Elegi Seorang Turis Interkulturalitas Pu

ELEGI SEORA G TURIS: I TERKULTURALITAS PUISI PUISI D.
ZAWAWI IMRO DALAM REFREI DI SUDUT DAM
THE TOURIST’S ELEGY: I TERCULTURALITY I THE POETRY BY D.
ZAWAWI IMRO E TITLE REFREI DI SUDUT DAM
Abimardha Kurniawan

$
)*

+

,

Abstrak: 1
4

+
$

3


2

2

3
3

2
2
*

+ 3

+
+

! "" !!#
% % &
'(


'

2

72
3

# - .

-! /

Winternachten
+
2
3
2 3
5
'
Refrein di Sudut Dam )# ,0' *
'6 2

2
7/ 8
3
3 3 '9
3
+
+
3
2
2 3
2
3
' /
3 $2 8
3 '
3 2 3
+
'

# - 0

'
$
$

3
2
2
2 3
:

*
3

2 '
2

Kata Kunci puisi, komunikasi interkultural, adaptasi, turisme.
Abstract: The annual literatur festival named ;
(+
brought the fame Indonesian poet D.

Zawawi Imron making contact with cultural things in the etherlands. He documented his cultural
contact through poems that collected in anthology < :
6
(2003). By those poems we
can see how the intercultural communication had been. As subject of those poems, who represented by
“Aku” within texts, the poet interpreted to make an assessment of the cultural practices which
founded by him on the outside of his cultural locus. His interpretations act had influenced by
Indonesian collective memories about Dutch colonization and also his identity construction as
Moslem, Indonesian and Madura people. He also got any cultural shocks for his cultural contact. The
anticipation to its condition was the strategies of adaptation. But if those strategies were failing, he
had chosen to return to his mother0culture at all. He had many options to return because he just a
tourist who went to visit the foreign country.
Keywords: poetry, intercultural communication, adaptation tourism'

6

PE DAHULUA
+
3


)
Winternachten
1

-

+ 3
2 '

# # 4
40
+
(
5

2

+

4

(

+

2

:
'

Winternachten merupakan festival sastra
tahunan
berskala
internasional
yang
diselenggarakan pada musim dingin dan
bertempat di beberapa kota di
egeri
Belanda.

9


+
5
2

+ # , 2
Sudut Dam )
/
2

'
2 +

3
'

$

2
Refrein di

3
RSD0'

1

Vol. 2, No. 1, edisi Juni 2015: 1—14

4 )# ,
2 +

0
3

$

:

+
7 +


RSD
3

3

5
+
2
6

$

+

$

$2

8' 6 3
$

5

3
3
'
2 + '#
+

3

3
3

$

4

+2

'
RSD

$
6 2
2

2
$

3
3

3 3
4
3

2 2
3
2

:
3 ' 9
)# " ! .!0 2

4
2
9

3
+

(

2

3 '
+

2
+

:

$
2
3

3

3 '

2
3
4

$

'

7In a similar way, cultures
affect how people perceive
the world. Everyone is able
to sense the world in the
same way, but cultures teach
us how to process and
understand the information
obtained from our senses8
)
2
2

2

3
2

+
+

3
0'

3

(
6
3

=

5

2
:

3 '

+

2
2

2 3
RSD'

2
+
+
3 )# --0' = 3
+ 2 +
$
RSD 2
(
3
+
3
3
2
3
+
+
' =
(
RSD' /
2
2

3

3

+

2

3 '

' 6

3
+

(
3

2

+

+

+

3

3

'
2
2

7
3 '

83

2

KAJIA TEORI
2

Melalui keterangan lokasi dan titimangsa,
pembaca
bisa
mengetahui
konteks
penggubahan sebuah teks puisi. Khusus dalam
RSD, pembaca bisa menebak lokasi
penggubahan puisi melalui judul maupun
diksi yang menggunakan toponimi beberapa
tempat di egeri Belanda. Untuk titimangsa,
pembaca bisa berpegang pada rentang tahun
2002—2003, yakni antara kunjungan Zawawi
ke egeri Belanda hingga terbitnya RSD.
Lazimnya dalam suatu penelitian, baik lokasi
maupun titimangsa memang bukan prioritas.
Dua hal itu hanya sarana bantu.

2

2

3

2

3

+

:
' > +

2 2

2

3
:
3

2
3

(
3
3

'
2

Elegi Seorang Turis: … (Abimardha Kurniawan)

6

2

)# -- "-.#0

3

0
3

+
2

+

3

2

+

3
2

3 + :
2

+
2 3 '
"' Pembaca' *

2 2

'
+
8 3

7

+

2 2
+ 2

2

3

:

3

3
:

2

:

$

:

3

: '

3
2

3

'
2+

6
2 +

)# -- "#0
3

+

3
)-@A!0

+
:

:

2

-' Pengarang' 6 2
2 +
+

3

+

3

+
3 ' > +
+

(
'
2
)6

3

'
(
3
2
:

3

3

2

+
' /

+

+
2+

3

2
+
3

+

2

2
2 2

3
:
2 2

3

2
3
+

2
2
3
2

3

2

3

2
+
2

3

' /

3

'

2

3

(

:

$:
2
3 '

+
+ 3
+
3
)3

3
2

:

?
+

'
3

'

3

:

:

,' Latar sosial'

2

3

# -- "@0'

2 2

(
'
+ 2
2 3

+

+
8

3

2
2 2

+

2

3
+$
+
2 2

3

$:

7

3
2

+

+

3

#' Teks karya sastra' 6 2
3
3
3
2
2 2

3
3 '
:
2
2 ( '
3

2

3

2

'
3

/2

3
' 1
2 2

2 2

2

+

2

2
2 2

2

3
:

3
3

3

Vol. 2, No. 1, edisi Juni 2015: 1—14

:

3
+

+
2
' 1
2

2

:

2

*

2

: 4

2

2 +
$
5

'4

+

*
+

-@" $

'

+

,

$

+
> +

2 +
3

2
+

+

'

3

2 2
3

3

2 +
2

+

+

3
2

+

+

+
3 '

2 (

3
)-@A 0 3
2 (
retroactive
(
+
3
2
' 6
+
)
0

< ::
heuristic
2 2
3
3
2 (
(

'

Memori
Identitas

Kolektif:

Penegasan

4
2

3

5

2
'

6

+
: 3
+

3
+

3
:

3
+

+
3 ' *

+

*

'
:

2

( 3
+

3

'6

2

+
(

(
+

:
3

+
# A
3

)6(+
0'
: 3

+
'

4

%

3 ' 6 2
(
+
+
7nenek/kakekmoyang8 3
(
:'
79
6
8
3 5
2 B
+ nenek
moyangkuC )
# , "-D (
2
0
7 (
E 8
7 8 7Moyangmu dulu
lebih tiga abad menempati tanahku,
dan/melakukan segala yang tidak
kumau8 )
# , @#0
7* (
*
8
7Rangkasbitung,Ibukota Penderitaan
Kakekmoyang
Kami8
)
# , ,,0'
+
7kakek/nenekmoyang8
2
:
3

Seperti rata0rata orang segenerasi Zawawi
maupun sebelumnya, tradisi pencatatan
tanggal lahir tidak menjadi hal yang wajib
dilakukan. Kapan persisnya tanggal lahir
Zawawi tidak diketahui pasti, bahwa oleh
Zawawi sendiri. Hal itu terungkap dalam
transkripsi wawancara antara Abdul Wachid
B.S dengan sang penyair yang terlampir
dalam buku Bantalku Ombak Selimutku
Angin: Empat Kumpulan Sajak 1963—1995
(Zawawi Imron, 2000: 141—155). Akan
tetapi, dalam bagian “Biografi Singkat” buku
Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana
Saya Mengarang, Jilid 4 yang disunting
Pamusuk Eneste (2009: 261) disebutkan
bahwa Zawawi lahir pada tanggal 14
September 1946. Dalam buku Madura, Akulah
Darahmu, juga disebutkan bahwa tahun
kelahiran sang penyair adalah 1946 (Zawawi
Imron, 1999: 121). Dengan demikian, tahun
1946 dijadikan landasan pemahaman tentang
kapan sang penyair lahir.

Elegi Seorang Turis: … (Abimardha Kurniawan)

2

+ 2
)

/ '
:
3
2
5
F
2

enek/kakekmoyang 2
:

+

E

+ 3 '
2 :

3
2
3

+

:' G

72

(

2
$2

3
:

+ 3
3

3
+ 8' G
2

:
)2

/
3

72

3
+

2

3

2
+

+0

+
(
+

2

) 0
3

(

4

2

2 3

/

(

2 (

/
'
+

+ 3
3 '

3

$
2

/
3 I

4

'
*

RSD (

/
3
+'
/

(

+ 8
+8 3

$

+

+

3

3

3

:0' 6 /

+

/

2
3

2

"

2

F

2

%

0 3
7
8)
3
3 '
6
2
+

80

3

3
7H

:

3

7

/
72

+

(

2
3
6

:'

2
(
8 )

7

80
/ 3 $
)
2

5

2
+' ; (
)
0+
3
' ; (
3

$

Dalam kasus ini, yang dipilih bukan
pronomina “kita”, melainkan “kami”.
Pronominal “kami” memberi kesan kolektif0
eksklusif daripada “kita” (lihat Alwi dkk.,
2000: 249). Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Alwi dkk., 2007) memberi penjelasan tentang
perbedaan kedua pronomina tersebut. Jika
“kami”: yang berbicara/menulis bersama
orang lain yang tidak termasuk lawan bicara
(Alwi dkk., 2007: 497 s.v. kami), maka “kita”
termasuk juga lawan bicaranya (Alwi dkk.,
2007: 573 s.v. kita). Artinya jelas, pemilihan
pronomina “kami” menegaskan identitas
kolektif si Aku yang bukan bagian dari kolektif
masyarakat yang pernah menjajah tanah
airnya.

Wacana tentang 350 tahun kolonialisasi
Belanda mulai masuk ke dalam kanon sejarah
bangsa Indonesia semenjak diangkat Presiden
Soekarno
dalam
pidato
kenegaraan
memperingati
satu
tahun
proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus
1946 (lihat transkripsi pidato dalam Said,
tanpa tahun: 1421—7). Wacana tersebut
lantas menjadi mitos yang menjadi tulang
punggung untuk menumbuhkan sikap anti0
imperialisme sekaligus anti0Belanda pada
masa revolusi fisik pasca proklamasi 1945.
Mitos itu masih dianut, dimasukkan dalam
kurikulum pengajaran sejarah di sekolah0
sekolah, bahkan hingga saat ini. Sanggahan
kritis pernah dilontarkan Resink (1968),
bahwa durasi kolonialisasi Belanda di
Indonesia tidak dihitung sejak kedatangan
Cornelis de Houtman di abad XVII. Sampai
tahun 1870 masih ada negeri0negeri yang
merdeka dan berdaulat di kepulauan
usantara. Wacana 350 kolonialisasi Belanda
menandai terkesan pars pro toto dengan
menempatkan kolonialisasi Belanda di Jawa
pada abad XIX selain digunakan oleh
pemerintah kolonial Belanda sendiri sebagai
legitimasi historis untuk mempertahankan
kekuasaannya.

5

Vol. 2, No. 1, edisi Juni 2015: 1—14

'
3

2
2

$"

B

$,
C

6

'

2

3

3

6

/

+
Masih di simpang jalan
Aku tegak tapi tak
menghitung lada dan pala
yang dulu diangkut ke mari

mampu

Kemegahan ini
mungkin hanya kekosongan
Saat seorang profesor berteori
yang kudengar hanya kebohongan
)

#

+

+3
'
+ 3 + +
'
:
2
2

/
+ 3

+
2

2

+
7

' 6
7 + 8
8 3

3
7

2
+
+

2
+ '
= 2
3 0

7

+

2

(+

2

8

Cultuurstelsel )6
+ - , $ 3

:

3
3
+

' /
+

$

2

+

(

'6
+

3

3
+

3
2

2

+

2
+

,# 0

+

2

2 +
$
'

2
6(+
% )# A @0
3 8 3
2 +
2
(
3
)
+
$
+
+
3
0
2
3
+'

+
3

2

2+
2
gedwongen coffieteelt
9
+ 3
%
2
' 6
:
?
1
2
;2
)# --0
3 2
2 +
2
cultuurstelsel
3
2 Indische baten
)
G
0
2
2
3
)5
%
5
;
0
2
+
'! /
6

2

Cuulturstelsel pada mulanya bertujuan untuk
menutup masalah finansial yang melilit kas
egeri Belanda di paroh pertama abad XIX.
Kas negara tersedot habis untuk biaya militer
menhadapi
perang
apoleon,
perang
Belanda0Belgia, serta pemberontakan di

6

2
+
B< :
6
+C “Di sini yang kita
anggap perampok dipandang sangat
berjasa8 )
# , ,-0
B6 2 + *
C
tanah jajahan, khususnya pemberontakan
Dipanagara di Jawa (1825—1830). Banyak
hutang serta beban bunganya yang harus
dilunasi pemerintah Kerajaan Belanda saat
itu. Dengan cultuurstelsel semua masalah
finansial itu dapat diatasi dalam waktu relatif
singkat. Pada tahun 1831, neraca anggaran
Belanda telah seimbang, hutang0hutang lama
VOC telah dilunasi, namun cuulturstelsel
masih tetap dijalankan. Sepanjang tahun
1831—1877, Belanda telah menerima
pemasukan sebesar 832 juta gulden. Dengan
pemasukan sebesar itu perekonomian egeri
Belanda menjadi stabil, pembangunan
infrastruktur dalam negeri bisa dijalankan ,
serta beberapa urusan di negeri jajahan bisa
diatasi. Inilah yang dimaksud dengan Indische
baten. Jawa menghasilkan surplus anggaran
walau dengan jalan paska (lihat Ricklefs,
1994:182—8; Kartodirdjo dkk., 1977:1—14)

Elegi Seorang Turis: … (Abimardha Kurniawan)

Orang0orang banyak percaya pada
monumen
Patung pahlawan, katanya. Apa
betul?
Bagiku hanya seorang pengamen
yang sedang menyiapkan airmata
darah
)

#

, @0

Keterkejutan Budaya
/

2

5

(
:

3
7
shock0' >2
-@@- ,-0

2 3 8
)-@!
+

3 2
3
)-0

2

3
)cultural
J :
3
2

2 +
2

2

D )#0

+
+

+

:

+

D ),0
2 3

3
+

2
(
+
+

3
:

(
3
3 )!0

2

+
2 D )"0
$
D ) 0
2 (
2 3 D

'

2

(
3
2 +

/ ' *
3
:
3 '/

/

+
+

3

+
(

'
B

6 /
3

C
2 3
7Ini bukan dunia lain / yang
kesasar tiba di bumi8 )
# , ,0'
6 /
2 3 2 '
3
2
3
2 + 6
/
2
2 +
3
2
+
3
(
'
7Daun0daun

3
3 ' 6 /

2
(
$

2
6 /
2+

2
2

akan segera bersemi / dan menjawab
teka0teki matahari //8
3
3
3
+
/
2
+
:
2 3
3 2
' 6 /
3
3 2
7
$ 8' G
6 / 3
2
3
+
2 +
$
2 3
3
+
'
2
6 /
2
+
7
2
83
B (
E 8
:
7Di mana
sepatu menapak di situ gedung ku
sanjung8 )
# , @#0'
+
6 /
'

$

: 3 '
2 3

3
2
3
B<
+ 9
+C 7Pada meja yang
satu ini ada Belanda, / Indonesia dan
Karibia / Bagaimana aku bisa
menuangkan cinta / pada sebuah gelas
kristal / Tatacara di sini tak pernah
kuhapal // Mereka menuang anggur /
merah hitam warnanya / Aku menuang
air yang jernih / bagai air siwalan
muda //8 )
# , 0' /
3 6
/
(
3
3 '<
toash
2
+ 2
'9
2
6 /
(
'

7

Vol. 2, No. 1, edisi Juni 2015: 1—14

6

/

+ 2
'
( $ 2

/
2

3
frame
3

2
( 3
3
3
A
' 6 /
2
:3
(
3
:
2 '6 2
:
6 /
+
+ 2 +
$
+ + 7anggur
murni / yang belum dicemari warna
dan
aroma8
)
# , 0'
6 2
+ 3 2
2
2
'
2
(
3
:
2 ' 6
2 +
'
2

3 2

+

2
2

' 6 2

(

/

+

$
)

B9
2

*

6

3
2

C0'
2

*

2

2

/

' 6 3

2

2

2 2
(

)
2

2
6

3 '

3

+
3

2

2

' 6 /
2
' G
+
B5
9
<
C' 6 /
+
+
3
3
5
'
7Jangankan untuk
mendapat sorga / Masuk neraka pun
orang harus membayar mahal8
)
# , ,A0
6 /
+
:
2
3
)
0
)
2 3
+ 0'
*
(
BE
9 2 +C
B6
9
/
C'
2
2 3 3
2
3
3 6 /
( 2 2

+

# , ,@0'
(

3

2

'

+

3

+

2 +
'G

6

/

5

'
' 6

6

3
+ 3

+ 3

2

2
+
+ 2
2

3

/
'

B*
B
C0
B*
(
)

3

)
)
)

C0
6

/
B?

C0
C0' 6

7

Anggur atau wine tergolong minuman
berakohol dan berpotensi memabukkan.
Larangan atau cara antisipasi terhadap
potensi tersebut termaktub dalam Quran 5:90,
“Wahai orang0orang yang beriman!
Sesungguhnya arak dan judi dan sembelihan
untuk berhala dan undi0undi nasib, adalah
kotor dan pekerjaan syaithan. Maka
hendaklah kamu jauhi dia, supaya kamu
beroleh kejayaan.” (lihat Hamka, 1984 VII:
38). Hukum tersebut kemudian digunakan
sebagai standar pemaknaan dan penilaian.

8

8

Apa yang menjadi latar puisi ‘ arasi Tulang
Rusuk’, ‘Etalase Tubuh’ dan ‘Sujud di Tepi
Amstel’ nampaknya adalah red0light district
De Wallen di kota Amsterdam. Di situlah
tempat prostitusi menjadi industri dan tubuh
menjadi komoditas. Karena begitu masyur ke
seluruh dunia, para pelancong menjadikan De
Wallen sebagai salah satu destinasi wisata,
namun tidak semuanya punya motivasi untuk
mengadakan transaksi seksual (lihat
Wikipedia, 2015).

Elegi Seorang Turis: … (Abimardha Kurniawan)

2

Mengantarkan senyum Bunda

3
'

2

)

6 /
+

2 3
3
6 2
(
6 /
2
+8

2

3

2

2

+ 3 '
((
7 + 3
( (

+

'

6 /

, !0

2
2

+

+

+
7K makanan kami yang paling cocok
/ untuk segala musim” alasannya
“Selain bergizi / membuat kami tegar
berjalan kaki8 )
B* ( (
6
C
# , AA0' 6 /
+
3
3
5
3
'
+
3
2
$
+
3
+
)
B*
= $
C0'
2
B*
C 6 /
2 +
7tidak )
+0
)2 0pura0pura dalam makan8 )
# , "#0'
2+
+ 3
+
2
'

#

+ 2
3
' * +
G
3

3
+

( $ ( 2
3

C0

2

)
6

B*
/
2

3
:
9
(
2

+
2

ora

mangan
'
6

6

/

2

7
5
<

3
B
*

)
B6
/ C0' 6 /
2+2
+
+
7mangan
ngumpul8

C0'

2
8 3
)
76

6

8
3 '
:
2

3

Kembali ke “Ibu”

:

+

+

3

3
2+

+
2

2
2 8
2
2

2

6
72

3

3

3
/

2

2
3

3

2
3

'
3

7

2

2 $
2 $

2
2

3

2

+
3

'

3

2

2

' 6
2
+ 3

6

/

+8
3
3 2 3

3

+
3

2
*

3
+

:
'
2

'

3
B< :

3

2 +

2

72
:

G

+

3 2 8' 6
3 2 2+

3
'

C
2

3
3

Kasur berteriak tiba0tiba
mengaku ditiduri buaya
Untung, di dinding kamar kulihat
repro lukisan kuda
Dibawanya aku lari ke tanah Sunda
Seruling mendayu

4
+ 3
+
+

5
3
2
+ '
3
2
23
2 3
$2
2 3 2
3 '

9

Vol. 2, No. 1, edisi Juni 2015: 1—14

/
2
2

/

2 +

2
2

+

3

2
2

2

6 / ' 6
2

+
3
3 '

2
:

+
6 /
Winternachten
3
3
$
2
2 3
(
6
/
+
2 3
3 '
+
3
B9
G C'
6 /
3
+
G %
/
2 3 7
8
3 '
2
3
+
2
2 ' 6
/
2
“Minumku air sumur
Darahku campuran lempuyang dan
air kencur
Hatiku
separuh
gelombang
separuhnya sunyi
Sujudku
menafsirkan
hidup
memaknai mati”
#

6

/
2
2

6

(
6 /
2
: '

3

3 ' 4
3
3

+

'

3
3
(
3
;

2

'

2
2

3
3

2

3
) +
4
3

3
3
-@@@0'
+

+
+

3

+
+

3 '*
3

'

3

4

2

+

+
'

*

3

+ 3
: 3 '
6 2
3

4

(

2

'
4

+

3
3

/

' 9 +
4
3
2

2
*
3

3 +
3 +
(
*
'@

+
-@!"

+
2
# @ -@,0'

)
3

2
3

'4

:
2
2 3

+
9

3
2

2
2

3
:

+
3 '
+
2 (

10

2
3

:' 6

+ 3
C

2

(

'

:

B

'

<
2 2

3

2
/

3

,! 0

2
: 4
2
+

3

+

2
2

#

+

, @"0

'9
+

)

G
2

'
6 /

)

2

:
3

2
3
+ 3

E

+' 6 /

$

9

+

Banyuwangi di masa kolonial masuk ke
dalam wilayah karesidenan Besuki. Migrasi
orang0orang Madura ke wilayah tersebut
terkait dengan Cultuurstelsel sekitar tahun
18300an, khususnya dalam budidaya tanaman
tembakau sebagai komoditas ekspor. Petani

Elegi Seorang Turis: … (Abimardha Kurniawan)

2

3 3
:
3
2

2

2
2

' 9

SIMPULA
3

4
3 3
2
3

4
3 + 3
2

+
'

:

2
3

+
2

3

+
2

3 3

+
'

kalau aku merantau lalu datang
musim kemarau
sumur0sumur kering, daunan pun
gugur bersama reranting
hanya mata air airmatamu, ibu, yang
tetap lancar mengalir
LKM
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di
sini
LKM
)

B 2 CD

3

3

3
2
3

2
3

3
2

+

3
+
4
72 8

5

-@@@ ,0

tembakau Madura tergolong berhasil dalam
budidaya
tersebut,
namun
sayang,
sebagaimana informasi Residen Surabaya
saat itu, kondisi geografis Madura kurang
memungkinkan. Oleh karena itu, banyak
orang Madura didatangkan ke wilayah Besuki
yang tanahnya cocok untuk budidaya
tembakau. Para migran dari Pulau Madura
semakin
banyak
jumlahnya
ketika
cuulturstelsel berakhir sekitar tahun 1866 dan
tanah0tanah perkebunan diambil alih oleh
perusahaan0perusahaan swasta dengan sewa
jangka panjang. Para migran Madura tertarik
dengan sistem kerja yang tidak terikat di
perkebunan0perkebunan swasta tersebut.
Seolah0olah mereka memiliki tanah sendiri
dan jam kerja yang tidak terikat. Mungkin
itulah awal migrasi besar0besaran orang0
orang Madura ke karesidenan Besuki yang
awalnya berpenduduk jarang. Sebagian para
migran itu ada yang kembali ke Madura untuk
mengembangkan budidaya tembakau sendiri,
namun banyak juga di antara mereka yang
tetap tinggal hingga saat ini dan tidak pernah
kehilangan identitas mereka sebagai orang
Madura (lihat Jonge, 1989:148—56; Prayugi,
2012)

+ +

'

/
+
4 2
+
3
'
4
+
7
2 3 8
)cultural tourism0 3
6 +
)# A @-@0 tourism that focuses on
cultural attractions and activities as a
primary motivating factor for travel
)
3
:
2 3
2
:
3
3 0' 6 2
3
+
+ 4
3
+
2 3
5
3
2
2
'
/
+
2
+
2
2
I
3 4
2
2 2
2
7 +$
+8
3
2
2
2
RSD' / 3 4
+
:
3
2
6 + )# A @# 0
2
7
:8 )creative tourism0'
$
RSD
3
3
2

3
$

'
RSD

2

4
2

7
+ 5

3

8

3
2

3
2 (

+
3
( 8

(

7

8
2

$
2
3
$

7 2
+
:
3

3
RSD

2
$
3 '
+

11

Vol. 2, No. 1, edisi Juni 2015: 1—14

3

2

:

+ 3
gap 3

3
9

-@

)cf' < ::

-@A D

3 3

2
RSD

"0'
2
$

3
Gap

3

5

2

+

3

2

)2 (
3 0'
5
: 2
3
+ 3
+
3
3 '9

+
2 3
+
+

3

2

3
2 +

2

3

2
' Gap

(

+

2

2

'

3
2

/

/

+

$
3

2
)

+

# #

# ,
2

2 2 I 9

2
+

+ (
2

# -'
3
(

2

DAFTAR PUSTAKA

B
$/
B< :
G
E C'
/ +

B

C

# #C
(

3

/2
2 2

+
3
3

3
3 '

2

3
:
2 + 3

+
+
3 '

*'G' -@A!' The Mirror and
the Lamp: Romantic Theory
and the Critical Tradition'
6
: /
(
>N:
3
'

+
+

3

2
$

2

3

3
3

$
+

2 '- 6

Etimologi istilah elegy mengacu kepada
jenis puisi bermetrum elegiac dengan pola
baris heksameter dan pentameter secara
bergantian.
Pada
perkembangannya,
terminologi elegy mengerucut kepada puisi0
puisi tentang ratapan dan rasa kehilangan
sesuatu yang dicintai. Kecenderungan itu
terdapat tradisi puisi Inggris Kuna masa

12

:'

3

2

10

' /

2

-- 6

+

0'
+

3
gap

$

2

2

+ 6

+

3

'

B

+
2

2
:
4

3
C

/

+

2

:

+ 2

2

+

3
'

+

+

+

2

(
*

3 2 2 3

OOOOOOOOOO' -@@@' Glossary of
Literary
Terms,
Seventh
Edition'
G
P
G
'
/

G
Baku

' # ' Tata Bahasa
Bahasa
Indonesia'
2
2
+

Renaisans akhir abad XVI dan awal abad
XVII. Model metrum elegiac tidak lagi
menjadi syarat (lihat Abrams, 1999:72—3 s.v.
elegy).

Elegi Seorang Turis: … (Abimardha Kurniawan)

2
/

3

'

G
' # A' Kamus Besar
Bahasa
Indonesia
E
'
+
5

=

Communication: Identities in a
Global Community' 9+
>
5
+
6
2 (
'

'

3 / N ' # --' 7
di
4
6

Sudut

Dam

6
Refrein
3
'
9

6

*
2

5
+
Sejarah
Q'

6
+
0'
3

G

G :

+

OOOOOOOOOOOOOO' # @' 7
9
+
*
8
E
)E '0 Proses
Kreatif:
Mengapa
dan
Bagaimana Saya Mengarang
"'
=
'
E' # "' An Introduction
Intercultural

6

1
2

OOOOOOOOOOOOOO' # ,' Refrein di
Sudut
Dam'
J 3
3 '

' # -#' 76
)Cultuurstelsel0
9 +

- , .- A 8
6
6
+

4
' -@@@' Madura,
Akulah Darahmu: Pilihan
Sajak 1966—1996'
9' =
;
'
OOOOOOOOOOOOOO' # ' Bantalku
Ombak
Selimutku
Angin:
Empat
Kumpulan
Sajak
1963—1995'
J 3
=
*
'

5
' -@AA'
asional Indonesia
'

9

' -@ "' Tafsir Al0Azhar, Juz’ 7'
'

1
to

*

8
+
1 6

)

G 2 ' -@ @' Madura dalam
Empat Zaman: Pedagang,
Perkembangan Ekonomi dan
Islam'
=
9 Q
'

<