. Dan sebaliknya jika tolerance < 0,10 dan VIF saham oleh institusi keuangan, seperti perusahaan

> 10 maka terjadi gangguan multikolinieritas pada maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara penelitian tersebut.

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Uji Heterokedastisitas Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot. Jika terdapat pola

Uji signifikansi parameter individualbertujuan tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

untuk mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi

independen secara individual dalam menerangkan heterokedastisitas. Namun sebaliknya, jika tidak ada

variasi variabel independen. Uji t digunakan untuk pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

independen secara individual dalam menjelaskan heterokedastisitas.

variasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level

Uji Autokorelasi

0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara

1. Jika prob < 0.05 atau t hitung > t tabel maka kesalahan pengganggu pada periode t dengan

variabel X secara individu (parsial) memiliki kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat

2. Jika prob > 0.05 atau t hitung < t tabel maka dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson

variabel X secara individu (parsial) tidak (DW-Test). Bila nilai dw terletak antara batas atas atau

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y. upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien

autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada

Koefisien Determinasi (R 2 )

autokorelasi. Bila nilai dw lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien

Koefisien determinasi digunakan untuk autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada

mengetahui seberapa besar kemampuan variabel autokorelasi positif. Bila nilai dw lebih besar daripada

independen menjelaskan variabel dependen. Nilai (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif. Bila

R² dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R² nilai dw negatif diantara batas atas atau du dan batas

berkisar antara 0 sampai 1. Nilai yang mendekati satu bawah dl atau dw terletak antara (4-du) dan (4-dl),

berarti variabel-variabel independen memberikan. maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis

Hasil Penelitian

Uji Signifikansi Bersama-sama (Uji Statistik F)

Statistik Deskriptif

Uji simultan digunakan untuk mengetahui Statistik deskriptif memberikan gambaran

apakah semua variabel independen yang dimasukkan mengenai karakteristik variabel yang diamati. Statistik

dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

deskriptif variabel yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Jika angka probabilitas < α 5%, maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X) terhadap variebel terikat (Y). Jika angka probabilitas > α 5%,

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Std. Deviation Kualitas Laba

Min

Max

Mean

,49401 Likuiditas

1,60157 KI

26,90007 SIZE

,72613 Valid N (listwise)

Sumber: Output SPSS 21 (2015) Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat nilai

2010 sampai tahun 2014 adalah sebesar 226,19%.Nilai terendah, tertinggi, rata-rata, dan standar deviasi untuk

standar deviation sebesar 1,60157 artinya nilai masing-masing variabel dengan jumlah sampel

standard deviation lebih rendah dari nilai rata-rata dan penelitian yang digunakan sebanyak 240 data

menunjukkan bahwa variasi data likuiditas bersifat observasi. Kualitas Laba yang diproksikan dengan DA

homogen.

(Discretionary accrual )

Variabel independen yang kedua adalah dependen, sedangkan variabel independen adalah

merupakan

variabel

kepemilikan institusional. Variabel ini menunjukkan likuiditas,KI (kepemilikan institusional), dan SIZE

perbandingan jumlah saham yang dimiliki institusi (ukuran perusahaan).

terhadap jumlah saham yang beredar. Kepemilikan Nilai terendah dari kualitas laba sebagai

institusional terendah sebesar 5,27 atau 527% yang variabel dependen adalah sebesar -6,51 atau

dialami oleh PT. Trias Sentosa Tbk. pada tahun 2011, sebesar651% yang dialami oleh PT. Trias Sentosa

sedangkan yang memiliki kepemilikan institusional Tbk. pada tahun 2014. Sedangkan nilai tertinggi dari

tertinggi sebesar 99,00 atau 9900%adalah PT. Taisho kualitas laba adalah sebesar 3,10 atau sebesar 310%

Pharmaceutical Indonesian Tbk. pada tahun 2012. yang dialami oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

Nilai rata-rata kepemilikan institusional sebesar pada tahun 2014. Nilai rata-rata sebesar -0,0275

55,0939, artinya rata-rata kepemilikan institusional memiliki makna bahwa secara umum kualitas laba

yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur yang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 Efek Indonesia selama tahun 2010-2014 memiliki

sampai tahun 2014 adalah sebesar 5509,39%. Nilai nilai sebesar 2,75%.Nilai standar deviation sebesar

standard deviation sebesar 26,90007 lebih rendah dari 0,49401 artinya nilai standard deviation lebih tinggi

nilai rata-ratanya, artinya adalah variasi data dari nilai rata-rata dan menunjukkan bahwa variasi

kepemilikan institusional bersifat homogen. data kualitas laba bersifat heterogen.

Variabel independen yang ketiga adalah Variabel independen yang pertama adalah

ukuran perusahaan. Variabel ini menunjukkan likuiditas yang diproksikan dengan CR (Current

perbandingan Ln total aset yang dimiliki perusahaan. Ratio ). Variabel ini menunjukkan perbandingan aset

Nilai ukuran perusahaan terendah sebesar 10,47 atau lancar terhadap kewajiban lancar yang dimiliki

1047% dialami oleh PT. Goodyear Indonesia Tbk. perusahaan. Nilai CR terendah sebesar 0,01 atau 1%

pada tahun 2010, sedangkan yang memiliki ukuran perusahaan tertinggi sebesar 13,90 atau 1390% adalah

dialami oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. pada PT. Astra Auto Part Tbk. pada tahun 2013. Nilai rata- tahun 2014, sedangkan yang memiliki CR tertinggi

rata ukuran perusahaan sebesar 12,3443, artinya rata- sebesar 11,74 atau 1174% adalah PT. Mandom

rata ukuran perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan Indonesia Tbk. pada tahun 2011. Nilai rata-rata

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia likuiditas

selama tahun 2010 sampai tahun 2014 adalah sebesar likuiditasyang dimiliki oleh perusahaan manufaktur

1234,43%.Nilai standard deviation sebesar 0,72613 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 1234,43%.Nilai standard deviation sebesar 0,72613 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun

Uji Normalitas

variasi data ukuran perusahaan bersifat homogen. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel dependen,

Uji Asumsi Klasik

variabel independen, dan keduanya mempunyai Model yang digunakan dalam penelitian ini

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik akan menghasilkan parameter penduga yang sahih

adalah data ditribusi normal atau mendekati normal. apabila memenuhi pengujian asumsi klasik. Pengujian

Uji asumsi klasik yang pertama dalam penelitian ini asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini

dilakukan dengan uji normalitas data melalui analisis terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

statistik dengan melakukan uji statistik nonparametric heterokedastisitas, dan uji autokeralasi (Ghozali,

one sample kolmogorov-smirnove. Uji asumsi klasik 2009).

pertama dilakukan adalah uji normalitas data. Tabel

4.2 berikut ini menunjukkan pengujian normalitas.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

Normal Parameters a,b

Mean

Std. Deviation

Most Extreme

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS 21 (2015) Berdasarkan Tabel 4.2 data disimpulkan

Uji Multikolinieritas

bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) berdistribusi normal Uji multikolinieritas dapat dideteksi dngan karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 (Ghozali,

melihat nilai tolerance dan variance inflation factor 2006:114). Setelah variabel terdistribusi normal maka

(VIF). Suatu model regresi yang bebas dari data tersebut dapat digunakan untuk menguji statistik

multikolinieritas memiliki angka VIF di bawah10 dan lainnya.

angka

1. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.3.

tolerance mendekati

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Multikolinieritas

Coefficients a

Collinearity Statistics

VVIF 1 (Constant)

B Std. Error

1,037 a. Dependent Variable: Kualitas Laba

Sumber: Output SPSS 21 (2015)

Vol. 1, No. 2, (2016) Halaman 277-294

Tabel 4.3 menunjukkannilai VIF dan

Uji Heterokedastisitas

tolerance dari masing-masing variabel, yaitu likuiditas, Uji heterokedastisitas merupakan indikasi kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan.

bahwa varian antar-residual tidak heterogen yang Nilai tolerance untukketigavariable>0,10 dannilai VIF

mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi < 10. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

efisien. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk bahwa dalam model regresi yang digunakan terbebas

mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dari multikolinieritas antar variabel bebas.

dilakukan dengan uji gletser dilakukan dengan meregresi absolute unstandarized residual dengan masing-masing variabel independen, sehingga menghasilkan data seperti yang terlihat pada Tabel4.4.

Tabel 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficients a

t sig.

B Std. Error

a. Dependent Variable: abs Sumber: Output SPSS 21 (2015)

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa

Uji Autokorelasi

model regresi yang digunakan sudah terbebas dari Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi pelanggaran heterokedastisitas. Dimana hal tersebut

dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin- dapat dilihat dari tingkat signifikansi masing-masing

Watson . Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji variabel yang menunjukkan angka diatas 5%. Maka

apakah model regresi linear ada korelasi kesalahan dapat disimpulkan bahwa uji heterokedastisitas dapat

pengganggu antara periode t dengan kesalahan diterima.

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat nilai uji Durbin-Watson pada Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary a

Model R

R Square

Adjusted

Std. Error of

DW

R Square

the Estimate

a. Predictors: (Constant), Likuiditas, KI, SIZE b. Dependent Variable: Kualitas Laba

Sumber: Output SPSS 21 (2015)

Vol. 1, No. 2, (2016) Halaman 277-294 Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada

Hasil Uji Hipotesis

tingkat signifikansi 5% nilai dw untuk 240 observasi Nilai koefisien regresi masing-masing dan 3 variabel yang menjelaskan du = 1,6708 dan 4-du

variabel independen, yaitu jumlah likuiditas, =

kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan (1,6708<2,041<2,3292).

untuk variabel dependen kualitas laba pada menunjukkan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI autokorelasi.

bahwa tidak

terjadi

masalah

berdasarkan hasil dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Regresi Linear Berganda

Coefficients a

B Std. Error

a. Dependent Variable: Kualitas Laba

Sumber: Output SPSS 21 (2015) Persamaan regresi linier berganda dengan

4) Koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar pengukuran kualitas laba yang diperoleh berdasarkan

0,125, artinya setiap kenaikan 100% ukuran hasil perhitungan statistik seperti yang terlihat pada

perusahaan akan menaikkan kualitas laba Tabel 4.6 adalah:

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

Y= -1,615 – 0,039X 1 +0,002X 2 + 0,125X 3 +

periode 2010-2014 sebesar 12,5%.

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat

Pengaruh Likuiditasterhadap Kualitas Laba

diketahui bahwa: Berdasarkan hasil penelitian pengaruh likuiditas

1) Konstanta (a) sebesar -1,615. Artinya, jika terhadap kualitas laba terlihat bahwa likuiditas likuiditas, kepemilikan institusional dan

memiliki nilai signifikansi sebesar 0,042 (4,2%) atau ukuran perusahaan dianggap konstan, maka

berada di bawah tarif nilai signifikansi 0,05 (5%). besarnya kualitas laba perusahaan manufaktur

Hubungan negatif yaitu sebesar -2,097 yang yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 akan

ditunjukkan oleh likuiditas terhadap kualitas laba turun sebesar 161,5%.

bermakna bahwa jika semakin tinggi likuiditas dalam

2) Koefisien regresi likuiditas sebesar -0,039, suatu perusahaan, maka semakin kecil kualitas laba artinya setiap kenaikan 100% likuiditas akan

pada perusahaan tersebut. Perusahaan yang menurunkan kualitas

mempunyai likuiditas terlalu besar maka perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode

laba

perusahaan

tersebut tidak mampu mengelola aktiva lancarnya 2010-2014 sebesar 3,9%.

semaksimal mungkin sehingga kinerja keuangan

3) Koefisien regresi kepemilikan institusional menjadi kurang baik dan kemungkinan adanya praktik sebesar 0,002, artinya setiap kenaikan 100%

manajemen laba untuk mempercantik laba tersebut. kepemilikan institusional akan menaikkan

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil kualitas laba perusahaan manufaktur yang

penelitian Dira dan Ida (2014), yang melakukan terdaftar di BEI periode 2010-2014 sebesar

penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar 0,2%.

di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 yang menunjukkan hasil bahwa likuiditas berpengaruh di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 yang menunjukkan hasil bahwa likuiditas berpengaruh

perusahaan terhadap kualitas laba terlihat bahwa penelitian Irawati (2013), yang melakukan penelitian

ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

0,001 (0,1%) di bawah nilai signifikansi 0,05 (5%). tahun 2008-2010 yang menunjukkan hasil bahwa

Hubungan positif yaitu sebesar 3,414 yang likuiditas berpengaruh secara negatif dan signifikan

ditunjukkan oleh ukuran perusahaan terhadap kualitas terhadap kualitas laba.

laba bermakna bahwa jika semakin tinggi ukuran perusahaan dalam suatu perusahaan, maka semakin

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap

besar kualitas laba pada perusahaan tersebut.

Kualitas Laba

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Berdasarkan hasil penelitian pengaruh

penelitian Dira dan Ida (2014) yang menyatakan kepemilikan institusional terhadap kualitas laba

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara positif terlihat bahwa kepemilikan institusional memiliki nilai

signifikan terhadap kualitas laba. Dira dan Ida (2014) signifikansi sebesar 0,018 (1,8%) di bawah nilai

yang menyatakan bahwa hubungan positif terhadap signifikansi 0,05 (5%). Hubungan positif yaitu sebesar

kualitas laba ini menggambarkan bahwa semakin 2,456 yang ditunjukkan oleh kepemilikan institusional

besar ukuran suatu perusahaan maka going concern terhadap kualitas laba bermakna bahwa jika semakin

perusahaan tersebut akan semakin tinggi dalam tinggi kepemilikan institusional dalam suatu

keuangan yang akan perusahaan, maka semakin besar kualitas laba pada

meningkatkan

kinerja

menyebabkan perusahaan tidak perlu melakukan perusahaan tersebut.

praktik manajemen laba. Ukuran perusahaan adalah Hasil penelitian ini konsisten dengan

suatu skala untuk mengklasifikasikan besar atau penelitian Muid (2009) yang menyatakan bahwa

kecilnya perusahaan menurut beberapa cara kepemilikan

diantaranya total aktiva, log size, total penjualan, nilai signifikan terhadap kualitas laba. semakin tinggi

pasar saham. Investor dalam menginvestasikan tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat

modalnya akan memilih perusahaan yang mampu tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak

melibatkan kinerja yang baik agar modal yang eksternal terhadap perusahaan sehingga agency cost

ditanamkan nantinya memperoleh hasil yang yang terjadi di dalam perusahaan semakin berkurang

menguntungkan.

dan nilai perusahaan juga dapat semakin meningkat. Selain itu, dengan semakin kuatnya tingkat

5. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN

pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal

SARAN

tersebut maka diharapkan tingkat pengendalian internal perusahaan juga semakin baik. Artinya,

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian semakin tinggi kepemilikan institusional maka laba

akan semakin berkualitas.Pendapat tersebut juga yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Taruno (2013) yang menunjukkan bahwa kepemilikan

1) Likuiditas,kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh

institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laba. Hasil ini sesuai dengan teori bahwa

terhadap kualitas laba pada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

investor institusional tidak berorientasi pada laba

tahun 2010-2014.

sekarang. Investor institusional lebih mementingkan

2) Likuiditasberpengaruh negatif dan signifikan kinerja perusahaan jangka panjang sehingga

terhadap kualitas laba pada perusahaan kepemilikan saham oleh institusi dapat menjadi

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kendala bagi perilaku opportunistik manajer.

tahun 2010-2014.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas

3) Kepemilikan institusional berpengaruh positif dan

Laba

signifikan terhadap kualitas laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

4) Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan Bernard, V. and T. Stober. 1989. The Nature and signifikan terhadap kualitas laba pada perusahaan

Amount of Information Reflected in Cash manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Flow and Accruals. The Accounting Review. tahun 2010-2014.

Vol. 64. No. 4: 624-652. Boediono, Gideon. 2005. Kualitas Laba: Studi

Keterbatasan Penelitian

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Penelitian ini mempunyai keterbatasan-

dan Dampak Manajemen Laba dengan keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan

Menggunakan Analisis Jalur. Simposium bagi peneliti selanjutnya sehingga diperoleh hasil yang

AkuntansiVIII . Solo. lebih baik lagi di masa yang akan datang, antara lain:

Nasional

<http://www.elibrary.ub.ac.id> [03 07 2015]

1) Pemilihan variabel independen yang diduga Brigham, Eugene F. dan Houston, F. Joel. 2001. berpengaruh terhadap kualitas laba hanya melihat

Manajemen Keuangan . Edisi 8. Edisi tiga faktor saja yaitu likuiditas, kepemilikan

Indonesia. Jakarta: Erlangga. institusional dan ukuran perusahaan. Hal ini

Bushee, B. 1998, The Influence of Institutional memungkinkan terabaikannya faktor-faktor lain

Investors on Myopic R & D Investment yang juga mempengaruhikualitas laba.

Behavior. The Accounting Review. 73.3: 305–

2) Penelitian ini hanya meneliti pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dechow, P.M, R.G. Sloan and A.P. Sweeney. 1995. pada tahun 2010sampai dengan 2014.

Detecting Earnings Management. The Accounting Review . Vol. 70. No. 2: 193-225.

Saran

Dechow, Patricia, Weili Ge, and Caherine Schrand. Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan

2010. Understanding Earnings Quality: A penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran-saran

Review of the Proxies, Their Determinants sebagai berikut:

1) Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk and Their Consequences. Journal of menambahkan beberapa variabel lainnya yang

50: 344-400. Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan

Accounting and Economics.

2) diduga mempengaruhi kualitas laba seperti

Kepemilikan Institusional, struktur modal.

Managerial,

Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran

3) Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Jurnal Bisnis dan Akuntansi . Vol. 10. No. 1: Indonesia,

diharapkan dapat memperluas objek penelitian, Dira, Kadek Prawisanti dan Ida Bagus Putra Astika. tidak hanya pada perusahaan manufaktur saja

2014. Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas, karena memungkinkan ditemukan hasil dan

Pertumbuhan Laba, dan Ukuran Perusahaan kesimpulan yang berbeda jika dilakukan pada

Pada Kualitas Laba. E-Jurnal Akuntansi objek yang berbeda.

Universitas Udayana. Vol. 7. No. 1: 64-78. <http://www.ojs.unud.ac.id> [15 02 2015]

DAFTAR PUSTAKA

Dittmar, A. 2000. Why do Firms Re Purchase Stock. Abdelghany, K.E. 2005. Measuring the Quality of

Journal of Business . Vol. 73. No. 3: 331-335. Earnings. Managerial Auditing Journal. Vol. 20. No.

Fendi, Permana Widjaja dan Rovila El Maghviroh.

9: 1001-1015. 2011. Analisis Perbedaan Kualitas Laba dan

Almilia, Luciana Spica. 2008. Faktor-faktor yang Nilai Perusahaan Sebelum dan Sesudah

Adanya Komite pada Bank-bank Go public di Internet

Indonesia. The Indonesian Accounting Reporting . Jurnal Akuntansi dan Auditing

Review . Vol. 1. No. 2: 117-134 Indonesia. Vol. 12. No. 2.

Financial Accounting Standar Board (FASB). 2010. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2007. Accounting Theory.

The Objective of General Purpose Financial Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Reporting and Qualitative Characteristics of and Ownership Structure. Jurnal of Financial Useful Financial Information. Statement of

Economics . Vol. 3. No.4: 305-360. Financial Accounting Concept No. 8. FASB.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Norwalk. <http://www.fasb.org> [02 10 2015]

PT Rajagrafindo Persada. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate

Keown, Arthur. 2008. Dasar-dasar Manajemen dengan Program SPSS . Semarang: Badan

Keuangan. Buku 1. Alih Bahasa Haryandini. Penerbit Universitas Diponegoro.

Jakarta: Salemba Empat. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate

Muid, Dul. 2009. Pengaruh Mekanisme Corporate dengan Program SPSS . Semarang: Badan

Governance Terhadap Kualitas Laba. Jurnal Penerbit Universitas Diponegoro.

Akuntansi dan Ekonomi Bisnis . Vol. 4. No. 2: Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate

94-108.

dengan Program SPSS . Semarang: Badan Mulyani, F. Asyik, dan Andayani. 2007. Faktor-faktor Penerbit Universitas Diponegoro.

yang Mempengaruhi Earnings Respone Gujarati, D.N dan Porter, D.C. 2003. Dasar-dasar

Coefficien pada Perusahaan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. JAAI. Vol. 11. No. 1: Mardanugraha, dkk. Jakarta: Salemba Empat.

Ekonometrika . Jilid 1 Edisi Kelima.

35-45.

Godfrey, J. Hodgson, A and Holmes, S. 2009. Praptitorini, M. D. dan I. Januarti. 2007. Analisis Accounting Theory. Queensland: John Wiley

Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan and Sons.

Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi X.

Dokumen yang terkait

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS (Studi pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014)

0 0 9

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, EARNING VOLATILITY, DAN LEVERAGE TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN NON-FINANCING YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014

0 4 17

ANALISIS PERILAKU STICKY COST PADA BIAYA PRODUKSI DAN NON-PRODUKSI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

0 0 13

PENGARUH CAPITAL INTENSITY RATIO, INVENTORY INTENSITY RATIO, OWNERSHIP STRUCUTRE DAN PROFITABILITY TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE (ETR) (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 -2014)

0 0 19

PENGARUH OPINI AUDIT, FINANCIAL DISTRESS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

0 0 20

Manajemen Pembiayaan dan Pelaporan Keuangan Program Microfinance Syariah Berbasis Masyrakat (MISYKAT) di Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul Mal Aceh

0 0 7

60 ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PEIODE OPINI NON WTP DAN PERIODE OPINI WTP (Studi Pada KabupatenKota di Provinsi Aceh Tahun 2013-2014) Yuni Wulan Dary

0 0 14

PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK DAN KEMAMPUAN TEKNIK OPERATOR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI (Studi pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh)

0 0 11

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KOMPETISI TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA Dessy Mauliza

0 0 7

PENGARUH MARKET VALUE ADDED, ECONOMIC VALUE ADDED, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014

0 0 12