CASE STUDY OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION LABORATORY (PAI LABORATORY) AT SMAN 3 BANDUNG Achmad Dudin

STUDI KASUS LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 3 BANDUNG CASE STUDY OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION LABORATORY (PAI LABORATORY) AT SMAN 3 BANDUNG

Achmad Dudin

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kemeneterian Agama RI. Jl. M.H. Thamrin No. 6, Jakarta Pusat editor: achmad.dudin@gmail.com

Naskah Diterima: 17 Maret 2018; Direvisi: 6 April 2018; Disetujui: 29 April 2018

Abstract

Islamic Religious Education (Pendidikan Agama Islam /PAI) is provided by following the guidance that religion shall be taught to human beings with a vision of manifesting pious people who only afraid of Allah SWT and have noble morality, and aims to produce people who are honest, fair, virtuous, ethical, respectful, disciplined, harmonious and productive, both personally and socially. The demands of such vision promote the development of PAI laboratory in accordance with the relevant education level. This study aims to evaluate the PAI laboratory at schools from the point of view of standard level, utilization, assessment of learners and determinants of PAI laboratory management. The method deployed in this research is qualitative evaluative through a case study carried out at SMAN 3 Bandung commenced as of July until December 2016. The research findings indicate that the PAI laboratory of SMAN 3 Bandung has reached an adequate level of standard and utilization in the management of the said PAI laboratory. This can be understood by the existence of positive assessment by the students and some supports delivered for management factors of the PAI laboratory of SMAN 3 Bandung. Furthermore, in this study, it is recommended the need of maintaining and improving the level of standard, utilization, and supporting factors of PAI laboratory management, in order for it to function effectively and optimally.

Keywords: Laboratory; management; religious education; standard

Abstrak

Pendidikan Agama Islam (PAI) diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya laboratorium PAI sesuai dengan jenjang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi laboratorium PAI di sekolah dilihat dari tingkat standar, pemanfaatan, penilaian peserta didik dan faktor penentu pengelolaan laboratorium PAI. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif evaluatif, dengan studi kasus di SMAN 3 Bandung pada bulan Juli hingga Desember 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laboratorium PAI SMAN 3 Bandung telah mencapai tingkat standar, dan pemanfaatan yang memadai dalam pengelolaan laboratorium PAI. Hal itu dapat di pahami dengan adanya penilaian yang positif dari siswa dan dukungan terhadap faktor pengelolaan laboratorium PAI SMAN 3 Bandung. Selanjutnya dalam penelitian ini direkomendasikan perlunya mempertahankan dan meningkatkan tingkat standar, pemanfaatan, dan faktor pendukung pengelolaan laboratorium PAI, agar fungsinya efektif dan lebih maksimal.

Kata kunci: Laboratorium; Pendidikan agama; Pengelolaan; Standar

STUDI KASUS LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 3 BANDUNG

PENDAHULUAN

Pengelolaan pembelajaran PAI melalui laboratorium kiranya dapat menghasilkan

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa

tahun 2007, dijelaskan bahwa pendidikan untuk dapat menguasai materi pelajaran,

agama merupakan pendidikan yang mem- mempraktekkan dan pembiasaan sikap yang berikan pengetahuan dan membentuk sikap, baik bagi siswa. Melalui laboratorium PAI, kepribadian, dan keterampilan peserta didik siswa dapat berinteraksi dengan berbagai alat dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui yang dapat diamati secara langsung dan mata pelajaran/kuliah pada semua jalur,

1 membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan

Pengelolaan laboratorium PAI di sekolah perlu agama ini sekurang-kurangnya dilaksanakan

diperhatikan kualitas pengelolaannya, dilihat melalui mata pelajaran ataupun kuliah pada

dari tingkat stardar pengelolaannya, pe- semua jurusan, semua jenjang, serta semua

manfaatan, dan faktor penentu pengelolaan jenis pendidikan. Manfaat pendidikan agama

laboratorium PAI.

sangat besar bagi terciptanya nila-nilai serta Dalam kenyataan laboratorium di

norma-norma kebaikan yang berlandaskan sekolah sangat dibutuhkan dalam mendukung

ajaran agama dalam setiap pribadi warga keberhasilan pembelajaran. Hasil penelitian

negara. Secara umum nilai-nilai ini sangat Bait al Ta’mirul Khikmah tahun 2011 penting dalam kehidupan agar tercipta negara

2 menyebutkan bahwa laboratorium biologi Indonesia yang makmur, adil, dan sejahtera.

Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Tegal Agar

memiliki daya dukung yang baik (71%) dalam memberikan pengetahuan, membentuk sikap, menunjang KTSP. 4 Hasil penelitian Rizka

kepribadian, dan keterampilan peserta didik Maratush Sholihah tahun 2013 menyebutkan

dalam mengamalkan ajaran agamanya, maka bahwa laboratorium kimia di SMA Negeri se- dalam implementasinya perlu dikelola dengan kota Yogyakarta dimanfaatkan secara efektif sebaik-baiknya,

diantaranya

melalui

dalam pembelajaran kimia. Laboratorium di- laboratorium

gunakan dengan baik pada pembelajaran kimia merupakan tempat belajar mengajar melalui

dengan frekuensi pemanfaatan laboratorium media praktikum yang dapat menghasilkan

hasil penelitian pengalaman belajar dimana para siswa dapat

66,67%. 5 Selanjutnya

Nurhidayah Tusiyam tahun 2011 menyebutkan berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan

bahwa Pemanfaatan laboratorium Biologi kelas untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat

XI IPA Semester 1 di MAN Kendal sangat diamati secara langsung dan membuktikan

dibutuhkan dalam pembelajaran biologi dalam sendiri sesuatu yang dipelajari. Pengelolaan kegiatan praktikum, namun pemanfaatan laboratorium PAI boleh dibilang barang

laboratorium biologi dalam kegiatan praktikum langka, bila dibandingkan dalam pengelolaan

belum maksimal untuk mencapai standar laboratorium IPA dan Bahasa. Menurut

kompetensi pelajaran Biologi kelas XI IPA Haidar, pendidikan agama Islam membutuhkan Semester 1di MAN Kendal. 6

sarana dan fasilitas. Bila ada laboratorium IPA, laboratorium Biologi, laboratorium bahasa,

maka sekolah juga membutuhkan laboratorium 4 Baeti Ta’mirul Khikmah. 2011. “Daya dukung

3 agama di samping adanya masjid. laboratorium Biologi Madrasah Aliyah Negeri Di

Kabupaten Tegal dalam Menunjang Pelaksanaan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) ”, Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, h. vi.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 5 Rizka Maratush Sholihah. 2013. “Efektifitas tentang pendidikan Agama dan Keagamaan, Bab I

Pemanfaatan Laboratorium dalam Pembelajaran kimia Ketentuan Umum, Pasal 1.

di SMAN Se Kota Yogyakarta Tahun Ajaran 2 Adi Kategones. 2017. Pengertian dan Manfaat

2012/2013”. Skripsi, Fakultas sain dan Teknologi UIN Pendidikan Agama , dalam: http://dbagus.com/pengerti

Sunan Kalijogo.

an-dan-manfaat-pendidikan-agama (diakses 28 Desem- 6 Siti Nur Hidayah Tusiyam., 2011.”Pemanfaatan ber 2017).

untuk mencapai Standar 3 Haidar Putra Daulay dan Nurgayapasa. 2012.

Laboratorium

Biologi

Kompetensi Pembelajaran Biologi KelasXI IPA Pendidikan Islam Dalam mencerdaskan bangsa. Jakarta:

Semester I di MAN Kendal”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Rineka Cipta, h. 39.

IAIN Walisongo, 2011.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 64

ACHMAD DUDIN

Hasil penelitian tersebut menunjukkan mulia, dan kualitas beribadah; dan (3) bahwa laboratorium mempunyai kemanfaatan

Memberi keterampilan dan pelatihan mengajar yang baik untuk mendukung pembelajaran.

bagi guru PAI dengan media Teknologi Adapun bagaimana model pemanfaatan

Informasi dan Komunikasi (TIK). Adapun laboratorium PAI penting dilakukan penelitian.

pemanfaatan laboratorium PAI dalam Dengan penelitian akan diketahui sejauhmana

peraturan menteri disebutkan sebagai: (1) sekolah telah memanfaatkan laboratorium PAI

Penunjang kegiatan pembelajaran PAI; (2) sebagai wujud perhatian terhadap pengelolaan

Sarana visualisasi konsep-konsep agama Islam; laboratorium PAI di sekolah sesuai amanat

(3) Sarana praktik pembelajaran agama Islam; Menteri

(4) Model imitasi pelaksanaan ibadah; dan (5) laboratorium PAI telah diatur dalam

Pengolahan bahan dakwah. Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 211

Laboratorium PAI di sekolah harus Tahun 2011 yang membahas tentang Pedoman

kelola dengan baik agar dapat mempermudah Pengembangan Standar Nasional PAI pada

pembelajaran PAI yang dapat menghasilkan Sekolah.

pengalaman belajar yang dibutuhkan peserta Dalam ketentuan Laboratorium PAI di

didik baik dalam bentuk pembiasaan sikap, sekolah, sebagaimana tertuang dalam KMA

mempraktekkan ajaran agama, termasuk tersebut, disebutkan bahwa, sekolah harus

penguasaan materi PAI melalui multi media, menyediakan

dan lain lain dalam rangka membantu pen- Pendidikan Agama Islam yang berfungsi

prasarana

Laboratorium

capaian prestasi belajar peserta didik sesuai sebagai tempat peserta didik untuk mencari

yang diharapkan, baik prestasi akademik informasi digital tentang Islam dan me-

maupun prestasi non akademik peserta didik. laksanakan praktek keterampilan keagamaan,

Dengan pengelolaan laboratorium PAI yang dan kegiatan lainnya yang mendukung

dapat memenuhi peraturan menteri tersebut, pembelajaran PAI, baik berbentuk kegiatan

maka keberadaan laboratorium PAI akan dapat intra kurikuler maupun ekstrakurikuler.

meningkatkan mutu pendidikan agama Islam Prasarana Laboratorium Pendidikan Agama

di sekolah. Oleh karena itu pengelolaan Islam merupakan bangunan/ruangan yang di-

laboratorium PAI secara professional di sediakan khusus untuk keperluan tersebut di

sekolah merupakan hal strategis dilakukan atas. Luas minimum bangunan prasarana

untuk meningkatkan mutu pembelajaran PAI ibadah adalah 56 m 2 (8x7 m), kedap suara,

yang lebih baik.

beralaskan karpet, daya listrik minimal 900 Berdasarkan pemahaman baik dari hasil watt, dan dilengkapi sarana-sarana tertentu

penelitian

menunjukkan bahwa yang harus dimiliki laboratorium PAI. 7 laboratorium mempunyai kemanfaatan yang

yang

Dilihat dari tingkat kebermanfaatan, baik untuk mendukung pembelajaran, dan Laboratorium Pendidikan Agama Islam di

keberadaan laboratorium PAI di sekolah yang Sekolah menurut keputusan menteri tersebut

sejak tahun 2011 telah diatur dalam PMA, harus difungsikan untuk: (1) Mendukung

maka untuk melihat sejauhmana laboratorium proses pembelajaran PAI dalam meningkatkan

PAI telah diselenggarakan di sekolah dilihat keimanan melalui pemberian, pemupukan, dan

dari tingkat standar, pemanfaatan, penilaian pengembangan pengetahuan, penghayatan,

peserta didik dan faktor penentu pengelolaan pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman

laboratorium PAI, kiranya penting dilakukan peserta didik tentang Agama Islam sehingga

penelitian. Dengan penelitian ini akan di- menjadi manusia muslim yang terus meningkat

mana sekolah telah keimanan dan ketakwaannya kepada Allah

ketahui

sejauh

menyelenggarakan laboratorium PAI sebagai SWT; (2) Menyediakan alat peraga dan

wujud perhatian terhadap pengelolaan laboratorium untuk melengkapi metode dan

laboratorium PAI di sekolah sesuai amanat strategi penguatan akidah, pembiasaan akhlak

Menteri Agama.

Rumusan Masalah penelitian ini adalah

sejauh mana laboratorium PAI telah di-

Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun

2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional

selenggarakan di sekolah dilihat dari tingkat

Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. (Jakarta:

standar, pemanfaatan, penilaian peserta didik

Kementerian Agama, 2011).

65 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X

STUDI KASUS LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 3 BANDUNG

dan faktor penentu pengelolaan laboratorium yang akan menentukan perolehan dan PAI.

penyediaan informasi; (2) memperoleh Penelitian ini bertujuan untuk meng-

informasi yang diperlukan; (3) menyampaikan evaluasi laboratorium PAI di sekolah (SMAN

informasi tersebut kepada mereka yang akan

3 Bandung) dilihat dari tingkat standar, pe- 10 membuat keputusan. Adapun dalam studi ini manfaatan, penilaian peserta didik dan faktor

bertujuan mengevaluasi laboratorium, terutama penentu pengelolaan laboratorium PAI.

evaluasi terhadap laboratorium PAI di sekolah. Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk

Dari pemahaman tersebut di atas dapat bahan masukan kebijakan yang dapat

dinyatakan bahwa yang dimaksud evaluasi meningkatkan mutu pembelajaran PAI di

dalam penelitian ini adalah penilaian tentang sekolah melalui pengelolaan laboratorim PAI

keadaan atau prosedur-prosedur rencana, secara professional. Hasil penelitian ini juga

program dan atau produk dari laboratorium bermanfaat untuk para pimpinan dan guru

PAI di sekolah, untuk selanjutnya dilakukan pendidikan agama Islam di sekolah dalam

analisis terhadap temuan-temuan sebagai peningkatan mutu pengelolaan laboratorim

bahan pertimbangan untuk pengambilan PAI di sekolah.

keputusan atau alternative kebijakan, terutama untuk peningkatan kualitas pembelajaran PAI.

Kerangka Teori

Dalam upaya peningkatan kualitas Studi evaluasi merupakan proses

pembelajaran, sangat diperlukan laboratorium pengumpulan data secara ilmiah yang hasilnya

sebagai tempat berlatih dan untuk mengadakan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

percobaan serta pengamatan. Laboratorium untuk

memiliki peranan dalam proses pembelajaran, menentukan alternatif kebijakan. Evaluasi

yaitu laboratorium untuk mengembangkan sendiri merupakan proses analisa sejumlah

kemampuan berfikir, karena hal itu berarti rencana dengan maksud untuk mem-

laboratorium telah dijadikan sebagai wahana

bandingkan kekuatan dan kelemahannya dan untuk learning how to learn. temuan-temuan tersebut dianalisa dengan

Laboratorium penting bagi suatu kerangka kerja yang logis. Esensi evaluasi

lembaga pendidikan, dengan beberapa alasan: adalah membuat taksiran melalui perbandingan

(1) Keaktifan seorang peserta didik tidak akan kekuatan dan kelemahan pelaksanaan suatu

bisa terwujud tanpa adanya media, dan media kegiatan. 8 Worthen mengemukakan garis besar

tersebut adalah laboratorium; (2) Kegiatan- tujuan evaluasi sebagai berikut: (1) mengetahui

kegiatan yang berpusat pada pengembangan prosedur-prosedur perencanaan program, dan

keterampilan proses, keterampilan motorik, atau produk; (2) meningkatkan prosedur-

dan pembentukan sikap ilmiah (khususnya prosedur, program-program dan atau produk

pengembangan minat untuk melakukan yang telah ada; (3) menilai keadaan atau

penyidikan, penelitian-penelitian lingkungan prosedur-prosedur rencana, program dan atau

dan minat untuk mempelajari alam secara produk. 9 mendalam) tidak akan bisa terwujud tanpa

Langkah-langkah penelitian evaluasi adanya laboratorium; dan (3) Sikap mandiri menurut Stufflebeam, adalah: (1) melukiskan

peserta didik dalam memahami pelajaran atau menggambarkan aktivitas yang dievaluasi,

hanya bisa dibangun dengan adanya keputusan tentang aktifitas yang akan di-

laboratorium. Dengan melihat begitu banyak- jalankan, informasi yang diperlukan untuk

nya manfaat laboratorium, maka bisa dibilang melayani keputusan tersebut, dan kebijakan

memiliki laboratorium adalah keniscayaan bagi setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain, saat ini keberadaan laboratorium bisa dibilang

George I Sanchez.

Educational

Psychology. Texas: College of Educational The

University of Texas, h. 2. Daniel, L Stufflebeam. 1977. Educational 9 Blaine R. Worthen dan James R. Sanders. 2011.

Evaluation Decision Making. Itasca. Illinois: F.E. A highly esteemed and comprehensive overview of

PeacockPubliser, Inc, h. 215.

program evaluation that covers common approaches, 11 Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains models, and methods. Western Michigan University;

Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: Utah State University, h.6.

UNNES Pres, cet. 1, h. 35.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 66

ACHMAD DUDIN

sebagai sebuah tuntutan seiring dengan

adalah tempat perkembangan

dalam

penelitian ini

pembelajaran melalui media praktikum yang pengembangan kurikulum yang semakin

dapat menghasilkan pengalaman belajar kompleks. 12 dimana para siswa dapat berinteraksi dengan

berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi pengertian, diantaranya, dalam Kamus Besar

gejala-gejala yang dapat diamati secara Bahasa

langsung dan membuktikan sendiri sesuatu laboratorium adalah tempat atau kamar dan

yang dipelajari. Diantara laboratorium yang sebagainya yang dilengkapi dengan peralatan

dikelola di sekolah adalah laboratorium untuk mengadakan percobaan (peyelidikan dan

pendidikan agama Islam (PAI). sebagainya). 13 Menurut Direktorat Pendidikan Dalam pemahaman istilah, pendidikan

Menengah Umum, laboratorium adalah tempat agama Islam ialah usaha bimbingan terhadap melakukan percobaan dan penyelidikan.

anak didik agar kelak setelah selesai pen- Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan

didikannya dapat memahami serta menghayati tertutup, 17 kamar, atau ruangan terbuka, ajaran-ajaran islam. Marimba, mendefinisi-

misalnya kebun. Dalam pengertian yang kan Pendidikan Agama Islam sebagai terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang

pendidikan jasmani dan rohani didasarkan tertutup tempat melakukan percobaan dan

pada hukum-hukum agama Islam menuju penyelidikan.

terbentuknya kepribadian utama menurut Mustopha sebagaimana dikutip Anonim 18 ukuran Islam. Menurut Ahmadi, Pendidikan

bahwa laboratorium merupakan tempat riset Agama Islam adalah suatu usaha yang lebih ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun

dikhususkan untuk mengembangkan fitrah pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium

keagamaan subyek didik agar lebih me- biasanya dibuat untuk memungkinkan di-

mahami, menghayati dan mengamalkan ajaran- lakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara 19 ajaran Islam.

terkendali. 14 Menurut Widyarti, “laboratorium Pendidikan agama Islam adalah usaha adalah suatu ruangan tempat melakukan

sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang

meyakini, memahami, menghayati dan meng- oleh adanya seperangkat alat-alat laboratorium

amalkan agama Islam melalui kegiatan serta adanya infrastruktur laboratorium yang

bimbingan, pengajaran dan atau latihan untuk lengkap”. 15 Wirjosoemarto dkk, menjelaskan saling menghormati antar internal umat

bahwa pada konteks proses belajar mengajar beragama dan antar umat beragama, sehingga sains di sekolah-sekolah seringkali istilah

masyarakat guna laboratorium 20 diartikan dalam pengertian mewujudkan persatuan nasional.

tercipta

kerukunan

sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya Berdasarkan beberapa definisi tersebut di terdapat sejumlah alat-alat dan bahan

atas, maka dapat dianalisis bahwa Pendidikan praktikum”. 16 Agama Islam merupakan mata pelajaran atau

Dari pemahaman teori tersebut dapat bidang studi agama Islam yang diselenggara- dipahami bahwa yang dimaksud laboratorium

kan di jenjang pendidikan sekolah sebagai salah satu kurikulum wajib bagi peserta didik

12 Richard Decaprio. 2013. Tips Mengelola

muslim. Pelajaran ini berusaha untuk mem-

Laboratorium Sekolah. Yogjakarta: DIVA press, h. 20-

berikan bimbingan terhadap peserta didik

menuju terbentuknya kepribadian utama, yaitu

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, edisi ke-3, h. 621.

Saleh. 1976. Didaktik Fungsi Laboratorium. dalam https://wanmustafa.word

14 Mustopha Awan. 2000. Pengertian dan

17 Abdul

Rahman

Pendidikan Agama. Jakarta: Bulan Bintang, hh. 19-20. press.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratori

18 Marimba, AD. 1989. Pengantar Filsafat um/, diakses, 28 Desember 2017.

Pendidikan Islam. Bandung: Al- Ma’arif, h. 23. 15 Widyarti.

19 Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Laboratorium Biologi (Bahan. Pelatihan Manajemen.

Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media, h. 20. Laboratorium, Biologi, UNP), h. 1.

20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. 16 Wirjosoemarto.K,

Kurikulum Sekolah Menengah Umum Mata Pelajaran Laboratorium . JICA: IMSTEP, h. 40.

Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Depdikbud, h.1.

67 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X

STUDI KASUS LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 3 BANDUNG

lebih memahami, menghayati dan meng- tentang agama Islam sehingga menjadi amalkan ajaran agama Islam.

manusia muslim yang terus berkembang Dalam implementasi pendidikan agama

keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah Islam di sekolah agar dapat dikelola dengan

SWT; dan (2) Menyediakan alat peraga dan sebaik-baiknya, terutama dalam upaya pem-

laboratorium dalam rangka memperkuat bentukan sikap, kepribadian, dan keterampilan

mulia, memperluas peserta didik dalam mengamalkan ajaran 23 pengetahuan agama dan rajin beribadah.

aqidah, berkahlak

agamanya, disamping pengetahuan agama Laboratorium PAI ini berfungsi untuk peserta didik maka dalam pengelolaannya

menunjang kegiatan-kegiatan dalam pem- diperlukan laboratorium PAI di sekolah.

belajaran PAI secara efektif, diantaranya Laboratorium PAI mempunyai bebrapa

melalui penggunaan peralatan Micro Teaching pengertian, yaitu menurut Haidar, laboratorium

dan ruang belajar untuk praktek keagamaan. pendidikan agama Islam merupakan ruangan

Secara umum fungsi semua laboratorium PAI khusus yang ditata dengan baik dengan

adalah: (a) sebagai tempat praktek keagamaan, bernuansa religius, misalnya musik, sajak,

(b) sebagai tempat penunjang kegiatan kelas. puisi religious dan video yang mengisahkan

Dengan adanya kegiatan pembalajaran di nuansa keberagamaan. Peserta didik secara

laboratorium, siswa dapat mengamati gejala- bergiliran pada hari-hari yang ditentukan

gejala yang terjadi dalam percobaan secara mengikuti pembelajaran di tempat tersebut. 21 langsung dan tidak hanya belajar menurut

Laboratorium PAI dapat dipahami sebagai teori-teori yang ada, (c) sebagai tempat suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi

display /pameran. Laboratorium PAI juga dapat dengan peralatan dan bahan-bahan berdasarkan

digunakan sebagai tempat pameran atau metode keilmuan tertentu untuk melakukan

display dari hasil-hasil percobaan atau percobaan ilmiah, penelitian, praktek pem-

penelitian yang telah dilakukan, agar memberi belajaran, kegiatan pengujian, dan produksi

gambaran lebih dan dapat memotivasi untuk bahan tertentu dalam hal kaitanya dengan

penelitian atau percobaan yang lebih baik, dan persoalan agama Islam. 22 (d) sebagai museum kecil.

Dari analisis teori tersebut di atas maka Laboratorium PAI di sekolah yang di- dapat dipahami bahwa bahwa yang dimaksud

butuhkan adalah laboratorium PAI yang laboratorium PAI dalam penelitian ini adalah

terstandar sesuai dengan Keputusan Menteri tempat atau bangunan tertentu yang di

Agama Nomor 211 Tahun 2011 tentang dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan

Pedoman Pengembangan Standar Nasional bahan-bahan PAI berdasarkan metode ke-

Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. ilmuan dan ditata agar peserta didik dapat

Lahirnya peraturan tertesbut didasarkan pada berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat

tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) diamati secara langsung dan membuktikan

yang berfungsi sebagai dasar dalam pe- sendiri sesuatu yang dipelajari.

rencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pen- Tujuan laboratorium Pendidikan agama

didikan dalam rangka mewujudkan pendidikan Islam menurut Ulin Nuha adalah (1)

nasional yang bermutu. SNP merupakan Mendukung proses pembelajaran PAI dalam

kriteria minimal untuk menjamin mutu pen- menumbuh kembangkan akidah melalui

didikan nasional dalam rangka mencerdaskan pemberian, pemupukan, dan pengembangan

kehidupan bangsa dan membentuk watak serta pengetahuan,

karakter bangsa yang bermartabat. Selanjutnya pembiasaan, serta pengalaman peserta didik

penghayatan,

pengamalan,

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007, dinyatakan bahwa pengelolaan pen-

Haidar Putra Daulay, dan Nurgayapasa. 2012.

didikan agama dan pendidikan keagamaan

Pendidikan Islam Dalam Mencerdaskan Bangsa. Jakarta: Rineka Cipta, h. 42.

23 Ulin Nuha. 2013. Standar laboratorium Laboratorium Pembelajaran Biologi di Madrasah

Ratna Sundari.

Evaluasi

Pemanfaatan

Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. Bab I”, dalam Aliyah

blogspot.com/2013/08/standar- http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/download/

Negeri se-Kabupaten

Sleman,

dalam http://ulinnuhatuban.

laboratorium-pendidikan-agama, diakses 28 Desember 1427/1215, diakses 28 Desember 2017.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 68

ACHMAD DUDIN

berada pada Kementerian Agama RI. Sebagai minimum bangunan prasarana ibadah adalah pengelola pendidikan agama, Kementerian 2 56 m (8x7 m), kedap suara, beralaskan karpet,

Agama berkewajiban menjamin

mutu

daya listrik minimal 900 watt, dan dilengkapi Pendidikan Agama di sekolah. 24 sarana Laboratorium PAI. Sarana laboratorium

Dalam rangka penyelenggaraan Pen- PAI meliputi perabot, peralatan pendidikan, didikan Agama Islam (PAI) yang bermutu dan

media pendidikan, perlengkapan prabot, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka

perlengkapan seni Islami, dan perlengkapan Kementerian Agama perlu membuat Ke-

lainnya.

putusan Menteri Agama, yaitu Keputusan Prasarana Laboratorium Pendidikan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011

Agama Islam dan sarana yang ada di sekolah tentang Pedoman Pengembangan Standar

dikelola oleh GPAI, dengan melibatkan unsur- Nasional Pendidikan Agama Islam pada

unsur lain yang ditetapkan oleh manajemen Sekolah. Pada Bab VIII tentang Pedoman

tertinggi SMA/SMK. Dalam menjalankan Pengemebangan Standar Sarana Prasarana

tugas pengelolaan prasarana Laboratorium Pendidikan Agama Islam pada SMA/SMK

Pendidikan Agama Islam, Guru Pendidikan tentang Laboratorium PAI di Sekolah. Dalam

Agama Islam bertanggungjawab kepada kepala peraturan tersebut, telah dijelaskan secara rinci

sekolah. Sekolah harus melakukan pemelihara- standar minimal laboratorium PAI di SMA.

an sarana dan prasarana Laboratorium Pen- Adapun standar laboratorium PAI di

didikan Agama Islam dengan menganggarkan SMA/SMK tersebut adalah sebagai berikut: 25 biaya pemeliharaan setiap tahun anggaran dan

Fungsi laboratorium Pendidikan Agama Islam menyediakan tenaga khusus. Adapun pe- di Sekolah berfungsi: (1) Mendukung proses

manfaatan laboratorium PAI sebagai: 1) pembelajaran PAI dalam meningkatkan ke-

Penunjang kegiatan pembelajaran PAI; 2) imanan melalui pemberian, pemupukan, dan

Sarana visualisasi konsep-konsep agama Islam; pengembangan pengetahuan, penghayatan,

3) Sarana praktik pembelajaran agama Islam; pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman

4) Model imitasi pelaksanaan ibadah; dan 5) peserta didik tentang Agama Islam sehingga

Pengolahan bahan dakwah

menjadi manusia muslim yang terus meningkat Dengan adanya laboratorium PAI di keimanan dan ketakwaannya kepada Allah

sekolah diharapkan mutu pembelajaran PAI SWT; (2) Menyediakan alat peraga dan

meningkat. Diantara mutu pembelajaran PAI laboratorium untuk melengkapi metode dan

dapat dilihat melalui tingkat prestasi belajar strategi penguatan akidah, pembiasaan akhlak

PAI siswa di sekolah. Ketika tingkat prestasi mulia, dan kualitas beribadah; dan (3)

PAI tidak selalu menunjukan tinggi, Memberi keterampilan dan pelatihan mengajar

sesungguhnya dapat dilihat dari kendala- bagi GPAI dengan media Teknologi informasi

kendalanya, sebagai bahan refleksi bagi dan komunikasi (TIK).

perbaikan mutu pengembangan laboratorium Dalam ketentuan laboratorium PAI,

PAI dalam peningkatan mutu pembelajaran sekolah harus menyediakan

prasarana

PAI di sekolah.

Laboratorium Pendidikan Agama Islam yang berfungsi sebagai tempat peserta didik untuk

METODE PENELITIAN mencari informasi digital tentang Islam dan

Penelitian ini menggunakan metode melaksanakan praktek keterampilan keagama-

kualitatif. Penelitian ini bersifat kasuistik (case an, dan kegiatan lainnya yang mendukung

study ). Pada kasus ini peneliti melakukan pembelajaran PAI, baik berbentuk kegiatan

analias terhadap laboratorium PAI di sekolah intra kurikuler maupun ekstrakurikuler. Pra-

dengan cara melakukan pemilihan narasumber sarana Laboratorium Pendidikan Agama Islam

dengan mengedepankan narasumber yang merupakan bangunan/ruangan yang disediakan

terkait langsung dengan penelitian yaitu khusus untuk keperluan tersebut di atas. Luas

Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian sarana prasarana, Guru Pendidikan Agama

PP. Nomor 55 Tahun 2007, Op. cit.

Islam, Tenaga laboran dan Siswa.

25 Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli

2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional

hingga Desember 2016. Lokasi penelitian

Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.

69 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X

STUDI KASUS LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 3 BANDUNG

adalah SMAN 3 Bandung. SMAN 3 Bandung diajarkan kepada manusia dengan visi untuk merupakan SMAN yang maju dalam

mewujudkan manusia yang bertakwa kepada pengelolaan pendidikan agama Islam di-

Allah SWT dan berakhlak mulia, serta karenakan telah memiliki laboratorium PAI,

bertujuan untuk menghasilkan manusia yang dengan pemanfaatan yang efektif.

jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling Pengumpulan data dilakukan melalui

menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, wawancara mendalam (deep interview) kepada

baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini informan seperti guru agama, laboran dan

dikembangkannya standar kepala sekolah. Observasi dilakukan terhadap

mendorong

laboratorium sesuai dengan jenjang Pendidikan kegiatan laboratorium pendidikan agama.

yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: Sementara telaah dokumen dilakukan terhadap

(1) lebih menitik beratkan pencapaian pe- benda-benda tertulis yang ada kaitan dengan

manfaatan dan pemberdayaan laboratorium penelitian. Analisis data dilakukan secara

Pendidikan Agama Islam; dan (2) meng- simultan yang dilakukan bersamaan dengan

akomodasikan keragaman kebutuhan dan proses pengumpulan data dengan alur tahapan;

sumber daya pendidikan yang tersedia. pengumpulan data, reduksi data, penyajian

Pendidikan Agama Islam diharapkan data, kesimpulan atau verifikasi.

menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak,

HASIL DAN PEMBAHASAN serta aktif membangun peradaban dan ke-

Profil Laboratorium PAI

harmonisan kehidupan, khususnya dalam me- majukan peradaban bangsa yang bermartabat.

Lahirnya laboratorium PAI SMAN 3 Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam Bandung dilatarbelakangi oleh adanya

menghadapi tantangan, hambatan, dan pandangan bahwa agama memiliki peran

perubahan yang muncul dalam pergaulan penting menjadi pemandu dalam upaya

masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

regional maupun global. Pendidik diharapkan damai dan bermartabat dalam kehidupan umat

mengembangkan penggunaan manusia. Menyadari betapa pentingnya peran

dapat

laboratorium untuk mendukung pembelajaran agama bagi kehidupan umat manusia maka

Pendidikan Agama Islam. Peran semua unsur internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan

sekolah, orang tua peserta didik dan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan,

masyarakat sangat penting dalam mendukung yang ditempuh melalui pendidikan baik

keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah

Agama Islam.

maupun masyarakat. Dengan dasar pemikiran tersebut di atas Pendidikan agama dimaksud untuk

laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung lahir. peningkatan potensi spiritual dan membetuk

Di samping itu bermula ketika kepala SMAN 3 peserta didik agar menjadi manusia yang

mengikuti seleksi kepala sekolah peduli beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

pendidikan agama Islam, dan masuk final lalu Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak

seleksi tahap akhir dilaksanakan di sekolah mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral

maka sebelumnya dibicarakan dengan guru- sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

guru PAI, mengenai strategi dan rencana apa Peningkatan potensi spiritual mencakup peng-

yang harus dipersiapkan, maka muncullah ide amalan, pemahaman, dan penanaman nilai-

yang disampaikan bahwa keberadaan sebuah nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai

laboratorium PAI akan mempunyai nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun

tambah yang jauh lebih berharga dari fasilitas kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi

lain, karena laboratorium PAI akan menjadi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada

sebuah tuntutan kebutuhan. Atas dasar optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki

pemikiran tersebut di atas dan hasil per- manusia yang aktualisasinya mencerminkan

bincangan tentang pentingnya laboratorium harkat dan martabatnya sebagai makhluk

PAI inilah kemudian mereka sepakat untuk Tuhan.

mendirikan laboratorium PAI SMAN 3 Pendidikan Agama Islam diberikan

Banding. Untuk itu, kepala sekolah dan pihak dengan mengikuti tuntunan bahwa agama

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 70

ACHMAD DUDIN

terkait khususnya guru pendidikan agma Islam

berakhlak mulia, mempersiapkan segala sesuatunya agar

memperkuat akidah,

memperluas pengetahuan agama, dan rajin laboratorium PAI berdiri di SMAN 3 Bandung.

beribadah; 3) Memberi keterampilan dan Adapun

pelatihan mengajar bagi guru PAI dengan laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung adalah:

landasan

operasional

media Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK); 4) Memanfaatkan media (TIK) secara “Terwujudnya Sekolah Bertaraf Internasional

(1) Visi SMAN 3 Bandung, yaitu

maksimal; 5) membuat media pembelajaran yang Unggul Dalam Bidang IPTEK

agama yang menarik; 6) Mengevaluasi proses Berwawasan Kebangsaan dan Berbudaya

di sekolah dan Lingkungan Berdasarkan Im taq”; (2) Misi

belajar

mengajar

mengembangkannya dengan media TIK; 7) SMA N 3 Bandung poin 5, yaitu

Sarana laboratorium PAI berfungsi sebagai alat “Mengembangkan

bantu mendukung kegiatan praktek pendidikan intelektual, emosional, dan spiritual melalui

potensi

kecerdasan

8) menciptakan pendidikan akhlak dan kepribadian untuk

pembelajaran menjadi menyenangkan. peningkatan manajemen mutu ”; (3) kebijakan

Struktur Organisasi Lab PAI SMAN 3 mutu SMAN 3 Bandung poin 2, yakni

Bandung, meliputi Penasihat: Kepala Sekolah “Meningkatkan Mutu Peserta Didik”; (4)

(Drs.H.Encang Iskandar, M.Pd), Penanggung Kompetensi SMA N 3 Bandung poin 1, yaitu

Jawab: Guru Pendidikan Agama Islam, terdiri “Kompetensi Iman dan Taqwa”; dan Motto

atas H.Dadang Suhaedar, M.Ag., Nunung SMA N 3 Bandung, yaitu “Knowledge is

Nurhayati,M.Ag., dan Diden Rosenda, M.Ag., Power but Character is More”.

Koordinator PAI : Diden Rosenda, M.Ag., Visi: Menjadi Sekolah berbasis Riset

Laboran : Neng Fitriani, S.PdI., dan Pembantu terdepan dalam pembentukan Karakter unggul

: Rohis Kelas

dalam Imtaq dan Iptek. Misi: yaitu: 1) Sebagaimana laboratorium pada umum- membangun SDM yang unggul dalam Imtaq

nya, laboratorium Pendidikan Agama Islam dan Iptek sesuai dengan dinamika globalisasi;

SMAN 3 Bandung pun berusaha untuk

2) mewujudkan pendidik dan tenaga difungsikan sebagai tempat mencari ilmu yang kependidikan dan peserta didik yang memiliki

menyenangkan namun tetap berdasarkan ruang integritas; 3) mewujudkan lulusan yang

lingkup Pendidikan Agama Islam. Ruang berkarakter dan berwawasan kebangsaan, serta

lingkup Laboratorium Pendidikan Agama peduli terhadap lingkungan hidup; 4)

Islam di SMAN 3 Bandung meliputi aspek- mengembangan potensi kecerdasan intelektual,

aspek; Al- Qur’an dan Hadits, Aqidah dan emosional dan spiritual guna memberikan

Akhlak, Fiqih, dan Tarikh (Sejarah Islam) dan solusi terhadap dinamika permasalahan bangsa

Kebudayaan Islam.

dan Negara; dan 5) menjalin kemitraan dengan Stakeholders (pemangku kepentingan) melalui

Agenda Kegiatan

peningkatan pelayanan prima, transparan dan Selama ini laboratorium PAI SMAN 3 akuntabel guna membangun komunikasi yang

Bandung digunakan untuk melaksanakan harmonis dengan mitra kerja secara formal dan

pembelajaran PAI dengan media teknologi non formal. Adapun Tujuan Lab PAI:

informasi dan komunikasi (TIK) di sekolah Laboratorium Pendidikan Agama Islam di

dan melaksanakan praktek pembelajaran PAI Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung

dengan media pembelajaran. Agenda kegiatan bertujuan untuk: 1) mendukung proses

ini berisi mengenai pengaturan jadwal pembelajaran

pemakaian laboratorium PAI itu sendiri oleh kembangkan akidah melalui pemberian,

guru Pendidikan Agama Islam dengan tujuan pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,

supaya tidak ada rencana pemakaian secara penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta

bersama dalam arti kata dalam waktu yang pengalaman peserta didik tentang Agama

sama terdapat dua orang pemakai, hal itu perlu Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

diatur karena akan menyulitkan dalam terus meningkat keimanan dan ketakwaannya

penggunaan laboratorium tersebut. kepada Allah SWT; 2) Menyediakan alat

Agenda Kegiatan Lab PAI SMAN 3 peraga dan laboratorium dalam rangka

Bandung, meliputi hari: Senin, kegiatan

71 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X

STUDI KASUS LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 3 BANDUNG

laboratorium PAI dilakukan oleh H.Dadang wakaf, dan Penunjuk Waktu Salat; (2) media Suhaedar, M.Ag (GPAI) dengan tema kegiatan

pendidikan, meliputi CD. Pelaksanaan Salat, pembelajaran agama tentang haji, zakat,

CD. Pelaksanaan Wudlu, CD. Ibadah Haji, pengurusan jenazah dan tarikh; Selasa,

CD.lain yang relevan dengan bahan ajar, CD. kegiatan laboratorium PAI dilakukan oleh

Penciptaan Alam Semesta Harun Yahya, Kit Diden Rosenda, M.Ag (GPAI) dengan tema

Al- Qur’an, Maket Ka’bah, Gambar Peragaan kegiatan pembelajaran

Wudlu, Gambar Peragaan Salat Dua Dimensi munakahat, mawaris, dan tarikh; Rabu,

agama tentang

atau Tiga Demensi, Kain Ihram, Kompas kegiatan laboratorium PAI dilakukan oleh

Penentu Arah Kiblat, Globe dan Peta Negara- Nunung Nurhayati, M.Ag (GPAI) dengan tema

Negara Islam dan Negara yang Mayoritas kegiatan pembelajaran

beragama Islam; (3) pengurusan jenazah, tarikh, munakahat dan

agama tentang

penduduknya

Perlengkapan Lain, meliputi Buku Inventaris, mawaris; Kamis, kegiatan laboratorium PAI

Alat Kebersihan (tempat sampah, sapu, lap pel, dilakukan oleh H.Dadang Suhaedar, M.Ag

sapu lidi, kemoceng, pengki, lap tangan, (GPAI) dengan tema kegiatan pembelajaran

mangkok air), Kotak Kontak, Jam Dinding, agama tentang haji, dan pengurusan jenazah;

Kain Gorden, Ceiling Fan, Karpet Lantai, Alat Jumat, kegiatan laboratorium PAI dilakukan

peraga jenazah, Peralatan kaligrafi, dan oleh Diden Rosenda, M.Ag (GPAI) dengan

Lemari/Rak.

tema kegiatan pembelajaran agama tentang Terkait alat peraga pendidikan agama haji, zakat, dan tarikh; dan sabtu, kegiatan

Islam, yang dimiliki meliputi: (1) perabot, laboratorium PAI dilakukan oleh Diden

berupa satu buah lemari/rak untuk menyimpan Rosenda, M.Ag (GPAI) dengan tema kegiatan

seluruh alat peraga, dengan kondisi tertutup pembelajaran agama tentang haji, zakat, tarikh,

dan dapat dikunci; (2) Peragaan pendidikan mawaris dan munakahat.

dan seni, berupa satu set model tubuh manusia untuk praktek memandikan, mengkafani,

Perlengkapan Sarana/Barang

mensalatkan jenazah, dapat diamati dengan Sebagaimana

mudah oleh seluruh peserta didik, dan dapat laboratorium, tentunya banyak sarana yang

layaknya

sebuah

dibongkar pasang, peralatan rebana satu set, diperlukan untuk kelengkapan laboratorium

peralatan marawis, peralatan khot dan Pendidikan Agama Islam yang tentunya akan

kaligrafi; dan (3) perlengkapan lain, berupa memerlukan tidak sedikit biaya. Tapi untuk

buku inventaris, alat kebersihan dan jam ukuran SMA Negeri 3 Bandung sudah

dinding.

sangatlah mendesak kebutuhan akan sebuah

Kebijakan Pengelolaan Laboratorium PAI

laboratorium Pendidikan Agama Islam, karena lab PAI ini merupakan program unggulan

kebijakan pengelolaan Kementrian

Penetapan

laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung tidak Kementrian Agama Pusat menyalurkan dana

lepas didasarkan pada peraturan perundang- ke sekolah-sekolah dari mulai tingkat TK

undangan yang berlaku. Peraturan perundang- sampai tingkat SMA. Untuk keperluan

undangan yang menjadi dasar pedoman penyelenggaraan lab. PAI, SMA Negeri 3 tidak

kebijakan pengelolaan laboratorium PAI di termasuk pada sekolah yang mendapatkan dana

SMAN 3 Bandung, antara lain Undang-undang tersebut, maka dengan menggunakan dana

Sisdiknas No 20 tahun 2003, yang sendiri harus mampu menyelenggarakan

menyebutkan tujuan pendidikan nasional lab.tersebut.

adalah: “berkembangnya potensi peserta didik, Untuk perlengkapan Lab PAI SMAN 3

agar menjadi manusia yang beriman dan Bandung yang dimiliki yaitu: (1) peralatan

bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak pendidikan, meliputi Gambar Simulasi

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, Pelaksanaan Ibadah Haji & bingkai, Gambar

dan menjadi warga negara yang demokratis san Ka’bah & bingkai, Gambar Pelaksanaan

bertanggung jawab”;

Wudlu, Gambar Pelaksanaan Salat & bingkai, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun Gambar Simulasi Pengurusan Jenazah,

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Gambar Simulasi Zakat, Gambar simulasi

(SNP) yang berfungsi sebagai dasar dalam EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 72

ACHMAD DUDIN

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sesuatunya agar laboratorium PAI berdiri di pendidikan dalam rangka mewujudkan

SMAN 3 Bandung.

pendidikan nasional yang bermutu. SNP Proses penetapan kebijakan yang merupakan kriteria minimal untuk menjamin

dilakukan terhadap pengelolaan laboratorium mutu pendidikan nasional dalam rangka

PAI di SMAN 3 Bandung yaitu, langkah awal mencerdaskan

musyawarah dan membentuk watak serta karakter bangsa yang

persetujuan kepala sekolah dengan pihak bermartabat. Selanjutnya dalam Peraturan

komite sekolah dan guru PAI, yang dipicu dari Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007, dinyatakan

lomba perhatian dan peduli kepala sekolah bahwa pengelolaan pendidikan agama dan

terhadap pendidikan agama di sekolah. pendidikan

Selanjutnya kepala sekoalah mendorong guru Kementerian Agama RI. Sebagai pengelola

agama mencari informasi atau bekerjasama pendidikan agama, Kementerian Agama

dengan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan berkewajiban menjamin mutu Pendidikan

pengelolaan laboratorium PAI di Sekolah. Agama di sekolah.

Dasar penetapan kebijakan dilakukan Instruksi Presiden Republik Indonesia

terhadap laboratorium PAI di sekolah juga Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan

karena implementasi dari keberhasilah kepala Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional

sekolah sebagai kepala sekolah yang peduli Tahun 2010 yang mengamanatkan program

kepada pendidikan agama Islam, dilanjutkan penguatan metodologi dan kurikulum dengan

dan disepakati oleh kepala sekolah cara menyempurnakan kurikulum dan metode

penggantinya. Adapun unsur-unsur yang pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai

terlibat dalam pengelolaan laboratorium PAI di budaya bangsa untuk membentuk daya saing

sekolah adalah kepala sekolah, wakil dan karakter

manajemen mutu, wakil kepala sekolah, guru- penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam

bangsa,

dalam rangka

guru PAI, stap TU dan caraka (utusan). Dan (PAI) yang bermutu dan sesuai dengan

orang yang ditunjuk sebagai pengelola kebutuhan masyarakat, maka Kementerian

laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung adalah Agama perlu membuat Keputusan Menteri

guru pendidikan agama Islam, terutama Ibu Agama, yaitu Keputusan Menteri Agama

Diden Rosenda M.Pd.

Nomor 211 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan

Kelengkapan Laboratorium PAI

Agama Islam pada Sekolah. Pada Bab VIII Untuk kelengkapan laboratorium PAI, tentang Pedoman Pengemebangan Standar

SMAN 3 Bandung telah menyediakan Sarana Prasarana Pendidikan Agama Islam

prasarana laboratorium Pendidikan Agama pada SMA/SMK tentang Laboratorium PAI di

Islam yang berfungsi sebagai tempat peserta Sekolah.

didik untuk mencari informasi digital tentang Proses penetapan kebijakan yang

Islam dan melaksanakan praktek keterampilan

keagamaan, dan kegiatan lainnya yang laboratorium PAI, menurut kordinator

dilakukan SMAN 3 Bandung terhadap

mendukung pembelajaran PAI, baik berbentuk laboratorium PAI SMAN 3 Bandung, adalah

kurikuler maupun melalui musyawarah komite sekolah, kepala

kegiatan

intra

ekstrakurikuler. Untuk Prasarana Laboratorium sekolah, dan guru pendidikan agama Islam,

PAI yang merupakan bangunan/ruangan yang yang memandang perlunya mendirikan

disediakan khusus untuk keperluan tersebut di laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung. Yaitu,

atas, luas bangunan prasarananya telah keberadaan sebuah laboratorium PAI di

mencapai luas 56 m2 (8mx7m), beralaskan sekolah akan mempunyai nilai tambah yang

karpet, daya listrik minimal 900 watt, jauh lebih berharga dari fasilitas lain, karena

kekurangannya belum kedap suara. laboratorium PAI akan menjadi sebuah

kelengkapan sarana tuntutan kebutuhan. Dari perbincangan tentang

Untuk

laboratorium PAI di SMAN 3 Bandung dilihat pentingnya laboratorium PAI inilah kemudian

dari kelengkapan barang yang harus ada di kepala sekolah mempersiapkan segala

laboratorium PAI sebagaimana PMA no 211 tahun 2011, hampir tersedia, kecuali AC dan

73 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X

STUDI KASUS LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 3 BANDUNG

wastapel yang belum ada. Keadaan

Pemanfaatan Laboratorium PAI

perlengkapan lab PAI SMAN 3 Bandung yang Khusus pembelajaran PAI di SMAN 3

sudah sesuai dengan tuntutan peraturan Bandung dilakukan dengan cara moving kelas,

Menteri agama tentang standar laboratorium yaitu pembelajaran PAI yang dilaksanakan di PAI, yaitu: (1) peralatan pendidikan, meliputi laboratorium PAI. Hal ini dilakukan agar