Rasio Solvabilitas Menurut Fahmi (2012:63), yaitu mengukur seberapa besar

  

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI

KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER

INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

  Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

  

ABSTRAK

Perkembangan dunia usaha menyebabkan tingginya persaingan, sehingga

perusahaan perlu menganalisis laporan keuangan. Berdasarkan tujuan penelitian untuk

menilai kinerja keuangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

adalah studi pustaka dan dokumentasi, dan teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis bersifat kualitatif. Dari hasil penelitian analisis laporan keuangan pada rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas kinerja perusahaan kurang baik, dan rasio

profitabilitas kinerja perusahaan baik.

  Kata Kunci: Analisis Laporan Keuangan, Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan.

  

ABSTRACT

Business development resulted in increased competition, so companies need to

analyze the financial statements. Based on research purposes to assess financial

performance. Data collection techniques used in this research is literature study and

documentation, and data analysis techniques used are the analysis is qualitative.

  

From the results of analysis of financial statements on liquidity ratio, solvency ratio,

activity ratio less good corporate performance, and profitability ratio good corporate

performance.

  Keywords: Financial Statement Analysis, Financial Performance, Financial Ratios.

  PENDAHULUAN

  Pada umumnya pasar bebas di dunia usaha, membuat setiap pelaku bisnis harus semakin cermat menyikapinya dengan pesaing. Perusahaan didirikan salah satunya untuk memperoleh laba yang optimal. Laba bukan hanya menjadi tolak ukur efektivitas kinerja perusahaan, tetapi laba juga penting untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Penerapan analisis laporan keuangan dalam perusahaan tentu akan berimbas pada meningkatnya kinerja keuangan secara otomatis sumber daya (resources) yang dimiliki perusahaan juga akan meningkat, karena ada upaya setelah mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan dan memperbaiki kelemahan- kelemahan tersebut. Untuk itu suatu perusahaan harus mengetahui kondisinya yaitu dengan menganalisis laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi, ada beberapa rasio yang digunakan diantaranya yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. Hasil analisis tersebut sangat penting bagi perusahaan, untuk melakukan perbaikan penyusunan rencana yang akan dilakukan di masa datang. Berdasarkan permasalahan diatas tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kinerja keuangan pada perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013.

  Laporan Keuangan Menurut Kartikahadi (2012:118), yaitu suatu penyajian yang terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Neraca Menurut Rudianto (2012:17), yaitu daftar yang menunjukkan posisi

  sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta informasi dari mana sumber daya diperoleh yang meliputi: aset, kewajiban, modal saham, dan laba ditahan.

  Laporan Laba Rugi Menurut Rudianto (2012:17), yaitu laporan yang

  menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama suatu periode akuntansi atau satu tahun. Secara umum, laporan laba rugi terdiri dari unsur pendapatan dan unsur beban usaha.

  Rasio Likuiditas Menurut Fahmi (2012:65), yaitu kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio Solvabilitas Menurut Fahmi (2012:63), yaitu mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai utang. Rasio Profitabilitas Menurut Fahmi (2012:80), yaitu mengukur efektivitas

  manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan, investasi, maupun modal.

  Rasio Aktivitas Menurut Fahmi (2012:177), yaitu mengambarkan sejauh mana

  suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki guna menunjang aktivitas perusahaan.

METODE PENELITIAN

  Pendekatan penelitian metode deskriptif penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder, sumber data sekunder di peroleh dari neraca dan laporan laba rugi tahun 2009-2013. Penelitian kinerja keuangan dilakukan dengan analisis laporan keuangan penulis batasi dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. Unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yaitu studi pustaka (library reseach) dan dokumentasi.

  Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis yang bersifat kualitatif, dimana data diperoleh akan dilakukan perhitungan :

  1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Menurut Fahmi (2012:66)

  a. Rasio Lancar (Current Ratio)

  b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

  2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) Menurut Fahmi (2012:72)

  a. Rasio Utang atas Harta (Debt to Asset Ratio)

  b. Rasio Utang atas Modal (Debt to Equity Ratio)

  3. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Menurut Fahmi (2012:81)

  a. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

  b. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Invesment)

  c. (Return on Equity)

  4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Menurut Fahmi (2012:77)

  a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

  b. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) Menurut Kasmir (2009:176)

  c. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Dengan menggunakan analisis laporan keuangan akan tergambar suatu ringkasan laporan neraca dan laporan laba rugi selama periode yang bersangkutan. Tahap-tahap yang perlu dilaksanakan dalam analisis ini adalah membuat neraca dan laporan laba rugi, perbandingan antara beberapa periode yang berkaitan dan kemudian menganalisis dengan menggunakan rasio keuangan. Neraca perbandingan memberikan gambaran tentang perkembangan aktivitas keuangan perusahaan dari beberapa periode tersebut, sehingga dapat memperlihatkan kenaikan dan penurunan pada pos-pos yang tercantum dalam neraca yang diperbandingkan. Laporan Laba Rugi yaitu laporan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama suatu periode akuntansi atau satu tahun. Secara umum, laporan laba rugi terdiri dari unsur pendapatan dan unsur beban usaha.

  1. Likuiditas Tabel 1 PRESENTASE RASIO LANCAR ( CURRENT RATIO) Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Aset Lancar 3,598,793 3,748,130 4,446,219 5,035,962 5,862,939 Utang Lancar 3,454,869 4,402,940 6,474,594 7,535,896 8,419,442 Current Ratio 104.17% 85.13% 68.67% 66.83% 69.64%

  Sumber : Peneliti (2015)

  Tabel 2 PRESENTASE RASIO CEPAT ( QUICK RATIO) Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Aset Lancar 3,598,793 3,748,130 4,446,219 5,035,962 5,862,939 Persediaan 1,340,036 1,574,060 1,812,821 2,061,899 2,084,331 Utang Lancar 3,454,869 4,402,940 6,474,594 7,535,896 8,419,442 Quick Ratio 65.38% 49.38% 40.67% 39.47% 44.88% Sumber : Peneliti (2015)

  2. Rasio Solvabilitas Tabel 3 PRESENTASE RASIO UTANG ATAS HARTA ( DEBT TO ASSET RATIO) Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Total Utang 3,776,415 4,652,409 6,801,375 8,016,614 9,093,518 Total Aset 7,484,990 8,701,262 10,482,312 11,984,979 13,348,188 Debt to Asset

50.45% 53.47% 64.88% 66.89% 68.13%

Ratio

  Sumber : Peneliti (2015) Tabel 4 PRESENTASE RASIO UTANG ATAS MODAL ( DEBT TO EQUITY RATIO) Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Total Utang 3,776,415 4,652,409 6,801,375 8,016,614 9,093,518 Total Modal 3,708,575 4,048,853 3,680,937 3,968,365 4,254,670 Sendiri Debt to Equity 101.83% 114.91% 184.77% 202.01% 213.73% Ratio

  Sumber : Peneliti (2015)

  3. Rasio Profitabilitas Tabel 5 PRESENTASE MARGIN LABA BERSIH ( NET PROFIT MARGIN) Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Laba Setelah

3,043,354 3,384,648 4,164,304 4,839,145 5,352,625

Pajak

  Penjualan

18,246,872 19,690,239 23,469,218 27,303,248 30,757,435

Net Profit

  

16.68% 17.19% 17.74% 17.72% 17.40%

Margin Sumber : Peneliti (2015)

  Tabel 6 PRESENTASE HASIL PENGEMBALIAN INVESTASI ( RETURN ON INVESMENT) Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Laba Setelah 3,043,354 3,384,648 4,164,304 4,839,145 5,352,625 Pajak Total Aset 7,484,990 8,701,262 10,482,312 11,984,979 13,348,188 Return on

40.66% 38.90% 39.73% 40.38% 40.10%

Invesment

  Sumber : Peneliti (2015) Tabel 7 PRESENTASE HASIL PENGEMBALIAN EKUITAS ( RETURN ON EQUITY) Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Laba Setelah 3,043,354 3,384,648 4,164,304 4,839,145 5,352,625 Pajak Modal Sendiri 3,708,575 4,048,853 3,680,937 3,968,365 4,254,670 Return on 82.06% 83.60% 113.13% 121.94% 125.81% Equity

  Sumber : Peneliti (2015)

  4. Rasio Aktivitas Tabel 8 PRESENTASE PERPUTARAN PERSEDIAAN

INVENTORY TURNOVER)

  ( Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Harga Pokok

9,200,878 9,485,274 11,462,805 13,414,122 14,978,947

Penjualan

  Persediaan

1,340,036 1,574,060 1,812,821 2,061,899 2,084,331

Inventory

  

686.61% 602.60% 632.32% 650.57% 718.64%

Turnover Sumber : Peneliti (2015)

  Tabel 9 PRESENTASE PERPUTARAN TOTAL ASET (TOTAL ASSETS TURNOVER) Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Penjualan 18,246,872 19,690,239 23,469,218 27,303,248 30,757,435 Total Aset 7,484,990 8,701,262 10,482,312 11,984,979 13,348,188 Total Assets

243.78% 226.29% 223.89% 227.81% 230.42%

Turnover

  Sumber : Peneliti (2015)

  Tabel 10 PRESENTASE PERPUTARAN PIUTANG ( RECEIVABLE TURNOVER) Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Penjualan 18,246,872 19,690,239 23,469,218 27,303,248 30,757,435 Piutang 1,345,255 1,348,173 2,188,280 2,666,875 3,441,068 Receivable 1356.39% 1460.51% 1072.50% 1023.79% 893.83% Turnover Sumber : Peneliti (2015)

  Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh penulis pada pembahasan bisa kita nilai bagaimana kinerja perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia melalui rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, serta rasio aktivitas dengan menyesuaikan data hasil analisis yang ada dengan landasan teori yang telah diambil. Hasil dari analisis kinerja keuangan melalui rasio-rasio diatas bisa dirangkum dalam tabel dibawah ini. Kinerja rasio likuiditas kurang baik, rasio solvabilitas kurang baik, rasio profitabilitas baik, dan rasio aktivitas kurang baik.

  Tabel 11

IKHTISAR RASIO KEUANGAN PT. UNILEVER

  INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Rasio 2009 2010 2011 2012 2013 Keterangan Current Ratio 104.17% 85.13% 68.67% 66.83% 69.64% Kurang Baik Quick Ratio 65.38% 49.38% 40.67% 39.47% 44.88% Kurang Baik Kurang Baik Debt to Asset Ratio 50.45% 53.47% 64.88% 66.89% 68.13% Debt to Equity Ratio 101.83% 114.91% 184.77% 202.01% 213.73% Kurang Baik Net Profit Margin 16.68% 17.19% 17.74% 17.72% 17.40% Kurang Baik Baik Return on Invesment 40.66% 38.90% 39.73% 40.38% 40.10% Return on Equity 82.06% 83.60% 113.13% 121.94% 125.81% Baik Inventory Turnover 6.87% 6.03% 6.32% 6.51% 7.19% Kurang Baik Total Assets Turnover 2.44% 2.26% 2.24% 2.28% 2.30% Baik Receivable Turnover 13.56% 14.61% 10.73% 10.24% 8.94% Kurang Baik Sumber : Peneliti (2015)

  Dari Tabel 11, bisa kita lihat kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk. di Bursa Efek Indonesia selama lima periode berturut. Bila dilihat dari rasio likuiditas dan solvabiltas memang kurang baik karena jumlah modal serta aset lancar yang dimiliki perusahaan belum bisa menutupi seluruh utang lancar yang dimilikinya, sehingga menimbulkan asumsi jika perusahaan harus menjual saham atau obligasi serta meningkatkan penjualan bila ingin melunasi seluruh hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjangnya. Hal ini dikarenakan perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan publik yang artinya sebagian dari sahamnya memang dimiliki oleh umum. Oleh sebab itu jumlah modal yang dimiliki sendiri memang tidak begitu besar. Bila dilihat dari rasio profitabilitas margin laba bersih (net profit margin) dikatakan kurang baik, karena rendahnya laba setelah pajak dan penjualan. Hasil pengembalian investasi (return on invesment) perusahaan dapat dikatakan baik, karena investasi yang yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai yang diharapkan. Hasil pengembalian ekuitas (return on equity) perusahaan dapat dikatakan baik karena perusahaan mampu mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba atas ekuitas. Bila dilihat dari rasio aktivitas perputaran persediaan dan perputaran piutang dikatakan kurang baik, karena rendahnya penjualan. Perputaran total aset dapat dikatakan baik, karena perusahaan dapat menggunakan total aset atas penjualan dengan baik.

  Pada rasio likuiditas standart current ratio (rasio lancar) yaitu 200%, dan quick

  

ratio (rasio cepat) yaitu 150%. Pada rasio solvabilitas standart debt to asset ratio (rasio

  utang atas harta) yaitu di bawah 35%, dan debt to equity ratio (rasio utang atas modal) yaitu di bawah 90%. Pada rasio profitabilitas standart net profit margin rasio (margin laba bersih) yaitu 20%, return on investment (rasio hasil pengembalian investasi) yaitu 30%, dan return on equity (rasio hasil pengembalian modal) yaitu 40%. Pada rasio aktivitas standart inventory turnover (rasio perputaran persediaan) yaitu 20 kali, total asset

  

turnover (rasio perputaran aset) yaitu 2 kali, dan receivable turnover (rasio perputaran

piutang) yaitu 15 kali.

  Sumber : PT. Unilever Indonesia Tbk. di Bursa Efek Indonesia Gambar 1 GRAFIK IKHTISAR RASIO KEUANGAN PT. UNILEVER

INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA SIMPULAN DAN SARAN

  Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam kinerja perusahaan, maka akan dikemukakan simpulan dan saran sebagai berikut :

  Simpulan

  1. Rasio Likuiditas perusahaan dari tahun 2009 sampai tahun 2013 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan berfluktuasi dan tidak stabil, karena kewajiban lancar lebih besar dari aset lancar. Hal ini berarti perusahaan belum bisa menutup kewajiban lancar dengan aset lancar yaitu illikuid.

  2. Rasio Solvabilitas dari tahun 2009 sampai tahun 2013 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan mengalami kenaikan kewajiban. Hal ini berarti semakin besar perusahaan didanai utang, sehingga besar tingkat resiko perusahaan untuk membayar utang.

  3. Rasio Profitabilitas dari tahun 2009 sampai tahun 2013 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan, khususnya rasio margin laba bersih befluktuasi dan tidak stabil. Hal ini berarti kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pengembalian investasi dan pengembalian ekuitas cukup baik, tetapi untuk menghasilkan margin laba bersih masih kurang baik.

  4. Rasio Aktivitas dari tahun 2009 sampai tahun 2013 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan, khususnya rasio perputaran persediaan dan perputaran piutang berfluktuasi dan tidak stabil. Hal ini berarti kemampuan perusahaan untuk menghasilkan rasio perputaran total aset cukup baik, tetapi untuk menghasilkan rasio perputaran persediaan dan perputaran piutang masih kurang baik.

  Saran

  1. Kinerja perusahaan rasio likuiditas yang berfluktuasi dan tidak stabil, karena kewajiban lancar lebih besar dari aset lancar. Dengan demikian sebaiknya perusahaan meningkatkan aset dan mengurangi hutang, sehingga perusahaan akan mampu mempertahankan aset lancarnya dengan cara penjualan saham atau penjualan obligasi yang dapat di manfaatkan untuk mengurangi hutang lancar.

  2. Kinerja perusahaan rasio solvabilitas yang mengalami kenaikan kewajiban, ini berarti semakin besar resiko perusahaan untuk membayar hutang. Dengan demikian sebaiknya perusahaan melakukan kombinasi dari masing-masing dana harus dipertimbangkan agar tidak membebani perusahaan. Melakukan penambahan aset dan mengurangi hutang yang ada yaitu dengan tambahan modal sendiri. Dengan kata lain penggunaan dana yang bersumber dari pinjaman harus dibatasi dan memaksimalkan pengelolaan modal dan aset.

  3. Kinerja perusahaan rasio profitabilitas yang berfluktuasi dan tidak stabil atas margin laba bersih. Dengan demikian sebaiknya perusahaan melakukan penambahan kapasitas produksi, sehingga peluang untuk meningkatkan laba dimasa datang terbuka lebar. Selain itu yang harus diperhatikan adalah menekan biaya produksi dan beban operasional perusahaan. Manajemen perusahaan juga harus lebih meningkatkan pengendalian terhadap pengeluaran biaya pada masing- masing devisi atau unit. Perusahaan harus dapat mempertahankan hasil pengembalian investasi dan hasil pengembalian ekuitas, supaya perusahaan memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan perusahaan.

  4. Kinerja perusahaan rasio aktivitas yang berfluktuasi dan tidak stabil, karena penjualan atas persediaan dan piutang. Dengan demikian perusahaan harus meningkatkan penjualan agar persediaan segera terjual dan tidak terjadi penumpukan persediaan, dengan melakukan program penjualan dan pemasaran, misalkan pemasangan iklan di truk, bus, media cetak, dan elektronik secara intensif. Untuk menyeimbangkan biaya atas usaha peningkatan penjualan produk tersebut, perusahaan harus menekan biaya lainnya misalkan berinovasi dalam pemilihan bahan baku, alternative untuk berproduksi, program penghematan listrik untuk mengurangi konsumsi daya listrik per ton produksi dan mengurangi aset yang kurang produktif. Perusahaan sebaiknya memperkecil piutang dengan cara penjualan tunai.

  5. Peneliti selanjutnya bisa menggunakan beberapa perusahaan sejenis untuk perbandingan kinerja antar perusahaan dan juga dapat meneliti rasio-rasio lain yang belum peneliti lakukan seperti: rasio kas, rasio perputaran kas, rasio laba kotor, rasio laba operasi, rasio perputaran aktiva tetap.

  

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham 2012, Pengantar manajemen, Alfabeta, Bandung.

  Kartikahadi, Hans 2012, Akuntansi keuangan SAK berdasarkan berbasis IFRS, Salemba Empat, Jakarta. Kasmir 2009, Analisis laporan keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Rudianto 2012, Pengantar akuntansi : Konsep dan teknik penyusunan laporan keuangan , Erlangga, Jakarta.