TINJAUAN HUKUM PUTUSAN SELA DALAM BENTUK SCHORSING PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

TINJAUAN HUKUM PUTUSAN SELA DALAM BENTUK SCHORSING PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

1 Dezonda R Pattipawae 2 dan Heillen M. Y. Tita

1&2 Fakultas Hukum Universitas Pattimura, Maluku

1 Email: heillen.tita@gmail.com dan 2 Email: pattipawaeonda@gmail.com

Abstract: The postponement of a State Administrative Decision which becomes the object of the dispute may be granted, since there is still a continuous factual action to

be taken, namely the appointment of a definitive Regional Secretary, the inauguration or handover of the position of the dismissed Regional Secretary to the appointed Secretary of the Region whose contents as statements (declarations) of submission of all duties, powers and duties. Decree of the Governor of Maluku Number: 125.a Year 2014 dated May 20, 2014 concerning the Transfer of Civil Servants, on behalf of Kapressy Charles, SH. MSi, NIP: 19560911 198603 1 009 from Southwest Maluku District in Tiakur to the Government of Povinsi Maluku in Ambon, so Kapressy Charles, SH. Msi, felt his interest was damaged by the decision issued by the Governor of Maluku as the State Administration Officer. Therefore the concerned filed a lawsuit to the State Administrative Court of Ambon with Case No. 23/G/2014/PTUN.ABN, concerned requested to carry out the postponement of the transfer from the Government of the Southwest Maluku District to the Government of Maluku Province in due to the contradiction of the principles general good governance or prevailing laws and regulations.

Keywords: Execution, Interlocutory Injunction, Schorsing

Abstrak: Tulisan Penundaan Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi obyek sengketa dapat dikabulkan, oleh karena masih ada tindakan faktual yang berlanjut yang harus dilakukan, yaitu Pengangkatan Sekretaris Daerah yang definitif, pelantikan ataupun serah terima jabatan dari Sekretaris Daerah yang diberhentikan kepada Sekretaris Daerah yang diangkat yang isinya sebagai suatu pernyataan (deklaratur) penyerahan segala tugas, wewenang dan kewajiban. Surat Keputusan Gubernur Maluku Nomor: 125.a Tahun 2014 tanggal 20 Mei 2014 tentang Pemindahan Pegawai Negeri Sipil, atas nama Kapressy Charles, SH. MSi, NIP: 19560911 198603 1 009 dari Kabupaten Maluku Barat Daya di Tiakur ke Pemerintah Povinsi Maluku di Ambon, sehingga Kapressy Charles, SH. Msi, merasa kepentingannya dirugikan akiat keputusan yang dikeluarkan oleh Gubernur Maluku selaku Pejabat Tata Usaha Negara. Oleh karenanya yang bersangkutan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon dengan Nomor Perkara: 23/G/2014/PTUN.ABN, yang bersangkutan memohon untuk melaksanakan penundaan pemindahan dari Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya ke Pemerintah Provinsi Maluku dikarenakan bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik ataupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kata kunci: Eksekusi, Putusan Sela, Schorsing.

Dezonda R.P. dan Heillen M.Y.T., Tinjauan Eksekusi Putusan Sela dalam Bentuk Schorsing pada PTUN

Pendahuluan

akibat tindakan Badan atau Pejabat Peradilan Tata Usaha Negara

Tata Usaha Negara menjadikan sebagai salah satu subsistem dari

Peradilan Tata Usaha Negara untuk sistem pengawasan yang dilakukan

mengawasi tindakan Badan atau terhadap tindakan Pemerintah/Pejabat

Pejabat Tata Usaha Negara dalam Tata Usaha Negara dalam rangka

bentuk pengujian sah tidaknya menegakkan aturan hukum dan asas-

Keputusan Tata Usaha Negara dari asas penyelenggaraan Pemerintahan

tindakan Badan atau Pejabat Tata agar Pemerintah/Pejabat Tata Usaha

Usaha Negara tersebut melalui gugatan Negara dalam melakukan tindakan-

kepada Pengadilan Tata Usaha Negara, tindakan

ditetapkan dalam penyelenggaraan fungsi Pemerintahan

ketentuan Pasal 53 Undang-Undang tidak merugikan masyarakat. Semakin

Nomor 5 Tahun 1986 yang telah meningkatnya

dirubah terakhir dengan Undang- Pemerintahan yang diselenggaraan

kualitas

urusan

Uandng Nomor 51 Tahun 2009 oleh Pemerintah Pusat maupun

tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pemerintah Daerah tentunya berpotensi 1 yang menyebutkan bahwa :

pada terjadinya tindakan-tindakan yang

1) Orang atau badan hukum

yang merasa merugikan kepentingan masyarakat, kepentingannya dirugikan oleh

perdata

bila Badan atau Pejabat Tata Usaha satu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan

Negara (yang berada di pusat maupun

tertulis kepada daerah) dalam melakukan tindakan

gugatan

Pengadilan yang berwenang yang bersisikan tuntutan agar

Pemerintahan melanggar aturan hukum Keputusan Tata Usaha Negara

dan asas-asas

penyelenggaraan

yang

disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah,

pemerintahan. Oleh

sebab

itu

dengan tanpa disertai tuntutan kehadiran Peradilan Tata Usaha

ganti rugi dan/atau rehabilitasi.

yang dapat Negara adalah untuk melakukan

Alasan-alasan digunakan dalam gugatan

tindakan pengawasan yudisial terhadap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

tindakan Pemerintahan, baik yang

1. Keputusan Tata Usaha dilakukan oleh Badan atau Pejabat

Negara yang digugat itu Tata Usaha Negara pusat maupun

1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

daerah. Masyarakat (orang atau badan

1986 yang telah dirubah terakhir dengan Undang-Uandng Nomor 51 Tahun 2009

hukum perdata) yang merasa dirugikan

tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pasal 53

Perspektif Hukum, Vol. 17 No. 1 Mei 2017

berdasarkan peraturan perundang- peraturan

undangan yang berlaku. undangan yang berlaku.

2. Keputusan Tata Usaha Pengujian oleh Peradilan Tata Negara yang digugat itu

Usaha Negara terhadap tindakan bertentangan dengan Asas-

Asas Umum Pemerintahan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara Yang Baik.

dapat berupa tindakan mengeluarkan

Kewenangan Peradilan Tata Keputusan Tata Usaha Negara atau Usaha

tidak mengeluarkan Keputusan Tata pemeriksaan, dan memutuskan gugatan

Negara

melakukan

yang dianggap yang gugat oleh orang atau badan

Usaha

Negara

dengan peraturan hukum perdata guna menyelesaikan

bertentangan

perundang-undangan dan/atau Asas- sengketa yang timbul antara orang atau

Penyelenggaraan badan hukum perdata dengan Badan

Asas

Umum

Pengujian oleh atau Pejabat Tata Usaha Negara

Pemerintahan.

Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana di tetapkan dalam

untuk melindungi ketentuan Pasal 47 Undang-Undang

disamping

kepentingan orang atau badan hukum Nomor 5 Tahun 1986 yang telah

perdata (masyarakat), juga sebagai dirubah terakhir dengan Undang-

bentuk koreksi terhadap tindakan Undang Nomor 51 Tahun 2009 yang

Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara menyebutkan bahwa : 2 Pengadilan

menyelenggarakan fungsi bertugas dan berwenang, memeriksa,

dalam

Pemerintahan.

memutus, dan menyelesaikan sengketa Keputusan Tata Usaha Negara Tata Usaha Negara.

adalah Suatu penetapan tertulis yang Sengketa Tata Usaha Negara

dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat adalah sengketa yang timbul dalam

Tata Usaha Negara yang berisi bidang Tata Usaha Negara antara

tindakan hukum Tata Usaha Negara orang atau badan hukum perdata

berdasarkan peraturan perundang- dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha

undangan yang berlaku, yang bersifat Negara, baik di Pusat maupun di

kongkrit, individu, dan final, yang Daerah, sebagai akibat dikeluarkannya

menimbulkan akibat hukum bagi Keputusan Tata Usaha Negara,

seseorang atau badan hukum perdata termasuk

sengketa

Kepegawaian

Penjelasan Umum Ketentuan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang

2 Ibid, Pasal 47 17

Dezonda R.P. dan Heillen M.Y.T., Tinjauan Eksekusi Putusan Sela dalam Bentuk Schorsing pada PTUN

Nomor 5 Tahun 1986 bahwa yang Sedangkan dalam ketentuan dimaksud dengan :

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Bersifat kongkrit artinya objek yang

Tahun 1986 sebagaimana telah dirubah diputuskan dalam Keputusan Tata

dengan Undang-Undang Usaha Negara itu tidak abstrak, tetapi

terakhir

Nomor 51 Tahun 2009 menetapkan berwujud,

ditentukan, umpamanya Keputusan

1 Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak

mengenai rumah si A, izin si B,

Keputusan, pemberhentian si A sebagai Pegawai

mengeluarkan

sedangkan hal itu menjadi kewajibannya,

maka hal Negeri Sipil. Bersifat individual tersebut disamakan dengan

artinya Keputusan Tata Usaha Negara Keputusan Tata Usaha Negara.

itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi Jika suatu Badan atau Pejabat

Tata Usaha Negara tidak tertentu baik alamat maupun hal yang

mengeluarkan Keputusan yang dimohon, sedangkan jangka

dituju. Kalau yang dituju itu lebih dari waktu sebagaimana ditentukan

seorang, tiap-tiap nama orang yang data peraturan perundang- undangan dimaksud telah

terkena Keputusan itu disebutkan. lewat, maka Badan atau Pejabat

Umpamanya, Keputusan

tentang

Tata Usaha Negara tersebut dianggap

telah menolak pembuatan atau pelebaran jalan dengan mengeluarkan Keputusan yang

lampiran yang menyebutkan nama-

dimaksud.

hal peraturan nama orang yang terena Keputusan perundang-undangan

3 Dalam

yang tersebut. Bersifat final artinya sudah

bersangkutan tidak menentukan jangka waktu sebagaimana

defenitif dank

arena

dapat

dimaksud dalam ayat (2), maka menimbulkan

akibat

hukum.

setelah lewat jangka waktu empat bulan sejak diterimnya

Keputusan yang masih memerlukan

Badan atau persetujuan instansi atasan atau

permohonan,

Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan dianggap

instasni lain belum bersifat final telah mengeluarkan Keputusan

karenanya belum dapat menimbulkan

penolakan.

suatu hak dan kewajiban pada pihak Oleh karena itu, orang atau

yang bersangkutan. Umpamanya, badan hukum perdata yang merasa

Keputusan pengangkatan seseorang dirugikan akibat tindakan Badan atau

Pegawai Negeri Sipil memerlukan Pejabat Tata Usaha Negara yang

Badan Administrasi Kepegawaian. mengeluarkan atau tidak mengeluarkan

Keputusan Tata Usaha Negara,

Perspektif Hukum, Vol. 17 No. 1 Mei 2017

menjadikan Peradilan Tata Usaha

3. Penundaan pelaksanaan Keputusan Negara

Tata Usaha Negara memberi melakukan pengawasan terhadap

batasan (restricteren) berlakunya tindakan Badan atau Pejabat Tata

asas praduga Sah (praesumtio iustae Usaha Negara tersebut dalam bentuk

causa/vermoeden van pengujian terhadap Keputusan Tata

rechtmatigheid ). Usaha Negara melalui gugatan yang

Menurut Supandi penundaan diajukan ke Peradilan Tata Usaha

pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara guna mencari keadilan dan

Negara dikeluarkan oleh Pengadilan kepastian hukum atas tindakan Badan

Tata Usaha Negara, harus dijabarkan atau Pejabat Tata Usaha Negara

secara sangat hati-hati karena semata- tersebut. Gugatan adalah permohonan

mata hanya untuk memberikan kualitas yang berisi tuntutan terhadap Badan

perlindungan atau Pejabat Tata Usaha Negara dan

keseimbangan

umum dengan diajukan

kepentingan

kepentingan individu warganegara mendapatkan Putusan

ke Pengadilan

untuk

(Penggugat). Namun, manakala dalam Pemberian penghargaan amat

melindungi kepentingan penting

rangka

individu warganegara (Penggugat) pelaksanaan Keputusan Tata Usaha

terhadap

penundaan

berakibat terlantarnya Negara oleh karena :

tersebut

kepentingan umum, maka Pengadilan

mengutamakan Tata Usaha Negara mengakibatkan 3 kepentingan umum.

1. Penundaan pelaksanaan Keputusan

(hakim)

wajib

daya laku (gelding) terhadap Menurut Soemaryo bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang

permohonan Penggugat untuk dapat digugat terhenti untuk sementara

dikeluarkan penetapan penundaan waktu (tijdelijk);

harus dapat menguraikan secara jelas

2. 4 Penundaan pelaksanaan Keputusan tentang dua hal : Tata Usaha Negara mengakibatkan

suasana/keadaan

hukumnya

(rechtstoestand) kembali pada

3 Supandi, 2002, Ganti Rugi Akibat

keadaan Tindakan Pejabat Pemerintah Dalam RUU atau posisi semula

Administrasi Pemerintahan Dan Prospek

(restitutio in integrum) sebelum

Peradilan Tata Usaha Negara , PT. Sofemdia, Medan, hlm. 317-318.

adanya Keputusan Tata Usaha 4 Soemaryo, 2009, Tuntunan Praktek

Beracara Di Peradilan Tata Usaha Negara ,

Negara yang disengketakan;

Primamedia Pustaka, Jakarta, hlm. 92. 19

Dezonda R.P. dan Heillen M.Y.T., Tinjauan Eksekusi Putusan Sela dalam Bentuk Schorsing pada PTUN

1. Terdapat keadaan yang mendesak Bahwa Surat Keputusan Tata yang mengakibatkan kepentingan

Usaha Negara (beschikking) yang Penggugat sangat dirugikan, jika

sedang digugat di Pengadilan Tata Keputusan Tata Usaha Negara yang

Usaha Negara dapat dimohonkan digugat dilaksanakan.

kepada Pengadilan untuk ditunda

2. Tidak terdapatnya kepentingan pelaksanaannya sampai ada putusan umum

Pengadilan yang telah berkekuatan dikeluarkannya Keputusan Tata

hukum tetap hanya apabila terdapat Usaha Negara yang digugat

keadaan mendesak yang menyebakkan tersebut.

Penggugat sangat Permohonan penundaan dapat

kepentingan

dirugikan jika Kepututusan Tata Usaha diajukan sekaligus dalam surat gugatan

digugat tetap atau terpisah tetapi diajukan bersamaan

Negara

yang

dilaksanakan dan Keputusan Tata dengan gugatan

Usaha Negara yang digugat tersebut selambat-lambatnya pada waktu replik.

atau diajukan

tidak diterbitkan/ tidak ada sangkut Pada keadaan atau alasan yang

pautnya dengan kepentingan umum mendesak sebagaimana disebutkan

dalam rangka pembangunan. Terhadap diatas maka Hakim segera mengambil

ketentuan ini, di dalamnya terikat sikap untuk melakukan penundaan

dengan asas hukum/ adagium hukum pelaksanaan terhadap Keputusan Tata

“bahwa Surat Keputusan Tata Usaha Usaha Negara yang digugat. Putusan

Negara tetap dianggap sah sampai Hakim mengenai penundaan tersebut

dibuktikan sebaliknya dalam bentuk penetapan Hakim, yang

dapat

(rechmatig/praesumtio justae causa )”, daya lakunya mengikat sampai dengan

yang memiliki konsekuensi hukum adanya Putusan pokok sengketanya

bahwa suatu gugatan dalam sengketa mempunyai kekuatan hukum tetap.

Tata Usaha Negara tidak menunda atau Putusan Hakim tersebut merupakan

menghalangi dilaksanakannya Surat Putusan sementara dalam bentuk

Keputusan Tata Usaha Negara yang Putusan Sela, yang sifatnya bukan

sebelum ada putusan Putusan

Pengadilan yang berkekuatan hukum pemeriksaan terhadap objek sengketa. 5 tetap yang menyatakan bahwa Surat

UII-Press, Jogjakarta, Administrasi dan Upaya Administrasi di

5 Marbun S. F, 2003, Peradilan Hukum

Indonesia,

hlm.259.

Perspektif Hukum, Vol. 17 No. 1 Mei 2017

Keputusan Tata Usaha Negara tersebut 6 biasanya hadir bersama. Dalam bertentangan

menghadapi konsep-konsep hukum perundang-undangan yang berlaku dan

dengan

peraturan

yang sifatnya terbuka, disinilah peran atau melanggar Asas-asas Umum

hakim untuk melakukan interpretasi. Pemerintahan Yang Baik/ Algemene

Atas ketentuan Pasal 67 Beginselen van Berhoorlijk Besture Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Di dalam rumusan norma Pasal

tersebut, Hakim Pengadilan Tata

67 ayat (4) Undang-Undang Nomor 5 Usaha Negara diberi kewenangan Tahun 1986 dan Penjelasan Pasal 67

untuk menerbitkan huruf a dan b, terdapat konsep-konsep

diskresi

“Penetapan” penundaan terhadap Surat hukum yang merupakan syarat untuk

Keputusan Tata Usaha Negara yang dikabulkannya

digugat, di mana terhadap kewenangan penundaan, akan tetapi konsep tersebut

permohonan

diskresi tersebut di atas Mahkamah sifatnya terbuka untuk diberi makna

Agung dalam Petunjuk Pelaksanaan seperti :

Nomor 1 Tahun 2005 Tentang

1. Konsep keadaan mendesak;

Penundaan

Pelaksanaan Surat

2. Konsep kerugian; dan Keputusan Tata Usaha Negara yang

3. Kepentingan umum dalam rangka digugat telah memberikan kriteria- pembangunan.

Hakim dalam Konsep-konsep

kriteria

kepada

mengabulkan permohonan penundaan terbuka untuk diberi makna, oleh

tersebut

Surat Keputusan Tata Usaha Negara karena Undang-Undang itu sendiri

yang digugat :

tidak memberi pengertian secara

1. Objek sengketa harus merupakan ontentik di dalam Pengertian Umum

Surat Keputusan Tata Usaha maupun di dalam Penjelasan Umum

Negara yang memang menjadi dan Penjelasan Pasal Undang-Undang

kompetensi absolute Pengadilan tersebut. H.L.A. Hart mengatakan,

Tata Usaha Negara. sering sekali penggunaan sebuah

2. Penundaan harus diajukan oleh istilah biasa, atau bahkan istilah teknis,

Penggugat, bukan atas prakarsa bersifat cukup “terbuka” dalam

Hakim.

pengertian bahwa di sana tidak ada halangan untuk memperluas istilah

6 H.L.A. Hart, 2009, Konsep Hukum

sampai pada kasus-kasus tertentu

(The Concept Of Law), Penerjemah M. Khoizin, Nusa Media, Bandung, hlm. 23-24.

dimana hanya ada sebagian ciri yang

Dezonda R.P. dan Heillen M.Y.T., Tinjauan Eksekusi Putusan Sela dalam Bentuk Schorsing pada PTUN

3. Yang ditunda adalah daya

7. Sebelum mengabulkan permohnan berlakunya Surat Keputusan Tata

penundaan, kepentingan Tergugat Usaha Negara, maka jika daya

harus dipertimbangkan, maka berlakunya Surat Keputusan Tata

Tergugat harus didengar terlebih Usaha Negara dihentikan, akibat

dahulu mengingat sifatnya yang hukumnya

sangat mendesak itu, kalau perlu pelaksanaan Surat Keputusan Tata

seluruh

tindakan

dapat dilakukan dengan melalui Usaha Negara terhenti karenanya.

telegram/ teleks/ Atas dasar itu tidak dibolehkan

8. Penundaan yang dimohonkan pelaksanaan Surat Keputusan Tata

penundaan

tidak menyangkut kepentingan Usaha Negara yang digugat

dalam rangka dengan hanya berlaku untuk

umum

pembangunan. sebagian saja (secara parsial).

9. Penetapan penundaan pelaksanaan

4. Perbuatan faktual yang menjadi isi Surat Keputusan Tata Usaha dalam Surat Keputusan Tata

Negara yang digugat dibuat Usaha

tersendiri terpisah dari putusan dilaksanakan secara fisik.

akhir terhadap pokok sengketanya.

5. Penundaan dapat dikabulkan

10. Penetapan penundaan yang dibuat, apabila kepentingan Penggugat

daya berlakunya mengikuti sampai yang dirugikan tidak dapat atau

putusan pokok sulit dipulihkan oleh akibat Surat

dengan

sengketanya berkekuatan hukum Keputusan Tata Usaha Negara

tetap.

yang digugat

11. Penundaan pelaksanaan Surat dilaksanakan. Oleh karenanya

terlanjur

Keputusan Tata Usaha Negara tidak setiap permohonan harus

digugat tidak boleh dikabulkan.

yang

ditetapkan

dengan bersyarat

6. Ada keadaan atau alasan yang selama jangka waktu tertentu. sangat mendesak yang menuntut

12. Mengingat kepentingan Penggugat hakim untuk segera mengambil

dirugikan terhadap sikap

yang

pelaksanaan Surat Keputusan Tata penundaan.

terhadap

permohonan

Usaha Negara yang digugat kemungkinan baru timbul pada

Perspektif Hukum, Vol. 17 No. 1 Mei 2017

waktu proses pemeriksaan di faktual yang menjadi isi dalam Surat tingkat banding, maka atas dasar

Keputusan Tata Usaha Negara yang permohonan Penggugat, Hakim

penundaan Pengadilan Tinggi Tata Usaha

dimohonkan

pelaksanaannya belum dilaksanakan Negara dapat pula menerbitkan

ternyata pada saat diperiksa di penetapan penundaan, yang harus

Pengadilan sudah dilakukan dan dilihat dan dipertimbangkan secara

dikarenakan perbuatan faktualnya kasuistis. 7 bersifat

terus-menerus (bukan Permasalahan yang kemudian

termasuk jenis perbuatan yang muncul dalam praktek kadangkala

pelaksanaannya dilakukan sekali saja berdasarkan fakta hukum yang ada

dan langsung selesai, seperti perbuatan Hakim berpendapat Keputusan Tata

pembongkaran rumah) prosesnya tetap Usaha Negara yang digugat di

berjalan sampai dengan tenggang Pengadilan jika dikaitkan dengan

waktu pelaksanaan yang ditetapkan di syarat untuk dikabulkan penundaan

dalam Keputusan Tata Usaha Negara pelaksanaannya 8 telah memenuhi tersebut berakhir.

ketentuan seperti dimaksud dalam

teoretik adanya Pasal 67 Undang-Undang Nomor 5

Secara

ketentuan Pasal 67 ayat (2) yang Tahun 1986 yakni kepentingan

mengenai permohonan Penggugat sangat dirugikan dan tidak

mengatur

penundaan pelaksanaan Tata Usaha seimbang

Negara selama sengketa sedang manfaat yang akan dilindungi jika

dibandingkan

dengan

berjalan merupakan penyeimbang dari Keputusan Tata Usaha Negara tersebut

ketentuan ayat (1) yang mengatur tetap dilaksanakan dan tidak ada

mengenai keabsahan Keputusan Tata kepentingan umum dalam rangka

Usaha Negara sehingga di satu sisi pembangunan yang terkait dengan

pemerintah tetap dapat melaksanakan Keputusan Tata Usaha Negara yang

tugas-tugas pemerintahan khususnya digugat tersebut, akan tetapi dikaitkan

memberikan pelayanan umum (public dengan Petunjuk Pelaksanaan Nomor 1

service ) dan memberikan perlindungan Tahun 2005 khususnya pada point ke-4

dan mewujudkan yang mensyaratkan bahwa perbuatan

(protection)

8 Dani Elpah, 2011, Penundaan

Pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara ,

7 Sjahran Basah, 2002, Perlindungan disampaikan pada Pelatihan Hakim Peradilan Hukum terhadap sikap-tindak Administrasi

Tata Usaha Negara, Diklat Kumdil MA RI, Negara , cetakan II, Alumni, Bandung, h. 34

Megamendung, h. 23

Dezonda R.P. dan Heillen M.Y.T., Tinjauan Eksekusi Putusan Sela dalam Bentuk Schorsing pada PTUN

kesejahteraan masyarakat (welfare). Surat Keputusan Gubernur Dalam rangka melaksanakan fungsi

Maluku Nomor : 125.a Tahun 2014 yudisialnya

tanggal 20 Mei 2014 tentang peradilan dibekali dengan instrumen-

(mengadili)

lembaga

Pemindahan Pegawai Negeri Sipil, atas instrumen hukum oleh Undang-

nama Kapressy Charles, SH. Msi, NIP Undang yang akan dipergunakan

: 19560911 198603 1 009 dari dalam rangka proses penyelesaian

Kabupaten Maluku Barat Daya di sengketa, instrumen-instrumen hukum

Tiakur ke Pemerintah Povinsi Maluku tersebut antara lain dapat berupa 9 di Ambon , sehingga Kapressy

Msi, merasa putusan

penetapan, putusan sela/antara, dan

Charles,

SH.

dirugian akibat (einduitspraak/eindvonnis). Masing-

akhir

kepentingannya

keputusan yang dikeluarkan oleh masing insturmen hukum yang

Gubernur Maluku selaku Pejabat Tata dipergunakan

Usaha Negara. Oleh karenanya yang penyelesaian sengketa mempunyai

dalam

proses

bersangkutan mengajukan Gugatan ke karakter atau figur hukum sendiri-

Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon sendiri.

Nomor Perkara : Putusan Sela adalah Putusan

dengan

23/G/2014/PTUN.ABN, yang yang dijatuhkan masih dalam proses

memohon untuk pemeriksaan perkara dengan tujuan

bersangkutan

melaksanakan penundaan pemindahan untuk

dari Pemerintah Kabupaten Maluku pemeriksaan. Putusan Sela tidak

memperlancar

jalannya

Barat Daya ke Pemerintah Provinsi mengakhiri pemeriksaan, tetapi akan

Maluku di karenakan bertentangan berpengaruh terhadap arah dan

dengan asas-asas umum pemerintahan jalannya pemeriksaan, namun Putusan

ataupun peraturan Sela dituangkan dalam bentuk

yang

baik

perundang-undangan yang berlaku. penetapan yang terpisah dengan

permohonan penundaan Putusan Akhir, tujuannya adalah untuk

Dalam

tersebut Majelis Hakim Pengadilan menghindari

agar

penetapan

Tata Usaha Negara yang memeriksa,

penundaan tidak

9 Surat Keputusan Gubernur Maluku

menempel terus

pada

pokok

Nomor : 125.a Tahun 2014 tanggal 20 Mei 2014 tentang Pemindahan Pegawai Negeri

perkaranya sampai dengan Putusan

Sipil, atas nama Kapressy Charles, SH. Msi, NIP : 19560911 198603 1 009 dari Kabupaten

berkekuatan hukum tetap.

Maluku Barat Daya di Tiakur ke Pemerintah Povinsi Maluku di Ambon

Perspektif Hukum, Vol. 17 No. 1 Mei 2017

mengadili dan memutuskan perkara

Rumusan Masalah

tersebut mengabulkan permohonan Bagaimana Kekuatan Eksekutorial Penundaan dan memerintahkan kepada

Putusan Sela Dalam Bentuk Schorsing Gubernur Maluku selaku Pejabat Tata

Pada Pengadilan Tata Usaha Negara Usaha Negara untuk menunda

Hasil dan Pembahasan

pelaksanaan dan

tindak lanjut

Kekuatan Eksekutorial Putusan Sela

dalam surat Surat Keputusan Gubernur Maluku

Keputusan Tata Usaha Negara berupa

Penggugat

gugatannya mengajukan permohonan Nomor : 125. a Tahun 2014, tanggal 20

penundaan terhadap pelaksanaan Mei 2014 tentang Pemindahan

Keputusan Tata Usaha Negara dengan Pegawai Negeri Sipil atas nama

obyek sengketa, adalah Keputusan Kapressy Charles, SH, M.Si, NIP :

Gubernur Maluku Nomor : 125. a 19560911 198603 1 009 Pembina

Tahun 2014, tanggal 20 Mei 2014 Utama Madya (IV/d) dari Pemerintah

tentang Pemindahan Pegawai Negeri Kabupaten Maluku Barat Daya di

Sipil atas nama Kapressy Charles, SH, Tiakur ke Pemerintah Provinsi Maluku

MSi, NIP : 19560911 198603 1 009 di Ambon, sampai putusan sengketa ini Pembina Utama Madya (IV/d) dari

mempunyai kekuatan hukum tetap , Pemerintah Kabupaten Maluku Barat kecuali ada Penetapan lain yang

Daya di Tiakur ke Pemerintah Provinsi menyatakan

Maluku di Ambon. memerintahkan

sebaliknya,

Permohonan penundaan Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon

kepada

Panitera

Penggugat telah dilampiri dengan data untuk

awal sebagai berikut : Penetapan ini kepada para pihak untuk

menyampaikan

salinan

Presiden Republik segera dipatuhi dan dilaksanakan.

1. Peraturan

Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Terhadap Putusan Sela tersebut

Tunjangan Jabatan harus dilaksanakan atau menjadi

Tentang

Struktural

kewajiban bagi Tergugat untuk

Gubernur Maluku melaksanakannya meskipun belum ada

2. Keputusan

Nomor : 821.4/3478/M, tanggal 19 Putusan

Desember 2008 mengakhiri sengketa tersebut. Dengan

3. Keputusan Bupati Maluku Barat demikian Putusan Sela tersebut

Daya Nomor : 800-204 Tahun 2011 mempunyai kekuatan eksekutorial..

Tentang Perpanjangan Pertama Kali Batas Usia Pensiun (BUP) Pegawai

Dezonda R.P. dan Heillen M.Y.T., Tinjauan Eksekusi Putusan Sela dalam Bentuk Schorsing pada PTUN

Negeri Sipil Di Lingkungan setara dengan Jabatan Pimpinan Pemerintah Kabupaten Maluku

Tinggi Pratama adalah 60 (enam Barat Daya

puluh)

tahun tanpa melalui

4. Daftar Pembayaran Gaji Dan mekanisme perpanjangan oleh Sebagainya Untuk Para Pegawai

Pejabat Pembina Kepegawaian, Sekretariat Daerah

sehingga Penggugat masih memiliki Maluku Barat Daya di Wonreli

Kabupaten

3 (tiga) tahun dinas, karena Untuk Bulan April 2014

Penggugat sekarang baru berusia 57

(lima puluh tujuh) tahun Nomor : 125.a Tahun 2014, tanggal

5. Keputusan Gubernur

Maluku

3. Bahwa keputusan tata usaha negara

20 Mei 2014 Tentang Pemindahan obyek sengketa tidak menyangkut Pegawai Negeri Sipil

kepentingan umum akan tetapi

6. Surat Perintah Tugas Nomor : menyangkut kepentingan individu 094/108.b/SPT/2014, tanggal 09

4. Bahwa sampai saat ini belum ada Mei 2014

keputusan

Tergugat tentang

7. Profil Pegawai Negeri Sipil atas Penetapan dan pengangkatan serta nama Kapressy Charles, SH.,M.Si

Sekretaris Daerah Permohonan

pelantikan

Kabupaten Maluku Barat Daya pelaksanaan Keputusan Tata Usaha

penundaan

yang baru.

yang akan diajukan oleh Penggugat dalam

Negara atas obyek sengketa yang

Pendekatan

digunakan oleh Majelis Hakim gugatannya didasarkan pada pokoknya

Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon dengan alasan-alasan sebagai berikut :

dalam menilai permohonan penundaan

1. Bahwa bilamana Tergugat tetap pelaksanaan Keputusan Tata Usaha melaksanakan

Negara, yaitu dengan menggunakan Pelantikan, serah terima jabatan

atau

dilakukan

statute approach maka sangat merugikan Penggugat

pendekatan

(pendekatan peraturan perundang- baik materil maupun immaterial

undangan) dalam hal ini Pasal 67

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Undang Nomor 5 Tahun 2014

2. Bahwa berdasarkan

Undang-

tentang Peradilan Tata Usaha Negara Tentang Aparatur Sipil Negara,

Jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun batas usia pensiun Pegawai Negari

2004 tentang Perubahan atas Undang- Sipil dengan jabatan Eselon II

Undang Nomor 5 Tahun 1986 Jo

Perspektif Hukum, Vol. 17 No. 1 Mei 2017

Undang-Undang Nomor 51 Tahun

digugat tetap 2009 tentang Perubahan Kedua Atas

yang

dilaksanakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

b. Tidak dapat dikabulkan apabila tentang Peradilan Tata Usaha Negara,

kepentingan umum dalam ketentuan tersebut berbunyi sebagai

pembangunan berikut

rangka

mengharuskan dilaksanakannya (1) Gugatan tidak menunda atau

keputusan tersebut. menghalangi

Pasal 67 ayat (1) merupakan Keputusan Tata Usaha Negara

dilaksanakannya

konkretisasi dari asas praduga sah serta tindakan Badan atau Pejabat

van Tata Usaha Negara.

(vermoeden

rechmatigheid/praesumtio iustae (2) Penggugat dapat mengajukan

causa/ privelege d’execution preable permohonan agar pelaksanaan

de la puisannce publique), akan tetapi Keputusan Tata Usaha Negara itu

dengan adanya ketentuan di dalam ayat ditunda

(2), ayat (3), dan ayat (4) Pasal 67 sengketa Tata Usaha negara

selama

pemeriksaan

keberlakuan asas tersebut tidak bersifat sedang berjalan, sampai ada

mutlak. Ketentuan di dalam Pasal 67 putusan Pengadilan yang telah

ayat (4) huruf a, karakter rumusan memperoleh kekuatan hukum

norma hukumnya adalah bersifat tetap.

hipotetis atau bersyarat, dengan pola

rumusan konsekuensi dirumuskan dimaksud dalam ayat (2) dapat

(3) Permohonan sebagaimana

terlebih dahulu, yaitu fr asa “dapat diajukan sekaligus dalam gugatan

dikabulkan ” (positif) baru rumusan dan dapat diputus terlebih dahulu

kondisi norma dari pokok sengketa.

(normcondition )

(syarat- syarat) yaitu frasa “ apabila

terdapat keadaan yang yang sangat sebagaimana dimaksud dalam ayat

(4) Permohonan penundaan

yang mengakibatkan (2) :

mendesak

kepentingan

penggugat sangat

dirugikan jika Keputusan Tata Usaha apabila terdapat keadaan yang

a. Dapat dikabulkan

hanya

Negara dilaksan akan”, demikian pula sangat

di dalam hurup b karakter rumusan mengakibatkan

mendesak

yang

norma hukumnya adalah bersifat penggugat sangat dirugikan jika

kepentingan

hipotetis atau bersyarat dengan pola Keputusan Tata Usaha negara

rumusan konsekuensi dirumuskan

Dezonda R.P. dan Heillen M.Y.T., Tinjauan Eksekusi Putusan Sela dalam Bentuk Schorsing pada PTUN

terlebih dahulu yaitu frasa “tidak dapat 10 diberhentikan. Dengan dikabulkan” (negatif) baru rumusan

memperhatikan masa jabatan yang normcondition (kondisi norma) atau

disebutkan secara jelas dan tegas di syarat-syarat yang harus dipenuhi,

dalam Keputusan Bupati Maluku Barat yaitu frasa “apabila kepentingan umum

Daya Nomor : 800-204 Tahun 2011, dalam

tanggal 06 September 2011 Tentang mengharuskan

rangka

pembangunan

Perpanjangan Pertama Kali Batas Usia keputusan tersebut ”.

dilaksanakannya

Pensiun (BUP) Pegawai Negeri Sipil Salah satu sumber Hukum

Di Lingkungan Pemerintah Daerah Administrasi 11 adalah kebiasaan- Maluku Barat Daya tersebut, maka

kebiasan yang dipraktekkan oleh masa jabatan Penggugat berakhir pada pemerintah, merupakan suatu konvensi

tanggal 10 September 2014. Akan atau kebiasaan-kebiasaan yang secara

tetapi dengan dikeluarkannya obyek terus menerus dilakukan dalam

sengketa, yaitu Keputusan Gubernur pengangkatan seorang pejabat, yaitu

Maluku Nomor : 125.a Tahun 2014, terdapat perbuatan-perbuatan faktual

tanggal 20 Mei 2014 Tentang yang dilakukan antara lain, berupa

Pemindahan Pegawai Negeri Sipil, pelantikan dan serah terima jabatan

masa jabatan Penggugat terpangkas sebagai suatu perbuatan faktual yang

lebih kurang 4 (empat) bulan dari berlanjut. Berdasarkan konvensi atau

keadaan yang normal. kebiasaan dan asas acontario actus,

Tindak lanjut atas keluarnya maka menurut

obyek sengketa, yaitu Keputusan pelantikan dan serah terima jabatan

Majelis Hakim

Gubernur Maluku Nomor : 125. a merupakan suatu perbuatan faktual

Tahun 2014, tanggal 20 Mei 2014 yang

tentang Pemindahan Pegawai Negeri dilakukan. Berdasarkan

semestinya

nama KAPRESSY contrario actus, manakala terjadi

asas

a Sipil

atas

CHARLES, SH, MSi, NIP : 19560911 pergantian jabatan sebagai Sekretaris

10 Pertimbangan Penetapan Penundaan

Daerah, maka terdapat adanya serah

Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Dalam

terima jabatan dari Sekretaris Daerah Nomor

Perkara

23/G/2014/PTUN.ABN , hlm. 5

yang lama ke Sekretaris Daerah yang 11 Keputusan Bupati Maluku Barat

Daya Nomor : 800-204 Tahun 2011, tanggal

baru sehingga

hendaknya,

06 September 2011 Tentang Perpanjangan Pertama Kali Batas Usia Pensiun (BUP)

diperlakukan sama ketika Penggugat

Pegawai

Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah Maluku Barat Daya

Negeri

Perspektif Hukum, Vol. 17 No. 1 Mei 2017

198603 1 009 Pembina Utama Madya manfaatnya. Akan tetapi manakala (IV/d) dari Pemerintah Kabupaten

kepentingan yang mendesak tidak ada Maluku Barat Daya di Tiakur ke

lagi dan sekiranya gugatan penggugat Pemerintah Provinsi Maluku di

tidak diterima atau ditolak maka Ambon, adalah telah ditunjuk Plt.

penundaan pelaksanaan Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku

terhadap

Keputusan Tata Usaha Negara obyek Barat Daya, yaitu Drs. Joseph Domlay,

sengketa harus juga dicabut sehingga sedangkan

tidak terjadi penyanderaan. Pengangkatan Sekretaris Daerah yang

berkaitan

dengan

Majelis Hakim Pengadilan Tata defenitif, serah terima jabatan dan

Usaha Negara Ambon berpendapat Pelantikan belum dilakukan sampai

dikabulkannya dengan saat ini, sesuai keterangan

syarat

dapat

permohonan penundaan sebagaimana Kuasa Tergugat, pada persidangan

dimaksud di dalam Pasal 67 ayat (4) tanggal 21 Juli 2014 . Seiring dengan

huruf a telah terpenuhi. Majelis Hakim berjalannya waktu, oleh karena

tidak melihat adanya kepentingan sengketa Tata Usaha Negara ini

umum dalam rangka pembangunan diperiksa dengan Acara Biasa di

a quo yang Pengadilan Tingkat pertama, dan disisi

dalam

perkara

dilaksanakannya lain sistem peradilan di Indonesia

mengharuskan

Keputusan Tata Usaha Negara yang terbuka untuk diajukan upaya hukum 12 menjadi obyek sengketa tersebut .

kepada lembaga peradilan yang lebih Penundaan Keputusan Tata tinggi, bisa terjadi akan memakan

Usaha Negara yang menjadi obyek waktu melebihi dari sisa waktu masa

sengketa dapat dikabulkan, oleh karena jabatan Penggugat, sekiranya gugatan

masih adanya tindakan faktual yang Penggugat dapat dibuktikan dan tidak

berlanjut yang harus dilakukan, yaitu dilakukan penundaan pelaksanaan

Pengangkatan Sekretaris Daerah yang terhadap obyek sengketa, maka

defenitif, pelantikan ataupun serah pemulihan terhadap keadaan posisi

terima jabatan dari Sekretaris Daerah semula bagi Penggugat setelah putusan

yang diberhentikan kepada Sekretaris terhadap sengketa Tata Usaha Negara

Daerah yang diangkat yang isinya ini memperoleh kekuatan hukum tetap

sebagai suatu pernyataan (deklaratur) tidak mungkin dilakukan, bila hal ini

terjadi, 12 maka bagi yustisiabelen Pertimbangan Penetapan Penundaan

Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara,

(pencari keadilan)

tidak

ada

Op Cit , Hal : 7

Dezonda R.P. dan Heillen M.Y.T., Tinjauan Eksekusi Putusan Sela dalam Bentuk Schorsing pada PTUN

penyerahan segala tugas, wewenang Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata dan kewajiban. 14 Usaha Negara

Pelanggaran terhadap memperhatikan dan mengambilnya

Penetapan ini akan menjadi tanggung sebagai pertimbangan tentang sifat

jawab sepenuhnya baik secara yuridis Penetapan Pengadilan Tata Usaha

maupun administratif terhadap pihak Negara yang berlaku secara “Erga

yang melanggarnya. Mengingat Omnes ”, yaitu mengikat dan berlaku

ketentuan dalam Undang-Undang secara umum terhadap pihak-pihak

Nomor 5 Tahun 1986 Tentang yang terkait dengan pelaksanaan Surat

Usaha Negara Keputusan Objek Sengketa a quo serta

Peradilan

Tata

sebagaimana telah dirubah oleh adanya Surat Menteri Pendayagunaan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Aparatur Negara tanggal 29 Mei 1991

dan Undang-Undang Nomor 51 Tahun Nomor

: B-47/I/1991 perihal 2009 serta ketentuan hukum lain yang pelaksanaan putusan Pengadilan Tata

bersangkutan

Usaha Negara yang ditujukan kepada MENETAPKAN para Pejabat Tinggi Negara, antara lain

permohonan kepada para Gubernur seluruh

1. Mengabulkan

Penundaan Penggugat tersebut Indonesia, yang mencantumkan pada

2. Memerintahkan kepada Tergugat pokoknya bahwa Pejabat Tata Usaha

untuk menunda pelaksanaan dan Negara yang digugat hendaknya

tindak lanjut Keputusan Tata Usaha membantu

Negara berupa Surat Keputusan penyelesaian perkara gugatan dan

kelancaran

proses

Gubernur Maluku Nomor: 125. a melaksanakan putusan dengan sebaik-

Tahun 2014, tanggal 20 Mei 2014 baiknya 13 dan

Pemindahan Pegawai Pendayagunaan

Aparatur Negara Negeri Sipil atas nama Kapressy

Charles, SH, M.Si, NIP : 19560911 SE/24/M.PAN/8/2004

tanggal 28 Agustus 2004 Nomor :

Perihal

198603 1 009 Pembina Utama Madya (IV/d) dari Pemerintah

13 Surat Menteri

Kabupaten Maluku Barat Daya di

Pendayagunaan

Aparatur Negara tanggal 29 Mei 1991 Nomor : B-47/I/1991 perihal pelaksanaan putusan

Menteri Pendayagunaan Pengadilan

14 Surat

Aparatur Negara tanggal 28 Agustus 2004 ditujukan kepada para Pejabat Tinggi Negara,

Tata Usaha

Negara

yang

SE/24/M.PAN/8/2004 Perihal antara lain kepada para Gubernur seluruh

Nomor

Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Indonesia .

Negara.

Perspektif Hukum, Vol. 17 No. 1 Mei 2017

Tiakur ke Pemerintah Provinsi Ambon sesuai Surat Panggilan Nomor

W4-TUN3/532/H.01.03/VI/2014, sengketa ini mempunyai kekuatan 16 tanggal 25 Juni 2014 , Nomor : W4-

Maluku di Ambon, sampai putusan

hukum tetap , kecuali ada Penetapan TUN3/595/H.01.03/VII/2014, tanggal lain yang menyatakan sebaliknya 17 07 Juli 2014 dan Nomor : W4-

3. Memerintahkan kepada Panitera TUN3/616/H.01.03/VII/2014, tanggal Pengadilan Tata Usaha Negara 18 14 Juli 2014 , namun yang

Ambon untuk

bersangkutan tidak pernah memenuhi salinan Penetapan ini kepada para

menyampaikan

Pengadilan, dengan pihak untuk segera dipatuhi dan

panggilan

demikian Drs. Joseph Domlay yang dilaksanakan.

merupakan pihak ketiga dalam perkara

a quo dianggap tidak menggunakan perkara

4. Menunda pembebanan

biaya

haknya untuk menjadi pihak dalam Penetapan Penundaan ini sampai

yang timbul

akibat

perkara a quo

dengan Putusan akhir 15 Gugatan Penggugat tertanggal

Putusan Pengadilan Tata Usaha

12 Juni 2014 yang didaftar di

Negara Terhadap Putusan Sela

Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha

Objek sengketa dalam perkara Negara Ambon pada tanggal 12 Juni ini adalah Surat Keputusan Gubernur

2014 dan telah diperbaiki pada tanggal Maluku Nomor : 125.a Tahun 2014

7 Juli 2014, Tergugat telah tanggal 20 Mei 2014 tentang

mengajukan Jawaban tertanggal 21 Juli Pemindahan Pegawai Negeri Sipil atas

2014 dimana di dalamnya tidak nama Sdr. Kapressy Charles, SH,

memuat Eksepsi dan langsung pada M.Si NIP.19560911 198603 1 009

Pokok sengketa. Majelis Hakim Pembina Utama Madaya (IV/d) dari

16 Surat Panggilan I Nomor : W4-

Pemerintah Kabupaten Maluku Barat

TUN3/532/H.01.03/VI/2014, tanggal 25 Juni

Daya di Tiakur ke Pemerintah Provinsi

2014, Sebagai Pihak Ketiga Dalam Perkara Nomor Nomor 23/G/2014/PTUN.ABN di

Maluku di Ambon Drs. Joseph Domlay

Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon 17 Surat Panggilan II Nomor : W4-

selaku PLT Sekretaris Daerah Maluku

TUN3/595/H.01.03/VII/2014, tanggal 07 Juli 2014, Sebagai Pihak Ketiga Dalam Perkara

Barat Daya telah dipanggil secara patut

Nomor Nomor 23/G/2014/PTUN.ABN di

Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon oleh Pengadilan Tata Usaha Negara

18 Surat Panggilan III Nomor : W4-

TUN3/616/H.01.03/VII/2014, tanggal 14 Juli

2014, Sebagai Pihak Ketiga Dalam Perkara Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara

15 Putusan Penetapan

Penundaan

Nomor Nomor 23/G/2014/PTUN.ABN di Ambon

Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon

23/G/2014/PTUN.ABN

Dezonda R.P. dan Heillen M.Y.T., Tinjauan Eksekusi Putusan Sela dalam Bentuk Schorsing pada PTUN

terlebih dahulu

yakni objek yang mempertimbangkan apakah pengajuan

akan

a. Konkrit

diputuskan dalam Keputusan Tata Gugatan dalam sengketa ini telah

Usaha Negara itu tidak abstrak memenuhi persyaratan formal Gugatan

tetapi berwujud tertentu atau dapat terkait 1). apakah Objectum litis

Dalam hal ini merupakan sebuah Keputusan Tata

ditentukan.

Keputusan objek sengketa, yang Usaha Negara, 2). apakah Penggugat

diterbitkan oleh Tergugat termasuk mempunyai

dalam pengertian konkrit karena mengajukan Gugatan a quo dan, 3).

kepentingan

dalam

objek yang diputuskan dalam apakah Gugatan Penggugat diajukan

Keputusan Tata Usaha Negara masih dalam tenggang waktu yang

tersebut tidak abstrak tetapi ditentukan, sehingga Pengadilan Tata

yaitu mengenai Usaha Negara berwenang untuk

berwujud

pemindahan yang ditujukan kepada memeriksa,

Penggugat untuk menjadi Pegawai menyelesaikan sengketa a quo.

memutus

dan

Negeri Sipil pada Pemerintah Keputusan Tata Usaha Negara

Provinsi Maluku di Ambon beradasarkan Pasal 1 angka 9 Undang-

b. Individual yakni Keputusan Tata Undang Nomor 51 Tahun 2009 adalah

Usaha Negara itu tidak ditujukan suatu

untuk umum tetapi tertentu baik dikeluarkan oleh badan atau pejabat

alamat maupun hal yang dituju. tata usaha negara yang berisi tindakan

Dalam hal ini Keputusan objek hukum tata usaha negara yang

sengketa yang diterbitkan oleh berdasarkan peraturan perundang-

Tergugat ditujukan kepada Sdr. undangan yang berlaku, yang bersifat

Kapressy Charles, SH, M.Si konkret, individual, dan final, yang

(Penggugat) sehingga keputusan menimbulkan akibat hukum bagi

tersebut telah memenuhi unsur seseorang atau badan hukum perdata.

individual

Syarat suatu keputusan dapat dikatakan

c. Final yakni sudah definitif sehingga sebagai Keputusan Tata Usaha Negara

tidak memerlukan persetujuan dari yang menjadi objek sengketa dalam

instansi atasan/instansi lain dan Peradilan Tata Usaha Negara sebagai

karenanya menimbulkan akibat berikut :

hukum dengan suatu perubahan dalam suasana hubungan hukum

Perspektif Hukum, Vol. 17 No. 1 Mei 2017

yang telah ada yaitu menimbulkan terkait terbitnya Keputusan Tata Usaha suatu hak dan kewajiban pada pihak

Negara (objek sengketa), hubungan yang

causalitas tersebut harus pula menentukan posisi hukum dari

bersangkutan

serta

menimbulkan kerugian yang nyata Penggugat yang terkena keputusan

khususnya bagi Penggugat, dengan atas tindakan hukum Tergugat yaitu

adanya kerugian yang nyata tersebut Penggugat

terdapatlah kepentingan yang menjadi merupakan

yang

sebelumnya

legal standing bagi Orang atau Badan Kabupaten Maluku Barat Daya

Sekretaris

Daerah

Hukum Perdata (in casu Penggugat) menjadi tidak menjabat/berhenti

untuk mengajukan gugatan pada sebagai

Peradilan Tata Usaha Negara. Kabupaten Maluku Barat Daya.

Sekretaris

Daerah

Berdasarkan Keputusan Pasal 53 ayat (1) Undang-

Maluku Nomor: Undang Peradilan Tata Usaha Negara

Gubernur

821.4/3478/M, tanggal 19 Desember merupakan perwujudan dari asas

2008 dan Keputusan Bupati Maluku dalam peradilan tata usaha negara yaitu

Barat Daya Nomor 800-204 Tahun poin d’interest poin d’action, yang

2011, tanggal 6 September 2011, berarti seseorang atau badan hukum

tentang Perpanjangan Pertama Kali perdata untuk dapat mengajukan

Batas Usia Pensiun (BUP) Pegawai gugatan harus mempunyai kepentingan

Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah yang dirugikan sebagai akibat terbitnya

Kabupaten Maluku Barat Daya, suatu Keputusan Tata Usaha Negara,

hukum bahwa oleh karena tanpa ada kepentingannya

diperoleh fakta

Penggugat merupakan Pegawai Negeri yang dirugikan oleh terbitnya suatu

pada Pemerintah Keputusan Tata Usaha Negara tidak

Sipil Daerah

Kabupaten Maluku Barat Daya yang akan melahirkan hak untuk menggugat,

menjabat sebagai Sekretaris Daerah gugatan yang diajukan pada Peradilan

Maluku Barat Daya eselon II.A serta Tata

Tunjangan jabatan. didasarkan pada hubungan sebab-

Usaha Negara

haruslah

memperoleh

Majelis Hakim berpendapat, oleh akibat (causalitas) antara Orang atau

karena Penggugat merupakan pihak Badan Hukum Perdata (in casu

yang dituju langsung dalam objek Penggugat) di satu pihak dengan

sengketa yang isinya memindahkan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara

Penggugat tanpa Jabatan pada (in casu Tergugat) di pihak lainnya

Pemerintah Provinsi Maluku, maka

Dezonda R.P. dan Heillen M.Y.T., Tinjauan Eksekusi Putusan Sela dalam Bentuk Schorsing pada PTUN

terdapat hubungan causalitas (sebab- menggunakan fakta-fakta hukum akibat) antara Penggugat dengan

sebelum dan pada saat terbitnya objek Tergugat akibat diterbitkannya objek

sengketa serta sesuai dengan sengketa yang menimbulkan kerugian

kompetensi dan fungsi Peradilan Tata yang

Usaha Negara dalam memberikan penghasilan yang diperoleh sebelum

nyata berupa

hilangnya

pertimbangan terhadap sengketa a quo terbit objek sengketa, sehingga

hanyalah menilai perbedaan pendapat Penggugat

dari segi yuridis mengenai penerapan dalam

memiliki

kepentingan

hukumnya antara Tergugat dalam hal sebagaimana ketentuan Pasal 53 ayat

mengajukan

gugatan

Maluku dengan (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun

ini

Gubernur

Penggugat (Kapressy Charles, SH, 2004. 19 M.Si)

kewenangan yaitu permasalahan hukum administrasi

Majelis Hakim berpendapat

Aspek

apakah Tergugat memiliki kewenangan yang harus dipertimbangkan adalah

untuk menerbitkan objek sengketa quo. apakah dari aspek kewenangan,

Salah satu prinsip negara hukum prosedur dan atau substansi penerbitan

adalah wetmatigheid van bestuur atau objek sengketa a quo telah sesuai

pemerintahan berdasarkan peraturan dengan peraturan perundang-undangan

perundang-undangan, oleh karenanya yang berlaku dan atau tidak melanggar

setiap tindakan hukum pemerintah Asas-Asas Umum Pemerintahan yang

harus didasarkan pada wewenang yang Baik ”. Jika dari salah satu aspek

diberikan oleh peraturan perundang- terpenuhi maka sudah cukup beralasan

undangan yang berlaku. Secara yuridis hukum bagi Majelis Hakim untuk

untuk menguji dari aspek kewenangan menyatakan batal atau tidak sah

penerbitan objek sengketa a quo, Keputusan Tata Usaha Negara yang

Majelis Hakim akan merujuk pada menjadi sengketa dan Majelis Hakim

ketentuan Pasal 25 ayat (1) dan (2) hanya akan melakukan pengujian

Undang-undang Nomor 43 Tahun secara Ex-Tunc, yaitu menguji

1999 Tentang Perubahan Atas keabsahan

objek

sengketa

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok

19 Pertimbangan Putusan Majelis Hakim

Kepegawaian disebutkan bahwa :

Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon Dalam Perkara Nomor 23/G/2014/PTUN.ABN , hlm. 23

Perspektif Hukum, Vol. 17 No. 1 Mei 2017

1) Pengangkatan, pemindahan, dan Maluku Barat Daya di Tiakur ke pemberhentian Pegawai Negeri

Pemerintah Provinsi Maluku di Sipil dilakukan oleh Presiden

Ambon, ditemukan fakta hukum

2) Untuk memperlancar pelaksanaan bahwa keputusan a quo ditetapkan oleh pengangkatan, pemindahan, dan

Tergugat selaku Pejabat Pembina pemberhentian Pegawai Negeri

Kepegawaian Daerah Provinsi dan Sipil sebagaimana dimaksud dalam

ditujukan kepada Penggugat selaku ayat

Negeri Sipil Daerah mendelegasikan

Kabupaten Maluku Barat Daya, maka wewenangnya

sebagian

Majelis Hakim berkesimpulan secara pembina kepegawaian pusat dan

kepada

pejabat

yuridis dari aspek kewenangan, menyerahkan

Tergugat benar berwenang untuk wewenangnya

sebagian

menerbitkan objek sengketa a quo, pembina kepegawaian daerah yang

kepada

pejabat

sehingga dari segi kewenangan diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Tergugat tidak bertentangan dengan Pemerintah.

peraturan perundang-undangan yang Pasal 17 ayat (1) huruf b 20 berlaku. Mencermati surat keputusan

a quo, terdapat tindakan Tergugat yang 2003

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

yaitu Pemindahan Pengangkatan, Pemindahan

Penggugat dari Pemerintah Kabupaten Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil

dan

Maluku Barat Daya di Tiakur ke yang mengatur Pejabat Pembina

Pemerintah Provinsi Maluku di Ambon Kepegawaian

tanpa jabatan. Tergugat dalam menetapkan pemindahan b. Pegawai

Daerah

Propinsi