Jurnal Pesisir dan Pulau Pulau Kecil

Jurna.
PESISIR DAN PUlAU-PUlAU HECll

Indonesian Journal of Coastal Zone  and Small Islands 

ISSN:  2302­5832. EDIS' VOL. 2 

Pemlmpln  Reda.1 la'lttJ
Dietrleeh ­G. 

.rtllla Editors}

Alex S.W.  Retraubun 
­ Sudirman Saad 
Tddoyo ­Kusumastanto 
Natslr Nessa 

IRitraJaya 
セGb、。L⦅

CliiWfo)"d 


",","­"-

;S8kfetarteRedalai  (Editorial Secretary) 
M.'lqbat Djawad  . 

o..atn  Grafls  (Graphic

Designer)

Pasu§, Legowo 

Alamat  Redaka'  (Editorial Address)  
Himpunan AhU  Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI)  
Dit;len  KelautaAtPesisir dan Pulau­pulau Keeil  
K$nenterian Kelautandan Perikanat:'  
GedungMina ・。ャAイゥLョセGlエ@
7  
.  __  JI.Medafi mセャQエョu
No.18 

t・ャーセ@
(021)  3522059, 3619070,  Fax. ­(021)  3522059 
emait:  dietGr@indo.net.id 

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK BUDIDAYA KERAPU
(FAMILI SERRANIDAE) DI PERAlRAN PULAU PONGOK
KABUPATENBANGKASELATAN
SUDIRMAN ADIBRATA
Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian,  Universitas Bangka Belitung 

M. MUKHLIS KAMAL DAN FREDINAN YULIANDA
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,  
Institut Pertanian Bogor  

ABSTRAK
Daya dukung  lingkungan di  perairan  laut  pulau Pongok masih  sesuai  berdasarkan stan d ar kualitas  air menu rut  baku 
mutu KepMenLH No 51  tahun 2004.  Kawasan yang memiliki tingkat kesesuaian yang baik  untuk  budidaya keramba 
jaring apung (KJA) ikan kcrapu (Famili Serranidae) di pcrairan Pulau Pongok adalah 3,474.66 ha. Daya dukung lingkungan 
di  perairan  laut  pulau  Pongok  yang  sesuai  untuk  budidaya ikan  kerapu dengan sislem  KJA  dengan  luas 3,474.66 ha 
adalah sebanyak 1.670 kelompok masyarakat dari KJA, setara dengan 16.700 unit KJA atau dapat mendukung sebanyak 

16.700  kepala  keluarga  atau  selara  dengan  66.800  petak  KJA.  Usaha  budidaya  kerapu  dengan  sistem  KJA  dapat 
direkomendasikan, dan memerlukan stratcgi pcngelolaan untuk tahap implementasi dalam rangka untuk mendapatkan 
pembangunan yang berkelanjutan. 
Kata kunci: budidaya laut, kawasan, ikan kerapu, daya dukung, kcberlanjutan. 

ABSTRACT
The environmental carrying capacity in marine waters ofthe Pongok island based on water quality is  still standard
fOllowed KepmenLlf No. 51 yearof2004. The extent ofthe area suitabilityfor groupers (Family Serranidae) mariellllure with the floating net cage (FNC) system in waters ofthe Pongok 1sland is 3,474.66 ha. The environmental carrying
capacity in marine waters ofthe Pongok island with 3,474.66 ha area suitablefor groupers with FNC system is as many
as ],670 community groups ofFNC, equivalent to 16,700 FNC units or a maximum can support as many as 16,700
head ofthe fami(v or the equivalent of66,800 FNC holes. The business ofgroupers with FNC system can be recommended and require a strategyfor its implementation phase in order to getting !iustainability development.
Key words: mariculture, area. groupers, carrying capacity. sustainabifity

PENDAHULUAN
Pembangunan  di  Provinsi  Kepulauan 
Bangka  Belitung  harus  dilakukan  dengan 
pengelolaan  wilayah  pesisir  secara  terpadu. 
Pengelolaan  pesisir  terpadu  merupakan  suatu· 
proses  yang  dinamis  dan  kontinyu  untuk 
mencapai  pemanfaatan  sumberdaya  dan 


43

pembangunan  secara  berkelanjutan  serta 
perlindungan  sumberdaya  dan  wilayah  pesisir 
(Cicin­Sain  dan  Knecht  1998).  Aspek
keterpaduan  ini  meliputi  keterpaduan  antar 
sektor,  keterpaduan  antar  pemerintah  (lokalnasional),  keterpaduan  wilayah  I spasial, 
keterpaduan  an tara  ilmu  pengetahuan  dan 
manajemen,  dan  keterpaduan  internasional. 

Konsep pengelolaan sumberdaya pulau kecil di 
perairan  Pulau  Pongok  Kabupaten  Bangka 
Selatan  Provinsi  Kepulauan  Bangka  Belitung 
melalui budidaya ikan kerapu sebagai salah satu 
komoditas  ikan  karang  yang  cukup  ekonomis 
dengan  sistem  keramba  jaring  apung  (KJA) 
mengedepankan  aspek  spasial,  ilmu 
pengetahuan  dan  manajemen  sebagai  bah a n 
pertimbangan  daya  dukung  lingkungan  bagi 

pengelola atau manajer pesisir dalam mencapai 
pembangunan  wilayah  pesisir  secara 
berkelanjutan. 
Pemanfaatan kawasan wilayah pesisir yang 
tidak terkontrol  akan  mengakibatkan tumpang 
tindihnya kegiatan pada ruang tertentu dan dapat 
menimbulkan masalah di kemudian hari, terlebih 
lagi provinsi ini kaya akan bijih timah yang dapat 
bersinggungan  dengan  sumberdaya perikanan. 
Pengelolaan sumberdaya perikanan laut, untuk 
mengimbangi  pengelolaan  perikanan  tangkap 
secara  spasial  perlu  adanya  upaya  penentuan 
kesesuaian kawasan untuk budidaya perikanan 
laut sehingga mampu bersinergi dan dapat saling 
mendukung,  berkelanjutan  dan  memberikan 
dampak  positif dalam  pengembangan  dan 
pembangunan daerah. 
Keberadaan  teluk  dan  pulau­pulau  keciI 
yang  berkarang  di  Kecamatan  Lepar  Pongok 
Kabupaten  Bangka  Selatan  sangat  baik  untuk 

kegiatan budidaya sistem KJA karena posisinya 
yang relatifterlindung dari gelombang dan angin 
kencang.  Kendala  yang  dihadapi  yaitu  belum 
tersedianya data dan  infonnasi  yang  memadai 
mengenai  lokasi  yang  sesuai  untuk  komoditas 
budidaya  serta  pengetahuan  mengenai  daya 
dukung dan mana j emen lingkungan dalam usaha 
budidaya ikan kerapu. Kecamatan Lepar Pongok 
Kabupaten Bangka Selatan yang memiliki luas 
261,79 km 2  berpenduduk  12.701  jiwa (BPS dan 
BPPMD  Kabupaten  Bangka  Selatan  2010), 
penduduknya  dominan  bermata  pencaharian 

44

sebagai nelayan sehingga kajian mengenai daya 
dukung  dalam  pengelolaan  sumberdaya 
perikanan  laut  menjadi  penting.  Tujuan  dari 
penelitian  ini  adalah  mengevaluasi kesesuaian 
kawasan  dan  daya  dukung  budidaya  kerapu 

(Famili  Serranidae)  berdasarkan  beberapa  parameter lingkungan.
METODEPENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di perairan Pulau
Pongok Kabupaten Bangka Selatan. Waktu
penelitian selama 6 bulan yaitu pada Bulan
Januari sampai dengan Juni 2011 yang
dipergunakan untuk kegiatan studi pustaka, survey lapangan, analisis data dan penyusunan
laporan. Data parameter lingkungan yang
tersedia yaitu data sekunder pada bulan
Nopember 2008 dan bulan Juni 2009, sedangkan
data primer dilakukan pada bulan April 201  L
Pengumpulan data biofisik (parameter
lingkungan) dilakukan dengan survey lapangan
untuk memperoleh data secara insitu seperti
keterlindungan kawasan, bathimetri, suhu,
salinitas, kecepatan arus, substrat, gelombang,
kecerahan, pH, dan DO. Data tambahan seperti
angin, pasang surut, suhu udara, dan curah hujan
diperoleh dari Bangka Belitung Ocean Science

and Technology (BOST) Center Dinas Kelautan
dan Perikanan (DKP) Propinsi Bangka Belitung.
Sampel kualitas air untuk memperoieh data
ammonia, nitrit, nitrat, ortophosfat, dan timbal
(air dan kerapu) dilakukan analisis di
Laboratorium Proling MSP IPB. Pengumpulan
data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan
data dari instansi terkait seperti DKP dan Bapeda
Kabupaten Bangka Selatan, DKP Propinsi
Bangka Belitung, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, BPS dan BPPPMD Kabupaten
Bangka Selatan, Universitas Bangka Belitung,
dan P30 - LIPI.

I

Tabel  1. Parameter Lingkungan dengan Bobot, Kelas dan Skor 
No 

Parameter 


Sl 

Bobot 

25

Sl


Kelas 

1  Keterlindungan 

Sl 

Sangat 

Skor. 


Kelas 

Skor 

Kelas 

Skor 

5

terlindung 

3

terbuka 

1

terlindung 



Kecepatan  arus  (m/s)

25 

0,2 ­ 0,3 



0,1  ­ 0,3  0,4 

3

0,4 



3

Kedalaman  (m) 

15 

15  ­ 25 



6 ­ 25  40 

3

40 





Substrat 

15 

Pasir 
berkarang 



Pasir 
berlumpur 

3

lumpur 





Kecerahan  (%) 

10 

85  100 



70  520 ­ 650 
pembatas yang berarti terhadap
Cukup  sesuai  (S2) 

260  520 
penggunaannya secara berkelanjutan.  Kelas  S2  yaitu  tingkat 
Tidak sesuai  (S3) 

130 ­