Bentuk dan ruang bentuk (1)
Gubahan Bentuk Dan Ruang
I.
Villa G
Bangunan ini terletak di
Bukit Timah
Singapura. Dirancang
oleh arsitek dari
Broadway Malyan.
Oleh : Adlan Praido (15211021)
Bangunan ini terdiri dari 3 lantai. Denah
lantai 1 dan lantai 2 didesai dengan
metoda subtractive dimana bentuk awal
persegi panjang yang dikurangi oleh
persegi panjang lagi sehingga denah
lantai 1 dan 2 berbentuk huruf U, namun
huruf U pada lantai 1 dan 2 terbuka
kearah yang berbeda. Pada lantai 1 ruang
yang di kurangi ini dimanfaatkan sebagai
teras dan kolam berenang, sedangkan di
lantai 2 dimanfaatkan untuk teras dan
tempat duduk-duduk dan juga dibiarkan
avoid agar cahaya masuk ke lantai 1.
Bangunan ini sebenarnya terdiri dari 2
unit vila yang terpisah tepat pada bagian
tengah huruf U di mana setiap
pembagian ruangnya dibagi secara
simetris.
Bangunan ini memiliki potongan seperti
berikut :
Konsep atap ini merupakan penambahan dari bentuk dasar bangunan yang hanya kotak. Atap ini
dibentuk sedemikian rupa karena disesuaikan dengan aliran udara dan arah matahari agar
bangunan ini dapat memaksimalkan pemanfaatan energi alam yang berkelanjutan. Atap ini juga
memakai metode subtractive dimana bagian yang di kurangi di jadikan tempat menanam, hal ini
untuk mengurangi air hujan yang jatuh ketanah dan dapat menjadi isolator panas yang alami.
Material atap bangunan ini terbuat dari tembaga karena energi yang terpakai dalam pembuatan
tembaga lebih rendah dibanding logam lainnya. Hal yang di lakukan Arsitek ini demi
menciptakan bangunan yang ramah lingkungan yang dapat memanfaatkan secara maksimal
energi-energi alam agar bangunan ini dapat menghemat energi berbayar sehingga hemat.
II.
Burj Khalifah
Bangunan ini merupakan bangunan tertinggi
di dunia saat ini, terletak di Kota Dubai, Uni
Emiret Arab (UEA). Bangunan ini dirancang
oleh arsitek yang bernama Adrian D. Smith
Konsep
desain
utama
Bentuk Khas
Islam
bangunan
ini dimulai dari tampak atas
bangunan
yang
terlihat
berbentuk
menyerupai bunga hymenocallis yang merupakan bunga yang terdapat di gurun pasir. Bentuk ini
dipilih karena untuk mengurangi gaya angin. Bentuk dasar ini yang menjadi dasar terbentuknya
masa bangunan yang tersusun dari lantai dasar hingga lantai tertinggi. Selain itu lapisan-lapisan
tonjolan yang tingginya berbeda (dapat dilihat pada Tampak) disusun dengan konsep additive
dengan penambahan-penambahan makin luar makin pendek dan jika dilihat dari tampak atas
tonjolan-tonjolan ini dirancang menyerupai bentuk khas islam yaitu seperti bentuk kubah masjid,
karena bangunan ini akan menjadi kebanggaan UEA yang memang mayoritas masyarakat UEA
beragama islam .
Bentuk dasar konsep desain sangat
mempengaruhi rancangan bentuk
ruang dalam bangunan ini. Karena
bentuk denah memakai pola radial
yang
memiliki
tiga
cabang
menyebabkan sebagian besar lantai
memiliki 3 lorong sebagai jalur
sirkulasi. Selain itu ruang dalam
bangunan ini menyesuaikan bentuk
dari
luar
bangunan.
Bentuk
bangunan yang makin mengecil ke
atas menyebabkan design ruang
dalam
bangunannya
memiliki
perbedaan
disesuaikan
dengan
peruntukan lantai bangunan tersebut,
karena pada bangunan ini terdapat
hotel, apartment, dan kantor.
III.
Tokyo Sky Tree Tower
Bangunan ini menjulang di atas Narihira Bridge di daerah Oshiage di Sumida Ward, Tokyo
Metropolis. Bangunan ini dirancang oleh arsitek dari Nikken Sekkei. Bangunan ini memiliki
fungsi Utama sebagai pemancar radio, TV dan jaringan seluler.
Dasar bangunan ini berbentuk segi tiga sama sisi dan di setiap sisinya membentuk
sebuah gerbang yang juga berbentuk segitiga untuk mengundang orang datang.
Gerbang-gebang itu masing- masing mengarah pada Stasiun
Narihirabashi, Stasiun Oshiage, dan Sungai Kitajikken.
Selain itu bentuk segitiga ini menyebabkan bangunan ini memiliki
tripod dimana dianggap merupakan struktur yang paling stabil dan
efisien dalam penggunaan baja. Selain bangian dasar berbentuk
segitiga bangunan ini juga terbentuk dari susunan truss baja yang
berbentuk segitiga-segitiga sehingga dari luar bangunan ini terlihat
motif-motif segitiga susunan baja.
Pada bagian atas bangunan ini berbentuk bulat 360 derajat karena
digunakan sebagai obsevatorium untuk melihat dataran Tokyo.
Transisi dari bentuk dasar yang merupakan segitiga sama sisi ke
bentuk lingkaran pada bagian atas bangunan diterapkan konsep gubahan bentuk segitiga yang
sisinya di bengkokan lalu di lengkungkan dan menjadi lingkaran . Bentuk segitiga yang
dibengkokan ini juga dapat ditemui dari bentuk pedang tradisional Jepang yaitu katana. Selain
itu bentuk yang melengkung ini juga di temui pada tiang tiang penyanggak dari kuil-kuil Jepang.
IV.
Marina Bay Sands Hotel.
Bangunan ini terletak di Bayfront avenue, Singapura, bangunan
ini dirancang oleh Moshe Safdie
Denah Lt. Dasar
Tampak Atas
Bangunan ini dirancang berbentuk melengkung ke arah
laut karena bentuk dasar lahan yang memang
melengkung ke arah laut. Selain itu bentuk yang
melengkung ini mengarahkan orientasi bangunan ke
arah laut dan juga mengarah ke pusat kota dimana
dapat terlihat pemandangan indah gedung-gedung
pencakar langit yang ada di Singapura terutama bila
dilihat dari sands park. Keindahan yang dapat terlihat
dari Marina Bay Sand Hotel dapat dinikmati pada
siang dan malam hari, hal ini sengaja di rancang untuk
menciptakan pengalaman ruang yang mengesankan
bagi pengunjung.
Bentuk bangunan ini tersusun oleh bentuk-bentuk yang di ditransformasikan menjadi
melengkung dari bentuk aslinya
Bentuk-bentuk yang telah melengkung ini disusun dan digabungkan menjadi bentuk
bangunan sesungguhnya.
Pada bagian atas bangunan ini terdapat Sand Park
yang terlihat pada tampak menyerupai bentuk kapal.
bagian bangunan teratas ini juga menjadi penghubng
ketiga menara pada bagian tertinggi . Bentuk dasar
potongan dari Sands Park pada bagian tertinggi hotel
ini
adalah lingkaran yang di transformasi dimensional menjadi oval lalu
ditransformasi subtractive, hal ini dirancang agar bagian teratas bangunan ini dapat
dipakai untuk beraktivitas seperti berenang, berjemur, berjalan-jalan untuk melihat
pemandangan, dan juga untuk taman.
I.
Villa G
Bangunan ini terletak di
Bukit Timah
Singapura. Dirancang
oleh arsitek dari
Broadway Malyan.
Oleh : Adlan Praido (15211021)
Bangunan ini terdiri dari 3 lantai. Denah
lantai 1 dan lantai 2 didesai dengan
metoda subtractive dimana bentuk awal
persegi panjang yang dikurangi oleh
persegi panjang lagi sehingga denah
lantai 1 dan 2 berbentuk huruf U, namun
huruf U pada lantai 1 dan 2 terbuka
kearah yang berbeda. Pada lantai 1 ruang
yang di kurangi ini dimanfaatkan sebagai
teras dan kolam berenang, sedangkan di
lantai 2 dimanfaatkan untuk teras dan
tempat duduk-duduk dan juga dibiarkan
avoid agar cahaya masuk ke lantai 1.
Bangunan ini sebenarnya terdiri dari 2
unit vila yang terpisah tepat pada bagian
tengah huruf U di mana setiap
pembagian ruangnya dibagi secara
simetris.
Bangunan ini memiliki potongan seperti
berikut :
Konsep atap ini merupakan penambahan dari bentuk dasar bangunan yang hanya kotak. Atap ini
dibentuk sedemikian rupa karena disesuaikan dengan aliran udara dan arah matahari agar
bangunan ini dapat memaksimalkan pemanfaatan energi alam yang berkelanjutan. Atap ini juga
memakai metode subtractive dimana bagian yang di kurangi di jadikan tempat menanam, hal ini
untuk mengurangi air hujan yang jatuh ketanah dan dapat menjadi isolator panas yang alami.
Material atap bangunan ini terbuat dari tembaga karena energi yang terpakai dalam pembuatan
tembaga lebih rendah dibanding logam lainnya. Hal yang di lakukan Arsitek ini demi
menciptakan bangunan yang ramah lingkungan yang dapat memanfaatkan secara maksimal
energi-energi alam agar bangunan ini dapat menghemat energi berbayar sehingga hemat.
II.
Burj Khalifah
Bangunan ini merupakan bangunan tertinggi
di dunia saat ini, terletak di Kota Dubai, Uni
Emiret Arab (UEA). Bangunan ini dirancang
oleh arsitek yang bernama Adrian D. Smith
Konsep
desain
utama
Bentuk Khas
Islam
bangunan
ini dimulai dari tampak atas
bangunan
yang
terlihat
berbentuk
menyerupai bunga hymenocallis yang merupakan bunga yang terdapat di gurun pasir. Bentuk ini
dipilih karena untuk mengurangi gaya angin. Bentuk dasar ini yang menjadi dasar terbentuknya
masa bangunan yang tersusun dari lantai dasar hingga lantai tertinggi. Selain itu lapisan-lapisan
tonjolan yang tingginya berbeda (dapat dilihat pada Tampak) disusun dengan konsep additive
dengan penambahan-penambahan makin luar makin pendek dan jika dilihat dari tampak atas
tonjolan-tonjolan ini dirancang menyerupai bentuk khas islam yaitu seperti bentuk kubah masjid,
karena bangunan ini akan menjadi kebanggaan UEA yang memang mayoritas masyarakat UEA
beragama islam .
Bentuk dasar konsep desain sangat
mempengaruhi rancangan bentuk
ruang dalam bangunan ini. Karena
bentuk denah memakai pola radial
yang
memiliki
tiga
cabang
menyebabkan sebagian besar lantai
memiliki 3 lorong sebagai jalur
sirkulasi. Selain itu ruang dalam
bangunan ini menyesuaikan bentuk
dari
luar
bangunan.
Bentuk
bangunan yang makin mengecil ke
atas menyebabkan design ruang
dalam
bangunannya
memiliki
perbedaan
disesuaikan
dengan
peruntukan lantai bangunan tersebut,
karena pada bangunan ini terdapat
hotel, apartment, dan kantor.
III.
Tokyo Sky Tree Tower
Bangunan ini menjulang di atas Narihira Bridge di daerah Oshiage di Sumida Ward, Tokyo
Metropolis. Bangunan ini dirancang oleh arsitek dari Nikken Sekkei. Bangunan ini memiliki
fungsi Utama sebagai pemancar radio, TV dan jaringan seluler.
Dasar bangunan ini berbentuk segi tiga sama sisi dan di setiap sisinya membentuk
sebuah gerbang yang juga berbentuk segitiga untuk mengundang orang datang.
Gerbang-gebang itu masing- masing mengarah pada Stasiun
Narihirabashi, Stasiun Oshiage, dan Sungai Kitajikken.
Selain itu bentuk segitiga ini menyebabkan bangunan ini memiliki
tripod dimana dianggap merupakan struktur yang paling stabil dan
efisien dalam penggunaan baja. Selain bangian dasar berbentuk
segitiga bangunan ini juga terbentuk dari susunan truss baja yang
berbentuk segitiga-segitiga sehingga dari luar bangunan ini terlihat
motif-motif segitiga susunan baja.
Pada bagian atas bangunan ini berbentuk bulat 360 derajat karena
digunakan sebagai obsevatorium untuk melihat dataran Tokyo.
Transisi dari bentuk dasar yang merupakan segitiga sama sisi ke
bentuk lingkaran pada bagian atas bangunan diterapkan konsep gubahan bentuk segitiga yang
sisinya di bengkokan lalu di lengkungkan dan menjadi lingkaran . Bentuk segitiga yang
dibengkokan ini juga dapat ditemui dari bentuk pedang tradisional Jepang yaitu katana. Selain
itu bentuk yang melengkung ini juga di temui pada tiang tiang penyanggak dari kuil-kuil Jepang.
IV.
Marina Bay Sands Hotel.
Bangunan ini terletak di Bayfront avenue, Singapura, bangunan
ini dirancang oleh Moshe Safdie
Denah Lt. Dasar
Tampak Atas
Bangunan ini dirancang berbentuk melengkung ke arah
laut karena bentuk dasar lahan yang memang
melengkung ke arah laut. Selain itu bentuk yang
melengkung ini mengarahkan orientasi bangunan ke
arah laut dan juga mengarah ke pusat kota dimana
dapat terlihat pemandangan indah gedung-gedung
pencakar langit yang ada di Singapura terutama bila
dilihat dari sands park. Keindahan yang dapat terlihat
dari Marina Bay Sand Hotel dapat dinikmati pada
siang dan malam hari, hal ini sengaja di rancang untuk
menciptakan pengalaman ruang yang mengesankan
bagi pengunjung.
Bentuk bangunan ini tersusun oleh bentuk-bentuk yang di ditransformasikan menjadi
melengkung dari bentuk aslinya
Bentuk-bentuk yang telah melengkung ini disusun dan digabungkan menjadi bentuk
bangunan sesungguhnya.
Pada bagian atas bangunan ini terdapat Sand Park
yang terlihat pada tampak menyerupai bentuk kapal.
bagian bangunan teratas ini juga menjadi penghubng
ketiga menara pada bagian tertinggi . Bentuk dasar
potongan dari Sands Park pada bagian tertinggi hotel
ini
adalah lingkaran yang di transformasi dimensional menjadi oval lalu
ditransformasi subtractive, hal ini dirancang agar bagian teratas bangunan ini dapat
dipakai untuk beraktivitas seperti berenang, berjemur, berjalan-jalan untuk melihat
pemandangan, dan juga untuk taman.