Artikel menghindari kesepian dan depresi (2)

Nama

: Satrianawati, S.Pd.

Status

: Mahasiswa 13712251017 (PPs Dikdas UNY)

Tempat tanggal lahir : Kambara, 14 oktober 1990
e-mail

: [email protected]

No. HP

: 085340581089

Nama Bank

: BRI


No. Rekening

: 4931-01-020303-53-4

Daftar riwayat Hidup singkat
Penulis berasal dari kota kendari. Saat ini sedang duduk di bangku kuliah di
Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013, jurusan Pendidikan Dasar (Dikdas).

Tips Menghindari Kesepian dan Depresi di Usia Tua
Kata kesepian dan depresi bagi para remaja atau mereka yang masih duduk di bangku
sekolah dianggap sesuatu kata yang lebai. Karena pada masa ini ada banyak hal yang perlu di
lakukan, bukan meratapi kesedihan. Tapi kata ini menjadi mengerikan bagi para orang tua di
masa lansia. Masa lanjut usia atau yang biasa dikenal dengan Lansia adalah suatu bagian dari
rentang hidup kehidupan manusia yang mengalami perubahan peran fisik, psikologis dan
sosial yang menantang rasa diri dan kapasitas untuk hidup bahagia. Walaupun banyak juga
manusia yang tidak mencapai masa ini. Namun saat ini fakta yang kita jumpai di lapangan
bahwa populasi orang tua berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan pendidikan
dan perawatan kesehatan.
Defenisi kesehatan di masa lansia menjadi subyek perdebatan. Ada konsensus bahwa
kesehatan di usia tua tidak penting untuk didefinisikan karena tidak ada orang tua yang tidak

mengalami gangguan kesehatan. Sebaliknya, kesehatan dianggap tidak ada di usia tua.
Karena jarang bahkan tidak ada orang tua yang tidak sakit.

1

Dalam kehidupan sehari-hari, kita jarang menjumpai ada orang tua yang sangat
menikmati hari tuanya, dengan bersantai sembari menikmati segelas kopi di cangkir
favoritnya dan senatiasa berdzikir menunggu malaikat maut menjemputnya. Sepertinya tak
ada kekhawatiran untuk orang tua yang seperti ini ia semakin menyadari bahwa dalam
kehidupan ini singkat, hanya sebatas datang dan kemudian pergi menghadap ke hadirat-Nya.
Kenyataan seperti itu memperlihatkan adanya keberhasilan bagi mereka yang melalui
proses perkembangan hidupnya, yaitu mereka yang memiliki keyakinan agama, hubungan
sosial yang baik, kesehatan yang terjaga, efikasi diri, dan keberhasilan ekonomi serta
keterampilan mengatasi masalah.
Namun masih belum asing di telinga kita saat menonton di TV orang tua yang
ditelantarkan oleh anaknya, dan orang tua yang ditelantarkan oleh rumah sakit. Orang tua
dihadapkan dengan berbagai fenomena, betapa ia yang ingin kembali dimanja-manja, karena
sifatnya kembali kekanak-kanakan justru ia dicela, dicemooh bahkan di buang. Begitulah
kisah hidup orang tua yang menyedihkan.
Tentunya dari fakta yang ada kita dapat mengambil sebuah pelajaran. Dan masingmasing dari kita lebih memilih untuk menjadi orang tua yang dapat menikmati hari tua

dengan santai.
Akan tetapi hari ini banyak orang tua merasakan khawatir akan keadaanya, merasa
kesepian dan bahkan mengalami depresi di usia tuanya. Memang tak dapat dihindari bahwa
pada usia lanjut, orang tua kehilangan koneksi dan jaringan persahabatan dan mereka lebih
susah menemukan dan memulai persahabatan yang baru. Sulitnya menemukan dan memulai
persahabatan yang baru, ini mengakibatkan banyak orang tua yang hidup tak menentu. Orang
tua merasa semakin tidak berdaya dan berpikir bahwa saya tidak pantas lagi untuk hidup di
dunia ini. Kata-kata ini, muncul dalam benak mereka karena ketidakberdayaannya. Orang tua
mengalami kesepian dan akhirnya depresi.

2

Kesepian dan depresi yang melanda mereka ini umumnya disebabkan karena hidup
sendirian atau karena kurangnya ikatan keluarga dekat dan adanya pengurangan hubungan
dengan budaya asal mereka, sebab mereka tidak memiliki kemampuan untuk secara aktif
berpartisipasi dalam kegiatan komunitas. Dan jikapun mereka berpartisipasi, mereka di cegah
untuk melakukannya. Tentunya ini mengakibatkan mereka yang tidak paham dengan dirinya
sendiri akan merasa diabaikan, padahal sebenarnya tidak. Sehingga mereka merasa asing dan
menyendiri, yang kemudia dapat memicu rasa kesepian dalam dirinya.
Kesepian bersifat subyektif, perasaan negatif karena kurangnya hubungan sosial

berkaitan dengan pengalaman orang itu sendiri. Ada dua faktor yaitu dari faktor eksternal dan
internal. Faktor eksternal berhubungan dengan kegiatan, yang ada di jaringan sosial, sebagai
akar dari kesendirian; sedangkan pada faktor internal, seperti kepribadian dan faktor
psikologis. Faktor tersebut mengakibatkan konsekuensi serius yang berhubungan dengan
kesehatan.
Olehnya itu sebagai manusia yang akan menjadi tua, kemungkinan mengalami
kerugian yang berkaitan dengan usia meningkat, cenderung mengalami kesepian dan pada
akhirnya depresi sehingga mengakibatkan kematian. Kita tentunya tidak ingin seperti itu dan
hal ini dapat dihindari dengan cara: (1) berdoa dan berusaha selagi muda agar di hari tua kita
dapat duduk santai di kursi goyang sembari menunggu kedatangan malaikat-Nya, (2)
memperluas interaksi sosial di sepanjang hidup. Tentunya interaksi sosial ini dimulai sejak
awal, artinya dengan usia kita yang belum mencapai lansia, kita berusaha untuk
memperbanyak kawan dan mempererat persahabatan, termasuk di dalamnya mencari
pasangan, dan (3) Ciptakan lingkungan sosial dan keluarga yang ramah sejak dini. Karena
Faktor dukungan lingkungan sosial terutama keluarga memberikan kontribusi yang sangat
besar terhadap pengalaman emosi lansia. Itulah beberapa tips menghindari kesepian dan
depresi. Semoga bermanfaat .

3