PENGARUH OPINI AUDIT, FINANCIAL DISTRESS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
1 Yuka Faradila 2 , M. Rizal Yahya
1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi, Universitas Syiah Kuala
e-mail: * 1 yuka.faradila@yahoo.com * 2 mrizalyahya@yahoo.com
Abstract
The research examines the effect of audit opinion, financial distress, and growth of the client’s company on auditor switching among manufactures companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. Secondary data were sourced from the financial statements, published by the capital market reference center at the Indonesia Stock Exchange.The research type used in this research is hypothesis testing, by using purposive sampling method. There are 30 samples of the data that become the object to be researched. This research uses logistic regression analysis to test the hypothesis.
The results of this research show that audit opinion, financial distress,and growth of the client’s company have effect on auditor switching. Partially the research shows that (1) audit opinion significantly influences auditor switching (2) financial distress do not affects auditor switching, and (3) growth of the company significantly influences auditor switching.
Keywords— Audit Opinion, Financial Distress, Company’s Growth, Auditor Switching
1. Pendahuluan
Pada tahun 2002 pemerintah Amerika Serikat Setiap perusahaan go public yang
(AS) menetapkan peraturan mengenai rotasi wajib terdaftar
auditor yang di sebut Sarbanes-Oxley Act (SOX). menyampaikan laporan keuangan yang telah di audit
di Bursa
Efek Indonesia wajib
Peraturan ini dilatarbelakangi oleh kegagalan audit oleh auditor independen atau Kantor Akuntan Publik
yang pernah terjadi pada perusahaan raksasa Enron di (KAP). Tujuan audit atas laporan keuangan oleh
tahun 2000. Skandal ini melibatkan KAP big five auditor independen adalah untuk menyatakan
Arthur Anderson yang hampir 20 tahun menjadi pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang
auditor eksternal Enron. Rotasi auditor (auditor material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
switching ) adalah pergantian KAP maupun auditor ekuitas, dan arus kas sesuai dengan akuntansi yang
yang dilakukan oleh perusahaan yang disebabkan oleh berlaku umum di Indonesia. Audit dapat
pengunduran diri atau pemecatan auditor yang meningkatkan nilai suatu laporan keuangan (Suyono
dilakukan oleh perusahaan klien. Rotasi wajib et al., 2013). Auditor independen berfungsi untuk
(mandatory auditor switching) adalah rotasi yang melakukan pemeriksaan secara objektif dan
dilakukan perusahaan klien karena adanya peraturan memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan
yang mewajibkan perusahaan mengganti auditornya yang telah disajikan pihak manajemen perusahaan.
sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan (Setiawan Menurut Anderson et al. (2004), perusahaan
dan Aryani, 2014).
memperkerjakan auditor
Auditor switching bukanlah hal yang baru, ide meningkatkan kredibilitas laporan keuangan serta
independen
untuk
rotasi audit telah diperkenalkan dan didiskusikan pada mengurangi permasalahan agensi.
tahun 1976 (Hoyle, 1978). Sebelum SOX lahir, rotasi
auditor telah di terapkan pada beberapa negara seperti
rotasi wajib bagi KAP. Peraturan Pemerintah (PP) Brazil, Israel, Spanyol, dan Italia (Catanach dan
No.20 tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik (PP Walker, 1999), Austria, Jepang, Singapura, Taiwan,
20/2015) Pasal 11 yang mengatur pemberian jasa dan Perancis (Cameran et al, 2005). Di Indonesia
audit terhadap suatu entitas oleh seorang akuntan rotasi audit telah di atur oleh pemerintah dalam
publik dibatasi paling lama 5 tahun buku berturut- Peraturan
turut. Peraturan terbaru ini tidak memberikan batasan 17/PMK.01/2008 Pasal 3 Ayat 1 Tentang “Jasa
waktu bagi KAP dalam mengaudit suatu entitas. Akuntan Publik”. Menteri keuangan memutuskan
Rotasi auditor dalam praktiknya tidak hanya pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan
dilakukan secara mandatory, namun dapat dilakukan yang dilakukan oleh KAP paling lama 6 tahun buku
secara sukarela (voluntary). Pergantian auditor secara berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling
sukarela (voluntary auditor switching) terjadi apabila lama untuk 3 tahun buku berturut-turut.
klien mengganti auditornya tanpa ada peraturan yang Banyak pihak yang menganggap rotasi wajib
mewajibkan klien untuk melakukan pergantian merupakan solusi untuk masalah rendahnya
auditor. Voluntary auditor switching ini menimbulkan independensi auditor (Mohammed dan Habib, 2013).
pertanyaan bagi banyak pihak akan alasan perusahaan Chi et al. (2009) menyatakan bahwa peraturan
mengganti auditor tanpa ada peraturan yang mengenai kewajiban rotasi auditor ini dapat diterima
mengharuskannya berpindah auditor. Fitriani dan oleh investor karena diyakini dapat meningkatkan
Zulaikha (2014) menyebutkan bahwa pergantian kualitas. Rotasi wajib auditor juga diyakini dapat
auditor secara tiba-tiba akan menimbulkan kecurigaan membantu meningkatkan persaingan di pasar audit
dari para pemakai informasi akuntansi, dan hal itu sehingga mendorong KAP non big four untuk tumbuh
pemakai informasi dan berkembang seiring rotasi wajib menempatkannya
mempertanyakan hal apa yang mendasari perusahaan pada level dan kesempatan yang sama dengan
melakukan voluntary auditor switching. perusahaan big four (Raiborn et al., 2006).
Keputusan untuk melakukan voluntary Pemerintah AS menganggap peraturan wajib
auditor switching sendiri mendapat berbagai macam auditor ini sebagai salah satu cara untuk memperbaiki
respon dari berbagai pihak. Broody and moscove struktur pengawasan terhadap KAP maupun
(1998) menyatakan bahwa pergantian auditor akan auditornya (Priambardi dan Haryanto, 2014).
meningkatkan kualitas audit dan independensi audit Pemerintah berargumen rotasi wajib auditor ini dapat
melalui suatu pengurangan pengaruh klien terhadap meningkatkan kualitas audit serta independensi
auditor. Di sisi lain, Nasser et al. (2006) menyatakan auditor. Sampai saat ini tidak ada riset dan bukti
pergantian auditor secara sukarela akan cenderung empiris yang membuktikan argumen tersebut.
mengakibatkan peningkatan fee audit. Di lain pihak, Faktanya Indonesia yang telah menetapkan kebijakan
KAP dan BAPEPAM menganggap bahwa pergantian mengenai rotasi wajib auditor ini tidak pernah
auditor secara sukarela akan menggangu karena melakukan riset yang memadai ketika menerbitkan
memerlukan monitoring yang berlebih serta dipercaya peraturan tersebut.
menimbulkan biaya yang besar dibanding dengan Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
hasil yang didapat (Liyani et al., 2014). Nomor: 17/PMK.01/2008, auditor yang telah habis
Sampai saat ini masih muncul pertanyaan dari masa pengauditan selama 6 tahun dapat mengaudit
berbagai pihak mengapa perusahaan melakukan kembali pada perusahaan yang sama setelah klien
pergantian auditor secara voluntary. Sementara, fakta tersebut di audit oleh auditor lain selama 1 tahun
auditor tidak pernah buku. Kelemahan pada peraturan ini tentu menjadikan
mengenai pergantian
diungkapkan pada laporan keuangan. Nazri et al. peraturan tersebut dianggap tidak efektif, hal ini juga
(2012) menyatakan bahwa perusahaan selalu didukung oleh Peraturan Pemerintah terbaru yang
menyembunyikan alasan yang sesungguhnya dibalik terbit pada tanggal 6 April 2015 mengenai peniadaan
proses pergantian auditor.
Berdasarkan fakta yang telah disebut di atas,
mengalami financial distress lebih sering berpindah penelitian tentang faktor apa saja yang
auditor dibandingkan perusahaan yang tidak bangkrut. mempengaruhi perusahaan untuk melakukan
Hasil penelitian yang kontradiktif juga praktik voluntary auditor switching masih sangat
ditemukan pada hubungan financial distress terhadap menarik untuk diteliti. Berdasarkan beberapa
auditor switching . Penelitian yang dilakukan Gunady penelitian terdahulu, terdapat berbagai macam indikasi
dan Mangoting (2013) serta Agusrianda et al. (2014) yang menyebabkan perusahaan melakukan voluntary
menunjukkan hasil bahwa financial distress auditor switching . Dalam penelitian ini, penulis
berpengaruh terhadap auditor switching. Sementara mencoba untuk menggunakan opini audit, financial
penelitian yang dilakukan Putra (2014) serta distress , dan pertumbuhan perusahaan klien sebagai
Chandegani et al (2011) menemukan hasil bahwa variabel independen untuk menguji pengaruhnya
financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor terhadap auditor switching. Variabel-variabel tersebut
switching .
penulis pilih karena menarik untuk diuji kembali
penelitian terdahulu, mengingat terdapat hasil yang kontradiktif pada
Berdasarkan
pertumbuhan perusahaan klien juga diindikasikan penelitian terdahulu.
sebagai salah satu unsur terjadinya auditor switching. Opini audit merupakan pernyataan atau
Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, maka akan pendapat yang diberikan oleh auditor, dan pernyataan
semakin kompleks kegiatan operasi perusahaan dan atau pendapat diberikan agar perusahaan mengetahui
cenderung membutuhkan auditor yang lebih tentang kewajaran laporan keuangannya (Putra, 2014).
berkualitas. Perusahaan akan melakukan pergantian Opini audit dapat memicu klien untuk mengganti
auditor apabila auditor lama tidak dapat memenuhi auditornya ketika klien tidak setuju dengan opini audit
kebutuhan perusahaan (Gunady dan Mangoting, tahun sebelumnya yang diberikan oleh auditor
2013). Khasanah dan Nahumury (2013) menyatakan (Fitriani dan Zulaikha, 2014).
auditor dipengaruhi oleh Terdapat hasil penelitian yang kontradiktif
bahwa pergantian
pertumbuhan perusahaan.
mengenai hubungan opini audit dengan auditor Variabel pertumbuhan perusahaan klien juga switching . Penelitian yang telah dilakukan oleh
memiliki hasil penelitian yang kontradiktif terhadap Chandegani et al (2011) pada perusahaan yang
auditor switching. Nazri et al. (2012) dan Joher et al. terdaftar di Tehran Stock Exchange menemukan
(2000) mendapatkan hasil penelitian bahwa bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan perusahaan klien berpengaruh terhadap pergantian auditor. Susan dan Trisnawati (2011) juga
auditor switching . Sementara penelitian yang menemukan bahwa opini audit tidak berpengaruh
dilakukan oleh Khasanah dan Nahmury (2013) serta terhadap pergantian auditor. Akan tetapi hasil
Priambardi dan Haryanto (2014) mendapatkan hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil
penelitian bahwa pertumbuhan perusahaan klien tidak penelitian Gunady dan Mangoting (2013) dan Putra
memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor. (2014) yang menemukan bahwa opini audit berpengaruh terhadap pergantian auditor.
2. Kerangka Teoritis Dan Pengembangan
Penelitian terdahulu juga mengindikasikan
Hipotesis
financial distress sebagai salah satu unsur perusahaan
2.1. Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor
melakukan auditor switching. Financial distress
Switching
terjadi sebelum kebangkrutan terjadi (Almilia dan Opini audit adalah pernyataan atau pendapat Kristijadi, 2003). Financial distress merupakan yang diberikan oleh auditor dan pernyataan atau kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan pendapat diberikan agar perusahaan mengetahui kesulitan keuangan (Muid dan Astrini, 2013). Hudaib tentang kewajaran laporan keuangannya (Putra, 2014). dan Cooke (2005) menyatakan, perusahaan yang Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa
tahap audit sehingga auditor dapat mengambil
kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas
manusia itu self interest, maka pihak agen cenderung laporan keuangan yang diauditnya.
berpindah kepada KAP yang dapat menyesuaikan Opini audit merupakan salah satu faktor yang
dengan kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat menyebabkan perusahaan melakukan voluntary
perusahaan tidak mengeluarkan biaya audit yang auditor switching . Hendricson dan Espahbodi (1991)
terlalu besar (Fitriani dan Zulaikha, 2014). Perusahaan menyatakan bahwa isu yang sangat sensitif dalam
yang mengalami kesulitan keuangan cenderung hubungan auditor switching adalah kualifikasi opini
menggunakan auditor dengan kualitas yang lebih audit, terutama dimana salah satu tujuan manajemen
tinggi dibandingkan sebelumnya (Schwartz dan adalah menerima opini wajar tanpa pengecualian dari
Mennon, 1985), dengan alasan untuk mendapatkan auditor. Manajemen tentu sangat menyukai
kepercayaan pemegang saham dan mengurangi risiko unqualified opinion untuk menarik investor. Hudaib
litigasi (Nasser et al., 2006).
dan Cooke (2005) menyatakan bahwa setelah Menurut penelitian yang dilakukan oleh menerima qualified opinion, perusahaan atau klien
Gunady dan Mangoting (2013), Fitriani dan Zulaikha akan lebih cenderung mengganti auditornya.
(2014), Liyani et al. (2015) mendapatkan hasil bahwa Berdasarkan teori agensi, manajemen sebagai
financial distress berpengaruh secara signifikan pihak agen diasumsikan memiliki kepentingan pribadi
dengan arah hubungan yang positif terhadap auditor dan ini memaksimumkan kepentingannya. Dengan
switching . Dimana semakin tinggi tingkat financial otoritas yang dimilikinya, manajemen memiliki
distress suatu perusahaan mendorong perusahaan wewenang untuk memutuskan mengganti auditor.
tersebut untuk cenderung mengganti auditornya Menurut Dwiyanti dan Sabeni (2012) auditor
dibandingkan perusahaan lain yang tingkat financial switching dilakukan karena manajemen menganggap
distress -nya lebih rendah.
dengan mengganti auditor yang ada, perusahaan dapat menemukan auditor yang mempunyai pandangan yang
2.3. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Klien
sejalan. Gunady dan Mangoting (2013) menyatakan,
terhadap Auditor Switching
perusahaan akan terus mencari auditor yang akan Perusahaan yang terus tumbuh akan memberikan opini yang sesuai dengan harapannya
cenderung untuk melakukan pergantian auditor karena (opinion shopping) dan selama itu perusahaan akan
membutuhkan auditor yang memiliki kualitas lebih terus memberhentikan auditor yang tidak sesuai
baik. Pertumbuhan perusahaan yang cepat tentu akan harapan.
diiringi dengan perubahan manajemen dan juga harus Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
diimbangi oleh auditor yang lebih berkualitas dan Gunady dan Mangoting (2013), Putra (2014), dwiyanti
memiliki kemampuan sesuai dengan pertumbuhan dan Sabeni (2014) menunjukkan hasil bahwa opini
perusahaan. Ketika bisnis perusahaan sedang audit berpengaruh signifikan terhadap auditot
bertumbuh, permintaan akan independensi yang lebih switching. Perusahaan yang mendapatkan opini selain
tinggi dan perusahaan audit yang lebih berkualitas wajar tanpa pengecualian lebih cenderung mengganti
dibutuhkan untuk mengurangi biaya keagenan serta auditornya
memberikan layanan non-audit yang dibutuhkan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian.
untuk meningkatkan perluasan perusahaan.Pergantian auditor ini juga dianggap oleh perusahaan sebagai
2.2. Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor
suatu keharusan demi meningkatkan prestige
Switching
perusahaan dan para pemegang saham, serta memberi Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan
sinyal kepada pihak luar bahwa perusahaan mereka yang mengalami kesulitan keuangan bahkan terancam
sangat terpercaya sehingga menarik minat pihak luar bangkrut menimbulkan kondisi yang mendorong
perusahaan untuk berinvestasi pada perusahaan klien. perusahaan berpindah KAP (Muid dan Astrini, 2013).
Menurut penelitian yang dilakukan Joher et al. Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa
(2000) serta Nazri et al. (2012) di Malaysia,
menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan perusahaan
Desain penelitian, yang meliputi serangkaian pilihan klien berpengaruh secara signifikan terhadap auditor
pengambilan keputusan rasional, isu-isu yang switching. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani dan
berkaitan dengan keputusan mengenai tujuan studi Zulaikha (2014) juga menunjukkan pertumbuhan
(eksploratif, deskriptif, pengujian hipotesis), letaknya perusahaan berpengaruh terhadap pergantian auditor,
(yaitu konteks studi), jenis yang sesuai untuk namun arah hubungan yang dihasilkan adalah negatif.
penelitian (jenis investigasi), tingkat manipulasi dan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan
kontrol peneliti (tingkat intervensi peneliti), aspek mengenai pengaruh antara variabel independen
temporal (horizon waktu), dan level analisis data (unit dengan variabel dependen, maka skema pemikiran
analisis), adalah integral pada desain penelitian. tentang pengaruh opini audit, financial distress, dan pertumbuhan perusahaan klien terhadap auditor
Penelitian ini mengacu pada desain penelitian switching dapat dilihat pada gambar 2.1.
yang dikemukakan oleh Sekaran (2011) tersebut dengan berpedoman pada aspek-aspek berikut:
1) Sifat Studi
Opini Audit Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan berdasarkan teori-teori dan penelitian
Financial Distress terdahulu. Hipotesis yang dirumuskan menjelaskan
Auditor
Switching
bagaimana pengaruh yang ada antar variabel.
2) Jenis investigasi
Pertumbuhan Perusahaan
Jenis investigasi dari penelitian ini adalah
Klien
penelitian
verifikatif. Penelitian verifikatif merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Hubungan kausal adalah tipe hubungan yang menjelasakan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen atau menjelaskan H1 : Opini audit, financial distress, dan pertumbuhan
2.4. Hipotesis
hubungan sebab-akibat antar variabel (Sekaran, perusahaan
2011:164). Peneliti ingin menjelaskan pengaruh berpengaruh terhadap auditor switching
antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini, H2 : Opini audit berpengaruh terhadap auditor yaitu auditor switching sebagai variabel dependen. switching
H3 : Financial distress berpengaruh terhadap auditor Opini audit, financial distress, dan pertumbuhan switching
perusahaan kliensebagai variabel independen. H4 : Pertumbuhan perusahaan klien berpengaruh
3) Intervensi Penelitian
terhadap auditor switching Peneliti memiliki intervensi minimal terhadap .
variabel yang diteliti karena penelitian ini sifatnya
3. Metode Penelitian
hanya studi lapangan, oleh karena itu peneliti berusaha memperlihatkan pengaruh dari objek
3.1 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini menggunakan penelitian. Intervensi minimal ini dikarenakan perusahaan hanya meneliti perusahaan-perusahaan
metode penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (2012:23) dikatakan metode kuantitatif karena data
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Sekaran (2011:152),
4) Situasi Studi (setting penelitian) Setting desain penelitian atau rancangan suatu penelitian penelitian ini adalah situasi tidak diatur
harus memiliki enam aspek, yaitu: atau alami atau disebut juga dengan normal.
Berdasarkan kondisi lingkungan penelitian dan
2) Perusahaan tidak de-list selama periode tingkat keterlibatan peneliti, penelitian ini
penelitian
merupakan studi lapangan (field study). Studi
3) Perusahaan telah terdaftar setahun sebelum awal yang dilakukan untuk menentukan sebab akibat
periode penelitian
menggunakan lingkungan alami.
4) Perusahaan melakukan auditor switching paling
5) Unit Analisis sedikit 2 kali selama masa penelitian Unit analisis dalam penelitian ini perusahaan
5) Perusahaan menyajikan informasi yang lengkap manufaktur yang terdaftar di BEI. Data yang
pada laporan keuangan
dikumpulkan yaitu berupa laporan keuangan dan
6) Laporan keuangan disajikan dalam mata uang laporan tahunan dari seluruh perusahaan yang
rupiah
terdaftar dalam BEI selama periode 2010-2014.
7) Perusahaan
menyajikan
laporan auditor
independen
6) Horizon Waktu Berdasarkan Kriteria tersebut, jumlah sampel Dalam penelitian ini horizon waktu yang
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada digunakan adalah pooled atau panel data karena
Tabel 3.1.
penelitian ini dalam beberapa tahun yang sama
Tabel 3.1
yaitu tahun 2010-2014
dengan banyak
Kriteria Sampel
perusahaan yang diteliti yakni perusahaan yang
No. Kriteria Sampel
Jumlah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1 Perusahaan manufaktur yang tercatat di
Pooled /panel data merupakan gabungan antara
121 bursa efek indonesia tahun 2010-2014
data runtut waktu dan data silang tempat (cross-
2 Perusahaan yang tidak dapat diakses
sectional ), dimana studi ini memerlukan lebih
(6) data laporan keuangan auditannya.
dari satu tahap pengumpulan data pada waktu
3 Perusahaan yang tidak menyajikan (5)
yang berbeda (Gujarati, 2003:636).
laporan keuangan secara lengkap 3 Perusahaan yang tidak mengganti
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
auditor selama periode 2010-2014
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang
4 Perusahaan yang melakukan pergantian
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
auditor secara mandatory selama (30)
ditetapkan peneliti untuk dipelajari (Sekaran, 2011).
periode 2010-2014
5 dan ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah Perusahaan yang tidak menggunakan
mata uang Rupiah selama periode (2)
bagian dari populasi. Populasi dalam penelitian ini
2010-2014
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Jumlah sampel per tahun
Efek Indonesia (BEI). Periode pengamatan pada
Jumlah observasi (6 x 5)
penelitian ini dilakukan dari tahun 2010-2014. Metode
Sumber: Data Diolah (2016)
pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling. Metode ini
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
merupakan teknik pengumpulan sampel dengan Data yang digunakan dalam penelitian ini
pertimbangan serta dengan kriteria yang sudah adalah data sekunder yang diambil dari laporan ditentukan (Sugiyono, 2009:122). Penggunaan teknik keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di purposive sampling ini bertujuan untuk mendapatkan BEI tahun 2010-2014. Menurut Sekaran (2011:180), sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh Kriteria-kriteria untuk menentukan sampel adalah para peneliti, yang diterbitkan, dan tidak perlu sebagai berikut:
dikumpulkan oleh peneliti.
1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Metode pengumpulan data yang digunakan selama periode 2012-2014 dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
Pengumpulan
menunjukkan prospek yang baik, maka langkah mempelajari, meneliti, dan menelaah laporan
terakhir yang harus ditempuh adalah likuidasi. keuangan perusahaan yang menjadi sampel dalam
Financial distress diproksikan dengan rasio penelitian ini. Data sekunder yang dikumpulkan
DAR (Debt to Assets Ratio). Semakin tinggi proporsi bersumber dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
DAR, maka akan semakin besar risiko keuangan bagi ( www.idx.co.id ).
kreditur maupun pemegang saham. Tingkat rasio DAR yang aman adalah 50%, dimana rasio DAR
3.4 Operasionalisasi Variabel
diatas 50% merupakan salah satu indikator
3.4.1 Variabel Dependen (Y)
memburuknya kinerja keuangan sehingga perusahaan Variabel dependen atau variabel terikat
akan mengalami financial distress. Financial distress merupakan variabel yang menjadi perhatian utama
dapat dirumuskan sebagai berikut : penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah voluntary auditor switching. Voluntary auditor switching adalah perpindahan auditor (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien yang dilakukan
Keterangan :
secara sukarela tanpa ada peraturan yang
DAR = Debt to asset ratio
mengharuskan klien untuk melakukan pergantian
3.4.2.3 Pertumbuhan Perusahaan Klien
auditor. Variabel auditor switching merupakan Pertumbuhan perusahaan merupakan ukuran variabel dummy. Jika perusahaan melakukan voluntary seberapa baik perusahaan mempertahankan kondisi auditor switching maka akan diberi angka 1, finansialnya, baik dalam industrinya maupun dalam sedangkan jika perusahaan tidak melakukan voluntary kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston dan auditor switching maka akan diberi angka 0.
Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tingkat penjualan pada suatu
Copeland,
3.4.2 Variabel Independen (X)
perusahaan. Semakin tinggi tingkat penjualan
3.4.2.1 Opini Audit
perusahaan maka akan semakin tinggi pula Opini audit merupakan pernyataan pendapat kemungkinan perusahaan untuk melakukan voluntary yang diberikan oleh auditor dalam menilai kewajaran auditor switching . Rasio pertumbuhan perusahaan laporan keuangan yang diauditnya. Variabel opini klien dapat dirumuskan sebagai berikut : audit merupakan variabel dummy. Jika perusahaan
klien menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelas (unqualified
Keterangan :
opinion with explanatory paragraph ) maka akan dS = Rasio pertumbuhan perusahaan klien diberi nilai 1. Jika perusahaan klien menerima opini
= Penjualan bersih pada tahun pergantian selai unqualified opinion dan unqualified opinion with
auditor
explanatory paragraph maka akan diberi nilai 0. = Penjualan bersih pada tahun sebelum
pergantian auditor
3.4.2.2 Financial Distress
Kondisi financial distress merupakan kondisi
4. Hasil Dan Pembahasan
dimana perusahaan mengalami kondisi yang tidak
4.1 Statistik Deskriptif
sehat ataupun kesulitan keuangan sehingga dikhawatirkan akan mengalami kebangkrutan.
Statistik deskriptif memberikan gambaran Financial distress menunjukkan kesulitan solvabilitas
mengenai karakteristik variabel yang diamati. Statistik deskriptif variabel yang digunakan dalam penelitian
perusahaan dimana perusahaan kesulitan dalam
dapat dilihat pada Tabel 4.1.
melunasi kewajibannya. Apabila perusahaan tidak
Tabel 4.1
sebesar 0,2529 yaitu PT Yanaprima Hastapersada Tbk
Satistik Deskriptif
(YPAS), dan nlai tertinggi diperoleh sebesar 0,9458 yaitu PT Prima Alloy Steel Tbk (PRAS). Nilai rata-
N Minimu
rata financial distress sebesar 0,504121 dengan
standar deviasi sebesar 0,1478074.
Variabel independen yang kedua yaitu pertumbuhan perusahaan klien yang diproksikan
dengan tingkat penjualan perusahaan. nilai terendah
G 30 -,2583
yang diperoleh sebesar -0,2583 yaitu PT Aneka
Valid N
30 Kemasindo Utama Tbk (AKKU) dan nilai tertinggi
yang diperoleh sebesar 2,9430 yaitu PT Eterindo Sumber: Output SPSS 21 (2016)
(listwise)
Wahanatama (ETWA). Nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan klien 0,439443 dengan standar deviasi
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat nilai
sebesar 0,603821.
terendah, tertinggi, rata-rata, dan standar deviasi untuk masing-masing variable dengan jumlah sampel
4.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
penelitian yang digunakan sebanyak 30 data
Sebagaimana yang telah dikemukakan observasi. Auditor switching yang diproksikan dengan sebelumnya, analisis pertama yang dilakukan adalah AS merupakan variabel dependen, sedangkan variabel menilai overall model fit terhadap data. Hipotesis independen adalah OA (opini audit), FD (financial
untuk menilai model fit adalah:
distress ), dan G (pertumbuhan perusahaan klien).
H 0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data Variabel dependen yaitu auditor switching
H a : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data yang diproksikan berdasarkan perusahaan yang Pengujian dilakukan dengan membandingkan melakukan auditor switching atau perusahaan yang nilai antara -2 log likelihood (-2LL) pada awal (blok tidak melakukan auditor switching. Nilai terendah number = 0) dengan nilai -2 log likelihood (-2LL) sebesar 0 artinya perusahaan tidak melakukan auditor pada akhir (blok number = 1). Pengurangan nilai switching dan nilai tertinggi sebesar 1 artinya antara -2LL awal dengan -2LL akhir menunjukkan perusahaan melakukan auditor switching. Nilai rata- bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data rata sebesar 0,57 yang berarti bahwa rata-rata nilai (Ghozali, 2009:79). Perbandingan nilai -2LL awal auditor switching yang dilakukan perusahaan dengan -2LL akhir dapat dilihat pada Tabel 4.2. manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014
Tabel 4.2
sebesar 57%, sedangkan standar deviasi sebesar 0,504.
Perbandingan nilai -2LL awal dengan -2LL akhir
Nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar
-2LL Awal (blok number = 0)
deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil.
-2LL Akhir (blok number =1)
Variabel independen yang pertama adalah opini audit diproksikan berdasarkan opini yang
Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa diberikan oleh auditor kepada perusahaan. Nilai ketika variabel bebas yaitu opini audit, financial terendah sebesar 0 artinya perusahaan mendapatkan distress , dan pertumbuhan perusahaan klien opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) dan nilai dimasukkan ke dalam model, -2LL akhir tertinggi sebesar 1 artinya perusahaan mendapat opini menunjukkan angka 28,640 atau terjadi penurunan selain unqualified. Nilai rata-rata sebesar 0,40 dengan nilai -2LL sebesar 12,414. Penurunan nilai -2LL ini standar deviasi sebesar 0,498. dapat diartikan bahwa penambahan variabel bebas ke Variabel independen yang kedua adalah dalam model menunjukkan bahwa model regresi lebih financial distress yang diproksikan dengan debt to baik atau dengan kata lain H 0 diterima. Hasil asset ratio (DAR). Nilai terendah yang diperoleh
perhitungan pada tabel 4.2 diatas secara lengkap
variabel dependen. Koefisien determinansi pada disajikan pada lampiran 2.
regresi logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat
4.3 Menguji Kelayakan Model Regresi
diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi Analisis selanjutnya adalah menilai kelayakan
berganda (Ghozali, 2009:85). Nilai ini di dapat dengan model regresi logistik yang akan digunakan.
cara membagi nilai Cox & Snell R Square dengan nilai Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan
maksimumnya. Nilai Nagelkerke R Square dapat di dengan menggunakan Goodness of Fit Test yang
lihat pada Tabel 4.4.
diukur dengan nilai Chi-Square. Jika nilai signifikansi
Tabel 4.4
Chi-Square sama dengan atau kurang dari 0,05, maka
Negelkerke R Square
hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan
Model Summary
signifikan antara model dengan nilai observasinya
Cox & Snell sehingga Goodness of Fit Test tidak baik karena Nagelkerke R Square model tidak dapat memprediksi nilai observasinya.
Step -2 Log
likelihood
R Square
Jika nilai signifikansi Chi-Square lebih besar daro
1 28,640 a ,339 ,455
0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
berarti model mampu memprediksi nilai observasinya
parameter estimates changed by less than ,001.
atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Hasil pengujian
Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut menunjukkan kelayakan model regresi dapat dilihat pada Tabel 4.3.
nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,455. Hal ini menunjukkan bahwa variabilitas variabel dependen
Tabel 4.3
dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah
Hosmer and Lemeshow Test
sebesar 45,5% sisanya sebesar 54,5% dijelaskan oleh variabilitas variabel-variabel lain di luar model
Hosmer and Lemeshow Test
penelitian. Hasil perhitungan pada Tabel 4.4 di atas
Step Chi-square
df Sig.
secara lengkap disajikan pada lampiran 2.
4.5 Tabel Klasifikasi
Tabel klasifikasi akan menunjukkan kekuatan Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan hasil pengujian prediksi dari model untuk memprediksi kemungkinan hosmer and
lemeshow , dengan probabilitas
ditunjukkan pada signifikansi menunjukkan angka 0,396. Nilai classification table sebagaimana ditampilkan pada signifikansi yang diperoleh ini lebih besar dari 0,05
sehingga H 0 diterima. Hal ini berarti bahwa model
Tabel 4.5
regresi layak untuk digunakan dalam analisis
Tabel Klasifikasi
selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klarifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi
Classification Table a
yang diamati. Dengan kata lain, model regresi mampu
Observed
Predicted
mempresiksi nilai observasinya. Hasil perhitungan
AS
Percentage Correct
pada Tabel 4.3 di atas secara lengkap disajikan pada
4.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar variabilitas variabel-
a. The cut value is ,500
variabel independen mampu memperjelas variabilitas
Berdasarkan Tabel 4.5, matriksklasifikasi
Tabel 4.6
menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
Hasil Uji Hipotesis
untuk memprediksi kemungkinan auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan. Kekuatan prediksi
Variables in the Equation
dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan
B S.E.
Wald d Sig. Exp(B) 95% C.I.for
perusahaan melakukan auditor switching adalah
f EXP(B)
sebesar 83,3%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan terdapat
Lower Upper
sebanyak 15 perusahaan (83,3%) yang diprediksi akan
OA
melakukan auditor switching dari total 17 perusahaan
yang melakukan auditor switching.
Kekuatan prediksi model perusahaan yang
t FD
tidak melakukan auditor switching adalah sebesar
76,9%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang
digunakan ada sebanyak 10 perusahaan (76,9%) yang
diprediksi tidak melakukan auditor switching dari
total 13 perusahaan yang tidak melakukan auditor
nst
switching. Hasil perhitungan pada Tabel 4.5 di atas
ant
secara lengkap disajikan pada lampiran 2.
a. Variable(s) entered on step 1: OA, FD, G.
4.6 Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh opini audit,
Model Summary
financial distress, dan pertumbuhan perusahaan klien
Step -2 Log
Cox & Snell Nagelkerke R Square
terhadap auditor switching dengan menggunakan
likelihood
R Square
analisis regresi logistik. Analisis regresi logistik ini
1 28,640 a ,339
digunakan untuk mendapatkan nilai-nilai koefisien
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
logit dengan koefisien
parameter estimates changed by less than ,001.
Koefisien regresi logit digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial
H 1 : Opini audit, financial distress, dan pertumbuhan terhadap variabel dependen, sedagkan untuk
bersama-sama mengetahui besarya (kuat-lemahnya) pengaruh
berpengaruh terhadap auditor switching pada variabel independen terhadap variabel dependen, baik
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa secara bersama-sama maupun secara parsial
Efek Indonesia
distres, dan lain, koefisien determinasi digunakan untuk
ditunjukkan oleh koefisien determinasi. Dengan kata
Opini
audit, financial
pertumbuhan perusahaan klien secara bersama-sama mengetahui seberapa besar (dalam persen) variabel
berpengaruh terhadap auditor switching ditunjukkan independen, baik secara bersama-sama maupun secara
oleh nilai koefisien regresi logit yang tidak sama parsial dapat menjelaskan variabel dependen.
dengan nol (β ≠0), sehingga dapat dinyatakan bahwa Berdasarkan hasil perhitungan dengan
opini audit, financial distres, dan pertumbuhan menggunakan program SPSS versi 21,0, hasil regresi
perusahaan klien secara bersama-sama berpengaruh logistik dapat dilihat pada Lampiran 7. Ringkasan
terhadap auditor switching. Besarnya pengaruh opini hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.6.
audit, financial distres, dan pertumbuhan perusahaan klien secara bersama-sama terhadap auditor switching adalah 45,5%. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
Nagelkerke’s R Square sebesar 45,5%, sementara
distress, dan pertumbuhan perusahaan klien 54,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dianggap konstan, maka nilai -2,478 artinya dimasukkan dalam penelitian.
memiliki prediksi melakukan auditor switching
H 2 : Opini audit bepengaruh terhadap auditor negatif. Dengan kata lain perusahaan dapat keluar switching pada perusahaan manufaktur yang
dari situasi melakukan auditor switching dan atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dapat dikatakan tidak melakukan auditor Berdasarkan Tabel 4.6, hasil penelitian
switching.
terhadap opini audit menunjukkan bahwa nilai Wald,
2. Koefisien regresi opini audit yang dinotasikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,024 (lebih kecil
dengan X 1 adalah sebesar 2,406, artinya setiap dari 0,05) maka H 2 diterima. Dengan demikian, hasil
100% kenaikan dalam variabel opini audit maka perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara
auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan parsial variabel opini audit berpengaruh positif
akan meningkat sebesar 240,6% dengan asumsi terhadap auditor switching.
variabel independen lain dalam model dianggap
H 3 : Financial distress bepengaruh terhadap auditor
konstan.
switching pada perusahaan manufaktur yang
3. Koefisien regresi financial distress yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dinotasikan dengan X 2 adalah sebesar 1,688, Berdasarkan Tabel 4.6, hasil penelitian
artinya setiap 100% kenaikan dalam variabel terhadap financial distress menunjukkan bahwa nilai
financial distress maka auditor switching yang wald dengan nilai signifikansi sebesar 0,658 (lebih
dilakukan oleh perusahaan akan meningkat sebesar
168,8% dengan asumsi variabel independen lain hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara
besar dari 0,05) maka H 3 ditolak. Dengan demikian,
dalam model dianggap konstan. parsial financial distress tidak berpengaruh terhadap
4. Koefisien regresi pertumbuhan perusahaan klien auditor switching .
yang dinotasikan dengan X 3 adalah sebesar 2,848,
H 4 : Pertumbuhan perusahaan klien bepengaruh artinya setiap 100% kenaikan dalam variabel terhadap auditor switching pada perusahaan
pertumbuhan perusahaan klien maka auditor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
switching yang dilakukan oleh perusahaan akan Indonesia
meningkat sebesar 284,8% dengan asumsi variabel Berdasarkan Tabel 4.6, hasil penelitian
independen lain dalam model dianggap konstan. terhadap pertumbuhan perusahaan klien menunjukkan
5. Epsilon (error term) atau Ɛ berarti bahwa ada bahwa nilai Wald, dengan nilai signifikansi sebesar
faktor-faktor
(variabel-variabel lain yang
mempengaruhi auditor switching selain opini Dengan demikian, hasil perhitungan statistik
0,047 (lebih kecil dari 0,05) maka H 2 diterima.
audit, financial distress, dan pertumbuhan menunjukkan bahwa secara parsial variabel
perusahaan klien.
pertumbuhan perusahaan klien berpengaruh positif terhadap auditor switching.
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
4.7.1 Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching
menginginkan unqualified diperoleh persamaan sebagai berikut:
Dari pengujian dengan regresi logistik,
Manajemen
opinion atas laporan keuangannya (Pawitri dan Yadnyana, 2015). Setelah menerima qualified opinion,
SWITCH = -2,478 + 2,406X1+ 1,688X2 + 2,848X3 + Ɛ
perusahaan atau klien akan cenderung mengganti auditornya (Hudaib dan Cooke, 2005). Gunady dan
Dari persamaan regresi diatas dapat dijelaskan Mangoting (2013) menyatakan, perusahaan akan terus bahwa:
mencari auditor yang akan memberikan opini yang
1. Nilai konstanta sebesar -2,478 menunjukkan sesuai dengan harapannya (opinion shopping) dan bahwa apabila variabel opini audit, financial
selama itu perusahaan akan terus memberhentikan
financial distress berpengaruh terhadap auditor auditor yang tidak sesuai harapan.
switching.
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis
sebelumnya, diperoleh nilai signifikansi untuk
4.7.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Klien
variabel opini audit sebesar 0,024 (lebih kecil dari
terhadap Auditor Switching
0,05) artinya secara parsial opini audit berpengaruh Perusahaan yang terus bertumbuh cenderung terhadap auditor switching. Hasil ini sejalan dengan
akan membutuhkan auditor yang lebih berkualitas. penelitian yang dilakukan oleh Putra (2014); Dwiyanti
Joher et al. (2012) menyatakan bahwa pertumbuhan dan Sabeni (2014); dan Gunady dan Mangoting
perusahaan yang cepat yang disertai perubahan (2013), penelitian tersebut menyatakan bahwa opini
manajemen namun tidak diimbangi oleh tingkat audit berpengaruh signifikan terhadap auditor
keahlian auditor dari suatu KAP akan memungkinkan switching . Hal ini mengkonfirmasi bahwa kualitas
perusahaan untuk mengganti auditor yang ada opini audit cukup menentukan perusahaan untuk
dikarenakan manajemen membutuhkan auditor yang melakukan pergantian auditor.
lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Ketika
4.7.2 Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor
perusahaan mengalami pertumbuhan yang baik, sangat
Switching
dimungkinkan perusahaan akan memilih KAP yang Perusahaan yang mengalami kondisi keuangan
lebih berkualitas dari sebelumnya untuk meningkatkan yang tidak sehat dikhawatirkan akan mengalami
reputasi perusahaan dimata masyarakat, dan kebangkrutan. Menurut Hudaib dan Cooke (2005),
khususnya dimata pemegang saham , sehingga para perusahaan yang terancam bangkrut cenderung lebih
pemegang saham akan percaya bahwa kinerja sering berganti auditor dibandingkan yang tidak
perusahaan semakin baik dan akan terus berinvestasi bangkrut. Perusahaan yang mengalami financial
pada perusahaan tersebut (Fitriani dan Zulaikha, 214). distress cenderung menggunakan auditor dengan
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis kualitas yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya
yang dilakukan dengan cara membandingkan antara (Schwartz dan Mennon, 1985), dengan alasan untuk
nilai probabilitas dengan tingkat signifikansi, mendapatkan kepercayaan pemegang saham dan
diperoleh hasil sebesar 0,047 yang artinya lebih kecil mengurangi risiko litigasi (Nasser et al., 2006)
dari 0,05. Hasil ini sejalan dengan penelitian Fitriani Berdasarkan hasil pengujian
dan Zulaikha (2014), serta penelitian Nazri et al. sebelumnya, diperoleh nilai signifikansi untuk
hipotesis
(2012). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel financial distress sebesar 0,658 (lebih besar
semakin tinggi pertumbuhan perusahaan klien maka dari 0,05) artinya secara parsial financial distress tidak
tindakan auditor switching juga meningkat, hal ini berpengaruh terhadap auditor switching . Hasil
dilakukan untuk mendapatkan auditor yang dapat perhitungan tersebut tidak berhasil mendukung
pertumbuhan perusahaan, hipotesis yang diajukan, hal ini dapat disebabkan oleh
memenuhi tuntutan
meningkatkan reputasi perusahaan, mendapatkan biaya start up yang tinggi apabila perusahaan
kepercayaan pemegang saham, dan menarik mengganti auditornya, sedangkan kondisi perusahaan
para calon investor untuk berinvestasi. sedang tidak stabil. Hasil penelitian ini didukung oleh Putra (2014), hasil penelitiannya tidak mendukung
5. Kesimpulan, Keterbatasan Dan Saran
adanya pengaruh financial distress terhadap auditor
5.1 Kesimpulan
switching. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang Hasil penelitian ini tidak mendukung
telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan penelitian Dwiyanti dan Sabeni (2014); Fitriani dan
bahwa:
Zulaikha (2014); Gunady dan Mangoting (2013); dan
1. Opini audit, financial distress, dan pertumbuhan Liyani et al. (2015) yang menunjukkan bahwa
perusahaan
klien
secara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap auditor switching
5.3.1 Saran Akademis
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014
menambahkan beberapa variabel lainnya yang
2. Opini audit berpengaruh terhadap auditor diduga mempengaruhi auditor switching baik switching pada perusahaan manufaktur yang
dari faktor internal maupun eksternal. terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar 2014.
dapat memperluas objek penelitian, tidak
3. Financial distress tidak berpengaruh terhadap hanya pada perusahaan manufaktur saja. auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
5.3.2 Saran Praktis
2010-2014
1. Bagi perusahaan sebaiknya lebih berhati-hati
4. Pertumbuhan perusahaan klien berpengaruh dalam mengambil keputusan untuk melakukan terhadap auditor switching pada perusahaan
pergantian auditor.
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
2. Bagi calon investor, hendaknya sebelum Indonesia tahun 2010-2014
menanamkan modalnya pada perusahaan, terlebih dahulu memperhatikan laporan
keuanganyang diterbitkan perusahaan agar Penelitian
5.2. Keterbatasan
tidak salah dalam mengambil keputusan keterbatasan
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya sehingga diperoleh hasil yang lebih baik lagi di masa yang akan
Daftar Pustaka
datang, antara lain: Agusrianda, R. A. S. Surya, & D. Safitri. 2014.
1. Pemilihan variabel independen yang diduga Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi mempengaruhi auditor switching hanya dilihat
Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor dari tiga faktor saja yaitu opini audit, financial
Switching). Jom Fekon 1(2). distress, dan pertumbuhan perusahaan klien
Almilia, L. S., & Kristijadi. 2003. Analisis Rasio
2. Penelitian ini hanya meneliti pada perusahaan Keuangan untuk Memprediksi Kondisi manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Financial Distress Perusahaan Manufaktur Indonesia tahun 2010-2014, sehingga hasilnya
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal tidap dapat digeneralisasikan untuk perusahaan-
Akuntansi dan Auditing Indonesia 7(2). perusahaan lainnya yang terdaftar di Bursa Efek
Anderson, U., K. Kadous, & L. Konce. 2004. The Indonesia.
Role of Incentives to Manage Earnings and
3. Penelitian ini menggunakan data sekunder Quantification in Auditor’s Evaluations of sehingga tidak memperoleh persepsi langsung
Managements-Provided
Information. Auditing: A Journal of Practice & Theory.
dari pihak manajemen perusahaan, auditor, dan Aprillia, E. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang investor.
Mempengaruhi
Auditor Switching.
5.3 Saran
Accounting Analysis Journal 1(4). Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta
Brody, R. G., & S. A. Moscove. 1998. Mandatory beberapa kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian
Auditor Rotation. The National Public ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan agar
Accountant. Hlm. 32-5.
mendapatkan hasil yang lebih baik, antara lain: Cameran, M., D. D. Vicenzo, dan E. Merlotti. 2005. The Audit Firm Rotation Rule: A Review of The Literature. SDA Bocconi Research . http://ssrn.com .
Catanach, A., & P. Walker. 1999. The International
Gunady, F., & Y. Mangoting. 2013. Faktor-Faktor Debate over Mandatory Auditor Rotation: A
yang Mempengaruhi Keputusan Perusahaan conceptual Research Framework. Journal of
Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun International Accounting, Auditing and
2008-2012 Melakukan Pergantian KAP. Tax Taxation 8. Hlm. 43-66.
and Accounting Review 3(2). Chandegani, A. A., Z. M. Mohammed, & A. Jari.
Hair, Joseph F. Black, William C. Babin, Barry J. & 2011. The determinant Factors of Auditor
Anderson, Rolph E. 2006. Multivariate Data Switch among Companies Listed on Tehran th Analysis . 6
ed. New jersey: Pearson Prentice Stock Exchange. International Research
Hall.
Journal of Finance and Economics . Hendricson, H., dan R. Espahbodi. 1991. Second Chi, W., H. Huang, Y. Liao, & H. Xie. 2009.
Shopping, and Mandatory Audit Partner Rotation, Audit
Opinion,
Opinion
Independence. CPA Journal 61(6). Pp. 26-29. Quality, and Market Perception: Evidence