definisi dan ruang lingkup filsafat pend

1

FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM
M. ANUGRAH ARIFIN, M.Pd.

Definisi, Ruang Lingkup dan Kegunaan FPI

FILSAFAT PENDIDIKAN
ISLAM

2





FILSAFAT
FILSAFAT PENDIDIKAN
FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM


DEFINISI FILSAFAT
3

I
AN
N
YU NO
KU

1. PHILEIN = CINTA + SOPHOS =
HIKMAH
2. PHILAR = CINTA + SOPHIA =
KEBENARAN
3. PHILOS SHOPIA/PHILOSOPHOS =
CINTA KEBENARAN

FILSAFAT
Ara
b
on ,ind

esi
a

1. Falsafah ( ‫ )للل ةلفلللةسةفةة‬ikut wazan ‫لللعللللة‬
‫ف‬
2. Philosophi (Inggris)
3. Keduanya Membentuk Istilah
“Filsafat” = Pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi. Ilmu
yang berintikan logika. (KBI)

‫‪FIKIRKAN AYAT BERIKUT‬‬
‫!!!‪DAN BERIKAN KOMENTAR ANDA..‬‬
‫‪4‬‬

‫تدويلاق‬
‫ق‬
‫ل‬
‫ك‬
‫مل ي ك‬

‫ل‬
‫يق‬
‫ددديرر{‬
‫ك‬
‫دد‬
‫ل‬
‫دد‬
‫ى‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ه‬
‫ل‬
‫ا‬
‫ددل‬
‫و‬
‫ض‬
‫ر‬
‫ق‬
‫ش ءء ددقق د‬
‫كددلا ل‬

‫ماوقا د ق ي د ق ك‬
‫س ق‬
‫وقل دل لهد ك‬
‫ي‬
‫تو ايل ق‬
‫خل ي‬
‫ل‬
‫ر‬
‫ا‬
‫و‬
‫ما‬
‫س‬
‫ا‬
‫ددل‬
‫ق‬
‫ض قوا ي‬
‫د‬
‫فددلال لي دي‬
‫خت دقل د‬
‫)‪ (189‬إ د ل‬

‫ل‬
‫ق‬
‫ي‬
‫ق‬
‫ق‬
‫ندديفد ق د‬
‫د‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ددلال قل‬
‫ل‬
‫ي‬
‫ي‬
‫ك‬
‫ي‬
‫ه‬
‫ن‬
‫رو‬
‫ك‬
‫ذ‬

‫ي‬
‫دد‬
‫ن‬
‫ذي‬
‫ل‬
‫ا‬
‫(‬
‫‪190‬‬
‫ب‬
‫)‬
‫ا‬
‫ب‬
‫لدد‬
‫ل‬
‫ا‬
‫د‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ددد‬
‫ت دد دو‬

‫ددلان لقهارد دد ققل‬
‫ل د‬
‫يددا ء‬
‫د ق ق ك ق‬
‫قد‬
‫وق‬
‫خل ي‬
‫دا وقع قل ق‬
‫ل‬
‫ت‬
‫ف‬
‫ددي‬
‫ن‬
‫رو‬
‫ك‬
‫ق‬
‫ف‬
‫ت‬
‫ي‬
‫و‬

‫م‬
‫ه‬
‫ب‬
‫نو‬
‫ج‬
‫ى‬
‫ق‬
‫ماوقا د‬
‫د‬
‫ق‬
‫ك‬
‫دد ققد‬
‫ق‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ما وققك كعو د‬
‫قددلا ل‬
‫س ق‬
‫ي‬
‫د‬

‫يددا د‬
‫ك‬
‫ق‬
‫د‬
‫د‬
‫دويلاق‬
‫حان ق ق‬
‫تهق ق‬
‫ب‬
‫س‬
‫ذا ب‬
‫خل ق قي‬
‫ق‬
‫ما‬
‫نا‬
‫ب‬
‫ر‬
‫ض‬
‫ر‬
‫ق‬

‫كددفقد‬
‫ق‬
‫قددقنا ع قذ قا ق‬
‫بددد ق‬
‫دددا ق ط ددل دد كي‬
‫ل‬
‫ق‬
‫ق ي د ق‬
‫]دل آعمرا‪:‬‬
‫ن ‪} [191 - 189‬ددلالنارد‬
‫‪‬‬

‫ق‬
‫مي دعا{‬
‫ج‬
‫ض‬
‫ر‬
‫س ل‬
‫ما دديفدديلا ي د ق د‬
‫ماوقا د‬

‫ما دديفد ددلا ل‬
‫وق ق‬
‫توق ق‬
‫س ق‬
‫م ق‬
‫خقر ددل قك كدد ي‬
‫ندديفد ذ قل د ق‬
‫ن‬
‫ق ويم ء دديت ق ق‬
‫تددل د ق‬
‫ك دد ققل‬
‫]‬
‫يددا ء‬
‫ددلاجاثية‪ } [13 :‬د‬
‫فك لكرو ق‬
‫ه إدل‬
‫من ي ك‬

‫‪‬‬

Terminologi Filsafat
5



Pengetahuan Tentang Segala Yang Ada (Plato 427-347 SM),



ilmu yang menyelidiki sebab dan asas segala yang ada. (Aristoteles 384322 SM)



Cara Berfikir yang radikal Menyeluruh dan Mendasar (Socrates (470-399
SM)



Pemikiran yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti, bertujuan
untuk mencari hakikat kebenaran tentang alam semesta, alam manusia,
dan dibalik alam (Muhtar Yahya “FPI”, 1998:3)



Ilmu Pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki
hakikat yang sebenarnya (AL-FARIBI 870 - 950)



Penggunaan Akal Secara Mendalam, Sistematis, Radikal, dan Universal
UPAYA
SECARA
SUNGGUH-SUNGGUH
UNTUK
dalam Rangka
Mencari
kebenaran
inti atau hakikat bagi
segala sesuatu
MEMBERDAYAKAN
AKAL
PIKIRAN
SECARA
BEBAS,
yang ada (Sidi Gazalba dikutip oleh Jamali Sahrodi, 2011:2)
SISTEMATIS, RADIKAL, DAN UNIVERSAL DALAM RANGKA
MENEMUKAN HAKIKAT (ONTOLOGI), PROSES
(EPISTIMOLOGI), SERTA NILAI (AKSIOLOGI) SEGALA
SESUATU YANG BERHUBUNGAN DENGAN SEGALA YANG

SILAHKAN BERFILSAFAT..!!!
6

PENDIDIKAN/ ‫ددلاتربية‬
7

Pendidikan adalah  usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan  proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 )


FILSAFAT PENDIDIKAN
8

ADA TIGA MAKNA PILIH YANG MENURUT
ANDA BENAR..???
 PEMIKIRAN FILSAFAT TENTANG
PENDIDIKAN
 FILSAFAT TENTANG PROSES PENDIDIKAN
 FILSAFAT TENTANG DISIPLIN ILMU
KEGIATAN BERFIKIR SISTEMATIS DENGAN PENDEKATAN
PENDIDIKAN
FILOSOFIS UNTUK MENGATUR DAN MENERANGKAN
NILAI YANG AKAN DIREALISASIKAN, BESERTA TUJUAN,
PROSES, METODE, DAN KONSEP-KONSEP TENTANG
DISIPLIN ILMU PENDIDIKAN.

FILSAFAT PENDIDIKAN
ISLAM

9



Pemikiran filosufis yang diambil dari (1) sistem
filsafat/aliran-aliran filsafat atau (2) jawaban filosufis
terhadap masalah pendidikan yg tidak bertentangan
dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam lapangan
pendidikan. (Prof. Maragustam)



Kajian Menyeluruh dan mendasar yang berkaitan dengan
pendidikan berdasarkan tuntunan ajaran Islam (Prof
Ramayulis)

Aktifitas Pemikiran yang sistematis yang menjadikan Islam
sebagai jalan untuk mengatur menyelaraskan dan
memadukan proses pendidikan Islam dalam upaya
menjelaskan nilai-nilai dan tujuan yang hendan dicapainya
KEGIATAN BERFIKIR FILOSOFIS BERDASARKAN ASAS-ASAS ISLAM UNTUK
(As-Syaibaniy)
MENGATUR DAN MENERANGKAN NILAI-NILAI YANG AKAN


DIREALISASIKAN, BESERTA TUJUAN, PROSES, METODE, DAN KONSEPKONSEP TENTANG PENDIDIKAN ISLAM.

RUANG LINGKUP FPI
10

FPI

Kosmolo
gi

ontolog
i

Epistimol
ogi

aksiolo
gi

1. KOSMOLOGI
11

PEMIKIRAN YANG BERHUBUNGAN
DENGANALAM SEMESTA, KENYATAAN
MANUSIA SEBAGAI CIPTAAN TUHAN,
RUANG DAN WAKTU, PERKEMBANGAN
HIDUP MANUSIA DI ALAM NYATA. DLL


2. Ontologi (Metafisika) (1)
12

(Ontologi): cabang filsafat yg ingin mencari dan
menemukan hakikat dari sesuatu yang ada
(being).
Dalam Islam hal ini dibicarakan dalam Ilmu
Tauhid.
Dasar-dasar pembahasan metafisika ialah (1)
Tuhan, manusia dan alam dilihat dari pendidikan
Islam.
Being ada dua: menciptakan dan diciptakan, ada
yg menyebabkan dan ada yang diakibatkan.

Metafisika (2):
13





Setiap proses penciptaan, selalu ada
beberapa factor yg menentukan adanya
penciptaan;
1) adanya pencipta (subyek),
2) adanya ciptaan (obyek),
3) adanya bahan yg dipakai,
4) adanya tujuan,
5) adanya proses (ruang dan waktu).
Tahapan ada, yaitu ada yang konkrit dan
ada abstrak (ghaib). Ada konkrit dapat
dilihat, diraba, dirasa, diukur dlsb.
Sedangkan ada abstrak hanya dapat dilihat
dg penglihatan ghaib antara lain melalui

Metafisika (3):
14





Ada yg ada dapat disandarkan kepada
eksistensi Tuhan dan ada disandarkan
kepada eksistensi manusia. Jika terjadi
konflik antara ada disandarkan kpd Tuhan
dan ada disandarkan kpd manusia, dalam
konsep Islam harus dimenangkan oleh
Eksistensi Tuhan.
Jika terjadi konflik antara otoritas manusia
(kultur) terhadap alam (nature) maka
seharusnya manusia tidak harus
mempunyai otoritas mutlak terhadapnya.
Karena manusia tidak terlibat mengadakan
alam itu sendiri.

Metafisika (4):
15



Yang Nyata (realitas) : sesuatu yang berada
pada sesuatu yg merupakan bagian dari yg
ada itu sendiri. Realitas selalu berdimensi
ruang dan waktu, karenanya selalu
mengandung pluralitas dan relativitas.
Filsafat Islam memandang realitas pada
hakikatnya adalah spiritual. Hakikat spritual
dari relitas terdapat pada adanya dinamika
dan perubahan, yang secara kodrati selalu
terjadi dan akan terus terjadi, dan
merupakan suatu sunnatullah.

3. Epistemologi (1):
16







Metode memperoleh Ilmu secara umum: (1)
melalui Kasbi/Khushuli dan (2)
Ladunni/Khudhori.
Kasbi: cara berpikir metodik, konsisten dan
bertahap melalui proses observasi, research,
eksprimen dan penemuan.
Ladunni: proses pencerahan ruhaniyah
manusia dan karenanya kehadiran cahaya
Ilahi dalam qalbu manusia. Dengan sinaran
Ilahiy, qalbu manusia dapat membaca dg
jelas dan terserap dalam kesadaran intelek,
seakan-akan orang memperoleh ilmu dari
Tuhan langsung.

Epistemologi (2):
17







Kebenaran Ilmu: ilmu yg kasbi relatif
kebenarannya sedangkan ilmu Allah pasti
kebenarannya.
Tujuan memperoleh Ilmu: 1) ilmu untuk
kenikmatan 2) ilmu untuk ilmu, 3) ilmu
mengembangkan peradaban 4) ilmu untuk
sarana mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam Islam sebagai central poin ialah yang
keempat untuk memayungi tujuan 1,2 dan
3.
Sarana Peroleh Ilmu: melalui inderawi dan
potensi-potensi internal manusia (nafs, akal,
qalb, dan lain-lain).

3. Aksiologi (1) :
18





Ialah: cabang filsafat mencari hakikat nilainilai (value). Nilai bisa baik dan bisa pula
jahat yang berkaitan dengan perbuatan
manusia dan tindakan seseorang (dataran
aplikatif). Yang baik itu ialah ma’ruf dan
yang jahat itu al-munkar.
Axiologi (Brameld) ada tiga sasaran yakni:
moral conduct (tindak moral) melahirkan
Ethica; Esthetic expression (ekspresi
keindahan) melahirkan Esthetika; dan Sociopolitical life, (kehidupan sosia-politik),
melahirkan ilmu filsafat sosio-politik.

Aksiologi (2) :
19





Hakikat baik dan jahat itu bersifat
universal dan absolute. Etika social
misalnya harus berprinsip persamaan dan
kebersamaan; keadilan social;
keterbukaan dan musyawarah.
Etika agama membicarakan hubungan
manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia, manusia dengan alam, dan
manusia dengan kebudayaan.

Aksiologi (3):
20








Tiga Nilai Fundamental dalam FPI:
Nilai Sentral: ialah berada pada wilayah titik
pusat nilai yang menjadi sumber
pengambilan keputusan politik, hukum dan
lainnya;
Nilai Sekuler: Sebagai penafsiran dan
penerapan nilai sentral;
Nilai Operasional yakni lahir dari tindakan
sehari-hari yang merupakan
pengewajanthan dari nilai sekuler

Aksiologi (4):
21









Nilai sentral (inti) dalam Islam ialah ma’rifatullah
berupa iman dan tauhid dan mardatillah. Ada tiga
tauhid menurut Ibnu Taimiyah:
(1) tauhid Ulu>hiyah ialah bahwa Allah Maha
Tunggal yang paling berhak di sembah, ditaati, dan
dipatuhi;
(2) tauhid Rububiyah, ialah Allah yang Maha Esa itu
yang menciptakan, mengatur perkara-perkaranya
dan yang mendidiknya, dan
(3) tauhid al-Asma>’ wa al-Sifah ialah bahwa tiaptiap yang berlaku di alam ini bersumber dari
perbuatan dan pengaturan Allah, dan kepada-Nya
setiap kesudahan akhir, dan daripada-Nya pula
bermula setiap sesuatu

Aksiologi (5):
22


1.
2.

3.
4.

5.

6.

Nilai sekuler terdiri dari enam hubungan:
Dengan Allah: ubudiyah dan istikhlaf;
Dengan Masyarakat: ta’a>wun, ‘ada>lah
dan ihsa>n;
Kehidupan dunia: ibtila>’
Dengan Ilmu: hubungan fard} ‘ain dan
kifa>yah
Kehidupan akhirat: mas’u>liyah dan
jaza>’
Dg Alam: hubungan taskhi>r dan
pembelajaran

Aksiologi (6)
23



Hubungan manusia dengan Tuhan adalah
hubungan antara hamba dengan Majikan,
makhluk dan Khaliq, ciptaan dan Pencipta.
Hubungan manusia dengan sesamanya
hubungan adalah dan ihsan. Yakni
hubungan patner yang mengemban amanah
khalifah dari Tuhan; sederajat, sama-sama
ciptaan dan karenanya sama dihadapan
Tuhan kecuali tindak amal perbuatannya
(taqwanya). Perbedaan hak dan kewajiban
adalah karena perbedaan tugas dan
profesinya sehingga melahirkan taklif
(pembebanan) yang lebih. Maka dalam
agama dikenal ada Wajib ‘ain dan wajib
kifayah.

Aksiologi (7):
24





Hubungan manusia dengan alam adalah hubungan
pengelola (pemimpin) dan yang dikelola (dipimpin).
Alam merupakan medan emperik bagi manusia
untuk kemakmuran manusia dan alam bagian dari
dirinya. Kesalahan pengelolaan akan berakibat fatal
bagi kehidupan manusia.
Hubungan manusia dengan ciptaannya
(kebudayaan) adalah manusia pada dasarnya
memegang otiritas dan kekuasaan yang penuh,
artinya manusia bertanggungjawab untuk apa
semua ciptaannya itu akan diperbuat, dan
ciptaannya sepenuhnya bergantung pada
manusia.Kebudayaan sebagai alat bukan sebagai
yang dipertuhankan.

Aksiologi (8):
25

Nilai Operasional diwujudkan dalam:
1.
al-wajiba>t (hal-hal yang diwajibkan);
2.
al-manduba>t (hal-hal yang disunatkan);
3.
Al-mahruma>t (hal-hal yang
diharamkan);
4.
Al-makruha>t (hal-hal yang
dimakruhkan);
5.
Al-jaiza>t (hal-hal yang diperbolehkan).

STRUKTUR IDE DASAR FPI
26

Pertama: Akidah tentang Alam (cosmocentris)

Yang dimaksud dengan nilai-nilai
(struktur) ide dasar pendidikan Islam
ialah ide dasar yang menjadi titik
tolak dalam membangun isi dan
substansi persoalan-persoalan
pendidikan Islam.
Struktur ide itu ialah kepercayaan thd
alam, kehidupan dan manusia

STRUKTUR IDE DASAR FPI
27

1.

Alam ialah seluruh makhluk ini baik alam
fisik maupun alam sosial. Dengan kata lain,
alam ialah selain Allah.
Alam ini diciptakan Allah sebagai satusatunya penciptanya, Pencipta seluruh isi
kandungannya dan Pencipta sistemnya.

STRUKTUR IDE DASAR FPI
28

2. Alam ini diciptakan dengan
penuh keteraturan dan
sifatnya pasti (exact).
3. Sifat alam (sunnatullah) ini
adalah tetap, tidak pernah
berubah (immutable)

STRUKTUR IDE DASAR FPI
29

4.

5.

Alam ini dengan segala
sunnatullahnya diciptakan Allah untuk
dipelajari dan diteliti baik secara
individu maupun kerjasama kolektif
melalui berbagai kemampuan yang
dimiliki manusia dan rekayasanya
Eksistensi alam ini berdasar pada
undang-undang kausaliltas (sebab
akibat).

STRUKTUR IDE DASAR FPI
30

6.

Karena alam ini sifatnya pasti, tidak
pernah berubah, dan teratur, maka
sifat alam ini objektif. Artinya,
sunnatullah ini berlaku sama bagi
semua individu dan kelompok, tidak
peduli apakah ia muslim atau non
muslim, asalkan menjalankan sesuai
dengan sunnatullah, maka pasti akan
terjadi atau tidak terjadi.

STRUKTUR IDE DASAR FPI
31

7.

Bahwa dalam mempelajari,
memanfaatkan, mengolah alam ini
haruslah dengan ilmu yang benar
disertai dengan iman. Tanpa ilmu dan
iman yang benar, maka pemanfaatan
alam ini akan tidak sesuai dengan
ekosistem dan hukum kausalitas.
Karenanya berakibat negatif kepada
manusia.

STRUKTUR IDE DASAR FPI
32

8.

Hasil akhir dari perjalanan hidup
manusia menghadapi ujian sangat
bervariasi dan hasil konkretnya
ada di hari pembalasan segala
amal. Jika amal seseorang baik,
maka pasti balasannyapun baik
pula. Sebaliknya jika amalnya jelek,
maka balasannya akan jelek pula.

FUNGSI FPI
Sebagai teori atau disiplin ilmu

Filsafat sebagai way of life

Filsafat sebagai cara berpikir kritis

Filsafat sebagai pisau analisis