Arsitektur Sistem dan Teknologi Informas

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Arsitektur Sistem dan Teknologi Informasi
untuk Kebutuhan Wealth Management

EKOJI999 Nomor

315, 20 Juli 2013

oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu

Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan
teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email indrajit@rad.net.id.

HALAMAN 1 DARI 12



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013


SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Pentingnya Arsitektur Sistem
Setelah  mengetahui  peranan  dan  fungsi  teknologi  informasi  bagi  wealth  management,  hal 
selanjutnya  yang  perlu  diperhatikan  terkait  dengan  model  arsitektur  sistem  informasinya. 
Cetak  biru  arsitektur  aplikasi  wealth  management  perlu  dikembangkan  karena  sejumlah 
alasan utama, antara lain:















Karakteristik wealth management yang melibatkan begitu banyak instrumen investasi 
dari  berbagai  sumber  (atau  perusahaan)  yang  memiliki  karakteristik  sistem 
informasinya masing‐masing perlu dipikirkan model integrasinya;
Setiap mitra usaha atau perusahaan penyedia  produk/jasa investasi keuangan belum 
tentu memiliki sistem teknologi  pendukung aktivitas  kegiatan dimaksud – seandainya 
memiliki  pun,  tipe  dan  �iturnya‐pun  akan  berbeda‐beda  sesuai  dengan  model  bisnis 
yang diterapkan sehingga perlu dikembangkan sistem keterpaduannya;

Produk  investasi  memiliki  karakteristik  yang  berbeda‐beda,  dimana  masing‐masing 
perlu  diperlakukan  secara  khusus  dipandang  dari  segi  prioritas,  pengawasan, 
transaksi, evaluasi, pengambilan keputusan, dan lain‐lain yang harus diperhatikan oleh 
para pengembang sistem informasi;

Kecepatan  pengenalan  produk‐produk  baru  maupun  pengembangan  produk‐produk 
lama  sedemikian  dinamis  dan  cepatnya,  sehingga  teknologi  informasi  yang 
dipergunakan harus mampu beradaptasi dengan kenyataan ini;

Saat ini terdapat begitu banyak jenis aplikasi yang tersedia di pasaran, dimana masing‐
masing  aplikasi  memiliki  kelebihan  dan  kekurangannya  tersendiri,  sehingga  perlu 
dipikirkan  bagaimana  cara  memilih  portofolio  aplikasi  yang  sesuai  dan  bagaimana 
menjalin relasi keterhubungannya secara teknis;
Selain  aplikasi  yang  beragam,  jenis  model  bisnis  kerjasa  yang  ditawarkan  pun 
sangatlah  beragam,  mulai  dari  sistem  “beli  putus”  hingga  yang  revolusioner  seperti 
“sewa aplikasi” atau “bayar per transaksi atau pemakaian” – sehingga harus dipikirkan 
baik‐baik manajemen pengelolaannya, terutama setelah melalui  aktivitas analisa cost‐
bene�it yang relevan; dan
Tuntutan  pelanggan  yang  membutuhkan  kecepatan,  keakuratan,  kebebasan,  dan 
keleluasaan dalam menggunakan teknologi moderen dewasa ini turut menjadi pemicu 
dibutuhkannya sebuah desain atau rancangan sistem yang dapat memenuhi keinginan 
tersebut.

Orientasi Kebutuhan Solusi Pelanggan
Salah satu  model  arsitektur  wealth management yang cukup baik  untuk  diterapkan atau 
digunakan  sebagai  panduan/referensi  dalam  membangun  sistem  informasi  dimaksud 
adalah  yang  diperkenalkan  oleh  Tata  Services  –  sebuah  perusahaan  konglomerat  India 
yang telah mendunia reputasinya.


HALAMAN 2 DARI 12



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Gambar: Solusi Wealth Management dalam Perspektif Pelanggan

Sebagai  sebuah  perusahaan  pemberi  jasa  konsultasi  di  bidang  wealth management,  Tata 
Services  paham  betul  paradigma  yang  berlaku,  yaitu  sistem  yang  dibuat  haruslah 
berdasarkan  kebutuhan  pelanggan  –  terutama  dalam  menghasilkan  solusi  dari  masalah 
yang  dihadapi  mereka.  Berdasarkan  pengamatan,  penelitian,  dan pengalaman  yang  ada, 
dipandang  dari  perspektif  kebutuhan  pelanggan,  terdapat  7  (tujuh)  kelompok  solusi 
dimaksud,  dimana  masing‐masing  terkait  dengan  entitas  portofolio  investasi  kekayaan 
yang dikenal dalam wealth management, yaitu:


1. Investment Management and Advisory – menyangkut proses strategi investasi dan 
alokasi aset kekayaan, mengingat begitu banyaknya jenis‐jenis atau tipe atau model 
kekayaan yang dapat dimiliki;
2. Financial Planning – menyangkut proses  perencanaan aktivitas  keuangan di  masa 
kini dan di masa mendatang melalui pengelolaan sejumlah akun keuangan;
3. Liquidity Management – menyangkut proses penyediaan uang tunai untuk berbagai 
kebutuhan sehari‐hari dalam perspektif jangka pendek, menengah, dan panjang;

4. Business  Services  –  menyangkut  proses  pengelolaan  entitas  bisnis  yang  dimiliki 
sebagai  sebuah  bagian  dari  aktivitas  wiraswasta  maupun  kepemilikan  usaha 
tertentu;
5. Estate  Planning  –  menyangkut  proses  manajemen  kepemilikan  properti  dalam 
bentuk berbagai entitas yang ada di beragam wilayah atau teritori geogra�is;

6. Turst  or  Fiduciary  Services  –  menyangkut  proses  administrasi  dan  pengawasan 
terhadap berbagai aset tak terlihat seperti kepercayaan, niat baik, maupun hak‐hak 
istimewa lainnya yang memiliki nilai komersial; dan
HALAMAN 3 DARI 12




(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

7. Charitable  Giving  –  menyangkut  proses  pencatatan terhadap  berbagai  aset  hibah, 
hadiah,  dana  abadi,  sumbangan,  dan  lain‐lain,  yang  didapat  melalui  sejumlah 
transaksi sosial.

Dengan  mengetahui  dan/atau  mempelajari  berbagai  jenis  kebutuhan  solusi  pelanggan  ini, 
maka dapat dipikirkan model arsitektur aplikasinya agar benar‐benar sesuai dengan harapan 
atau proses bisnis yang terdapat pada wealth management.

Perspektif Penyedia Produk/Jasa Investasi
Dalam  industri  wealth  management,  keseluruhan  produk  atau  jasa  investasi  tersebut 
ditawarkan oleh berbagai entitas bisnis,  mulai dari yang umum seperti bank atau perusahaan 
asuransi, hingga yang spesi�ik seperti perusahaan hedging atau korporasi  keluarga. Biasanya 
masing‐masing  perusahaan  memiliki  teritorinya  sendiri‐sendiri  berdasarkan  besarnya  aset 

yang mereka kelola.

Gambar: Penyedia dan Pengelola Produk/Jasa Investasi

Mempelajari seluk beluk jenis perusahaan ini sangatlah penting mengingat sejumlah hal yang 
akan  mempengaruhi  pengembang  sistem  dan  teknologi  informasi  di  bidang  wealth 
management.

Pertama,  setiap perusahaan memiliki  tipe  “badan hukum” yang berbeda‐beda sesuai  dengan 
visi,  misi,  dan  jenis  usaha  yang  digelutinya.  Di  antaranya  ada  yang  berbentuk  perseroan 
terbatas,  badan  usaha  milik  negara  atau  daerah,  persekutuan  terbatas,  perhimpunan,  atau 
bahkan  lembaga  non  komersial  seperti  yayasan  dan  organisasi  nirlaba  lainnya.  Terkait 
dengan  hal  ini  dapat  dilakukan  pemetaan  antara  jenis  solusi  atau  produk/jasa  yang 
dibutuhkan pelanggan dengan  tipe  perusahaan yang  mengelolanya.  Dengan demikian dapat 
ditentukan  berbagai  hak,  kewajiban,  kebijakan,  prosedur,  bisnis  proses,  dan aktivitas  detail 
lainnya  –  sebagai  salah  satu  pedoman  dalam  membangun  portofolio  aplikasi  teknologi 
dimaksud.
Kedua,  biasanya  tidak  semua  jenis  produk/jasa  investasi  berada  dalam  sebuah  peraturan 
perundang‐undangan yang sama, ataupun berada dalam lingkungan governance yang serupa. 
HALAMAN 4 DARI 12




(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Contohnya  adalah  antara  perbankan  dan  asuransi,  keduanya  berada  dalam  teritori  hukum 
yang  ada.  Demikian  juga  dengan  investasi  berbentuk  rumah  atau  tanah  dengan  barang 
berharga seperti logam mulia. Oleh karena itulah maka akan terdapat “rules” atau aturan yang 
berbeda  antara  satu dan  lainnya  dalam  sebuah lingkungan  aplikasi  yang  terpadu.  Berbagai 
model  kemitraan  yang  terbentuk  melalui  beragam  mekanisme  seperti  hubungan  holding 
dengan anak perusahaan, public private partnership, merger dan akuisisi, kepemilikan saham 
secara  silang,  penawaran  dan  penjualan  cross‐products,  dan  lainnya  akan  sangat 
mempengaruhi jejaring teknologi yang perlu dibangun.
 
Ketiga, tidak semua industri vertikal yang ada dalam wilayah wealth management – misalnya 
perbankan,  asuransi,  pasar  modal,  bisnis pembiayaan –  berada dalam  kondisi “kematangan” 

yang  sama.  Di  Indonesia  misalnya,  terlihat  bahwa  industri  perbankan  terlihat  jauh  lebih 
matang  dan  “mature”  dibandingkan  dengan  yang  lainnya.  Teknologi  pendukungnya  pun 
serupa,  dimana  teknologi  perbankan  telah  jauh lebih advance  dan  kompleks  penerapannya 
dibandingkan  dengan  industri  keuangan  non  perbankan  lainnya.  Ketidaksamaan  tingkat 
kematangan  ini  harus  menjadi  pertimbangan  pengembang  teknologi  dalam  menentukan 
model yang paling tepat untuk diterapkan pada wealth management.
Pada  akhirnya,  dengan  mengetahui  hal‐hal  tersebut  di  atas,  proses  perencanaan, 
perancangan,  pembangunan,  penerapan,  dan  pengawasan  sistem  serta  teknologi  informasi 
bagi keperluan wealth management dapat dikelola secara lebih baik.
Komponen Arsitektur Teknologi dan Aplikasi
Berdasarkan karakteristik dari pelanggan, solusi, dan penyedia produk yang telah dipaparkan 
sebelumnya, maka ditentukanlah komponen arsitektur teknologi dan aplikasi dimaksud.  Tata 
Services  secara  baik  membaginya  menjadi  6  (enam)  buah  kelompok  komponen  utama. 
Keenam  kelompok  ini  disusun  atau  dibangun  dengan  menggunakan  sistem  layer  atau 
tingkatan.  Keberadaan komponen ini  dapat  dilihat  dari  dua  sisi  pada  saat  yang  bersamaan, 
yaitu dari  sisi pelanggan sebagai pembeli produk dan pengelola portofolio (demand) maupun 
dari sisi institusi komersial sebagai penyedia produk/jasa kekayaan (supply).

Pertama adalah Data  Management,  yang  berada pada layer  paling bawah dalam  arsitektur. 
Komponen ini  terkait dengan administrasi dan pende�inisian seluruh hal yang terkait dengan 

data  dasar,  aturan  utama,  de�inisi  entitas,  dan  hal‐hal  terkait  lainnya  yang  dipergunakan 
sebagai obyek oleh seluruh komponen di atasnya.
Termasuk di dalam komponen data management beserta deskripsi ringkasnya adalah sebagai 
berikut:






Data Acquisition – pencatatan seluruh data mengenai obyek atau produk/jasa investasi 
yang relevan;

Work�low  Control  –  pende�inisian  aturan  baku  prosedur  mekanisme  pada  setiap 
proses  wealth management  yang harus  diikuti  dan  menentukan  desain aliran proses 
serta data dalam aplikasi yang ada;
Data Storage and Maintenance – penyimpanan dan pemeliharaan beragam data dalam 
bentuk �ile digital dengan strukturnya masing‐masing;

Vendor  and  Contract  Management  –  pengelolaan  seluruh  kontrak  kepemilikan  aset 

keuangan  dan  kekayaan  yang  dinyatakan  dalam  bentuk  perjanjian  kerja  dan 
kesepakatan dengan institusi penyedia produk/jasa dimaksud;

HALAMAN 5 DARI 12



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Gambar: Komponen Arsitektur Sistem dan Teknologi Wealth Management

 








Benchmark  Data  –  perbandingan  atau  komparasi  data  antara  satu  institusi  dengan 
lainnya sebagai bahan referensi dalam berbagai aktivitas pengambilan keputusan;

Release  and  Distribution  –  pemberitahuan  berbagai  data/informasi  terkini  dan 
termutakhir terkait dengan berbagai aspek pada wealth management;
Rules  Maintenance  –  penentuan  dan  pemeliharaan  aturan  terkait  dengan  berbagai 
formula maupun mekanisme yang dipergunakan dalam aktivitas wealth management;

Validation and Cleansing – pengecekan dan pembetulan termasuk pengkinian data dan 
informasi agar selalu ter‐update sesuai dengan perubahan yang terjadi;
Cost Allocation – pengalokasian biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai 
proses wealth management; dan

Information Delivery – penyebaran informasi  ke seluruh individu dan unit kerja serta 
pemangku kepentingan terkait dengan proses wealth management.

Kedua adalah Fund Accounting and  Record  Keeping,  yang berisi  seluruh pencatatan detail 
mengenai  aktivitas  yang  terjadi  selama  proses  wealth  management  terjadi.  Komponen  ini 
merupakan jantung manajemen dan  governance dari aktivitas  wealth management sehingga 
sangat  penting  keberadaan  dan  kinerjanya.  Termasuk  dalam  komponen  ini  adalah  sebagai 
berikut:
HALAMAN 6 DARI 12



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

















PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Portfolio  Valuation  –  perhitungan  nilai  dari  seluruh  aset  portofolio  kekayaan  yang 
dimiliki pada saat ini maupun di masa mendatang (prediksi);
Portfolio  Accounting  –  pencatatan  seluruh  kegiatan  atau  transaksi  keuangan  terkait 
dengan kekayaan yang dimiliki;
Pricing  Control  –  pengendalian  terhadap  perubahan  nilai  dan/atau  harga  masing‐
masing aset dan instrumen investasi;

Custody  Reconciliation  –  pencatatan  seluruh  jenis  perlindungan  aset  yang  dimiliki 
sebagai kekayaan;

Trade Reconciliation – pencatatan terhadap seluruh perdagangan atau pertukaran aset 
kekayaan organisasi;
Mutual  Fund  Accounting  –  pencatatan  dan  pelaporan  terhadap  seluruh  transaksi 
terkait dengan reksa dana;
Interest Claim – perekaman terhadap seluruh klaim perolehan bunga atau keuntungan 
dari masing‐masing aset kekayaan yang ada;
Tax Reclaim – perhitungan dan pencatatan terhadap pembayaran pajak  aset kekayaan 
sesuai dengan peraturan dan undang‐undang yang berlaku;

Stock  Lending  –  peminjaman  aset  kekayaan  ke  pihak  ketiga  atau  mitra  eksternal 
lainnya berdasarkan perjanjian tertentu;

Corporate  Action  Processing  –  pengolahan  data  yang  berhubungan  dengan  rencana 
aksi  korporat  yang  memiliki  keterkaitan  langsung  dengan  nilai  sejumlah  aset  yang 
dikelolanya;
Derivative  Servicing  and  Collateral  Management  –  pengelolaan  terhadap  aset  yang 
dijaminkan  untuk  suatu  pinjaman  tertentu  beserta  jasa‐jasa  pelayanan  derivatif 
keuangan lainnya;
Third Party Fund Management Record – pencatatan terhadap pengelolaan dana pihak 
ketiga atau mitra eksternal terkait; dan
Transfer  Agency – pengelolaan  kemitraan  dengan sejumlah pihak  ketiga (agen) yang 
memiliki hak untuk turut serta dalam mengelola aset kekayaan.

Ketiga  adalah  Performance  and  Reporting,  yang  merupakan  komponen  dengan �itur‐�itur 
atau  kapabilitas  menghasilkan  laporan  untuk  berbagai  keperluan  seperti  pengambilan 
keputusan,  pengawasan,  simulasi,  peringaksan,  perhitungan,  maupun  evaluasi  –  pada  saat 
tertentu  di  masa  lalu,  saat  ini,  atau  di  masa  mendatang.  Termasuk  dalam  komponen  ini 
sejumlah �itur sebagai berikut:



Performance  Calculation  –  penghitungan  terhadap  kinerja  aset  kekayaan  yang 
dikumpulkan dalam sebuah portofolio pada masa tertentu;

Performance  Attribution  –  pemberian  atribut  terhadap  masing‐masing  kinerja  atau 
performa dari satu atau sekelompok aset kekayaan;

HALAMAN 7 DARI 12



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI







PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Client Reporting –  pelaporan ringkas maupun detail  terhadap status kinerja satu atau 
sekelompok aset kekayaan berdasarkan atribut tertentu;

Direct Feeds to Third Parties – pengelompokkan data untuk disampaikan kepada pihak 
ketiga yang membutuhkan atau yang diberikan hak;
Reporting  Statutory/Regulatory  –  persiapan  pembuatan  pelaporan untuk  kebutuhan 
pemerintah  atau  pihak  regulator  sesuai  dengan  peraturan  mengenai  kepatuhan 
(compliance) yang berlaku; dan
Execution  Evaluation  –  penilaian  terhadap  sejumlah  keputusan  yang  telah  dibuat  di 
masa lalu terkait dengan pengelolaan aset kekayaan.

Keempat  adalah  komponen  Portfolio  Management,  yang  merupakan  jantung  dari  aplikasi 
wealth  management,  karena  di  sinilah  pada  dasarnya  berbagai  kebijakan  dan  keputusan 
penting  terkait  dengan  pengelolaan  kekayaan  dibuat.  Adapun  �itur  serta  kapabilitas  yang 
dimiliki komponen ini adalah:










Strategy  De�inition  –  penentuan  pilihan  strategi  yang  akan  dipergunakan  dalam 
pengelolaan kekayaan;

Research  –  pemantauan  terhadap  berbagai  penelitian  pihak‐pihak  berkompeten 
mengenai performa dari beraneka ragam jenis instrumen investasi kekayaan;

Market  Analysis  –  pengkajian  terhadap  bursa  atau  pasar  investasi  berdasarkan jenis 
atau tipenya masing‐masing dalam suatu kurun waktu tertentu;
Asset Allocation – penempatan atau alokasi setiap aset dalam konteks portofolio yang 
disusun;
Modelling  –  pengembangan model  portofolio  untuk  mencari  titik  maksimalisasi  atau 
optimalisasi dari total kekayaan yang ditargetkan;

Risk Analysis – pengkajian terhadap resiko dari masing‐masing investasi yang terdapat 
dalam portofolio kekayaan;
Portfolio  Analysis  –  pengkajian  terhadap  berbagai  jenis  kemungkinan  atau  skenario 
portofolio yang dapat dipilih oleh pemilik kekayaan;

Optimisation  –  perhitungan  simulasi  berdasarkan  model  yang  telah  dibuat  untuk 
mencari titik optimalisasi kekayaan; dan

Order  Generation  – persiapan pembelian,  pemesanan,  atau pengadaan aset  keuangan 
yang diputuskan untuk dimiliki.

Keenam adalah Trading and Order Management, yaitu merupakan komponen dimana �itur‐
�itur untuk  kebutuhan transaksi  pemesanan  hingga pembelian  dan  penjualan  terhadap  aset 
kekayaan dilakukan, terdiri dari:


Order Management – pengelolaan terhadap seluruh rencana pemesanan aset kekayaan 
investasi yang akan dibeli dan dijual;

HALAMAN 8 DARI 12



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI







PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Order  Placement  –  pemesanan  aset  kekayaan  yang  ingin dibeli/dijual  sesuai  dengan 
mekanisme yang berlaku;

Trade  Capture  –  pengaksesan  terhadap  rekam  jejak  perdagangan  aset  yang  telah 
dilakukan selama ini sebagai referensi;
Trade Allocation – pengalokasian sumber daya �inansial untuk kebutuhan jual beli aset 
kekayaan dimaksud;

Trade Execution –  pelaksanaan proses jual beli  aset kekayaan berdasarkan tipe,  jenis, 
dan karakternya masing‐masing; dan
Book  Level  Pre‐Match  –  pencatatan  sementara  hasil  transaksi  sebelum  dilakukan 
proses kon�irmasi dan klari�ikasi.

Keenam  adalah  Transaction,  Settlement  Control,  and  Exception  Management,  yaitu 
merupakan  komponen  dimana  �itur‐�itur  yang  dibutuhkan  pasca  proses  transaksi 
dilaksanakan tersedia, masing‐masing adalah:









Trade  Communication  –  pelaksanaan  komunikasi  antar  pihak‐pihak  pembeli  dan 
penjual  untuk  membicarakan  mengenai  rencana  pembelian  atau  penjualan  aset 
kekayaan tertentu;
Trade  Match  –  pengecekan  dan  kon�irmasi  terhadap  terjadinya  kesepakatan  antara 
pembeli dan penjual dalam transaksi aset kekayaan; 

Fail  Management  –  pengelolaan  dan  evaluasi  terhadap  kegagalan  dalam  proses 
transaksi  jual beli  aset  kekayaan yang  disebabkan karena berbagai  hal  yang mungkin 
dan normal terjadi;
Custodian Management – pengelolaan terhadap pihak atau mitra yang ditunjuk untuk 
menampung sementara hasil jual beli portofolio aset kekayaan;

Trade  Af�irmation –  pengakuan  atau  kon�irmasi  bahwa  telah  terjadi  proses  jual  beli 
yang berhasil sesuai dengan perjanjian atau kontrak yang disepakati; dan
Execution Evaluation – pengawasan dan evaluasi terhadap seluruh eksekusi transaksi 
yang selama ini pernah dilakukan untuk kebutuhan pembelajaran di kemudian hari.

Prinsip Arsitektur Bisnis dan Teknologi Terintegrasi
Secara  prinsip  untuk  mengembangkan  model  arsitektur  yang  sesuai  dengan  kebutuhan 
pemangku  kepentingan wealth  management,  paling  tidak  ada  6  (enam)  prinsip yang  harus 
dipegang teguh, yaitu:
1. Teknologi yang dibangun harus memiliki hubungan komunikasi yang bersifat real‐time 
dan  online  ke  seluruh  sumber  daya  penting  dalam  lingkungan  wealth  management, 
seperti  ke  bursa  saham,  institusi  perbankan,  pusat  riset  bisnis,  konsultan/manajer 
investasi,  broker transaksi, dan lain‐lain – tidak  saja untuk kebutuhan berkomunikasi 
dan berkolaborasi,  namun juga terkait dengan kebutuhan pelaksanaan transaksi  yang 
dapat dilakukan sewaktu‐waktu;

HALAMAN 9 DARI 12



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

2. Aplikasi  yang  dibangun  harus  mencerminkan  sebuah  proses  bisnis  atau  mekanisme 
yang efektif,  e�isien,  dan terkendali  dengan baik,  dan tentu saja sesuai  dengan aturan 
dan  perundang‐undangan  yang  berlaku  –  terutama  dalam  kaitannya  dengan  proses 
transkasi jual beli portofolio aset yang beraneka ragam jenis dan jumlahnya;
3. Fitur‐�itur dan kapabilitas yang tersedia dalam sistem harus lengkap sedemikian rupa 
sehingga  dapat  mengadopsi  beragam  produk  dan  jasa  investasi  yang  ditawarkan  di 
bursa  atau pasar  keuangan  –  tidak  hanya  terbatas  pada apa  yang diperjualbelikan di 
dalam negeri, namun di seluruh pasar regional dan internasional;

4. Model  arsitektur  yang dikembangkan  harus  bersifat terbuka  (open  architecture) dan 
memiliki  standar  interoperabilitas  yang  baik,  sehingga  mempermudah  bagi  para 
pemangku  kepentingan  yang  berasal  dari  berbagai  institusi  berbeda  untuk 
menggunakan sistem secara terpadu dan terintegrasi;

Gambar: Prinsip Pengembangan Arsitektur Teknologi yang Kompetitif

5. Perlu  diperhatikan,  walaupun  sistem  dan  teknologi  yang  dibangun  cukup  mahal, 
namun  tingginya  potensi  volume  perdagangan  dan  transaksi  yang  ada  akan 
memberikan sebuah “economy of scale” atau skala ekonomi yang tinggi sehingga dapat 
mengurangi  biaya  operasional  per  transaksi  –  dalam  arti  kata  adalah  bahwa  model 
bisnis  arsitektur  teknologi  yang  dibangun  harus  dapat  mengkonversikan  faktor 
“capital expenditure” (capex) menjadi “operational expenditure” (opex); dan

6. Sedapat mungkin sistem yang dibangun telah dirancang atau didesain sedemikian rupa 
sehingga “by default” telah memenuhi berbagai standar dan prosedur yang ditentukan 
oleh  undang‐undang  dan  peraturan  yang  berlaku  –  sehingga  menjamin 
terselenggaranya aktivitas manajemen dan proses “good governance”  yang dipatuhi.
HALAMAN 10 DARI 12



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Model Arsitektur Generik 
Secara  holistik,  keseluruhan  teknologi  wealth  management  dapat  dilihat  sebagai  sebuah 
perspektif  sistem  yang  sistemik.  Dengan  mengetahui  cara  kerja  atau  mekanisme  sistem 
dimaksud, maka dapat dibangun sebuah model arsitektur generik sebagai berikut:









Gambar: Model Arsitektur Generik Sistem Wealth Management

Manajemen  kekayaan,  yang  merupakan  sebuah  rangkaian  proses  interaktif  yaitu 
perencanaan, pemilihan,  penyusunan, pengadaan portofolio investasi kekayaan hingga 
pengelolaan,  penambahan  nilai,  pengawasan,  dan  penjualannya  dikendalikan  oleh 
sebuah Core Operational System yang terintegrasi;

Sistem ini dihubungkan dengan dua buah kutub eksternal,  masing‐masing ke Partners 
System  yang  merupakan  jejaring  yang  menghubungkan  beragam  penyedia  produk/
jasa investasi kekayaan di bursa/pasar industri keuangan, dan Customers System yang 
merupakan  jejaring  yang  menghubungkan  beragam  calon  pembeli  produk/jasa 
investasi kekayaan yang ada di bursa/saham industri keuangan;

Agar  perusahaan  dapat  melakukan  transaksi  dengan  menggunakan  berbagai  cara/
jalan dan teknologi,  maka Partners System dihubungkan dengan Investment  Channels 
dan  Customers  System  dihubungkan  dengan  Delivery  Channels  yang  terdiri  dari 
beragam mekanisme yang memungkinkan untuk melakukan pembelian dan penjualan 
aset kekayaan –  seperti via kantor pusat,  cabang,  internet,  telepon genggam,  dan lain 
sebagainya;
Sementara  itu  Supporting  System  adalah  kumpulan  dari  sub‐sistem  yang 
dipergunakan untuk mendukung lancar beroperasinya sistem utama (Core Operational 
System),  seperti  entitas  atau  modul  perpajakan,  kearsipan,  sumber  daya  manusia, 
hukum, dan lain‐lain; dan

HALAMAN 11 DARI 12



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI



PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Bagi para pemangku kepentingan utama, terutama mereka para pengambil keputusan, 
tersedia  pula  Management  and  Reporting  System  yang  berisi  modul  pembuatan 
laporan, analisa, simulasi,  serta  pengawasan aktivitas wealth management agar selalu 
terselenggara proses yang mengacu pada praktek “good corporate governance”.
‐‐‐ akhir dokumen ‐‐‐

HALAMAN 12 DARI 12



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013